DATA DIRI
Nama
: Nana Sudiana Raksadinata
NIP.
:
-Jabatan
: Widyaiswara Luar Biasa
Alamat
: Komplek Mampang Indah Dua Blok
O/3 Pancoran Mas – Depok 16435.
HP/E-mail
: 08129945059
nsraksadinata@gmail.com
Status
: Menikah – anak 2
Pengalaman
: 1. CPNS – Pinbagpro di Papua (3 thn)
2. Consultan di Pakanbaru (2 thn)
3. Eselon IV di Setditjen.Bina Marga
4. Eselon III di Balai Besar PJN V
Surabaya
5. Widya Iswara
6. Widya Iswara Luar Biasa
7. International Individual Consultant
MODUL 2 :
KEBIJAKAN
PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN
Diklat Perencanaan dan Persiapan Pengadaan
Tanah
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JALAN, PERUMAHAN,
PERMUKIMAN DAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
KEGIATAN BELAJAR I
FUNGSI JALAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL DAN WILAYAH
Uraian Materi
Prinsip-Prinsip Pengadaan Tanah
Asas-Asas Pengadaan Tanah
Jalan Sebagai Prasarana Transportasi, Alat Pertumbuhan Ekonomi Dan Alat
Pertahanan Dan Keamanan
Kualitas Infrastruktur Jalan
• Terjaminnya hak-hak Masyarakat atas
Tanah.
• Terhindarnya Masyarakat dari Upaya
Spekulasi Tanah.
• Terjaminnya perolehan tanah untuk
kepentingan umum.
Memberikan perlindungan dan menghormati HAM, harkat dan maratabat setiap warga negara dengan proporsional
ASAS PENGADAAN TANAH
Memberi dampak positif bagi pihak yang memerlukan tanah
Asas
Kemanfaatan
Memberi ganti kerugian yang dapat memulihkan kondisi sosial ekonomi
Asas
Keadilan
Hak dan Kewajiban setiap pihak dilakukan menurut tata cara yang diatur peraturan perundangan-undangan
Asas
Kemanusiaan
Asas
Kepastian
Masyarakat yang terkenada dampak pengadaan tanah berhak memperoleh informasi
Asas
Keterbukaan
Seluruh kegiatan pengadaan tanah didasari kesepakatan antara kedua belah pihak
Asas
Kesepakatan
Peran serta seluruh pemangku kepentingan dalam tiap pengadaan tanah diperlukan agar meminimalkan penolakan masyarakat
Kegiatan pembangunan dapat berlangsung secara tersu-menerus, berkesinambungan, untuk mencapai tujuan yang diharapkan
Pengadaan tanah dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat
Asas
Keikutsertaan
Pengadaan Tanah untuk pembangunan dapat seimbang dan sejalan dengan kepentingan Masyarakat dan Negara
Asas
Kesejahteraan
Asas
Keberlanjutan
Asas
Keselarasan
Prasarana Transportasi
Alat Pertumbuhan Ekonomi
Alat Pertahanan dan Keamanan
JALAN SEBAGAI PRASARANA TRANSPORTASI, ALAT
PERTUMBUHAN EKONOMI DAN ALAT PERTAHANAN DAN
KEAMANAN
KUALITAS INFRASTRUKTUR JALAN
Daya saing kualitas jalan Indonesia rendah
(GCI, 2013/2014) nilai 3,7 dari skala 7 Peringkat 78 dari 148
Negara
Negara dengan kinerja Logistiklebihbaik dapat
berkembangdengan cepat, lebih kompetitif, dan menarik lebih banyak
investasi
TAHAP PENGUATAN LOGISTIK
NASIONAL
KEKUATAN, KEKURANGAN, PELUANG DAN
ANCAMAN PADA SEKTOR JALAN
STRENGTH (KEKUATAN
)
• Jalan berperan signifikan dalam penataan dan pembentukan ruang.
• Jalan sebagai infrastruktur penting dalam mendukung dan mendorong pertumbuhan
ekonomi
• Kondisi kemantapan jalan nasional sudah sangat baik, target kemantapan jalan tahun 2014 sudah tercapai 94%
• penyempurnaan konsep
kerjasama pemerintah swasta sebagai alternatif pendanaan. • Kuantitas SDM Direktorat
Jenderal Bina Marga yang relatif besar, dan peningkatan kualitas melalui pelatihan dan studi
WEAKNESS (KELEMAHAN)
• Waktu tempuh rata-rata jalan di Indonesia relatif tinggi (2,6 jam /100 km).
• Daya saing sektor jalan rendah (nilai 3,7 dari 7)
• Kondisi kemantapan jalan daerah rendah (kurang dari 70% mantap)
• Beban jalan di perkotaan sangat tinggi, rata-rata kecepatan 5-17 km/jam • Belum optimalnya dukungan jalan terhadap konektivitas nasional,
• Tingginya tingkat kecelakaan di jalan
• Design life jalan jangka pendek, sekitar 7-10 tahun sehingga jalan cepat rusak
• penanganan jalan ramah lingkungan belum optimal dan belum terintegrasi dengan aspek Gender dan sosial inklusi.
• Dominasi proyek berskala kecil (s/d Rp. 10 milyar).
• SDM sektor jalan di Ditjen Bina Marga didominasi (>50%) lulusan non -diploma/sarjana.
• Kapasitas teknologi industri konstruksi sektor jalan masih belum memadai • Minimnya partisipasi Badan Usaha dalam penyelenggaraan jalan tol/jalan
OPPORTUNITY (KESEMPATAN)
• Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat, (2nd fastest economy among G 20).
• Kerjasama internasional dalam pembangunan jalan
• Reformasi birokrasi, peningkatan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan infrastruktur tanah dalam rangka perwujudan
good governance
• Perkembangan pesat inovasi dan teknologi jalan.
• Diterapkan skema dana preservasi jalan (UU No. 22 tahun 2009)
• Berbagai pendanaan inovatif untuk pembangunan jalan bebas hambatan/jalan tol (skema availability payment/PBAS dan penugasan BUMN).
• Dikembangkannya transportasi multimoda (PerMen Perhubungan No. 15 Tahun 2010)
• Peran penting sektor jalan sebagai penghubung outlet utama • Komitmen pemerintah membangun/mengembangkan jalan
strategis nasional (jalan lingkar di pulau terluar, jalan perbatasan dan jalan daerah termasuk jalan provinsi, jalan kabupaten dan jalan perkotaan)
THREAT (ANCAMAN)
KEKUATAN, KEKURANGAN, PELUANG DAN
ANCAMAN PADA SEKTOR JALAN
• Pertumbuhan penduduk yang diikuti oleh pertumbuhan kendaraan bermotor
• Kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak gunung berapi dan patahan,
ancaman berupa bencana alam. • Kapasitas Industri Konstruksi masih
terbatas
• Percepatan pembangunan infrastruktur masih terkendala dengan adanya
kebutuhan penyiapan proyek dan
pengimplementasian proyek skala besar. • Keterlambatan penyusunan kerangka
regulasi yang diperlukan untuk mendukung skema pendanaan inovatif, dana preservasi jalan, percepatan penyelenggaraan Jalan Bebas Hambatan.
KEGIATAN BELAJAR II
KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN JALAN
Uraian Materi
Visi Dan Misi Ditjen Bina Marga
Arah Kebijakan Nasional
Arah Kebijakan Dan Strategi Ditjen Bina Marga
Rencana Jangka Panjang
Rencana Pembangunan 2015-2019
Tujuan Dan Sasaran Strategis
Program Peningkatan Kapasitas
Target Kinerja Ditjen Bina Marga 2015-2019
Tantangan Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Sektor Jalan
Implikasi Pertumbuhan Lalu Lintas Terhadap Penentuan Standar Lebar Jalan
Indikasi Kebutuhan Tanah Untuk Jalan
Pembinaan SDM Di Ditjen Bina Marga
VISI DAN MISI DITJEN BINA MARGA
Visi Program Penyelenggaraan Jalan adalah “Terwujudnya sistem jaringan jalan
yang andal, terpadu dan berkelanjutan di seluruh wilayah nasional untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial”
Mewujudkan jaringan Jalan Nasional yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas dan keselamatan yang memadai, untuk melayani pusat-pusat kegiatan nasional, wilayah dan kawasan strategis nasional;
Mewujudkan jaringan Jalan Nasional bebas hambatan antar-perkotaan dan dikawasan perkotaan yang memiliki intensitas pergerakan logistik tinggi yang menghubungkan dan melayani pusat-pusat kegiatan ekonomi utama nasional;
Memfasilitasi agar kapasitas Pemerintah Daerah meningkat dalam
menyelenggarakan jalan daerah yang berkelanjutan dengan mobilitas, aksesibilitas, dan keselamatan yang memadai.
ARAH KEBIJAKAN NASIONAL
• Peletakan dasar-dasar dimulainya desentralisasi asimetris • Pemerataan pembangunan antar wilayah terutama Kawasan
Timur Indonesia
Membangun Indonesia dari
Pinggiran dengan
Memperkuat Daerah- daerah
dan Desa dalam Kerangka
Negara Kesatuan.
• Membangun Konektivitas Nasional Untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan
• Membangun Transportasi Umum Masal Perkotaan
• Peningkatan Efektivitas, dan Efisiensi dalam Pembiayaan Infrastruktur
Meningkatkan Produktivitas
Rakyat dan Daya Saing di
Arah Kebijakan Dan Strategi Ditjen
Bina Marga
STRATEGI
1. Pengembangan jaringan jalan
(pengembangan/peningkatan kapasitas jalan nasional).
2. Manajemen jaringan jalan.
3. Mendukung manajemen jalan daerah.
ARAH KEBIJAKAN
1. Pembangunan jalan untuk mendukung tol laut dimana akan dibangun 24 pelabuhan baru dan 60 pelabuhan penyeberangan.
2. Restrukturisasi jaringan jalan perkotaan.
3. Pembangunan jalan lingkar perkotaan di metropolitan dan kota besar.
4. Dukungan jalan pada 15 kawasan industri prioritas. 5. Dukungan jalan terhadap pembangunan 15 bandara baru.
6. Dukungan jalan untuk intermoda dengan KA.
Rencana Jangka Panjang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)Repenas (Rencana Pembangunan Nasional) 6 tahapan (Pasal 9 ayat (1),
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2006)
Pada pasal 14 ayat (1) UU RI No 25 Tahun 2004, Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas menyiapkan rancangan awal
RPJM Nasional
• Kepala Bappenas berpedoman pada RPJP Nasional dan rancangan Renstra K/L (Rencana Strategis Kementerian/ Lembaga)(Pasal 15 ayat 1 dan 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004).
• Renstra K/L sendiri memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga yang disusun dengan berpedoman pada RPJM Nasional dan bersifat indikatif (Pasal 6 ayat 1 UU 25/2004).
InPres RI No 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja, Instansi Pemerintah mengharuskan setiap instansi pemerintah untuk menyusun
Rencana Strategis • penyusunan rencana
• penetapan rencana
• pengendalian pelaksanaan rencana • evaluasi pelaksanaan rencana. Perencanaan pembangunan
Penyiapan Rancangan Awal RPJM Nasional;
Penyiapan Rancangan Renstra Kementerian/Lembaga; Penyusunan Rancangan RPJM Nasional dengan menggunakan
Rancangan Renstra Kementerian/Lembaga; Pelaksanaan Musrenbang Jangka
Menengah Nasional;
Penyusunan Rancangan Akhir RPJM Nasional; dan
Penetapan RPJM Nasional.
Rencana Strategis Direktorat Jenderal Bina Marga Tahun 2015
RENCANA PEMBANGUNAN 2015-2019
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Tujuan : Meningkatkan daya saing logistik dan mobilitas antar
moda untuk mendukung pertumbuhan ekonomi
Sasaran Strategis:
Meningkatnya konektivitas nasional
Meningkatnya dukungan terhadap pertahanan keamanan, daerah
tertinggal dan kawasan strategis nasional
Meningkatnya kualitas infrastruktur jalan yang handal,
berkeselamatan dan berwawasan lingkungan.
PROGRAM PENINGKATAN KAPASITAS
Perlu adanya peningkatan kapasitas jaringan jalan dari 71.000 km ke
160.000 km. Atau peningkatan sampai 125% untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi.
Pada tahun 2030 jaringan jalan mencapai target proporsi:
•Expressway 20% •4 lajur 22%
•7 m 50% •6 m 8%.
Dengan target pembangunan seperti di atas maka implikasinya adalah: lebar
standar untuk jalan arteri 7/11m.
Untuk mewujudkan sasaran di atas perlu program peningkatan jalan
sepanjang 3000 km/tahun selama 15 tahun.
19
PETA RENSTRA DITJEN BINA MARGA (2015-2019)
Aspek anggaran dan tata :
Proses pengadaan tanah yang cepat dan tuntas
Proses administrasi pelelangan yang btransparan dan berkinerja tinggi
Pengelolaan anggaran secara efektif dan tepat sasaran
Penerapan tata kelola secara optimal (good governance)
Program penanganan jalan secara menyeluruh :
Pembangunan jalan bebas hambatan
Modernisasi jalan nasional
Preservasi jalan nasional
PETA RENSTRA DITJEN BINA MARGA (2015-2019)
Arah kebijakan• Mempercepat pembangunan Sistem Transportasi Multimoda
• Mempercepat pembangunan transportasi yang mendukung Sistem Logistik Nasional
• Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan
• Membangun kaitan sistem dan jaringan transportasi dengan investasi untuk mendukung koridor ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Sistem Logistik Nasional, Komplek Industri dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah non-koridor ekonomi.
Sasaran Konsep RPJMN 2015-2019bidang jalan disiapkan berdasarkan Isu Strategis, yaitu : • 1) Ketimpangan yang cukup besar tersedianya Jalan
Nasional dan Jalan Daerah
• 2) Kurangnya kapasitas jalan dalam menampung beban volume lalu lintas yang ada
Sasaran Outcome nya adalah : • Indikator : Kondisi mantap Jalan
Nasional 100%, Jalan Propinsi 75%, Jalan Kabupaten /Kota 60%
Pencapaian 2014
Program Satuan Target Proyeksi Capaian Status
Preservasi Jalan Km 168.999,00 171.714,58 Tercapai
Preservasi Jembatan M 895.664,00 1.294.885,75 Sda
Peningkatan kapasitas Km 19.370.81 19.551,61 Sda
Pembangunan Jalan Baru Km 377.00 1.276,94 Sda
Pembangunan Jembatan Baru M 25.552,00 43.117,18 Sda
Pembangunan FO/UP/
Terowongan M 15.979,00 27.099,63 Sda
Pembangunan Jalan Tol Km 59,02 47,47 Tidak tercapai
Pemb. Jln/Jemb. Di Kawasan
Strategis/perbatasan Km 1.382,11 2.714,28 Tercapai
PETA RENSTRA DITJEN BINA MARGA (2015-2019)
• Waktu tempuh rata-rata transportasi jalan di indonesia relatif lebih tinggi dari negara tetangga (2,7 jam/100 km)
• Kerapatan jalan bebas hambatan di Indonesia masih lebih rendah dari negara tetangga.
• Lebih dari 80% lalu lintas angkutan barang menggunakan moda jalan, lebih dari 82 % lalu lintas angkutan
penumpang menggunakan moda jalan
• Jalan Daerah terdiri atas Jalan Provinsi (46.164 Km) dengan kondisi 68% mantap dan Jalan Kabupaten/Kota
(376.102 Km) dengan kondisi 59% mantap. Total panjang daerah 422.266 Km dengan kondisi mantap 65%
• Umur rencana (design life) yang pendek (10 th) selama ini justru menyebabkan biaya umur rencana yang
disetahunkan menjadi lebih tinggi dan pada waktu yang sama keberlanjutan kemantapan jalan menjadi lebih singkat
• Pemaketan proyek yang relatif kecil telah menyebabkan jumlah paket/kontrak/PPK tidak mendorong peningkatan
mutu, sehingga tidak tercapainya efisiensi secara nasional. Paket proyek yang begitu banyak yang ditenderkan pada
waktu yang sama tidak mendorong persaingan yang sehat. Insinyur Bina Marga hanya lebih sibuk dengan urusan
Administrasi Kontrak, tidak mengurus pengendalian mutu, proses dan produk.
• Pilot proyek PBC belum memenuhi “
international best practice
“, sehingga kurang menstimulasi peran penyedia jasa
dalam berinvestasi.
PETA RENSTRA DITJEN BINA MARGA (2015-2019)
PETA RENSTRA DITJEN BINA MARGA (2015-2019)
Delivery sistem yang mendukung strategi pencapaian kinerja jalan
Pendekatan desain dan penerapan teknologi menjamin minimum life cycle cost
Pelaksanaa tepat waktu, mutu dan target anggaran
Pemeliharan jalan bersifat responsif dan preventif
Penegakkan hukum dan peraturan penggunaan jalan
Dengan berpegangan pada ke-tujuh faktor kunci tersebut
diharapkan misi penyelenggaraan jalan yang handal, efektif dan efisien dapat tercapai.
FAKTOR KUNCI
TANTANGAN DALAM
KONEKTIVITAS
• Backlog dalam
pengembangan
jaringan jalan tol
• Tingginya biaya
transportasi darat
dan rendahnya
konektivitas antar
pusat kegiatan
ekonomi
• Waktu tempuh yang
tinggi di koridor
utama (2,6
jam/100Km> target
1-1,5 jam/100 Km)
TARGET KINERJA DITJEN BINA MARGA 2015-2019
Ketersediaan Infrastruktur
Biaya Logistik Nasional
• Biaya logistik Indonesia 25% dari GDP.
Dibandingkan Malaysia 15%, AS dan Jepang
10%
•
Share
biaya logistik nasional didominasi oleh
biaya transportasi darat
• Penggunaan moda transportasi didominasi oleh
moda angkutan darat
•
Proporsi penggunaan moda transportasi:
•
Share
biaya logistik nasional:
85% 7% 5% 2% 1% Penumpang 92% 1% 7% Barang Jalan Kereta Angkutan Sungai Angkutan Laut 72% 20% 1% 1% 6%
Darat Air/laut Udara Rel Jasa Penunjang Proporsi penggunaan moda transportasi
•
Dalam jangka waktu 15 Tahun (2025) target nasional adalah 5 x
pertumbuhan ekonomi ≈ 11,5% per tahun
•
Pertumbuhan lalu lintas 8-11,5 % per tahun
•
Saat ini infrastruktur tidak memadai untuk mendukung konektivitas, logistik
dan daya saing global
TANTANGAN DAMPAK PERTUMBUHAN EKONOMI
TERHADAP SEKTOR JALAN
Jaringan Expressway untuk inter-regional, intermodal dan
konektivitas internasional
Renewal/modernisasi jalan nasional
Peningkatan kapasitas
Peningkatan dalam pelaksanaan, kualitas dan efisiensi
proyek
KEBUTUHAN
SEKTOR LAIN
26
IMPLIKASI PERTUMBUHAN LALU LINTAS TERHADAP
STANDAR LEBAR JALAN
Jika lalu lintas rendah (LT) maka diperlukan peningkatan jalan dari 6 m menjadi : •7 m untuk 20 tahun (low growth )
•4 LD setelah 15 tahun (high growth)
Jika lalu lintas medium (MT), maka diperlukan peningkatan kapasitas jalan dari 6m menjadi :
•4 LD untuk 20 tahun (low growth)
•6 LD+ untuk 20 tahun (high /low growth)
Catatan parameter :
•LG – 8% pertumbuhan per tahun •HG – 11,5% pertumbuhan per tahun •LT- 3000 kendaraan/hari
INDIKASI KEBUTUHAN TANAH UNTUK JALAN
Pembangunan jalan bebas hambatan
Modernisasi Jalan
Preservasi Jalan
Penanganan Jalan Sub Nasional
Program Jalan Bebas Hambatan
program
strategis
PEMBINAAN SDM DI DITJEN BINA MARGA
Melakukan penataan kelembagaan agar Pemerintah memiliki fungsi dan kewenangan yang tepat, aturan main dan hubungan kerja inter dan antar Lembaga yang sinergis, serta didukung oleh kualitas aparatur Sipil Negara yang profesional dan berintegritas
Kelembagaan organisasi harus sejalan dengan Visi Pembangunan Nasional dan dapat melaksanakan kebijakan / rencana pembangunan dengan efektif dan efisien
Untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi , saat ini jumlah pegawai di lingkungan Ditjen. Bina Marga dan BPJT adalah 9.294 pegawai
Isu, Tantangan dan alternatif Solusi Kelembagaan
Isu : Perlunya organisasi yang efektif dan efisien untuk mengantisipasi beban kerja dan tugas fungsi organisasi yang tumpang tindih
Tantangan : Perkuatan organisasi (termasuk SDM) dalam rangka meningkatkan keinerja organisasi untuk mendukung penyelenggaraan jalan yang lebih efektif dan effisien
Alternatif solusi :
•Pembinaan SDM berdasarkan kompetensi dan peningkatan kapasitas melalui pelatihan/workshop •Restrukturisasi organisasi (termasuk mengintegrasikan Pusat dan Balai) berdasarkan kebutuhan di
29
PERLUNYA PEMBINAAN KOMPETENSI PENGADAAN
TANAH UNTUK JALAN
Pembangunan Jalan
di Indonesia
Program Pembangunan
Signifikan
UU No.2 Tahun 2012
Tentang Pengadaan
Tanah
Diperlukan Tenaga,
Pejabat/petugas mampu
memahami kebijakan dan
Program DitJen Bina
Marga
Diperlukan
Penyelenggaraan
Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai
SASARAN STRATEGIS
1. Meningkatnya dukungankonektivitas bagi penguatan daya saing.
2. Meningkatnya Kemantapan Jalan Nasional
1. Menurunnya Waktu Tempuh pada koridor utama menjadi 2,2
jam/100 km.
2. Meningkatnya Tingkat Penggunaan Jalan Nasional Menjadi 133 Milyar Kendaraan km.
3. Meningkatnya Fasilitasi terhadap Jalan daerah untuk mendukung kawasan.
SASARAN PROGRAM
Kegiatan Pelaksanaan Preservasi Dan Peningkatan
Kapasitas Jalan Nasional
, dengan sasaran kegiatan:
•Perencanaan, pengendalian dan pengawasan preservasi dan peningkatan kapasitas jalan nasional.
•Pengelolaan administrasi perkantoran.
•Pemeliharaan, peningkatan dan pembangunan jalan nasional.
Kegiatan Dukungan Manajemen, Koordinasi,
Pengaturan, Pembinaan, Dan Pengawasan
, dengan
sasaran kegiatan:
•Pelayanan teknis, pelayanan publik dan administratif di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga
•Pengelolaan administrasi perkantoran •Penanggulangan bencana alam
Kegiatan pengaturan dan pembinaan pengembangan jaringan jalan, dengan sasaran kegiatan: • Pengaturan, pembinaan, perencanaan, pemrograman dan pembiayaan dan evaluasi kinerja
• Pengelolaan administrasi perkantoran
Kegiatan pengaturan dan pembinaan pembangunan jalan, dengan sasaran kegiatan:
• Pengaturan, pembinaan manajemen konstruksi, teknik geometrik, perkerasan, drainase, geoteknik dan manajemen lereng jalan
• Pengelolaan administrasi perkantoran
Kegiatan pengaturan dan pembinaan preservasi jalan, dengan sasaran kegiatan:
• Pengaturan, pembinaan, perencanaan, pemrograman, teknik rekonstruksi, pemeliharaan jalan • Pengelolaan administrasi perkantoran.
Kegiatan pengaturan dan pembinaan penanganan jembatan, dengan sasaran kegiatan: • Pengaturan, pembinaan, perencanaan, pemrograman, teknik terowongan dan jembatan khusus • Pengelolaan administrasi perkantoran
Kegiatan pengaturan dan pembinaan fasilitasi jalan daerah, metropolitan, kota besar dan bebas hambatan, dengan sasaran kegiatan:
• Pembinaan teknik penyelenggaraan jalan daerah, metropolitan, kota besar dan jalan bebas hambatan serta melaksanakan pengadaan tanah
• Pengelolaan administrasi perkantoran
Kegiatan pengaturan, pengusahaan, pengawasan jalan tol, dengan sasaran kegiatan: • Pengaturan, pengusahaan, pengawasan jalan tol
RENCANA
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA PROGRAMSASARAN INDIKATORPROGRAM SUBOUTPUTOUTPUT/ Meningkatnya dukungan konektivitas bagi penguatan daya saing Tingkat Konektivitas Nasional 77% Pada Akhir 2019 Menurunkan waktu tempuh pada koridor utama (Sumatera & Jawa)
Waktu Tempuh pada koridor utama menjadi 2,2 jam/100 km Pembangunan Jalan Pembangunan Jalan Bebas Hambatan Pembangunan Jembatan Pembangunan FO/UP Pelebaran Meningkatnya Kemantapan Jalan Nasional Meningkatnya Kemantapan Nasional Menjadi 98% pada Akhir 2019 Meningkatnya Penggunaan Jalan Nasional Tingkat Penggunaan Jalan Nasional Menjadi 133 Milyar Kendaraan KM Pemeliharaan Rutin Rutin Kondisi Rutin Preventif Rehab Minor Rehab Major Rekonstruksi Meningkatnya Fasilitasi
terhadap jalan daerah untuk mendukung kawasan
Tingkat Fasilitasi
terhadap Jalan daerah 100%
Penanganan Jalan Daerah