• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendekatan Lean Manufacturing untuk Perbaikan Lintasan Perakitan di PT. Budi Raya Perkasa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pendekatan Lean Manufacturing untuk Perbaikan Lintasan Perakitan di PT. Budi Raya Perkasa"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Budi Raya Perkasa merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi spring bed. Perusahaan ini berdiri pada bulan Mei tahun 2011. PT. Budi Raya Perkasa berlokasi di Jalan Industri No. 38 Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara.

PT. Budi Raya Perkasa pertama kali didirikan karena melihat adanya peluang pasar di kabupaten Deli Serdang khususnya dan di Sumatera Utara umumnya. Perusahaan tersebut memiliki tekad untuk menjadi perusahaan spring bed yang dapat menguasai pasar. Produk spring bed yang diproduksi oleh perusahaan tersebut menggunakan merek dagang Maxi Coil.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

(2)

Produk yang diproduksi oleh PT. Budi Raya Perkasa adalah sping bed yang berukuran 100x200 cm, 140x200 cm, dan 180x200 cm. Ketiga ukuran spring bed ini diproduksi berdasarkan keadaan pasar.

2.3. Lokasi Perusahaan

PT. Budi Raya Perkasa berlokasi di Jalan Industri No. 38 Tanjung Morawa, Deli Serdang, Sumatera Utara. Lokasi PT. Budi Raya Perkasa dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Lokasi Perusahaan

2.4. Daerah Pemasaran

(3)

daerah Sumatera Utara terutama di sekitar Tanjung Morawa, Lubuk Pakam, Galang, Tembung dan lainnya.

2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Stuktur organisasi PT. Budi Raya Perkasa adalah berbentuk gabungan lini, dan fungsional, Struktur organisasi PT. Budi Raya Perkasa dapat dilihat pada Gambar 2.2. Bag. Logistik Bag. Produksi Bag.

(4)

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas pada lantai produksi dapat dilihat pada lampiran 1.

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

PT Budi Raya Perkasa memiliki tenaga kerja sebanyak 42 orang yang terdiri dari tenaga kerja produksi dan tenaga kerja kantor dimana jumlah jam kerja nya dapat ditampilkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jadwal Kerja Karyawan Produksi dan Kantor Hari Senin – Kamis Hari Jumat Hari Sabtu

Jam kerja 7 jam 6 jam 6 jam

Waktu Kerja 09:00 - 17:00 09:00 - 17:00 09:00 - 16:00 Waktu Istirahat 12:00 -13:00 12:00 -14:00 12:00 -13:00 Sumber : PT. Budi Raya Perkasa

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Sistem pengupahan yang diberlakukan di PT. Budi Raya Perkasa sesuai dengan jenjang jabatan yang telah diatur organisasi secara terperinci. Tingkatan gaji yang diberikan sesuai dengan jabatan dan dibayar bulanan. Perusahaan memberikan insentif dan fasilitas untuk mendorong staf dan pekerja agar bekerja lebih giat dan meningkatkan prestasinya. Insentif dan fasilitas yang diberikan adalah:

(5)

2. Upah lembur

Upah lembur diberikan kepada tenaga kerja yang bekerja melebihi jam kerja normal.

2.6. Bahan Baku, Bahan Tambahan, dan Bahan Penolong 2.6.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam proses produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik maupun kimia yang langsung ikut di dalam proses produksi hingga dihasilkan produk jadi. Adapun bahan baku yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Busa

Merupakan bahan utama dalam proses produksi perakitan spring bed, busa digunakan sebagai alas spring coil. Adapun bahan dasar dalam pembentukan busa ini merupakan dari bahan-bahan kimia. Dimana bahan-bahan dasar kimia tersebut diperoleh dari dalam dan luar negeri. Sehingga persentase dari standar mutu yang ditetapkan dapat dipenuhi dengan baik.

2. Per

(6)

2.6.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi dan ditambahkan kedalam proses pembuatan produk dalam rangka meningkatkan mutu produk yang mana komponennya merupakan bagian akhir dari produk akhir.

Bahan tambahan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Kain

Bahan yang digunakan untuk dijahit dengan busa yang menjadi kain busa, dimana kain busa ini pada proses berikutnya akan dipasang pada rangka kawat per.

2. Cotton Sheet

Bahan ini dipasang pada tiap sudut-sudut kawat per, agar kain busa tidak mudah robek karena bertimpa langsung dengan rangka per.

3. Stapless

Berfungsi untuk meletakkan lem pada matras dan melekatkan triplek pada busa dan kain quilting untuk sandaran.

4. Divan

Bahan ini berfungsi sebagai rangka bawah tempat tidur spring bed. Yang awalnya bahan ini merupakan kayu yang kemudian dibentuk menjadi ukuran rangka spring bed.

5. Benang

(7)

6. Triplek

Digunakan sebagai salah satu bahan tambahan yang berfungsi sebagai kepala/ sandaran spring bed. Dimana sebelum sandaran tersebut dipasang pada spring bed, awalnya dibentuk dulu berdasarkan ukuran sandaran spring bed yang ditentukan.

7. Kawat

Selain digunakan sebagai bahan baku dalam pembentukan per, kawat juga digunakan sebagai pengikat per yang satu dengan per yang lainnya

8. Kaki Spring bed

Digunakan sebagai penopang produk dan sebagai alas dari rangka bawah produk jadi.

9. Label produksi

Label apat dilihat pada produk spring bed itu sendiri yang di tempel pada cotton

cheep, dan pada matras bawah.

10. Plastik

Berfungsi untuk membungkus produk jadi agar tidak terkena noda.

2.6.3. Bahan Penolong

(8)

1. lateks

Digunakan untuk merekatkan hardpad dengan busa.

2.7. Uraian Proses Produksi

Proses pembuatan matras spring bed adalah sebagai barikut : 1. Perakitan balok per

Per dirakit satu dengan lainnya dengan kawat ulir sehingga membentuk balok yang berukuran 200 x 180 x 15 cm. Kemudian rakitan per tersebut dirakit dengan lilitan kawat disekelilingnya untuk membingkai rakitan per agar menjadi lebih kokoh. Lilitan kawat ditempatkan pada sekeliling bagian luar rakitan per dengan menggunakan gun CL-73. Fungsi dari penembakan gun CL-73 ini adalah untuk menguatkan konstruksi per.

2. Pembuatan matras kain quilting

Dua lembar kain yang berukuran sesuai dengan ukuran spring bed 200 x 180 cm disatukan dengan 1 lembar busa yang tebalnya 3cm dengan menggunakan mesin jahit biasa. Setelah itu, maka dilanjutkan ke mesin quilting untuk membuat pola di matras kain quilting tersebut.

3. Pemotongan hard pad dan busa

(9)

4. Perakitan

Balok per direkatkan dengan hard pad yang telah dipotong pada sisi atas dengan tembakan gun HR-22. Setelah itu 2 lembar busa dan kain quilting direkatkan di atas hard pad dengan menggunakan lateks. Setelah selesai pada bagian atas matras

spring bed kemudian rakitan per dibalik untuk menyelesaikan rakitan bagian bawah dan dilakukan hal yag sama seperti sebelumnya yaitu merekatkan hard pad, busa dan kain quilting. Setelah itu, diletakkan gulungan busa di masing-masing sudut tabung dan selanjutnya seluruh bagian sisi tabung direkatkan dengan kain

quilting dengan menggunakan mesin jahit biasa.

5. Penjahitan bingkai

Bingkai yang dimaksud disini adalah kain bingkai yang akan merekatkan matras kain atas dan bawah dengan matras kain tabung. Kain bingkai dijahit dengan mesin corner. Pada salah satu sudut matras diikutsertakan penjahitan label Maxi Coil.

6. Pembungkusan

Gambar

Gambar 2.1. Lokasi Perusahaan
Tabel 2.1. Jadwal Kerja Karyawan Produksi dan Kantor

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, melihat dari hasil penelitian dan tujuan awal penelitian dapat disimpulkan bahwa metode clustering ini tidak dapat / tidak cocok digunakan dalam

Makalah ini digunakan untuk sebuah proposal penelitian tentang preposisi-preposisi yang perlu diuji secara emperis. Strategi akan sangat menentukan keberhasilan dan keberlanjutan

Pendapat dari dua ahli di atas dapat dideskripsikan bahwa media pembelajaran interaktif adalah perantara pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran serta didalamnya

Hasil dari penelitian ini menunjukkan korelasi pearson antara variabel motivasi kerja dengan disiplin pegawai sebesar 0,488 dan hasil korelasi motivasi ekstrinsik dengan

Kendala yang dihadapi guru dalam menanamkan nilai-nilai karakter Abdullah bin Abu Kuhafah melalui pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Dalam penanaman nilai-nilai

First, we developed a case data file for each case, listing the characteristics of the data sources, a case study description that covers general cluster characteristics as well

Dampak akibat hutan gundul tidak hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar hutan gundul saja,namun dampak buruk dari hutan gundul bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat

Dapat memberi informasi mengenai teknik perebusan yang dapat mempengaruhi kandungan kalsium pada bayam hijau, serta dapat memberikan panduan tentang cara perebusan yang