• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PARENTING SKILL DALAM MELATIH DISIPLIN ANAK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA di SD YIMA Bondowoso. Kalsum, Festa Yumpi & Iin Ervina

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN PARENTING SKILL DALAM MELATIH DISIPLIN ANAK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA di SD YIMA Bondowoso. Kalsum, Festa Yumpi & Iin Ervina"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PARENTING SKILL DALAM MELATIH DISIPLIN ANAK TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA di SD YIMA Bondowoso

Kalsum, Festa Yumpi & Iin Ervina

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Jember Abstrak

Dalam peningkatan motivasi belajar pada anak, keterampilan serta pengetahuan yang dimilki orang tua sangat mempengaruhi motivasi belajar pada anak. Berdasarkan pada fenomena yang terjadi di sekitar lingkungan SD YIMA Bondowoso diketahui bahwa banyaknya orang tua yang tidak memiliki keterampilan ternyata berpengaruh terhadap motivasi belajar anaknya. Sehingga program parenting skill yang diterapkan disekolah tersebut sangat penting bagi orang tua untuk menumbuhkan motivasi anak dalam belajar.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan parenting skill terhadap motivasi belajar anak di SD YIMA Bondowoso. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah purposive sampling dengan sampel sebanyak 82 orang. Pengumpulan data menggunakan metode angket yang terdiri dari angket parenting skill dan angket motivasi belajar. Hasil analisis data yang dilakukan dengan menggunakan product moment yang menunjukkan bahwa ternyata ada korelasi yang signifikan antara parenting skill dalam melatih disiplin anak terhadap motivasi belajar, yang itu dapat dilihat hasil korelasi sebesar 0,819 sehingga dapat disimpulkan bahwa ternyata orang tua yang mengikuti parenting skill, maka motivasi belajar anak mengalami peningkatan.

Kata kunci: Parenting Skill, Motivasi Belajar

A. PENDAHULUAN

Setiap manusia mengalami suatu proses belajar dalam kehidupannya, dengan belajar manusia akan mengalami suatu perubahan didalam dirinya, baik perubahan pada sikap maupun tingkah lakunya. Belajar menjadi hal yang sangat penting karena dengan belajar manusia dapat berubah menjadi lebih baik sesuai dengan apa yang diinginkannya. Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Nashar,2004:79). Untuk mencapai sebuah proses belajar yang optimal maka harus ada interaksi atau hubungan yang baik antara individu dengan

(2)

lingkungannya, baik antara individu dengan keluarga maupun dengan masyarakat. Sebuah proses belajar tidak akan tercapai secara optimal apabila hubungan atau interaksi dengan lingkungan tidak turut mendukung, oleh sebab itu interaksi atau dorongan dari luar individu merupakan hal yang sangat penting yang dapat mendorong individu untuk melakukan suatu proses belajar.

Faktor dari dalam diri individu saja tidak cukup untuk mendorong individu melakukan suatu proses belajar, tetapi apabila diimbangi dan didukung oleh faktor dari luar individu maka akan semakin mendorong individu untuk melakukan proses belajar. Dorongan tersebut disebut sebagai motivasi, dimana motivasi belajar itu sendiri adalah faktor yang sangat penting karena hal tersebut merupakan suatu keadaan siswa untuk melakukan belajar.

Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah sebuah daya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi segala sesuatu baik berupa apa saja yang dapat mendorong seseorang atau siswa untuk melakukan suatu proses belajar untuk menghasilkan sesuatu yang diharapkannya. Pada siswa SD motivasi dari luar khususnya keluarga sangat berpengaruh pada motivasi belajarnya. Keluarga merupakan faktor penentu utama yang sangat berpengaruh pada motivasi belajar siswa tidak dapat memberikan dorongan atau semangat pada diri siswa maka akan sulit untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Orang tua adalah guru pertama dan paling bermakna bagi anak. Anak-anak belajar informasi-informasi penting tentang dirinya dari orang tua mereka. Perilaku dan keyakinan anak terhadap mereka sendiri sangat dipengaruhi oleh reaksi-reaksi orang tuanya. Ketika orang tua mereka percaya pada dirinya, mereka akan memperoleh kepercayaan diri. Anak-anak yang merasa diri mereka baik umumnya merasakan baik tentang orang lain dan mudah untuk bersama-sama mereka. Mereka tertarik dalam mempelajari keterampilan-keterampilan baru dan mampu menangani tantangan hidup dengan lebih baik.

Fenomena yang terjadi pada lingkup keluarga terutama orang tua dimana keluarga kurang memperhatikan dan kurang memberikan motivasi pada anaknya, hal ini terjadi karena ketidaktahuan dan ketidakingintahuan para orang tua terhadap apa yang terjadi pada anaknya disekolah baik berupa prestasi belajarnya

(3)

atau masalah yang sedang dihadapi anaknya. Kebanyakan para orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan anaknya di sekolah, sedangkan para orang tua tersebut sibuk dengan urusan pekerjaannya sendiri yang dianggap lebih penting dari pada untuk memotivasi anaknya untuk belajar dan berprestasi. Oleh karena itu orang tua harus mempunyai cara untuk mendidik anaknya, Joewono dan Puspasari (2004:1) menyatakan parenting merupakan proses yang didalamnya terdapat interaksi yang berkesinambungan antara anak dan orang tua, untuk membantu perkembangan anak agar tercapai suatu tujuan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di lingkungan SD YIMA Bondowoso ini diperoleh beberapa informasi mengenai beberapa orang tua yang kurang memiliki pengetahuan yang cukup, yang terjadi pada lingkungan tempat ruang lingkup para orang tua ini, kebanyakan para orang tua hanya sekedar menyekolahkan anaknya saja tanpa harus tahu apa yang harus dilakukan, apa yang penting atau yang akan didapatkan dengan bersekolah, yang tujuan akhirnya adalah anaknya dapat lulus dan dapat melanjutkan kejenjang yang sekolah yang berikutnya, tanpa peduli dengan apa yang terjadi. Pengetahuan yang kurang dimiliki para orang tua ini bukan hanya berdampak merugikan anaknya saja tetapi lembaga pendidik yakni sekolah mendapatkan dampak yang merugikan juga akibat dari tingkah laku para orang tua karena hal tersebut saling berkaitan antara satu sama lainnya. Telah diketahui bahwa sekolah adalah sebuah lembaga pendidikan yang membantu para siswanya untuk mengembangkan sesuatu dari apa yang didapatkan siswa tersebut dirumahnya, jadi sekolah merupakan sebuah media lanjutan dari apa yang didapatkan anak dirumah. Anak lebih banyak menghabiskan waktunya diluar sekolah dari pada disekolah, diluar sekolah anak banyak menghabiskan waktu bersama keluarga, orang tua, teman sebaya dan lain sebagainya, diluar sekolah itulah orang tua harus memiliki keterampilan khusus dan mempunyai disiplin yang benar dalam memotivasi anak karena hal tersebut sangat berpengaruh, orang tua yang melatih dan menerapkan disiplin pada anak dalam belajar akan menambah motivasi anak untuk terus termotivasi dalam belajarnya.

(4)

Menurut Chatib (2008:1) berpendapat bahwa disiplin adalah suatu bentuk penjagaan dan pelanggengan tata tertib atau aturan kehidupan yang didasari ide-ide tertentu. Orang tua yang menerapkan disiplin dalam belajar pada anaknya maka anak tersebut akan berusaha untuk menjalankan dan menjaga disiplin yang telah ditetapkan sebelumnya oleh orang tua. Menetapkan disiplin bukan berarti dengan memberikan hukuman yang menyakitkan bagi anak seperti memukul, membentak dan lain sebagainya pada saat anak melanggar apa yang telah ditentukan dan ditetapkan oleh orang tua, tetapi disiplin yang perlu dilakukan orang tua yakni dengan memberikan penjelasan dan menerapkan rasa tanggung jawab pada anak dari apa yang telah anak perbuat. Serta orang tua harus memberikan hukuman yang mendidik seperti menjelaskan tentang akibat dari tidak disiplin dengan memberikan konsekuensi yang tepat akibat dari ketidakdisiplinannya, karena apabila anak sudah disiplin dan dilatih disiplin sejak awal oleh orang tua dalam kehidupannya terutama dalam masalah belajar maka anak akan menerapkan sikap disiplin tersebut serta anak akan lebih mudah termotivasi dalam belajarnya.

Menerapkan disiplin yang benar maka terlebih dahulu orang tua harus memiliki keterampilan yang benar dan kreatif yang dapat membuat anak lebih bersemangat dalam melakukan sebuah proses belajar. Berdasarkan hasil observasi yang sebelumnya telah dilakukan menunjukkan bahw para orang tua di lingkungan subyek penelitian yakni disekitar lingkungan SD YIMA Bondowoso kurang memiliki pengetahuan serta keterampilan yang cukup tentang keterampilan yang harus diberikan pada anak. Kebanyakan para orang tua ini hanya sekedar menyekolahkan anaknya saja tanpa harus tahu apa yang harus dilakukan, apa yang penting atau yang akan didapatkan dengan bersekolah yang tujuan akhirnya adalah anaknya dapat lulus dan dapat melanjutkan kejenjang sekolah yang berikutnya tanpa peduli dengan apa yang terjadi. Pengetahuan yang kurang dimiliki para orang tua ini bukan hanya berdampak merugikan anaknya saja tetapi lembaga pendidik yakni sekolah mendapatkan dampak yang merugikan juga akibat dari tingkah laku para orang tua karena hal tersebut saling berkaitan antara satu sama lainnya.

(5)

Sekolah SD YIMA Bondowoso mengadakan suatu program rutin yang bernama quality time dimana dalam program quality time tersebut dibawakan oleh konselor sekolah. Program quality time yang diadakan pada setiap satu bulan sekali pada tiap awal bulan mengajarkan cara-cara mengenai “parenting skill” dan diikuti tiap orang tua atau wali murid dengan mengajarkan dan memberikan pengetahuan serta keterampilan yang khusus pada orang tua dalam memotivasi anak dalam belajar, salah satunya dengan materi tentang disiplin. Dimana materi tentang disiplin yang menjadi fokus penelitian yang dilakukan. Oleh karena itu peneliti ingin meneliti lebih jauh lagi apakah terdapat hubungan antara parenting

skill dalam melatih disiplin anak terhadap motivasi belajar dengan judul “Hubungan antara parenting skill dalam melatih disiplin anak terhadap motivasi

belajar”.

Setiap orang tua pasti berusaha untuk mengajarkan disiplin pada anak-anaknya, dengan menanamkan perilaku yang dianggap baik dan menghindari perilaku yang dianggap tidak baik, banyak cara dalam menanamkan disiplin pada anak karena menerapkan sikap disiplin dan tanggung jawab kepada anak merupakan salah satu upaya menciptakan generasi yang berbudi baik dalam keluarga. Dalam praktiknya, orang tua perlu menetapkan secara terbuka sebuah aturan atau batasan-batasan dalam berperilaku beserta konsekuensinya yang harus dilaksanakan oleh semua anak secara tegas dan konsisten, dimana aturan-aturan tersebut harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Dalam membuat dan menetapkan suatu disiplin terlebih dahulu orang tua harus melibatkan seluruh anggota keluarga termasuk anak, karena apabila anggota keluarga melanggar suatu peraturan yang telah ditetapkan maka harus konsisten dan menerima konsekuensinya. Leman (2006:3) menyatakan bahwa sudah merupakan keyakinan umum bahwa meningkatnya jumlah masalah dalam masyarakat sebagian disebabkan oleh merosotnya disiplin orang tua terhadap anak-anak. Oleh karena itu keluarga khususnya orang tua memegang peranan penting dalam mendisiplinkan anak, karena itu orang tua harus berusaha untuk membuat disiplin itu tepat dan mengena. Kecakapan dan ketangkasan orang tua dalam hal ini akan membawa hasil yang akan membimbing anak untuk disiplin. Sehingga anak

(6)

dengan sendirinya akan menyadari apabila membuat suatu kesalahan sehingga ia dapat memperbaikinya karena telah mendapatkan bekal sebelumnya dari orang tua.

Sebagai orang tua, pendidik maupun pengasuh hendaknya memiliki kesabaran ekstra dan rasa kasih sayang dalam mengajarkan disiplin, karena tidak serta merta disiplin dapat dilakukan dengan cepat. Terlebih dahulu terdapat suatu proses yang hingga akhirnya penerapan disiplin dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan. Namun dalam menerapkan suatu disiplin keluarga khususnya orang tua harus menyesuaikan dengan usia dan kemampuan yang dimiliki, karena setiap anak memiliki kemampuan yang berbeda-beda yang disesuaikan dengan usianya. Khususnya pada usia sekolah dasar ini anak sudah mulai dapat membedakan nilai-nilai kehidupan dan sudah mulai dapat bertanggungjawab terhadap perilakunya, karenanya apabila seorang anak mendapatkan nilai-nilai kehidupan yang benar dan tepat dari keluarganya maka anak akan dapat mempertanggung jawabkannya dikehidupan luar rumahnya seperti sekolah. Serta sebaliknya apabila anak tidak mendapatkan nilai-nilai yang benar dan tepat didalam keluarganya maka anak akan berperilaku sesuai dengan apa yang dipelajarinya serta apa yang didapatkannya dirumah.

Motivasi dalam belajar yang didapatkan anak adalah faktor yang penting sebagai pendorong bagi siswa untuk melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan (Ridwan,2008:2). Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan suatu proses belajar, salah satunya yakni dengan menerapkan disiplin belajar pada anak. Menurut Nashar (2004:57) motivasi belajar sama halnya dengan motif-motif lainnya. Motivasi belajar itu ada yang timbul karena kesadaran, dan ada pula karena pengaruh lingkungan, seperti adanya motivasi dari guru yang mengajar atau dari orang tua siswa itu sendiri. Dimana kesadaran itu akan timbul dengan sendirinya didalam diri siswa apabila sebelumnya siswa telah mendapatkan dorongan dari luar yang akan menimbulkan keinginan dalam dirinya. Oleh karena itu dorongan atau motivasi anak dalam belajar sangat diperlukan, dalam memotivasi anak sangat diperlukan untuk menggugah

(7)

kesadaran dari diri siswa. Untuk itu orang tua harus memiliki keterampilan yang khusus dan mengetahui cara-cara yang tepat bagi anak untuk melakukan belajar.

Keterampilan orang tua dalam melatih disiplin anak merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada motivasi belajar anak. Apabila orang tua terampil dalam meningkatkan motivasi belajar anak serta terampil dalam mendisiplinkan anak, seperti orang tua mengetahui apa saja yang menjadi keinginan dan keharusan anak maka akan membawa dampak pada anaknya yaitu anak akan semakin termotivasi dalam belajarnya dan apabila anak telah termotivasi dalam belajar maka akan menghasilkan sebuah hasil belajar sesuai dengan yang diinginkan baik bagi anak maupun orang tua. Akan tetapi sebaliknya apabila orang tua tidak mempunyai keterampilan dalam mendisiplinkan dan memotivasi anak maka orang tua akan sulit untuk menumbuhkan motivasi dalam diri anak, karena anak dapat merasa apa yang dilakukan dan ditetapkan orang tua tidak sesuai dengan keinginannya dan beranggapan bahwa orang tua memaksakan keinginan yang tidak diinginkan anak. Orang tua merupakan guru pertama dan paling bermakna bagi anak sebagai penerus dari apa yang didapatkan anaknya disekolah, anak membawa pelajaran yang berharga dari rumahnya. Apa yang didapatkan anak dirumah akan menjadi bekal bagi anak ketika anak berada dilingkungan luar rumah, sangat berpengaruhnya keadaan didalam rumah maka orang tua tidak dapat melakukan hal itu sendiri tetapi harus ada kerja sama dengan pihak lain yang juga berpengaruh bagi anak. Yakni salah satunya sekolah karena sekolah merupakan tempat lanjutan yang pertama dari apa yang didapatkan dirumah, disekolah gurulah yang mempunyai peranan yang besar dalam menumbuhkan motivasi anak. Oleh karena itu orang tua dan guru saling mempengaruhi satu sama lainnya, orang tua dan guru merupakan orang yang terpenting dalam kehidupan anak dalam menumbuhkan motivasi belajar anak. Apabila anak hanya mendapatkan pengertian dari guru saja tanpa ada usaha dari orang tua, maka yang sering terjadi guru sulit untuk memberikan motivasi pada anak didiknya. Hal tersebut dikarenakan orang tua dirumah kurang memberikan perhatian pada anaknya maka hal itu tidak akan berjalan secara seimbang. Tetapi sebaliknya apabila orang tua dan guru memberikan pengertian dan usaha yang

(8)

tepat bagi anak maka itu dapat berjalan dengan tepat dan sesuai. Karena keduanya merupakan hal yang saling berkaitan antara satu sama lainnya, oleh karena itu maka keduanya harus saling bekerja sama serta berjalan secara seimbang. Dari hal tersebut sudah saatnyalah terutama orang tua memiliki keterampilan yang benar dalam memotivasi serta mendisiplinkan anak.

Berdasarkan teori diatas maka peneliti membuat hipotesis yang berbunyi “Ada hubungan parenting skill dalam melatih disiplin anak terhadap motivasi belajar siswa”.

B. METODE PENELITIAN

1. Subyek Penelitian

Populasi merupakan seluruh individu yang dimaksud untuk diteliti dan yang dikenai generalisasi yaitu suatu cara pengambilan kesimpulan terhadap kelompok individu yang lebih luas jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh dari kelompok individu yang sedikit jumlahnya.

Penelitian ini populasinya adalah orang tua dari siswa SD YIMA Bondowoso kelas 3, 4, dan 5 yang berjumlah 140 siswa. Peneliti menggunakan orang tua kelas 3, 4, dan 5 dengan asumsi bahwa orang tua dari siswa tersebut sudah memperoleh bekal program-program parenting skill disekolah serta sudah sekitar 3 sampai 5 tahun mengikuti program tesebut. Kelas 6 tidak disertakan dalam penelitian ini karena mereka sedang sibuk menghadapi ujian akhir nasional. Populasi pada penelitian ini adalah orang tua dari siswa di SD YIMA Bondowoso, dengan ciri-ciri yakni orang tua dari siswa-siswi kelas 3, 4 dan 5, orang tua yang pernah mengikuti program parenting skill serta orang tua yang sudah 3 sampai 5 tahun mengikuti program parenting skill.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan angket yang berisi tentang

(9)

C. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebuah proses belajar akan tercapai secara optimal apabila hubungan atau interaksi antara sekolah dengan keluarga saling mendukung, oleh sebab itu interaksi atau dorongan dari luar individu merupakan hal yang sangat penting yang dapat mendorong prestasi yang optimal dalam proses belajar seorang siswa. Faktor dorongan dari dalam individu saja tidak cukup untuk mendorong individu melakukan suatu proses belajar, tetapi apabila diimbangi dan didukung oleh faktor dari luar maka akan semakin mendorong individu untuk melakukan proses belajar. Terutama pada siswa SD motivasi dari luar khususnya keluarga sangat berpengaruh pada motivasi belajarnya.

Keluarga khususnya orang tua memegang peranan penting dalam mengajarkan disiplin pada anak, mengingat pola-pola penanaman dasar yang diajarkanorang tua akan menjadi kebiasaan yang akan cenderung menetap dalam diri anak. Orang tua semenjak dini diharapkan dapat menerapkan suatu disiplin secara tepat dengan mengajak komunikasi anak sebelum ketentuan diberlakukan, sehingga dalam penerapan suatu disiplin anak akan merasa dihargai serta merasa ikut bertanggung jawab terhadap paraturan yang dibuat.

Menurut Hurlock pola disiplin yang diterapkan orang tua terhadap anak ada 3 macam yaitu disiplin otoriter, disiplin yang lemah serta disiplin demokratis (1980:125). Orang tua yang menerapkan disiplin demokratis, sebelum peraturan diterapkan orang tua mengajak diskusi anak untuk mendengarkan dan bertukar pendapat sehingga anak merasa ikut bertanggung jawab apabila anak melakukan kesalahan orang tua tidak langsung memberikan hukuman badan namun orang tua berusaha menjelaskan dan memberi pengertian tentang kesalahan yang dilakukan sehingga anak menyadari perbuatan yang dilakukan. Saat anak berperilaku baik orang tua memberikan penghargaan baik berupa hadiah atau pujian atas apa yang dilakukan agar anak terus mempertahankan perilaku baiknya. Kondisi kedekatan hubungan yang harmonis ini akan menimbulkan suatu dorongan bagi anak untuk melakukan apapun sebaik mungkin termasuk dalam hal belajarnya.

Pernyataan tersebut terlihat dari hasil mean empirik dan mean hipotetik yang menunjukkan mean empirik lebih besar dari mean hipotetik yakni nilai mean

(10)

empirik (ME) pada parenting skill 124,33 dengan mean hipotetik (MH) 117.5, sedang ME pada motivasi belajar anak adalah 59.84 dengan MH sebesar 55, hal ini menunjukkan bahwa dari kedua variabel ME > MH. Hal ini juga dapat dilihat dari korelasi produck moment sebesar 0,819 yang sesuai dengan teori perkembangan moral Kohlberg pada tingkat kedua yakni penalaran konvensional yang Pada tahap ini, seorang anak menghargai kebenaran, kepedulian, dan kesetiaan kepada orang lain sebagai landasan pertimbangan-pertimbangan moral. Anak-anak sering mengadopsi standar-standar moral orang tuanya sambil mengharapkan dihargai oleh orang tuanya. Sehingga orang tua yang menggunakan disiplin yang demokratis sebelum menetapkan peraturan orang tua terlebih dahulu mengajak anak berdiskusi sehingga anak akan merasa sangat dihargai dan merasa ikut andil dalam pembuatan peraturan..

Oleh karena itu untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan mengenai cara atau metode penerapan disiplin dalam belajar maka orang tua dapat lebih efektif lagi menambah keterampilan dan pengetahuannya untuk memperluas wawasan mengenai cara-cara penerapan disiplin belajar kepada anak dirumah. Salah satunya yaitu dengan aktif mengikuti program parenting skill yang diadakan disekolah.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

Pada hasil analisis data yang telah dilakukan dengan menggunakan korelasi

product moment maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ”ada korelasi yang sangat

signifikan antara parenting skill dalam melatih disiplin anak dengan motivasi belajar anak di SD YIMA Bondowoso”.

Sesuai dengan kesimpulan diatas maka dapat diambil beberapa saran pada pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan hasil penelitian ini, antara lain :

1. Bagi orang tua : Orang tua dalam menerapkan disiplin dalam belajar seharusnya menggunakan pendekatan yang demokratis. Dalam disiplin yang demokratis orang tua selalu melibatkan anak dalam pembuatan keputusan.

(11)

2. Bagi sekolah : Guru bisa mempertahankan program yang ada karena dirasa sangat efektif melatihkan orang tua dalam mengajarkan disiplin pada anak. Di sekolah guru dapat menjadi orang tua kedua dan menjadi pengganti orang tua selama anak berada dilingkungan sekolah

3. Bagi peneliti lain : Bagi peneliti lain dalam meneliti diharapkan menggunakan metode yang berbeda seperti metode deskriptis, study kasus sehingga hasil yang diperoleh bisa lebih maksimal.

Daftar Pustaka

Admin, 2007. Majalah Hidup (http://www.Sabda.Org. diakes November 2008). Ahmadi, A. 1999. Psikologi Sosial Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta.

. 1997. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta.

Atkinson, L, Rita. 1999. Pengantar Psikologi Edisi Revisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta : Erlangga

Azwar, Saifuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta : Pustaka Belajar. Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif, Aktualiasi Metodologis

Kearah Ragam Varian Kontemporer. Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Chatib, Munif. 2006. Handout Cara Menankan Disiplin Pada Anak. . 2006. Handout Cara Memberikan Hukuman Pada Anak.

Hadi, S. 2000. Program Statistik Versi 2000 Mauas SPSS Paket Midi. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada.

Hurlock, B, Elizabeth. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Joewono, B, Erliza dan Puspasari, Ami. 2004. Jurnal Psikologi Sosial. Jakarta : Univrsitas Indonesia.

Kosasih, Andreas. 2004. Jurnal Psikologi Tabularasa. Malang : Universitas Merdeka.

Latipun. 2006. Psikologi Eksperimen. Malang : UMM Press

Leman, Martin. 2000. Disiplin ( http://www.leman.or.id/anakku/disiplin-anak.html. diakses Februari 2009)

(12)

Nashar, H. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal Dalam Kegiatan

Pembelajaran. Jakarta : Delia Press.

Priyatno, Dwi. 2007. Mandir Belajar SPSS. Jakarta.

Ridwan. 2008. Ketercapaian Prestasi Belajar (http://Ridwan.ac.id. Diakses November 2008).

Santrock, W, John. 2002. Life Span Development Perkembangan Masa Hidup

edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Sobur, alex. 198. Butir-butir mutiara Rumah Tangga. Jakarta : Gunung Mulia. Soejento, Agoes. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka Cipta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitati, Kualitatif,

R & D. Bandung : Alfabeta.

Wangmuba. 2008. Ciri-ciri anak termotivasi belajar ( http://www.e-Psikologi.com). Diakses April 2009.

Referensi

Dokumen terkait

Desa Nungkulan inggih menikia desa inggak kalebu wewengkon kecamatan Girimarto kabupaten wonogiri. Watesan sisih ler saing Desa Nungkulan inggih menika Desa Gemawang

Namun, hal ini tidak mengecualikan kemungkinan bahawa tumpahan yang besar atau kerap boleh membawa kesan memudaratkan atau merosakkan kepada alam sekitar... Kesan-kesan alam

(4) The education value reflected in the novels are; religious, moral , cultural social , and esthetics. Keywords : intertextuality, education value, Ayat-Ayat Cinta,

Cara pemberian ASI perahan kepada bayi adalah dengan mencairkan air susu ibu yang telah beku di bagian bawah lemari es, kemudian jika kan diberikan pada bayi

Obzirom na sve navedeno, odnosno utjecaj prometne infrastrukture u odvijanju gospodarske aktivnosti razvijenih zemalja, ali i zemalja u razvoju, predmet istraživanja ovog rada

(2) Ada keefektifan hadiah fair play terhadap sportivitas dalam permainan sepak bola U12 antara kedua kelompok SSB yang diberi tahu adanya hadiah fair play lebih besar

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian Keterampilan Siswa Memecahkan Masalah Olimpiade Matematika Ditinjau dari Kepribadian Tipe Senising dan Intuiting, maka dapat

70 Tahun 2012 beserta petunjuk teknisnya, serta Surat Penetapan Hasil Evaluasi Dokumen Kualifikasi Nomor : 602.1/07/DP-SID/POKJA DPPP/STG/VIII/2013, Tanggal 29 Agustus 2014,