• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKANAN DAN PERTANIAN MAKANAN DAN PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKANAN DAN PERTANIAN MAKANAN DAN PERTANIAN "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH ILMU LINGKUNGAN MAKANAN DAN PERTANIAN

DISUSUN OLEH : BELLA SILVIANA

1411112029

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Makanan dan pertanian tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya karena keduanya saling berkaitan. Pertumbuhan penduduk terus meningkat namun tidak di iringi dengan meningkatnya ketersediaan pangan. Meskipun ketersediaan pangan dan produksi pertanian ikut meningkat namun tidak sebanding dengan meningkatnya jumlah pendukduk.

Hal ini dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus. Dalam edisi pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu : Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia dan Nafsu manusia tak dapat ditahan. Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup. Kemudian timbul bermacam-macam pandangan sebagai perbaikan teori Malthus

Oleh karenaitu usaha peningkatan hasil pertanian terus di upayakan agar kebutuhan akan pangan tercukupi , berbagai metoda dan cara digunakan untuk meningkatkan hasil produksi untuk kebutuhan pangan . akan tetapi, peningkatan produksi membawa dampak tersendiri terutama bagi lingkungan. Oleh karena itu perlu dikembangkan lagi jenis teknologi yang patut diaplikasikan dalam upaya peningkatan produksi pangan, yang lebih protektif, yang bersifat memelihara, melindungi dan mengamankan lingkungan dengan memperhatikan kombinasi pertimbangan ekologi dan lingkungannya secara keseluruhan. Dalam teknologi ini, ada 3 hal utama yang perlu diperhatikan, yaitu: aspek konservasi, restorasi dan regenerasi setiap elemen dalam ekosistem (Biotik dan Abiotik).

1.2 TUJUAN

1. Untuk mengetahui hubungan antara makanan dan pertanian

2. Untuk mengetahui macam-macam cara peningkatan produksi pertanian

3. Untuk mengetahui dampak usaha peningkatan produksi pertanian terhadap lingkungan

1.3 RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu makanan dan pertanian?

(3)
(4)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 PENGERTIAN MAKANAN

Makanan adalah suatu bahan, biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, yang dimakan oleh makhluk hidup untuk mendapatkan tenaga dan nutrisi. Makanan yang dibutuhkan manusia biasanya diperoleh dari hasil bertani atau berkebun yang meliputi sumber hewan, dan tumbuhan.

2.2 PENGERTIAN PERTANIAN

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam serta pembesaran hewan ternak, meskipun cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekadar ekstraksi semata.

2.3 KAITAN ANTARA MAKANAN DAN PERTANIAN

Kaitan antara makanan dan pertanian diungkapkan Thomas Robert Malthus (1776 – 1824) tentang teori kependudukan. Dalam edisi pertamanya Essay on Population tahun 1798 Malthus mengemukakan dua pokok pendapatnya yaitu :

1. Bahan makanan adalah penting untuk kehidupan manusia 2. Nafsu manusia tak dapat ditahan

.Malthus juga mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dari bahan makanan. Akibatnya pada suatu saat akan terjadi perbedaan yang besar antara penduduk dan kebutuhan hidup. Dalil yang dikemukakan Malthus yaitu jumlah penduduk cenderung untuk meningkat secara geometris (deret ukur), sedangkan kebutuhan hidup dapat meningkat secara arismatik (deret hitung). Dari teori ini dapat disimpulkan bahwa perbandingan pertumbuhan penduduk atau manusia yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan produksi untuk kebutuhan pangan. Sehingga kebutuhan akan makanan tidak tercukupi. Oleh karena itu usaha peningkatan produksi pertanian sangat diperlukan untuk mencukupi kebutuhan manusia akan pangan.

Berikut beberapa cara meningkatkan produksi pertanian untuk mencapai produksi maksimum, yaitu dengan mengatur pola tanam, melalui pola intensifikasi, diversifikasi, dan ekstensifikasi.

a. Pola tanam

(5)

waktu tanam yang tepat. Waktu tanam yang tepat dapat mendukung pertumbuhan tanaman untuk mencapai hasil maksimal.

Kegunaan pola tanam yang berlanjut adalah memanfaatkan sumber daya optimal untuk memperoleh produksi maksimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Keuntungan pola tanam, dapat diperoleh dengan menggunakan pola tanam yang tepat, keuntungan tersebut antara lain dapat meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada. Intensitas penggunaan lahan meningkat, dengan memanfaatkan sumber daya lahan dan waktu lebih efisien, meningkatkan pula produktivitas lahan.

b. Intensifikasi

Intensifikasi pertanian dapat diartikan sebagai upaya pengembangan ilmu dan teknologi pertanian di dalam penyelenggaraan usaha tani, untuk meningkatkan produktivitas lahan usaha tani dengan memperhatikan kelestarian sumberdaya alam.

Tujuan dilaksanakan intensifikasi pertanian adalah untuk meningkat produktifitas lahan usaha tani, meningkatkan pendapatan petani dan meningkatkan kesempatan kerja. Pelaksanaan intensifIkasi dilakukan melalui tiga pendekatan yaitu pendekatan komoditas, pendekatan wilayah, dan pendekatan usahatani.

c. Diversifikasi

Diversifikasi adalah upaya mengoptimalkann sumberdaya lahan dan tenaga dalam suatu lahan usahatani melalui penerapan teknologi hemat lahan untuk mencapai produktifitas tinggi dan meningkatkan pendapatan petani.

Pola tanam beragam (diversifikasi) adalah pada lahan yang sama ditanam beberapa jenis tanaman penghasil karbohidrat (padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat), penghasil protein (kedele), penghasil lemak (kacang tanah), penghasil vitamin dan mineral (tanaman buahan, tanaman sayuran, kacang hijau), penghasil pendapatan lain (kelapa, sawit).

Keragaman tanaman yang dibudidayakan tergantung kepada ekosistem, usahatani, teknologi, dan pengetahuan petani. Ekosistem di Indonesia sangat beragam, sehingga usaha budidaya juga beragam.

d. Ekstensifikasi

Ekstensifikasi adalah kegiatan memperluas lahan usahatani ke daerah usahatani baru dengan membuka areal potensial terutama di luar pulau Jawa. Kegiatan ekstensifikasi pada umumnya dikaitkan dengan usaha transmigrasi. Usaha peningkatan produksi pertanian melalui perluasan areal tanam dapat dilaksanakan baik di lahan kering maupun di lahan basah. Pembukaan lahan basah misalnya melalui pencetakan sawah baru, yaitu lahan basah yang secara potensial dapat dijadikan sawah (lahan pasang surut dan lahan lebak).

Tujuan ekstensifikasi adalah meningkatkan produksi secara makro, memanfatkan lahan yang berpotensi untuk pertanian, menyerap tenaga kerja dan penyebaran penduduk. Contoh-contoh ekstensifikasi adalah pembukaan areal transmigrasi, perluasan perkebunan karet dan kelapa sawit melalui usaha perkebunan inti rakyat (PIR).

e. Mekanisasi Pertanian

(6)

memiliki lahan pertanian luas. Pada program mekanisasi pertanian, tenaga manusia dan hewan bukan menjadi tenaga utama.

f. Rehabilitasi Pertanian

Adalah usaha memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif menjadi tanaman yang lebih produktif sehingga meningkatnya hasil produksi. Akan tetapi dalam usaha peningkatan produksi sering terjadi hambatan peningkatan produksi, diantaranya:

a. Kesuburan Tanah,

lahan yang tersedia untuk perluasan pertanian melalui program transmigrasi umumnya merupakan lahan hutan dan lahan padang alang-alang bekas perladangan. Sebagian besar dari lahan itu terdiri dari tanah podsolik merah kuning (ultisol), di samping itu terdapat pula tanah-tanah latosol, kambisol, alluvial. Tanah podsolik merah kuning merupakan jenis tanah terbesar yang tersedia bagi perluasan areal.

b. Hama, Penyakit, dan Gulma.

penyakit dan gulma adalah merupakan masalah besar dalam pertanian tropis, terutama pada lahan kering. Hambatan-hambatan ini banyak mempengaruhi hasil-hasil yang dicapai. Pada tahun-tahun pertama setelah pembukaan lahan, akibat dari perubahan ekosistem hutan ke ekosistem pertanian, terdapat hama-hama besar untuk pertanian pangan lahan kering seperti babi hutan, burung, kera, walang sangit dan lain-lain. Hama besar itu biasanya berkurang setelah beberapa tahun, kecuali hama seperti tikus dan walang sangit.

Gulma, merupakan masalah berat pada tanaman pangan lahan kering, terutama 2 sampai 3 tahun setelah pembukaan. Beberapa tahun setelah dibuka, bila lahan terus ditanami, alang-alang dapat diatasi. Tetapi gulma setahun yang umurnya pendek dan banyak membentuk biji, merupakan gulma yang sulit diatasi. Pemupukan yang salah dapat mendorong pertumbuhan gulma dan banyak menurunkan hasil.

c. Erosi

Pada pertanian tanaman pangan lahan kering, erosi pada dasarnya terjadi pada setiap lahan yang lerengnya lebih besar dari 3%, bila tidak disertai usaha pencegahan. Erosi juga dipengaruhi oleh panjang lereng, jumlah curah hujan, intensitas curah hujan dan erodibilitas tanah. Setiap curah hujan yang lebih besar dari evapotranspirasi mempunyai potensi untuk terjadinya erosi. Berbagai cara pengendalian erosi perlu diterapkan secara integral pada pertanian pangan lahan kering, agar pelestarian lingkungan sejauh mungkin dapat dikembangkan

(7)

lingkungan. Misalnya upaya peningkatan produksi pangan dengan menambah luasan lahan pertanian dengan menebang hutan, hal ini memang akan meningkatkan produksi pertanian karena lahan yang ditanami akan semakin luas tapi akan berdampak buruk pada lingkungan karena semakin luas lahan hutan yang dibuka akan berdampak pada menurunnya kualitas lingkungan, berkurangnya cadangan air di musim kemarau, terganggunya mahkluk hidup yang hidup dalam hutan sehingga dapat menyerang penduduk karena daerah jelajahnya yang semakin sempit, sampai pada masalah menurunnya keanekaragaman hayati, bahkan kepunahan bagi spesies tertentu.

Tantangan ini kemudian membuat orang mulai berpikir untuk melakukan peningkatan dengan pemilihan bibit unggul, penggunaan pupuk kimia, peningkatan efektivitas dengan menggunakan alat modern untuk mengolah tanah dan masih banyak lagi yang lain. Namun, usaha ini juga bukan tanpa kendala karena setelah pemberlakuannya muncul lagi masalah baru seperti terganggunya keanekaragaman organisme asli karena organisme introduksi (sebagai bibit unggul), terganggunya stabilitas dan kemantapan tanah akibat penggunaan pupuk kimia, insektisida, herbisida dan bahan lainnya, sampai pada terjadinya pencemaran lingkungan berlebihan oleh bahan kimia dan bahan bakar yang digunakan untuk alat pertanian modern seperti traktor.

Sangat penting untuk memikirkan bagaimana kegiatan produksi pangan dapat terus dilakukan dengan tidak merusak lingkungan. Pengembangan teknologi tentunya dapat menjadi salah satu jawaban terbaik jika diarahkan kepada teknologi yang ramah terhadap lingkungan. Misalnya teknologi adaptif, yaitu teknologi yang dilaksanakan atau diaplikasikan untuk membantu peningkatan produksi pangan dengan beberapa penyesuaian, agar terjadi keseimbangan terhadap lingkungan dan masyarakat. Penelitian dan pengembangan di bidang teknologi adaptif ini mestinya diarahkan pada beberapa pokok perimbangan, yaitu: jumlah produksi yang akan dicapai, penyerapan tenaga kerja, besaran biaya yang dibutuhkan, seberapa banyak materi yang diambil dari lingkungan serta dampaknya bagi lingkungan hidup secara keseluruhan.

(8)

BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN

Makanan dan pertanian merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena pertanian merupakan usaha untuk menyediakan kebutuhan pangan untuk manusia. Sehingga usaha peningkatan produksi pertanian perlu ditingkatkan seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diantaranya ekstensifikasi, intensifikasi, diversifikasi, mekanisasi dan rehabilitasi pertanian. Namun usaha peningkatan produksi pertanian tersebut akan membawa dampak terhadap lingkungan diantaranya kesuburan tanah yang berkurang, kerusakan tanah, erosi dan pencemaran lingkungan. Sehingga selain mengusahakan peningkatan produksi, kelestarian lingkungan pun harus tetap terjaga.

3.2 SARAN

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Haidar.2014. “Usaha Peningkatan Produksi Pertanian”.

http://inawf.org/usaha-peningkatan-produksi-pertanian-3/. (diakses tanggal 16 sepetember 2016, pukul 10:21)

Tjandronegoro. 1991. “Ilmu Kependudukan”.

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71711 (diakses tanggal 16 sepetember

2016, pukul 09:00)

Referensi

Dokumen terkait

dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. Ayat di atas menjelaskan kepada manusia tentang hubungan thawaf dengan ka’bah. Thawaf merupakan salah satu rukun haji

Setelah penelitian dilakukan, ditemukan: 1 Pasal 7 Ayat 3 dan Pasal 14 Perda Kabupaten Bondowoso Nomor 3 Tahun 2012 berisi peraturan zonasi—jarak antara toko modern dan

Kata budaya (culture) sebagai konsep berakar dari kajian atau disiplin ilmu antropologi, dan merupakan suatu identitas dari tiap-tiap bangsa.Budaya merupakan pola yang

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di MTs Menaming seperti yang di uraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa, model Pembelajaran

Indeks Penjualan Eceran 33 Indeks Keyakinan Konsumen 33 Disposable lncome 33 Kredit Konsumsi 34 Pangsa Konsumsi Makanan dan Non Makanan 34 Harga Sewa/JualApartemen

Advokasi Sosial, yang berupa pembelaan dan pendampingan terhadap hak-hak sosial (social rights ) masyarakat yang merasa terganggu dengan keberadaan AEPS serta pelaku AEPS

• Proposal disusun sesuai panduan, namun ada beberapa hal yang perlu dilengkapi: Rencana Target Capaian artikel ilmiah dimuat di Jurnal Internasional Terindeks