# Ko r esp o n d e nsi: Balai Pe n elit ian d an Pe ng e m b an gan Bu d id aya Air Tawar. Jl. Se m p u r No . 1 Bo g o r 1 6 1 54 , Ind o n e sia.
Te l. + (0 2 5 1 ) 8 3 1 3 2 0 0 E-m ail: i r i ni r i ana@ gmai l .com
Tersedia online di: ht t p://ej ournal-balit bang.kkp.go.id/index.php/j ra
BIOREPRODUKSI DAN HUBUNGAN PANJANG-BOBOT TERHADAP FEKUNDITAS PADA IKAN LALAWAK (Barbonymus balleroides)
Irin Iriana Kusm ini#, Fera Permata Putri, dan Vitas Atmadi Prakoso
Balai Penelitian dan Pen gemb angan Bud idaya Air Tawar
ABSTRAK
Eksploitasi ikan lalawak (Barbonymus balleroides) yang berlebihan dari alam mengakibatkan langkanya jenis ikan ini di beberapa perairan aslinya. Sebelum ikan ini diperkenalkan sebagai komoditas budidaya, masih diperlukan lebih banyak lagi informasi mengenai aspek bioreproduksi ikan lalawak yang telah dipelihara pada lingkungan budidaya. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengevaluasi produktivitas ikan lalawak yang dipelihara pada lingkungan bud idaya melalui pengamatan biorep roduksi dan h ubungan panjang-bobot terhadap fekunditas. Sampel induk ikan lalawak betina yang diambil sebanyak 15 ekor, kemudian dipilih lima ekor induk betina yang telah matang gonad dengan ciri-ciri seluruh badannya terasa kasar apabila diraba, perut membesar ke arah posterior dan terasa lunak, genital mengembang, serta berwarna kemerahan. Data yang dikoleksi berupa panjang total, bobot badan, bobot gonad, fekunditas, diameter telur, dan inde ks ke matangan gon adnya. Hasil pene litian menu njukkan bah wa kisaran fekund itas ikan lalawak adalah 1.920-2.236 butir/g bobot gonad, dan 83-352 butir/g bobot badan induk dengan rata-rata diameter telur 0,87-1,10 mm. IKG berkisar 3,73%-18,36% dari kisaran bobot induk 85,32-264,8 g. Hubungan antara bobot badan dengan bobot gonad ikan lalawak digambarkan dengan persamaan linear y= 5,829ln (x) + 0,691 (r= 0,874); sedangkan hubungan panjang badan terhadap bobot gonad digambarkan dengan persamaan y= 28,52ln (x) - 38,10 (r= 0,7487). Pada ikan lalawak, hubungan bobot badan dengan fekunditas lebih erat dibandingkan dengan hubungan panjang badan terhadap feku nditas. Hasil pengamatan juga menyimpulkan bahwa ikan lalawak tergolong ikan yang memijah secara parsial.
KATA KUNCI: ikan lalawak; Barbonymus balleroides; bioreproduksi; IKG; fekunditas
ABSTRACT: Reproductive biology and length-weight relat ionship on fecundit y of lalawak (Barbonymus balleroides). By: Irin Iriana Kusmini, Fera Permata Putri, and Vitas Atmadi Prakoso
Over-exploit at ion of lalawak (Barbonymus balleroides) from it s nat ural habit at had significant negat ive impact s on it s availabilit y. Before it is int roduced as aquacult ure commodit y, more informat ion about it s reproduct ive biology in aquacult ure environment needs t o be well observed. The aim of t his st udy was t o determine t he productivity of lalawak reared in aquacult ure environment t hrough observat ion of bioreproduct ion and relat ionship bet ween fecundit y and body lengt h-weight of lalawak. Sample was randomly t aken from fift een individuals female. From t hose samples, gonads were t aken from five mat ure females for reproduct ion observation, by which t he mature females were select ed following specific crit eria such as : t heir body feels rough if t ouched;enlarged abdomen post eriorly and felt soft ; fluffy and reddish genit al. Dat a collect ion consist ed of measurement of t he t ot al lengt h, body weight , gonad weight , fecundit y, egg diamet er and gonadosomat ic index (GSI). The result s revealed that t he fecundit y of lalawak ranged from 1,920 t o 2,236 eggs/g of gonad weight and 83 t o 352 eggs/g of body weight wit h average diamet ers of eggs ranged fr om 0.869 t o 1.10 mm. GSI values r anged fr om 3.73 t o 18.36% of 85.32 t o 264.8 g of body w eight . The relat ionship bet ween body weight and gonad weight of lalawak was described by t he linear equat ion of y= 5,829ln (x) + 0.691 (r= 0.874), while t he body lengt h relat ionship t o t he gonad weight was described by t he equat ion of y= 28,52ln (x) - 38.10 (r= 0.7487). Fecundit y relat ionship wit h body weight of lalawak was closer t han t he lengt h. The obser vat ions also concluded t hat lalawak is classified as part ial spawner.
PENDAHULUAN
Ikan lalawak (Barbonymus balleroides) t ermasuk ke dalam Famili Cyp rinidae sama h alnya de ngan ikan t engadak (Barbonymus schwanenfeldii). Ikan lalawak ada t iga jenis, yait u ikan lalawak jengko l, lalawak sungai, d an la lawak ko la m (Yu lfip e riu s et al., 2 0 0 4 ). Jika d ip e rh at ikan car a m a kan n ya (feedi ng habi t), ik an lalawak t ampak lebih rakus dan lebih agresif terhadap makanan yang diberikan. Habit at ikan lalawak adalah perairan t awar sepert i danau, sungai, dan rawa. Ikan in i m e m ilik i p o t e n s i ya n g cu k u p b e s a r u n t u k dibudidayakan sebagai ikan ko nsumsi, karena ikan ini dapat t umbuh lebih besar dibandingkan ikan nilem. Selain it u, ikan lalawak dapat juga dijadikan sebagai ikan hias karena warna sisik yang mengkilap dan sirip ya n g b ag u s . lk an lalaw ak s am p a i sa at in i m as ih berst at us sebagai ikan liar meskipun sudah ada yang berupaya unt uk membudidayakan dan memelihara di ko lam. Akan t et api, sebagian besar masih dipero leh dari hasil penangkapan di alam. Keberadaan ikan ini di beberapa daerah hampir punah. Kepunahan ikan diduga akibat t ingginya t ingkat pencemaran di habi-t ahabi-t aslinya, penurunan kualihabi-t as air, menurunnya debihabi-t air terutama pada musim kemarau, sert a penangkapan yang berlebihan (Yulfiperius et al., 2004; Alavi et al., 2009).
Me n g in g a t s t ra t e g i in d u s t r ia lisa s i p e r ik a n a n budidaya Kement erian Kelaut an dan Perikanan (KKP) t idak hanya berpedo man pada peluang ekspo r t et api lebih pada u paya unt uk mencipt akan pert umbuhan ekono mi, dan pemerataan pendapat an bagi masyarakat p e rik an a n . De n gan d e m ik ia n ikan la law ak d ap at dijadikan salah satu kandidat ikan budidaya di samping untuk meningkat kan pert umbuhan ekono mi di sekt o r perikanan, sekaligus dapat menjaga kelest arian ikan lalawak di alam. Usaha pembudidayaan ikan alamiah dapat dilakukan dengan baik jika sifat -sifat bio lo gi ikan diket ahui dengan sebaik-baiknya, di ant aranya adalah aspek bio repro duksi dan hubungan panjang-bo panjang-bo t . Repro duksi merupakan tahapan pent ing dalam siklus hidupnya unt uk menjamin kelangsungan hidup su at u sp e s ie s (Effe n d ie , 2 0 0 2 ). Se t iap je n is ik an memiliki perbedaan pada aspek biorepro duksi maupun h u b u n g a n p a n ja n g -b o b o t n ya . Co n t o h n ya ya it u fekundit as ikan lampam (Barbonymus schwanenfeldii) yang berkisar ant ara 1.393-7.826 but ir dan rat a-rat a fekun dit as p er e ko r ikan ad alah 5.09 6 bu t ir t elur. 2001). Sement ara it u, hubungan panjang-bo bo t ikan
Liza subviridis di perairan Taman Nasio nal Ujung Kulo n menunjukkan nilai ko efisien ko relasi (r) unt uk jant an yait u 0,985; dan bet ina 0,9 78 (Wahyudewant o ro & Har yo no , 2013).
Menurut Luvi (2000), nilai IKG ikan lalawak yang t e rt an gkap d i Su n gai Cim an u k u n t uk yang jant an berkisar ant ara 0,78% sampai 6,26% sedangkan yang bet ina 0,71% sampai 29,07%. Menurut Effendie (2002), set iap spesies ikan dan bahkan pada spesies yang sama t idak memiliki kesamaan awal mat ang go nadnya, hal ini dapat disebabkan perbedaan wilayah penyebaran d an b an ya kn ya m akan a n . Be rd asar kan p e n e lit ian t e r d a h u lu , ik a n la la w a k je n g k o l m e m p u n ya i k e m a m p u a n r e p r o d u k s i ya n g c u k u p b a ik jik a dibandingkan dengan ikan lalawak sungai dan ko lam (Yulfiperius et al., 2004).
Meskipun beberapa penelitian t entang ikan lalawak t elah dilakukan, masih diperlukan lebih banyak lagi in fo rm asi m e n ge n ai ikan lalawak in i un t u k dap at d ijad ik an k o m o d it as b u d id aya. Ole h ka re n a it u , penelit ian ini dilakukan untuk mendapatkan info rmasi b io rep ro du ksi dan h u bu n gan fe kun d it as t e rh adap panjang-bobo t pada ikan lalawak yang dipelihara pada lingkungan budidaya.
BAHAN DAN M ETODE
Da ri d a t a ya n g t e r k o le k s i d a p a t ju g a d iu k u r hu bu ngan p an jang-bo bo t t e rh ad ap fe ku nd it as d an indeks kemat angan go nad (IKG) ikan lalawak dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Tabel 1. Tingkat kemat angan go nad ikan kapiek (Barbonymus schwanenfeldii Bleeker) (Siregar, 1991) Table1. The mat urit y level of gonads t infoil barb (Barbonymus schwanenfeldii Bleeker) (Siregar, 1991)
X
Ovari kecil dan testis 1/3 dari ron gga b adan, b entu k telu r o val. Warna o vari merah mud a, tran sparan
Ovary was small and t est icular was about 1/3 f rom t he body cavit y, oval-shaped egg.
pink coloring, t ransparent
Telur kecil, tid ak nampak o leh m ata telanjang, diameter 1-16 µm,
transp aran
Small eggs, invisible wit h naked eye (diamet er: 1-16 µm), t ransparent
Eggs were invisible wit h naked eye (diamet er: 10 -2 1 µm), t ransparent
Matang
M at ure
Ovari kecil, warn a ovari ku ning, tampak g ranu la d an pembulu h darah
d i permukaan
Ovary was small, yellow coloring, granules and blood vessels were visible on t he
surf ace
Ovary had covered 2/3 of body cavity, orange-pink coloring, t he blood vessels
were visible on t he surf ace
Telu r matan g, semi tran sparan, ukuran diameternya 45-70 µm
M at ure eggs, semi-transparent , (diameter: 4 5-70 µm)
Ovary had covered 2/3 of body cavity, orange-pink coloring, t he blood vessels
were visible on t he surf ace
Telu r masak semi tran sparan , ukuran diameternya 51-93 µm
Unt uk m engen al go nad secara fisik lebih lan jut dilakukan juga pengamat an go nad secara visual dan mikro sko p ik (pe ngu ku ran d iame t e r t elur). An alisis d a t a d ila k u k a n d e n g a n m e n g g u n a k a n p r o g r a m Mic r o s o ft Exc e l u n t u k m e m b u a t g r a fik d a n mempero leh nilai R2.
HASIL DAN BAHASAN
Bioreproduksi Ikan Lalawak
Kualit as repro duksi ikan dapat dipengaruhi o leh beberapa fakt o r sepert i jenis ikan, ukuran ikan, umur, dan besar kecilnya diamet er t elur. Berdasarkan hasil ko leksi dat a penelit ian diket ahui bahwa ko ndisi ikan-ikan sampel berada dalam fase t ingkat kemat angan gonad yang t elah masak, baik ikan jant an maupun ikan bet ina. Dari hasil pembedahan ikan bet ina dipero leh dat a fe kundit as berkisar 1.920-2.236 but ir/g bo bo t go nad (Tabel 2) dan 83-352 but ir/g t o t al bo bo t badan induk. Berdasarkan mikro sko pis t elur (Gambar 1) dari kelima ikan sampel t ersebut diketahui bahwa inti telah t erbent uk dan sebagian t elah berada di pinggir, dan jika diband ingkan hasil p engu kuran diamet e r t e lur d e n g an Tab e l 1 m aka sa m p e l ika n la la wa k ya n g digunakan berada pada TKG III-IV.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa besarnya bobot go n ad d an fekun dit as cen deru ng d ipen garu hi o leh bo bo t dan panjang ikan. Effendie (2002) menyat akan b ah wa variasi jum lah t elur ikan d apat diseb ab kan karena ad anya variasi ukuran ikan. Nilai fekundit as spesies ikan dipengaruhi o leh ukuran panjang t o t al dan bo bo t badan (Sukandi, 2001). Perkembangan go -nad dan fekundit as sangat dipengaruhi o leh nut risi in d u k (Br o m a g e , 1 9 9 5 ). Ak a n t e t a p i, p a d a kenyat aannya dari dat a penelit ian menunjukkan bahwa t idak set iap penambahan panjang dan bo bo t badan diiringi kenaikan bo bo t gonad dan jumlah fekundit as. Hal ini diduga karena sampel ikan t idak berasal dari ukuran dan umur yang sama, semakin t ua umur ikan
m aka se m ak in b e r ku ran g t in gka t ke su b u ran alat repro duksinya dan meningkat nya diamet er telur pada ikan t ua akan me nuru nkan ju mlah fe kund it as ikan t ersebut . Effendie (2002) menjelaskan bahwa ikan mas akan me nunjukkan pe namb ahan jum lah t elu r yang cepat pada umur-umur muda dan kemudian akan diikuti de ngan pe nam bahan yang se makin b erkurang d an t erus menurun mencapai keadaan yang t et ap. Ikan-ikan muda yang pert ama kali memijah t ent unya juga akan memiliki jumlah feku ndit as yang lebih sedikit diband in gkan d en gan ikan -ikan yang t elah p ernah memijah sebelumnya.
Hasil pengamat an t elur dan pengukuran diamet er t elur kelima ikan sampel, dipero leh info rmasi bahwa ikan lalawak me miliki t elu r b er warna hijau ke ab u-abuan. Berdasarkan pengamat an visual, ikan lalawak memiliki gonad yang bercabang dua (Gambar 2). Bagian ant erio r sampai bagian po st erio r t iap cabang go nad t e rs e b u t m e m iliki u ku ra n d an b e n t u k t e lu r yan g se ragam . Nam u n m asin g-m asin g cab an g m e m iliki t ingkat kemat angan go nad yang berbeda, sehingga ikan lalawak t e rgo lo n g ikan yan g m e mijah se cara parsial (part ial spawner).
Hasil p engam at an menu njukkan b ahwa sebaran rat a-rat a diamet er t elur dengan simpangan baku yang sangat kecil (Tabel 3), dari ukuran bo bo t induk bet ina 8 5,3 2-2 64 ,8g (Tab el 2). Jika me lih at d ari rat a-rat a diameter t elur, ikan lalawak memiliki ukuran t elur yang kecil namun kuan t it asnya t inggi. Ko n disi ini sesuai d e n g a n p e rn ya t a a n Ta n g & Affa n d i (2 0 0 1 ) yan g menyatakan bahwa diameter telur berhubungan dengan bo bo t go nad dan fekundit as ikan.
Tang & Affandi (2004) menjelaskan berbagai t ahap kemat angan go nad sampai dengan kemat angan akhir (final mat urat ion) dari kemat angan sperma at au o vum, di mana ukuran ikan pada saat pert ama kali mat ang go nad berkait an dengan p ert umbuhan ikan. Fakt o r lin g k u n g a n ya n g m e m e n g a r u h in ya ya it u s u h u ,
Gambar 1. Telur ikan lalawak (Barbonymus balleroides) pada TKG III dan IV pada perbesaran 4 x 10
makanan, dan ho rmo n. Fekundit as pada spesies yang sama d apat dip engaruhi o leh u kuran badan, umu r, lingkungan, dan diamet er t elur (Unus & Omar, 2010). Met ab o lisme o pt imal un t u k pe rke mb an gan go nad t e r ja d i p a d a s a a t p r o s e s r e p r o d u k s i, s e h in g g a berko relasi dengan penambahan bo bo t go nad pada ikan bet ina 10%-25%, sedangkan pada jant an 5%-15% (Effendie, 2002). Meret sky et al.(2000) mengat akan bahwa perubahan bo bo t ikan dapat dihasilkan dari perubahan pakan dan alokasi energi untuk t umbuh dan repro duksi, yang mengakibat kan bo bo t ikan berbeda walaupun panjangnya sama. Pada saat perkembangan kemat angan go nad, semua pro ses met abo lisme dalam badan ikan t erko nsentrasi pada perkembangan go nad. Men urut Biswas (1 993), perubah an st rukt u r go nad d a p a t d ig u n a k a n u n t u k m e n e n t u k a n t in g k a t kemat angan go nad. Go nad yang berkembang secara visual mudah diamat i karena go nad akan berko relasi dengan perkembangan t elur dan sperma.
Catat an terhadap tingkat kematangan gonad sangat pent ing diket ahui. Hal ini berguna unt uk menget ahui ik a n -ik a n ya n g t e la h m a t a n g g o n a d . Da r i d a t a penelit ian ini, hasil penghit ungan IKG ikan lalawak
b erkisar 3 ,7 3 %-18 ,3 6 %. Angka in i m en ggamb arkan bahwa saat pengambilan sampel ikan lalawak berada dalam t ahap mat urasi at au masa pemijahan. Menurut Gafar & Ut o mo (2006), ikan Barbodes schwanenfeldii m e m ijah jika IKG 3 %-4 %. Nilai in i d ap at d ijad ikan pedo man unt uk ikan lalawak. Ko ndisi ini didukung dengan pendapat Muslim (2007) bahwa pada umumnya ikan-ikan perairan umum (termasuk sungai, rawa, lebak lebung, dan sebagainya) memasuki musim penghujan mulai melakukan akt ivit as pemijahan.
In d e k s k e m a t a n g a n go n a d m e r u p ak a n s u a t u m e t o d e k u a n t it a t if u n t u k m e n g e t a h u i t in g k a t ke mat angan yang t e rjadi p ada go nad . Pengamat an kemat angan go nad dapat dilakukan dengan berbagai cara, ant ara lain d en gan me lih at m o rfo lo gi go nad secara visual. Pengamat an mo rfo lo gi gonad pada ikan betina berupa bent uk ovarium, besar-kecilnya ovarium, p e n g is ia n o va r iu m d a la m r o n g g a t u b u h , w a r n a o varium, halus t idaknya o varium, ukuran t elur dalam o varium secara umum, kejelasan bent uk dan warna t elur dengan bagian-bagiannya, ukuran (garis t engah) t elur, sert a warna t elur dalam keadaan segar (Effendie, 2002).
Tabel 2. Bio lo gi repro duksi ikan lalawak (Barbonymus balleroides) dari beberapa ukuran induk Table 2. Reproduct ive biology of lalawak (Barbonymus balleroides) from several size of adult females
Sam pel ke-Number of sample
Bobot badan Body weight (g)
Panjang t ot al Total length (m m )
Bobot gonad Gonad weight (g)
Fekundi t as (but ir) Fecundity (eggs)
IKG GSI (%)
1 8 5 .3 2 20 1 6 .5 7 1 4 ,5 2 0 7 .7 0
2 9 8 .9 3 20 3 3 .6 9 8 ,2 51 3 .7 3
3 1 8 8 .5 23 6 3 4 .6 6 6 ,4 3 2 1 8 .3 6
4 1 9 4 23 4 2 0 .8 4 4 ,1 3 8 1 0 .7 2
5 2 6 4 .8 25 6 1 0 .5 2 2 ,2 8 1 3 .9 7
Hubungan Panjang-Bobot Terhadap Fekundit as
Salah sat u cara unt uk menget ahui pro dukt ivit as suat u jenis ikan dapat melalui pengamat an hubungan bo bo t t erhadap fekundit as maupun t erhadap panjang badan. Menurut Schneider et al. (2000), jenis kelamin dan perkembangan go nad juga memberikan variasi hubungan panjang. Semakin t inggi jumlah fekundit as maka semakin besar pula harapan unt uk mempero leh pro duksi yang lebih t inggi dan semakin besar peluang u n t u k b e r h as il d a la m d u n ia u s ah a . Ika n lalaw ak merupakan salah sat u ikan yang memiliki fekundit as yan g cu k u p t in g g i. Ju m la h fe ku n d it a s ik an e ra t kait annya dengan bo bo t badan ikan.
Berdasarkan hasil penelit ian ini, hubungan ant ara b o b o t b ad an d e n ga n b o b o t g o n ad ika n la la wa k
digambarkan dengan persamaan linear y= 5,829ln (x) + 0,691 (r= 0,874), yang memiliki nilai ko relasi yang le b ih t in ggi jika d ib an d in gka n d e n gan h u b u n gan panjang badan t erhadap bo bo t go nad (y= 28,52ln (x) - 38,10; r= 0,7487). Ko ndisi ini dapat menjadi acuan at au p e d o m an d alam m e n e t ap kan m e t o d e u n t u k me ne nt ukan ju mlah fekund it as suat u sp esie s ikan d a lam s a t u s p e s ie s ya n g s am a . Effe n d ie (2 0 0 2 ) m e n je la s k a n b a h w a fe k u n d it a s m u t la k s e r in g dihubungkan dengan bo bo t ikan, sebab bo bo t ikan le b ih m e n d e ka t i ko n d is i ik an t e rs e b u t d ar ip ad a panjang badan. Hasil penghit ungan bo bo t -fekundit as d ip e ro le h n ilai d e t e rm in an (R2) 0 ,9 1 0 9 . Nilai in i menunjukkan bahwa t erdapat 91,09% hubungan antara bo bot badan ikan dengan fekunditas, sedangkan antara panjang ikan t erhadap fekundit as hanya 79,87%. Tabel 3. Pengamat an t elur ikan lalawak (Barbonymus balleroides) berdasarkan visual dan makro sko pis
dari lima induk yang mat ang go nad
Table 3. Observat ions of lalawak (Barbonymusballeroides) eggs based on visual and macroscopic from five mat ure female gonads
Sam pel Samples
Diam et er t elur Eggs diameter (m m )
Bent uk ovarium Ovar ian for m
Bent uk t el ur Eggs shape
Warna t el ur Eggs colour
1 0.8 69 ± 0 .0 7 Per mu kaan o varium ber g elomb an g
Wavy ovarian surface
Bu latan telur terlih at jelas
Rounded eggs clearly visible
Hijau keab u -ab u an
Sage-green
2 0.8 68 ± 0 .0 7 Pemb u lu h d arah terlih at d i p er mu kaan
Blood vessels were visible on
t he surface
Semi tran sp ar an
Semi t ransparent
Hijau keab u -ab u an
Sage-green
3 1.0 96 ± 0 .0 6 Jika d irab a o var iu m ter asa leb ih lemb ek
Ovary felt sof ter if it touched
Jika d ikelu arkan d ari o var iu m su d ah terp isah satu d eng an
yan g lain n ya
If eggs removed from the ovaries,
it have been separat ed from each
ot her
Hijau keab u -ab u an
Sage-green
4 1 .0 1 ± 0 .0 5 Bag ian p o ster io r leb ih lebar d ib an din g anterior
W ider post erior part
compared to anterior part
Telu r terlih at b er sih (tid ak terlih at lemak yan g men empel
p ada din din g telu r
The eggs look clean (f at were not
at tached around t he eggs)
Hijau keab u -ab u an
Sage-green
5 1 .1 0 ± 0 .0 5 Memb en tan g seb esar 2 /3 b ag ian d i d alam r o ng g a tu bu h d ar i ar ah po ster io r
p er u t ke an ter io r
Ovary was st retched about
2 /3 part of body cavit y from
abdominal post erior to
ant erior
Jika d ib eri lar u tan ser a. in ti ter lihat b er ad a d i p in g g ir
If sera solution was given t o the
eggs, the core position will be
looked at t he edge
Hijau keab u -ab u an
KESIM PULAN
Be rd a sark an p e n gam at an visu a l, ika n la law ak memiliki go nad yang bercabang dua. Bagian ant erio r sampai bagian po st erio r t iap cabang go nad t ersebut m e m iliki u ku ran d an b e nt u k t e lu r yan g se ragam . Nam u n m a s in g -m a s in g ca b a n g m e m ilik i t in g ka t ke m at an gan go n ad yan g b e rb e d a, se h in g ga ikan lalawak t ergo lo ng ikan yang memijah secara parsial (part ial spawner). Pada ikan lalawak, hubungan bo bo t b ad an de ngan fekun d it as le bih e rat d iband ingkan dengan hubungan panjang badan t erhadap fekundit as, sehingga untuk menent ukan produktivitas ikan lalawak sebaiknya berpedo man pada bo bo t badan daripada panjang badan ikan.
UCAPAN TERIM A KASIH
Pada kesempat an ini penulis menyampaikan ucapan t erima kasih yang sebesar-besarnya kepada saudara Su d arm aji d an He p p y Ap rilist ian t o se laku t e kn isi lapan gan d an Mahasiswa/i PKL yan g t e lah b anyak me mbant u dalam pe laksan aan ke giat an in i samp ai selesai. Penelit ian ini dibiayai Anggaran DIPA Tahun 2015.
DAFTAR ACUAN
Alavi, S.M.H., Ro d ina, M., Po licar, T., & Linh art , O. (2009). Relat io nship bet ween semen charact eris-t ics and bo dy size in Barbus barbus L. (Teleo st ei : Cyprinidae) and effect s o f io ns and o smo lalit y o n sperm mo t ilit y. Comparat ive Biochemist r yand Physi-ology, 153, 430-437.
Biswas, S.P. (1993). Manual o f met ho ds in fish bio l-o gy. Sl-o ut h Asian Publishers Pvt Lt d. New Delhi. Bro m age, N. (19 95 ). Bro o dst o ck m anage me nt and
seed qualit y general co nsiderat io ns. In Bro mage, N.R., & Ro bert s, R.J. (Eds.). Bro o dst o ck manage-ment and egg and lar val qualit y. Universit y Press, Cambridge. UK, p. 1-24.
Effe n d ie , M.I. (1 9 9 7 ). Bio lo gi p e r ikan an . Yaya san Pust aka Nusant ara. Jo gjakart a, 112 hlm.
Effe n d ie , M.I. (2 0 0 2 ). Bio lo gi p e rikan an . Yaya san Pust aka Nusant ara. Jo gjakart a, 112 hlm.
Ga far, A.K., & Ut o m o , A.D. (2 0 0 6 ). Ikan la m p am (Bar bodes schw anenfeldii). Balai Rise t Pe rikanan Perairan Umum.
Lu vi, D.M.(2 0 0 7 ). Aspek r epr oduksi dan kebiasaan makanan ikan lalaw ak (Barbodes balleroides) di Sungai Cimanuk, Sumedang, Jaw a Barat. Skripsi. Inst it ut Pert anian Bo go r. Bo go r, 64 hlm.
Meret sky, V.J., Valdez, R.A., Do uglas, M.E., Bro uder, M.J. , Go r m a n , O. T., & Ma r s h , P. C. (2 0 0 0 ).
Sp a t io t e m p o r a l va r ia t io n in le n g t h -w e ig h t re lat io n sh ip s o f e n d an ge re d h u m p b ack ch u b : implicat io ns fo r co nser vat io n and management . Tran sact io ns o f t h e Ame rican Fishe ries So cie t y 129, 419-428.
Muslim. (2007). Tingkat perkembangan go nad (TKG) ikan gabus (Channa st riat us Blkr.) di sekit ar Sungai Kelekar. Agria, 3, 25-27.
Schneider, J.C., Laarman, P.C., & Go wing, H. (2000). Len gt h-we ight relat io nship . Manu al o f fisheries sur vey met ho ds II. Wit h perio dic updat es. Michi-gan Depart ment o f Nat ural Reso urces, Fisheries Special Repo rt 25. Ann Arbo r.
Set iawan, B. (2007). Biologi reproduksi dan kebiasaan makan ikan lampam (Barbonymus schwanenfeldii) di Sungai M usi, Sumat era Selat an. Skripsi. Inst it ut Pert anian Bo go r. Bo go r, 117 hlm.
Siregar, S.(1991). Induksi o vulasi ikan kapiek (Punt ius schwanefeldi Bleeker) dengan ekst rak hipo fisa (EH) dan HCG (Ho rmo n Cho rio nic Go nado t ro pin). Unri Press. Pekanbaru.
Su lis t io n o , Ja n n a h , M.R., & Er n aw a t i, Y. (2 0 0 1 ). Re p ro d u ksi ikan b e lan ak (M ugil dussumier i) d i perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Jurnal Ikt iologi Indonesia, 1(2), 31-37.
Sukan di. (200 1). Biologi reproduksi dan pengendalian dal am upaya pem beni han i kan baung (M yst us
nemurus C.) dar i per air an sungai Kampar Riau.
Disert asi. Inst it ut Pert anian Bo go r. Bo go r. Tang, U.M., & Affandi, R. (2001). Bio lo gi repro duksi
ikan. Pusat Penelit ian Kawasan Pantai dan Perairan. Universit as Riau. Pekanbaru, 153 hlm.
Tang, U.M., & Affandi, R. (2004). Bio lo gi repro duksi ikan. Unri Press. Pekanbaru.
Unu s, F., & Omar, S.B.A. (20 10). Analisa fekundit as d a n d iam e t e r ika n m alalu gis b iru (Decapt er us macarellus Cuvie r, 1 83 3) d i pe rairan Kab up at en Ban ggai Ke p u lau an, Pro vin si Su lawasi Te n gah . Torani (Jurnal Ilmu Kelaut an dan Perikanan), 20, 37-43.
Wahyudewant o ro , G., & Har yo no . (2013). Hubungan panjang berat dan fakt o r kondisi ikan belanak Liza subviridis di perairan Taman Nasio nal Ujung Kulo n, Pan de glan g, Ban t en . Bionat ur a-Jur nal Ilmu-ilmu Hayat i dan Fisik, 15(3), 175-178.