• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP INDUS (2)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP INDUS (2)"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS BAURAN PEMASARAN TERHADAP INDUSTRI

MAKANAN KALENG

Christina Jesica Tuuk

Universitas Trilogi

1.

Latar Belakang Masalah

Kemasan kaleng sejak jaman kolonial Belanda hingga saat ini, dapat ditemukan pada pasar swayalan atau supermarket di kota-kota besar di Indonesia. Namun, potensi pengemasan dengan kemasan kaleng masih terbatas, lebih dikarenakan kurangnya pengetahuan produsen tentang kemasan selain kemasan kertas dan plastik serta biaya bahan baku kaleng yang belum ekonomis. Padahal kemasan kaleng memiliki keunggulan tersendiri. Kemasan kaleng lebih tahan terhadap kerusakan fisik seperti jatuh atau tertekan tanpa mempengaruhi isi dalam kaleng, tingkat permeabilitas udara dan air yang sangat rendah karena lapisan logam yang rapat, biasanya dengan aluminium, atau dari baja tahan karat (stainless steel) serta tahan panas dibandingkan dengan jenis kemasan lainnya. Karena kemasan kaleng merupakan kemasan yang dapat didaur ulang dibandingkan dengan kemasan plastik yang sukar terurai dan didaur ulang, maka pengembangan terhadap jenis kemasan tersebut harus diteruskan dan dievaluasi hasilnya.

(2)

pembelian konsumen. Dalam memasarkan barang yang dihasilkan perusahaan perlu mengenal marketing mix (bauran pemasaran) yang berisi empat kegiatan utama dalam pemasaran. Keempat kegiatan tersebut terdiri dari kegiatan-kegiatan yang menyangkut karakteristik barang atau jasa yang dipasarkan (product), cara penetapan harga yang besar (price), cara penyampaiannya atau pendistribusiannya ke tangan konsumen (place), cara memberi rangsangan kepada calon konsumen (promotion) agar tercipta permintaan. Keempat unsur bauran pemasaran ini tentu saja saling berhubungan dan berkaitan erat antara satu dengan lainnya. Di dalam mengantisipasi keadaan pasar yang semakin kompetitif ini maka kebijaksanaan yang dibuat oleh suatu perusahaan harus terpadu dan menyangkut bauran pemasaran secara kesulurahan, dan manajemen pada dasarnya tidak hanya menekankan pada salah satu aspek pemasaran saja apabila menginginkan hasil yang memuaskan.

(3)

2.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di paparkan, maka yang menjadi rumusan masalah sebagai berikut :

Apa yang dimaksud dengan bauran pemasaran. Bagaimana penerapan bauran pemasaran.

 Bagaimana unsur bauran pemasaran (product, price, place, dan promotion)

 Apa yang dimaksud dengan makanan kaleng.  Apa Bahaya makanan kaleng.

 Bagaimana cara menanggulanginya.

 Stategi apa yang di lakukan produsen untuk meningkatkan penjualan makanan kaleng.

3.

Tujuan Penelitian

1.

Untuk mengetahui pengertian dari bauran pemasaran

2.

Untuk mengetahui bagaimana penerapan bauran pemasaran

3.

Untuk mengetahui apa saja unsur bauran pemasaran

4.

Untuk mengetahui pengetian dari makanan kaleng

5.

Untuk mengetahui bahaya dari makanan kaleng

6.

Untuk mengetahui cara menanggulanginya

(4)

4.

Landasan Teori

Pemasaran memiliki peranan yang sangat penting dalam kegiatan ekonomi. Pemasaran merupakan fungsi dari perusahaan yang bertugas menentukan pelanggan sasaran serta menentukan cara yang terbaik untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mitra kerja secara kompetitif. Umar (2006:71) menyatakan pemasaran adalah semua kegiatan yang bertujuan untuk memperlancar arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen secara paling efisien dengan maksud untuk menciptakan pemasaran yang efektif. Stanton (2008:65), mengemukakan pengertian pemasaran adalah suatu sistem dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,mepromosikan dan mendistribusikan produk yang dapat memuaskan keinginan dalam mencapai tujuan perusahaan. Menurut Lamb, dkk (2007:41), pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan distribusi sejumlah ide, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi. Kegiatan pemasaran (marketing) sangat menyentuh setiap kehidupan manusia. Melalui sarana pemasaran (marketing), produk dan jasa yang menciptakan standar hidup dikembangkan dan disuguhkan kepada masyarakat. Pemasaran mencakup banyak kegiatan, mulai dari riset pemasaran, pengembangan produk, distribusi, periklanan, dan kegiatan pemasaran lainnya. Pemasaran memadukan beberapa kegiatan yang dirancang untuk melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Keberhasilan perusahaan pada dasarnya adalah keberhasilan dalam pemasarannya.

(5)

kebutuhan dan keinginan pasar sasaran. (4). Konsep Pemasaran berwawasan sosial, konsep ini menyatakan bahwa tugas organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan, dan kepentingan pasar sasaran dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih efekif dan efisien daripada pesaing dengan mempertahankan dan menigkatkan kesejahteraan konsumen dan masyarakat.

Strategi Pemasaran menurut Kotler (2007:71), strategi adalah suatu rencana yang diutamakan untuk mencapai tujuan. Beberapa perusahaan mungkin mempunyai tujuan yang sama tetapi strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut mungkin saja berbeda-beda. Strategi Pemasaran adalah logika pemasaran, dan berdasarkan itu, unit bisnis diharapakan untuk mencapai sasaran.

(6)

1.

Metode Penelitian

TEKNIK ANALISIS DATA

Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Mengukur validitas dapat dikatakan dengan melakukan korelasi product moment pearson antara masing-masing skor butir pertanyaan dengan total skor variabel. Suatu pernyataan dianggap valid apabila korelasi product moment pearson antara masing-masing item pertanyaan dengan skor total menghasilkan nilai signifikansi <0.05 (α=5%). Sebaliknya jika signifikansi yang dihasilkan > 0.05 (α=5%), maka item pertanyaan dikatakan tidak valid atau gugur. Pengujian validitas dilakukan dengan program SPSS 12.0 (Ghozali, 2007:47).

Uji Reliabilitas Uji Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan reliabilitas digunakan nilai cronbach alpha. Jika koefisien cronbach alpha lebih besar dari r table (α=5%,df=n-2), maka instrumen dianggap reliabel (Ghozali,2007:41).

Uji Asumsi Klasik Model regresi yang diperoleh dari metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square/OLS), merupakan model yang menghasilkan estimator linier tidak bias yang terbaik atau BLUE (Best Linier Unbiased Estimator). Menurut Santoso (2006:231-245) kondisi ini akan terjadi jika dipenuhi uji asumsi klasik sebagai berikut: (1). Uji Normalitas, dimaksudkan untuk melihat apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode kolmogorov smimow. Pedoman dalam pengambilan keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti normal antara lain: (a). Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5% maka distribusinya adalah tidak normal. (b). Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5% maka distribusinya adalah normal.

Analisis Regresi Berganda Dari hasil pengumpulan data yang dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah menetapkan model dan alat analisis yang tepat guna memecahkan masalah yang sudah dikemukakan sebelumnya. Bentuk model yang dipilih adalah regresi linier sederhana, yaitu model yang digunakan untuk menunjukan pengaruh satu variabel terikat dan satu variabel bebas. Melaui analisis regresi ini dapat dijelaskan bagaimana kontribusi dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terkait. Bentuk persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut: Y=α+b X1 +bX2 +bX3 +bX4

2. Dimana :

(7)

4. α : Konstanta 5. X1 : Produk

6. maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas pada model regresi. Hal ini menunjukkan bahwa hasil estimasi regresi linier berganda layak digunakan untuk interprestasi dan analisa lebih lanjut.

Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu variabel produk, harga, promosi dan tempat terhadap Volume penjualan secara linier. Hasil dari analisis regresi berganda, dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut:

Dari data tabel 6 persamaan regresi yang didapat adalah:

VP = 7,565 + 0,223P + 0,154H + 0,374Prom - 0,147T

(8)

bersifat positif yang menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel harga dengan volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Hal ini mengindikasikan bahwa penentuan harga makanan kaleng Merk Botan Sarden dimata konsumen, maka volume penjualan akan meningkat. Dengan kata lain jika harga naik satu satuan akan mendorong volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden sebesar 0,154 satuan dengan asumsi bahwa variabel harga bersifat konstan. (4). Koefisien Regresi Variabel Promosi, besarnya nilai koefisien regresi promosi sebesar 0,374 nilai koefisien regresi ini bersifat positif yang menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel promosi dengan volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Hal ini mengindikasikan bahwa promosi yang dilakukan oleh PT. Puji Surya Indah yang memproduksi makanan kaleng Merk Botan Sarden, maka akan meningkatkan volume penjualan. Dengan kata lain jika promosi naik satu satuan akan mendorong volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden sebesar 0,374 satuan dengan asumsi bahwa variabel promosi bersifat konstan. (5). Koefisien Regresi Variabel Tempat, besarnya nilai koefisien regresi tempat sebesar -0,147 nilai koefisien regresi ini bersifat negatif yang menunjukkan adanya hubungan antara variabel tempat dan volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Hal ini mengindikasikan bahwa penentuan tempat yang jauh dari tempat tinggal konsumen makanan kaleng Merk Botan Sarden, maka volume penjualan tidak mengalami peningkatan. Sedangkan untuk penentuan tempat yang dekat dengan tempat tinggal konsumen, maka volume penjualan akan mengalami peningkatan. Dengan kata lain jika tempat turun satu satuan akan mendorong volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden sebesar -0,147 satuan dengan asumsi bahwa variabel tempat bersifat tidak konstan.

UJI KELAYAKAN MODEL

Koefisien Determinasi (R2)

(9)

Melihat hasil output SPSS 16.0 tersebut di atas diketahui R square (R2) sebesar 0,865 atau 86,5% yang menunjukkan kontribusi dari variabel produk, harga, promosi dan tempat terhadap terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden adalah cukup besar. Sedangkan sisanya 14,5% dikontribusi oleh faktor lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Koefisien korelasi berganda digunakan untuk mengukur keeratan hubungan secara simultan antara variabel produk, harga, promosi dan tempat terhadap terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Koefisien korelasi berganda ditunjukkan dengan (R) sebesar 0,706 atau 70,6% yang mengindikasikan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel produk, harga, promosi dan tempat terhadap terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden memiliki hubungan yang erat.

Uji t

Uji hipotesis yang kedua adalah uji t yaitu menguji koefisien regresi secara parsial untuk mengetahui apakah masing-masing variabel produk, harga, promosi dan tempat mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. Adapun prosedur pengujian yang digunakan, sebagai berikut: (1). Jika nilai signifikansi Uji t > 0.05, maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak signifikan), yang berarti variabel produk, harga, promosi dan tempat secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden. (2). Jika nilai signifikansi Uji t < 0.05, maka hipotesis ditolak (koefisien regresi signifikan), yang berarti variabel produk, harga, promosi dan tempat secara parsial berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden.

Dari hasil pengujian di atas diperoleh tingkat signifikan untuk variabel

(10)

sedangkan untuk variabel tempat secara parsial tidak signifikan terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden.

Koefisien Determinasi Parsial (R2)

Koefisien determinasi parsial ini digunakan untuk mengetahui faktor manakah yang paling berpengaruh dominan dari variabel produk, harga, promosi dan tempat terhadap volume penjualan makanan kaleng Merk Botan Sarden.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Ghozali, I. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi II. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Kotler. P dan G. Amstrong. 2007. Dasar-dasar Pemasaran. Jilid 1. Edisi Kesembilan. Penerbit Prentice Hall-Inc. Jakarta.

Kotler, P. 2007, Manajemen Pemasaran di Indonesia, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Lamb, C. W., J. F. Hair., dan M. Carl. 2007. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.

Santoso, S. 2006. Statistik Multivariat. Penerbit PT Elek Media Komputindo Kelompok Gramedia. Jakarta.

Sugiyono. 2007, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan, Penerbit CV. Alavabeta, Jakarta.

Umar, H. 2006, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Warren, K. J. 2007. Manajemen Pemasaran Global, Edisi ke-6, Penerbit FE-UI. Jakarta

Narmada, Stela Bonita. 2016. Bahaya Makanan dan Minuman Kaleng. Diambil dari : https://www.gogobli.com/artikel-466-bahaya-makanan-dan-minuman-kaleng.html. Diakses pada 17 Juli 2016

Fitriyono, Dina. 2015. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol. 3 No. 11 (2014). Diambil dari : https://ejournal.stiesia.ac.id/jirm/article/download/652/621 Widiyani, Eka. 2016. Bahaya Junk Food. Diambil dari :

Referensi

Dokumen terkait

Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bauran pemasaran (X) yaitu produk, harga, tempat/distribusi, dan promosi

Di sepanjang pantai Kakara Pulau terdapat berbagai jenis teripang yang sudah dan sedang di eksploitasi untuk masyarakat, namun sampai saat ini belum dilakukan kajian ilmiah

Karena nilai t hitung &gt; t table (2,353), maka H 0 ditolak, yang berarti koefisien regresi signifikan atau gathering berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan model CIRC dan media busur pada materi mengidentifikasi jenis dan besar sudut

Jika nilai signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan), yang berarti secara individual variabel independen tidak

Jika nilai signifikansi lebih besar dari α maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan), yang berarti secara individual variabel independen tidak

Apakah strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, tempat, promosi secara simultan dan parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

Jika nilai signifikan lebih besar dari  maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan), yang berarti secara simultan variabel-variabel independen tidak