• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Radiografer Tentang Kesalahan dalam Pembuatan Radiografi Intraoral di Instalasi Kesehatan pada Beberapa Kota di Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan Radiografer Tentang Kesalahan dalam Pembuatan Radiografi Intraoral di Instalasi Kesehatan pada Beberapa Kota di Sumatera Utara"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Radiografi Kedokteran Gigi

Radiografi pertama kali ditemukan oleh Wilhem Conrad Roentgen (seorang fisikawan) pada tahun 1895 di Jerman. Roentgen bekerja dengan tabung sinar katoda di laboratorium, dan tanpa sengaja menemukan sinar-x yang ternyata sinar-x tersebut dapat melewati jaringan tubuh manusia.Eksperimen pertama menggunakan tangan sang istri dengan sebuah cincin dijarinya dan pada hasilnya terlihat tulang dan logam.3

Selanjutnya pada akhir Desember 1895 dan awal Januari 1896 Dr Otto Walkoff (dokter gigi) dari Jerman menggunakan sinar-x pada foto gigi (premolar bawah) dengan waktu penyinaran 25 menit, selanjutnya waktu penyinaran tersebut diperkecil oleh Walter Koenig menjadi 9 menit dan sekarang menjadi 1/10 detik. CE Kells menjadi orang pertama di dunia yang menggunakan mesin sinar-x di klinik gigi.3

Radiografi mempunyai peranan penting dalam menunjang perawatan, memudahkan perkerjaan dokter gigi untuk melakukandiagnosa, rencana perawatan dan mengevaluasi pasien pasca perawatan. Pemeriksaan radiografi gigi dinilai efektif,

efisien dan keberhasilan yang didapat optimal. Terdapat 2 hal yang harus diperhatikandalam pemeriksaan radiografi gigi, pertama adalah teknik mendapatkan radiografi yang optimal dan kedua adalah interpretasi hasil radiografi yang telah dibuat. Alat radiografi gigi yang mutakhir tidak menjamin suatu radiografi yang baik tanpa disertai dengan teknik yang memadai (Margono, 1998).2,3

2.2 Klasifikasi Radiografi Kedokteran Gigi

(2)

2.2.1 Radiografi Intraoral

Radiografi intraoral adalah radiografi yang memperlihatkan gigi dan struktur disekitarnya. Pemeriksaan intraoral adalah pokok dari dental radiografi. Dimana tipe-tipe radiografi intraoral secara umum terbagi 3 yaitu radiografi periapikal, bite-wing dan oklusal. Dari masing-masing tipe ini tentu saja memiliki teknik yang berbeda-beda.3

2.2.1.1 Radiografi Periapikal

Tipe radiografi periapikal ini bertujuan untuk memeriksa gigi (mahkota dan akar) serta jaringan disekitarnya. Tipe ini memiliki dua teknik yaitu teknik paralleling dan bisekting.3

A. Teknik Paralleling

Teknik ini juga disebut teknik konus panjang, karena pada teknik ini pembuatannya menggunakan konus panjang. Pada teknik ini posisi film di dalam mulut pasien terhadap sumbu panjang gigi yaitu sejajar dan arah sinar tegak lurus pada bidang film, jadi tegak lurus juga dengan sumbu panjang gigi.1,2,14

Teknik ini memiliki beberapa prinsip, yaitu :

- Film diletakkan paralel dengan aksis panjang gigi

- Pusat sinar-xtegak lurus terhadap film dan aksis panjang gigi

- Film holder harus dipakai untuk menjaga agar film tetap paralel dengan

aksis panjang gigi

(3)

karena film holder mengenai jaringan sekitarnya sehingga mengurangi kenyamanan.1,2,3

Untuk membuat keadaan film sejajar dengan aksis gigi maka diperlukan alat penolong yang sederhana dan siap pakai misalnya seperti cotton roll, dan balok gigit yang dibuat khusus.2

B. Teknik Bisekting

Pada teknik ini dilakukan dengan menggunakan film holder untuk mempertahankan posisi film dalam mulut pasien, film diletakkan sedekat mungkin dengan gigi, jadi posisi film tidak sejajar dengan sumbu panjang bidang film, dan pada teknik ini konus yang digunakan adalah konus pendek.1,2,14

Teknik ini memiliki beberapa prinsip, yaitu1,3 : - Pada teknik ini digunakan prinsip geometri

- Film harus diletakkan sepanjang permukaan lingual/palatal dari gigi

- Film kontak dengan gigi, kemudian bidang film dan aksis panjang gigi membentuk sudut

- Adanya imaginary bisector

- Pusat sinar-x tegak lurus terhadap garis bisektris sehingga menghasilkan dua segitiga yang sama

- Film holder digunakan untuk menstabilkan film selama penyinaran

Keuntungan teknik ini adalah dapat digunakan tanpa menggunakan film holder, penempatan film nyaman untuk dilakukan pada seluruh area rongga mulut, serta penentuan posisi relatif mudah dan sederhana. Namun kerugian teknik ini menyebabkan mudah terjadinya distorsi dan masalah angulasi (banyak angulasi yang harus diperhatikan).1,2,3

2.2.1.2 Radiografi Bitewing

(4)

adalah film khusus. Teknik ini juga bisa digunakan untuk mendeteksi karies interproksimal (terutama karies dini) dan kerusakan tulang antara dua gigi.2,3,12

Prinsip-prinsip yang digunakan pada teknik ini, yaitu :

- Film diletakkan dalam mulut sejajar dengan mahkota gigi-gigi di maksila dan mandibula

- Film distabilkan dengan pasien menggigit bitewing tab atau bitewing

filmholder

- Pusat sinar-x diarahkan menembus kontak gigi dengan angulasi vertikal +100 Dasar teknik ini adalah teknik parallelingyang sedikit dimodifikasi, dengan sudut antara bidang vertikal dengan konus sebesar 0-10 derajat.Pada teknik ini digunakan film berukuran 3,2 x 4,1 cm. Teknik juga menggunakan film holder khusus yaitu Rinn XCT bite wing instrumen.2,3

Keuntungan teknik ini adalah dengan satu film dapat digunakan untuk memeriksa gigi-gigi pada rahang atas dan rahang bawah sekaligus, selain itu teknik ini juga dapat digunakan untuk menunjukkan karies sekunder yang berada di bawah tumpatan.2

Gambar 1. Hasil radiografi bite-wing10

2.2.1.3 Radiografi Oklusal

(5)

kelenjar submandibular, serta memeriksa pasien dengan trismus dimana pasien tidak dapat membuka mulut terlalu besar.2,3,9

Prinsip pada teknik ini adalah film diletakkan didalam mulut di antara permukaan oklusal maksila dan mandibula. Film tersebut distabilkan dengan menggigit permukaan film tersebut.3

Teknik ini juga terbagi dua, yaitu maksila oklusal proyeksi dan mandibula oklusal proyeksi. Dimana maksila oklusal proyeksi terbagi lagi menjadi tiga jenis yaitu topographic occlusal projection berguna untuk memeriksa palatum dan gigi anterior di maksila, lateral (right/left) occlusal projection berguna untuk memeriksa akar molar di palatal juga digunakan untuk melihat benda asing atau lesi di palatum, dan yang terakhir yaitu pediatric occlusal projection berguna untuk memeriksa gigi anterior dan disarankan untuk anak berumur 5 tahun atau di bawah 5 tahun.3

Kemudian mandibula oklusal proyeksi juga terbagi lagi menjadi tiga, yaitu

topographic occlusal projection berguna untuk memeriksa gigi anterior di mandibula, cross-sectional occlusal projection berguna untuk memeriksa bagian bukal dan

lingual dari mandibula dan dapat juga digunakan untuk melihat benda asing atau

salivary stone di bagian dasar mulut, dan yang terakhir pediatric occlusal projection

digunakan untuk memeriksa gigi anterior.3

(6)

2.2.2 Radiografi Ekstraoral

Radiografi ekstraoral dalam pembuatannya, sumber sinar-x maupun film berada di luar mulut dan pasien selama penyinaran harus berada pada posisi yang telah ditentukan dan tidak boleh bergerak. Radiografi ini merupakan pemeriksaan radiografi yang lebih luas dari kepala dan rahang. Radiografi ekstraoral terdiri dari berbagai jenis, yaitu3,10 :

- Panoramik

2.3 Prosesur Pembuatan Radiografi

Beberapa ketentuan dalam melaksanakan teknik radiografi pada umunya, yaitu : a. Terangkan kepada pasien tentang cara kerja pada waktu pengambilan. b. Penderita diinstruksikan menanggalkan segala yang merintangi pembuatan

radiografi yang menyebabkan gambaran radiopak seperti misalnya gigi palsu,kaca mata, dan lain-lain.

c. Perhatikan kepala penderita dan letakkan kepala penderita pada tempat yang

benar di sandaran kepala pada kursi dental dan instruksikan padanya untuk tidak menggerakkan kepalanya.

(7)

garis yang ditarik dari sudut mulut ke tragus dan garis ini sejajar dengan bidang horizontal.2

d. Perhatikan palatum dan vestibulum pasien. Kemudian lihat apakah pasien

penderita hiposalivasi atau hipersalivasi, serta lihat apakah pasien ambang rasa mualnya tinggi atau rendah.

e. Letakkan film dalam mulut, pada regio yang akan dibuat radiografi.

Kemudian ajarkan kepada pasien bagaimana memegang film tersebut dengan cara dan teknik yang dipakai dan ingatkan agar pasien tidak bergerak.

f. Operator harus berada di luar ruang penyinaran atau di belakang alat

penyinaran

g. Tempatkan tabung sinar-x mengarah pada gigi yang akan dibuat radiografi dengan sudut yang sudah ditentukan dengan benar.

h. Setelah dilakukan penyinaran, bersihkan film dari saliva dan keringkan. i. Setelah dilakukan pemrosesan maka hasil radiografi tersebut keringkan dengan menggunakan hair dryer atau menggunakan kertas buram.

j. Setelah kering masukkan hasil radiografi tersebut ke tempat yang tidak

mudah rusak.

Cara meletakkan film di dalam mulut untuk gigi anterior yaitu sumbu panjang film diletakkan secara vertikal, sedangkan untuk gigi posterior yaitu sumbu panjang

film di letakkan secara horizontal. Gigi yang akan dibuatkan foto rontgennya harus berada di tengah-tengah film dan jarak oklusal gigi dan pinggir film adalah 3 mm.2

Fiksasi film di dalam mulut perlu dilakukan agar film tidak melengkung sehingga tidak terjadi perpanjangan gambar gigi dari ukuran gigi sebenarnya. Untuk gigi kaninus terutama kaninus atas film dipasang sedemikian sehingga sumbu gigi berada diagonal dari film. Untuk molar ketiga atas ataupun bawah film dipasang sedemikian sehingga pinggir depan film diletakkan pada setengah mesio-distal dari gigi molar satu.2

(8)

dan sayap hidung dan untuk kaninus konus diarahkan pada cuping hidung. Kemudian untuk gigi posterior konus diarahkan ke garis yang menghubungkan tragus ke ala nasi.2

Arah konus untuk rahang bawah juga harus tegak lurus apabila menggunakan teknik bisekting, untuk gigi anterior konus diarahkan ke protruberentia sedangkan untuk gigi posterior konus diarahkan ke garis yang berada seperempat inci atau 0,60 cm di atas tepi mandibula dan sejajar.2

Prosessing filmdapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu manual (dengan kamar gelap dan tanpa kamar gelap), komputerisasi dan otomatis. Tahap-tahap prosessingpada umumnya ada 5 tahapan yaitu developing, rinsing, fixing, washing dan drying.2,3

Metode yang sering digunakan di klinik gigi adalah metode manual dengan kamar gelap dan tanpa kamar gelap yang biasa disebut self processing. Adapun tahap prosessing dengan kamar gelap yaitu2,3 :

1. Masuk ke kamar gelap dan pintu dikunci dari dalam, ambil hanger film lalu tandai film tersebut atas nama siapa.

2. Periksa temperatur larutan dan atur waktu.

3. Semua lampu dipadamkan dan hidupkan safe light.

4. Kemudian buka film dari pembungkusnya dan pakaikan film hanger. 5. Masukkan film yang sudah dibuka tersebut ke dalam larutan developer

selama 8-10 detik tergantung dari developer yang digunakan. Kemudian angkat film dan lihat dibawah safe light apakah sudah ada bayangan putih yang kabur atau belum. (proses developing)

6. Kemudian film tersebut dicuci di bawah air yang mengalir selama 20 detik.

(proses rinsing)

7. Film selanjutnya dimasukkan ke dalam larutan fiksasi sampai terlihat

gambaran gigi dan jaringan sekitarnya (proses fixing)

8. Film tersebut dicuci di bawah air mengalir sampai bau asam dari larutan

fiksasi hilang (proses washing)

(9)

drying)

Sedangkan untuk pemrosesan secara otomatis digunakan alat yang disebut prosesor otomatis, caranya film yang sudah disinari dimasukkan ke dalam prosesor otomatis yang sudah berisikan larutan developer dan fiksasi. Film secara otomatis melalui kedua larutan tersebut dan keluar dari alat sudah dalam keadaan kering. Proses ini dapat digunakan untuk film-film yang ukurannya besar, misalnya panoramik dan sefalometrik.2

2.4 Faktor-Faktor yang Berperan Dalam Pembuatan Radiografi Dalam pembuatan radiografi ada beberapa hal yang berperan, yaitu1,3 : 1. Jarak Target Film

Jarak dari target adalah jarak dari target anoda (sumber sinar) ke film untuk film size 1 (standard) dan size 0 (anak) serta bite-wing adalah 8 inchi, long cone tehnik 16-20 inchi.3,10

2. Milliampere

Merupakan ukuran jumlah dari energi listrik yang melewati x-ray tube. Untuk

dental x-ray digunakan 10-15 Ma.3,10

3. Voltase

Merupakan ukuran kualitas dari energi listrik yang melewati x-ray tube yaitu

sekitar 65-90 Kv.3,10

4. Posisi Kepala Pasien

Untuk maksila garis imajiner adalah garis yang ditarik dari alanasi ke tragus (sejajar dengan lantai) sedangan pada mandibula garis imaginer adalah garis yang ditarik dari sudut bibir ke tragus (sejajar dengan lantai) dengan catatan sagital plane tegak lurus terhadap lantai.3,10

5. Posisi Film

(10)

berlawanan dengan regio yang akan difoto). Permukaan film sejajar dengan dataran oklusal, sekurang-kurangnya 1/8 inchi sampai ¼ inchi melebihi permukaan oklusal.

Dalam peletakan posisi film ini bisa saja terjadi berbagai hal misalnya seperti tersedak yang biasanya terjadi pada pengambilan foto ronsen pada daerah posterior. Namun hal tersebut dapat diatasi dengan cara operator bekerja dengan lebih baik atau mungkin pasien bisa berkumur-kumur dengan air dingin terlebih dahulu, pada pasien sensitif gunakan anastesi topikal.3,10

6. Sudut Penyinaran

Sudut penyinaran bervariasi tergantung regio gigi yang akan difoto. Sudut penyinaran juga terbagi dua yaitu sudut vertikal dan sudut horizontal. Sudut vertikal terhadap dataran oklusal ditentukan dengan menarik garis dari pusat sinar sampai bertemu dengan dataran oklusal. Biasanya sudut vertikal ini sudah ditentukan, akan tetapi ini hanya berupa acuan perkiraan.3,10

Tabel 1. Angulasi vertikalpada maksila dan mandibula10

Gigi Maksila Mandibula

Insisivus +400 -15

Kaninus +450 -20

Premolar +300 -10

Molar +200 -5

Pada dataran horizontal, pusat sinar harus diarahkan ke daerah kontak

interproksimal, untuk menghindari overlapping. Oleh karena itu sudut-sudut horizontal ditentukan berdasarkan bentuk rahang dan posisi gigi.3,10

7. Waktu Penyinaran

(11)

8. Prosessing Film

Prosessing film dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalanya seperti menggunakan mesin otomatis, secara injeksi maupun dilakukan pada kamar gelap.3,10

2.5 Kesalahan dalam Pembuatan Radiografi Intraoral

Untuk menginterpretasikan hasil suatu radiografi meliputi empat langkah dasar

yaitu peletakan film yang benar, angulasi vertikal, angulasi horizontal, dan posisi pusat sinar-x tepat di tengah gigi yang akan di rontgen. Kesalahan teknik dapat terjadi

jika salah satu dari prosedur ini selesai tidak benar.13

2.5.1 Kesalahan Persiapan Pasien

Radiografer harus selalu menjelaskan prosedur radiografi kepada pasien dan memberikan instruksi yang jelas tentang apa yang harus pasien lakukan untuk membantu memastikan kualitas gambar, menghindari pengulangan radiografi dan mengurangi paparan radiasi. Kesalahan yang paling umum terjadi dalam kategori ini adalah gerakan . Faktor-faktor yang menyebabkan pasien bergerak, yaitu13 :

- Rasa tidak nyaman

Ketidaknyamanan dapat diatasi dengan lembut, penempatan film yang tepat, menginstruksikan pasien untuk menutup mulut secara perlahan, dan penggunaan film

holder yang baik. Film ditempatkan lebih ke arah garis tengah langit-langit mulut dan

menuju lidah pada mandibula akan membuat penempatan yang lebih nyaman bagi pasien. Membengkok, terlipat atau kekusutan film akan menghasilkan artefak yang dapat mengganggu kualitas diagnostik gambar radiografi.9,13

- Posisi kepala

(12)

menyesuaikan posisi kepala dengan menaikkan dagu pasien sedikit untuk radiografi periapikal pada rahang bawah. Hal ini meningkatkan penglihatan operator ke dalam dasar mulut pasien untuk meletakkan film dan membuat dasar mulut lebih santai.13

- Refleks muntah

Refleks muntah adalah mekanisme perlindungan tubuh yang berfungsi untuk membersihkan jalan napas obstruksi. Semua pasien memiliki refleks muntah, beberapa orang lebih sensitif daripada yang lain. refleks muntah dapat dirangsang ketika terjadi kontak antar film dan langit-langit lunak, pangkal lidah, atau dinding posterior faring. Ketika akan melakukan radiografi, dianjurkan untuk memulai di wilayah anterior terlebih dulu. Penempatan anterior cenderung lebih tidak merangsang refleks muntah dan juga akan membantu pasien menjadi lebih terbiasa dan nyaman dengan prosedur.13

Untuk memastikan pengalaman pasien cepat dan halus, mempersiapkan semua peralatan sebelum film tersebut ditempatkan di dalam mulut. Pengaturan pengambilan radiografi harus ditetapkan terlebih dahulu, dan cone harus ditempatkan di daerah perkiraan paparan. Ini dapat membantu untuk mendorong pasien untuk

menelan sekali sebelum penempatan film. Pasien dapat diinstruksikan untuk melepaskan tekanan menggigit atau mengeluarkan film secepat mungkin setelah paparan selesai. Prosedur lain yang direkomendasikan untuk mengendalikan rasa

mual termasuk pernapasan melalui hidung atau mulut,melakukan anastesi mulut dengan lozenges, obat kumur, anestesi topikal, atau memfokuskan kembali perhatian pasien.13

- Ketidakmampuan pasien

(13)

Parkinson bisa lebih baik mentolerir radiografi intraoral yang memiliki waktu paparan singkat.12,13

2.5.2 Kesalahan Teknik A. Kesalahan Peletakan Film - Cakupan yang tidak memadai

Sebuah kesalahan penempatan film yang sering terjadi adalah cakupan yang tidak memadai dari daerah yang akan diperiksa. Ini biasanya terjadi pada proyeksi molar ketika pasien memiliki kesulitan mempertahankan penempatan film yang tepat. Pada teknik periapikal dan bite-wing dalam survei lengkap telah menetapkan kriteria yang menggambarkan struktur yang harus disimpan pada setiap tampilan.10,12,13

-Penempatan film terbalik

Penempatan film terbalik di dalam mulut akan menyebabkan lempengan timah yang terpapar sinar-x bukan film. Sinar x -ray dilemahkan oleh thinfoil sebelum mencapai film. Hal ini menyebabkan efek herringbone atau efekdiamond terlihat pada saat film diproses. Kesalahan ini juga menghasilkan gambar yang terang dan

ketidakjelasan anatomi yang benar pada saat film diproses.13

(14)

- Pembengkokan Film

Pembengkokan film dapat terjadi karena bentuk palatum atau lingual yang terlalu melengkung sehingga sewaktu film dimasukkan, operator secara tidak sengaja menekan film terlalu keras sehingga film menjadi bengkok. Bila menggunakan film

holder, lenturkan film terlebih dahulu sebelum dimasukan ke tempatnya. Ukuran film

yang terlalu besar juga dapat menyebabkan terjadinya pembengkokan film. Film yang bengkok akan menyebabkan terjadinya emulsi pada film, yang akhirnya berdampak pada kualitas gambar. Dalam mengatasi masalah ini, harus hati-hati dalam memasukkan film ke dalam mulut pasien dan memilih ukuran film yang sesuai.13

Gambar 4. Pembengkokan film13

- Kemiringan dataran oklusal

Ketika film tersebut tidak ditempatkan tegak lurus terhadap bidang oklusal, bidang oklusal akan muncul miring atau diagonal. Ketika memperlihatkan hasil

bite-wing radiografi, tepi atas film mungkin kontak dengan gingiva palatal atau lengkung

(15)

Gambar 5.Tilted occlusal plane13

A. Kesalahan Angulasi Vertikal - Elongasi (Perpanjangan)

Perpanjangan gigi dan struktur di sekitarnya adalah hasil dari kecilnya angulasi sinar x-ray. Untuk memperbaiki kesalahan ini operator harus meningkatkan angulasi vertikal. Dengan kata lain, untuk lengkung rahang atas, angulasi positif harus ditingkatkan, untuk lengkung rahang bawah, angulasi negatif harus ditingkatkan.9,13

(16)

- Perpendekan

Perpendekan gigi dan struktur di sekitarnya juga dapat hasil dari angulasi vertikal yang tidak benar. Foreshortening adalah hasil dari overangulation dari sinar

x-ray. Untuk memperbaiki foreshortening ketika menggunakan teknik paralel,

operator harus menurunkan angulasi vertikal positif untuk proyeksi rahang atas, dan mengurangi vertikal negatif untuk proyeksi mandibula. Kesalahan ini juga dapat terjadi jika reseptor tidak ditempatkan sejajar dengan sumbu panjang gigi.9,13

Gambar 7. Foreshortening13

B. Kesalahan Angulasi Horizontal

Angulasi horizontal yang tepat dari sinar x-ray akan membuka kontak

interproksimal dan memfasilitasi evaluasi karies menyeluruh dan penilaian tingkat tulang, yang semua komponen terdiri dari pemeriksaan klinis dan radiografi

(17)

Gambar 8. Overlapping13

2.5.3 Kesalahan Pemaparan dan Prosessing A. Kesalahan Pemaparan

- Under Exposure

Menghasilkan gambar yang terlalu terang atau rendah kepadatan. Gambaran cahaya juga dapat disebabkan oleh peningkatan jarak sumber benda, atau tidak menempatkan tubehead cukup dekat ke wajah pasien selama pemaparan. Jaraktubehead ini tidak lebih dari 2 cm dari wajah pasien. Film dapat kurang terang jika alat pemapar tidak digunakan sesuai indikasi atau waktu yang tidak benar. Dengan kata lain, dokter melepaskan tombol paparan terlalu cepat. Hasil

overexposure dalam kepadatan tinggi atau gambar gelap. Penyebabnya antara lain

pengaturan faktor paparan yang tidak tepat.9,13

- Double Exposure

(18)

Gambar 9 Double exposure13

B. Kesalahan Prosessing

- Thin Image / Terang

Disebabkan oleh karna undeveloper film. Waktu developer yang tidak tepat, terlalu cepat, larutan developer yang terlalu dingin, waktu terlalu singkat.3

(19)

- Dense Image / Gelap

Disebabkan karena undeveloper film. Waktu prosessing film yang terlalu lama, larutan developer yang terlalu panas. Konsentrasi larutan developer yang terlalu pekat.3

Gambar 11. Dense image3

- Cracked / Pecah-Pecah

Disebabkan karena retikulasi dari emulsi film. Masalahnya adalah perubahan temperatur developer yang tiba-tiba.3

(20)

- Spot Hitam Pada Film

Disebabkan oleh spot larutan developer. Masalahnya adalah developer kontak dengan film sebelum film diproses.3

Gambar 13. Dark spots3

- Spot Putih Pada Film

Disebabkan oleh spot larutan fixer. Masalahnya adalah larutan fixer kontak dengan film sebelum diproses3

(21)

- Warna Kuning Kecoklatan

Disebabkan oleh waktu fixer yang tidak tepat. Masalahnya adalah fixer yang tidak efektif dan rinsing yang tidak efektif.3

Gambar 15. Steins3

- Gambar Putih di Bagian Pinggir Film

Disebabkan karena developer cut off. Masalahnya karena sewaktu prosessing sebagian film tidak masuk ke dalam larutan developer.3

(22)

- Gambar Hitam di Bagian Pinggir Film

Disebabkan karena fixer cut off. Masalahnya adalah sewaktu prosessing sebagian film tidak masuk ke dalam larutan fixer.3

Gambar 17. Partial dark image3

- Daerah Putih / Hitam Pada Daerah Overlap

Disebabkan oleh film yang overlap. Masalahnya adalah dua film kontak sebelum atau selama prosessing.3

(23)

- Black Crescent Shaped Marks

Disebabkan oleh finger nail artifact. Masalahnya adalah rusaknya emulsi film oleh tangan operator selama pengerjaannya.3

Gambar 19. Black crescent

shaped marks3

- Lack Finger Print

Disebabkan oleh finger print artifact. Masalahnya adalah film bersentuhan dengan jari ketika kontak dengan larutan developer.

(24)

- Film Bergaris Bercabang (Static Electricity)

Terjadi pada saat mengeluarkan film. Masalahnya adalah mengeluarkan film dari bungkusnya secara kasar.3

(25)
(26)

2.7 Kerangka Konsep

Radiografi Kedokteran Gigi

Radiografi Intra Oral

Periapikal Pengetahuan

Radiografer

Oklusal Bite-wing

Hasil Optimal Hasil Tidak Optimal

Prosessing, yaitu :

- Thin Image

- Dense Image

- Cracked

- Static Electricity

- Dan lain-lain Operasional, yaitu :

- Elongasi

- Forshortning

- Cone Cutting

Gambar

Gambar  1. Hasil radiografi bite-wing10
Gambar 2. Hasil radiografi oklusal12
Tabel 1. Angulasi vertikalpada maksila dan mandibula10
Gambar 3.Backward receptorimage13
+7

Referensi

Dokumen terkait

Setelah didapatkan hasil analisa di laboratorium, kemudian data dari hasil penelitian dianalisis dengan koefisien korelasi pada ion logam Pb yang didapatkan

INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN

Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari dua siklus. Untuk mengetahui pelaksanaan dan hasil belajar, digunakan

Pengaruh pH terhadap aktivitas a-amilase kasar Nocardia no.7 diuji dengan mereaksikan larutan enzim padaberbagaiderajatkeasaman(pH).Hasilpengamatan menunjukkan bahwa apabila

Lembaga Nadzir beserta kegiatan pengelolaannya serta harta atau uang yang diwakafkan oleh wakif juga perlu memperoleh perlindungan hukum agar tidak terjadi

Batasan penelitian ini pada ruang lingkup identifikasi dini penyakit diabetes dengan gejala-gejala awal yang meliputi knowledge base rules, table decision, dan

Sarung tangan yang kuat, tahan bahan kimia yang sesuai dengan standar yang disahkan, harus dipakai setiap saat bila menangani produk kimia, jika penilaian risiko menunjukkan,