• Tidak ada hasil yang ditemukan

S BIO 1204815 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S BIO 1204815 Chapter5"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Nurfitri Ramdhani, 2016

PENDIDIKAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SUKU AMMATOA KAJANG SULAWESI-SELATAN MENGENAI KONSERVASI LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

88 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

5.1Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan pada hasil penelitian dan

pembahasan mengenai “Pendidikan pengetahuan lingkungan masyarakat suku

Ammatoa Kajang Sulawesi-Selatan mengenai konservasi lingkungan maka dapat

diperoleh kesimpulan bahwa:

1. Suku Kajang memiliki sistem pemerintahan adatnya sendiri. Mereka dipimpin

oleh seorang Ammatoa sebagai pemimpin yang tertua dan dibantu oleh pemangku

adat yang disebut dengan Galla’. Secara keseluruhan masyarakat Ammatoa

beragama Islam namun dalam kehidupan beragama mereka masih mencampur

baurkan dengan ajaran-ajaran leluhur terdahulu (ilmu hitam). Masyarakat kajang

terkenal dengan kehidupan mereka yang tallasa’ kamase-masea (hidup sederhana)

dan menolak adanya modernitas. Budaya kamase-masea inilah yang kemudian

menjadi pegangan dan pedoman hidup masyarakat Ammatoa hingga sekarang.

Masyarakat Ammatoa Kajang memperoleh makanan dari hasil mereka bercocok

tanam sendiri. Mata pencarian masyarakat Kajang adalah bertani, beternak dan

sebagian nelayan sementara kaum perempuan biasanya menenun kain hitam untuk

dijual di pasar Kajang. Masyarakat Ammatoa sangat menghargai masyarakat lain

diluar komunitas mereka begitupun dengan sesama anggota masyarakat Ammatoa

Kajang. Setiap kegiatan dilakukan secara bersama oleh masyarakat Ammatoa

seperti gotong royong membersihkan lingkungan, bermusyawarah dan bertani.

2. Pengetahuan lingkungan yang diperoleh masyarakat di tingkat sekolah maupun

pengetahuan lingkungan yang diperoleh masyarakat di suku Kajang relatif sama

dilihat dari segi tujuannya secara umum yaitu untuk menjaga dan melestarikan

lingkungan. Perbedaannya, pengetahuan yang diperoleh di sekolah memiliki

bahasan materi yang luas dibandingkan pengetahuan yang diperoleh di Suku

Kajang. Pengetahuan lingkungan di suku Kajang difokuskan pada pemeliharaan

hutan sebagai sumber daya alam.

3. Sumber pengetahuan masyarakat Ammatoa Kajang dominan diperoleh dari

orang tua, Ammato Kajang dan belajar dari alam. Oleh karenanya pendidikan

(2)

89

Nurfitri Ramdhani, 2016

PENDIDIKAN PENGETAHUAN LINGKUNGAN MASYARAKAT SUKU AMMATOA KAJANG SULAWESI-SELATAN MENGENAI KONSERVASI LINGKUNGAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

formal (di sekolah) tetapi juga melalui jalur pendidikan informal (keluarga dan

ajaran Ammatoa). Jalur pendidikan yang ditempuh masyarakat sama-sama

memberikan peran terhadap pembentukan sikap masyarakat untuk menjaga dan

melestarikan lingkungan di suku Kajang.

4. Pengetahuan yang diperoleh masyarakat Ammatoa diwariskan secara turun

temurun oleh orangtua kepada anak-anaknya atau oleh Ammatoa sebagai tetua

adat. Pewarisan pengetahuan dari orang tua kepada anak-anaknya dilakukan

dengan praktik langsung, demonstrasi dan dengan bercerita kepada anak-anak.

5. Perilaku dan upaya masyarakat menjaga lingkungan terlihat dengan tindakan

mereka yang menjaga sumber daya alam agar tidak dikuras sampai habis serta

hutan yang dijaga ketat oleh masyarakat yang kemudian oleh mereka dibagi

menjadi tiga bagian yaitu hutan keramat, hutan lindung dan hutan produksi.

5.2Implikasi

Pengetahuan lingkungan yang diperoleh masyarakat di suku Kajang dari orang

tua dan Ammatoa yang secara langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

(praktek langsung). Metode ini dapat diimplementasikan dalam dunia pendidikan

karena praktek langsung di lapangan akan memberikan pengalaman langsung dan

nilai lebih dalam dunia pendidikan. Mengingat bahwa pengalaman langsung

memang sangat bermanfaat bagi pengajaran di sekolah yang memerlukan

pembuktian langusung di lapangan.

5.3Rekomendasi

Masyarakat Ammatoa Kajang merupakan salah satu masyarakat adat yang

sangat menjunjung tinggi aturan adat yag berlaku didaerahnya. Aturan-aturan adat

yang berlaku di suku Ammatoa Kajang diharapkan dapat terus mampu menjaga

dan melindungi alam sekitar. Karena alam merupakan bagian dari masyarakat

adat suku Kajang. Bagi peneliti dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan

mengambil subjek yang lebih luas dan kajian yang lebih mendalam dengan

mengaitkan pengetahuan masyarakat adat suku Ammatoa Kajang dalam bidang

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 1.2 Data yang berhubungan dengan tekanan darah pada pasien hipertensi di Kelurahan Sambiroto Kecamatan Tembalang Kota Semarang pada Bulan Mei..

consesus.Perumusan yang umumnya di kenal bahwa kekuasaan adalah kemampuan seseoramg atau suatu kelompok manusia untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau kelompok lain sedemikian

In control group, the increase occurs because the participants were given a standard hospital therapy that covers the recovery for general conditions such as blood

Berbeda dengan model awal, penilaian keadilan prosedural pada kelompok perempuan tidak berperan secara signifikan terhadap kepuasan.. Keadilan distributif berperan positif dan

Seni musik (instrument art) adalah bidang seni yang berhubungan dengan alat-alat musik dan irama yang keluar dari alat musik tersebut. Bidang ini membahas cara menggunakan

- Nama Peserta sama dengan nama yang tercantum dalam surat jaminan penawaran - Besar nilai jaminan penawaran tidak kurang dari yang ditentukan dalam dokumen pengadaan - Besar

Akor ada banyak sekali jenisnya, yang paling dikenal adalah akor mayor, minor, dan dominant 7.Akor-akor yang digunakan dalam musik tradisi hampir semuanya

Pemerintah diharapkan lebih memper- hatikan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan perekonomian secara makar untuk menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah, dimana