Soil Compressibility and
Consolidation Settlement
SI‐2222 Pengenalan Mekanika Tanah
1
•
Tujuan: Mengetahui bagaimana proses penurunan tanah
secara konsolidasi akibat pembebanan
•
Pengetahuan tsb. sangat penting untuk mendesain:
–
Pondasi
–
Reklamasi/timbunan untuk persiapan lahan
–
Berbagai macam jenis bangunan di atas tanah
•
Dua hal yang akan dibahas:
–
Besarnya penurunan tanah akibat beban
–
Lamanya penurunan tanah yang akan terjadi
Konsolidasi (Consolidation)
5 Jika tanah lempung jenuh air menerima beban luar maka air di dalam pori tanah akan keluar secara perlahan‐lahan dalam jangka waktu yang lama (karena tanah lempung memiliki permeabilitas yang rendah)Consolidation Settlement
waktu penurunan ta n ah ( se ttl emen t) Proses konsolidasi diikuti oleh penurunan permukaan tanah (settlement) yang dapat berlangsung dalam jangka waktu yang lama.Consolidation Settlement
7
cmwgeosciences.com geoconsult.co.nz
Consolidation Settlement
•
Pada saat diberi beban terjadi pengurangan volume tanah.
Pengurangan volume terjadi terutama akibat berkurangnya
volume void
•
Asumsi:
•
Partikel tanah solid dan incompressible
•
Pengurangan volume akibat perubahan posisi partikel tanah sehingga
mengurangi volume void
•
Dari perhitungan di atas terlihat bahwa perubahan volume
berkaitan langsung dengan perubahan void ratio
9
Proses Konsolidasi
•
Terdiri atas 4 tahap:
1. Kondisi Awal: tegangan hidrostatik air dalam
pori, uo, konstan ( =
w
x z)
2. Pembebanan: pada permukaan tanah
menyebabkan naiknya tegangan total dalam
tanah dan menimbulkan kenaikan tegangan air
pori – partikel tanah bergerak semakin merapat,
tetapi ditahan oleh air yang incompressible.
Tekanan air naik, u (excess porewater
pressure), menjadi sama dengan peningkatan
tegangan total:
u
z
beban
u
u
o
w
Proses Konsolidasi
3. Disipasi tekanan air pori: bersamaan dengan
berjalannya waktu, tambahan tekanan air
(excess porewater pressure), u, berkurang
(mengalir perlahan keluar air pori tanah
lempung selama beban bekerja, air dipaksa
keluar dari pori air bertekanan). Partikel
tanah lempung bergerak ke posisi baru
sehingga menyebabkan settlement dan
kenaikan tekanan efektif:
11
Proses Konsolidasi
3. Lanjutan
decreasing
constant
increasing
)
(
)
(
)
(
atau
decreasing
increasing
constant
)
(
)
(
)
(
u
pwp
total
effective
u
pwp
effective
total
Proses Konsolidasi
4. Tegangan tambahan air pori hilang total (u
= 0). Tegangan air pori kembali ke kondisi
awal, u
o
, dan tegangan efektif bertambah
maksimum
13
Latihan 1
•
Gambarkan distribusi tegangan‐tegangan
berikut terhadap kedalaman:
–
Tegangan total
–
Tegangan air
–
Tegangan efektif
Latihan 1 (lanjutan)
15
Latihan 1 (lanjutan)
Layer kN/m3Berat Depthm Total Stress, kPa Water Pressure,kPa Effective Stress, kPa
Sand
(di atas muka air) 15
0 3 Sand
(di bawah muka air) 18
3 5 Clay 22 5 10 Bedrock 10 Berat air = 9.8kN/m3
Model Konsolidasi
Terzaghi (1943)
Model konsolidasi terdiri atas 3 komponen:
1.
Kontainer berisi air (air pori)
2.
Piston kedap air (beban, load) yang berada di atas
3.
Pegas elastis (struktur tanah)
Ada kelep (valve) di piston yang dapat dibuka untuk mengeluarkan air. Kelep memodelkan permeabilitas tanah
17
Model Konsolidasi
Tahap Kelep Beban Tekanan Air Deformasi Pegas
Catatan
(a) Tertutup Tidak ada
(b) Tertutup Ada
(c) Terbuka Ada
Sand Clay Sand H q 19
Latihan 2
Timbunan lebar setebal 4 meter dan dipadatkan dengan berat 21kN/m3 diletakkan di
permukaan tanah yang kondisinya seperti gambar di bawah.
Gambarkan distribusi tegangan total, tegangan air pori, dan tegangan efektif untuk kondisi:
1. Segera setelah timbunan selesai dibuat 2. Setelah konsolidasi selesai total
Stress History
•
Void ratio, e
r sS
wG
e
solid
of
volume
void
of
volume
e
w = water content
G
s= specific gravity of solids
S
r= degree of saturation
Void ratio tergantung dari sejarah pembebanan yang dialami tanah. Jika besarnya tegangan efektif sekarang sama dengan beban maksimum yang pernah dipikul tanah (sesuai dengan beban yang ditimbulkan akibat bertambahnya ketebalan tanah) maka tanah tsb. disebut Normally Consolidated (NC)
Jika tanah pernah mengalami pembebanan yang lebih besar dari tegangan efektif sekarang maka tanah tsb. disebut Over Consolidated (OC). Contoh penyebab terjadinya pengurangan beban:
Melelehnya lapisan es (100m x 8.83kN/m3= 883kPa)
Erosi lapisan tanah bagian atas Kenaikan muka air tanah
21
Normally Consolidated Clay (NC Clay)
Compression Index diperoleh dari hasil pengujian konsolidasi di laboratorium.
Cara Pendekatan untuk mendapatkan Compression Index:
10
009
.
0
LL
C
cOverconsolidated Clay (OC Clay)
Overconsolidation Ratio, OCR
sekarang
Efektif
Tegangan
tanah
dialami
pernah
yang
maksimum
Beban
OCR
23Cara Menentukan Preconsolidation Stress
1. Tentukan titik pada maximum curvature, P 2. Tarik garis horizontal dari titik P
3. Tarik garis singgung pada titik P
4. Tarik garis bisector di antara garis horizontal dan garis singgung tsb 5. Tarik garis perpanjangan dari “virgin consolidion curve” memotong
garis bisector. Titik perpotongan adalah perkiraan harga Preconsolidation Stress
Perhitungan Settlement
•
Dapat dihitung menggunakan parameter
kompresibilitas tanah, coefficient of
compressibility, m
v
change
stress
1
volume
original
change
volume
vm
Satuan mv adalah m2/kN atau m2/MN, nilainya tidak konstan, berubah sesuai
dengan daerah rentang perubahan tegangan yang terjadi
25
Cara Menentukan m
v
•
Pengujian dengan Oedometer
Catatan:
1. Konsolidasi arah vertikal (satu dimensi). Tidak ada deformasi lateral 2. Spesimen berbentuk silinder berdiameter 60mm dan tebal 20mm berada di
dalam ring metal
3. Spesimen diletakkan di antara dua batu porus
4. Dinding ring halus untuk mengurangi gesekan dengan spesimen 5. Batu porus atas dapat bergerak bebas di dalam ring metal 6. Dial gage mengukur deformasi vertikal spesimen
•
Pengujian Oedometer (lanjutan)
Prosedur Pengujian:
1. Spesimen direndam air, biasanya selama 24 jam, supaya jenuh
2. Tambah beban jika diperlukan untuk menjaga volume spesimen konstan (tebal dijaga tetap 20mm)
3. Penambahan beban secara bertahap. Umumnya beban berikutnya sebesar 2 kali beban sebelumnya.
4. Umumnya beban dibiarkan bekerja selama 24 jam dengan harapan spesimen akan terkonsolidasi total sebelum beban berikutnya diberikan 5. Deformasi yang terjadi dicatat setiap penambahan beban
• Setiap penambahan beban, deformasi vertikal dicatat pada interval waktu tertentu
• Terjadi pengurangan tebal spesimen terhadap waktu sampai akhirnya terjadi keseimbangan. Void ratio, e, juga berubah
27
•
Pengujian Oedometer (lanjutan)
6. Setelah terkonsolidasi oleh beban yang terakhir, beban diangkat secara bertahap dan deformasi (swelling) diukur
7. Setelah selesai pengujian kadar air spesimen diukur Untuk spesimen yang jenuh, e = w Gs
•
Pengujian Oedometer (lanjutan)
Hasil pengujian digambar sbb:
29
H
m
H
e
e
H
v
01
Parameter Konsolidasi
Procedures :1. Determine the point O on the e-lop p curve that has the sharpest curvature (that is, the smallest radius of curvature)
2. Draw a horizontal line OA 3. Draw a line OB that is tangent to
the e-log p curve at O 4. Draw a line OC that bisects the
angle AOB
5. Produce the straight line portion of the e-log p curve backward to intersect OC. This is point D. The pressure that corresponds to the point p is the preconsolidation pressure, pc.
Parameter Konsolidasi Terkoreksi
31
33
Latihan
•
Pada pengujian konsolidasi tebal spesimen
berkurang dari 18.98mm menjadi 18.62mm
setelah beban dinaikkan dari 200 menjadi 400kPa
dan dibiarkan 24 jam. Beban diangkat total dan
spesimen dibiarkan mengembang selama 24 jam.
Tebal spesimen menjadi 18.75mm dengan kadar
airnya 29.1%.
•
Jika Gs = 2.7 hitung:
–
Void ratio pada beban 200 dan 400kPa
–
Coefficient of compressibility, m
v, untuk rentang
pembebanan di atas
Perhitungan Settlement dengan Coefficient of
Compressibility, m
v 35awal
lapisan
tebal
ditinjau
yang
lapisan
tengah
di
tegangan
perubahan
settlement
ion
consolidat
o o vH
H
H
m
H
Ho1 Ho2 Ho3 1 2 3 q Latihan
•
Hasil Oedometer Test:
Beban, kPa 0 25 50 100 200 400 800
Void ratio 1.014 0.978 0.950 0.912 0.864 0.817 0.772
1. Gambarkan kurva e vs beban
2. Tentukan coefficient of compresibility, mv, untuk rentang
beban yang dihasilkan oleh timbunan pada Latihan 2
3. Hitung consolidation settlement tanah pada Latihan 2
Perhitungan Settlement menggunakan Compression Index dan Swelling Index
•Kemiringan kurva virgin compression disebut Compression Index, Cc •Pada kurva virgin compression:
•Kemiringan kurva swelling disebut Swelling Index, Cs •Pada kurva swelling:
' log v c C e ' log v s C e 37 1 OCR memiliki soils ed consolidat Normally 1 OCR memiliki soils idated Overconsol ) ( (OCR) Ratio idation Overconsol ed consolidat under disebut tanah maka ) ( Jika ed consolidat normally disebut tanah maka ) ( Jika ed consolidat over disebut tanah maka ) ( Jika v v v v v c v c v c v c
Deformasi vertikal proses konsolidasi 1 dimensi: o o
H
e
e
H
1
c v v o c v c v o s v v o ce
H
C
e
H
C
ΔH
e
H
C
ΔH
)
(
log
1
)
(
log
1
:
clays
ed
consolidat
over
Untuk
log
1
:
clays
ed
consolidat
normally
Untuk
Latihan
39
Hitung consolidation settlement lapisan lempung akibat
pembebanan 20kPa
Rate of Consolidation
•
Tahapan Settlement
–
Immediate Settlement: elastic settlement
–
Primary Consolidation: disipasi tegangan air pori
–
Secondary Compression: perubahan orientasi
Perkiraan Rate of Primary Consolidation
•
Faktor‐faktor yang mempengaruhi rate of consolidation:
–
Distribusi tegangan air pori
–
Distribusi tegangan efektif
–
Panjang alur drainase
–
Kompresibilitas tanah
–
Permeabilitas tanah
41
Rate of Consolidation
•
Coefficient of consolidation, c
v•
Untuk konsolidasi arah vertikal (1 Dimensi) kecepatan
perubahan tegangan air pori dapat dimodelkan oleh
second order partial differential equation berikut:
air
berat
ility
compressib
of
t
coefficien
m
ty
permeabili
of
t
coefficien
k
/year
m
w v 2 2 2
w v v vm
k
c
z
u
c
t
u
43
•
For uniform initial excess pore pressure u
0,
the
solution is:
m m T M dr ze
vH
z
M
M
u
u
0 0sin
22
2
1
2
m
M
2 d v vH
t
c
T
z is measured from the top of consolidating layer
H
dis the maximum vertical drainage distance
T
vis time factor
•
Consolidation Ratio at depth z
m m T M dr z z z z z ve
H
z
M
M
U
u
u
U
u
u
u
U
0 0 0 0 2sin
2
1
1
The average degree of consolidation for the entire thickness of the consolidating layer:
t c H z drS
dz
u
H
U
dr
2 02
1
1
45
•
The average degree of consolidation for the
entire thickness of the consolidating layer:
v T M m m ve
M
U
2 0 22
1
1
(SivaramandSwamee,1977)4 1977) Swamee, and (Sivaram 4 1 4 357 . 0 6 . 5 2 179 . 0 8 . 2 v v v v v v U U T T T U
•
Untuk kondisi double drainage pada oedometer test:
Uv 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 Tv 0.008 0.031 0.071 0.126 0.197 0.287 0.403 0.567 0.848 2 d v v
H
t
c
T
T
v= time factor
C
v= coefficient of consolidation
t = interval waktu
H
d= panjang alur drainase
)
(
vv
f
T
47
Jika Uvdiplot terhadap Tv akan diperoleh garis lurus sampai dengan Uv= 0.6
lalu berbelok. Jika kurva garis lurus diperpanjang sampai memotong di titik x dengan garis Uv= 0.9 maka diperoleh rasio antara nilai y dan x sebesar 1.15.
15 . 1 8 . 0 921 . 0
Karena Tv proporsional dengan waktu t maka hasil percobaan settlement konsolidasi jika diplot terhadap t akan menghasil bentuk kurva yang sama dengan kurva Tv vs Uv
Hubungan antara U
v
dan T
v
Case A: Beban merata seperti timbunan yang luas dan lebar Case B: Beban setempat seperti pondasi menerus
49
Menentukan koefisien konsolidasi, c
v
51
Karena Tv berbanding lurus dengan waktu konsolidasi t maka hubungan antara deformasi dan waktu dari pengujian oedometer dapat digunakan untuk menentukan harga koefisien konsolidasi, cv
Taylor’s Method (1948):
Step 1: Tentukan titik F dengan cara menarik meneruskan bagian garis yang lurus memotong sumbu y
Step 2: Menarik garis FC dengan cara mengalikan bagian garis yang lurus (Step 1) dengan 1.15. Titik C adalah U = 0.9
Step 3: Kalikan settlement di C dengan 10/9 untuk
mendapatkan U = 1 (akhir dari primary consolidation) Pada U = 0.9 diperoleh 90 90