• Tidak ada hasil yang ditemukan

8. BAB VIII RPJMD NEW

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "8. BAB VIII RPJMD NEW"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VIII

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG

DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan merupakan indikasi dari rencana program yang didasarkan pada arah kebijakan yang disertai dengan kebutuhan pendanaan, bagi setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), atau   lintas   SKPD   maupun   antar   kewilayahan.   Program   disusun   dengan mempertimbangkan tingkat kemudahan dari pelaksanaannya, juga faktor lain seperti keterbatasan waktu, anggaran, maupun kapasitas serta sumberdaya daerah. Program juga   harus  memiliki   sasaran  yang  jelas   dan   dapat   diukur  hasilnya.   Akumulasi pencapaian  kinerja pada masing­masing kegiatan, akan menjadi  sasaran  program. Sasaran   program   akan   mendukung   pencapaian   visi,   misi,   tujuan   dan   sasaran pembangunan daerah. 

Kebutuhan   pendanaan   selama   5   (lima)   tahun   ke   depan   untuk   menjalankan   180 program pembangunan daerah adalah sebesar Rp. 3.663.840.913.405 dengan rincian sebagai berikut: 

a) Tahun 2011 sebesar Rp.606.574.532.435;  b) Tahun 2012 sebesar Rp.710.646.832.516;  c) Tahun 2013 sebesar Rp.746.884.017.780;  d) Tahun 2014 sebesar Rp.762.993.639.755; dan  e) Tahun 2015 sebesar Rp.836.741.890.919. 

Sedangkan kebutuhan pendanaan per Misi selama lima tahun dari total dana sebesar Rp. 3.663.840.913.405 adalah sebagai berikut : 

1) Misi I sebesar Rp.571.346.613.410 dengan persentase 15,59 %;  2) Misi II sebesar Rp.1.154.062.810.074 dengan persentase 31,50 %;  3) Misi III sebesar Rp.1.136.362.185.077 dengan persentase 31,02 %; dan  4) Misi IV sebesar Rp.786.103.421.844 dengan persentase 21,46 %.

(2)

Tabel 8.1

Kebutuhan Pendanaan 

per

 Misi

Misi 2011 2012 2013 2014 2015 Total

Misi I 97.967.340.50 0 

28 571.346.613.410 Persentas

e (%) 16,15 15,57 15,98 15,23 15,21 15,59

Misi II 190.109.687.3 45

e (%) 31,34 30,78 31,96 31,87 31,47 31,50

Misi III 173.927.245.0 00

e (%) 28,67 32,95 31,23 30,86 31,02 31,02

Misi IV 142.806.759.5 00

94 786.103.421.844 Persentas

e (%) 23,54 20,28 20,34 21,65 21,77 21,46

Total 606.574.532.435 710.646.832.516 746.884.017.780 762.993.639.755 836.741.890.919 3.663.840.913.405

Persenta

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pengawasan preventif yaitu dalam rangka upaya pencegahan orang asing yang masuk ke wilayah Indonesia khususnya melakukan pelanggaran atau tindak pidana

Penulisan skripsi ini dilatar belakang karena masih rendahnya tingkat kinerja pegawai yang ada di kantor camat kecamatan pelawan , hal ini dikarenakanbelum optimalnya para

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis penjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat

Bab ini antara lain akan menjelaskan tentang kecerdasan emosional, komik, ramalan zodiak dan astrologi, multimedia dan telepon selular serta sekilas penjelasan

Komputer bisa mengerti tentang program yang ditulis dengan menggunakan perangkat lunak bahasa pemrograman karena masing-masing perangkat lunak bahasa pemrograman dilengkapi

Fusi protoplas intraspesies Pichia manshurica DUCC-015 telah memperoleh fusan dengan a menghasilkan aktivitas inulinase tinggi mencapai 0,965 IU/mL dibandingkan induk

Setiap simpul adalah sebuah kota dan setiap sisi dalam grafik merupakan jalur penerbangan jarak lurus yang , katakanlah , seekor burung gagak akan memakan waktu pergi dari

berlangsungnya ekonomi-politik kawasan dan global; (2) fenomena deglobalisasi merupakan konsekuensi logis dari keterpurukan ekonomi global dan AS pasca- krisis finansial;