Fakultas Ilmu Komputer
Universitas Brawijaya
1072
Estimasi Biaya Perangkat Lunak Menggunakan Metode Function Point
(Studi Kasus: CV Aptikma Indonesia)
Mohammad Rizqi Zamzami Alnobeta1, Mochamad Chandra Saputra 2, Admaja Dwi
Herlambang3
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected]
Abstrak
Semakin pesatnya perkembangan perangkat lunak dalam ukuran serta kegunaanya yang berbeda, menimbulkan adanya permasalahan dalam estimasi effort (usaha) dan biaya semakin tinggi. Penelitian menjelaskan pembagian lingkup kerja perangkat lunak A dan perangkat lunak B pada CV Aptikma Indonesia menggunakan pendekatan Work Breakdown Structure serta penjadwalan menggunakan
Gantt Chart dan hasil estimasi biaya menggunakan metode Function Point. Perhitungan matematika
pada perangkat lunak A menggunakan metode Function Point menghasilkan estimasi effort sejumlah 56 orang selama 11,5 bulan dengan total biaya sebesar Rp 610.000.000,00. Sedangkan pada perangkat lunak B menghasilkan estimasi effort sejumlah 9 orang selama 6 bulan dengan total biaya sebesar Rp 59.350.000,00. Analisis perbandingan antara metode Function Point dan Guesstimatepada perangkat lunak A dan B dapat menjadi bahan pertimbangan CV Aptikma Indonesia dalam menyelesaikan masalah.
Kata kunci: Estimasi Biaya, Function Point, Work Breakdown Structure, Guesstimate
Abstract
When the process of developing software with different size and functional become so fast, it makes the problem in cost estimation and effort estimation higher. Research explains the scope of Software A and Software B on CV Aptikma Indonesia using the approach of the Work Breakdown Structure as well as scheduling using Gantt Chart and the results of the estimated costs of using the method of Function Point. The mathematical calculation on software A, using the method of Function Point produce the effort a number of 56 for five months with a total cost amounting to Rp 610.000.000, 00. While the software B produce an estimated effort a number of nine people for six months with a total cost amounting to Rp 59.350.000, 00. Analysis of the comparison between the method of Function Point and Guesstimate on software A and software B can be the subject of consideration CV Aptikma Indonesia in resolving the problem.
Keywords: Cost Estimation, Function Point, Work Breakdown Structure, Guesstimate
1. PENDAHULUAN
Semakin berkembang dan luasnya penggunaan komputer memicu banyaknya perangkat lunak yang turut tumbuh dan berkembang dalam jumlah dan kegunaanya. Banyak proyek perangkat lunak mengalami kegagalan karena estimasi waktu, sumber daya manusia dan perkiraan biaya. Kebanyakan permasalahan pada proyek perangkat lunak tidaklah nyata (Noerlina, 2008:443). Pentingnya menerapkan manajemen proyek bagi perusahaan, pemerintahan dan organisasi untuk sebuah proyek IT (Schwalbe, 2014:35).
Karena salah satu penentu keberhasilan pengerjaan sebuah proyek adalah adanya estimasi biaya dan estimasi effort suatu proyek (Suharjito et al., 2006:338).
Kebanyakan permasalahan yang sering terjadi dalam pengembangan suatu proyek pada
software house adalah tidak terlalu
mementingkan manajemen proyek dengan benar (Maswinandar, 2016). Pengerjaan proyek perangkat lunak akan lebih baik apabila terdapat sebuah pendekatan yang menyajikan pembagian lingkup kerja secara detail. Work
Breakdown Structure adalahsebuah pendekatan
untuk mengembangkan rencana pengembangan proyek yang digambarkan secara detail
(Marchewka, 2003:140). Tidak adanya standar dalam perhitungan estimasi effort (usaha) pengerjaan suatu proyek perangkat lunak dan biaya hanya sebatas perkiraan atau Guesstimate
menimbulkan masalah yang harus dihadapi
Software house.
Penelitian ini bertujuan menjelaskan
pembagian lingkup kerja menggunakan
WorkBreakdown Structure dan penjadwalan
menggunakan Gantt Chart, serta menggunakan metode Function Point untuk melakukan estimasi biaya. Function Point Pertama kali diperkenalkan oleh Albrecht pada tahun 1979, metode ini berbasiskan dari perkiraan fungsional dan kompleksitas dari suatu sistem. Analisis Function Point sebuah perangkat lunak dilakukan berdasarkan lima komponen dari suatu sistem software, yaitu : External Inputs, External Outputs, Internal Logical Files, External Interfaces Files dan External inquery
(Marchewka, 2003:151). Function Point adalah pendekatan yang berorientasi fungsi mengukur fungsionalitas perangkat lunak untuk mengestimasi size perangkat lunak dan selanjutnya digunakan untuk estimasi biaya dan estimasi effort yang diperlukan untuk mengembangkan sistem (Suharjito et al.,2006). Metode Function Point dapat digunakan untuk estimasi Effort dan estimasi biaya perangkat lunak berdasarkan jumlah dan kompleksitas dari fungsi yang ada. (Rostianingsih, 2005).
Metode Function Point digunakan karena menggunakan pendekatan fungsionalitas dan kompleksitas yang ada pada perangkat lunak A dan perangkat lunak B untuk mendapatkan nilai
Function Point dari perangkat lunak A dan
perangkat lunak B, dengan diketahuinya nilai
Function Point dari perangkat lunak A dan
perangkat lunak B dapat digunakan untuk perhitungan estimasi Effort dan estimasi biaya yang dibutuhhkan dalam pengerjaan perangkat lunak A dan perangkat lunak B. Dan hasil estimasi Effort dan estimasi biaya yang diperoleh untuk mengerjakan perangkat lunak A dan perangkat lunak B menggunakan metode
Function Point dapat dijadikan acuan serta
pertimbangan oleh CV Aptikma Indonesia dalam mengalokasikan estimasi Effort dan estimasi biaya untuk pengerjaan perangkat lunak A dan perangkat lunak B.
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
2.1 Software Cost Estimation
Software Cost Estimation adalah proses
memprediksi Effort yang diperlukan untuk mengembangkan sebuah perangkat lunak.
Software Cost Estimation meliputi satu atau
lebih dari 1) Effort; 2)Project Duration; 3)Cost
(Leung et al., 2002). Software CostEstimation
berperan penting pada keberhasilan manajemen proyek perangkat lunak ( Li et al., 2009).
2.2 Work Breakdown Structure (WBS)
Work Breakdown Structure (WBS) adalah
penyampaian kumpulan elemen proyek kerja yang ditampilkan dalam tampilan grafis untuk mengatur dan membagi lingkup kerja dalam proyek. Semua pekerjaan dalam WBS akan diidentifikasi, estimasi, dijadwalkan dan dianggarkan (Rev, 2003:3).
2.3 Gantt chart
Gantt Chart menyediakan format standar
dalam menampilkan informasi jadwal proyek dengan daftar kegiatan proyek dan sesuai dengan tanggal kapan mulai dan selesai dalam bentuk kalender. Pada gantt charts kegiatan awal dan akhir ditampilkan dengan panel horizontal (Schwalbe, 2014:270).
2.4
Metode Function Point (FP)Function Point diperkenalkan pertama kali
oleh Allan J. Albercht pada tahun 1979 lalu perbaikan metode ini dilakukan pada tahun 1984 oleh Albercht. Sejak berdirinya Internasional Function Point Counting Practies (IFPUG) Pada tahun 1986, menerbitkan beberapa versi dari Funtion Point Counting Practies Manual (Longstreet, 2005:2).
Metode Function Point adalah sebuah metode yang melakukan pendekatan berorientasi pada fungsionalitas dan kompleksitas perangkat lunak dalam mengestimasi size perangkat lunak yang selanjutnya digunakan untuk mengestimasi
effort dan estimaasi biaya yang diperlukan
untuk pengembangan perangkat lunak (Suharjito et al., 2006:4).
2.4.1 Menentukan Tipe Fungsi Pengguna dan Bobot Kompleksitas
Langkah pertama, melakukan identifikasi pada fungsi-fungsi yang digunakan sebagai parameter perhitungan pada perangkat lunak dengan menggunakan pendekatan Data Flow Diagram.
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Langkah kedua, menentukan pengklasifikasian pada tipe fungsi pengguna berdasarkan pada karakteristik kompleksitas yang dimiliki dengan pendekatan Data Flow
Diagram, elemen fungsi meliputi Internal
Logical File (ILF) ialah sekumpulan dari data maupun informasi yang dikelola dalam lingkup sebuah perangkat lunak, External Interface File
(EIF) ialah sekumpulan dari data maupun informasi yang tidak dikelola dalam lingkup sebuah perangkat lunak, External Input (EI) ialah sebuah proses dasar yang melakukan pengolahan data dan mengotrol informasi yang berasal dari luar perangkat lunak, External
Output (EO) ialah sebuah proses yang
melakukan pengiriman data atau informasi yang ditujukan kepada user dan External Inquery
(EQ) ialah Sebuah proses yang melakukan pengiriman data atau informasi diluar dari batas sistem seperti menampilkan data dilayar user (Marthaler, 2005).
Langkah ketiga, pada setiap fungsi yang telah dikelompokkan lalu diberi bobot sesuai dengan tingkat kompleksitasnya, dalam penentuan bobot kompleksitas Function Point
meliputi Data Element Type (DET) adalah field yang didefinisikan unik dan tidak berulang dalam sebuah Internal Logical File, Record
Element Type (RET) adalah sub kelompok data
di dalam sebuah Internal Logical File dan File Type Reference (FTR) adalah tipe file Internal Logical File (ILF) atau External Interface File
(EIF). Bobot kompleksitas tiap elemen fungsi disajikan pada Tabel 1, Tabel 2 dan Tabel 3.
Tabel 1. Bobot Kompleksitas External Input (EI) FTR
DET
1-4 5-15 16 >
0-1 Low Low Average
2 Low Average High
= 3 Average High High
Tabel 2. Bobot Kompleksitas ExternalOutput (EO) dan External Inquires (EQ)
FTR
DET
1-5 6-19 20 >
0-1 Low Low Average
2-3 Low Average High
4 > Average High High
Tabel 3. Bobot Kompleksitas Logical Internal File
(ILF) dan External Interface File (EIF) FTR
DET
1-19 20-50 51 >
1 Low Low Average
2-5 Low Average High
>= 6 Average High High
2.4.2 Unadjusted Function Point (UFP)
Nilai Unadjusted Function Point
ditentukan dengan cara, nilai fungsi dari tiap pembobotan kompleksitas yang didapat dikalikan dengan masing-masing faktor kali kompleksitas, kriteria pengali berdasarkan bobot kompleksitas dari setiap kategori disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Perhitungan Unadjusted Function Point
Elemen FP Low Average High Total
External Input 3 x ... 4 x ... 6 x ... External Output 4 x ... 5 x ... 7 x ... External Inquiries 3 x ... 4 x ... 6 x ... Internal Logical Files 7 x ... 10 x ... 15 x ... External Interface Files 5 x ... 7 x ... 10 x ...
Unadjusted Function Point (UFP)
2.4.3 Technical Complexity Factor (TCF)
Langkah keempat, mengidentifikasi karakteristik perangkat lunak atau bisa disebut factor kompleksitas teknis (Technical
Complexity Factor). Dalam menentukan
Technical Complexity Factor hal yang perlu
dilakukan terlebih dahulu ialah menentukan faktor teknis dengan memberikan nilai pada tiap faktor dengan bobot nol sampai lima.
Tabel 5. Technical Factors
Subject Grade 1 Data Communications 0 1 2 3 4 5 2 Distributed Data Processing 0 1 2 3 4 5 3 Performance 0 1 2 3 4 5 4 Heavily Used Configuration 0 1 2 3 4 5 5 Transaction Rate 0 1 2 3 4 5 6 Online Data Entry 0 1 2 3 4 5 7 End-User Efficiency 0 1 2 3 4 5 8 Online Update 0 1 2 3 4 5 9 Complex Processing 0 1 2 3 4 5 10 Reusability 0 1 2 3 4 5 11 Installation Ease 0 1 2 3 4 5 12 Operation Ease 0 1 2 3 4 5 13 Multiple Sites 0 1 2 3 4 5 14 Facilitate Change 0 1 2 3 4 5 Total TCF = 0.65 + 0.01 x CAF (1)
Setelah memperoleh nilai Unadjusted Function Point dan nilai Technical Complexity
Factor maka langkah selanjutnya menentukan
nilai dari Function Point dengan cara memasukkan nilai Unadjusted Function Point
dan Technical Complexity Factor pada
Persamaan 2.
2.4.4 Estimasi Effort (Usaha)
Nilai Function Point yang telah diketahui untuk perangkat lunak yang akan dibangun, langkah selanjutnya ialah melakukan perhitungan estimasi effort yang diperlukan dalam pengembangan perangkat lunak berdasarkan Person-months. Perhitungan menggunakan fungsi estimasi eksponensial yang diajukan oleh Jones dengan persamaan 3.
𝑚 = 𝑓3∗𝑗/27 (3) Simbol m adalah Man-months of Effort,
simbol f adalah nilai Function Point yang didapatkan pada perhitungan sebelumnya dan simbol j adalah Jones’s First-order Estimate
Exponent. Nilai simbol j ditentukan
berdasarkan Tabel 6.
Tabel 6 Jone’s First Order Estimate Exponent
Kind of Software Organization’s Skill/Abilities Best In Class Average Worst In Class System 0.43 0.45 0.48 Business 0.41 0.43 0.46 Shrink-wrap 0.39 0.42 0.45
Menghitung lama durasi proyek menggunakan Persamaan 4 dengan s merupakan schedule months for optimal
schedule, f merupakan nilai effort dan j
merupakan nilai Jone’s First Order (Connel, 2006).
𝑠 = 𝑓𝑗 (4)
2.4.5 Estimasi Biaya
Guideline untuk mengalokasikan biaya dan
sumber daya dalam pembuatan perangkat lunak pada penelitian ini, memiliki tiga aktivitas utama.
Pertama, aktivitas berkesinambungan
(Ongoing Activities) meliputi Project
Management ialah PM melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan manajemen proyek meliputi memantau kemajuan proyek secara ketat, melaporkan manajemen resiko, memperbarui jadwal proyek secara berkala,
Configuration Management ialah melakukan
pemeliharaan, pengelolaan, pengendalian dan pengembangan perangkat lunak. Idealnya kegiatan tersebut dilakukan dengan menggunakan alat konfigurasi otomatis yang memperbarui status secara berkala,
Documentation ialah membuat buku manual
instalasi, operasi atau template standar dan
Training & Support, pada fase ini tim
pengembang membutuhkan beberapa dukungan teknis dan pelatihan dalam memecahkan masalah teknis yang mungkin terjadi guna
meningkatkan efisiensi dan produktifitas. Membutuhkan sekitar 21% dari total Effort. Biaya yang berkaitan dengan aktivitas ini disebut biaya ongoing activity (𝐵𝑜𝑎).
Kedua, aktivitas yang berkaitan dengan kualitas dan pengujian (Quality and Testing) meliputi Integration Testing ialah melakukan uji integrasi antara modul, sistem dan komponen eksternal. Kemudian melakukan hasil analisis dan menangani masalah yang terjadi. Milestone dari fase ini adalah perangkat lunak terintegrasi, Quality Assurance ialah memastikan seluruh aktivitas yang terjadi pada setiap fase telah sesuai dengan standar internal dan menghasilkan deliverables yang benar dan
Evaluation & Testing ialah melakukan kegiatan
evaluasi dan pengujian, termasuk kegiatan validasi dan verifikasi. Proses ini dilakukan oleh tim pengembang. Membutuhkan sekitar 37% dari total usaha. Biaya yang berkaitan dengan aktivitas ini disebut biaya kualitas dan pengujian (𝐵𝑘𝑝).
Ketiga, aktivitas pengembangan perangkat lunak (Software Development) meliputi analisis kebutuhan, spesifikasi-rancangan, implementasi (pengkodean), dan tidak termasuk pengujian integrasi. Membutuhkan sekitar 42% dari total usaha. Biaya yang berkaitan dengan aktivitas ini disebut biaya pembuatan perangkat lunak (𝐵𝑝𝑝𝑙) (Saleh,2011).
Estimasi biaya pengembangan perangkat lunak A dan perangkat lunak B dapat dihitung menggunakan persamaan 5. Nominal gaji untuk setiap pegawai mengacu pada Indonesia Salary
Guide 2017 yang diterbitkan oleh Kelly
Service, Inc.
𝐵𝑝𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎𝑡 𝑙𝑢𝑛𝑎𝑘 = 𝐵𝑜𝑐 + 𝐵𝑘𝑝 + 𝐵𝑝𝑝𝑙 (5) 2.5 Peran dan Tanggung Jawab Profesi TI
Peran dan tanggung jawab profesi pada TI yang mengacu pada Project Team Assignment
(Form Penugasan Tim Proyek) yang sesuai dengan deskripsi fase-fase pada metode Use Case Point dan Function Point yaitu Project Manager, System Analyst, Software Engineer
dan Tester atau Test Analyst (Farr, 2007).
3. METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang dilakukan dimulai dari studi pustaka selanjutnya pengumpulan data kemudian melakukan analisis hasil menggunakan metode Function Point.
Studi pustaka dengan mengumpulkan teori-teori maupun informasi guna mendukung
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya penelitian yang sumbernya dari buku, jurnal penelitian dan internet.
Pengumpulan data menggunakan wawancara untuk mendapatkan data kualitatif berupa informasi terkait kebutuhan fungsionalitas perangkat lunak A dan perangkat lunak B yang hasilnya akan menjadi acuan pembuatan User Story dan Data Flow Diagram, cara alokasi SDM, waktu dan biaya proyek yang dilakukan softwarehouse dan penyebaran lembar penilaian metode Function Point
memiliki dua tahapan, pertama melakukan uji validitas yang dilakukan oleh dua orang expert
judgement, kedua penyebaran lembar penelitian
kepada tim pengembang perangkat lunak A dan perangkat lunak B untuk mendapatkan nilai tiap indicator yang akan digunakan untuk menentukan nilai Technical Complexity Factor.
Analisis hasil penelitian ini dilakukan dengan menggunakan perhitungan metode
Function Point pada perangkat lunak A dan
perangkat lunak B. Kemudian akan di lakukan perbandingan antara metode Function Point
pada perangkat lunak A dan perangkat lunak B dengan Guesstimate perangkat lunak A dan perangkat lunak B.
4. HASIL
4.1
Pembuatan Data Flow DiagramPada penlitian ini perlu dilakukan pembuatan Data Flow Diagram (DFD)sebagai data untuk melakukan estimasi biaya perangkat lunak A dan perangkat lunak B. Gambar Data
Flow Diagram perangkat lunak A dan
perangkat lunak B tidak disajikan dikarenakan keterbatasan tempat namun akan disajikan pada tabel 7, tabel 8, tabel 9 dan tabel 10.
Tabel 7. Context Diagram Perangkat Lunak A Entitas
Eksternal
Proses Input Output
Admin
Mengelola Customer, pegawai dan
penjualan produk dan jasa
Data Customer Data Kontrak Data proposal Data Supplier Knowledge Base Data Member Produk & Jasa Username & Password Data pembelian Artikel Data Customer Data Kontrak Data proposal Data Supplier Data Knowledge Base Data Member Payment Gateway Data Member Survey Form Produk & Jasa Username & Password Data pembelian Data Artikel Finance Username &
Password Data kontrak Data proposal Data Pembelian Data Proposal Data Kontrak Announcements Internal Sales / Marketing Announcements Internal Survey Form Username & Password Data Customer Data Knowledge Base Survey Form Customer Service Mengelola Customer, pegawai dan penjualan produk dan jasa
Username & Password Pesan Email Announcements Internal Data Kontrak Email Data Proposal Data Customer Produk & Jasa Team Teknis Username &
Password Email Pesan Email Data Ticket Announcements Internal Payment Gateway
Payment Gateway Data Pembayaran Customer Data Pembelian
Data Proposal Data Kontrak Email Pesan Data Customer Username & Password Data Ticket Data Pembayaran
Produk & Jasa Data Knowledge Base Data Artikel Invoice Data Ticket Data Customer
Tabel 8. Context Diagram Perangkat Lunak B Entitas Eksternal Proses Input Output Admin Mengelola Laporan Kondisi Jalan Username & Password Laporan Kondisi Jalan Data Member Data Member Laporan Kondisi Jalan
Google Maps Peta API
Direksi Username & Password Komentar Lokasi Laporan Kondisi Jalan Data Member Peta Sistem A Laporan Kondisi
Jalan
Laporan Kondisi Jalan Petugas Laporan Kondisi
Jalan
Laporan Kondisi Jalan
Tabel 9. DFDLevel 1 Perangkat Lunak A Proses Data Store Input Output Melakukan Login Member
Customer Username & Password User terverifikasi Mengelola Data Member
Member Data Member Data Member Mengelola Artikel Artikel Artikel Artikel Mengelola Produk
& Jasa
Produk & Jasa Produk & Jasa Produk & Jasa
Mengelola Knowledge Base Knowledge Base Data Knowledge Base Data Knowledge Base Melakukan Pembayaran
Data Pembayaran Data Pembayaran
Mengelola Kontrak Kontrak Data Kontrak Data Kontrak Melakukan
Pendaftaran
Customer Data Customer Data Customer Mengelola
Proposal
Proposal Data Proposal Data Proposal
Mengelola Survey Form
Survey Form Survey Form Survey Form Mengelola Data
Pembelian
Pembelian Data Pembelian Data Pembelian
Mengelola Data Customer
Customer Data Customer Data Custoemer Membalas Email Email Email Melakukan Live Chat Pesan Pesan Membuat Announcements Internal Announcements Internal Announcements Internal Melihat Profile Customer Data Customer Data Customer Mengelola Ticket Ticket Data Ticket Data Ticket Melihat Invoice Invoice Invoice Invoice Mengelola Supplier Supplier Data Supplier Data Supplier
Tabel 10. DFDLevel 1 Perangkat Lunak B Proses Data Store Input Output Melakukan Login Member Username &
Password
User terverifikasi Melihat Profil Member Data Member Profil Menampilkan Laporan Kondisi Jalan Data Laporan Kondisi Jalan Komentar Laporan Kondisi Jalan Mencari Lokasi Lokasi Lokasi Menampilkan Peta Peta Peta Mengelola Member Member Data Member Data Member Mengelola Laporan Kondisi Jalan Data laporan Kondisi Jalan Data laporan Kondisi Jalan
5. PEMBAHASAN
5.1 Work Breakdown Structure Perangkat
Lunak A
Gambar 1 menunjukkan Work Breakdown
Structure pada metode Function Point memiliki
empat level yang selanjutnya dijadikan dasar pembuatan Gantt Chart untuk mengetahui sumber daya manusia, durasi dan biaya tiap fase. Pembuatan Work Breakdown Structure
pada metode Guesstimate berdasarkan wawancara dengan Project Manager memiliki tiga level yang disajikan pada gambar 2.
Gambar 1. Work Brekdown Structure Pada Metode
Function Point
Gambar 2. Work Brekdown Structure Pada Metode
Guesstimate
5.2 Work Breakdown Structure Perangkat
Lunak B
Gambar 3 menunjukkan Work Breakdown
Structure pada metode Function Point memiliki
empat level yang selanjutnya dijadikan dasar pembuatan Gantt Chart untuk mengetahui sumber daya manusia, durasi dan biaya tiap fase. Pembuatan Work Breakdown Structure
pada metode Guesstimate berdasarkan wawancara dengan Project Manager memiliki tiga level yang disajikan pada gambar 4.
Gambar 3. Work Brekdown Structure Pada Metode
Function Point
Gambar 4. Work Brekdown Structure Pada Metode
Guesstimate
5.3 Perhitungan Biaya dengan Metode
Function Point Perangkat Lunak A
5.3.1 Tipe Fungsi Pengguna dan Bobot Kompleksitas
Hasil analisis berdasarkan Data Flow
Diagram perangkat lunak A menghasilkan
empat tipe fungsi pengguna yaitu External
Input (EI), External Output (EO), Internal
Logical Files (ILF) dan External Interface Files
(EIF) yang disajikan pada tabel 11.
Tabel 11. Tipe Fungsi Pengguna Perangkat Lunak A
Data Function External Input External Ouput Internal
Logical Files External Interface Files 1. Melakukan Login 2. Mengelola Data Customer 3. Mengelola Data Artikel 4. Membuat Supplier 5. Buat Survey Form 6. Mengajukan Proposal 7. Mengelola Produk & Jasa 8. Melakukan Pembelian 9. Mengelola Data Member 10.Membuat Kontrak 11. Buat Ticket 1. Autentikasi User 2. Menampilkan Daftar Customer 3. Menampilkan Daftar Artikel 4. Menampilkan Daftar Member 5. Menampilkan Daftar Pembelian 6. Menampilkan Daftar Kontrak 7. Menampilkan Daftar Produk & Jasa 8. Menampilkan Daftar Proposal 9. Menampilkan Daftar Supplier 10. Menampilkan Daftar Ticket 11. Menampilkan Survey Form 1. Customer 2. Member 3. Kontrak 4. Pembelian 5. Invoice 6. Ticket 7. Produk & Jasa 8. Artikel 9. Proposal 10. Knowledge Base 11. Survey Form 12. Supplier 1.Payment Gateway
5.3.2 Unadjusted Function Point
Hasil Penentuan bobot kompleksitas
Function Point dari masing-masing tipe fungsi pengguna dengan aturan Data Element Type
(DET), Record Element Type (RET), File Type
Referenced (FTR) yang selanjutnya digunakan
untuk perhitungan Un-adjusted Funtion Point
(UFP) akan disajikan pada tabel 12.
Tabel 12. Perhitungan UFP Perangkat Lunak A Tipe Fungsi Penggu na Jumlah Tipe Fungsi Penggu na Perhitungan Bobot Kompleksitas UFP Bobot Kompleksi tas Fungsi Pengguna Nilai Kompleksi tas Fungsi Pengguna UF P DE T RE T FT R EI 11 11 - 10 HIGH 6 66 EO 11 11 - 10 HIGH 7 77 ILF 12 37 20 - HIGH 15 180 EIF 1 5 4 - LOW 5 5 EQ - - - - - 3 0 Total UFP 328
Berdasarkan perhitungan pada tabel 12 didapatkan nilai UFP untuk perangkat lunak A adalah 328.
5.3.3 Technical Complexity Factor (TCF)
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Complexity Factor berdasarkan 14 karakteristik
umum sistem didapatkan nilai total 53 RACF. Nilai TCF didapatkan menggunakan rumus persamaan 1.
TCF = 0.65 + (0.01 x RCAF) = 0.65 + (0.01 x 53) = 1.18
5.3.4 Function Point
Nilai Function Point perangkat lunak A didapatkan dari perkalian dari hasil UFP dengan TCF menggunakan persamaan 2.
Function Point = UFP x TCF = 328 x 1.18 = 387 5.3.5 Estimasi Effort (Usaha)
Perhitungan estimasi Effort perangkat lunak Adilakukan menggunakan rumus persamaan 3 dan 4.
Effort = 𝐹𝑃3∗𝑗/27 = 3873∗0.41/27 = 56
Person-months
s = 𝑓𝑗 = 3870.41 = 11,5 Months
Didapatkan nilai estimasi effort perangkat lunak A adalah 56 Person-months dan s merupakan schedule 11,5 Months.
5.3.6 Estimasi Biaya
Estimasi biaya total pengembangan perangkat lunak A didapatkan dengan cara melakukan perhitungan tiap fase dengan cara mengalikan standar gaji per hari, days dan
person. Hasil dari perkalian tiap fase
dijumlahkan untuk menghasilkan estimasi biaya total yang disajikan pada tabel 13.
Tabel 13. Perhitungan Biaya Total Perangkat Lunak A Kelompok Aktivitas Posisi dalam Salary Guide
Person Days Standar Gaji (per-hari) (Rp) Total (Rp) Software Developm ent Requireme nt System Analyst 4 orang 17 hari Rp 350.000,00 Rp 23.800.000 Spesificati on System Analyst 4 orang 17 hari Rp 350.000,00 Rp 23.800.000, 00 Design System Analyst 6 orang 23 hari Rp 350.000,00 Rp 48.300.000 Implement ation Software Engineer 6 orang 23 hari Rp 250.000,00 Rp 34.500.000 Acceptanc e & Deployme nt Software Engineer 4 orang 17 hari Rp 250.000,00 Rp 17.000.000 Total 24 orang 97 hari Rp 147.400.000 Ongoing Activity Project Managem ent Project Manager 5 orang 19 hari Rp 1.000.000,00 Rp 95.000.000 Configurat ion Managem ent Software Engineer 2 orang 10 hari Rp 250.000,00 Rp 5.000.000 Document ation Software Engineer 2 orang 10 hari Rp 250.000,00 Rp 5.000.000 Training & Support Software Engineer 2 orang 10 hari Rp 250.000,00 Rp 5.000.000 Total 11 orang 49 hari Rp 110.000.000 Quality & Testing Integratio n Testing Test Analyst 4 orang 17 hari Rp 400.000,00 Rp 27.200.000 Quality Asurance Project Manager 5 orang 19 hari Rp 1.000.000,00 Rp 95.000.000 Evaluation & Testing Test Analyst 12 orang 48 hari Rp 400.000,00 Rp 230.400.000 Total 21 orang 84 hari Rp 352.600.000 Total Biaya Rp 610.000.000 Hasil estimasi biaya total pengerjaan Perangkat Lunak A sebesar Rp 610.000.000,00.
5.4 Perhitungan Biaya dengan Metode
Function Point Perangkat Lunak B
5.4.1 Tipe Fungsi Pengguna dan Bobot Kompleksitas
Hasil analisis berdasarkan Data Flow
Diagram perangkat lunak B menghasilkan
empat tipe fungsi pengguna yaitu External
Input (EI), External Output (EO), Internal
Logical Files (ILF) dan External Interface Files
(EIF) yang disajikan pada tabel 14.
Tabel 14. Tipe Fungsi Pengguna Perangkat Lunak B
Data Function External Input External Ouput Internal Logical Files External Interface Files 1. Mendapatkan Data Laporan Kondisi Jalan 2. Mengelola Laporan Kondisi Jalan 3. Mengelola Member 4. Mendapatkan Peta 5. Melakukan Login 1. Menampilkan Daftar Laporan Kondisi Jalan 2. Autentikasi User 3. Menampilkan Daftar Member 4. Menampilkan Peta 5. Menampilkan Laporan Kondisi Jalan 1. Member 1. Sistem A 2.GoogleMaps
5.4.2 Unadjusted Function Point
Hasil Penentuan bobot kompleksitas
Function Point dari masing-masing tipe fungsi pengguna dengan aturan Data Element Type
(DET), Record Element Type (RET), File Type
Referenced (FTR) yang selanjutnya digunakan
untuk perhitungan Un-adjusted Funtion Point
(UFP) akan disajikan pada tabel 15.
Tabel 15. Perhitungan UFP Perangkat Lunak B Tipe Fungsi Jumlah Tipe Perhitungan Bobot Kompleksitas UFP Bobot Kompleksi Nilai Kompleksi UF
Penggu na Fungsi Penggu na DE T RE T FT R tas Fungsi Pengguna tas Fungsi Pengguna P EI 5 4 - 3 Low 3 15 EO 5 4 - 3 Low 4 20 ILF 1 9 6 - Average 10 10 EIF 2 9 7 - Average 7 14 EQ - - - - - 3 0 Total UFP 59
Berdasarkan perhitungan pada tabel 15 didapatkan nilai UFP untuk perangkat lunak B adalah 59.
5.4.3 Technical Complexity Factor (TCF)
Hasil pengisian lembar penilaian Technical
Complexity Factor berdasarkan 14 karakteristik
umum sistem didapatkan nilai total 51 RACF. Nilai TCF didapatkan menggunakan rumus persamaan 1.
TCF = 0.65 + (0.01 x RCAF) = 0.65 + (0.01 x 53) = 1.16.
5.4.4 Function Point
Nilai Function Point perangkat lunak B didapatkan dari perkalian dari hasil UFP dengan TCF menggunakan persamaan 2.
Function Point = UFP x TCF = 59 x 1.16 = 68,44. 5.4.5 Estimasi Effort (Usaha)
Perhitungan estimasi Effort perangkat lunak Bdilakukan menggunakan rumus persamaan 3 dan 4.
Effort = 𝐹𝑃3∗𝑗/27 = 68,443∗0.43/27 = 9
Person-months
s = 𝑓𝑗 = 68,440.43 = 6 Months.
Didapatkan nilai estimasi effort perangkat lunak B adalah 9 Person-months dan s merupakan schedule 6 Months.
5.4.6 Estimasi Biaya
Estimasi biaya total pengembangan perangkat lunak B didapatkan dengan cara melakukan perhitungan tiap fase dengan cara mengalikan standar gaji per hari, days dan
person. Hasil dari perkalian tiap fase
dijumlahkan untuk menghasilkan estimasi biaya total yang disajikan pada tabel 16.
Tabel 16. Perhitungan Biaya Total Perangkat Lunak B Kelompok Aktivitas Posisi dalam Salary Guide
Person Days Standar Gaji (per-hari) (Rp) Total (Rp) Software Developm ent Requireme nt System Analyst 1 orang 9 hari Rp 350.000,00 Rp 3.150.000 Spesificati on System Analyst 1 orang 9 hari Rp 350.000,00 Rp 3.150.000 Design System Analyst 1 orang 12 hari Rp 350.000,00 Rp 4.200.000 Implement ation Software Engineer 1 orang 12 hari Rp 250.000,00 Rp 3.000.000 Acceptanc e & Deployme nt Software Engineer 1 orang 9 hari Rp 250.000,00 Rp 2.250.000 Total 4 orang 51 hari Rp 15.750.000 Ongoing Activity Project Managem ent Project Manager 1 orang 10 hari Rp 1.000.000,00 Rp 10.000.000 Configurat ion Managem ent Software Engineer 0 orang 5 hari Rp 250.000,00 Rp 0.00 Document ation Software Engineer 0 orang 5 hari Rp 250.000,00 Rp 0.00 Training & Support Software Engineer 0 orang 5 hari Rp 250.000,00 Rp 0.00 Total 1 orang 25 hari Rp 10.000.000 Quality & Testing Integratio n Testing Test Analyst 1 orang 9 hari Rp 400.000,00 Rp 3.600.000 Quality Asurance Project Manager 1 orang 10 hari Rp 1.000.000,00 Rp 10.000.000 Evaluation & Testing Test Analyst 2 orang 25 hari Rp 400.000,00 Rp 20.000.000 Total 3 orang 44 hari Rp 33.600.000 Total Biaya Rp 59.350.000 Hasil estimasi biaya total pengerjaan Perangkat Lunak B sebesar Rp 59.350.000,00.
5.5
Analisis Hasil Function Point danGuesstimate
Hasil analisis dari penelitian ini adalah
perbandingan antara metode Funtion Point danGuesstimate pada pengembangan Perangkat
Lunak A dan Perangkat Lunak B.
Tabel 17. Hasil Analisis Perbandingan
Function Point Perangkat Lunak A Function Point Perangka t Lunak B Guesstimat e Perangkat Lunak A Guesstimat e Perangkat Lunak B Sumber daya Manusia
56 orang 9 orang 4 orang 4 orang
Durasi Pengerjaa n
11,5 bulan 6 bulan 6 bulan 8 bulan
Biaya Total Rp 610.000.00 0 Rp 59.350.00 0 Rp 350.000.00 0 sampai Rp 380.000.00 0 Rp 50.000.000 sampai Rp 60.000.000
Faktor penyebab perbedaan alokasi sumber daya manusia, durasi pengerjaan dan biaya total dari pengerjaan Perangkat Lunak A dan Perangkat Lunak B disajikan pada tabel 18, tabel 19 dan tabel 20.
Tabel 18. Analisis Perbandingan Sumber Daya Manusia
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Metode Deskripsi
Function Point perangkat lunak A dan perangkat lunak B
Perbedaan jumlah alokasi sumber daya manusia disebabkan Perangkat Lunak A dikerjakan tim dengan kemampuan Best in Class dalam penentuannya mengacu pada teori Jones’s First-order Estimate Exponent dan memiliki nilai perhitungan
Function Point lebih besar yaitu 387 sedangkan Perangkat Lunak B dikerjakan tim dengan kemampuan Average dan memiliki nilai 68.44. Perbedaan nilai
Function Point akan mempengaruhi perhitungan estimasi Effort yang dilakukan sehingga terdapat Perbedaan jumlah alokasi sumber daya manusia Perangkat Lunak A dan Perangkat Lunak B.
Function Point perangkat lunak A dan
Guesstimate perangkat lunak A
Metode Function Point Perangkat Lunak A dalam menentukan alokasi sumber daya manusia terdapat beberapa pertimbangan seperti kemampuan tim pengembang serta jenis perangkat lunak dalam penentuannya mengacu pada teori Jones’s First-order Estimate Exponent , penentuan nilai
Function Point dan Tiap fase pengembangan memiliki penanggung jawab yang bekerja sesuai dengan porsinya tidak ada yang bekerja secara ganda contohnya pada fase Testing
menjadi tanggung jawab seorang Test Analyst dan pada tahap Planning menjadi tanggung jawab seorang Project Manager
sedangkan pembagian sumber daya manusia menggunakan metode
Guesstimate tidak melakukan pertimbangan dari sisi kemampuan tim, jenis perangkat lunak dan masih banyak pembagian sumber daya manusia yang kurang merata dan tidak sesuai dengan porsinya dimana seorang Project Manager
dan Programmer memiliki lebih dari satu fase yang menjadi tanggung jawabnya.
Function Point perangkat lunak B dan
Guesstimate perangkat lunak B
Metode Function Point Perangkat Lunak B dalam menentukan alokasi sumber daya manusia terdapat beberapa pertimbangan seperti kemampuan tim pengembang serta jenis perangkat lunak dalam penentuannya mengacu pada teori Jones’s First-order Estimate Exponent , penentuan nilai
Function Point dan Tiap fase pengembangan memiliki penanggung jawab yang bekerja sesuai dengan porsinya tidak ada yang bekerja secara ganda contohnya pada fase Testing
menjadi tanggung jawab seorang Test Analyst dan pada tahap Planning menjadi tanggung jawab seorang Project Manager
sedangkan pembagian sumber daya manusia menggunakan metode
Guesstimate tidak melakukan pertimbangan dari sisi kemampuan tim, jenis perangkat lunak , nilai Function Point dan masih banyak pembagian sumber daya manusia yang kurang merata dan tidak sesuai dengan porsinya dimana seorang Project Manager dan
Programmer memiliki lebih dari satu fase yang menjadi tanggung jawabnya.
Tabel 19. Analisis Perbandingan Durasi Pengerjaan
Metode Deskripsi
Function Point perangkat lunak A dan perangkat lunak B
Perbedaan durasi pengerjaan disebabkan Perangkat Lunak A dikerjakan tim dengan kemampuan Best in Class dalam penentuannya mengacu pada teori Jones’s
First-order Estimate Exponent dan memiliki nilai perhitungan Function Point
lebih besar yaitu 387 sedangkan Perangkat Lunak B dikerjakan tim dengan kemampuan Average dan memiliki nilai 68.44. Perbedaan nilai Function Point
akan mempengaruhi perhitungan estimasi
Effort yang dilakukan sehingga terdapat Perbedaan durasi pengerjaan Perangkat Lunak A dan Perangkat Lunak B.
Function Point perangkat lunak A dan
Guesstimate perangkat lunak A
Metode Function Point Perangkat Lunak A dalam menentukan durasi pengerjaan terdapat beberapa pertimbangan seperti kemampuan tim pengembang serta jenis perangkat lunak dalam penentuannya mengacu pada teori Jones’s First-order Estimate Exponent dan nilai Function Point. Sedangkan penentuan durasi pengerjaan metode Guesstimate tidak melakukan pertimbangan dari sisi kemampuan tim, jenis perangkat lunak , nilai Function Point perangkat lunak yang
akan dikembangkan.
Function Point perangkat lunak B dan
Guesstimate perangkat lunak B
Metode Function Point Perangkat Lunak B dalam menentukan durasi pengerjaan terdapat beberapa pertimbangan seperti kemampuan tim pengembang serta jenis perangkat lunak dalam penentuannya mengacu pada teori Jones’s First-order Estimate Exponent dan nilai Function Point. Sedangkan penentuan durasi pengerjaan metode Guesstimate tidak melakukan pertimbangan dari sisi kemampuan tim, jenis perangkat lunak , nilai Function Point perangkat lunak yang akan dikembangkan.
Tabel 20. Analisis perbandingan biaya total
Metode Deskripsi
Function Point perangkat lunak A dan perangkat lunak B
Perbedaan biaya total dipengaruhi oleh jumlah sumber daya manusia dan durasi, dimana pengerjaan perangkat lunak A mebutuhkan sumber daya manusia lebih banyak yaitu sejumlah 56 orang dengan durasi pengerjaan yang lebih lama yaitu 11,5 bulan dan biaya total sebesar Rp 610.000.000. Dibandingkan dengan pengerjaan perangkat lunak B yang hanya membutuhkan 9 orang serta 6 bulan durasi pengerjaan dan biaya total sebesar Rp 59.350.000.
Function Point perangkat lunak A dan
Guesstimate perangkat lunak A
Metode Guesstimate membutuhkan biaya total yang lebih kecil yaitu berkisar antara Rp 350.000.000 sampai 380.000.000. sedangkan metode Function Point
membutuhkan biaya total sebesar Rp 610.000.000. Perbedaan biaya total dipengaruhi oleh perbedaan kebutuhan sumber daya manusia dan durasi pengerjaan, contohnya metode Function Point pada fase implementation
membutuhkan sumber daya manusia lebih banyak yaitu 6 orang sedangkan metode
Guesstimate 3 orang dan dalam penentuan standar gaji metode Function Point
menggunakan standar gaji yang dikeluarkan oleh Kelly Serivce tahun 2016 sedangkan metode Guesstimate tidak.
Function Point perangkat lunak B dan
Guesstimate perangkat lunak B
Metode Function Point membutuhkan biaya total sebesar Rp 59.350.000 sedangkan metode Guesstimate
membutuhkan biaya total yang berkisar antara Rp 50.000.000 sampai 60.000.000.. Perbedaan biaya total dipengaruhi oleh perbedaan kebutuhan sumber daya manusia dan durasi pengerjaan, contohnya metode Function Point pada fase
implementation membutuhkan sumber daya manusia lebih banyak yaitu 1 orang sedangkan metode Guesstimate 2 orang dan dalam penentuan standar gaji metode
Function Point menggunakan standar gaji yang dikeluarkan oleh Kelly Serivce tahun 2016 sedangkan metode Guesstimate
tidak.
6. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, Work
Breakdown Structure (WBS) dalam pengerjaan
perangkat lunak A pada metode Function Point
terdapat empat level. Level pertama ialah perangkat lunak A, level kedua terdiri dari fase
Define Project Goal, Plan Project dan Execute
Project Plan, level ketiga ialah Software
Development, On Going Activity dan Quality
and Testing dan level keempat terdiri dari
Requirement, Specification, Design,
Implementation, Project Management,
Configuration Management, Documentation, Training and Support, Integration Testing,
Quality Assurance dan Evaluation and Testing
Point untuk level pertama perangkat lunak B sedangkan untuk level kedua sampai keempat sama dengan perangkat lunak A. Work
Breakdown Structure (WBS) dalam pengerjaan
perangkat lunak A pada metode Guesstimate
terdapat tiga level. Level pertama ialah perangkat lunak A, level kedua Software
Development, level ketiga terdiri dari Planning,
Analysis, Design, Implementation, Maintenance
and Support dan perangkat lunak B pada
metode Guesstimate untuk level pertama perangkat lunak B sedangkan untuk level kedua sampai ketiga sama dengan perangkat lunak A.
Hasil pembuatan Gantt Chart berdasarkan
Work Breakdown Structure (WBS) dalam
pengerjaan perangkat lunak A terdapat tiga fase
1) Define Project Goal; 2) Plan Project;
3)Execute Project Plan. Pada fase Execute
Project Plan dibagi menjadi tiga fase pekerjaan
yaitu Software Development membutuhkan 24 sumber daya manusia, 97 hari pengerjaan dan biaya Rp 147.400.000, Ongoing Activity
membutuhkan 11 sumber daya manusia, 49 hari pengerjaan dan biaya Rp 110.000.000 dan
Quality and Testing membutuhkan 21 sumber
daya manusia, 84 hari pengerjaan dan biaya Rp 352.600.000 dan perangkat lunak B terdapat tiga fase 1) Define Project Goal; 2) Plan
Project; 3)Execute Project Plan. Pada fase
Execute Project Plan dibagi menjadi tiga fase pekerjaan yaitu Software Development
membutuhkan empat sumber daya manusia, 51 hari pengerjaan dan biaya Rp 15.750.000,
Ongoing Activity membutuhkan 1 sumber daya
manusia, 25 hari pengerjaan dan biaya Rp 10.000.000 dan Quality and Testing
membutuhkan tiga sumber daya manusia, 44 hari pengerjaan dan biaya Rp 33.600.000.
Hasil penerapan metode Function Point
untuk pengerjaan Perangkat Lunak A menghasilkan keluaran berupa durasi selama 11,5 bulan, 56 person-month dan biaya total sebesar Rp 610.000.000,00
Hasil penerapan metode Function Point
untuk pengerjaan Perangkat Lunak B menghasilkan keluaran berupa durasi selama 6 bulan, 9 person-month dan biaya total sebesar Rp 59.350.000,00.
Hasil dari perbandingan estimasi biaya pada pengerjaan Perangkat Lunak A dan Perangkat Lunak B menggunakan metode
Function Point ialah Pada durasi pengerjaan
Perangkat Lunak B dengan metode Functiont
Point menghasilkan waktu yang lebih cepat
yaitu selama 6 bulan sedangkan durasi
pengerjaan Perangkat Lunak A menghasilkan waktu selama 11,5 bulan, Alokasi sumber daya manusia pada pengerjaan Perangkat Lunak B membutuhkan sumber daya manusia yang lebih sedikit sebanyak 9 orang sedangkan alokasi sumber daya manusia pada pengerjaan Perangkat Lunak A membutuhkan sumber daya manusia sebanyak 56 orang dan Biaya total pengerjaan Perangkat Lunak B menghasilkan estimasi biaya total yang lebih sedikit yaitu sebesar Rp 59.350.000. sedangka Biaya total pengerjaan Perangkat Lunak A menghasilkan estimasi biaya total sebesar Rp 610.000.000.
7. DAFTAR PUSTAKA
Alves et al., 2014. An Empirical Study on the Estimation of Size and Complexity of Software Applications with Function Point Analysis.[pdf]. Portugal: Escola de Tecnologia e Gestão Instituto Politécnico de Bragança.
Connel, Mc.,1996. Rappid Deevelopment.
Washington: Microsoft Press.
Connel, Mc., 2006. Software Edtimation:
Demystifying Black Art. Washington:
Microsoft Press.
Farr, 2007. Computer and Technical Careers.[pdf]. JIST Publishing, Inc.
Iskandar et al., 2015. Implementasi Metode Function
Point untuk Mengukur Volume
Software.[pdf]. Yogyakarta: STMIK
AMIKOM.
Leung, et al., 2002. Software Cost Estimation.[pdf]. Hong Kong: The Hong Kong Polytechnic University.
Li, et al., 2009. A Study of Project Selection and Feature Weighting for Analogy Based Software Cost Estimation.[pdf]. Singapore: National University of Singapore.
Longstreet, D., 2005. Function Point Analysis
Training Course.[pdf]. Longstreet
Consulting Inc.
Marchewka, Jack. 2003. Information Technology Project Management.[pdf].
Marthaler et al., 2005. Function Point Counting
pratices Manual. The International
Function Point Users Group.[pdf].
Maswinandar, 2016. Perhitungan Biaya Proyek Sistem informasi Rekam Medis dengan Menggunakan Metode COCOMO II (Studi Kasus: 7Treesdigital).[pdf]. Malang: Universitas Brawijaya.
Noerlina, 2008. Perencanaan Manajemen Proyek Sistem Informasi dan Teknologi Informasi online Bisnis.[pdf]. Jakarta Barat:
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Universitas Bina Nusantara.
Pressman, Roger S., 2012. Software engineering: a practitioner’s approach-5th ed. [pdf]
McGraw-Hill Companies, Inc.
Rev. 2003. Work Breakdown Structure (Office of Engineering and Construction Management ed).[pdf] Amerika.
Rostianingsih, 2005. Perhitungan Kompleksitas Function Point untuk Suatu Web.[pdf]. Surabaya: Universitas Kristes petra. Saleh, 2011. Guidelines for Effort and Cost
Allocation in Medium to Large Software Development Projects.[pdf]. Kuwait: Kuwait University.
Schwalbe, K., 2014. Information Technology Project Management (7th edition ed.).[pdf] Course Technology.
Sergio Sequeira et al., 2015. Simple Method proposal for Cost Estimation from Work Breakdown Structure.[pdf].
Suharjito et al., 2006. Penggunaan Model Function point dalam Estimasi Biaya dan Usaha Proyek Pengembangan Software Sistem
Informasi Bisnis.[pdf]. Pusat