QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 7 TAHUN 2005
TENTANG
REUSAM GAMPONG
BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA’ALA
WALIKOTA BANDA ACEH
Menimbang : a. bahwa Qanun ini dibentuk dalam rangka melaksanakan ketentuan Qanun Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pemerintahan Gampong Dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam;
b. bahwa pembentukan Reusam Gampong merupakan wadah demokrasi yang sesuai dengan nilai dasar manusia dan norma dalam masyarakat;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b di atas, perlu menetapkan dalam suatu Qanun;
Mengingat : 1. Undang-Undang Darurat Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota-kota Besar Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1092);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Propinsi Daerah Istimewa Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 172, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3839);
3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Propinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4134);
4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4389);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4548); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1983 tentang Perubahan Batas
Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Banda Aceh (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3247);
Dengan Persetujuan Bersama :
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BANDA ACEH dan
WALIKOTA BANDA ACEH
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : QANUN KOTA BANDA ACEH TENTANG REUSAM GAMPONG
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan: 1. Kota adalah Kota Banda Aceh.
2. Walikota adalah Walikota Banda Aceh.
3. Imeum Mukim adalah Kepala Pemerintahan Mukim;
4. Gampong adalah kesatuan masyarakat hukum yang merupakan organisasi
pemerintahan terendah langsung di bawah Mukim yang menempati wilayah
tertentu, yang dipimpin oleh Keuchik dan berhak menyelenggarakan urusan rumah tangganya sendiri.
5. Tuha Peuet Gampong adalah Badan Perwakilan Gampong yang terdiri dari unsur ulama, tokoh adat, pemuka masyarakat dan cerdik pandai yang ada di Gampong.
6. Keuchik adalah Kepala Badan Eksekutif Gampong Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Gampong.
7. Pemerintah Gampong adalah Keuchik dan Teungku Imeum Meunasah beserta Perangkat Gampong.
8. Pemerintahan Gampong adalah Penyelengaraan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Gampong dan Tuha Peuet Gampong.
9. Reusam Gampong adalah Aturan-aturan, Petunjuk-petunjuk, Adat Istiadat yang ditetapkan oleh Keuchik setelah mendapat persetujuan Tuha Peuet Gampong.
10. Perangkat Gampong adalah Sekretaris Gampong, Kepala-kepala Urusan dan Ulee Jurong.
11. Ulee Jurong adalah Unsur Pelaksana Tugas Keuchik di Wilayah Kerja tertentu.
BAB II
BENTUK REUSAM GAMPONG
Pasal 2
(1) Dalam rangka mewujudkan otonomi Gampong, Pemerintahan Gampong
dapat menetapkan Reusam Gampong;
(2) Isi Reusam Gampong sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah
sebagai berikut: 1. Judul;
2. Pembukaan; 3. Batang Tubuh; 4. Penutup;
5. Penjelasan (jika diperlukan); 6. Lampiran (jika diperlukan).
BAB III
MUATAN MATERI REUSAM GAMPONG
Pasal 3
Materi muatan yang harus diatur dengan Reusam Gampong berisi hal-hal sebagai berikut :
a. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul gampong antara lain :
1. Cara Pelaksanaan Adat Gampong;
2. Tata Cara penyelesaian sengketa adat Gampong; 3. Adat gampong;
4. Tata Cara penyelesaian perselisihan; 5. Lembaga adat;
b. Urusan pemerintahan kota yang diberi kewenangan mengatur : 1. Ketertiban Gampong;
2. Pengelolaan keuangan gampong; 3. Kebersihan di Gampong;
4. Kuburan umum Gampong;
5. Gotong royong Warga Gampong; 6. Pengelolaan Harta Gampong; 7. Lembaga Kemasyarakatan; 8. Badan Usaha Milik Gampong;
c. Hal-hal lain dalam rangka pelaksanaan otonomi Gampong
BAB IV
PENYUSUNAN, PEMBAHASAN, PENETAPAN DAN PENGESAHAN REUSAM GAMPONG
Bagian Kesatu Penyusunan
Pasal 4
(1) Rancangan Reusam Gampong dibuat oleh Keuchik dan/atau oleh Tuha
Peuet Gampong.
(2) Penyusunan Rancangan Reusam Gampong dilakukan dalam
tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Penyusunan rancangan oleh Keuchik atau Tuha Peuet Gampong;
b. Pengusulan oleh Keuchik atau Tuha Peuet Gampong;
c. Pembahasan rancangan oleh Keuchik dan Tuha Peuet Gampong;
d. Persetujuan dan Penetapan;
e. Permintaan Pengesahan kepada Walikota.
Bagian Kedua Pembahasan
Pasal 5
(1) Pembahasan Reusam Gampong di Pimpin oleh seorang ketua yang
dipilih dari anggota Tuha Peuet.
Bagian Ketiga
Penetapan dan Pengesahan
Pasal 6
(1) Reusam Gampong ditetapkan oleh Keuchik setelah mendapat
persetujuan Tuha Peuet Gampong.
(2) Reusam Gampong sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus
disampaikan kepada Walikota melalui Imeum Mukim dan Camat selambat-lambatnya 45 (empat puluh lima) hari sesudah ditetapkan.
(3) Walikota harus sudah mengesahkan Reusam Gampong paling lama 45
(empat puluh lima) hari sejak diterima.
(4) Apabila dalam masa tenggang waktu 45 (empat puluh lima) hari
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) belum mendapat pengesahan, maka Reusam Gampong tersebut dinyatakan berlaku.
BAB V
KUORUM RAPAT TUHA PEUET
DALAM PERSETUJUAN REUSAM GAMPONG
Pasal 7
(1) Tuha Peuet Gampong yang membahas Reusam Gampong harus
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota yang ada.
(2) Keputusan diambil sekurang-kurangnya dengan persetujuan 50 % (lima
puluh persen) ditambah1 (satu) dari anggota yang hadir. Pasal 8
(1) Apabila kuorum rapat Tuha Peuet sebagaimana dimaksud pada Pasal 7
ayat (1) tidak terpenuhi, maka rapat Tuha Peuet Gampong dengan agenda pembahasan Reusam Gampong diundurkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari.
(2) Rapat Tuha Peuet Gampong sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) anggota Tuha Peuet.
(3) Keputusan diambil sekurang-kurangnya dengan persetujuan 50 % (lima
puluh persen) ditambah 1 (satu) jumlah suara anggota yang hadir.
(4) Apabila Rapat Tuha Peuet Gampong tidak juga terpenuhi kuorum
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka Keuchik dan Tuha Peuet Gampong dapat meminta petunjuk kepada Walikota melalui Imeum Mukim dan Camat.
BAB VI
KEDUDUKAN REUSAM GAMPONG
Pasal 9
(1) Reusam Gampong adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat
oleh Tuha Peuet bersama Keuchik.
(2) Reusam Gampong tidak boleh bertentangan dengan kepentingan
BAB VII
SANKSI ATAS PELANGGARAN REUSAM GAMPONG
Pasal 10
(1) Reusam Gampong dapat memuat sanksi.
(2) Sanksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berupa sanksi
pidana.
(3) Dalam Reusam Gampong dapat ditetapkan sanksi yang bersifat
administratif dan keperdataan ber-dasarkan hukum adat. BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
Pada saat diundangkan Qanun ini, semua Qanun Kota dan Peraturan lainnya yang berkenaan dengan Reusam Gampong dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 12
Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Banda Aceh.
Ditetapkan di Banda Aceh
pada tanggal 29 Desember 2005 27 Zulqaidah 1426
Pj. WALIKOTA BANDA ACEH,
Cap/Dto
MAWARDY NURDIN
Diundangkan di Banda Aceh pada tanggal 29 Desember 2005 27 Zulqaidah 1426
SEKRETARIS DAERAH KOTA BANDA ACEH,
Cap/Dto
M. KAMIL YUNUS
PENJELASAN
ATAS
QANUN KOTA BANDA ACEH NOMOR 7 TAHUN 2005
TENTANG
REUSAM GAMPONG
I. UMUM
Bahwa pembentukan Reusam Gampong merupakan wadah demokrasi bagi warga masyarakat melalui mekanisme yang representatif bagi masyarakat Gampong dengan memperhatikan karakteristik dari Gampong masing-masing.
Dengan adanya Reusam Gampong akan dapat memperkuat adat istiadat dan pelaksanaan syari’at Islam di tingkat Gampong serta mewujudkan nilai-nilai demokrasi ditengah-tengah masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Qanun Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pemerintah Gampong Dalam Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas Pasal 3 Ayat (1) Cukup Jelas Ayat (2) Huruf c
Dusun dimaksudkan adalah dimungkinkan dibentuk 3 Dusun/jurong yang akan dibentuk. Ayat (3) Cukup Jelas Pasal 4 Cukup Jelas Pasal 5 Cukup Jelas Pasal 6 Cukup Jelas Pasal 7 Cukup Jelas Pasal 8 Cukup Jelas Pasal 9 Ayat (1)
Bahwa Reusam Gampong yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan otonomi gampong harus menyesuaikan pada kondisi otonomi (kemampuan) dan kemasyarakatan gampong masing-masing.
Ayat (2)
Cukup Jelas Pasal 10
LAMPIRAN : QANUN KOTA BANDA ACEH TAHUN 2004 NOMOR : 7 TAHUN 2004
TANGGAL : 29 Desember 2005
TEKNIK PENYUSUNAN REUSAM GAMPONG
Kerangka Reusam Gampong terdiri atas: 1. Judul;
2. Pembukaan;
3. Batang Tubuh;
4. Penutup;
5. Penjelasan (jika diperlukan); 6. Lampiran (jika diperlukan).
1. Judul
a. Setiap Reusam Gampong diberi judul.
b. Judul Reusam Gampong memuat keterangan mengenai jenis, nomor, tahun pengundangan atau penetapan dan nama Reusam Gampong.
c. Nama Reusam Gampong dibuat secara singkat dan mencerminkan isi Reusam Gampong.
d. Judul ditulis seluruhnya dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah-tengah margin tanpa diakhiri tanda baca.
e. Pada nama Reusam Gampong perubahan ditambah Frasa PERUBAHAN ATAS di depan judul reusam gampong yang diubah.
f. Bagi Reusam Gampong yang telah diubah lebih dari satu kali, diantara kata PERUBAHAN dan kata ATAS disisipkan bilangan tingkat yang menunjukkan tingkat perubahan tersebut tanpa merinci perubahan-perubahan sebelumnya.
g. Jika reusam gampong yang diubah mempunyai nama singkat, reusam gampong dapat menggunakan judul singkat Reusam Gampong yang diubah.
2. Pembukaan
a. Pembukaan pada Reusam Gampong, terdiri dari:
1. Frasa Dengan Rahmat Allah Subhanahuwata’ala;
Frasa yang berbunyi Dengan Rahmat Allah Subhanahuwata’ala merupakan aturan kata yang harus ditulis dalam Reusam Gampong, cara penulisannya seluruhnya huruf kapital dan tidak diakhiri tanda baca.
2. Jabatan Pembentuk Reusam Gampong;
Jabatan pembentuk Reusam Gampong Keuchik ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca koma ( , ).
3. Konsideran;
a) Konsideran harus diawali dengan kata-kata “Menimbang” yang memuat uraian singkat mengenai pokok-pokok pikiran yang menjadi latar belakang dan alasan-alasan pembuat Reusam Gampong.
b) Jika konsiderans terdiri lebih satu pokok pikiran, maka tiap-tiap pokok pikiran dirumuskan dalam rangkaian pokok pikiran diawali dengan huruf a, b, c, dan seterusnya, serta diawali dengan kata “bahwa” dan diakhiri dengan tanda titik koma ( ; ).
4. Dasar hukum;
a) Dasar hukum diawali dengan kata “Mengingat” yang harus memuat dasar hukum
bagi pembuatan suatu produk Reusam Gampong. Pada bagian ini perlu pula jika ada peraturan-perundang-undangan yang meme-rintahkan produk Reusam Gampong itu atau yang mempunyai kaitan langsung dengan materi yang akan diatur.
urutan tahun pengundangannya, atau apabila peraturan perundang-undangan tersebut diundangkan pada tahun yang sama, maka dituliskan berdasarkan nomor urut pembuatan peraturan perundang-undangan tersebut. e). Penulisan dasar hukum (UU, PP dan Qanun) harus lengkap dengan Lembaran
Negara, Lembaran Daerah, dan Tambahan Lembaran Daerah (kalau ada).
f). Jika dasar hukum lebih dari satu peraturan perundang-undangan, maka tiap
dasar hukum diawali dengan angka Arab 1, 2, 3 dan seterusnya dan diakhiri dengan tanda baca titik koma ( ; ).
5. Frasa Dengan Persetujuan Tuha Peuet Gampong;
Kata frasa yang berbunyi Dengan Persetujuan Bersama Tuha Peuet Gampong dan Keuchik Gampong, merupakan aturan kata yang harus dicantumkan dalam Reusam Gampong.
6. Memutuskan;
Kata memutuskan ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : ) serta diletakkan ditengah margin.
7. Menetapkan.
Kata menetapkan dicantumkan sesudah kata Memutuskan yang disejajarkan ke bawah dengan kata Menimbang dan Mengingat. Huruf awal kata Menetapkan ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik dua ( : ).
3. Batang Tubuh
Batang tubuh memuat semua materi produk-produk hukum yang dirumuskan dalam pasal-pasal atau diktum-diktum. Batang tubuh Reusam Gampong terdiri atas Ketentuan Umum, Materi yang Diatur, Ketentuan Pidana atau Sanksi (kalau ada), Ketentuan Peralihan (kalau ada) dan Ketentuan Penutup.
4. Penutup
Penutup suatu Reusam Gampong memuat hal-hal sebagai berikut:
a. Rumusan tempat dan tanggal pengesahan atau penetapan diletakkan disebelah kanan. b. Nama jabatan ditulis dengan huruf kapital dan pada akhir kata diberi tanda baca koma (
, ).
c. Nama lengkap pejabat yang menandatangani, ditulis huruf kapital tanpa gelar dan pangkat.
d. Pengesahan atau penetapan Reusam Gampong hanya ditandatangani oleh Keuchik.
5. Penjelasan
Dalam Reusam Gampong ada kalanya diperlukan Penjelasan, baik penjelasan umum