• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Administrasi Gereja (Studi Kasus : Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon) T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perancangan dan Implementasi Sistem Administrasi Gereja (Studi Kasus : Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon) T1 Full text"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Perancangan dan Implementasi Sistem Administrasi Gereja

(Studi Kasus : Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon)

Artikel Ilmiah

Peneliti :

Winda Paays (682010015)

Frederik Samuel Papilaya, S.Kom., M.Cs. Agustinus Fritz Wijaya, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(2)

i

Perancangan dan Implementasi Sistem Administrasi Gereja

(Studi Kasus : Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi

Untuk memperoleh gelar Sarjana Sistem Informasi

Peneliti :

Winda Paays (682010015)

Frederik Samuel Papilaya, S.Kom., M.Cs. Agustinus Fritz Wijaya, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

viii

Perancangan dan Implementasi Sistem Administrasi Gereja

(Studi Kasus: Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon)

1

)Winda Paays, 2)Frederik Samuel Papilaya, 3)Agustinus fritz Wijaya

Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga

E-mail: 1)winda.paays@ymail.com 2)frederik.samuel.papilaya@staff.uksw.edu

3

)agustinus.fritz@gmail.com

Abstract

The Church at PNIEL Wayame GPM Ambon which has a wide range of information such as profile information of the Church, Church information, information assembly areas, the information Minister, the amount of income and expenditure financial Church, and other church information. A problem was found that most of the information about the citizens of the Church are still in the form of hardcopy so that if any time is needed, the administration of the Church must find the archives back to get the required the data. Method that is used to build this Church management information system is a method of Prototype with the user directly involved with design and analysis, because it is very effective for the corrected system. In addition to this prototype method also gradually and quickly, so that it can immediately in the evaluation by users. Information systems that are built can help the Secretary, Treasurer, and Chair of the Church to obtain information about the number of churches, the position of the Church's financial reports, news and the information about the church every week.

Keywords : Information Systems, The Administration of The Church. .

Abstrak

Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon yang memiliki berbagai macam informasi seperti informasi profil gereja, informasi jemaat, informasi majelis wilayah, informasi pendeta, jumlah pemasukan dan pengeluaran keuangan gereja, dan informasi-informasi gereja lainnya. Permasalahan yang ditemukan yaitu sebagian besar informasi mengenai

warga jemaat masih tersimpan dalam bentuk hardcopy sehingga apabila setiap saat

dibutuhkan, bagian administrasi gereja harus mencari kembali arsip-arsip tersebut untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Metode yang di gunakan untuk membangun sistem

informasi manajemen Gereja ini adalah metode prototype dengan melibatkan user secara

langsung dengan analisis dan perancangan, karena sangat efektif untuk pengkoreksian

sistem. Selain itu juga metode prototype ini bertahap dan cepat sehingga dapat segera di

evaluasi oleh pengguna. Sistem informasi yang dibangun dapat membantu Sekretaris, Bendahara, dan Ketua Jemaat untuk memperoleh informasi mengenai jumlah jemaat, posisi laporan keuangan gereja, dan informasi warta jemaat setiap minggunya.

Kata kunci : Sistem Informasi, Administrasi Gereja

1)

Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.

(10)

1

1. Pendahuluan

Perkembangan teknologi informasi saat ini seiring dengan perubahan konsep pengolahan data menjadi informasi, yaitu dengan penerapan sistem informasi berbasis komputer yang mengakibatkan pemrosesan informasi dapat dilakukan dengan cepat dan akurat. Sistem informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi, kualitas, manajemen, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah serta memberikan keunggulan kompetitif yang tentu saja sangat berguna bagi kegiatan bisnis organisasi. Sistem informasi berbasis komputer saat ini menjadi suatu hal yang utama bagi kebutuhan pemenuhan informasi bagi pengguna. Banyak bidang yang telah memanfaatkan sistem informasi berbasis komputer sebagai sarana untuk mempermudah pekerjaan. Mulai dari perusahaan sampai dengan dunia pendidikan memanfaatkan komputer sebagai alat bantu untuk mempermudah pekerjaan. Sistem informasi memiliki peranan penting bagi suatu organisasi guna mendukung proses bisnis [1].

Suatu organisasi sangat membutuhkan sistem informasi untuk mengkoordinasikan pekerjaan yang ada di dalamnya. Salah satu organisasi yang memanfaatkan sistem informasi guna membantu pekerjaan operasional organisasi adalah gereja. Gereja merupakan lembaga non-profit dan salah satu organisasi yang bergerak di bidang pelayanan masyarakat. Sebagai lembaga non-profit, gereja memiliki berbagai macam informasi [2]. Banyaknya bagian dalam sebuah gereja dan jemaat dalam lingkungan gereja membuat pekerjaan tidak mungkin dilakukan secara manual karena hal ini sangat tidak efektif dan efisien serta juga kemungkinan dapat terjadi kesalahan dalam pemasukan data akan menjadi lebih besar (human error). Dengan adanya sistem informasi ini, para petugas gereja akan lebih mudah mendapatkan informasi-informasi yang ada dan akan membantu dalam pengambilan keputusan di masa mendatang. Sistem informasi ini juga dapat memudahkan dalam pembuatan laporan-laporan baik untuk periode bulanan maupun tahunan.

(11)

2

Sistem Administrasi Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon ini merupakan sistem berbasis dekstop yang digunakan untuk dapat membantu bagian administrasi gereja dalam mengolah informasi gereja, sehingga dapat meningkatkan kualitas pelayanan di Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon. Sistem informasi ini dapat digunakan oleh para petugas gereja untuk melakukan pendataan umat yang ada secara terkomputerisasi. Sistem informasi ini dapat membantu petugas gereja dalam hal penulisan dan pembacaan data-data atau menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Selain itu, sistem informasi ini juga dapat membantu dalam pencarian data-data atau informasi yang sewaktu-waktu akan dibutuhkan secara cepat dan tepat. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan mengimplementasikan sistem administrasi gereja di GPM PNIEL Wayame Ambon yang terkomputerisasi untuk membantu efektifitas kerja ketua, sekretaris dan bendahara gereja guna menyajikan informasi yang diperlukan secara tepat dan akurat.

2. Tinjauan Pustaka

Penelitian sebelumnya yang membahas mengenai sistem informasi manajemen gereja telah banyak dilakukan, salah satunya adalah penelitian yang berjudul “Sistem Informasi Manajemen Kegiatan dan Keuangan pada Kantor Gereja GPIB Bethania Makassar”. Dalam penelitian tersebut dibahas tentang pengembangan suatu sistem informasi yang dapat membantu mengatasi permasalahan pengelolaan keuangan pada kantor gereja Bethania. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan solusi kepada pihak kantor gereja Bethania berupa suatu sistem baru yang dapat melengkapi dan memperbaiki sistem yang sedang digunakan [4].

Penelitian lainnya yaitu “Perancangan Sistem Berbasis Web pada UKI Toraja”. Tujuan dari penelitian ini yaitu Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem informasi berbasis web, dengan aplikasi ini, pengguna dengan mudah mendapatkan pelayanan dan informasi tentang segala kegiatan yang ada, khususnya dalam lingkup Universitas Kristen Indonesia Toraja [5].

(12)

3

Sebuah sistem informasi manajemen (SIM) adalah sebuah sistem informasi yang selain melakukan semua pengolahan transaksi yang perlu untuk sebuah organisasi, juga memberikan dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen dan pengambilan keputusannya. Gagasan sebuah sistem informasi yang demikian itu telah ada sebelum munculnya komputer. Namun komputer membuat gagasan tersebut menjadi kenyataan. Organisasi selalu membutuhkan sistem-sistem untuk mengumpulkan, mengolah, menyimpan, melihat kembali, dan menyalurkan informasi. Komputer telah menambahkan sebuah teknologi baru dan ampuh pada sistem informasi. Akibatnya sebuah sistem informasi berdasarkan komputer akan benar-benar berbeda dengan sistem-sistem yang diolah secara manual atau elektro-mekanis, dan suatu organisasi yang sedang mengubah sistem informasi mereka dalam mengikuti teknologi ini, dalam penyesuaian atau penerapannya sering kurang memahami sifat perubahan yang sedang diadakan. Menggunakan komputer untuk menjalankan pengolahan administrasi adalah sederhana, tetapi menerapkan komputer untuk memberikan dukungan pada manajemen akan lebih rumit. Penerapan ini demikian besar tantangannya sehingga kalangan assosiasi permesinan komputer menganggapnya sebagai sebuah cabang ilmu pengetahuan baru [6].

Gereja merupakan persekutuan orang percaya dan secara rohani digambarkan sebagai tubuh Kristus dimana Kristus sebagai kepalanya. Gereja

dalam menuju visinya mempunyai dua tugas pokok yaitu “tugas ke luar” yaitu memberitakan Injil dan “tugas ke dalam” yaitu memelihara kondisi jemaat agar

bisa menjalankan perkabaran Injil sebagai misi utama gereja. Usaha pemeliharaan itu sendiri terdiri dari pemeliharan dalam bidang iman serta pembinaan dan pembangunan dalam bidang sosial maupun ekonomi. Diharapkan dari hasil pemeliharaan dan pembangunan warga jemaat itu dapat menetapkan iman jemaat sekaligus menstabilkan kondisi sosial dan ekonomi jemaat. Tujuanya adalah agar jemaat ikut terlibat dalam tugas perkabaran injil ke luar gereja. Kedua tugas pokok gereja itu tidaklah mudah, maka dari pada itu diperlukan suatu manajemen yang baik dalam gereja. Manajemen dalam gereja harus memperhatikan perkembangan, kondisi dari warga jemaatnya sebelum melaksanakan manajemen, karena yang akan melaksanakan manajemen tidak hanya para pekerja gereja dalam hal ini majelis atau panatua, melainkan tugas ini juga dilakukan oleh warga jemaat sebagai faktor yang utama [7].

Konsep manajemen gereja terdiri dari tiga bagian yaitu fungsional, struktural, dan administrasi gereja. Bagian fungsional terdiri dari Pendeta, Penatua, Diaken, Penginjil. Bagian struktural yaitu Ketua Majelis Jemaat, Wakil Ketua, Sekretaris, Wakil Sekretaris, Bendahara, Wakil Bendahara, Ketua Seksi. Bagian administrasi gereja terdiri dari administari umum yang mengatur tentang Surat-menyurat, data jemaat, hasil-hasil persidangan (Sinode, Klasis dan jemaat), data inventaris, dan semua data umum lainnya. Sedangkan administrasi keuangan mengatur semua hal yang terkait dengan keuangan [8].

(13)

4

sebagai contoh dokumen tentang data warga, korespondensi. Aspek mengatur, mengurus dan mengelola yang merupakan tindak lanjut dari mengambil dan menyimpan. Yang diambil dan disimpan tersebut kemudian diatur, diurus dan dikelola agar tidak mudah rusak dan mudah dicari serta dimanfaatkan oleh pihak Gereja maupun pihak eksternal lainnya. Aspek memberi dan melayani yang berkaitan dengan dua aspek sebelumnya. Semua yang telah diambil, disimpan, diatur, diurus dan dikelola kemudian diberikan kepada orang yang membutuhkan sebagai bentuk pelayanan administrasi.[9]

3. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang dilakukan ini menyangkut studi kasus yang berarti melakukan penelitian secara langsung pada obyek penelitian dengan cara mengumpulkan data, melakukan pengolahan data dan menganalisis data serta menyimpulkan sehingga memperoleh hasil berdasarkan penerapan teknologi informasi dari obyek yang diteliti. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan data primer dan data sekunder, dimana data primer adalah data yang diperoleh langsung dari informan penelitian yang diperoleh langsung dari hasil wawancara sedangkan data sekunder yaitu berupa arsip (pencatatan laporan keuangan, pencatatan data jemaat dan pencatatan administrasi gereja) atau laporan yang diperoleh dari tempat penelitian Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon.

Gambar 1. Tahapan Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah dengan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam lima tahapan, yaitu: (1) Pengumpulan data dan analisis kebutuhan sistem, (2) Perancangan system dengan menggunakan tools Unified Modelling Language (UML), (3) Pengkodean aplikasi, (4) Pengujian sistem dengan metode blackbox testing, dan (5) Implementasi sistem. Pada tahap pengumpulan data dan analisis kebutuhan sistem dilakukan identifikasi kebutuhan data dan dokumen

Pengumpulan Data dan Analisis Kebutuhan Sistem

Perancangan Sistem Menggunakan Prototype Tools: Unified Modelling Language (UML)

Pengkodean Aplikasi

Pengujian Sistem (Blackbox)

(14)

5

berupa apa saja yang akan dibutuhkan, seperti laporan keuangan gereja, warta jemaat, pencatatan anggota jemaat serta spesifikasi sistem informasi yang dibutuhkan oleh pengguna sistem. Pada tahap perancangan sistem dilakukan perancangan aplikasi yang akan dibangun sesuai dengan hasil analisa kebutuhan sistem. Adapun perancangan sistem ini menggunakan alat bantu Unified Modelling Language (UML) yang meliputi use case diagram, activity diagram, sequence diagram, class diagram, dan deployment diagram. Pada tahap ketiga, dilakukan pengkodean aplikasi dengan menggunakan bahasa pemrograman berbasis desktop dengan dukungan aplikasi database yang terintegrasi. Tahap selanjutnya adalah melakukan pengujian terhadap sistem informasi yang telah dibangun. Pengujian aplikasi dilakukan terhadap fungsi-fungsi yang terdapat di dalam aplikasi dengan menggunakan metode blackbox testing yang merupakan salah satu alat pengujian untuk mengetahui fungsionalitas aplikasi berdasarkan kebutuhan pengguna. Setelah aplikasi lolos uji, maka pada tahap selanjutnya adalah melakukan implementasi sistem pada komputer pengguna di Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon. Adapun sistem informasi ini merupakan sistem yang dapat melakukan proses pengolahan data gereja yang ada pada bagian administrasi dan akan menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh sekretaris, bendahara dan ketua jemaat gereja. Sistem ini akan menghasilkan keluaran berupa informasi laporan mingguan, bulanan dan tahunan.

Metode perancangan sistem yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode prototyping model yang merupakan salah satu metode dalam pengembangan aplikasi yang bertujuan untuk mempercepat proses pengembangan aplikasi dengan melibatkan seluruh stakeholder aplikasi dalam setiap tahapannya sehingga sistem yang dibangun benar-benar sesuai dengan kebutuhan [10]. Adapun metode prototyping model seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Motede Prototype Model [9]

(15)

6

pengembang aplikasi melakukan perancangan sesuai dengan kebutuhan pengguna yang telah diperoleh sebelumnya, sehingga pada tahap ini dihasilkan suatu rancangan sistem dengan menggunakan UML untuk kemudian dibangun aplikasi berdasarkan rancangan yang ada sehingga mampu menghasilkan prototype aplikasi. Setelah itu pada tahap ketiga yaitu customer test-drives mock-up, pengembang akan memberikan hasil prototype kepada pengguna untuk melihat dan mengevaluasi, kemudian hasil evaluasi apakah masih ada kebutuhan yang perlu ditambahkan dalam perancangan ini maka pengembang dan pengguna akan mendiskusikannya kembali sampai memperoleh solusi sistem yang dibutuhkan.

Perancangan sistem administrasi gereja GPM PNIEL Wayame Ambon ini adalah menggunakan tools Unified Modelling Language (UML). Proses bisnis sistem informasi yang dirancang sesuai kebutuhan pengguna dapat dilihat pada use case diagram pada Gambar 3.

Input Data Jemaat

Gambar 3. Use Case Diagram Sistem Informasi Manajemen Gereja

(16)

7

laporan warta jemaat, dan laporan keuangan gereja. Sedangkan aktor bendahara hanya dapat mengelola keuangan gereja.

Guna mengetahui proses bisnis secara lebih detail tentang setiap fungsi yang terdapat dalam sistem informasi ini, maka dilakukan perancangan activity diagram sistem. Fungsi dari activity diagram ini adalah untuk menggambarkan proses yang terdapat pada setiap use case yang telah dirancang sebelumnya. Adapun activity diagram sistem dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Start

Input nam a pengguna dan Pas s word

Gambar 4. Activity Diagram Mengelola Data Jemaat

(17)

8

Gambar 5. Activity Diagram Mengelola Keuangan Gereja

Activity Diagram Mengelola Keuangan Gereja pada Gambar 5 dimulai dengan sistem menampilkan form login, setelah itu bendahara gereja akan mengisi nama pengguna dan password, kemudian sistem akan melakukan validasi password dan username. Jika terjadi kesalahan dalam pengisian nama pengguna dan password, maka sistem akan kembali ke form login dan sebaliknya jika benar maka sistem akan menampilkan form menu. Setelah itu, bendahara membuka form mengelola keuangan gereja dengan melakukan input, update, kemudian diproses dan selesai.

Gambar 6. Activity Diagram Mengelola Warta Jemaat

(18)

9

menampilkan form menu maka bendahara membuka form warta jemaat dan melakukan input warta jemaat, update warta jemaat, delete warta jemaat, dan ketua jemaat hanya dapat melihat laporan warta jemaat, setelah itu warta jemaat diproses dan proses selesai.

: Sekretaris

Gambar 7. Sequence Diagram Mengelola Data Jemaat

Gambar 7 dimulai dengan sekretaris melakukan insert data jemaat yang didalamnya ada atribut yang terdiri dari ID_jemaat, nama, alamat, sektor dan ID_jemaat sebagai primary key. ID_jemaat ini setelah dimasukan, nantinya pada saat melakukan update data-data yang di update berdasarkan dengan ID_jemaat tersebut, begitu juga dengan delete atau penghapusan, jika ingin melakukan penghapusan sekretaris hanya mencari berdasarkan ID_jemaat yang akan dihapus.

: Bendahara

euanganGereja EntityMengelolaKeuaEntityMengelolaKeuanganGerejanganGereja

1: InsertKeuanganGereja(id,pendapatan,pengeluaran,tgl_pendapatan, tgl_pengeluaran)

Gambar 8. Sequence Diagram Mengelola Keuangan Gereja

(19)

10

melakukan insert keuangan gereja maka dilakukan set pemasukan dan pengeluaran kas berdasarkan ID_pendapatan. Proses selanjutnya yaitu update pendapatan, dimana pada proses update pendapatan kas ini dilakukan pada saat data pendapatan akan diubah. Proses selanjutnya adalah delete, dimana proses delete data pendapatan adalah berdasarkan ID_pendapatan.

: Sekretaris

: Sekretaris BoundaryW artaJemaatBoundaryW artaJemaat ControlWartaJemaatControlWartaJemaat EntityW artaJemaatEntityW artaJemaat 1: InsertW artaJemaat(id_warta,tgl_warta,isBerita)

Gambar 9. Sequence Diagram Mengelola Warta Jemaat

Sequence Diagram Mengelola Warta Jemaat pada Gambar 9 di atas dimulai dengan sekretaris melakukan insert warta jemaat yang di dalamnya terdapat ID_warta, tgl_warta, isi berita. Update warta jemaat dilakukan ketika sekretaris salah memasukan warta jemaat atau sekretaris ingin merubah isi warta jemaat. Proses delete warta jemaat dilakukan ketika sekretaris ingin menghapus warta jemaat ketika terjadi kesalahan.

(20)

11

Gambar 10. Class Diagram Sistem Informasi Manajemen Gereja

Gambar 10 menggambarkan class diagram sistem yang dibangun dimana sistem informasi ini memiliki 3 (tiga) jenis class yaitu: class boundary, class controller, dan class entity. Dimana class boundary memiliki 3 (tiga) class, antara lain yaitu: BoundaryMengelolaDataJemaat, BoundaryMengelolaKeuanganGereja, BoundaryMengelolaWartaJemaat. Class controller memiliki 3 (tiga) class, antara lain: ControllerMengelolaDataJemaat, ControllerMengelolaKeuanganGereja, dan ControllerMengelolaWartaJemaat. Sedangkan class entity juga memiliki 3 (tiga) class, yaitu: EntityMengelolaDataJemaat, EntityMengelolaKeuanganGereja, dan EntityMengelolaWartaJemaat. Derajat relasi antara entity data jemaat ke entity warta jemaat yaitu satu ke banyak (one-to-many), artinya satu data jemaat memiliki banyak warta jemaat dan relasi antar entity warta jemaat ke entity keuangan gereja yaitu banyak ke banyak (many-to-many), artinya banyak warta jemaat memiliki banyak keuangan gereja.

4. Hasil dan Pembahasan

(21)

12

Gambar 12. Form Manajemen Data Jemaat

Pada Form Manajemen Data Jemaat, Sekretaris Gereja dapat melakukan penambahan data jemaat pada bagian kanan form. Data jemaat yang harus dimasukkan antara lain: Kode_Anggota, Unit_Pelayanan, Nama, Status_Dalam _Keluarga, Jenis_Kelamin, Tempat_Lahir, Tanggal_Lahir, Tanggal_Pernikahan, Pendidikan_Sekarang, Pendidikan_Terakhir, Golongan_Darah, Pekerjaan, Status_Sosial, Status_Warga, Akta_Pelayanan_Gereja, Alamat, Partisipasi_Dalam _Gereja, dan Keterangan. Pada form ini juga terdapat tabel data anggota jemaat yang dapat digunakan oleh Sekretaris Gereja maupun Ketua Jemaat. Adapun penjelasan fungsi-fungsi dalam form ini seperti Gambar 13.

(22)

13

Setelah data jemaat ditambahkan ke dalam aplikasi, maka Sekretaris Gereja maupun Ketua Jemaat dapat melihat laporan data jemaat berdasarkan unit pelayanan. Tampilan Form Laporan Data Jemaat adalah seperti pada Gambar 14.

Gambar 14. Tampilan Laporan Data Jemaat Berdasarkan Unit Pelayanan

Sistem Administrasi Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon dibangun guna membantu Ketua, Sekretaris dan Bendahara Gereja untuk mengelola data jemaat, data keuangan, dan warta gereja. Berdasarkan perancangan yang telah disusun, maka modul keuangan gereja pada sistem informasi ini terdapat pada Form Manajemen Data Keuangan yang terdiri dari data penerimaan kas, pengeluaran kas, dan laporan keuangan gereja. Adapun data penerimaan kas diperoleh dari kolekte, persembahan, dan penerimaan lain-lain. Form Penerimaan Kas yang diperoleh dari kolekte seperti pada Gambar 15.

(23)

14

Pada form persembahan pada Gambar 16. Bendahara jemaat dapat melakukan penginputan persembahan yang masuk setiap minggunya. Dalam form ini terdapat tanggal, no_transaksi, no_akun dan total persembahan yang didapat.

Gambar 16. Tampilan Form Penerimaan Persembahan

Pada form persembahan ini bendahara jemaat dapat melakukan penginputan pendapatan lainya berupa pendapatan yang didapat dari ibadah-ibadah di masing-masing sektor dan juga unit seperti ibadah unit, ibadah pelayan wanita, pelayanan pria, dan lain-lain. Dalam form ini terdapat tanggal, no_transaksi, no_akun dan total persembahan yang didapat seperti pada Gambar 17.

(24)

15

Pada form pengeluaran berikut ini bendahara dapat menginput laporan pengeluaran gereja. Dalam form ini terdapat tanggal, nomor_transaksi, kode_akun, total dan keterangan yang dapa dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18. Tampilan Form Pengeluaran Teologi

Pada form laporan arus kas terdapat semua laporan penerimaan maupun pengeluaran pada gereja, semua laporan ini biasa di lihat pada periode perbulannya. Form ini juga menampilkan jumlah debit,kredit dan juga jumlah saldo akhir yang dapat dilihat seperti pada Gambar 19.

(25)

16

Sistem administrasi gereja ini juga mengelola data warta jemaat dimana sekretaris dapat melakukan pengunggahan (upload) dokumen yang akan disebarkan kepada para jemaat gereja. Pada form ini terdapat semua informasi tentang jemaat GPM Wayame. Terdapat tambahan file di form ini yang didalammnya berupa judul warta, dan daftar file yg sudah tersimpan di sistem berdasarkan tanggal inputannya yang dapat dilihat pada Gambar 20.

Gambar 20. Tampilan Form Data Warta Jemaat

Sebelum sistem informasi diimplementasikan pada obyek studi kasus, harus dilakukan proses pengujian guna memastikan bahwa sistem informasi yang dibangun telah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Tahapan pengujian atau testing dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kesalahan-kesalahan yang terjadi pada aplikasi yang dibangun. Bentuk-bentuk kesalahan yang mungkin ditemukan pada tahapan pengujian antara lain seperti: kesalahan kode program, kesalahan inputan data, kesalahan proses, ataupun kesalahan lokasi basis data. Apabila dalam proses pengujian ditemukan kesalahan program, maka aplikasi harus diperbaiki sehingga diperoleh aplikasi yang benar-benar bersih dari kesalahan.

(26)

17

Tabel 1. Hasil Pengujian Aplikasi Menggunakan Blackbox Testing

No Poin

Pengujian

Validasi Data input Hasil Uji Status Uji

1. Proses

(27)

18

5. Simpulan

Setelah melakukan tahapan analisa kebutuhan, perancangan, pengkodean, pengujian, dan implementasi Sistem Administrasi Gereja GPM PNIEL Wayame Ambon, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan berdasarkan hasil penelitian ini antara lain: Sistem dapat menampilkan data jemaat, data keuangan, dan warta jemaat gereja secara cepat dan akurat baik berdasarkan unit pelayanan maupun periode pelaporan secara mingguan, bulanan, dan tahunan. Sistem informasi dapat membantu Sekretaris, Bendahara, dan Ketua Jemaat untuk memperoleh informasi mengenai jumlah jemaat, posisi laporan keuangan gereja, dan informasi warta jemaat setiap minggunya. Sistem informasi ini juga dapat menghasilkan laporan secara up to date sesuai dengan kebutuhan setiap pengguna.

6. Pustaka

[1]. Kreonke, David M. 1992 Management Information System. Watsonvile : Metchel McGraw.Inc

[2]. Jeffrey Soeprapto, 2011. Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Gereja Dengan Disconnected Database Melalui Web Service : Jurusan Teknik Informasi Fakultas Teknologi Industri Universitas Atma Jaya Jogyakarta

[3]. Sari Selvina Djami, 2012. Perancangan dan Implementasi Media informasi Gereja Berbasis Web Gereja Kristen Sumba Waingapu : Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana

[4]. Lieman Mella Randy Sabono, 2013. Sistem informasi Manajemen Kegiatan dan Keuangan pada Kantor Gereja GPIB Bethania Makassar. Sistem informasi Stimk Kharisma Makassar

[5]. Oktovianus Palute, 2010. Analisis dan Perancangan sistem Informasi Berbasis Web Pada Universitas Kristen Indonesia Toraja. Yogyakarta : Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Amikom

[6]. Gordon B. Davis, 1984. Management Information Systems. Kogakusha:McGraw-Hill

[7]. Sugiyanto,dasar-dasar Manajemen Kristiani. Jakarta; BPK Gunung Mulia,2008

[8]. BPH Sinode GPM, Himpunan Peraturan Gereja Protestan Maluku. Ambon [9]. Klumpuk Mujiyatno, 2012. Sekretaris Gereja Klasis Sindoro Sumbing

Parakan

[10]. Pressman RS.1997.Rekayasa Perangkat Lunak. Edisi ke-2. LN

Gambar

Gambar 1.  Tahapan Penelitian
Gambar 2. Motede Prototype Model [9]
Gambar 3. Use Case Diagram Sistem Informasi Manajemen Gereja
Gambar 4. Activity Diagram Mengelola Data Jemaat
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pusat, Provinsi dan Kab./Kota lokasi industrialisasi 1,839 Pengendalian mutu dan keamanan produk Peningkatan produksi, produktivitas dan kualitas komoditas dan

Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara.. Penghapusan

Penghasilan yang bersifat material berarti imbalan (upah, gaji) dan yang non material bermakna ukhrawi yaitu ingin mendapat pahala di sisi Allah. Dalam kaitannya dengan tujuan

ht t p:/ / cabikhost ing.com Load balancing m ikrot ik rout er Load balancing adalah mengoptimal kan bandwidth yang tersedia pada 2 buah jalur koneksi.. internet

Membran silika yang optimum untuk menurunkan warna dan kekeruhan diperoleh dari massa campuran silika 5 gram (28,65 %wt) dengan % volume limbah 100%. Saran yang dapat

[r]

Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui besarnya harga jual yang pantas untuk tiap tipe rumah pada proyek perumahan Soka Park berdasarkan analisa biaya dan analisa

Abstrak — Apple sebagai brand yang dikenal begitu elegan dan selalu futuristik dalam sajian produk - produknya merupakan sebuah media edukasi yang membutuhkan sebuah