• Tidak ada hasil yang ditemukan

2840 profil dppka yg benar 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "2840 profil dppka yg benar 2015"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

i

Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Profil Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah

Istimewa Yogyakarta menyajikan ragam informasi tentang informasi potensi-potensi yang

dimiliki, Sumber Daya Manusia DPPKA DIY yang ada. Tujuan yang hendak dicapai

DPPKA DIY adalah meningkatkan kemampuan keuangan daerah untuk membiayai

pembangunan daerah, meningkatkan kontribusi pendapatan asli daerah bagi Pemerintah

Daerah, mengoptimalkan peningkatan kinerja BUMD serta mewujudkan pengelolaan

keuangan yang transparan dan akuntabel.

Profil DPPKA Daerah Istimewa Yogyakarta ini memuat tentang selayang pandang

DPPKA yang meliputi : Sejarah DPPKA dan KPPD, Visi dan Misi, Tugas dan fungsi

DPPKA, Dasar hukum, Struktur dan Bagan Organisasi DPPKA, dan Arah Pengelolaan

Keuangan Daerah.

Dalam rangka mewujudkan

good governance,

maka diharuskan kepada pemerintah

secara konsisten dan optimal dalam melaksanakan dan mewujudkan visi dan misi serta

kinerja DPPKA DIY. Dengan kondisi ini diharapkan pelaksanaan pemerintah lebih berhasil

guna, dan berdaya guna bersih dan bertanggungjawab, sejalan dengan tujuan yang hendak

dicapai dan sebagai bentuk upaya transparansi keuangan terhadap informasi publik.

Sejalan dengan hal tersebut maka, diharapkan penyusunan Profil DPPKA DIY dapat

memberikan penjelasan dan informasi tentang DPPKA Daerah Istimewa Yogyakarta untuk

mewujudkan pengelolaan keuangan dan asset terbaik se Indonesia.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Yogyakarta, September 2015

Penyusun,

(2)

ii

Sambutan

Kepala Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

pada penerbitan buku Profil DPPKA DIY

Assalamualaikum Wr. Wb.

Sejalan dengan pemerintahan yang transparan dan akuntabel, maka Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY berkewajiban memberikan gambaran secara umum tentang tugas fungsi dan uraian kegiatan, serta kebijakan kedepan dalam pengelolaan keuangan daerah DIY. Berkaitan dengan hal tersebut mengacu kepada Perda 6 tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Teknis Daerah di Lingkungan DIY serta Peraturan Gubernur Nomor 42 tahun 2008 tentang rincian tugas dan fungsi Dinas dan unit pelaksana teknis pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset maka DPPKA DIY menerbitkan buku Profil DPPKA DIY.

Buku Profil ini memuat tentang selayang pandang pengelolaan keuangan dan aset

yang ada di DIY. Diharapkan melalui penerbitan buku ini upaya dalam rangka mewujudkan

good governance, pemerintah secara konsisten dan optimal melaksanakan tugas pokok,

fungsi dan kinerja serta upaya pelaksanaan pemerintah lebih berhasil guna, dan berdaya guna

bersih dan bertanggung jawab, sejalan dengan tujuan yang hendak dicapai dan sebagai

bentuk upaya transparansi keuangan terhadap publik dapat tercapai.

Peningkatan kualitas pelayanan merupakan salah satu yang sangat krusial dalam

manajemen pelayanan, baik dalam lingkup manajemen sektor publik maupun sektor privat,

hal ini terjadi karena di satu sisi tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan dari tahun

ke tahun menjadi semakin besar. Untuk itu praktik penyelenggaraan pelayanan perlu

ditingkatkan agar ada perbaikan yang berarti, sehingga perlu adanya standar pelayanan mutu

yang baku sebagai pedoman pelayanan baik dalam sektor publik maupun sektor swasta.

(3)

iii

1.2.Visi dan Misi DPPKA DIY 1.2.1. Visi ………... 3

1.2.2. Misi ... 3

1.3. Budaya Kerja Pemerintahan DIY Satriya ... 4

1.4. Tugas dan Fungsi ... 5

1.41. Tugas ... 5

1.4.2. Fungsi ... 5

1.5. Maksud, Tujuan, Sasaran, Indikator Kerja dan Program ... 6

1.5.1. Maksud ... 6

1.5.2.Tujuan ... 6

1.5.3. Sasaran ... 6

1.5.4. Indikator Kinerja……….. 6

1.5.5. Program Kerja………... 6

1.11.Struktur dan Bagan Organisasi ... 11

1.12. Rincian Tugas DPPKA dan KPPD DIY ...13

BAB II STRATEGI DAN KEBIJAKAN DPPKA 2.1. Strategi …... 41

2.3. Kebijakan DPPKA DIY ..……… 48

2.4. Sasaran Peningkatan Pendapatan .………..…. 48

BAB III KEUANGAN DAERAH

3.1. Pengertian Keuangan

Daerah………..…………

49

3.2. Anggaran Pendapatan Belanj

a Daerah (APBD)……….

50

3.2.1.

Pengertian APBD ………

...

……….. 50

3.2.2.

Struktur APBD ………

...

………. 50

3.3. Efisiensi Keuangan Daerah ... 53

(4)

iv

BAB IV PELAYANAN KESAMSATAN

4. Layanan Kesamsatan DIY

4.1. KPPD DIY ………. 57

4.2. Pelayanan Samsat Pembantu ………. 57

4.3. Pelayanan Samsat Keliling ……….……….. 57

4.4. Pelayanan Samsat Outlet ……….……….. 57

4.5. Pelayanan Samsat Sekaten ……….……… 58

4.6. Pelayanan Samsat Payment Point ……….. 59 4.7. Pelayanan Samsat Drive True………. 59

4.8. Penghargaan Kesamsatan ………..…… 59 4.9. Potensi ……….……….. 60

4.10. Persyaratan Urusan Kendaraan Bermotor (KM) di DIY ………. 61

4.11. Flowchart pelayanan kesamsatan DIY ……….. 63

4.12. Layanan Sistem Manajemen Mutu ISO ………Vii

(5)

v

Daftar Tabel :

1.

Tabel 1

: RINGKASAN APBD TAHUN 2014;

2.

Tabel 2

: NERACA TAHUN 2014 DAN TAHUN 2013;

3.

Tabel 3

: LAPORAN REALISASI APBD TAHUN 2014 (VERSI PERMENDAGRI);

4.

Tabel 4

: LAPORAN REALISASI APBD TAHUN 2014 DAN 2013 (VERSI SAP);

5.

Tabel 5

: LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR TAHUN 2014

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 SEJARAH

1.1.1 Sejarah DPPKA

Sejarah terbentuknya Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset DIY adalah diawali dengan adanya Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 2 Tahun 2004

tanggal 5 Februari 2004 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Teknis Daerah di Lingkungan DIY yang mendasari terbentuknya Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD)

Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pada tahun 2008 dengan dikeluarkannya Perda Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor : 6 tahun 2008 tanggal 15 Agustus 2008 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Teknis Daerah

di Lingkungan DIY dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 42 Tahun

2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas dan Unit Pelaksana Teknis pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Dan Aset, maka Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) Daerah Istimewa Yogyakarta berubah menjadi Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta.

Adapun kronologis sampai terbentuknya DPPKA dimulai dari Dinas Keuangan pada

tahun 1974 s/d 1975 dipimpin oleh Bapak KRT. Tjitro Kusumo, selanjutnya menjadi Direktorat Keuangan pada tahun 1975 s/d 1976 dipimpin oleh Bapak Drs. H. Heri Susanto. Kemudian

berubah nama menjadi Biro Keuangan masih dipimpin oleh Bapak Drs. H. Heri Susanto sampai tahun 1984, sedangkan pada tahun 1985 s/d 1995 dipimpin oleh Bapak Drs. H. Sumaryono

kemudian dilanjutkan kepemimpinannya oleh Bapak Drs. Suyud dari tahun 1995 s/d 1997. Selanjutnya Biro Keuangan dipimpin oleh Bapak Drs. Mulyanto dari tahun 1997 s/d 2001 dan

berubah menjadi Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) dari tahun 2004 s/d 14 Februari 2008 dibawah pimpinan Bapak Drs. Mulyanto, pada saat itu BPKD merupakan penggabungan dari Biro Keuangan, Dispenda dan Bidang Aset Bapekoinda Provinsi DIY. Bapak Drs. Bambang

Wisnu Handoyo mulai dari tanggal 14 Februari 2008 memimpin BPKD sampai sekarang, yang namanya berubah menjadi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) DIY

sejak 15 Februari tahun 2009.

Dalam rangka mewujudkan good governance, maka diharuskan kepada pemerintah

secara konsisten dan optimal melaksanakan tugas pokok, fungsi dan kinerja, dengan kondisi ini diharapkan pelaksanaan pemerintah lebih berhasil guna, dan berdaya guna bersih dan

(7)

2

DPPKA DIY dipimpin oleh Kepala Dinas dan dibantu oleh Sekretaris Dinas. Sekretaris Dinas membawahi Subag Umum, Subag Program, Subag Data & TI. Dalam menjalankan

tugasnya Kepala DPPKA dibantu oleh 6 bidang yang meliputi : Bidang Anggaran Pendapatan, Bidang Anggaran Belanja, Bidang Pengelolaan Kas Daerah, Bidang Administrasi Keuangan

Daerah, Bidang Akuntansi, Bidang Pengelolaan Barang Daerah dan dibantu oleh UPTD yaitu KPPD 4 Kabupaten dan 1 Kota.

Bidang Anggaran Pendapatan membawahi 3 Seksi antara lain Seksi Pajak Daerah, Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain, Seksi Perimbangan Keuangan Daerah. Bidang Anggaran

Belanja membawahi 4 Seksi antara lain Seksi Pemerintahan, Seksi Kesejahteraan Rakyat, Seksi Fisik, Sarpras, dan Seksi Perekonomian. Bidang Pengelolaan Kas Daerah membawahi 4 Seksi

antara lain : Seksi Pemerintahan, Seksi Kesejahteraan Rakyat, dan Seksi Fisik, Sarpras, dan Seksi Perekonomian Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah membawahi 3 Seksi yang antara lain : Seksi Bina APBD dan Perhitungan Kab/Kota, Seksi Bina Pengelolaan Keuangan, dan Seksi

Administrasi Dana Non APBD. Bidang Akuntansi yang membawahi 4 Seksi yang antara lain :

Seksi Pemerintahan, Seksi Kesejahteraan Rakyat, Seksi Fisik, Sarpras, dan Seksi Perekonomian Bidang Pengelolaan Barang Daerah membawahi 3 Seksi yang antara lain Seksi Administrasi Barang Daerah, Seksi Pendayagunaan Barang Daerah, serta seksi Monitoring dan Evaluasi.

Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) menyebar di 4 Kabupaten dan 1 Kota pembentukannya di pimpin oleh Kepala KPPD yang

masing-masing membawahi 1). Kasubag dan 2). Kasi antara lain : Kasubag. Tata Usaha, Kasi Pendaftaran dan Penetapan, Kasi Pembukuan dan Penagihan.

1.1.2 Sejarah UPTD (KPPD DIY)

Pada masa penjajahan Belanda, Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dipungut oleh pemerintah Hindia Belanda di Jakarta. Setelah

kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta. Saat penjajahan Belanda hingga awal kemerdekaan Republik Indonesia jumlah kendaraan masih sangat sedikit sehingga belum merupakan sumber pendapatan yang potensial.

Pada perkembangannya dalam rangka perimbangan keuangan pusat dan daerah, beberapa jenis pajak termasuk pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor

diserahkan kepada daerah sebagai sumber pendapatan daerah tingkat I/Provinsi, melalui ketentuan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1968 jo. Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia nomor 5 Tahun 1969.

Pada saat itu masyarakat wajib pajak apabila akan membayar pajak kendaran bermotor

diharuskan mendatangi instansi Kontor Kepolisian, Kantor Pajak ke Kantor PT. Jasa Raharja yang letaknya tidak terdapat dalam satu lokasi. Kondisi demikian mengakibatkan pengurusan

(8)

3

Atas dasar kondisi lokasi tersebut munculah gagasan untuk melakukan kerjasama guna meningkatkan kemudahan pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama

kendaraan bermotor dengan menyatukan pelayanan dalam satu atap.

Oleh karena itu pada tahun 1976 dibentuk kantor Samsat di seluruh Indonesia dengan

diterbitkannya pada Surat Keputusan Bersama Menhankam/Pangab, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Keuangan Pol. Kep/13/XII/1976, nomor Kep.11963/MK/IV/112/1976 dan nomor 311

tahun 1976 tentang Peningkatan Pelayanan kepada masyarakat serta Peningkatan Pendapatan Daerah khususnya mengenai Pajak-pajak Kendaraan Bermotor. Pengurusan pajak kendaraan

bermotor melalui Kantor Samsat ini tidak perlu mendatangi tiga tempat baik Kepolisian. Kantor Pajak dan Kantor Asuransi Jasa Raharja, karena pelayanan sudah dilakukan dalam satu kantor

bersama yakni Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap (SAMSAT).

Pada awal tahun 1978 di Daerah Istimewa Yogyakarta didirikan satu Kantor Samsat darurat berlokasi di Gondolayu Yogyakarta. Kemudian pada tahun 1982 kantor samsat dipindahkan di

gedung samsat yang baru representatif di jalan Tentara Pelajar nomor 15 Yogyakarta.

Namun karena perkembangan jumlah kendaraan bermotor yang semakin hari semakin meningkat maka dianggap perlu membentuk kantor Samsat di daerah Kabupaten/kota. Pada tahun 1984 berdirilah Samsat Kota, Sleman dan Bantul dan pada tahun 1985 didirikan Samsat

Kulonprogo dan Gunungkidul kemudian kantor samsat berubah nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) yang menyebar di seluruh kabupaten/kota di DIY.

1.2 Visi dan Misi DPPKA DIY

1.2.1.Visi

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta

memiliki visi :

TERWUJUDNYA PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET TERBAIK SE INDONESIA

1.2.2. Misi

Misi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta adalah :

1. Mengoptimalkan peningkatan pengelolaan pendapatan daerah; 2. Mengoptimalkan pengelolaan aset daerah;

3. Meningkatkan dan memperbaiki kinerja BUMD;

(9)

4

1.3 Budaya Kerja Pemerintahan DIY ” Satriya “

Budaya kerja aparatur adalah nilai dan cerminan dari kebiasaan kerja yang dibakukan,

sebagai standar perilaku kerja aparatur dalam rangka memberi arah pencapaian visi dan misi organisasi. Idealnya budaya pemerintah ini menjiwai atau sejalan dengan pelaksanaan sistem

manajemen pemerintahan mulai dari perumusan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengawasan.Budaya Jawa sudah dikenal sebagai budaya adiluhung.

Budaya Jawa bagi Pemerintah Daerah DIY diejawantahkan ke dalam budaya organisasi yang dikenal dengan nama Budaya Pemerintahan Satriya antara lain :

1. Budaya Pemerintahan yang telah ditetapkan dengan Peraturan Gubernur No. 72 tahun 2008 tentang Budaya Pemerintahan di DIY adalah bentuk komitmen Pemerintah Daerah DIY dalam

mencapai keberhasilan transformasi birokrasi, yang berbasiskan pada misi-misi kearifan lokal DIY yaitu filosofi Hamemayu Hayuning Bawana dan ajaran moral sawiji, greget, sengguh ora mingkuh serta dengan semangat golong gilig.

2. Kekhasan bidang pemerintahan Satriya ini perlu dimiliki oleh setiap PNS di lingkungan Pemda

DIY dan Pemda Kabupaten/Kota se-DIY, dalam artian tidak sekedar mengetahui, tetapi juga meresapi, memahami, dan menginternalisasikan nilai-nilai luhur Budaya Pemerintahan Satriya ke dalam diri masing-masing.

3. Budaya SATRIYA lanjutnya, merupakan nilai budaya yang mengandung filosofi Hamemayu Hayuning Bawana, bermakna sebagai kewajiban melindungi dan memelihara serta membina

keselamatan dunia lebih untuk mementingkan berkarya bagi masyarakat dari pada memenuhi ambisi pribadi.

4. Tercermin dalam prilaku PNS antara lain : Ramah, kami senantiasa selalu bersikap ramah dalam menjalankan tugas; Transparan/Terbuka, kami seluruh PNS senantiasa bersikap

transparan/terbuka dalam melayani kepada masyarakat; Displin, kami seluruh pegawai DPPKA DIY bersikap disiplin dalam mengemban tugas melayani SKPD, masyarakat/Wajib Pajak;

Tanggungjawab, kami senantiasa akan bertanggungjawab dalam menjalankan tugas; Kumunikatif, kami senantiasa akan selalu berkomunikasi dalam setiap tindakan; Sabar, kami senantiasa akan bersikap sabar dalam menjalankan tugas; Iklas/Tanpa pamrih, kami senantiasa

akan bersikap iklas/tanpa pamrih dalam menjalankan tugas; Budaya malu, kami sentiasa akan merasa malu apabila kami melakukan hal-hal yang kurang terpuji.

5. Nilai-nilai

Kami bangga dipercaya menjadi pegawai DPPKA DIY yang bertanggungjawab memberikan

pelayanan kepada SKPD dan masyarakat, oleh karena itu kami :

- Sumber daya Manusia (SDM), seluruh potensi sumber daya manusia bersama-sama mewujudkan

visi dan misi DPPKA DIY;

(10)

5

- Saling menghormati dan menghargai, kami senantiasa memperlakukan orang lain dengan hormat dan menghargai pendapat orang lain;

- Ketulusan hati dan keterbukaan, kami senantiasa mendengar, merespon dengan cepat dan mengharapkan keterlibatan masyarakat;

- Kerja tim, kami senantiasa bekerjasama untuk mendapatkan hasil yang terbaik dan amanah; - Inisiatif, kreatif dan Inovasi, kami selalu berupaya memberikan pelayanan yang terbaik dengan

meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan.

1.4 Tugas dan Fungsi

1.4.1 Tugas

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk berdasarkan Perda Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2008 tanggal 12 Desember 2008 tentang Pembentukan dan Organisasi Dinas Teknis Daerah di

Lingkungan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset sebelumnya adalah gabungan dari Bagian Perlengkapan Biro Umum dan Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta

Nomor 42 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas dan Fungsi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dan Unit Pelaksana Teknis Dinas pada Dinas Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset (DPPKA) Daerah Istimewa Yogyakarta, Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai tugas : melaksanakan pengelolaan anggaran pendapatan,

anggaran belanja, kas daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah serta menyiapkan bahan perumusan kebijakan, akuntansi dan pengelolaan barang daerah.

1.4.2 Fungsi

Dalam rangka melaksanakan tugas sebagaimana tersebut diatas, DPPKA mempunyai fungsi :

1. Penyusunan program dibidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran belanja,

kas daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah, akuntansi dan pengelolaan barang daerah;

2. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran belanja, kas daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah, akuntansi dan

pengelolaan barang daerah;

3. Penyelenggaraan pengelolaan pendapatan daerah;

4. Penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 5. Pengelolaan kas daerah;

(11)

6

7. Penyelenggaran akuntansi dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD; 8. Penyelenggaraan pengelolaan barang daerah;

9. Pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;

10. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan program dinas.

11. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai dengan fungsi dan tugasnya;

1.5.Maksud, Tujuan, Sasaran

1.5.1 Maksud

Dengan disusunnya Profil DPPKA DIY untuk memberi gambaran selayang pandang, apa yang

ingin dicapai selama lima tahun kedepan memuat visi, misi, tujuan serta strategi dan kebijakan dan sasaran bagi pelaksanaan program dan kegiatan DPPKA pada tahun 2012-2017, yang harus dilaksanakan secara terpadu, sinergis, harmonis dan berkesinambungan.

1.5.2 Tujuan DPPKA antara lain:

1.

Meningkatkan kemampuan keuangan daerah untuk membiayai pembangunan

daerah;

2.

Meningkatkan kontribusi pendapatan asli daerah bagi Pemerintah Daerah;

3.

Mengoptimalkan peningkatan kinerja BUMD;

4.

Mewujudkan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.

1.5.3 Sasaran yang hendak dicapai antara lain:

1. Meningkatnya pendapatan daerah dari pajak retribusi dan lain-lain pendapatan;

2. Meningkatnya kualitas pengelolaan aset daerah; 3. Meningkatnya kinerja BUMD;

4. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah.

1.5.4 Indikator Kinerja:

1. Prosentase kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah; 2. Prosentase asset daerah yang dapat dimanfaatkan;

3. Prosentase deviden BUMD terhadap jumlah total penyertaan modal BUMD; 4. Opini Pemeriksaan BPK (wtp=1, WDP=2, Disclaimer=3).

1.5.5 Program Kerja:

1. Pelayanan administrasi perkantoran; 2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur;

(12)

7

4. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan kinerja dan keuangan; 5. Peningkatan dan pengelolaan keuangan daerah;

6. Pembinaan dan fasilitasi pengelolaan keuangan Kabupaten/ Kota;

7. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan

kepala daerah;

8. Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi;

9. Penataan Peraturan Perundang-undangan; 10. Pengembangan investasi dan aset daerah;

11. Pengembangan dan pembinaan Badan Usaha Milik Daerah dan Lembaga Keuangan Mikro;

12. Peningkatan Kapasitas Keuangan Pemerintah Daerah.

1.6. Dasar Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah

1. Undang-undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Daerah; 2. Undang-undang No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Daerah; 3. Undang-undang No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan

dan tanggung jawab Keuangan Negara;

4. Undang-undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;

5. Undang-undang No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi; 6. Undang-Undang RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan

Daerah Istimewa Yogyakarta;

7. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Permendagri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan SAP Berbasis Akrual pada Pemda;

14. Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 11 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 4 Tahun

2007tang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

(13)

8

17. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 44 Tahun 2009 tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah;

18. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 72 Tahun 2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014;

19. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 78 Tahun 2014 tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2014;

20. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 30 Tahun 2015 tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta;

1.7. Sumber Daya Manusia DPPKA

Keadaan Pegawai

DPPKA Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai pegawai sebanyak 252 orang per 31 Desember 2014, dengan rincian sebagaimana tabel dibawah.

Jumlah pegawai PNS = 252 orang berdasarkan Jenis Kelamin :

• Laki-laki : 163 orang

• Perempuan : 89 orang

Jumlah pegawai berdasarkan Jenjang Pendidikan

• Sarjana Strata 2 : 17 orang

1.8 Keadaan Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana berupa gedung perkantoran, peralatan dan perlengkapan sebagai pendukung tugas dan fungsi DPPKA Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan kondisi riil DPPKA

akhir Desember 2014, adalah sebagai berikut :

Tabel 1.10.1 Sarana dan Prasarana

No Sarana/Prasarana Jumlah

Kondisi Riil Kebutuhan Ideal

1 2 3 4

1 Bangunan / Gedung 10 10

2 Kendaraan roda 6 4 6

3 Kendaraan roda 4 27 27

4 Kendaraan roda 2 34 34

5 Komputer yang dapat digunakan 249 249

(14)

9

Sumber : Bidang Pengelolaan Barang Daerah DDPKA Tahun 2014.

Secara umum sarana dan prasarana sebagai pendukung ketugasan DPPKA telah memenuhi kebutuhan sesuai beban kerja baik secara administrasi maupun operasional pelaynan kepada wajib pajak.

1.9 ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

1.9.1 Peluang

1.

Pertumbuhan ekonomi menyebabkan bertambahnya kendaraan baru;

2.

Rencana kenaikan harga BBM;

3.

Tarif pungutan dalam Pengelolaan retribusi daerah dapat disesuaikan dengan

kemampuan masyarakat di daerah;

4.

Koordinasi, klarifikasi dan inventarisasi terhadap penggunaan barang milik

daerah;

5.

Badan Usaha Milik Daerah dapat dikembangkan dan ditingkatkan;

6.

Kualitas dan kapabilitas SDM pengelola keuangan dan aset masih bisa

dikembangkan.

1.9.2 Tantangan

1.

Potensi pendapatan dari pajak PKB setiap tahun naik sehingga akan mengalami

titik jenuh mengakibatkan stagnan dan terus menurun, sehingga sumber PAD dari

pajak akan menurun;

2.

Adanya pembatasan / kepemilikan KBM selain untuk menekan penggunaan

BBM karena luasan dan panjang lintasan jalan yang terbatas serta potensi polusi;

3.

Penentuan harga satuan yang sangat cepat berubah sedangkan proses

perundangan membutuhkan waktu, sehingga antara target dan realisasi terdapat

gap yang tinggi;

4.

Regulasi tentang pengelolaan keuangan daerah sering berubah.

1.9.3 PENENTUAN ISU – ISU STRATEGIS

1. Potensi pendapatan dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan daerah yang syah untuk meningkatkan PAD;

2. Peningkatan Kapasitas pengelolaan keuangan daerah; 3. Perbaikan dan peningkatan kinerja BUMD;

4. Peningkatan pemanfaatan dan penatausahaan asset; 5. Peningkatan kompetensi SDM;

(15)

10

1.10. Alur Pikir

Alur Pikir Renstra

RPJMD DIY Tahun 2012-2017

Visi : “Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Berbudaya, Maju, Mandiri dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”

Misi : 1. Membangun peradaban berbasis nilai-nilai kemanusiaan;

2. Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan semangat kerakyatan, inovatifdan kreatif;

3. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik;

4. Memantapkan prasarana dan sarana daerah.

RPJPD DIY

VISI : “ Daerah Istimewa Yogyakarta pada Tahun 2025 sebagai Pusat Pendidikan, Budaya dan Daerah Tujuan Wisata Terkemuka di Asia Tenggara dalam lingkungan Masyarakat yang Maju, Mandiri dan Sejahtera”

MISI : Untuk mewujudkan visi tersebut, maka ditempuh melalui empat misi pembangunan daerah sebagai berikut :

1. Mewujudkan pendidikan berkualitas, berdaya saing, dan akuntabel yang didukung oleh sumber daya pendidikan yang handal;

2. Mewujudkan budaya adiluhung yang didukung dengan konsep, pengetahuan budaya, pelestarian dan pengembangan hasil budaya, serta nilai-nilai budaya secara berkesinambungan;

3. Mewujudkan kepariwisataan yang kreatif dan inovatif;

4. Mewujudkan sosiokultural dan sosioekonomi yang inovatif, berbasis pada kearifan budaya lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan rakyat.

1. Perkembangan perekonomian global; 2. Perkembangan Teknologi Informasi; 3. Peraturan tentang Pengelolaan

Keuangan sering berubah ; KEUANGAN DAN ASET TERBAIK SE INDONESIA

MISI :

1. Mengoptimalkan peningkatan pengelolaan pendapatan daerah;

2. Mengoptimalkam pengelolaan aset daerah; 3. Meningkatkan dan memperbaiki kinerja

BUMD;

4. Mengembangkan kapasitas pengelolaan Keuangan Daerah.

1. Potensi pendapatan pajak, retribusi, lain2 PAD yang sah;

2. Optimalisasi aset; 3. Kinerja BUMD;

4. Kapasitas pengelolaan keuangan dan aset; 5. Pelayanan publik.

FAKTOR INTERNAL

(16)

11

1.11. Struktur dan Bagan Organisasi

1.11.1. Struktur Organisasi

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKA) Daerah

Istimewa Yogyakarta dipimpin oleh Kepala Dinas dan dibantu oleh Sekretaris Dinas.

Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Dinas dibantu oleh 6 bidang yang meliputi,

Bidang Anggaran Pendapatan, Bidang Anggaran Belanja, Bidang Pengelolaan Kas

Daerah, Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah, Bidang Akuntansi, dan Bidang

Pengelolaan Barang Daerah dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) yang

tersebar di 4 kabupaten dan 1 Kota.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai fungsi :

1) penyusunan program di bidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran belanja, kas daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah, akuntansi dan pengelolaan barang daerah;

2) kebijakan teknis di bidang pengelolaan anggaran pendapatan, anggaran belanja, kas daerah, pembinaan administrasi keuangan daerah, akuntansi dan pengelolaan barang daerah;

3) penyelenggaraan pengelolaan pendapatan daerah;

4) penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

5) pelaksanaan pengelolaan keuangan;

6) pelaksanaan pembinaan administrasi keuangan Kabupaten/Kota, Badan Layanan Umum Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah;

7) pengelolaan kas daerah dan akuntansi;

8) penyiapan bahan kebijakan di bidang penatausahaan barang daerah dan pelaksanaan penatausahaan barang daerah serta pendayagunaan barang daerah;

9) penyiapan bahan koordinasi perumusan kebijakan di bidang penata usahaan barang daerah dan pendayagunaan barang daerah;

10)pelaksanaan inventarisasi pembukuan dan pelaporan barang daerah; 11)pelaksanaan penilaian dan optimalisasi barang daerah;

12)pelaksanaan monitoring dan evaluasi pendayagunaan barang daerah; 13)pelaksanaan tuntutan perbendaharaan dan tuntutan ganti rugi (TPTGR);

14)pelaksanaan pemantauan dan pengevaluasiaan pelaksanaan kebijakan di bidang penatausahaan dan pendayagunaan barang daerah;

15)pemberdayaan sumberdya dan mitra kerja bidang keuangan dan bidang pengelolaan barang daerah;

16)pelaksanaan kegiatan ketatausahaan;

(17)
(18)

13

1.12. RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DPPKA DIY berdasarkan Pergub 42 tahun 2008

sebagai berikut : Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

terdiri dari:

1. Sekretariat;

2. Bidang Anggaran Pendapatan; 3. Bidang Anggaran Belanja;

4. Bidang Pengelolaan Kas Daerah;

5. Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah;

6. Bidang Akuntansi;

7. Bidang Pengelolaan Barang Daerah;

8. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD), terdiri dari:

a. Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kota Yogyakarta (A); b. Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Bantul (B);

c. Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Kulon Progo (C);

d. Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Gunungkidul (D); e. Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Sleman (E). 9. Kelompok Jabatan Fungsional.

1. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas menyelenggarakan ketatausahaan, penyusunan program, pengelolaan data dan informasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan kinerja Dinas. Sekretariat

mempunyai fungsi :

a. penyusunan program Sekretariat;

b. penyusunan program Dinas;

c. penyelenggaraan kearsipan, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan, serta

efisiensi dan tatalaksana Dinas; d. penyelenggaraan kepegawaian Dinas; e. pengelolaan keuangan dan barang Dinas;

f. pengelolaan data dan pengembangan sistem informasi;

g. penyelenggaraan monitoring dan evaluasi serta penyusunan laporan;

h. fasilitasi pengembangan kerjasama teknis;

i. evaluasi dan penyusunan laporan program Sekretariat;

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsinya. Sekretariat terdiri dari:

a. Subbagian Umum; b. Subbagian Program;

(19)

14

1.a. Subbagian Umum;

Subbagian Umum mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, kerumahtanggaan,

pengelolaan barang, kepegawaian, kehumasan, kepustakaan, efisiensi dan tatalaksana Dinas. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subbagian Umum mempunyai fungsi :

a. penyusunan program Subbagian Umum; b. pengelolaan kearsipan;

c. penyelenggaraan kerumahtanggaan Dinas; d. pengelolaan barang Dinas;

e. pengelolaan data kepegawaian Dinas; f. penyiapan bahan mutasi pegawai Dinas;

g. penyiapan kesejahteraan pegawai Dinas; h. penyiapan bahan pembinaan pegawai Dinas; i. penyelenggaraan kehumasan Dinas;

j. pengelolaan kepustakaan Dinas;

k. penyiapan bahan efisiensi dan tatalaksana Dinas;

l. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Umum.

1.b. Subbagian Program;

Subbagian Program mempunyai tugas melaksanakan penyusunan program dan laporan

kinerja, serta pengelolaan keuangan. Untuk melaksanakan tugas Subbagian Program mempunyai fungsi:

a. penyusunan program Subbagian Program;

b. penyusunan program pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset;

c. penyiapan rencana anggaran; d. penyelenggaraan perbendaharaan;

e. penyelenggaraan akuntansi keuangan; f. penyelenggaraan verifikasi anggaran; g. penyusunan pertanggungjawaban anggaran;

h. pengendalian, monitoring dan evaluasi program;

i. penyusunan laporan program pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset;

j. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian.

1.c. Subbagian Data dan Teknologi Informasi;

Subbagian Data dan Teknologi Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan data,

(20)

15

a. penyusunan program Subbagian Data dan Teknologi Informasi;

b. pengelolaan data dan pelayanan informasi pengelolaan keuangan daerah;

c. pengembangan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah; d. pemeliharaan sistem informasi pengelolaan keuangan daerah;

e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Subbagian Data dan Teknologi Informasi.

2. Bidang Anggaran Pendapatan

Bidang Anggaran Pendapatan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaaan pendapatan

daerah yang bersumber dari pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain serta dana perimbangan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Anggaran Pendapatan mempunyai

fungsi:

a. penyusunan program Bidang Anggaran Pendapatan;

b. perumusan perencanaan dan pengembangan untuk meningkatkan pendapatan dan penerimaan;

c. perumusan kebijakan teknis pemungutan pajak, ritribusi, pendapatan lain-lain, dan penerimaan

dana perimbangan;

d. penelitian dan pengkajian intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah;

e. koordinasi penyelenggaraan pemungutan, penagihan, pemasukan dan pengumpulan

pajak, retribusi dan pendapatan lain-lain serta penerimaan dana perimbangan;

f. pelaksanaan monitoring, pengendalian, pengawasan dan evaluasi tata cara pemungutan,

pemasukan, pengumpulan, pembukuan dan penyusunan laporan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain;

g. koordinasi pengelolaan pelaksanaan dana perimbangan, penyelesaian sengketa pajak; h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Anggaran Pendapatan;

i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Anggaran Pendapatan terdiri dari :

a. Seksi Pajak Daerah;

b. Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain; c. Seksi Perimbangan Keuangan Daerah.

2.a. Seksi Pajak Daerah;

Seksi Pajak Daerah mempunyai tugas menyiapkan bahan perumusan kebijaksanaan penetapan dan fasilitasi sengketa pajak daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud,

Seksi Pajak Daerah mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Pajak Daerah;

b. perencanaan penerimaan pajak daerah yang bersumber dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-

(21)

16

c. pengumpulan data tentang sumber penerimaan Pajak Daerah dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB), Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

(PBB-KB) dan Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan (PABT-AP) dalam rangka perumusan kebijaksanaan;

d. penyusunan pedoman teknis meliputi penetapan, penagihan, pemasukan, pengumpulan serta pelaporan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Biaya Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB),

Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBB-KB), Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan (PABTAP);

e. fasilitasi penyelesaian sengketa dan keberatan pajak daerah;

f. penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pengelolaan pajak daerah serta pelaksanaan pembukuan

dan pelaporan;

g. pengkajian terhadap obyek pungutan dan analisis kemungkinan adanya pengembangan obyek baru yang dapat dijadikan sumber pendapatan daerah;

h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pajak Daerah.

2.b. Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain;

Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-Lain mempunyai tugas melaksanakan pemungutan,

administrasi pendapatan yang bersumber dari retribusi dan pendapatan lain-lain termasuk lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah. Untuk melaksanakan

tugas, Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain;

b. perencanaan penerimaan retribusi daerah dan pendapatan lain-lain termasuk lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah;

c. pengumpulan dan pengolahan data tentang sumber-sumber potensi pendapatan daerah dari

pemungutan retribusi dan pendapatan lain-lain termasuk lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

dan lain-lain pendapatan daerah ang sah;

d. penyediaan tanda pembayaran retribusi dan pendapatan lain-lain;

e. pemungutan, penagihan, pemasukan, pengumpulan retribusi dan pendapatan lain-lain termasuk

lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah termasuk sumbangan Bencana berdasarkan ketentuan yang berlaku;

f. penyiapan koordinasi, monitoring dan evaluasi pengelolaan retribusi dan pendapatan lain-lain termasuk lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dan lain-lain pendapatan daerah yang sah serta

melaksanakan pembukuan dan pelaporan;

g. pengkajian terhadap obyek pungutan dan analisis kemungkinan adanya pengembangan obyek

baru yang dapat dijadikan sumber pendapatan daerah;

(22)

17

2.c. Seksi Retribusi dan Pendapatan Lain-lain;

Seksi Perimbangan Keuangan Daerah mempunyai tugas menyiapkan bahan penetapan dana

perimbangan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Perimbangan Keuangan Daerah mempunyai fungsi :

a. penyusunan program Seksi Perimbangan Keuangan Daerah; b. penyusunan rencana penerimaan dana perimbangan;

c. penyiapan bahan pelaksanaan penerimaan dana perimbangan;

d. penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pengelolaan dana perimbangan serta melaksanakan

pembukuan dan pelaporan;

e. pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi dana perimbangan;

f. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan pengelolaan dana perimbangan;

g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Seksi Perimbangan Keuangan Daerah.

3. Bidang Anggaran Belanja

Bidang Anggaran Belanja mempunyai tugas menyusun APBD dan atau perubahan APBD, Anggaran Kas Pemerintah Daerah, Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) dan Surat Penyediaan Dana (SPD). untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Anggaran Belanja

mempunyai fungsi :

a. penyusunan program Bidang Anggaran Belanja;

b. penyusunan rancangan APBD dan perubahan APBD;

c. perumusan kebijakan perencanaan APBD dan penyediaan dana;

d. koordinasi pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)/ Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) dan penyusunan Anggaran Kas Pemerintah Daerah;

e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Anggaran Belanja; f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Anggaran Belanja terdiri dari : a. Seksi Pemerintahan;

b. Seksi Kesejahteraan Rakyat; c. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana;

d. Seksi Perekonomian.

3.a. Seksi Pemerintahan;

Seksi Pemerintahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan APBD

(23)

18

a. penyusunan program Seksi Pemerintahan;

b. penyusunan rencana APBD dan atau perubahan APBD di bidang pemerintahan;

c. penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPASKPD) dan atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPASKPD) di bidang pemerintahan;

d. penyiapan bahan rencana anggaran kas di bidang pemerintahan;

e. penyusunan Surat Penyediaan Dana (SPD) untuk SKPD di bidang pemerintahan;

f. penyiapan bahan penghantaran dan nota keuangan APBD di bidang pemerintahan; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pemerintahan.

3.b. Seksi Kesejahteraan Rakyat;

Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan APBD dan atau perubahan APBD di bidang kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi :

a. penyusunan program Seksi Kesejahteraan Rakyat;

b. penyusunan rencana APBD dan atau perubahan APBD di bidang kesejahteraan rakyat;

c. penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPASKPD) dan atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPASKPD) di bidang kesejahteraan rakyat;

d. penyiapan bahan rencana anggaran kas di bidang kesejahteraan rakyat;

e. penyusunan Surat Penyediaan Dana (SPD) untuk SKPD di bidang kesejahteraan rakyat;

f. penyiapan bahan penghantaran dan nota keuangan APBD di bidang kesejahteraan rakyat; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Kesejahteraan Rakyat.

3.c. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana;

Seksi Fisik dan Sarana Prasarana mempunyai tugas penyiapan bahan penyusunan APBD dan atau perubahan APBD di bidang fisik dan prasarana. Untuk pelaksanaan Tugas sebagaimana

dimaksud, Seksi Fisik dan Sarana Prasarana mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Fisik dan Sarana Prasarana;

b. penyusunan rencana APBD dan atau perubahan APBD di bidang fisik dan sarana prasarana;

c. penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPASKPD) dan atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA-SKPD) di bidang fisik dan sarana prasarana;

d. penyiapan bahan rencana anggaran kas di bidang fisik dan sarana prasarana;

e. penyusunan Surat Penyediaan Dana (SPD) untuk SKPD di bidang fisik dan sarana prasarana;

f. penyiapan bahan penghantaran dan nota keuangan APBD dan atau perubahan APBD di bidang fisik dan sarana prasarana;

(24)

19

3.d. Seksi Perekonomian;

Seksi Perekonomian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyusunan APBD

dan atau perubahan APBD di bidang perekonomian. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Perekonomian mempunyai fungsi :

a. penyusunan program Seksi Perekonomian;

b. penyusunan rencana APBD dan atau perubahan APBD di bidang perekonomian;

c. penyiapan bahan pengesahan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPASKPD)

dan atau Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA-SKPD) di bidang perekonomian;

d. penyiapan bahan rencana anggaran kas di bidang perekonomian;

e. penyusunan Surat Penyediaan Dana (SPD) untuk SKPD di bidang perekonomian;

f. penyiapan bahan penghantaran dan nota keuangan APBD di bidang perekonomian; g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Perekonomian. .

4. Bidang Pengelolaan Kas Daerah

Bidang Pengelolaan Kas Daerah mempunyai tugas menghimpun data gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah beserta tunjangannya, melakukan pencatatan pendapatan dan pengeluaran APBD, mengendalikan pelaksanaan keuangan APBD, dan menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D). Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Pengelolaan Kas Daerah mempunyai fungsi :

a. penyusunan program Bidang Pengelolaan Kas Daerah; b. perumusan kebijakan pengelolaan kas daerah;

c. penyusunan kebutuhan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS); d. koordinasi pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK);

e. koordinasi pelaksanaan pendapatan dan pengeluaran atas beban kas daerah;

f. penatausahaan keuangan daerah dan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);

g. pengendalian pelaksanaan APBD;

h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Pengelolaan Kas Daerah; i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pengelolaan Kas Daerah terdiri dari :

a. Seksi Pemerintahan;

b. Seksi Kesejahteraan Rakyat;

(25)

20

4.a. Seksi Pemerintahan;

Seksi Pemerintahan mempunyai tugas melakukan pencatatan pendapatan, penatausahaan dan

pengendalian pengeluaran atas beban Rekening Kas Daerah serta pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK) di bidang pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi

Pemerintahan mempunyai fungsi :

a. penyusunan program Seksi Pemerintahan;

b. pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban rekening Kas Daerah oleh Bank yang ditunjuk di bidang pemerintahan;

c. penghimpunan data gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah beserta tunjangannya pada SKPD, Potongan Pihak Ketiga (PFK) yang terdiri dari Iuran wajib Pegawai (IWP), tabungan perumahan

dan iuran pemerintah daerah di bidang pemerintahan;

d. pengujian atas tagihan pihak ketiga dan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atas beban rekening Kas Daerah di bidang

pemerintahan;

e. penyiapan bahan penolakan Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) di bidang pemerintahan;

f. pengendalian pelaksanaan realisasi keuangan APBD di bidang pemerintahan;

g. penyusunan laporan realisasi pendapatan dan pengeluaran APBD secara berkala di bidang pemerintahan;

h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pemerintahan.

4.b. Seksi Kesejahteraan Rakyat;

Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas melakukan pencatatan pendapatan,

penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban Rekening Kas Daerah serta pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK) di bidang kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud, Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Kesejahteraan Rakyat;

b. pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban rekening Kas

Daerah oleh Bank yang ditunjuk di bidang kesejahteraan rakyat;

c. penghimpunan data gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah beserta tunjangannya pada SKPD,

Potongan Pihak Ketiga (PFK) yang terdiri dari Iuran wajib Pegawai (IWP), tabungan perumahan dan iuran pemerintah daerah di bidang kesejahteraan rakyat;

d. pengujian atas tagihan pihak ketiga dan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atas beban rekening Kas Daerah di bidang

kesejahteraan rakyat;

e. penyiapan bahan penolakan Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Perintah Pencairan Dana

(26)

21

f. pengendalian pelaksanaan realisasi keuangan APBD di bidang kesejahteraan rakyat; g. penyusunan laporan realisasi pendapatan dan pengeluaran APBD secara berkala di bidang

kesejahteraan rakyat;

h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Kesejahteraan Rakyat.

4.c. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana;

Seksi Fisik dan Sarana Prasarana mempunyai tugas melakukan pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban Rekening Kas Daerah serta pelaksanaan

Potongan Fihak Ketiga (PFK) di bidang fisik dan sarana prasarana. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Sarana dan Prasarana mempunyai fungsi:

a. penyusunan program Seksi Fisik dan Sarana Prasarana;

b. pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban rekening Kas Daerah oleh Bank yang ditunjuk di bidang fisik dan sarana prasarana;

c. penghimpunan data gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah beserta tunjangannya pada SKPD,

Potongan Pihak Ketiga (PFK) yang terdiri dari Iuran wajib Pegawai (IWP), tabungan perumahan dan iuran pemerintah daerah di bidang fisik dan sarana prasarana;

d. pengujian atas tagihan pihak ketiga dan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan oleh

Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atas beban rekening Kas Daerah di bidang fisik dan sarana prasarana;

e. penyiapan bahan penolakan Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) di bidang fisik dan sarana prasarana;

f. pengendalian pelaksanaan realisasi keuangan APBD di bidang fisik dan sarana prasarana; g. penyusunan laporan realisasi pendapatan dan pengeluaran APBD secara berkala di bidang fisik

dan sarana prasarana;

h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Fisik dan Sarana Prasarana.

4.d. Seksi Perekonomian;

Seksi Perekonomian mempunyai tugas melakukan pencatatan pendapatan, penatausahaan

dan pengendalian pengeluaran atas beban Rekening Kas Daerah serta pelaksanaan Potongan Fihak Ketiga (PFK) di bidang perekonomian. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi

Perekonomian mempunyai fungsi :

a. penyusunan program Seksi Perekonomian;

b. pencatatan pendapatan, penatausahaan dan pengendalian pengeluaran atas beban rekening Kas Daerah oleh Bank yang ditunjuk di bidang perekonomian;

c. penghimpunan data gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) Daerah beserta tunjangannya pada SKPD, Potongan Pihak Ketiga (PFK) yang terdiri dari Iuran wajib Pegawai (IWP), tabungan perumahan

(27)

22

d. pengujian atas tagihan pihak ketiga dan Surat Perintah Membayar (SPM) yang diajukan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran atas beban rekening Kas Daerah di bidang

perekonomian;

e. penyiapan bahan penolakan Surat Perintah Membayar (SPM), Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D) di bidang perekonomian;

f. pengendalian pelaksanaan realisasi keuangan APBD di bidang perekonomian;

g. penyusunan laporan realisasi pendapatan dan pengeluaran APBD secara berkala di bidang perekonomian;

h. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Perekonomian.

5. Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah

Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah mempunyai tugas melaksanakan evaluasi rancangan APBD dan atau perubahan APBD Kabupaten/Kota, pembinaan pengelolaan keuangan

daerah dan penyusunan laporan keuangan dana non APBD. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud, Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah mempunyai fungsi : a. penyusunan program Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah; b. pelaksanaan evaluasi rancangan APBD dan atau perubahan APBD dan

pertanggungjawaban APBD Kabupaten/Kota;

c. pengkoordinasian pembinaan pengelolaan keuangan di Kabupaten/Kota;

d. pembinaan pengelolaan keuangan daerah, Badan Layanan Umum (BLU), dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);

e. perumusan kebijakan pengelolaan keuangan daerah; f. penyusunan laporan realisasi keuangan dana non-APBD;

g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah;

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Bina Administrasi Keuangan Daerah terdiri dari:

a. Seksi Bina APBD dan Perhitungan Kabupaten/Kota; b. Seksi Bina Pengelolaan Keuangan;

c. Seksi Bina Administrasi Dana Non APBD.

5.a. Seksi Bina APBD dan Perhitungan Kabupaten/Kota;

Seksi Bina APBD dan Perhitungan Kabupaten/Kota mempunyai tugas melaksanakan

evaluasi rancangan APBD dan atau perubahan APBD Kabupaten/Kota. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Bina APBD dan Perhitungan Kabupaten/Kota mempunyai fungsi:

(28)

23

b. pelaksanaan evaluasi APBD dan atau perubahan APBD, dan rancangan pertanggungjawaban APBD kebupaten/Kota;

c. pelaksanaan evaluasi rancangan penjabaran APBD, penjabaran pertanggungjawaban APBD kabupaten/Kota;

d. pembinaan pengelolaan keuangan daerah Kabupaten/Kota;

e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Bina APBD

dan Perhitungan Kabupaten/Kota.

5.b. Seksi Bina Pengelolaan Keuangan

Seksi Bina Pengelolaan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan pengelolaan

keuangan daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Bina Pengelolaan Keuangan mempunyai fungsi:

a. penyusunan program Seksi Bina Pengelolaan Keuangan;

b. penyusunan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan daerah;

c. Penyiapan bahan penetapan Koordinator Pengelola Keuangan Daerah,

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) dan Pejabat Pengguna Anggaran/Pengguna Barang; d. penyiapan bahan penetapan bendahara dan bendahara pembantu ;

e. penyiapan bahan penetapan pejabat yang diberi kewenangan untuk melakukan pemungutan penerimaan daerah, pengelolaan utang dan piutang daerah, pengelolaan barang milik daerah dan

pejabat yang bertugas melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan membayar; f. pembinaan pengelolaan keuangan daerah, BLU, dan BUMD;

g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Bina Pengelolaan Keuangan.

5.c. Seksi Bina Administrasi Dana Non APBD

Seksi Bina Administrasi Dana Non APBD mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

laporan keuangan dana non APBD. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Bina Administrasi Dana Non APBD mempunyai fungsi:

a. penyusunan program Seksi Bina Administrasi Dana Non APBD;

b. penyusunan laporan realisasi keuangan semesteran, catatan atas laporan keuangan semesteran dan neraca semesteran dana non APBD;

c. penyusunan laporan realisasi keuangan akhir tahun, catatan atas laporan keuangan, arus kas dan neraca dana non APBD;

d. pengadministrasian dan penyusunan realisasi keuangan dana penanggulangan bencana;

(29)

24

6. Bidang Akuntansi

Bidang Akuntansi mempunyai tugas menyusun laporan keuangan daerah dan

pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang Akuntansi mempunyai fungsi :

a. penyusunan program Bidang Akuntansi;

b. koordinasi penyusunan laporan realisasi semesteran dan prognosis;

c. koordinasi penyusunan laporan realisasi APBD, neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan;

d. perumusan kebijakan akuntansi;

e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Bidang Akuntasi;

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Bidang Akuntansi terdiri dari:

a. Seksi Pemerintahan;

b. Seksi Kesejahteraan Rakyat;

c. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana; d. Seksi Perekonomian

6.a. Seksi Pemerintahan;

Seksi Pemerintahan mempunyai tugas menyusun Laporan Keuangan Daerah dan

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD bidang pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi:

a. penyusunan program Seksi Pemerintahan;

b. pencatatan dan penyusunan laporan realisasi semester pertama dan prognosis 6 (enam ) bulan

berikutnya di bidang pemerintahan;

c. pencatatan dan penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang terdiri dari

Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan di

bidang pemerintahan;

d. penyusunan bahan penghantaran, dan Nota Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD di bidang

pemerintahan;

e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pemerintahan.

6.b. Seksi Kesejahteraan Rakyat;

Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas menyusun Laporan Keuangan Daerah dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD bidang kesejahteraan rakyat. Untuk melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud, Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Kesejahteraan Rakyat;

(30)

25

dan Prognosis 6 (enam ) bulan berikutnya dari SKPD/PPKD di bidang kesejahteraan rakyat; c. pencatatan dan penyusunan Laporan pertanggungjawaban pelaksanaan

APBD akhir tahun dari SKPD/PPKD di bidang kesejahteraan rakyat;

d. penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran,

Neraca, Laporan Arus Kas dan Catatan atas Laporan Keuangan di bidang kesejahteraan rakyat; e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Seksi

Kesejahteraan Rakyat.

6.c. Seksi Fisik dan Sarana Prasarana;

Seksi Fisik dan Sarana Prasarana mempunyai tugas menyusun Laporan Keuangan Daerah dan

Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD bidang fisik dan sarana prasarana. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Fisik dan Sarana Prasarana mempunyai fungsi :

a. penyusunan program Seksi Fisik dan Sarana Prasarana;

b. pencatatan dan penyusunan laporan realisasi semester pertama APBD dan Prognosis 6 (enam )

bulan berikutnya dari SKPD/PPKD di bidang fisik dan sarana pasarana;

c. pencatatan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD akhir tahun dari SKPD/PPKD di bidang fisik dan sarana prasarana;

d. penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah yang terdiri dari laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan di bidang fisik dan sarana prasarana;

e. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan pelaksanaan program Seksi Fisik dan Sarana Prasarana

6.d. Seksi Perekonomian;

Seksi Perekonomian mempunyai tugas menyusun Laporan Keuangan Daerah dan Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD bidang perekonomian. Untuk melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud, Seksi Perekonomian mempunyai fungsi : a. penyusunan program Seksi Perekonomian;

b. pencatatan dan penyusunan laporan realisasi semester pertama APBD dan prognosis 6 (enam )

bulan berikutnya dari SKPD/PPKD di bidang perekonomian;

c. pencatatan dan penyusunan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD akhir tahun dari

SKPD/PPKD di bidang perekonomian;

d. penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah yang terdiri dari laporan realisasi anggaran,

(31)

26

7. Bidang Pengelolaan Barang Daerah

Bidang Pengelolaan Barang Daerah mempunyai tugas merencanakan, menatausahakan,

mengamankan, menilai, memanfaatkan dan mendayagunakan, monitoring dan evaluasi, penghapusan, pemindahtanganan, pembinaaan pengelolaan barang milik daerah serta merumuskan

bahan kebijakan pengelolaan barang milik daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Bidang PengelolaanBarang Daerah mempunyai fungsi:

a. penyusunan program Bidang Pengelolaan Barang Daerah; b. perumusan kebijakan pengelolaan barang milik daerah;

c. pengkoordinasian pengelolaan barang milik daerah;

d. perencanaan kebutuhan dan pengelolaan barang milik daerah;

e. perumusan kebijakan Tuntutan Ganti Rugi (TGR); f. pelaksanaan pembinaan pengelolaan barang milik daerah;

g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan menyusun laporan program Bidang

Pengelolaan Barang Daerah;

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang Pengelolaan Barang Daerah terdiri dari :

a. Seksi Administrasi Barang Daerah; b. Seksi Pendayagunaan Barang Daerah;

c. Seksi Monitoring dan Evaluasi.

7.a. Seksi Administrasi Barang Daerah;

Seksi Administrasi Barang Daerah mempunyai tugas melaksanakan administrasi barang

milik daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, seksi Administrasi Barang Daerah mempunyai fungsi :

a. penyusunan program Seksi Administrasi Barang Daerah;

b. penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD) dan Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (RKPBMD);

c. penyusunan Daftar Kebutuhan Barang Milik Daerah (DKBMD) dan daftar Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (DKPBMD);

d. penyusunan rekapitulasi laporan hasil pengadaan barang/jasa Pemerintah Daerah; e. penyusunan penetapan status penggunaan barang milik daerah;

f. pelaksanaan pendataan dan menyusun laporan barang milik daerah; g. pelaksanaan pensertifikatan tanah;

(32)

27

7.b. Seksi Pendayagunaan Barang Daerah;

Seksi Pendayagunaan Barang Daerah mempunyai tugas memanfaatkan dan mendayagunakan

barang milik daerah. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Pendayagunaan Barang Daerah mempunyai fungsi :

a. penyusunan program Seksi Pendayagunaan Barang Daerah; b. pelaksanaan penilaian barang milik daerah;

c. penyiapan bahan koordinasi pelaksanaan pengadaan barang milik daerah; d. pelaksanaan pemanfaatan dan pendayagunaan barang milik daerah;

e. pelaksanaan pengamanan barang milik daerah;

f. penyusunan evaluasi pelaporan pelaksanaan program Seksi Pendayagunaan

Barang Daerah.

7.c. Seksi Monitoring dan Evaluasi;

Seksi Monitoring dan Evaluasi mempunyai tugas melaksanakan monitoring dan evaluasi,

penatausahaan dan penghapusan, pembinaan pengelolaan barang milik daerah serta melaksanakan Tuntutan Ganti Rugi (TGR). Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Seksi Monitoring dan Evaluasi mempunyai fungsi:

a. penyusunan program Seksi Monitoring dan Evaluasi;

b. pelaksanaan penatausahaan dan penghapusan barang milik daerah;

c. pelaksanaan pembinaan pengelolaan barang milik daerah;

d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pengelolaan barang milik daerah;

e. pelaksanaan pemindahtanganan barang milik daerah;

f. penyiapan bahan dan pelaksanaan Tuntutan Ganti Rugi (TGR);

g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Seksi Monitoring dan Evaluasi.

8. Tugas Pokok Fungsi Struktural KPPD DIY

Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY mempunyai tugas sebagai pelaksana

operasional pemungutan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain di wilayah DIY

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY

mempunyai fungsi:

a. penyusunan program kantor;

b. pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor (BBN-KB) dan Pajak Air Bawah Tanah (P-ABT) – Air Permukaan (AP), retribusi dan pendapatan lain-lain;

(33)

28

e. penyiapan bahan kebijakan penyelesaian sengketa pajak; f. pelaksanaan ketatausahaan;

g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program kantor;

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas danfungsinya.

8.1 Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY di Kota Yogyakarta, terdiri dari :

Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kota Yogyakarta. Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kota Yogyakarta mempunyai tugas sebagai pelaksana operasional

pemungutan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain di wilayah Kota Yogyakarta. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kota

Yogyakarta mempunyai fungsi: a. penyusunan program Kantor;

b. pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan

Bermotor (BBN-KB) dan Pajak Air Bawah Tanah (P-ABT) – Air Permukaan (AP), retribusi dan

pendapatan lain-lain;

c. pelaksanaan pendataan dan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; d. pelaksanaan pelaporan dan penagihan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain;

e. penyiapan bahan kebijakan penyelesaian sengketa pajak; f. pelaksanaan ketatausahaan;

g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Kantor;

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. Subbagian Tata Usaha;

b. Seksi Pendaftaran dan Penetapan;

c. Seksi Pembukuan dan Penagihan; d. Kelompok Jabatan Fungsional.

8.1.a. Subbagian Tata Usaha;

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, keuangan, kepegawaian,

pengelolaan barang, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan, serta penyusunan program dan laporan kinerja. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subbagian Tata Usaha

mempunyai fungsi :

a. penyusunan program Subbagian Tata Usaha;

b. penyusunan program Kantor; c. pengelolaan kearsipan;

d. pengelolaan keuangan;

e. penyelenggaraan kepegawaian;

(34)

29

g. penyelenggaraan kehumasan; h. pengelolaan barang;

i. pengelolaan kepustakaan;

j. pengelolaan data, pelayanan informasi dan pengembangan sistem informasi

k. monitoring, evaluasi dan penyusunan laporan program Kantor;

l. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kegiatan Subbagian Tata Usaha.

8.1.b. Seksi Pendaftaran dan Penetapan;

Seksi Pendaftaran dan Penetapan mempunyai tugas melaksanakan pendataan dan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud

ayat (1), Seksi Pendaftaran dan Penetapan mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Pendaftaran dan Penetapan; b. pelaksanaan pelayanan pendaftaran wajib pajak;

c. pengelolaan berkas arsip pajak daerah;

d. pelaksanaan pendataan subyek dan obyek pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. penyelenggaraan pemeriksaan, verifikasi dan perhitungan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain;

f. penyiapan data pertimbangan keberatan pajak daerah;

g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program Seksi Pendaftaran dan Penetapan.

8.1.c. Seksi Pembukuan dan Penagihan;

Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai tugas melaksanakan pelaporan dan penagihan tunggakan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud, Seksi Pembukuan dan Penagihan mempunyai fungsi: a. penyusunan program Seksi Pelaporan dan Penagihan;

b. pelaksanaan pencatatan penerimaan pembayaran pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; c. pelaksanaan inventarisasi dan verifikasi penerimaan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain- lain;

d. pelaksanaan pembukuan penerimaan pembayaran pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. pelaksanaan pelaporan penyelenggaraan penerimaan dan piutang pajak daerah, retribusi dan

pendapatan lain-lain;

f. pelaksanaan penagihan pada wajib pajak;

(35)

30

8.2 Kantor Pelayanan Pajak Daerah DIY di Kabupaten Bantul

Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Bantul mempunyai tugas

sebagai pelaksana operasional pemungutan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain di wilayah Kabupaten Bantul. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Kantor Pelayanan

Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Bantul mempunyai fungsi : a. penyusunan program kantor;

b. pelaksanaan pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan Pajak Air Bawah Tanah (P-ABT) – Air Permukaan (AP), retribusi dan

pendapatan lain-lain;

c. pelaksanaan pendataan dan penetapan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain;

d. pelaksanaan pelaporan dan penagihan pajak daerah, retribusi dan pendapatan lain-lain; e. penyiapan bahan kebijakan penyelesaian sengketa pajak;

f. pelaksanaan ketatausahaan;

g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan program kantor;

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Kantor Pelayanan Pajak Daerah Provinsi DIY di Kabupaten Bantul, terdiri dari: a. Kepala Kantor;

b. Subbagian Tata Usaha;

c. Seksi pendaftaran dan Penetapan;

d. Seksi Pembukuan dan Penagihan; e. Kelompok Jabatan Fungsional.

8.2.a. Subbagian Tata Usaha;

Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan kearsipan, keuangan, kepegawaian, pengelolaan barang, kerumahtanggaan, kehumasan, kepustakaan, serta penyusunan program dan

laporan kinerja. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subbagian Tata Usaha mempunyai fungsi :

a. penyusunan program Subbagian Tata Usaha;

b. penyusunan program Kantor;

Gambar

Tabel 1.10.1 Sarana dan Prasarana
Gambar 2.1.
Tabel 1
Tabel 2
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pendapat tersebut sesuai dengan ungkapan yang dikemukakan oleh (Winataputra, 2007, hal. 32) yang menyatakan bahwa matematika merupakan pelajaran yang tidak mudah

Kepentingan dan kebutuhan masyarakat akan hidup sejahtera lahir dan bathin, tempat tinggal dan lingkungan yang baik dan sehat yang terbebas dari dampak negative

Jika lengkap dan benar akan diteruskan kepada KASIE Berkas/ Dokumen Permohonan Tanda Daftar 2 Jam Berkas/ Dokumen Permohonan Tanda Daftar yang. telah di verifikasi oleh

When learners move beyond class interaction, learners need to have the opportunities to learn English independently - at their own paces at, for instance,

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yang mengambil fokus kajian pada upacara tradisi satu sura dalam masyarakat desa Traji sebagai media dari

Untuk meningkatkan kinerja dan etos kerja, maka diperlukan kepemimpinan yang baik dan pelatihan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Seoarang pemimpin dituntut agar memiliki

Pola asuh ibu berdasarkan asuhan perawatan dasar anak, mayoritas ibu mengasuh anak sendiri, imunisasi dasar pada anak sebelum usia 1 tahun tidak lengkap

Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil dari pembahasan yaitu grafik kendali Z-MR pada kelompok awal menunjukkan bahwa pada faktor komponen energi ada 2