• Tidak ada hasil yang ditemukan

Karakterisasi Simplisia dan Uji Aktivitas Anti Infsi Ekstrak Etanol Teripang (Holothuria atra Jaeger) Terhadap Tikus Putih Jantan Diinduksi λ-Karagenan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Karakterisasi Simplisia dan Uji Aktivitas Anti Infsi Ekstrak Etanol Teripang (Holothuria atra Jaeger) Terhadap Tikus Putih Jantan Diinduksi λ-Karagenan"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

Lampiran 3. Bagan alur pembuatan simplisia, pemeriksaan karakterisasi dan skrining fitokimia teripang Holothuria atra Jaeger

Dibersihkan isi perutnya Dicuci dari pengotornya hingga bersih, tiriskan Ditimbang berat basah Dipotong kecil-kecil 3 x 3 Dikeringkan dalam lemari pengering

Ditimbang beratnya

Dihaluskan menjadi serbuk dengan blender

Ditimbang serbuknya Teripang segar

Simplisia Teripang

Serbuk Simplisia

Karakterisasi Simplisia Skrining Fitokimia

Pemeriksaan makroskopik, mikroskopik dan penetapan :

1. Kadar air

2. Kadar sari larut air 3. Kadar sari larut etanol 4. Kadar abu total

5. Kadar abu tidak larut asam

Pemeriksaan :

1. Glikosida 2. Saponin

(4)

Lampiran 4. Bagan pembuatan ekstrak etanol teripang Holothuria atra Jaeger

Direndam selama 3 jam

Dimasukkan ke dalam alat perkolator Dituangkan cairan penyari etanol 96% secukupnya sampai semua simplisia terendam

Ditutup mulut tabung perkolator dengan alumunium foil

Dibiarkan selama 24 jam Dibuka kran perkolator

Perkolat diatur menetes dengan kecepatan 20 tetes/menit

Perkolasi dihentikan ketika hasil perkolat negatif terhadap pereaksi Liebermenn-Burchard

Diuapkan dengan rotary

evaporator pada suhu 500 C 300 g Serbuk Simplisia

Ampas Perkolat

(5)

Lampiran 5. Gambar teripang segar, simplisia dan serbuk simplisia teripang

Holothuria atra Jaeger

Teripang segar Holothuria atraJaeger

(6)

Lampiran 5. (Lanjutan)

(7)

Lampiran 6. Hasil pemeriksaan mikroskopik serbuk simplisia teripang

Holothuria atra Jaeger

Mikroskopik teripang Holothuria atra Jaeger pada pembesaran 10x40

Keterangan :

1. Spikula tipe rosettes 2. Spikula tipe rod

3. Spikula tipe pseudo-button

1

2

(8)

Lampiran 7. Bagan kerja uji orientasi dosis ekstrak etanol teripang Holothuria

atra Jeager

Dipuasakan selama ± 18 jam,tetap diberi minum

Diukur volume kaki tikus dengan mencelupkan kaki tikus sampai batas yang telah ditandai pada mata kaki ke dalam alat pletismometer

Tikus dibagi lima kelompok dan masing-masing diberi perlakuan secara peroral

Satu jam kemudian masing-masing kaki tikus dari setiap kelompok diinduksi dengan 0,1 mL λ- karagenan 1% secar intraplantar Diukur volume kaki tikus dengan mencelupkan kaki tikus sampai batas yang yang telah ditandai pada mata kaki ke dalam alat

pletismometer

(9)

Lampiran 8. Bagan kerja uji aktivitas antiinflamasi

Dipuasakan selama ± 18 jam,tetap diberi minum

Diukur volume kaki tikus dengan mencelupkan kaki tikus sampai batas yang yang telah ditandai pada mata kaki ke dalam alat pletismometer

Tikus dibagi lima kelompok dan masing-masing diberi perlakuan secara peroral

Satu jam kemudian masing-masing kaki tikus dari setiap kelompok diinduksi dengan 0,1 mL λ- karagenan 1% secar intraplantar Diukur volume kaki tikus dengan mencelupkan kaki tikus sampai batas yang yang telah ditandai pada mata kaki ke dalam alat pletismometer Diukur penambahan volume kaki tikus dengan cara yang sama pada pengukuran kaki tikus mula-mula Hewan Uji

Kontrol EET dosis Pembanding

(10)
(11)
(12)

Lampiran 11. Gambar telapak kaki kanan tikus sebelum dan setelah diinduksi

λ-karagenan

Telapak kaki kanan tikus sebelum diinduksi larutan λ-karagenan

(13)

Lampiran 12. Hasil perhitungan penetapan kadar air serbuk simplisia teripang

Holothuria atra Jeager

No. Berat sampel (g) Volume awal (mL) Volume akhir (mL)

1. 5.021 1.85 2.3

2. 5.022 2.35 2.85

3. 5.029 2.80 3.25

1. Sampel 1

Berat sampel = 5.021 g

Volume air = 0,45 mL

Kadar air = 0,45

5,021x100%

= 8,96 % 2. Sampel 2

Berat sampel = 5,022 g

Volume air = 0,5 mL

Kadar air = 0,5

5,022x100%

= 9,98 % 3. Sampel 3

Berat sampel = 5,029 g

Volume air = 0,45 mL

Kadar air = 0,45

5,029x100%

= 8,97 %

Kadar air rata – rata = 8,96% + 9,95% + 8,94%

3

= 9,33 %

Kadar air

volume air (m L)

(14)

Lampiran 13. Hasil perhitungan penetapan kadar sari larut air serbuk simplisia teripang Holothuria atra Jeager

No. Berat sampel (g) Berat sari (g)

1. 5,021 0,410

2. 5,006 0,388

3. 5,008 0,374

1. Kadar sari yang larut dalam air I

Berat cawan = 42,939 g

2. Kadar sari yang larut dalam air II

Berat cawan = 44,933 g

Berat cawan + berat sari = 45,321 g

Berat sampel = 5,006 g

Berat sari = 0,388 g

Kadar sariyang larut dalam air = 0,388

5,006x 100

20 x 100% = 38,75 %

3. Kadar sari larut dalam air III

Berat cawan = 44,902 g Kadar sari yang larut dalam air = beratsari

berat simplisia

x

100

(15)

Lampiran 14. Hasil perhitungan penetapan kadar sari larut etanol serbuk simplisia teripang Holothuria atra Jaeger

No. Berat sampel (g) Berat sari (g) 3. Kadar sari larut etanol III

Berat cawan = 42,803 g

Kadar sari larut etanol

=

beratsari

beratsimplisia

x

100

(16)

Lampiran 15. Hasil perhitungan penetapan kadar abu total serbuk simplisia teripang Holothuria atra Jeager

No. Berat sampel (g) Berat abu (g)

Berat kurs setelah dipijar = 39,943 g

Berat sampel = 2,011 g

Berat kurs setelah dipijar = 43,767 g

Berat sampel = 2,195 g

Berat kurs setelah dipijar = 41,785 g

(17)

Lampiran 16. Hasi perhitungan penetapan kadar abu tidak larut asam serbuk simplisia teripangHolothuria atra Jaeger

No. Berat sampel (g) Berat abu (g)

1. 2,011 0,081

2. 2,195 0,092

3. 2,035 0,080

1. Kadar abu tidak larut asam I

Berat kurs kosong I = 38,510 g

2. Kadar abu tidak larut asam II

Berat kurs kosong II = 42,389 g

3. Kadar abu tidak larut asam III Berat kurs kosong III = 39,250 g

Berat kurs yang telah dipijar III = 39,320 g

Berat simplisia = 2,035 g

Kadar abu tidak larut asam rata-rata =4,02% + 4,19% + 3,93%

3

= 4,05%

Kadar abu tidak larut asam = Berat abu

(18)

Lampiran 17. Contohperhitungan dosis bahan uji

Tabel Konversi Dosis Antara Jenis Hewan Dengan Manusia (Harmita dan Radji, 2008)

a. Perhitungan dosis ekstrak etanol teripang

- Dosis suspensi ekstrak etanol teripang yang akan dibuat adalah 200 mg/kg

bb, 300 mg/kg bb dan 400 mg/kg bb. Berarti dosis 200 mg, 300 mg dan 400

mg tersebut diberikan untuk hewan dengan 1 kg berat badan. Karena 1

100 x 1

kg = 1

100 x 1000 g = 10 mL. Maka tiap dosis dilarutkan dalam 10,0 mL

suspensi Na-CMC.

- Volume suspensi ekstrak etanol teripang yang diberikan kepada tikus adalah

Volume pemberian 1% dari bb tikus

Misal bb tikus = 200 g

Maka suspensi yang diberikan 1

100 x 200 g = 2 mL

(19)

Lampiran 17. (lanjutan)

- Dosis orang dewasa 100 – 150 mg sehari terbagi 2 atau 3 dosis (Wilmana

dan Gan, 2012).

- Dosis 1 x pemakaian natrium diklofenak = 50 mg

- Konversi dosis manusia (70 kg) ke dosis hewan uji tikus dikali 0,018

Pemberian larutan natrium diklofenak

Konversi dosis untuk tikus = 50 mg x 0,018 = 0,90

Maka dosis natrium diklofenak yang digunakan adalah 0,90 mg untuk tikus 200 g,

sehingga dosis dalam mg/kg bb adalah :

0,90 mg 200 g =

x 1 kg

x = 0,90 mg

200 g x 1000 g

x = 4,50 mg/kg bb

- Volume pemberian 1% dari bb tikus

Misal bb tikus = 200 g

Maka volume suspensi natrium diklofenak yang diberikan 1

(20)

Lampiran 18. Contoh perhitungan persen radang dan persen inhibisi radang

Misal : Ekstrak etanol teripang dosis 200 mg/kg BB pada menit ke-30

a. Persen radang

dimana : Vt = volume radang setelah waktu t Vo = volume awal kaki tikus

Dik : Vt = 03.77

Vo = 03.10

Persen radang = 03.77−03.10

03.10

100%

= 21,61%

b. Persen inhibisi radang

dimana : a = persen radang rata-rata kelompok kontrol

b = persen radang rata-rata kelompok perlakuan yang mendapatkan bahan uji atau obat pembanding

Dik : a = 32,62%

b = 21,61%

Persen radang = 32,62−21,61

32,62

100%

= 33,75%

Persen Radang = ��−��

�� � 100%

Persen Radang = �−�

(21)

Lampiran 19. Data volume telapak kaki tikus

Jumlah Hewan

Uji

Perlakuan

Volume Telapak Kaki Tikus

(22)

Lampiran 20. Data persen radang telapak kaki tikus tiap waktu pengamatan

Jumlah

Hewan Uji Perlakuan

(23)

Lampiran 20. (lanjutan)

1

EET 400 mg/kg bb

13.98 17.02 23.10 30.69 36.47 26.13 25.22 21.58 18.84 13.98 9.72 6.99 2 12.90 19.67 25.16 28.38 34.51 32.25 27.74 25.16 20.96 19.35 13.22 8.20 3 13.54 19.59 21.32 23.91 32.85 24.49 23.34 22.47 19.59 17.57 13.54 9.51 4 10.97 13.82 18.29 32.11 33.33 29.26 26.42 23.57 21.54 18.29 11.78 8.13 5 8.98 15.56 17.66 25.74 38.02 25.14 22.75 20.35 18.26 13.77 10.47 7.18 Rata-rata 12.07 17.13 21.10 28.16 35.03 27.45 25.09 22.62 19.83 16.59 11.74 8

(24)
(25)

Lampiran 22. Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov persen radang

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Menit ke-30 ,216 25 ,004 ,885 25 ,009

Menit ke-60 ,215 25 ,004 ,860 25 ,003

Menit ke-90 ,214 25 ,005 ,837 25 ,001

Menit ke-120 ,169 25 ,065 ,893 25 ,013

Menit ke-150 ,194 25 ,016 ,843 25 ,001

Menit ke-180 ,195 25 ,015 ,879 25 ,007

Menit ke-210 ,119 25 ,200* ,910 25 ,031

Menit ke-240 ,141 25 ,200* ,931 25 ,090

Menit ke-270 ,160 25 ,097 ,891 25 ,012

Menit ke-300 ,277 25 ,000 ,822 25 ,001

Menit ke-330 ,303 25 ,000 ,759 25 ,000

(26)
(27)
(28)

Lampiran 23. (lanjutan)

EET 300 mg/kg bb 5 30.0040 3.41548 1.52745 25.7631 34.2449 25.07 34.70

EET 400 mg/kg bb 5 19.8380 1.38774 .62062 18.1149 21.5611 18.26 21.54

Total 25 31.4824 13.85058 2.77012 25.7652 37.1996 14.75 63.36

Menit ke-300

Na-CMC 0,5% 5 54.8980 7.44482 3.32942 45.6540 64.1420 46.79 66.96

Na. Diklofenak 4,50

mg/kg bb

5 15.3860 3.75252 1.67818 10.7266 20.0454 11.62 20.90

EET 200 mg/kg bb 5 26.5780 1.17865 .52711 25.1145 28.0415 24.92 27.73

EET 300 mg/kg bb 5 24.8180 2.44072 1.09152 21.7874 27.8486 22.26 28.52

EET 400 mg/kg bb 5 16.5920 2.56088 1.14526 13.4122 19.7718 13.77 19.35

Total 25 27.6544 15.07645 3.01529 21.4311 33.8777 11.62 66.96

Menit ke-330

Na-CMC 0,5% 5 52.2420 6.49694 2.90552 44.1750 60.3090 45.58 60.96

Na. Diklofenak 4,50

mg/kg bb

5 10.7180 1.83499 .82063 8.4396 12.9964 7.97 12.54

EET 200 mg/kg bb 5 20.3640 1.42626 .63784 18.5931 22.1349 19.26 22.68

EET 300 mg/kg bb 5 18.9960 1.94952 .87185 16.5754 21.4166 17.18 21.76

EET 400 mg/kg bb 5 11.7460 1.66772 .74583 9.6753 13.8167 9.72 13.54

Total 25 22.8132 15.80319 3.16064 16.2900 29.3364 7.97 60.96

Menit ke-360

Na-CMC 0,5% 5 50.7380 10.40569 4.65357 37.8176 63.6584 40.88 64.86

Na. Diklofenak 4,50

mg/kg bb

5 6.3300 .64734 .28950 5.5262 7.1338 5.64 7.31

EET 200 mg/kg bb 5 13.8600 1.16645 .52165 12.4117 15.3083 12.25 14.85

EET 300 mg/kg bb 5 13.5240 2.22718 .99603 10.7586 16.2894 9.76 15.29

EET 400 mg/kg bb 5 8.0020 1.00368 .44886 6.7558 9.2482 6.99 9.51

(29)
(30)
(31)

Lampiran 25. Hasil uji Duncan

Jenis Perlakuan N

(32)

Lampiran 25. (lanjutan)

Menit ke-120 Duncana

Jenis Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

Jenis Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

Jenis Perlakuan N

(33)

Menit ke-180 Duncana

Jenis Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

Jenis Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

Jenis Perlakuan N

(34)

Menit ke-270 Duncana

Jenis Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

Jenis Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

Jenis Perlakuan N

(35)

Menit ke-330 Duncana

Jenis Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Na. Diklofenak 4,50 mg/kg bb 5 10.7180 EET 400 mg/kg BB 5 11.7460

EET 300 mg/kg BB 5 18.9960 EET 200 mg/kg BB 5 20.3640

Na-CMC 0,5% 5 52.2420

Sig. ,627 ,519 1,000

Menit ke-360 Duncana

Jenis Perlakuan N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3

Na. Diklofenak 4,50 mg/kg bb 5 6.3300

EET 400 mg/kg BB 5 8.0020 8.0020 EET 300 mg/kg BB 5 13.5240 EET 200 mg/kg BB 5 13.8600

Na-CMC 0,5% 5 50.7380

Gambar

Tabel Konversi Dosis Antara Jenis Hewan Dengan Manusia (Harmita dan Radji, 2008)

Referensi

Dokumen terkait

dari Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Banjarmasin dan peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2009 tentang Tanda Daftar Gudang dan

(2) Tarif atas jasa layanan di bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan berdasarkan kontrak

PLT pejabat eselon II Kepala Satuan Organisasi Perangkat Daerah dapat diangkat dari Asisten Sekretaris Daerah, Pejabat eselon II lainnya atau Pejabat eselon III di lingkungan

Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat SKPDN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah

(2) SPTPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diisi dengan jelas benar dan lengkap serta ditanda tangani oleh Wajib Pajak atau kuasanya disertai dengan lampiran-lampiran

Pajak yang terutang adalah pajak yang harus dibayar pada suatu saat, dalam masa pajak, dalam tahun pajak atau dalam bagian tahun pajak sesuai dengan ketentuan

(5) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a angka 3 dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25% (dua puluh lima

Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil yang selanjutnya disingkat SKPDN adalah surat ketetapan pajak yang menentukan jumlah pokok pajak sama besarnya dengan jumlah