• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Pemerintah Terhadap Perlindungan Dan Pemberdayaan Petani Di Era Pasar Bebas Di Tinjau Dari Undang-Undang No 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan Dan Pemberdayaan Petani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Peran Pemerintah Terhadap Perlindungan Dan Pemberdayaan Petani Di Era Pasar Bebas Di Tinjau Dari Undang-Undang No 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan Dan Pemberdayaan Petani"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

PASAR BEBAS DAN PENTINGNYA PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PETANI

A. Konsep Pasar Bebas

1. Pengertian dan karakteristik Pasar Bebas

Pada abad berikut, mau tidak mau, suka tidak suka, kita akan memasuki

pasar bebas. Sehubungan dengan itu banyak kalangan resah berkaitan dengan

masalah-masalah etis, khususnya masalah keadilan, yang muncul sehubungan

dalam sistem perdagangan bebas tersebut. Akar filosofis dari perdagangan bebas

tersebut dengan menggali pemikiran-pemikiran etis filosofis dari Adam Smith.17

Adam Smith (1723-1790) adalah ahli ekonomi dan filsafat asal

Skotlandia,Inggris. Ia disebut sebagai bapak ilmu ekonomi dan tokoh utama

mahzab ekonomi klasik serta perancang ekonomi kapitalis. Dialah yang

menganjurkan agar pemerintah tidak banyak melakukan campur tangan dalam

perekonomian.18Adam Smith lebih dikenal sebagai seorang ekonom dari pada

sebagai seorang filsuf, apalagi seorang filsuf moral. Ketenarannya sebagai

ekonom, khususnya sebagai pencetus sistem ekonomi pasar bebas, sedemikian

besar sehingga orang lupa bahwa Adam Smith sesungguhnya adalah seorang

filsuf moral dan sistem ekonomi pasar bebasnya dicetuskan dalam kerangka

kuliahnya mengenai moralitas.19

Sistem Pasar Bebas (Free Market) yang dikemukakan oleh Adam Smith

dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nation

17

A. Sonny Keraf, Pasar Bebas Keadilan dan Peran Pemerintah Telaah Atas EtikaEkonomi Adam Smith (Yogyakarta: KANISIUS,1996), hlm. 17.

18

Abdul Syukur; et. al, Ensiklopedia untuk pelajar (buku 9), (Jakarta : Ictiar Baru Van Hoeve, 2005), hlm. 124.

19

(2)

(Penyelidikan tentang Sifat dan Sebab Kekayaan Negara) atau yang diasingkat

The Wealth of Nations (terbit 9 Maret 19776), dianggap sebagai sistem ekonomi

klasik. Analisis formal dari buku The Wealth of Nations dimulai dengan

pertimbangan kerja dan fenomena interdependensi ekonomi dan kemudian

diteruskannya dengan analisis harga, alokasi sumber daya dan proses distribusi.20

Ajaran Adam Smith mengenai pasar yang mengatur dirinya sendiri

(Self-regulating market) sebagai penerapan hakiki ajaran dia mengenai tatanan kosmis

dalam ekonomi, telah menjadi ajaran inti suatu ilmu baru pada waktu itu, yaitu

politik ekonomi. Walaupun beberapa pendahulunya, terutaman Hutcheson, telah

berusahamenerapkan konsep tatanan ilmiah pada bidang ekonomi. Adam Smith

lah yang berhasil mengembangkan dan menerapkansecara rinci teori tatanan

ilmiah yang terpadu dalam bidang ekonomi. Tatanan ekonomi yang harmonis ini

akan bekerja sesuai dengan kecendrungan dasarnya sedemikian rupa

sehinggamembawa hasil-hasil yang bergunabagi umat manusia. Inilah yang

membuat Adam Smith sangat terkenal.21

Pasar bebas bagi Adam Smith merupakan penerapan konsep tatanan

kosmis yang harmonis dalam bidang ekonomi. Pasar bebasr merupakan panggung

sosial-ekonomi satu-satunya yang memungkinkan keadilan dapat diwujudkan.

Pasar bebas adalah perwujudan dari apa yang disebut Adam Smith sebagai sistem

kebebasan kodrati dan keadilan.22 Sudah diketahui umum bahwa kebesaran Smith

sebagai bapak politik ekonomi terletak dalam teorinya mengenai sistem pasar

20

Abdul Syukur, et. al ; op. cit , hlm. 124. 21

A. Sonny Keraf, op. cit; hlm. 32. 22

(3)

bebas. Pasar bebas merupakan perwujudan kebebasan kodrati dan keadilan, atau

merupakan perwujudan hukum kodrat dalam bidang ekonomi.23

Salah seorang filsuf paling terkemuka yang mengikuti jejak langkah Adam

Smith dan merumuskan secara paling pas hakikat sistem ekonomi pasar bebas

adalah Friedrich A von Hayek. Menurut Hayek, untuk memahami secara tepat

hakikat pasar bebas kita harus membedakan antara sebuah ekonomi dalam

pengertiannya yang ketat dan ekonomi pasar bebas.Sebuah ekonomi dalam

pengertian yang sebenarnya, kata Hayek adalah sebuah organisasi, sebuah taxis,

yaitu sebuah usaha sadar untuk mengerahkan segala daya dan upaya yang telah

diketahui untuk mencapai tujuan tertentu. Sebuah pasar bebas justru sebaliknya

adalah sebuah tatanan spontan, sebuah catallaxy, yang tidak pernah dapat

dikendalikan oleh suatu tujuan tunggal. Dengan demikiansebuah ekonomi dalam

pengertian yang sebenarnya adalah hasil rancangan manusia, pasar bebas bukan

merupakan hasil rancangan manusia, walaupun mungkin disebabkan oleh

tindakan manusia.24

Pasar bebas berfungsi mempertahankan sebuh tatanan yang akan

memberikan peluang bagi setiap orang untuk mencapai tujuannya sendiri-senidri.

Pasar bebas adalah tatanan kosmis yang memungkinkan setiap individu mengejar

kepentingannya dan dengan demikian pada akhirnya mewujudkan apa yang

menjadi tujuan dari pasar bebas itu sendiri.25

2. Kebijakan Hambatan Perdagangan dalam Pasar Bebas

23

Ibid, hlm. 198. 24

Ibid, hlm.198. 25

(4)

Dalam kegiatan perdagangan pasar bebas(antar-negara) sering kali suatu

negara mengalami hambatan. Hambatan perdagangan dalam pasar bebas

adalah regulasi atau peraturan pemerintah yang membatasi perdagangan

bebas.Berikut ini beberapa hambatan yang sering muncul dalam perdagangan di

era pasar bebas :

a. Perbedaan Mata Uang Antarnegara

Mata uang yang berlaku di setiap negara berbeda – beda. Negara yang

melakukan kegiatan ekspor, biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk

membayar dengan menggunakan mata uang negara pengekspor. Pembayarannya

tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri. Padahal nilai uang setiap

negara berbeda-beda. Apabila nilai mata uang negara pengekspor lebih tinggi

daripada nilai mata uang negara pengimpor, maka dapat menambah pengeluaran

bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara diuntungkan dan

lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan mata uang sebagai

standar internasional.

b . Kualitas Sumber Daya yang Rendah

Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan

internasional karena jika sumber daya manusianya rendah, maka kualitas dari

hasil produksi(produk) akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas

produk rendah akan sulit bersaing dengan barang – barang yang dihasilkan oleh

negara lain yang kualitasnya lebih baik. Hal ini tentunya menjadi penghambat

bagi negara yang bersangkutan untuk melakukan perdagangan internasional.

(5)

Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, negara

pengimpor akan mengalami kesulitan dalam hal pembayaran. Apabila

pembayarnya dilakukan secara tunai maka negara pengimpor akan mengalami

kesulitan dan resiko yang tinggi, seperti perampokan. Oleh karena itu, negara

pengekspor tidak mau menerima pembayaran secara tunai tetapi melalui kliring

internasional atau telegraphic transfer atau menggunakan L/C.

d . Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara

Setiap negara tentunya akan selalu melindungi hasil produksinya sendiri.

Mereka tidak ingin hasil produksinya tersaingi oleh hasil peoduksi dari luar

negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk

melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif

impor.Apabila tarif impor tinggi maka produk impor tersebut akan menjadi lebih

mahal daripada peoduk dalam negeri sehingga mengakibatkan masyarakat

menjadi kurang tertarik untuk membeli produk impor. Hal itu akan menjadi

penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan.

e . Terjadinya Perang

Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus.

Selain itu, kondisi perekonomian negara yang sedang berperang tersebut juga

akan mengalami kelesuan. Hal ini dapat menyebabkan perdagangan antarnegara

akan terhambat.

f . Adanya Organisasi – Organisasi Ekonomi Regional

Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasi – organisasi

ekonomi. Tujuan organisasi – organisasi tersebut adalah untuk memajukan

(6)

dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan negara – negara anggota saja.

Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan

impor yang khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di

luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota

akan mengalami kesulitan.

Bentuk – bentuk hambatan perdagangan yang muncul akibat adanya

kebijakan ekspor-impor, antara lain:

a. Tarif atau bea cukai

Tarif adalah pembebanan pajak (custom duties) terhadap barang-barang yang

melewati batas kenegaraan. Tarif dapat digolongkan menjadi beberapa bagian,

antara lain :

1) Bea ekspor = pajak atau bea yang dikenakan terhadap produk yang diangkut menuju negara lain.

2) Bea transit = pajak yang dikenakan terhadap produk yang melalui wilayah negara lain dengan ketentuan bahwa negara tersebut bukan

merupakan tujuan akhir dari pengiriman.

3) Bea impor = pajak yang dikenakan terhadap produk yang masuk dalam suatu negara dengan ketentuan negara tersebut adalah merupakan tujuan

akhir dari pengiriman produk.

4) Uang jaminan impor = persyaratan bagi importir suatu produk untuk membayar kepada pemerintah sejumlah uang tertentu pada saat

(7)

b. Kuota Impor

Kuota membatasi banyaknya unit yang dapat diimpor. Tujuannya adalah

untuk membatasi jumlah barang tersebut di pasar dan menaikkan harga

produknya.

c. Subsidi

Subsidi (juga disebut subvensi) adalah bentuk bantuan keuangan yang

dibayarkan kepada suatu bisnis atau sektor ekonomi. Sebagian subsidi diberikan

oleh pemerintah kepada produsen atau distributor dalam suatu industri untuk

mencegah kejatuhan industri tersebut (misalnya karena operasi merugikan yang

terus dijalankan) atau peningkatan harga produknya atau hanya untuk

mendorongnya mempekerjakan lebih banyak buruh (seperti dalam subsidi upah).

Contohnya adalah subsidi untuk mendorong penjualan ekspor; subsidi di beberapa

bahan pangan untuk mempertahankan biaya hidup, khususnya di wilayah

perkotaan; dan subsidi untuk mendorong perluasan produksi pertanian dan

mencapai swasembada produksi pangan.26

Subsidi dapat dianggap sebagai suatu bentuk proteksionisme atau

penghalang perdagangan dengan memproduksi barang dan jasa domestik yang

kompetitif terhadap barang dan jasa impor. Subsidi dapat mengganggu pasar dan

memakan biaya ekonomi yang besar. Bantuan keuangan dalam bentuk subsidi

bisa datang dari suatu pemerintahan, namun istilah subsidi juga bisa mengarah

pada bantuan yang diberikan oleh pihak lain, seperti perorangan atau lembaga

non-pemerintah.

26

(8)

d. Exchage Control

Biasanya, negara – negara yang menggunakan kontrol devisa adalah

mereka yang ekonomi lemah. Kontrol ini memungkinkan negara – negara yang

ekonominya lebih stabil membatasi jumlah volatilitas nilai tukar mata uang yang

masuk / keluar.dimana pemerintah juga memonopoli seluruh devisa dan mengatur

penggunaan devisa tersebut. Sehingga menghambat perdagangan dari luar dan

menjaga ekonomi dalam negeri.

e. State Trading Operation

State Trading Operation adalah pemerintah dalam perdagangan

melakukan kegiatan ekspor.Pemerintah melakukan sendiri perdagangan

internasional , dan pemerintah melakukan tindakan yang sesuai dengan kebijakan

di bidang perdagangan internasional. Dalam hal ini state trading operasion

menjadi penghambat perdagangan karena pemerintah itu sendiri turun langsung

mengkontrol kegiatan perdagangan internasional sehingga tidak mudah masuk

kedalam negeri sehingga produk dalam negeri tetap dapat bersaing.

f. Dumping

Politik Dumping adalah menjual suatu barang yang nilainya lebih tinggi

dari harga beli, baik dijual di luar negeri maupun dalam negeri tetap mendapat

untung.tetapi dengan politik tersebut mengakibatkan barang yang dijual sulit

terjual sehingga produsen dari dalam maupun luar negeri enggan mengekspor

barang kembali akibat adanya hambatan tersebut.Adapun beberapa motif dari

Politik Dumping, yaitu antara lain:

(9)

2) Memperkenalkan suatu produk dalam negeri ke negara lain.

3) Berebut pasar luar negeri.

Hambatan perdagangan mengurangi efisiensi ekonomi. Pihak yang diuntungkan

dari adanya hambatan perdangan internasional adalah produsen dan pemerintah.

Produsen mendapatkan proteksi dari hambatan perdagangan, sementara

pemerintah mendapatkan penghasilan dari bea – bea.

3. Peran Negara dalam Era Pasar Bebas

a. Konsepsi tentang Negara

Literatur – literatur tentang hukum, politik, ekonomi, dan sosial

pendeknya seluruh ilmu kemudian kita kategorikan sebagai ilmu sosial. dibangun

diatas filosofi bahwa negara itu ada kalau negara itu tidak di asumsikan sebagai

“ada”, maka runtuhlah seluruh bangunan lainnya yang disandarkan pada negara

itu. Kemudian, yang ada hanya sekelompok manusia saja, tanpa negara, tidak

perlu politik, sedang hukum adalah kebiasaan perilaku mereka yang sama-sama

mereka pegang teguh.27

Jadi negara itu harus ada dengan segala persyaratan yuridisnya yang

tergambar dari falsafah hidup negara tersebut. Indonesia memiliki nilai tersebut

yang biasa kita sebut dengan Pancasila. Lebih mudah kita cermati sila kelima dari

pancasila, “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Inilah yang disebut

ekonomi pancasila. Bahwa negara Indonesia diselenggarakan dalam rangka

mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat tanpa kecuali.

Tantangan negara kesejahteraan diuji dengan penentuan pilihan kebijakan,

apakah kebijakan yang dipilih akan membawa kesejahteraan bagi rakyat, atau

27

(10)

sebaliknya malah menyengsarakan rakyat. Memasuki hutan belantara yang

terdapat macan didalamnya yang siap menerkam tanpa persenjataan yang cukup

sama saja dengan bunuh diri. Untuk itu, negara memainkan peranan penting.

Prasyarat yang menjadi prakondisi sebelum memasuki era pasar bebas harus

dipersiapkan.

Bila dikaitkan dengan negara, maka konsep perlindungan dapat didekati

dengan konsep yang dikemukakan oleh Abdul Hakim Garuda Nusantara28 bahwa

bagaimanapun juga hukum di Indonesia harus mengacu pada cita-cita masyarakat

bangsa yakni tegaknya negara hukum yang demokratis dan berkeadilan sosial.

Dalam konteks negara hukum, hal ini dilakukan demi mencapai kesejahteraan

bersama bagi seluruh rakyat dalam pengertian yang sebenarnya. Sebagai

perwujudan masyarakat adil dan makmur.29

Konsep negara seperti ini sejalan dengan pengertian negara hukum

kesejahteraan, yang dalam berbagai literatur disebut dengan istilah yang

berbeda-beda, antara lain welfare state atau social service state.30Satjipto Rahardjo

menyebut negera jenis ini dengan istilah “negara hukum yang membahagiakan

rakyatnya.”31 Jika dalam hukum negara klasik fungsi negara hanya sebagai

“penjaga malam”(nachtwakkerstaat), maka negara hukum modern bertujuan

untuk mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Negara hukum modern bersifat aktif,

tidak dapat dipisahkan dari rakyatnya (staatsbemoeienis), mengedepankan

penetapan tujuan (doelstelling), dari pada penetapan norma

29

Machfud.M.D, Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi, (Jakarta : Pustaka LP3ES,2001),hlm, 6.

30

Sri Hartono Redjeki, Kapita Selekta Hukum Ekonomi, (Husni Syawali, edt.) (Bandung, Mandar Maju, 2000), hlm.3.

31

(11)

(normstelling),mengedepankan rencana (plan) dari ppada intruksi (voorschrift),

mengedepankan kebijakan (beleid) dari pada pelaksanaan (uitvoering) atau

penerapan (toepassing).32

b. Upaya perlindungan oleh negara

Makna leksikal dari kata “upaya” adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai

suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb).33 Upaya

merupakan tindakan yang dilaksanakan dalam rangka menjalankan tugas dan

fungsi. Upaya pemerintah dimulai dengan memberikan pengertian tentang

pemerintah terlebih dahulu. Pemerintah (goverment) ditinjau dari pengertiannya

berarti pengarahan dan administrasi yang berwenang atas kegiatan orang-orang

dalam sebuah negara.34

Dalam pasar bebas, peran negara dalam perdagangan sebenarnya akan

direduksi secara signifikan. Sebab, mekanisme tarif yang merupakan wewenang

negara dipangkas. Karena itu, diperlukan perubahan paradigma yang sangat

signifikan, yakni dari kegiatan perdagangan yang mengandalkan proteksi negara

menjadi kemampuan untuk bersaing.Tidak saja secara nasional atau regional

dalam pasar bebas, namun juga secara global. Karena itu, kekuatan manajemen,

efisiensi, kemampuan permodalan, dan keunggulan produk menjadi salah satu

kunci keberhasilan.35 Adapun upaya pemerintah dalam menghadapi pasar bebas

antara lain sebagai berikut :

32

Rahardjo Satjipto, Negara Hukum yang membangun Rakyatnya, (Yogyakarta, Genta Press, 2008,) hlm 100-119

33

Tjandra .W. Riawan, Hukum administrasi Negara, (Yogyakarta Universitas atmajaya Press 2008), hlm 4-7.

34

Tjandra .W. Riawan., Peradilan tata Usaha Negara : mendorong terwujudnya pemerintah yang bersih dan berwibawa, yogyakarta,( Universitas atmajaya Press), hlm.197.

35

(12)

A. Kebijakan Perdagangan sebagai Langkah Awal Peran Pemerintah

Kebijakan perdagangan dalam periode memasuki era globalisasi ekonomi

diarahkan pada penciptaan dan pemantapan kerangka landasan perdagangan, yaitu

dengan meningkatkan efisiensi perdagangan dalam negeri dan perdagangan luar

negeri dengan tujuan lebih memperlancar arus barang dan jasa, mendorong

pembentukan harga yang layak dalam iklim persaingan yang sehat, menenunjang

efisiensi produksi, mengembangkan ekspor, memperluas kesempatan berusaha

dan lapangan kerja, meningkatkan dan meratakan pendapatan rakyat serta

menetapkan stabilitas ekonomi. dalam pelaksanaanya, kebijakan tersebut di

upayakan secara terpadu dan saling mendukung dengan kebijakan

dibidang-bidang lainnya agar tercapainya keseimbangan dalam mencapai berbagai tujuan

pembangunan.36

Kerangka landasan perdagangan yang ingin dicapai tersebut meliputi

unsur-unsur sebagai berikut :

1. Penciptaan struktur ekspor nonmigas yang kuat dan tangguh yang tidak

terganggu oleh gejolak dengan melakukan diversifikasi, baik produk pasar

maupun pelakunya.

2. Penciptaan sistem distribusi nasional yang efektif dan efisien dalam rangka

meningkatkan daya saing produk-produk ekspor, mempertahankan tingkat

harga yang stabil didalam negeri dan pengembangan produksi dalam

negeri menuju structur ekonomi yang lebih berimbang dengan industri

yang makin kuat dan didukung oleh pertanian yang tangguh.

36

(13)

3. Peningkatan daya saing usaha sebagai pelaku dalam kegiatan ekonomi

perdagangan, baik dalam negeri maupun ekspor dengan memupuk

kebersamaan yang kokh dalam menghadapi pasar dunia yang semakin

ketat persaingannya. Di samping itu di bina kerjasama yang saling

menguntungkan antara unsure-unsur dunia usaha dan antara yang besar,

menengah dan kecil.

4. Transportasi pasar dan pengelolaan kegiatan perdagangan. Untuk itu,

kegiatan informasi perdaganganakan lebih diintensifkan agar para

pengusaha dengan mudah memperolehnya. Telah dibangun sistem

jaringan informasi pasar yang untuk sementara kegiatannya masih terbatas

di ibukota provinsi utama, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Medan,

Surabaya, dan Ujung Pandang. Jaringan informasi ini dihubungkan juga

dengan kantor-kantor Indonesian Trade Promotion Centre (ITCP) di luar

negeri. Informasi yang tersedia meliputi berbagai peraturan dibidang

ekspor, daftar iportir diluar negeri, produk-produk yang diminta, dan

data-data perdagangan berbagai Negara.

5. Kemantapan bekerjanya lembaga-lembaga perdagangan. Berfungsinya

secara baik lembaga-lembaga perdaganagan sangat penting dalam

memperlancar arus pengadaan dan penyaluran barang, baik untu keperluan

didalam negeri maupun untuk ekspor. Untuk itu,akan terus

dikembangkannya peranan dari badan pelaksana komoditi, pasar lelang

karet, pembinaan keagenan, pasar dan sebagainya.

6. Kemantapan bekerjanya sector penunjang perdagangan. Untuk itu, secara

(14)

persamaan persepsi dan langkah dalam rangka meningkatkan ekspor

khususnya serta terbinanya perdagnagn yang lancer pada umumnya.

Pembangunan perdagangan dalam negeri sangat berperan dalam

mewujudkan trilogi pembangunan, yang meliputi pemerataan pembangunan dan

hasil-hasilnya, meningkatkan laju pertumbuhan, dan memantapkan stabilitas

ekonomi. Perdagangan dalam negeri yang efisien dan efektif akan memperlancar

arus barang dan jasa serta semakin meluasnya pasar produk-produk dalam negeri

akan meningkatkan kegiatan produksi dari sektor ynag bersangkutan maupun

sector lain. Berkembangnya sector-sektor tersebut dengan sendirinya akan

meningktkan kesmpatan kerja. Tersedianya barang dna jasa dipasar dengan harga

yang layak bagi kesejahteraan hidup rakyat. Hal ini dimungkinkan apabila

diterapakan system tata niaga yang efisien dan efektif.37

B. Menciptakan Perusahaan yang Kreatif, Inovatif dan mampu bersaing dengan

pihak Asing

Pasar bebas, menuntut setiap Industri maupun perusahaan yang akan

bersaing didalamnya untuk memberikan output terbaik dan memiliki ciri khas

yang menampilkan keunggulan bangsa. Sehingga industri tersebut mampu

bersaing dengan negara lain. Indonesia memiliki ratusan industri yang tersebar di

berbagai sektor. Industri tersebut meliputi Industri Sandang, Pangan, Property,

Pariwisata, Pertambangan dan lain lain.Jika diperhatikan, ada perbedaan besar

antara industri di indonesia dengan negara lain, yaitu kemampuan industri dalam

menciptakan output yang memiliki daya tarik serta kualitas kelas atas. Indonesia

37

(15)

memang memiliki industri yang lebih bannyak, namun kualitas rata-rata dari

industri tersebut masih kurang bersaing. Pemerintah perlu melakukan sinergi

dengan masyarakat untuk membangun industri yang berkualitas, kreatif, inovatif

dan mampu bersaing dengan industri lain.

C. Membangun Kesadaran ‘Aku Cinta Indonesia’

Adanya pasar bebas akan menciptakan asosiasi dan akulturasi antar

budaya di indonesia. Budaya-budaya antar negara di ASEAN akan saling berbaur

dan menciptakan persaingan budaya. Indonesia harus menanamkan rasa cinta

tanah air dan rasa bangga menggunakan produk industri sendiri pada

masyarakatnya. Tujuannya agar indonesia tidak kalah saing dalam persaingan

antar budaya di ASEAN. Selain itu, penanaman rasa cinta produk indonesia, akan

meningkatkan jumlah pendapatan ekonomi dan menurangi dampak impor produk

dari luar negeri.

D. Proteksi

Proteksi adalah upaya pemerintah mengadakan perlindungan pada

industri-industri domestik terhadap masuknya barang impor dalam jangka waktu

tertentu.Proteksi bertujuan melindungi, membesarkan, atau mengecilkan

kelangsungan indusri dalam negeri yang berlaku dalam perdagangan

umum.Tindakan tersebut merupakan aktivitas yang dapat dibenarkan, bahwa tidak

masuk akal untuk mengimpor barang yang dibuat didalam negeri.Sesuai dengan

pemikiran Merkantilisme,kebijakan perdagangan luar negeri memiliki dua tujuan

utama, yakni meningkatkan ekspor dan mengurangi ketergantungan pada impor.38

38

(16)

4. Pro-Kontra sistem Pasar Bebas

A. Pro Sistem Pasar Bebas

Pada permulaan abad yang lalu, kebanyakan ahli-ahli ekonomi

berkeyakinan bahwa sistem pasar bebas merupakan sistem ekonomi yang

mewujudkan kegiatan ekonomi yang paling efisien dan kemakmuran masyarakat

yang paling optimum. Pandangan ini dipelopori oleh Adam Smith yang terkenal

dengan bukunya “An Inquiry into the Nature and Causes of the wealth of Nation”.

Adam Smith dianggap paling berhasil melakukan penelaahan ekonomi menjadi

suatu ilmu ekonomi. Dia berkeyakinan bahwa pemerintah tidaklah perlu campur

tangan di dalam mengendalikan kegiatan-kegiatan ekonomi dalam suatu

masyarakat. Pandangan yang berkeyakinan bahwa kegiatan-kegiatan dalam

ekonomi harus sepenuhnya diatur oleh kekuatan-kekuatan yang wujud dalam

pasar, dinamakan “Falsafah Pasar Bebas atau Laissez Faire”. Falsafah inilah

yang menjadi landasan dari teori Mikro Ekonomi dan dianut oleh kebanyakan

ahli-ahli ekonomi satu setengah abad lamanya.

Gagasan Adam Smith diteruskan oleh pengikutnya Thomas Maltus,

David Ricardo, dan Stuart Millis. Kelompok Adam Smith inilah yang kemudian

dikenal dengan Mashab Klasik. Kemudian dilanjutkan oleh para sarjana mashab

Austria pada tahun 1890 yang terdiri dari Leon Walras, Alfred Marshal, dll.

Disamping itu juga dikembangkan oleh sarjana sosialis komunis yang terkenal

adalah Karl Marx.

B. Kontra Sistem Pasar Bebas

Dalam perkembangannya, terjadi kemerosotan perekonomian dunia yang

(17)

pada saat itu menimbulkan kesadaran bahwa tanpa adanya campur tangan

pemerintah perekonomian tidak selalu berjalan lancar dengan efisien dan

pengangguran akan selalu ada, sehingga timbul pandangan yang mengkritik

keyakinan tersebut. Kritik dan kesadaran tentang kelemahan sistem pasar bebas

telah mendorong pemerintah untuk melakukan lebih banyak campur tangan dalam

kegiatan ekonomi.

Selanjutnya muncullah teori Makro Ekonomi yang berlandaskan pada

pemikiran JM. Keynes. Teori ini menganggap bahwa keseimbangan roda

perekonomian tidak akan selalu terjadi dan diperlukan adanya campur tangan

pemerintah dalam kegiatan perekonomian. Kemunculan kritik-kritik ini

memandang dua pihak. Di satu pihak pengkritik ini melihat bahwa sistem pasar

bebas memiliki kelemahan yang menimbulkan akibat buruk atas efisiensi kegiatan

ekonomi dan kesejahteraan khalayak ramai.

Perjanjian-perjanjian perdagangan yang didukung oleh penganut

perdagangan bebas ini justru sebenarnya menciptakan hambatan baru kepada

terciptanya pasar bebas. Oleh karena itu, perjanjian-perjanjian tersebut sering

dikritik karena hanya melindungi kepentingan perusahaan-perusahaan besar.Akan

tetapi di lain pihak, disadari pula bahwa sistem pasar bebas mempunyai ciri yang

akan menjamin efisiensi yang tinggi dalam kegiatan menghasilkan barang dan

jasa dan dalam mewujudkan perkembangan ekonomi.

B. Kedudukan Petani dalam Ekonomi di Era Pasar Bebas

1. Pengertian petani dan pertanian

Definisi formal dari istilah “petani” tampaknya tak bisa dibantah lagi

bahwa ada perbedaan tertentu tidak saja antara pengarang-pengarang terkemuka,

(18)

yang relatif singkat. Dengan perkataan lain, situasinya demikian membingungkan

hingga pertama-tama kita tak akan lebih buruk kalaupun kita salah dalam

mencoba memberikan sumbangan, dan kedua, kekisruhan itu sendiri merupakan

pertanda tak langsung bahwa suatu yang drastis maupun fundamental mungkin

saja salah. Adapun pengertian petani dan pertanian menurut Undang-Undang No

19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani adalah sebagai

berikut :

Menurut Undang-Undang No 19 tahun 2013 tentang Perlindungan dan

Pemberdayaan Petani, definisi petani adalah warga negara Indonesia perseorangan

dan/atau beserta keluarganya yang melakukan usaha Tani di bidang tanaman

pangan, hortikultura, perkebunan, dan/atau peternakan.39Sedangkan pertanian

adalah Pertanian adalah kegiatan mengelola sumber daya alam hayati dengan

bantuan teknologi, modal, tenagakerja, dan manajemen untuk menghasilkan

Komoditas Pertanian yang mencakup tanaman pangan, hortikultura, perkebunan,

dan/atau peternakan dalam suatu agroekosistem.40

2. Peran penting Pertanian dalam Perekonomian Negara

Pembangunan ekonomi adalah salah satu tolak ukur untuk menunjukkan

adanya pembangunan ekonomi suatu daerah, dengan kata lain pertumbuhan

ekonomi dapat memperlihatkan adanya pembangunan ekonomi.41 Namun,

pembangunan tidak sekedar ditunjukkan oleh prestasi pertumbuhan ekonomi yang

dicapai oleh suatu 17 negara, akan tetapi lebih dari itu pembangunan mempunyai

perspektif yang lebih luas. Dimensi sosial yang sering diabaikan dalam

39

UU No 19 Tahun 2013 tentang perlindungan dan pemberdayaan petani.

40

Ibid. 41

(19)

pendekatan pertumbuhan ekonomi justru mendapat tempat yang strategis dalam

pembangunan. Dalam proses pembangunan, selain memperhitungkan dampak

aktifitas ekonomi terhadap kehidupan sosial masyarakat, lebih dari itu dalam

proses pembangunan dilakukan upaya yang bertujuan untuk mengubah struktur

perekonomian kearah yang lebih baik.

Pembangunan ekonomi sendiri pada dasarnya merupakan suatu perubahan

dalam struktur produksi dan alokasi sumber daya. Strategi pembangunan nasional

yang menjadi pedoman bagi arah pembangunan daerah. Kebijakan pembangunan

daerah diarahkan untuk mengembangkan daerah dengan mengoptimalkan

pemberdayaan potensi yang dimiliki daerah, menyesuaikan laju pertumbuhan

antar daerah, juga mengacu pemerataan pembangunan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat.

Agar pertanian dapat berkontribusi dalam perekonomian nasional,

menghadapi dinamika globalisasi dan perdagangan bebas diperlukan suatu

perencanaan nasional dengan pemilihan atas dasar prioritas dan sasaran dari

progam pambangunan pertanian. Salah satu aspek yang cukup menentukan

keberhasilan pembangunan adalah penyebaran investasi yang sesuai dengan lokasi

dan kondisi masyarakat42

Dalam tiga dekade terakhir, pembangunan nasional menitikberatkan pada

sektor manufaktur, sementara sektor pertanian yang sampai saat ini masih

merupakan tumpuan hidup masyarakat pada umumnya hanya diposisikan sebagai

sektor pendukung. Di banyak negara, sektor pertanian merupakan prasyarat bagi

42

(20)

pembangunan sektor industri dan jasa. Era globalisasi yang akan datang

memberikan peluang bagi sektor pertanian untuk berkembang lebih cepat, tetapi

sekaligus memberikan tantangan baru karena komoditas pertanian harus

mempunyai keunggulan daya saing dan kemandirian produk pertanian sedemikian

rupa sehingga produk pertanian mampu bersaing baik di pasar domestik maupun

pasar internasional.43

Dampak pembangunan dapat dilihat dari variabel makro ekonomi dimana

pembangunan pertanian dan pedesaan menjadi salah satu bagian 20 tak

terpisahkan dari pembangunan di Republik Indonesia. Pembangunan pertanian

dan pedesaan memiliki potensi yang cukup besar terkait dengan masalah-masalah

kontribusi terhadap perekonomian nasional melalui hasil yang diperoleh dari

pendapatan domestik bruto, sehingga sektor pertanian ditempatkan pada posisi

prioritas dalam perencanaan pembangunan nasional. Pembangunan pertanian di

Indonesia dianggap penting dari keseluruhan pembangunan nasional.

Ada beberapa hal yang mendasari mengapa pembangunan pertanian di

Indonesia mempunyai peranan penting, antara lain: potensi Sumber Daya Alam

yang besar dan beragam, pangsa terhadap pendapatan nasional yang cukup besar,

besarnya pangsa terhadap ekspor nasional, besarnya penduduk Indonesia yang

menggantungkan hidupnya pada sektor ini, perannya dalam penyediaan pangan

masyarakat dan menjadi basis pertumbuhan di pedesaan. Potensi pertanian

Indonesia yang besar namun pada kenyataannya sampai saat ini sebagian besar

dari petani kita masih banyak yang termasuk golongan miskin. Hal ini

43

(21)

mengindikasikan bahwa pemerintah pada masa lalu bukan saja kurang

memberdayakan petani tetapi juga terhadap sektor pertanian keseluruhan.44

Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan strategis

dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Sektor ini merupakan

sektor yang tidak mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam

pembangunan bangsa. Mulai dari proteksi, kredit hingga kebijakan lain tidak satu

pun yang menguntungkan bagi sektor ini. Sektor ini merupakan sektor yang

sangat banyak menampung luapan tenaga kerja dan sebagian besar penduduk kita

tergantung padanya.

Berdasarkan data Statistik Indonesia tahun 2009, jumlah penduduk

Indonesia yang bekerja di sektor pertanian cukup tinggi (41.331.706 jiwa), disusul

oleh sektor perdagangan (21.221.744 jiwa) dan jasa (13.099.817 jiwa) Pertanian

di Indonesia abad 21 harus dipandang sebagai suatu sektor ekonomi yang sejajar

dengan sektor lainnya. Sektor ini tidak boleh lagi hanya berperan sebagai aktor

pembantu apalagi figuran bagi pembangunan nasional seperti selama ini

diperlakukan, tetapi harus menjadi pemeran utama yang sejajar dengan sektor

industri. Karena itu sektor pertanian harus menjadi sektor moderen, efisien dan

berdaya saing, dan tidak boleh dipandang hanya sebagai katup pengaman untuk

menampung tenaga kerja tidak terdidik yang melimpah ataupun penyedia pangan

yang murah agar sektor industri mampu bersaing dengan hanya mengandalkan

upah rendah.45

44

Siti Amanah dan Nani Farmayanti,Pemberdayaan Petani,Nelayan, Keunikan Agroekosistem, dan Daya Saing,(Jakarta : Yayasan Pustaka Obor Indonesia,Tahun 2007)hlm.65.

45

(22)

3. Keterkaitan Petani dan Pasar Bebas

Petani Indonesia mayoritas termasuk dalam kategori peasant. Peasant

diartikan oleh Eric R. Wolf sebagai petani pedesaan, sebagai orang desa yang

bercocok tanam di pedesaan tidak didalam ruangan-ruangan tertutup (greenhouse)

ditengah-tengah kota atau kotak-kotak aspidistra di atas ambang jendela, mereka

bukanlah farmer, atau pengusaha pertanian (agricultural entrepeneur) seperti kita

kenal di Amerika Serikat.46Kehidupan petani (peasant) pada masa lalu bercorak

subsisten dengan prinsip “dahulukan selamat”(safety first). James C Scott

mengemukakan bahwa perilaku ekonomis yang khas dari keluarga petani

berorientasi subsistensi merupakan akibat dari kenyataan bahwa, berbeda dari

satu perusahaan kapitalis, ia sekaligus merupakan satu unit konsumsi dan satu unit

produksi.47

Kalau dulu kita mau membeli buah buahan, tidak perlu harus ke swalayan

atau supermarket, pergi saja ke pasar tradisional atau pedagang kaki lima maka

kita akan mendapatkan pilihan anekaragam buah buahan yang bisa kita pilih. Dulu

kita hanya mendapatkan Apel Malang, Mangga Indramayu, atau Jeruk Medan tapi

sekarang kita bisa mendapatkan Apel Washington atau Apel Fuji, Buah Pear,

Buah Kiwi, berbagai macam jeruk dari China dan lain lain. Kini buah impor

berjejer bersama dengan buah lokal di lapak lapak pedagang kaki lima. Mau beli

buah impor sangat mungkin bagi semua kalangan, karena harganya tidak berbeda

jauh, bahkan ada yang lebih murah. Fenomena keberadaan buah impor di lapak

pedagang kaki lima tersebut menggambarkan fenomena globalisasi pertanian.

46

Eric R. Wolf,Petani. Suatu Tinjauan Antropologis, CV Rajawali, Jakarta, 1983, hlm 2 47

(23)

Dalam konteks globalisasi, arus keluar masuk barang lintas negara berlangsung

secara bebas. Menikmati buah impor, identik dengan makan di restaurant siap

santap Mac Donald, memakai baju bermerk internasional, atau bahkan menonton

siaran langsung sepakbola Liga Inggris !! Artinya adalah, sektor pertanian tidak

bisa lepas dari pengaruh globalisasi yang dalam manifestasinya didorong oleh

liberalisasi perdagangan.

Kalau anak anak kita tidak kenal dengan apel Malang, adalah sebuah hal

yang wajar. Hal ini disebabkan karena lidah mereka lebih akrab dengan apel apel

impor, sementara kita tidak mengenalkan mereka dengan apel lokal. Derasnya

arus impor produk pertanian yang membajiri pasar dalam negeri kita memberikan

kontribusi kepada preferensi konsumen akan produk impor tersebut. Pergeseran

preferensi konsumen akan produk pertanian impor akan meningkatkan permintaan

(demand) akan produk impor sehingga dari tahun ke tahun impor produk

pertanian cenderung mengalami peningkatan. Dan kita pun mulai bersungut

sungut, menyalahkan keadaan ini sekaligus sambil menikmatinya.

Apa yang menjadi faktor penyebab dibalik derasnya arus impor tersebut ?

Sesungguhnya perdagangan dunia digerakkan oleh hukum penawaran dan

permintaan dalam pasar. Tata niaga perdagangan lintas negara diatur oleh sebuah

aturan perdagangan yang mekanismenya disepakati oleh negara negara yang

terlibat di dalamnya. Secara multilateral, aturan perdagangan tersebut diatur oleh

organisasi perdagangan dunia atau World Trade Organization (WTO). WTO

adalah badan dunia yang mempromosikan sebuah peraturan perdagangan lintas

negara untuk menuju perdagangan yang bebas. Artinya WTO berupaya untuk

(24)

tarif dan menurunkan tarif impor secara sistematis sampai pada saatnya arus

barang betul betul tanpa hambatan. WTO mengatur perdagangan barang, jasa dan

kekayaan intelektual terkait perdagangan termasuk juga perdagangan produk

pertanian. 48

Indonesia meratifikasi WTO pada tahun 1994, sehingga Indonesia harus

tunduk pada aturan WTO. Aturan WTO bersifat mengikat secara hukum atau

legally binding, sehingga pelanggaran aturan bisa berimplikasi pada sangsi

perdagangan. Sejak menjadi anggota WTO, tarif impor rata rata, produk pertanian

Indonesia cenderung terus menurun. Pada tahun 1994 tarif impor rata rata produk

pertanian berkisar 26,1 % dan terus menurun hingga 5 % pada tahun 1998.

Sepanjang masa itu produk pertanian impor mendapatkan insentif untuk masuk ke

pasar dalam negeri, dan sepanjang masa itu preferensi konsumen dalam negeri

mulai bergeser ke produk pertanian impor.49

Kasus beras dan gula agaknya menarik untuk dicermati, karena merupakan

bahan pangan pokok. Beras termasuk produk strategis karena merupakan

makanan pokok mayoritas rakyat. Pada tahun 1997, ketika krisis ekonomi

Indonesia masuk dalam skema dukungan hutang luar negeri International

Monetary Fund (IMF), sehingga untuk mendapatkan hutang maka Indonesia harus

mengikuti syarat syarat yang ditetapkan IMF. Syaratnya adalah liberalisasi sektor

pertanian termasuk perberasan, dimana monopoli impor BULOG dihapuskan

sehingga perusahaan swasta boleh impor beras, subsidi untuk petani dihapuskan

(subsidi pupuk dan pestisida) serta tarif impor beras diturunkan sehingga pada

48

Bustanul Arifin, Analisis Ekonomi Pertanian Indonesia, (Kompas : Jakarta, 2004)Hlm,6,7.

49

(25)

bulan September 1998 tarif impor beras betul betul 0%!! Akibatnya bisa diduga,

impor beras mencapai 2,9 juta ton tahun 1998 dan 4,7 juta ton di tahun 1999.

Indonesia sebagai negara yang pernah mencapai swa-sembada beras tahun 1984,

menjadi negara importir beras terbesar di dunia pada tahun 1998. 50 Selain terikat

pada aturan WTO, Indonesia juga terikat pada kesepakatan perdagangan bebas

pada tingkat regional dalam hal ini ASEAN. Pada tahun 1992, ASEAN

menyepakati pembentukan kawasan pedagangan bebas ASEAN atau ASEAN

Free Trade Area (AFTA). AFTA memiliki prinsip sama dengan WTO, yaitu

mempromosikan pasar bebas.

Implementasi AFTA telah dimulai sejak tahun 2003, dimana diantara

negara negara ASEAN dihapuskan hambatan non tarif dan untuk produk yang

tidak sensitif tarif harus berkisar antara 0-5 % saja. Oleh karena perdagangan intra

ASEAN sesungguhnya rendah dan cenderung memiliki produk sejenis maka

ASEAN mulai membuka perdagangan secara bilateral dengan negara yang secara

ekonomi lebih kuat. Maka muncullah konsep ASEAN + 3 yaitu kesepekatan

perdagangan bebas antara ASEAN dengan tiga negara Asia Timur, yaitu Jepang,

China dan Korsel. Hal ini akan terus berkembang dengan mulai diintensifkan

format perdagangan bebas antara ASEAN dan Uni Eropa serta Amerika Serikat.

Selain itu Indonesia sebagai individu negara pada tahun 2007, juga telah

meratifikasi kesepakatan bilateral dengan Jepang dan sedang merancang dengan

Amerika Serikat dan Australia.

50

(26)

Ratifikasi berbagai perjanjian perdagangan bebas tersebut yang membuat

pertanian kita menjadi semakin liberal, pasar kita menjadi semakin terbuka

dengan hambatan perdagangan yang semakin minim. Untuk itu adalah hal yang

sangat wajar jikalau petani bawang merah di Brebes mengeluh karena bawang

impor membanjiri pasar bawang merah di Brebes justru pada saat panen raya.

Bawang impor sebagian besar berasal dari Philipina, Thailand dan Vietnam,

negara negara yang bersama Indonesia terikat dalam perjanjian pedagangan bebas

ASEAN (AFTA).

Petani apel di Batu, Malang terus merugi karena kalah bersaing dengan

apel Fuji dan apel Washington. Berdasarkan investigasi yang dilakukan penulis di

supermarket dan pasar tradisional di Malang, Tulungagung dan Bogor, harga apel

Malang berada pada kisaran antara apel Fuji dari China yang lebih murah dan

Apel Washington yang lebih mahal. Tapi harga akan tidak berarti dibanding

dengan preferensi konsumen yang cenderung memilih apel impor.

Tantangan liberalisasi perdagangan yang semakin berat, ternyata juga

belum diimbangi dengan penguatan kelembagaan pada tingkat lokal. Jika

menganalis rantai pasokan produk, maka petani selalu menjadi pihak yang paling

sedikit mendapatkan keuntungan sementara memiliki resiko yang paling besar.

Informasi pasar pada tingkat lokal bersifat asimetris, dimana jika harga pasar

turun informasi akan cepat sampai ke petani, sementara jika harga naik akan

lambat diterima petani. Petani lebih banyak memperhitungkan harga pada musim

terakhir untuk mengambil keputusan untuk pemilihan komoditas yang ditanam

(27)

over produksi yang menjatuhkan harga pada masa panen. Hal ini berarti

kelembagaan informasi harga dan pasar pada tingkat petani masih sangat lemah.

Berbagai masalah pada tingkat produksi masih membelenggu pertanian

kita, seperti persoalan kualitas dan kuantitas produk, rendahnya sarana dan

prasarana pengairan, kerentanan terhadap ledakan hama dan penyakit, apalagi saat

ini dihadapkan pada situasi perubahan iklim yang menuntut perlunya strategi

adaptasi dalam menghadapinya. Dalam situasi seperti ini, adalah hal yang sangat

keliru jika cara pandangnya adalah menyalahkan konsumen yang memilih

memakan buah impor. Jangan salahkan lidah masyarakat memakan buah impor,

kalau Indonesia tidak mampu membangun pertanian yang tangguh dan produk

pertanian yang berkualitas sehingga mampu menghadapi gempuran pasar bebas.

4. Dampak Pasar Bebas terhadap Petani

a. Kondisi Pertanian di Indonesia

Pada RPJMN tahap-3 (2015-2019), sektor pertanian masih menjadi sektor

penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Peran strategis sektor pertanian

tersebut digambarkan dalam kontribusi sektor pertanian dalam penyedia bahan

pangan dan bahan baku industri, penyumbang PDB, penghasil devisa negara,

penyerap tenaga kerja, sumber utama pendapatan rumah tangga perdesaan,

penyedia bahan pakan dan bioenergi, serta berperan dalam upaya penurunan emisi

gas rumah kaca. Upaya mencapai target sukses pembangunan pertanian pada

RPJMN tahap-2 (2010-2014) yang meliputi :

a) peningkatan swasembada berkelanjutan padi dan jagung dan

swasembada kedelai, gula dan daging sapi,

(28)

c) peningkatan nilai tambah, daya saing dan ekspor, dan

d) peningkatan kesejahteraan petani melalui strategi yang dikemas

dalam 7 Gema Revitalisasi yang meliputi:

(1) revitalisasi lahan,

(2) revitalisasi perbenihan dan perbibitan,

(3) revitalisasi infrastruktur pertanian,

(4) revitalisasi SDM petani,

(5) revitalisasi permodalan petani,

(6) revitalisasi kelembagaan petani, dan

(7) revitalisasi teknologi dan industri hilir. Sampai saat ini telah

banyak capaian yang diwujudkan meskipun masih perlu

ditingkatkan. 51

Dalam lima tahun terakhir, kontribusi sektor pertanian terhadap

perekonomian nasional semakin nyata. Selama periode 2010-2014, rata-rata

kontribusi sektor pertanian terhadap PDB mencapai 10,26 % dengan pertumbuhan

sekitar 3,90 %. Sub-sektor perkebunan merupakan kontributor terbesar terhadap

PDB sektor pertanian. Pada periode yang sama, sektor pertanian menyerap

angkatan kerja terbesar walaupun ada kecenderungan menurun. Pada tahun 2014

sektor pertanian menyerap sekitar 35,76 juta atau sekitar 30,2 % dari total tenaga

kerja. Investasi di sektor pertanian primer baik Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA) mengalami pertumbuhan

rata-rata sebesar 4,2 % dan 18,6 % per tahun. Rasio ekspor-impor pertanian Indonesia

sekitar 10 berbanding 4, dengan laju pertumbuhan ekspor mencapai 7,4 % dan

51

(29)

pertumbuhan impor 13,1 % per tahun. Neraca perdagangan tumbuh positif dengan

laju 4,2 % per tahun. Nilai Tukar Petani (NTP) meningkat sangat pesat. Walaupun

sempat menurun pada tahun 2013, namun NTP melonjak dari sebesar 101,78 pada

tahun 2010 menjadi 106,52 pada tahun 2014. Tingkat pendapatan petani untuk

pertanian dalam arti luas maupun pertanian sempit menunjukkan peningkatan

yang diindikasikan oleh pertumbuhan yang positif masing-masing sebesar 5,64

dan 6,20 %/tahun selama kurun waktu 2010 – 2014. Pada periode yang sama,

jumlah penduduk miskin di perdesaan yang sebagian besar bergerak di sektor

pertanian menurun dengan laju sebesar -3,69 %/tahun atau menurun dari sekitar

19,93 juta pada tahun 2010 menjadi 17,14 juta pada tahun 2014.52

Sejalan dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2015-2045,

pembangunan sektor pertanian dalam lima tahun ke depan (2015-2019) akan

mengacu pada Paradigma Pertanian untuk Pembangunan (Agriculture for

Development) yang memposisikan sektor pertanian sebagai penggerak

transformasi pembangunan yang berimbang dan menyeluruh mencakup

transformasi demografi, ekonomi, intersektoral, spasial, institusional, dan

tatakelola pembangunan. Paradigma tersebut memberikan arah bahwa sektor

pertanian mencakup berbagai kepentingan yang tidak saja untuk memenuhi

kepentingan penyediaan pangan bagi masyarakat tetapi juga kepentingan yang

luas dan multifungsi. Selain sebagai sektor utama yang menjadi tumpuan

ketahanan pangan, sektor pertanian memiliki fungsi strategis lainnya termasuk

untuk menyelesaikan persoalan-persoalan lingkungan dan sosial (kemiskinan,

keadilan dan lain-lain) serta fungsinya sebagai penyedia sarana wisata

52

(30)

(agrowisata). Memposisikan sektor pertanian dalam pembangunan nasional

merupakan kunci utama keberhasilan dalam mewujudkan Indonesia yang

Bermartabat, Mandiri, Maju, Adil dan Makmur.

NAWA CITA atau agenda prioritas Kabinet Kerja mengarahkan

pembangunan pertanian ke depan untuk mewujudkan kedaulatan pangan, agar

Indonesia sebagai bangsa dapat mengatur dan memenuhi kebutuhan pangan

rakyatnya secara berdaulat. Kedaulatan pangan diterjemahkan dalam bentuk

kemampuan bangsa dalam hal:

1) mencukupi kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri,

2) mengatur kebijakan pangan secara mandiri, serta

3) melindungi dan menyejahterakan petani sebagai pelaku utama usaha

pertanian pangan.

Dengan kata lain, kedaulatan pangan harus dimulai dari swasembada

pangan yang secara bertahap diikuti dengan peningkatan nilai tambah usaha

pertanian secara luas untuk meningkatkan kesejahteraan petani.Menghadapi

dinamika lingkungan strategis yang sangat dinamis, potensi perekonomian yang

semula digerakkan oleh sumberdaya energi dan bahan baku asal fosil dituntut

untuk dilakukan transformasi menjadi berbasis bahan baku baru dan terbarukan

utamanya bahan baku hayati. Era revolusi ekonomi yang digerakkan oleh revolusi

teknologi industri dan revolusi teknologi informasi berbasis bahan fosil telah

berakhir dan digantikan oleh era revolusi bioekonomi yang digerakkan oleh

revolusi bioteknologi dan bioenjinering yang mampu menghasilkan biomasa

sebesar-besarnya untuk kemudian diolah menjadi bahan pangan, pakan, energi,

(31)

menjadi penghasil utama bahan pangan, pertanian juga dituntut menjadi sektor

penghasil bahan non-pangan pengganti bahan baku hidro-karbon yang berasal dari

fosil bagi industri. Teknologi Revolusi Hijau yang menjadi basis pertanian selama

ini haruslah ditransformasikan menjadi Revolusi Hayati (Biorevolution). Untuk

itu, pendekatan pembangunan pertanian yang dipandang sesuai bagi Indonesia

ialah pembangunan Sistem Pertanian-Bioindustri Berkelanjutan.53

Sasaran pembangunan pertanian ke depan perlu disesuaikan terkait dengan

cakupan pembangunan pertanian yang lebih luas dan skala yang lebih besar guna

mengungkit peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Dengan

mencermati hasil evaluasi selama periode lima tahun terakhir dan perubahan

paradigma sebagaimana tertuang dalam SIPP 2015-2045, maka sasaran strategis

Kementerian Pertanian tahun 2015-2019 adalah :

(1) Pencapaian swasembada padi, jagung dan kedelai serta peningkatan

produksi gula dan daging ,

(2) peningkatan diversifikasi pangan,

(3) peningkatan komoditas bernilai tambah dan berdaya saing dalam

memenuhi pasar ekspor dan substitusi impor,

(4) penyediaan bahan baku bioindustri dan bioenergi,

(5) peningkatan pendapatan keluarga petani, serta

(6) akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik.

53

(32)

Dengan sasaran strategis tersebut, maka Kementerian Pertanian menyusun

dan melaksanakan 7 Strategi Utama Penguatan Pembangunan Pertanian untuk

Kedaulatan Pangan (P3KP) meliputi :

(1) peningkatan ketersediaan dan pemanfaatan lahan,

(2) pening-katan infrastruktur dan sarana pertanian,

(3) pengembangan dan perluasan logistik benih/bibit,

(4) penguatan kelembagaan petani,

(5) pengembangan dan penguatan pembiayaan,

(6) pengembangan dan penguatan bioindustri dan bioenergi, serta

(7) penguatan jaringan pasar produk pertanian.

b. Dampak Pasar Bebas terhadap Petani di Indonesia

Pada saat ini dapat dilihat membanjirnya produk-produk pertanian impor

di pasar tradisional maupun pasar swalayan. Bawang merah impor, bawang putih

impor, gula putih impor, gandum impor dan dengan harga yang terkadang lebih

murah daripada produk lokal. Hal ini tentunya menjadi polemik bagi petani

Indonesia, banyak pihak yang mulai berteriak termasuk anggota Dewan

perwakilan rakyat. Anggota DPR komisi IV, Komisi VI, Komisi VII dan komisi

XI mempertanyakan kebijakan pemerintah dalam sektor industri, perdagangan dan

pertanian. Kebijakan pemerintah dinilai belum memihak kepada kepentingan

rakyat Indonesia, untuk itu DPR meminta pemerintah untuk meninjau kembali

kebijakan yang telah diambilnya. 54

Drajad Wibowo, anggota Komisi XI DPR RI mempertanyakan soal

perdagangan bebas antara Indonesia dan China mengenai pembebasan bea masuk

54

(33)

hingga nol persen terhadap produk buah-buahan, sayur-sayuran dan perikanan. Ia

berpendapat bahwa kebijakan ini justru akan mengancam masa depan petani di

Indoensia. Selama ini, tanpa penghapusan tarif hingga nol persen, produk China

sudah membanjiri pasar domestik Indonesia.55 Dampak yang paling utama

dirasakan oleh petani ialah membanjirnya produk impor sehingga menyaingi

bahkan mengalahkan penjualan produk lokal. Menumpuknya produk impor ini

menyebabkan tidak imbangnya harga jual produk lokal dengan biaya produksi

yang telah dikeluarkan.

Dapat di gambarkan kondisi petani kecil di Indonesia seperti pepatah

sudah jatuh tertimpa tangga pula´, yaitu (1) kondisi dasar petani yang sudah

miskin karena warisan struktural dan kolonial, rata-rata petani kecil di Indoesia

mempunyai lahan yang sempit, kurang dari 0,3 ha. Petani tersebut bekerja secara

konvensional dan jauh dari peralatan-peralatan yang canggih, sehingga produksi

yang dihasilkan secara kuantitas tidak banyak. (2) Kondisi pada poin pertama

ditambah parah dengan kebijakan dalam negeri pemerintah yang kurang berpihak

kepada petani, misalnya kebijakan industrialisasi yang menggusur petani,

pencabutan subsidi bahan-bahan pertanian berupa pupuk, pestisida serta bahan

bakar minyak (BBM) yang kadang digunakan petani. (3) Petani kecil dihadapkan

pada raksasa globalisasi berupa perdagangan bebas yang menuntut petani bersaing

dengan produk-produk luar negeri. Biaya produksi pertanian yang tinggi tidak

diimbangi oleh harga jual yang tinggi pula. 56

55

Kompas, 14 Juni 2005

56

(34)

Membanjirnya produk impor produk pertanian yang mematok harga

murah, menyebabkan petani tidak dapat mengharap harga produknya laku dipasar

jika harganya lebih mahal. Akhirnya petani seringkali merugi, dalam arti harga

jual produknya tidak dapat menutup biaya produksi yang telah dikeluarkan. Hal

ini semacam lingkaran setan yang memperburuk kondisi petani dan berakibat

pada pemiskinan petani. Dampak lain yang merupakan dampak limpahan (spill

over impact) dari dampak utama adalah kemiskinan membawa implikasi yang

luas pada bidang-bidang lain, yaitu kesehatan, meningkatnya pengangguran,

hilangnya kepercayaan rakyat kepada pemerintah., dan lain-lain.

Seorang yang miskin akan cenderung memenuhi kebutuhan dasarnya,

seperti makan dan pakaian, sehingga kesehatan menjadi prioritas yang kesekian

kalinya. Persoalan yang dialami petani dimana biaya produksi lebih tinggi

dibandingkan dengan harga jual, membuat mereka meninggalkan usaha pertanian.

Mereka beralih profesi ada yang menjadi pekerja serabutan atau buruh lepas,

bahkan ada yang menjadi pengangguran. Pada puncaknya, petani akan tidak lagi

respek kepada pemerintah, menimbulkan skeptisisme petani dan tidak lagi

percaya lagi kepada pemerintah.

C.Pentingnya Perlindungan dan Pemberdayaan Petani di Era Pasar Bebas

1. Pengertian Perlindungan dan Pembedayaan

a. Pengertian Perlindungan hukum

Perlindungan hukum adalah memberikan pengayoman kepada hak asasi

(35)

masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak - hak yang diberikan oleh

hukum atau dengan kata lain perlindungan hukum adalah berbagai upaya hukum

yang harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman,

baik secara pikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak

manapun.

Menurut Setiono, perlindungan hukum adalah tindakan atau upaya untuk

melindungi masyarakat dari perbu atan sewenang - wenang oleh penguasa yang

tidak sesuai dengan aturan hukum, untuk mewujudkan ketertiban dan

ketentraman sehingga memungkinkan manusia untuk menikmati martabatnya

sebagai manusia.57

Menurut Muchsin, perlindungan hukum merupakan kegiatan untuk

melindungi individu dengan menyerasikan hubungan nilai - nilai atau kaidah -

kaidah yang menjelma dalam sikap dan tindakan dalam menciptakan adanya

ketertiban dalam pergaulan hidup antar sesama manusia.

Pengertian perlindungan menurut ketentuan Pasal 1 butir 6

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan Korban

menentukan bahwa perlindungan adalah segala upaya pemenuhan hak dan

pemberian bantuan untuk memberikan rasa aman kepada Saksi dan/atau Korban

yang wajib dilaksanakan oleh LPSK atau lembaga lainnya sesuai dengan

ketentuan Undang-Undang ini.

57

(36)

Keadilan dibentuk oleh pemikiran yang benar, dilakukan secara adil dan

jujur serta bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan. Rasa keadilan dan

hukum harus ditegakkan berdasarkan Hukum Positif untuk menegakkan keadilan

dalam hukum sesuai dengan realitas masyarakat yang menghendaki tercapainya

masyarakat yang aman dan damai.Keadilan harus dibangun sesuai dengan cita

hukum (Rechtidee) dalam negara hukum (Rechtsstaat), bukan negara kekuasaan

(Machtsstaat). Hukum berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia,

penegakkan hukum harus memperhatikan 4 unsur :

a.Kepastian hukum (Rechtssicherkeit)

b.Kemanfaat hukum (Zeweckmassigkeit)

c.Keadilan hukum (Gerechtigkei)

d.Jaminan hukum (Doelmatigkeit)58

Penegakan hukum dan keadilan harus menggunakan jalur pemikiran yang

tepat dengan alat bukti dan barang bukti untuk merealisasikan keadilan hukum

dan isi hukum harus ditentukan oleh keyakinan etis, adil tidaknya suatu perkara.

Persoalan hukum menjadi nyata jika para perangkat hukum melaksanakan dengan

baik serta memenuhi, menepati aturan yang telah dibakukan sehingga tidak terjadi

penyelewengan aturan dan hukum yang telah dilakukan secara sistematis, artinya

menggunakan kodifikasi dan unifikasi hukum demi terwujudnya kepastian hukum

dan keadilan hukum.59

b. Pengertian Pemberdayaan

Istilah pemberdayaandiambil dari Bahasa Inggris „empowerment’, yang

berasal dari kata dasar „power‟ berarti kekuatanatau „daya‟ dalam Bahasa

58

Ishaq. Dasar- dasar Ilmu Hukum, Jakarta: Sinar Grafika. 2009. hlm. 43. 59

(37)

Indonesia.Empowermentdalam Bahasa Inggeris diterjemahkan sebagai

Pemberdayaandalam Bahasa Indonesia.Maka definisi pemberdayaandirumuskan

sebagai upaya yang bertujuan untuk meningkatkan kekuatan/daya (power)

pihak-pihak yang tidak atau kurang berdayaPemberdayaan juga bermakna sebagai upaya

distribusi-ulang (redistribusi) kekuatan/daya(power) dari pihak yang memilikinya

kepada pihak yang tidak atau kurang memilikinyaKarena itu, pemberdayaan

selalu mengandung pengertian :

1. Pengurangan atau pemindahan daya (power) atau upaya melakukan

disempowerment/less empoweringpihak-pihak yang memiliki kekuatan/

daya (power),

2. Penyerahan/penambahan daya (power) kepada pihak-pihak yang

diberdayakan (empowerment).

Konsep pemberdayaan dapat dikatakan merupakan jawaban atas realitas

ketidakberdayaan (disempowerment)Mereka yang tidak berdaya jelas adalah pihak

yang tidak memiliki daya atau kehilangan daya. Mereka yang tidak berdaya

adalah mereka yang kehilangan kekuatannya. Secara lebih lengkap suatu

pemberdayaan memiliki maksud untuk :

a) Pemberdayaan bermakna kedalam, kepada masyarakat berarti suatu usaha

untuk mentranspormasikan kesadaran rakyat sekaligus mendekatkan

masyarakat dengan akses untuk perbaikan kehidupan mereka.

b) Pemberdayaan bermakna keluar sebagai upaya untuk menggerakkan

(38)

masyarakat. Pemberdayaan dalam segi ini bermakna sebagai pengendali

yang berbasis pada upaya memperlebar ruang partisipasi rakyat.60

Sulistiyani menjelaskan bahwa “Secara etimologis pemberdayaan berasal

dari kata dasar daya yang berarti kekuatan atau kemampuan”. Bertolak dari

pengertian tersebut, maka pemberdayaan dimaknai sebagai proses untuk

memperoleh daya, kekuatan atau kemampuan, dan atau pemberian daya, kekuatan

atau kemampuan dari pihak yang memiliki daya kepada pihak yang kurang atau

belum berdaya.61

Pemberdayaan memerlukan keterlibatan masyarakat secara aktif. dalam

konteks pemberdayaan, masyarakat harus diberdayakan untuk merumuskannya

sendiri melalui sebuah proses pembangunan konsensus diantara berbagai individu

dan kelompok sosial yang memiliki kepentingan dan menanggung resiko

langsung (stakeholders) akibat adanya proses atau intervensi pembangunan, baik

pembangunan ekonomi, sosial maupun lingkungan fisik.62

2. Alasan pentingnya Petani dilindungi dan diberdayakan di Era Pasar

Bebas

Negara Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar

penduduknyamata pencaharian dari pertanian dan tinggal di wilayah pedesaan.

Sebagai petani mereka memiliki sawah dan ada buruh tani yang hanya bekerja di

60

Pambudi, Himawan S dkk. 2003. Politik Pemberdayaan Dalam MewujudkanOtonomi Desa.Yogyakarta : Pondok Pustaka.hlm.54-58

61

Ambar T. Sulistiyani dan Rosidah,Manajemen Sumber Daya Manusia Cetakan Pertama, (Yogyakarta

,

Graha Ilmu : 2003), hlm.54.

62

(39)

pertanian milikorang lain.63Untuk mewujudkan masyarakat adil makmur serta

untuk memenuhi hak dankebutuhan dasar warga negara, negara

menyelenggarakan perlindungan dan pemberdayaan masyarakat , khususnya

petani secara terencana , terarah dan berkelanjutan.64 Hal ini dibuktikan dengan

dibentuknya UU No.19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan

Petani.

UU ini hadir sebagai pelindung bagi petani pada masa yang sangat sulit

saat ini, ditambah dengan hadirnya era pasar bebas yang semakin membuat petani

lokal di Indonesia semakin tertekan. Karena banjirnya produk impor sehingga

membuat anjloknya harga komiditi pangan dalam negeri, sehingga kehidupan

petani pun semakin terancam. Oleh sebab itu peraturan ini diharapkan menjadi

pelindung petani dan dapat menjamin kesejahteraan petani dan buruh tani,

sehingga ada harapan baru untuk kesejahteraan keluarga petani kedepannya nanti.

Bahwa perlindungan dan pemberdayaan Petani bertujuan untuk

mewujudkankedaulatan dan kemandirian Petani dalam rangka meningkatkan taraf

kesejahteraan,kualitas dan kehidupan yang lebih baik. Pengaruh kegiatan ekonomi

modern sekarang ini telah melahirkan dan berkembangnya konglomerasi yang

dengan berbagai cara berusaha untuk memperoleh dan menguasai tanah-tanah

pertanian. Bukan saja untuk keperluan kegiatan usaha yang produktif melainkan

juga untukobyek investasi dan tidak jarang juga untuk obyek spekulasi. Hukum

agraria nasional harus mewujudkan penjelmaan dari Pancasila sebagai asas

kerohanian Negara dan cita-cita Bangsa sebagai tercantum dalam Pembukaan

UUD.

63

www.sesawi.net “,PerlindunganHukum bagi Petani dan Pertanian http://Jelita249. Blogspot.Com di akses pada tanggal 09 April 2017 Pukul 23.43 WIB

64

(40)

Sebagaiamana dijelaskan dalam UU No.19 Tahun 2013 tentang

Perlindungan dan pemberdayaan Petani, bahwa tujuan perlindungan dan

pemberdayaan petani antara lain :65

a) mewujudkan kedaulatan dan kemandirian Petani dalam rangka

meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dankehidupan yang lebih baik;

b) menyediakan prasarana dan sarana Pertanian yangdibutuhkan dalam

mengembangkan Usaha Tani;

c) memberikan kepastian Usaha Tani;

d) melindungi Petani dari fluktuasi harga, praktik ekonomibiaya tinggi, dan

gagal panen;

e) meningkatkan kemampuan dan kapasitas Petani sertaKelembagaan Petani

dalam menjalankan Usaha Taniyang produktif, maju, modern dan

berkelanjutan; dan

f) menumbuhkembangkan kelembagaan pembiayaan Pertanian yang

melayani kepentingan Usaha Tani.

UUPA telah melahirkan Demokrasi Pancasila, sedangkan hukum adat

dipakai sebagai dasar hukum tanah nasional adalah sesuai dengan kepribadian

bangsa kita, karena hukum adat adalah hukum asli kita.66Sejatinya kondisi sosial

ekonomi masyarakat yang tinggal di pedesaan umumnya masih jauh tertinggal

dibandingkan dengan yang tinggal di perkotaan. Hal ini merupakan konsekuensi

dari perubahan dari struktur ekonomi dan proses industrialisasi baik investasi

ekonomi oleh swasta maupun pemerintah, sehinggainfrastruktur dan kelembagaan

cenderung terkosentrasi di daerah perkotaan. Selain itu kegiatan ekonomi di

65

Pasal 3 UU No.19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani 66

(41)

wilayah perkotaan masih banyak yang tidak sinergis dengankegiatan ekonomi

yang dikembangkan di wilayah pedesaan. Akibatnya peran kotayang diharapkan

dapat mendorong perkembangan pedesaan justru memberikan dampak yang

merugikan pertumbuhan pedesaan.

Berdasarkan RPJM ke 3 (2015-2019) bahwa daya saing perekonomian

yang semakin kuat dan kompetitif dengan semakin terpadunya industri

manufaktur dengan pertanian, kelautan dan sumber daya alam lainnya secara

berkelanjutan; terpenuhinya ketersediaan infrastruktur yang didukung oleh

mantapnya kerja sama pemerintah dan dunia usaha, makin selarasnya

pembangunan pendidikan, IPTEKS dan industri serta terlaksananya penataan

kelembagaan ekonomi untuk mendorong peningkatan efisiensi, produktivitas,

penguasaan dan penerapan teknologi oleh masyarakat dalam kegiatan

Referensi

Dokumen terkait

Dalam bidang pendidikan seorang anak dari lahir memerlukan pelayanan yang tepat dalam pemenuhan kebutuhan pendidikandisertai dengan Pemahaman mengenai karakteristik anak sesuai

Dengan adanya ide perancangan program radio ini, penulis ingin memberikan informasi kepada masyarakat khususnya kota Salatiga dalam hal Kuliner dan bisnis kuliner yang di

Dengan demikian, pemilihan subjek foto para fotografer sebagai pelaku bisnis studio foto dengan menyertakan alat ataupun benda yang paling berpengaruh

Pemikiran dan metode yang digunakan dalam melihat hukum keluarga dan sistem kewarisan dapat dilakukan dengan pendekatan interdisipliner, sehingga pandangan ini

Kajian ini mencakup tentang teknik budidaya bunga gerbera dan bauran pemasaran yang meliputi empat aspek yaitu produk, harga, tempat dan promosi dalam pemasaran bunga gerbera

[r]

Purwanto (2011:45) mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pengajaran (ends are being attained)”. Hasil

Upaya untuk mewujudkan pengelolaan terumbu karang yang berkelanjutan di KKLD Pulau Biawak dan sekitarnya, dibutuhkan beberapa rekomendasi strategi pengelolaan dengan