• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Pemanfaatan Buku Teks Dalam Upaya Mendukung Proses Belajar Mengajar Di Perpustakaan SMA RK Deli Murni. Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Pemanfaatan Buku Teks Dalam Upaya Mendukung Proses Belajar Mengajar Di Perpustakaan SMA RK Deli Murni. Medan"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Perpustakaan Sekolah

Secara umum perpustakaan mempunyai arti sebagai suatu unit kerja yang bertugas mengelola semua jenis sumber informasi agar dapat dimanfaatkan oleh penggunanya. Begitu juga halnya dengan salah satu jenis perpustakaan berikut yaitu perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan suatu bagian penting dari komponen pendidikan yang keberadaannya tidak dapat dipisahkan dari lingkungan sekolah.

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Sekolah

Menurut Soetminah (1992,34) "Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah".

Sedangkan menurut Sutarno (2006,39) yang menyatakan "Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggara pendidikan, sehingga setiap sekolah memiliki perpustakaan yang memadai."

Pendapat lain juga disampaikan oleh Yusuf (2007, 2) yang menyatakan "Perpustakaan sekolah adalah perpustakaan yang ada di lingkungan sekolah. Maka secara umum perpustakaan sekolah adalah suatu unit kegiatan yang berada di lingkungan sekolah yang dikelola secara profesional untuk memberikan informasi kepada penggunanya".

(2)

lingkungan sekolah yang menjadi sumber dan sarana belajar untuk membantu dan mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Yusuf (2005,4) menyatakan fungsi perpustakaan sekolah adalah:

1. Fungsi edukatif. Maksudnya secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang sikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan, sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut.

2. Fungsi informatif. Ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat "memberi tahu" akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.

3. Fungsi rekreasi. Dimaksudkan bahwa dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan sebagainya, diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang memungkinkan.

4. Fungsi riset atau penelitian. Ini maksudnya adalah koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.

Selain itu menurut Hasugian (2009, 82-85) fungsi perpustakaan secara umum adalah:

1. Penyimpanan. Salah satu tugas pokok perpustakaan adalah menyimpan bahan perpustakaan yang diterimanya. Tugas inilah yang menyebabkan perpustakaan selalu disebut dengan istilah document storage. Sebab semua jenis perpustakaan melakukan fungsi ini.

2. Pendidikan. Perpustakaan selalu dikaitkan dengan buku, sedangkan buku selalu dihubungkan dengan kegiatan belajar dan kegiatan belajar adalah merupakan bahagian dari dunia pendidikan.

3. Penelitian. Kegiatan penelitian mutlak memerlukan jasa perpustakaan. Perpustakaan bertugas menyediakan bahan perpustakaan (penyedia materi) untuk keperluan penelitian.

4. Informasi. Perpustakaan adalah institusi pengelola informasi. Perpustakaan menyediakan informasi bagi pemakai.

5. Kultural. Perpustakaan bertugas menyimpan khasanah budaya bangsa khususnya yang berupa media yang merekam informasi, naskah, manuskrip dan/atau dokumen lainnya.

(3)

Berdasarkan dua pendapat di atas dapat dikatakan bahwa secara garis besar perpustakaan sekolah berfungsi sebagai sumber informasi, pendidikan, penelitian dan rekreasi, oleh sebab itusudah semestinya perpustakaan menjadi bagian integral dari sistem pembelajaran, bukan hanya menjadi sarana pelengkap bagi keberadaan sebuah sekolah.

2.1.3 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Sebagai sarana dalam mendukung proses kegiatan belajar mengajar, perpustakaan sekolah juga memiliki pengaruh dan tujuan. yang cukup besar bagi peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

Menurut Yoesop (1998,2) tujuan umum perpustakaan sekolah adalah “

Menghimpun semua ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kurikulum dan bacaan penunjangnya untuk membantu mencerdaskan, keterampilan, ketaqwaan dan mempertinggi budi luhur serta mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air sesuai dengan tujuan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.”

Sedangkan Rachmad (2007,5) menyatakan bahwa “ Perpustakaan sekolah sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.”

Lain halnya dengan Yusuf ( 2005,3) menjelaskan tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut :

1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.

2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.

(4)

4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan pelaksanaan kurikulum.

5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat belajar bagi para siswa.

6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan.

7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang besifat kreatif dan ringan seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa tujuan dari perpustakaan sekolah adalah menjadi tempat yang menyediakan berbagai ilmu pengetahuan melalui koleksinya yang sesuai dengan kurikulum sehingga menjadi tempat dimana para siswa dapat mengembangkan bakat, kemampuan dan kebiasaan positif lainnya serta menjadikan perpustakaan sekolah sebagai sumber informasi mereka.

2.2 Proses Belajar Mengajar

Pada hakikatnya belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk menghasilkan suatu perubahan menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai. Sedangkan mengajar adalah menciptakan sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses belajar.

(5)

waktu tertentu pula ( Hamalik 2006,162 ). Biggs (1991) Seorang pakar psikologi kognitif masa kini, membagi konsep mengajar menjadi tiga yaitu:

1. Dalam pengertian kuantitatif , mengajar berarti "the transmission of knowledge" yakni penularan pengetahuan dalam hal ini guru hanya perlu menguasai pengetahuan bidang studinya dan menyampaikan kepada muridnya dengan sebaik-baiknya.

2. Dalam pengertian institusional mengajar berarti " the efficient orchestraton of teching skill” , yakni penataan segala kemampuan mengajar secara efisien dalam pengertian ini guru dituntut untuk selalu siap mengadaptasikan berbagai teknik pengajaran untuk bermacam-macam siswa yang berbeda bakat, kemampuan, dan kebutuhan.

3. Pengertian kuantitatif mengajar yaitu “the fasilitation of learning” yakni upaya membantu memudahkan kegiatan belajar siswa.

Berdasarkan pendapat ketiga ahli tersebut di atas maka dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran sebagai suatu proses interaksi antara guru dan murid dimana akan diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang berlangsung dalam suatu lokasi dan jangka waktu tertentu.

2.2.1 Komponen Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar merupakan proses yang sistematik, dengan melibatkan komponen-komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Adrian ( 2000,25 ) dalam artikelnya yang berjudul “metode

(6)

1. Guru ( Pendidik ). Guru memiliki tugas sebagai pengajar dan

pembimbing, Tugas utama guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangan intelektual, afektif dan psikomotorik, melalui penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah, latihan afektif dan keterampilan. Sedangkan Sebagai pembimbing, guru perlu memiliki pemahaman yang seksama tentang para siswanya, baik itu tentang segala potensi dan kelemahannya, masalah dan kesulitan-kesulitannya. Serta segala latar belakangnya agar tercapai kondisi seperti itu, guru perlu banyak mendekati siswa, membina hubungan yang lebih dekat dan akrap, melakukan pendekatan serta mengadakan dialog-dialog secara langsung.

2. Peserta Didik. peserta didik (siswa) adalah seseorang atau sekelompok orang yang bertindak sebagai pelaku, pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkannya untuk mencapai tujuan. 3. Tujuan Pembelajaran. Pada hakekatnya tujuan pembelajaran adalah

perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti perubahan secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku ( over behavior ) yang dapat diamati melalui alat indra oleh orang lain baik tutur kata, motorik, dan gaya hidup.

4. Gaya Hidup. Untuk menjamin efektivitas pengembangan kurikulum dan program pembelajaran, maka kepala sekolah beserta guru-guru lainya untuk menjabarkan isi kurikulum secara lebih rinci dan oprasional kedalam program tahunan, semesteran, dan bulanan.

5. Metode Mengajar. Proses Belajar Mengajar (PBM) bergantung pada cara mengajar gurunya. Jika cara mengajar gurunya enak menurut siswa, maka siswa akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran yang diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku pada siswa baik tutur katanya, sopan santunnya, motorik dan gaya hidup.

6. Media Pengajaran. Berkenaan dengan media pengajaran ada yang mengartikan secara sempit, terbatas pada alat bantu pengajaran atau alat peraga. Tapi ada pula yang mengartikan secara luas termasuk juga sumber-sumber belajar selain buku, jurnal, adalah perpustakaan, laboratorium, kebun sekolah, dan sebagainya.

(7)

2.2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar

Pelaksanaan proses belajar mengajar selayaknya berpegang pada apa yang tergantung dalam perencanaan pembelajaran. Selanjutnya diterbitkan oleh Depdiknas ( 2004, 6 ) tentang factor-faktor yang mempengaruhi PBM tersebut antara lain :

1. Faktor guru, pada faktor ini yang perlu mendapat perhatian adalah keterampilan mengajar, metode yang tepat dalam mengelola tahapan pembelajaran. Didalam interaksi belajar mengajar guru harus memiliki keterampilan mengajar, mengelola tahapan pembelajaran, memanfaatkan metode, mengunakan media dan mengalokasikan waktu yang untuk mengkomunikasikan tindakan mengajarnya demi tercapainya tujuan pembelajaran di sekolah. Adapun hal-hal yang akan berpengaruh terhadap proses pembalajaran di antaranya:

a. Kondisi dalam diri guru

(8)

b. Kemampuan mengajar

Kemampuan mengajar bagi seorang guru sangatlah penting. Sebagai pengajar, seorang guru harus dapat merangsang terjadinya proses berpikir dan dapat membantu tumbuhnya sikap kritis serta mampu mengubah pandangan para muridnya. Kemampuan mengajar menjadi sangat penting untuk dikuasai mengingat proses transfer pengetahuan, sikap, dan keterampilan berlangsung di dalamnya. Tanpa kemampuan mengajar yang baik, proses pembelajaran di kelas tidak akan berlangsung secara maksimal.

2. Faktor siswa, siswa adalah subyek yang belajar atau yang disebut pembelajar. Peserta didik sebagai penerima berbagai transfer pengetahuan, sikap, dan keterampilan guna perubahan dalam dirinya sebagai proses pembelajaran juga menjadi penentu dan hal yang mempengaruhi proses pembelajaran itu sendiri. Di antara pengaruh peserta didik dalam proses pembelajaran adalah kondisi peserta didik itu sendiri yang dipengaruhi beragam aspek dari dalam dirinya dan lingkungan sekitarnya yang nantinya akan berdampak pada kesiapannya dalam menerima pelajaran.

3. Faktor kurikulum, kurikulum merupakan pedoman bagi guru dan siswa dalam mengkoordinasikan tujuan dan isi pelajaran. Pada faktor ini yang menjadi titik perhatian adalah bagai mana merealialisasikan komponen metode dengan evaluasi.

(9)

mempengaruhi proses pembelajaran di dalam kelas mencakup lingkungan kelas dan lingkungan sekitar sekolah.

a. Lingkungan kelas

Lingkungan kelas merupakan suatu tempat tertentu yang secara spasial menjadi lokasi proses pembelajaran. Kelas tidak hanya memiliki batasan ruang dalam sebuah gedung sekolah, tapi dapat dilakukan di mana saja asalkan terjadi interaksi pembelajaran antara guru dan peserta didik serta merupakan bagian dari proses pembelajaran yang sistematis Lingkungan kelas akan sangat mempengaruhi proses pembelajaran. Hal ini berkaitan dengan kondisi dalam kelas itu sendiri. b. Lingkungan sekitar sekolah

Lokasi sekolah turut mempengaruhi proses pembelajaran di kelas. Sekolah yang terletak di lingkungan yang sejuk dan asri akan mendukung proses pembelajaran. Berbeda dengan sekolah yang terletak di lingkungan industri yang panas dan penuh polusi atau sekolah yang terletak di lokasi yang kerap kebanjiran. Kondisi tersebut akan membawa dampak buruk bagi proses pembelajaran di kelas.

(10)

lebih lanjut dari guru untuk dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik.

Berdasarkan penjelasan teori di atas dapat dikatakan bahwa proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi antara pengajar dengan pelajar yang kemudian dilakukan proses evaluasi hasil belajar guna mencapai tujuan pembelajaran. Dimana proses mengajar dapat dibagi kepada tiga konsep yaitu kuantitatif, institusional dan kualitatif. Dalam proses belajar mengajar terdiri dari komponen guru (pendidik), peserta didik, tujuan pembelajaran, isi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan evaluasi pembelajaran. Sejalan dengan komponen yang ada dalam proses belajar mengajar juga dipengaruhi oleh faktor guru dimana mencakup pada kondisi dalam diri guru itu sendiri dan kemampuan mengajarnya, faktor siswa, faktor kurikulum, dan faktor lingkungan.

Setiap kegiatan proses belajar mengajar selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis dan bersikenbambungan.

(11)

2.3 Buku Teks

Buku teks tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan. Sebagai media dan sumber pembelajaran, buku teks mampu mentransformasikan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai kehidupan yang berkaitan dengan kompetensi dasarnya yang diajarkan. Kebutuhan buku teks dalam proses pembelajaran menjadi salah satu kebutuhan wajib dimana peran buku utamanya dapat digunakan sebagai bahan ajar ataupun sumber belajar.

Pengertian buku teks telah banyak disampaikan oleh para pakar, yang di antaranya adalah menurut Hall-Quest (dalam Tarigan 1986:11). Menurutnya, buku teks adalah rekaman pikiran rasial yang disusun untuk maksud-maksud dan tujuan-tujuan instruksional. Lange (dalam Tarigan 1986:11) menjelaskan bahwa buku teks adalah buku standar, buku setiap cabang khusus, dan buku studi. Buku teks dapat terdiri dari dua tipe, yaitu buku pokok/utama dan suplemen/tambahan. Lebih terperinci lagi, Bacon (dalam Tarigan 1986:11) mengemukakan bahwa buku teks adalah buku yang dirancang untuk penggunaan di kelas,

disusun dengan cermat serta dipersiapkan oleh para pakar atau para ahli dalam bidang tersebut, dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang sesuai dan serasi.

(12)

siswa pada jenjang tertentu sebagai media pembelajaran (instruksional), berkaitan dengan bidang studi tertentu (Depdiknas 2004:4).

Sedangkan Zulkarnaen, Sani (http://www.ziddu.com) menjelaskan bahwa buku teks adalah buku pelajaran yang disusun oleh para ahli atau pakar dalam bidangnya untuk menunjang program pengajaran yang telah digariskan oleh pemerintah.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa buku teks merupakan salah satu jenis bahan perpustakaan yang memiliki halaman-halaman yang dikumpulkan, dikelola dan diolah dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan sekolah guna menunjang program belajar mengajar.

Buku teks pelajaran memiliki banyak fungsi, tujuan dan kegunaan atau manfaat dalam mendukung proses pembelajaran. Nasution dalam Prastowo (2012: 169) menyebutkan terdapat beberapa fungsi, tujuan dan manfaat atau kegunaan buku teks pelajaran, yaitu:

1. Fungsi Buku Teks Pelajaran

a. Sebagai bahan referensi atau bahan rujukan oleh peserta didik. b. Sebagai bahan evaluasi.

c. Sebagai alat bantu pendidik dalam melaksanakan kurikulum. d. Sebagai salah satu penentu metode atau teknik pengajaran yang

akan digunakan pendidik 2. Tujuan Buku Teks Pelajaran

a. Memudahkan pendidik dalam menyampaikan materi pembelajaran. b. Memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengulangi

pelajaran atau mempelajari pelajaran baru.

c. Menyediakan materi pembelajaran yang menarik bagi peserta didik.

3. Manfaat atau Kegunaan Buku Teks Pelajaran

a. Membantu peserta didik dalam melaksanakan kurikulum karena disusun berdasarkan kurikulum yang berlaku.

b. Menjadi pegangan guru dalam menentukan metode pengajaran. c. Memberi kesempatan bagi peserta didik untuk mengulangi

(13)

d. Memberikan pengetahuan bagi peserta didik maupun pendidik. e. Menjadi penambah nilai angka kredit untuk mempermudah

kenaikan pangkat dan golongan.

Berdasarkan penjelasan teori diatas dapat disimpulkan bahwa buku teks merupakan salah satu jenis bahan perpustakaan yang memiliki halaman-halaman yang dikumpulkan, dikelola dan diolah dan digunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi pengguna perpustakaan sekolah guna menunjang program belajar mengajar. Buku teks ini dapat dibagi pada beberapa jenis yaitu buku fiksi, Non-fiksi, fiksi ilmiah dan referensi.

2.3.1 Jenis-Jenis Buku Teks

Buku teks yang berada di perpustakaan sekolah harus didominasi oleh buku pelajaran, literatur, ataupun referensi lain yang berhubungan dengan materi pembelajaran.

Buku di perpustakaan sekolah juga harus disesuaikan dengan tingkatan usia dan kemampuan peserta didik secara umum. Jenis buku di perpustakaan sekolah tidak seperti perpustakaan umum dimana semua jenis buku bisa masuk.

Menurut Suwarno (2011:60)http://ilmu-pendidikan.net/pustaka/buku/jenis-koleksi-buku-di-perpustakaan-sekolah) menyebutkan bahwa “terdapat 2 jenis koleksi buku teks yang ada di perpustakaan sekolah secara umum. Jenis buku yang ada di perpustakaan sekolah tersebut antara lain buku bacaan yang terdiri dari fiksi, non fiksi dan fiksi ilmiah Buku Ilmiah.”

(14)

1. Buku teks meliputi pedoman untuk guru dan siswa yang telah ditetapkan Depdikbud.

2. Buku teks pelengkap adalah buku yang disahkan oleh Depdikbud.

3. Buku rujukan berupa ensiklopedia, kamus, almanak, buku tahunan dan lain-lain dipergunakan untuk mencapai keterangan/informasi.

4. Buku bacaan fiksi (hiburan) untuk mendorong dan meningkatkan minat Dan keterampilan membaca untuk menambah wawasan siswa.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi buku terbagi kedalam dua jenis utama yaitu: buku bacaan yang terdiri dari fiksi, non fiksi dan fiksi ilmiah dan buku ilmiah(referensi).

2.3.2 Buku Fiksi

Menurut Yusuf (2005:18) menyebutkan bahwa yang termasuk ke dalam kelompok buku-buku fiksi adalah buku-buku yang ditulis bukan berdasarkan fakta atau kenyataan. Ia ditulis atas kehendak pengarangnya saja. Sedangkan Julianti (2000:7) menerangkan bahwa : “Buku fiksi adalah buku yang berisi cerita rekaan

yang tidak berdasarkan kenyataan.

Membaca buku fiksi merupakan usaha untuk melepaskan pikiran hidup sehari-hari dan membaca fiksi juga dapat memberikan pendidikan dan watak manusia, keadaan suatu masa atau suatu tempat secara jelas dan realitas.

Adapun bila diperinci ciri-ciri fiksi adalah: 1. Bersifat rekaan/hasil imajenasi seseorang. 2. Memiliki kebenaran yang relatif.

(15)

4. Tidak memiliki sistematika yang baku. 5. Contoh : cerpen,novel,dan drama.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa buku fiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan imajinasi dan hayalan pengarangnya dan merupakan bacaan ringan yang dapat membantu merilekskan pikiran.

2.3.3 Buku Non-Fiksi

Prayoga, Gumelar ( http://gumelarp.blogspot.com/2011/10/perbedaan-antara-fiksi-dengan-onfiksi.html) menyatakan “ Buku nonfiktif yaitu karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang benar-benar dan terjadi dalam keidupan kita sehari-hari. Tulisan nonfiktif biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, desertasi, makalah, dan sebagainya.

Sedangkan Yusuf (2005:10) menyatakan: “Buku teks adalah suatu buku

(16)

2.3.4 Buku Fiksi Ilmiah

Berdasarkan wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/Fiksi_ilmiah) “Fiksi ilmiah adalah suatu bentuk fiksi spekulatif yang terutama membahas tentang pengaruh sains dan teknologiyang diimajinasikan terhadap masyarakat dan para individual. Batasan dari genre ini tidak pernah diterangkan dengan jelas, dan garis pembatas antara sub-genre-nya tidaklah tetap.”

Sedangkan Menurut Suwarno (2011: 60) fiksi ilmiah merupakan “ buku

yang ditulis berdasarkan khayalan pengarang dalam bentuk cerita serta juga berdasarkan ilmu pengetahuan yang relevan sehingga mampu mempengaruhi pengembangan daya pikir ilmiah pembaca.

Berdasarkan pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa buku fiksi ilmiah adalah buku ilmu pengetahuan yang ditulis berdasarkan imajinasi sehingga memberi manfaat dalam bidang pendidikan.

2.3.5 Buku Ilmiah ( Referensi )

Buku ilmiah adalah buku yang ditulis dan dihasilkan dari studi maupun kegiatan ilmiah yang disajikan dalam berbagai bentuk yang dapat mempengaruhi daya intelektual pembaca. Contoh buku yang termasuk dalam jenis buku ilmiah ini misalnya laporan penelitian, jurnal, handbook, buku teks dan sejenisnya.( Suwarno, 2011: 60)

Sedangkan Yusuf (2005:10) menjelaskan: “Yang dimaksudkan denga

(17)

biasanya ia hanya dibaca di perpustakaan saja, tidak boleh dipinjam untuk di bawa keluar/pulang.Adapun jenis buku-buku referensi adalah:

a. Kamus

Kamus adalah daftar alfabetis kata-kata yang disertai dengan arti, lafal, contoh penggunaannya dalam kalimat, dan keterangan lain yang berkaitan dengan kata tadi.

b. Ensiklopedia

Ensiklopedia sering disebut orang dengan nama kamus besar ilmu pengetahuan manusia. Ensiklopedia adalah daftar istilah-istilah ilmu pengetahuan dengan tambahan keterangan ringkas tentang arti dari istilah-istilah tadi. Tujuan umum diterbitkannya ensiklopedia adalah untuk mengorganisasikan akumulasi ilmu pengetahuan, atau setidaknya sebagian darinya yang menarik pembaca.

c. Buku Tahunan

Buku tahunan adalah buku yang memuat peristiwa-peristiwa selama setahun terakhir (yang sudah lewat). Pada umumnya buku tahunan ini berisi masalah statistik dan kejadian-kejadian penting selama setahun lewat.

d. Buku Pedoman, Buku Petunjuk

Dalam istilah sehari-hari sering disebut sebagai buku pintar, sebab dengan membuka buku sejenis ini orang menjadi seolah pintar dan bisa mengetahui akan sesuatu yang masih samara-samar sebelumnya, serta dapat memperlancar kegiatan yang dijalankannya.

(18)

Direktori sering disebut juga dengan buku alamat sebab di dalamnya antara lain memuat alamat-alamat seseorang atau badan. Buku ini berisi petunjuk bagaimana cara mudah untuk menemukan alamat seseorang, nmor telepon, dan keterangan lain tentang seseorang atau badan yang didaftarnya. Daftar alamat ini disusun ini disusun berdasarkan urutan abjad nama orang atau badan.

f. Almanak

Almanak adalah suatu publikasi tertentu yang memuat bermacam keterangan antara lain data statisik, ramalan cuaca, dan berbagai peristiwa penting lainnya di suatu saat dan tempat tertentu, termasuk informasi bidang ilmu pengetahuan dalam jangka waktu tertentu. g. Bibliografi

Bibliografi adalah daftar buku-buku yang ada di suatu tempat. Ia disusun berdasarkan urutan abjad nama pengarang, judul, subjek, atau keterangan lan tentang buku.

h. Indeks

Indeks adalah daftar istilah yang disusun berdasarkan urutan abjad atau dengan susunan tertentu dan disertai keterangan yang menunjukkan tempat istilah tadi berbeda. Indeks ini bisa berdiri sendiri terpisah dalam satu buku, atau bisa juga merupakan bagian dari suatu buku.

(19)

Abstrak adalah uraian yang dipadatkan dari suatu karangan atau artikel yang biasanya bersifat ilmiah. Ia bisa dikumpulkan dalam satu jilid buku sehingga mudah pemanfaatannya.

j. Atlas

Bentuknya seperti buku berisi kumpulan peta dan keteragan lain yang ada hubungannya dengan peta tadi, misalnya peta hasil tambang, peta politik, peta demografi dan lain-lain.

k. Dokumen Pemerintah

Dokumen pemerintah atau sering juga disebut dengan penerbitan pemerintah adalah suatu penerbitan yang dicetak atas biaya dan tanggung jawab pemerintah. Dilihat dari lembaga-lembaga pemerintah yang menerbitkannya antara lain adalah lembaga-lembaga resmi yang bernaung di bawah pemerintah, baik pusat maupun daerah, seperti sekretariat negara, departemen-departemn pemerintahan, termasuk lembaga lain yang bersifat komersial di bawah naungan pemerintah. (Yusuf, 2005:10).

Dari pengertian referensi di atas, dapat disimpulkan bahwa buku referensi merupakan buku yang memuat keterangan tentang topik perkataan, tempat peristiwa, data statistik, alamat, nama orang, riwayat orang-orang terkenal dan sebagainya yang biasanya tidak dapat dipinjam oleh pengguna.

(20)

digariskan oleh pemerintah dengan memperhatikan aspek isi atau materi, penyajian materi, bahasa, dan keterbacaan, serta grafik.

2.4 Pemanfaatan Buku Teks.

Untuk dapat mengetahui pemanfaatan koleksi perpustakaan maka terlebih

dahulu harus diketahui pengertian dari pemanfaatan. Kata pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat yang berarti guna, faedah. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer (2002: 928) disebutkan bahwa pemanfaatan memiliki makna, proses, cara, atau perbuatan memanfaatkan. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat diartikan bahwa pemanfaatan koleksi perpustakaan memiliki makna suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh pengguna dengan menggunakan

berbagai jenis koleksi yang ada di perpustakaan.

Pemanfaatan koleksi buku merupakan kegiatan atau aktivitas pengguna menggunakan buku untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Informasi dalam buku dapat bersifat ilmiah yang mencakup berbagai ilmu pengetahuan dan bersifat hiburan.

(21)

1. Membaca dan Manfaatnya

Pada hakekatnya nilai buku ditentukan oleh pemanfaatan atau pemakai buku itu sendiri. Membaca merupakan kegiatan yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Menurut Dian Sinaga (2011 : 95) membaca merupakan salah satu upaya yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Secara psikologis menurut Meilina Bustari (2000: 56) membaca adalah kegiatan individu dengan menggunakan indera penglihatan (mata) untuk menangkap rangsang yang berupa bacaan. Oleh karena itu, prinsip membaca adalah proses komunikasi ide dari pengarang kepada pembaca melalui simbol-simbol yang telah dipahami bersama. Menurut E.P Hutabarat (1988: 45) membaca mempunyai maksud:

a. Membaca untuk memperoleh informasi

Maksud membaca disini adalah untuk mendapatkan keterangan informasi yang diperlukan mengenai suatu hal.

b. Membaca untuk memahami

Maksudnya adalah kemampuan melihat hubungan-hubungan yang relevan. Pembaca menghubungkan apa yang dibacanya dengan apa yang

sudah diketahuinya.

c. Membaca untuk mencipta

(22)

dahulumengumpulkan bahan dari berbagai sumber yang akhirnya dapat untukmenyusun suatu karangan ilmiah.

Menurut Ibrahim Bafadal (2009: 6) melalui perpustakaan sekolah diharapkan siswa dalam menggunakan koleksi buku di perpustakaan sekolah akan memperoleh beberapa aspek manfaat koleksi buku, seperti:

1. Manfaat aspek edukatif, adanya buku-buku diperpustakaan dapat membiasakan siswa belajar mandiri dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan.

2. Manfaat aspek informatif, berhubungan erat dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” tentang hal-hal yang

berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.

3. Manfaat aspek rekreasi, maksudnya perpustakaan sekolah dapat dijadikan sebagai tempat mengisi waktu luang seperti pada waktu istirahat dengan membaca buku-buku cerita, novel, roman, majalah, dan surat kabar.

4. Manfaat aspek riset atau penelitian, koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana

2. Bimbingan Pengguna Perpustakaan Sekolah

(23)

Menurut Darmono (2001: 169-171) perpustakaan berkenaan erat dengan adanya proses bimbingan pemanfaatan perpustakaan yang dikenal sebagai bimbingan pemakai, adapun kegiatannya meliputi:

1. Pengenalan terhadap denah perpustakaan 2. Peraturan perpustakaan

3. Alat penelusuran informasi yang dimiliki perpustakaan perlu diperkenalkan

4. Pengenalan terhadap bagian-bagian layanan perpustakaan 5. Pengenalan terhadap penempatan koleksi.

Menurut Handoko dalam Prawati (2002:3) dari segi pengguna pemanfaatan bahan pustaka di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Pemanfaatan buku teks ini dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internak ini terdiri dari kebutuhan, motif atau alasan dan minat. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari kelengkapan koleksi, keterampilan pustakawan dan fasilitas.

2.4.1 Faktor Internal 2.4.1.1 Kebutuhan

(24)

merencanakan penelitian, mengajar, manajemen, serta mengutip sitasi bibliografi bagi karya tulis.

Identivikasi kebutuhan informasi dapat dilakukan dengan current approach, yaitu memperhatikan kebutuhan pengguna akan informasi mutakhir, every day approach yaitu kebutuhan pengguna akan informasi yang diperlukan sehari-hari, exhaustive approachyaitu kebutuhan pengguna akan informasi secara

menyeluruh, dan catching up approach yaitu kebutuhan pengguna akan informasi singkat secara cepat (Prawati, 2002:43). Jadi untuk mengetahui faktor kebutuhan dalam penelitian ini terdapat tiga item pertanyaan yang mewakili kebutuhan yaitu; cara siswa mendapatkan buku, buku yang sering dipinjam siswa, dan koleksi buku yang sering dibaca.

2.4.1.2 Motif

Motif adalah sesuatu yang melingkupi semua penggerak, alasan-alasan atau dorongan dalam diri manusia itu menyebabkan ia berbuat sesuatu (Priyatna, 1996:6-7). Sedangkan menurut Badudu (1994:909) motif yaitu suatu yang mendasari perbuatan atau tindakan seseorang. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa motif adalah sesuatu yang mendasari perbuatan atau tindakan seseorang sehingga menyebabkan ia berbuat sesuatu. Dalam dunia perpustakaan motif atau alasan siswa dalam menggunakan perpustakaan berbeda-beda sesuai dengan keperluan masing-masing. Menurut IFLA (2006:21), aktifitas murid di perpustakaan pada umumnya meliputi hal berikut:

(25)

Adapun dalam layanan perpustakaan, staf perpustakaan ataupun pustakawan bertugas untuk memuaskan kebutuhan pengguna perpustakaan. Menurut Ernawati (2007:7) jika ditelusuri lebih dalam motif timbul bukan hanya dari kebutuhan yang ada, tetapi ditentukan pula adanya faktor harapan akan dapat dipenuhinya suatu kebutuhan. Jadi untuk mengetahui faktor motif dalam penelitian ini terdapat tiga item pertanyaan yang diajukan yaitu; alasan siswa memanfaatkan koleksi perpustakaan, tujuan siswa memanfaatkan koleksi, dan intensistas penggunaan koleksi dalam mengerjakan pekerjaan rumah.

2.4.1.3 Minat

(26)

2.4.2 Faktor eksternal 2.4.2.1 Kelengkapan koleksi

Setiap perpustakaan tentu melakukan kegiatan pengadaan koleksi untuk menambah kelengkapan koleksi yang dimilikinya, kegiatan pengadaan koleksi bisa dilakukan dengan membeli, tukar-menukar, serta hadiah dari perorangan maupun lembaga. Pertumbuhan dan perkembangan koleksi sering kali tidak diimbangi dengan perluasan ruangan perpustakaan, akibatnya rak-rak yang tersedia untuk menampung koleksi tahun demi tahun semakin penuh sesak, sehingga membuat ruangan perpustakaan menjadi tidak nyaman lagi.

Menurut IFLA (2006:13) koleksi sumber daya buku yang sesuai hendaknya menyediakan sepuluh buku per murid. Sekolah terkecil hendaknya memiliki paling sedikit 2.500 judul buku yang relevan dan mutahkir agar stok buku berimbang untuk semua umur, kemampuan dan latar belakang. Paling sedikit 60% terdiri dari buku non fiksi yang berkaitan dengan kurikulum. Selain itu, perpustakaan sekolah hendaknya memiliki koleksi untuk keperluan hiburan seperti novel populer, musik, komputer, kaset video, majalah dan poster. Materi semacam itu dipilih bekerjasama dengan siswa agar koleksi perpustakaan sesuai dengan kebutuhan siswa serta sesuai dengan minatnya. Jadi untuk mengetahui faktor kelengkapan koleksi dalam penelitian ini terdapat lima item pertanyaan yang mewakili yaitu:

1. ketersediaan koleksi, 2. keberadaan koleksi, 3. kondisi fisik koleksi,

(27)

5. dan kesesuaian koleksi dengan kebutuhan sumber belajar siswa.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pemanfaatan buku teks adalah kegiatan penggunaan buku untuk mencari informasi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna.

Dengan indikator :

1. Pemanfatan koleksi Buku teks 2. Peranan Pustakawan

Referensi

Dokumen terkait

Metafora je preneseno zna č enje koje se proteže kroz cijelu reklamu i na taj na č in prenosi samu poruku. prosinca 2012.) Metafori č ko zna č enje ove reklame poruke bilo bi to

Permasalahan pertama yang dialami Desa RongDalem Kecamatan Omben Kabupaten Sampang adalah persoalan terkait kekurangan kebutuhan air yang senantiasa dihadapi oleh

PENGADAAN JASA KONSULTANSI PENGAWASAN PEMBANGUNAN GEDUNG KANWIL DJP SUMUT I DAN KPP DI MEDAN TAHAP VII T.A 2012..

Menunjuk Keputusan Pejabat Kuasa Pengguna Anggaran Bagian Anggaran 15 Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Nomor KEP-02/PU.1/KPA/2012 tentang Pembentukan Panitia

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Seleksi Umum Paket Pekerjaan Pengembangan Software Early Warning System untuk Mendukung Crisis Management Protocol oleh Panitia

Panitia Pengadaan Barang dan Jasa pada Balai Diklat Keuangan Malang, Kementerian Keuangan akan melaksanakan Pelelangan Sederhana dengan pascakualifikasi secara

Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

Me!beri-an san-si terhada Angg0ta Per-u!ulan KELOMPOK TANI TERNAK  2ang !ela-u-an elanggaran terhada -etentuan%-etentuan 2ang telah diteta-an dengan bered0!an ada