• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI DAYA SAING PENGRAJIN SUTERA KABUPATEN WAJO SKRIPSI OLEH ANDI ASRIADI AP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI DAYA SAING PENGRAJIN SUTERA KABUPATEN WAJO SKRIPSI OLEH ANDI ASRIADI AP"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI DAYA SAING PENGRAJIN SUTERA

KABUPATEN WAJO

SKRIPSI

OLEH

ANDI ASRIADI AP

105710224915

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

(2)

ii

STRATEGI DAYA SAING PENGRAJIN SUTERA

KABUPATEN WAJO

SKRIPSI

ANDI ASRIADI AP

NIM: 105710224915

Skripsi ini disusun sebagai tugas akhir penyelesaian studi

Mahasiswa pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

MAKASSAR

(3)

iii

PERSEMBAHAN

Karya Ilmiah ini kupersembahkan untuk keluarga terutama kedua orang tuaku yang tercinta Bapak Andi Poci dan Ibu Indo Tang yang selalu memberi doa, memberi motivasi dan memberi dukungan sepenuhnya. Serta kedua dosen pembimbing saya yang senantiasa membimbing, memberikan saran dan motivasi sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi.

MOTTO HIDUP

“SesungguhnyaAllah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada dirinya sendiri”

(4)
(5)
(6)
(7)

vi

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Strategi Daya Saing Pengrajin Sutera Kabupaten Wajo”

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Andi Poci dan Indo Tang yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tanpa pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula penghargaan setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

(8)

vii

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M. Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, SE., M.Si selaku ketua jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA., selaku pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi dapat diselesaikan.

5. Bapak Abdul Muttalib, SE., MM., selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Para staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan angkatan 2015 yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.

9. Terima kasih untuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

(9)

viii

para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul Khairat, Wassalamualaikum Wr.Wb

Makassar, Maret 2021

(10)

x

ABSTRAK

Andi Asriadi AP, 2020. Strategi Daya Saing Pengrajin Sutera Kabupaten

Wajo, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing IH. Mahmud Nuhung, dan pembimbing II Abdul Muttalib.

Penelitian ini dilatarbelakangi melihat kondisi persaingan industri sutra yang semakin ketat. Pengetahuan para pelaku industri sutra sebagai industri rumahan tentang pentingnya strategi daya saing dan peningkatan kualitas produk yang dihasilkan perlu di tingkatkan mengingat usaha kecil adalah tulang punggung perekonomian suatu negara. Dengan membina industri sutra yang ada di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Wajo wajib mendampingi para pelaku industri sutra untuk mampu bersaing dengan menyusun strategi daya saing untuk dapat menciptakan produk dengan biaya produksi rendah, unggul, unik, berbeda dan fokus menciptakan pasar tersendiri terhadap usaha yang dijalankan oleh para pelaku industri sutra.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi daya saing industri sutra cukup baik jika dilihat dari 3 aspek strategi yaitu cost leadership (biaya rendah termasuk biaya produksi, alat dan bahan baku), differentiation (menciptakan produk yang berbeda dan unik), dan focus (target pembeli, segmen produk dan lokasi pemasaran). Terutama pada tipe diferensiasi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Wajo lebih unggul dalam strategi ini. Hal ini dapat dilihat dari bentuk pembinaan, pelatihan, bimbingan teknis maupun workshop kewirausahaan yang diikuti oleh para pelaku industri sutra sudah memberikan efek positif bagi beberapa pelaku industri sutra yang ada di Kabupaten Wajo.

(11)

xi

ABSTRACK

Andi AsriadiI AP, 2020.The Competitiveness Strategy of Wajo Regency Silk

Craftsmen, Thesis, Faculty of Economics and Business, Department of Development Economics, University of Muhammadiyah Makassar. Supervised by supervisor IH. Mahmud Nuhung. and supervisor II Abdul Muttalib.

This research was motivated by the increasingly competitive conditions of the silk industry. Knowledge of the silk industry players as a cottage industry about the importance of power strategies and improving the quality of the products produced needs to be improved considering that small businesses are the backbone of a country's economy. By fostering the silk industry in the Department of Industry, Trade, Cooperatives and SMEs of Wajo Regency, it is mandatory for the silk industry players to be able to compete by developing a competitive strategy to be able to create products with low production costs, superior, unique, different and focus on creating a market for businesses run by silk industry players.

The results showed that the competitiveness strategy of the silk industry was quite good when viewed from 3 strategic aspects, namely cost leadership (low costs including production costs, tools and raw materials), differentiation (creating different and unique products), and focus (target buyers, segments). products and marketing locations). In terms of differentiation, the Wajo Regency Industry, Cooperatives and SMEs are superior in this strategy. This can be seen from the form of coaching, training, technical guidance or entrepreneurship workshops attended by silk industry players which have had a positive effect on several silk industry players in Wajo Regency.

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN PERYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Tinjauan Teori ... 6

1. Tinjauan Tentang Strategi ... 6

2. Pengertian Daya Saing ... 10

3. Strategi Peningkatan Daya Saing ... 11

4. Teori Daya Saing ... 12

B. Tinjauan Empiris ... 22

C. Kerangka Konsep ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A. Jenis Penelitian ... 27

B. Fokus Penelitian ... 27

C. Lokasi Penelitian ... 27

(13)

xiii

E. Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 32

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 32

1. Profil Dinas ... 35

2. Visi dan Misi... 36

3. Strategi dan Kebijakan Umum ... 41

B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) ... 43

1. Strategi Keunggulan Biaya ... 44

2. Strategi Diferensiasi ... 50 3. Strategi Fokus ... 55 BAB V PENUTUP ... 62 A. Kesimpulan ... 62 B. Saran ... 63 DAFTAR PUSTAKA ... 64 LAMPIRAN

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan regional merupakan bagian yang penting dalam pembangunan nasional.Karena itu diharapkan bahwa hasil pembangunan dapat terdistribusi dan dialokasikan ke tingkat regional.Untuk mencapai keseimbangan regional terutama dalam perkembangan ekonominya maka diperlukan beberapa kebijaksanaan dan program daerah yang mengacu pada Kebijaksanaan regional atau perwilayahan.

Masa otonomi daerah saat ini setiap daerah diberi kewenangan untuk mengelola daerahnya sendiri sesuai dengan potensi dan kemampuan daerah tersebut. Pelaksanaan otonomi sebagai upaya yang tepat untuk menggali sumber-sumber pendapatan yang potensial, sehingga meskipun terdapat perbedaan-perbedaan antar daerah yang disebabkan oleh terbatasnya sarana dan prasarana, faktor geografis seperti perbedaan kesuburan tanah maupun kondisi daerah, hal tersebut tidak akan mengakibatkan perbedaan dalam kesejahteraan masyarakat.

Kesejahteraan masyarakat diperoleh dari pengembangan wilayah yang dilakukan dengan carapembangunan yang berkelanjutan. Konsep pembangunan berkelanjutan saat ini sudah menjadi tujuan dalam pembangunan dan pengembangan kabupaten/kota. Salah satu alat ukur konsep Kota yang berkelanjutan adalah tingkat daya saing antar wilayah. Semakin tinggi daya saing suatu Kota, maka semakin tinggi pula kesejahteraan masyarakatnya. Beberapa variabel yang diukur dalam pengukuran tingkat daya

(17)

2

saing adalah variabel perekonomian daerah, variabel infrastruktur dan sumber daya alam, serta variabel sumber daya manusia.

Pembangunan sektor industri, terutama usaha kecil yang telah dilakukan pemerintah telah membawa ke era industrialisasi bagi bangsa dan Negara Indonesia.Peranan industri kecil sangat penting dalam menciptakan kesempatan kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Di dalam mewujudkan demokrasi ekonomi, yaitu dalam rangka meningkatkan kemakmuran seluruh rakyat secara adil, selaras, merata, industri kecil mempunyai misi menciptakan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat, memperluas struktur usaha industri dan menumbuhkan budaya industri di lingkungan masyarakat, dan membina keberadaan serta kelangsungan hidup industri yang berkaitan dengan nilai-nilai budaya bangsa.

Sebagai salah satu bagian dari usaha kecil, industri tenun suteraKabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan merupakan sektor dominan antara industri lainnya.Provinsi Sulawesi Selatan merupakan sentra industri sutera yang terbesar diIndonesia, sementara Kabupaten Wajo memiliki unit usaha tenun terbanyak di antara kabupaten lainnya. Industri tersebut masih berupa usaha rumah tangga (home industry), dengan pangsa sebesar 8 persen dari total industri tenun yang ada. Pertenunan di Kota yang mempunyai julukan sebagai Kota sutra merupakan industri rumah tangga yang bertumbuh kembang dan berevolusi secara masif yang terlanjur menguasai hajat hidup sebagian besar masyarakat di Kabupaten Wajo. Seiring perkembangan zaman, saat ini persaingan usaha antar usaha satu dengan yang lainnya berjalan dengan pesat.Untuk dapat mempertahankan usaha yang dimiliki agar tetap

(18)

dapat berkembang dan bersaing dengan usaha-usaha lain diperlukan strategi daya saing dan diperlukan pemikiran yang inovatif, serta melakukan perbaikan-perbaikan segala unsur-unsur yang ada dalam perusahaan baik itu dari segi proses atau operasi, pemasaran, manajemen, kepemimpinan, dan lain-lain.

Masalah daya saing dalam kondisi saat ini merupakan tantangan yang tidak ringan bagi usaha-usaha yang ada terutama usaha kecil menengah, tanpa di bekali kemampuan dan keunggulan bersaing yang baik maka produk-produk yang di hasilkan tidak akan mampu bertahan atau bersaing dengan usaha-usaha lain.Memiliki daya saing yang tinggi, kini bukan lagi sekedar kebutuhan melainkan suatu keharusan.Karena tanpa daya saing yang tinggi, mustahil suatu bisnis dapat bertahan, apalagi memenangkan persaingan.

Tuntutannya menjadi sangat strategis, terutama bila eksistensi bukan merupakan pilihan yang di ambil, tetapi memenangkan persaingan yang justru diharapkan untuk dicapai.Salah satu ciri yang menonjol dari adanya persaingan global saat ini adalah berkembangnya teknologi informasi yang cepat.Hal ini menjadikan siapa saja pelaku usaha dapat dengan mudah mengakses informasi usaha tanpa dibatasi ruang dan waktu. Bagi konsumen, mereka dengan leluasa mendapatkan informasi pasar, memilki banyak referensi produk, dan bias menentukan pilihan produk yang berkualitas sesuai yang mereka harapkan. Dengan demikian pada saat sekarang dan masa mendatang konsumen akan memegang peran yang sangat strategis. Oleh karena itu tidak ada pilihan yang lain bagi perusahaan yang ingin bertahan dalam persaingan global selain harus bisa menghasilkan produk yang berkualitas yang diterima konsumen. Saat ini situasi persaingan global yang semakin kompetitif, persoalan kualitas produk menjadi isu sentral bagi setiap perusahaan.

(19)

4

Kemampuan perusahaan untuk menyediakan produk yang berkualitas akan menjadi senjata untuk memenangkan persaingan, karena dengan memberikan kualitas produk berkualitas, kepuasan konsumen akan tercapai.

Kualitas produk telah menjadi tema universal dalam perekonomian global dan terus menentukan dinamika persaingan dibanyak industri.Saat ini, kualitas produk merupakan hal penting di semua lingkungan industri.Mempunyai usaha yang maju, mapan, dan mempunyai prospek yang bagus dalam segala kondisi merupakan harapan setiap pengusaha. Namun, keadaan saat tertentu memaksa para pengusaha untuk dapat berpikir dan bertindak lebih kritis dan inovatif dalam menghadapi persaingan, baik antara satu jenis usaha yang sama atau dengan usaha yang lainnya. Kondisi tersebut sekarang telah dialami oleh pengrajin sutera Kabupaten Wajo yakni dalam strategi daya saing.

Dengan munculnya berbagai produk sarung ala modern yang beraneka ragam, yang disuplai kebanyakan grosir sarung dari luar daerah, seperti pulau jawa, Kalimantan, dan lainnya.Secara tidak langsung telah mempengaruhi pergerakan pasar sarung sutra sengkang sehingga pasaran grosir kain ini menjadi lesu. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan tersebut penulisbermaksud mengadakan penelitian dengan judul “Strategi Daya

SaingPengrajin Sutera Kabupaten Wajo”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian inisebagai berikut:

(20)

1. Bagaimana strategi keunggulan biaya (cost advantage) industri sutera di Kabupaten Wajo.

2. Bagaimana strategi diferensiasi industri sutera di Kabupaten Wajo. 3. Bagaimana strategi fokus industri sutera di Kabupaten Wajo.

C.Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui strategi keunggulan biaya industri sutera di Kabupaten Wajo.

2. Untuk mengetahui strategi diferensiasi industri sutera di Kabupaten Wajo. 3. Untuk mengetahui strategi fokus industri sutera di Kabupaten Wajo.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yaitu : 1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumbangan yang bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai manajemen strategi yang dapat digunakan untuk mahasiswa yang menggeluti program studi ekonomi pembangunan.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberi kontribusi dan umpan balik kepada pemerintah Kabupaten Wajo beserta elemen-elemen yang terkait

(21)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Tinjauan Tentang Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa yunani kuno yang berarti seni berperang atau kepemimpinan dalam ketentaraan.Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju.Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan tertentu.Strategi pertama kali digunakan dalam dunia militer.Sedangkan organisasi baru mulai mengadopsinya pada pertengahan tahun 60-70 an. Salah satu alasan pentingnya mempelajari strategi adalah strategi sebagai suatu kerangka kerja (Frame Work) dapat digunakan untuk menyelesaikan setiap masalah yang ada dalam suatu organisasi atau industri, terutama yang berkaitan dengan persaingan.

Menurut Stainer dan Miner (1997:4) mendefinisikan bahwa strategi berarti jenderal. Oleh karena itu, secara harfiah berarti seni para jenderal. Secara khusus, strategi adalah penempatan misi perusahaan atau organisasi, penempatan sasaran organisasi dengan mengikat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan strategi tertentu untuk mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai.Menurut Barry dalam Tedjo Tripomo (2005:17) menyatakan bahwa strategi adalah rencana tentang apa yang ingin dicapai atau hendak menjadi apa suatu organisasi di masa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai yang diinginkan. Sedangkan menurut Bateman dalam Tedjo

(22)

Tripomo (2005:17) Strategi adalah pola tindakan dan alokasi sumber daya yang dirancang untuk mencapai tujuan organisasi.

Menurut dua pakar strategi Hamel dan Prahalad (1995:14) menjelaskan bahwa strategi merupakan tindakan incremental(senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan demikian, strategi selalu dimulai dari apa yang terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti didalam bisnis yang dilakukan.

Sedangkan menurut Bryson (2001:189) dalam bukunya perencanaan strategis bagi organisasi sosial memberikan definisi strategi sebagai pola tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan atau alokasi sumber daya yang mendefinisikan bagaimana organisasi itu, apa yang dikerjakan organisasi, dan mengapa organisasi harus mengerjakannya.

Menurut Lawrence R. Jauch & W.F Glueck (1998:74) strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengkaitkan keunggulan strategi industri dengan tantangan lingkungan dan yang dapat dirancang untuk memastikan tujuan utama industri dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi adalah pola, tujuan, kebijakan, program, tindakan, keputusan, dan alokasi sumber daya organisasi untuk mencapai sasarannya melalui hubungan yang efektif dengan lingkungan dalam kondisi yang paling menguntungkan.

Untuk mengetahui secara detail konsep yang berhubungan dengan strategi dijelaskan sebagai berikut:

(23)

8

1. Strategi adalah perencanaan (plan)

Konsep strategi tidak lepas dari aspek perencanaan, arahan atau acuan gerak langkah industri untuk mencapai suatu tujuan di masa depan. Akan tetapi, tidak selamanya strategi adalah perencanaan ke masa depan yang belum dilaksanakan. Strategi juga menyangkut segala sesuatu yang telah dilakukan sebelumnya.

2. Strategi adalah pola (Patern)

Strategi adalah pola (strategy is patern), yang selanjutnya disebut sebagai intended strategy, karena belum terlaksana dan berorientasi ke masa depan. Atau disebut juga sebagai realized strategy karena telah dilakukan oleh industri.

3. Strategi adalah posisi (position)

Yaitu memposisikan produk tertentu ke pasar tertentu yang dituju strategi sebagai posisi yang cenderung melihat ke bawah, yaitu ke suatu titik bidik di mana suatu produk tertentu bertemu dengan pelanggan, dan melihat keluar yaitu meninjau berbagai aspek lingkungan eksternal. 4. Strategi adalah perspektif (perspektif)

Jika dalam arti pola dan posisi cenderung melihat ke bawah dan keluar, maka sebaliknya dalam perspektif cenderung melihat ke dalam yaitu ke dalam organisasi, dan ke atas yaitu melihat grand vision dari industri.

5. Strategi adalah permainan (play)

Di dalam arti ini, strategi adalah suatu manuver tertentu untuk memperdaya lawan atau pesaing, suatu merek kedua agar posisinya

(24)

tetap kukuh dan tidak tersentuh, karena merek-merek pesaing akan sibuk berperang melawan kedua tadi.

Strategi telah diartikan sebagai aktivitas yang terlaksana secara sosial dan sesuai dengan situasi yang ada.Sedangkan penyusunan strategi mencakup aksi-aksi, interaksi-interaksi, dan negosiasi dari banyak pihak, serta menyangkut praktek-praktek tertentu yang mereka pakai dalam melakukan kegiatan tersebut.

Untuk memahami makna strategi, dapat di pahami dalam enam konsep utama sebagai berikut:

1. Strategi sebagai alat dalam menentukan tujuan industri, dalam pengertian tujuan jangka panjang

2. Strategi sebagai penentu domain daya saing industri yang biasanya menentukan upaya untuk menjawab pertanyaan apa bisnis kita saat ini, dana apa bisnis yang seharusnya yang kita geluti.

3. Strategi sebagai suatu bentuk respon terhadappeluang dan tantangan dari luar industri, respon terhadap kekuatan dan kelemahan dari dalam industri untuk mencapai daya saing.

4. Strategi sebagai system yang logis untuk membedakan tugas manajerial pada tingkatan industri, bisnis, dan pada tingkatan fungsional.

5. Strategi sebagai penentuan kontribusi yang bersifat ekonomi dan non ekonomi dari industri kepada stakeholdernya.

Selanjutnya untuk lebih mengetahui tentang strategi, berikut dijelaskan tentang tipe-tipe strategi yang diklasifikasikan menjadi 4 tipe, yaitu:

1. Corporate strategy (strategi organisasi) strategi ini berkaitan dengan perumusan misi, tujuan, nilai-nilai, dan inisiatif-inisiatif, strategi yang baru.

(25)

10

2. Program strategy (strategi program) strategi ini lebih memberikan perhatian pada implikasi-implikasi strategi dari suatu program baru.

3. Resource support strategy (strategi pendukung sumber daya) strategi ini memusatkan pada memaksimalkan pemanfaatan sumber-sumber daya esensial yang tersedia guna meningkatkan kualitas kinerja organisasi. 4. Institusional strategy (strategi kelembagaan) fokus dari strategi ini adalah

mengembangkan kemampuan organisasi untuk melaksanakan inisiatif-inisiatif strategi.

2. Pengertian Daya Saing

Menurut ilmu ekonomi, daya saing pada tingkat mikro sering diartikan sebagai kemampuan suatu industri menguasai, meningkatkan dan mempertahankan suatu posisi pasar, kemampuan suatu industri mengatasi perubahan dan persaingan pasar dalam memperbesar dan mempertahankan keuntungannya, pangsa pasar, dan ukuran bisnisnya (skala usahanya). Suatu industri dikatakan mempunyai keunggulan bersaing bila memiliki sesuatu yang lebih dari pesaingnya dalam menarik dokumen dan mempertahankan diri atas kekuatan persaingan yang mencoba menekankan industri. Sumber keunggulan bersaing dapat berupa produk terbaik di pasar, memberikan pelayanan yang paling hebat, memberikan harga jual yang paling murah, lokasi yang paling strategis, teknologi yang tepat guna, atribut yang sesuai dengan kehendak konsumen, memasarkan produk baru paling cepat, merek dan reputasi yang sudah teruji, dan memberikan nilai barang yang lebih besar daripada uang yang dikeluarkan konsumen.

(26)

3. Strategi Peningkatan Daya Saing

Ada tiga macam nilai utama yang harus bisa dipenuhi oleh perusahaan suatu produk untuk dapat meningkatkan daya saingnya, yaitu antara lain: 1. Operational Excellence

Operationsl excellence merupakan suatu nilai dimana produsen harus selalu menjaga efisiensi dan meningkatkan kualitas dari system atau proses penghasil produk maupun sistem pelayanan yang diberikan untuk senantiasa dapat memuaskan konsumen. Kepuasan konsumen akan kualitas serta layanan yang diberikan oleh brand dari suatu produk, akan membuat sulitnya konsumen beralih pada brand lain.

2. Customer Intimacy

Customer intimacy merupakan suatu nilai dimana produsen harus dapat memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen. Suatu produk/jasa yang baik, tidak hanya sekedar memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dasar dari konsumen tapi sebaliknya juga dapat memenuhi apa yang menjadi kebutuhan yang mendalam dari konsumen yaitu kebutuhan yang dapat dirasakan konsumen setelah nilai guna barang tersebut digunakan, konsumen menyadari bahwa produk/jasa itu dapat memenuhi kebutuhan maupun harapannya akan sebuah produk/jasa yang bermutu. Untuk itu diperlukan inovasi terus-menerus agar nilai yang ditawarkan suatu produk selalu dapat menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen, bahkan, melebihi apa yang menjadi harapan konsumen.

(27)

12

3. Product Leadership

Product leadership merupakan nilai yang harus dianut produsen dengan mendasarkan atas keunggulan untuk terus-menerus melakukan inovasi pada produk maupun jasa yang dihasilkan sehingga dapat selalu menjadi leader dalam industrinya.Nilai semacam ini menuntut kreativitas yang tinggi serta kecepatan dalam membaca kebutuhan pasar, terutama kebutuhan konsumen.

4. Teori Daya Saing

a. Perkembangan Teori Dan Konsep Daya Saing

Analisis tentang daya saing antar bangsa (antar Negara) telah dilakukan sejak sebelum ilmu ekonomi lahir, tepatnya sejak zaman markantilisme. Pada masa itu, analisis tentang daya saing antar wilayah lebih difokuskan untuk mengamati pola perdagangan atau perdagangan antar bangsa.Berdasarkan konsep markantilisme, suatu bangsa dikatakan lebih baik apabila daya saing yang diciptakannya berdaya saing. Dibandingkan bangsa lain bila melakukan perdagangan dengan bangsa yang lain selalu mengalami surplus, oleh karena itu faktor yang mempengaruhi daya saing adalah bagaimana menghasilkan produk yang kompetitif sehingga bisa diekspor kebangsa lain dan impor dari bangsa yang lain adalah seminimal mungkin.

Konsep daya saing selanjutnya dikembangkan oleh Adam Smith, atau lebih dikenal dengan teori klasik. Dasar konsep dari teori klasik adalah bahwa perdagangan internasional merupakan sumber pertumbuhan, oleh karena itu daya saing menjadi sangat penting bagi suatu bangsa. Suatu bangsa akan lebih baik melakukan spesialisasi pada

(28)

keunggulan (daya saingnya) dan untuk memenuhi kebutuhannya dilakukan dengan berdagang dengan bangsa lain. Bila hal demikian terjadi maka kemakmuran dunia akan meningkat. Menurut konsep ini sumber daya saing suatu bangsa terletak pada investasi yang mampu meningkatkan teknologi dan meningkatkan keahlian tenaga kerja.Konsep ini berkembang terus sampai pada masa neo-klasik, Keynesian, dan teori pertumbuhan ekonomi baru (New Economic Growth Theory).Konsep ini pada intinya menyatakan bahwa beberapa faktor pokok yang mempengaruhi daya saing adalah pengeluaran untuk penelitian dan pengembangan, inovasi, tingkat pendidikan, pengeluaran investasi pada modal manusia, dan tingkat efektivitas dari desiminasi pengetahuan.

Pada masa selanjutnya, analisis konsep daya saing kebanyakan terfokus pada konsep daya saing kompetitif.Salah satu faktor yang melatar belakangi munculnya konsep ini adalah munculnya pola perdagangan yang tidak sesuai dengan teori neo-klasik maupun teori pertumbuhan ekonomi baru.Salah satu tokoh penting dalam teori keunggulan kompetitif antar bangsa adalah Michael E. Porter.Dalam tulisannya Porter menyatakan bahwa daya saing kompetitif suatu bangsa merupakan akumulasi dari daya saing industry.

b. Teori Daya Saing Porter

Daya saing menurut Michael Porter adalah produktivitas yang didefinisikan sebagai output yang dihasilkan oleh tenaga kerja. Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara memperoleh keunggulan daya saing jika industri yang ada di negara tersebut kompetitif.

(29)

14

Menurut Michael Porter, pada dasarnya ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya saing suatu Negara, yaitu:

1. Strategi, struktur, dan tingkat persaingan industri

Strategi, struktur, dan tingkat persaingan industri, yaitu bagaimana unit-unit usaha di dalam suatu terbentuk, di organisasikan, dan dikelola, serta bagaimana tingkat persaingan dalam negaranya.

a. Sumber daya di suatu Negara

Sumber daya di suatu Negara, yaitu bagaimana ketersediaan sumber daya di suatu Negara, yakni sumber daya manusia, bahan baku, pengetahuan, modal, infrastruktur. Ketersediaan tersebut menjadi penentu perkembangan industri di suatu Negara.Ketika terjadi kelangkaan pada salah satu jenis faktor tersebut maka investasi industri di suatu Negara menjadi investasi yang mahal.

b. Permintaan domestik

Permintaan domestik yaitu, bagaimana permintaan di dalam negeri terhadap produk atau layanan industri di Negara tersebut.Permintaan hasil industri, terutama permintaan dalam negeri, merupakan aspek yang mempengaruhi arah pengembangan faktor awalan keunggulan kompetitif sektor industri.Inovasi kemajuan teknologi dapat terinspirasi oleh kebutuhan dan keinginan konsumen. c. Keberadaan industri terkait

Keberadaan industri terkait dan pendukung.Yaitu keberadaan industri pemasok atau industri pendukung yang mampu bersaing secara internasional. Faktor ini menggambarkan hubungan dan dukungan antar industri, dimana ketika suatu industri memiliki

(30)

keunggulan kompetitif, maka industri-industri pendukungnya juga akan memilki keunggulan kompetitif.

d. Kesempatan

Kesempatan, yaitu perkembangan yang di luar kendali industri-industri dan biasanya juga di luar kendali pemerintah suatu bangsa, seperti misalnya penemuan baru, terobosan teknologi dasar, perkembangan teknologi eksternal, dan perubahan besar dalam permintaan pasar asing.

e. Pemerintah

Pemerintah yakni pemerintah pada semua tingkatan pemerintahan dapat meningkatkan dan memperlemah keunggulan nasional Peran Pemerintah terutama dalam membentuk kebijakan yang mempengaruhi komponen-komponen dalam Diamond Porter.Misalnya, kebijakan anti-trustmempengaruhi persaingan nasional.Regulasi dapat mengubah faktor permintaan (misalnya regulasi terkait subsidi BBM).Kebijakan pemerintah yang mendukung pendidikan dapat mengubah kondisi faktor produksi.Belanja pemerintah dapat merangsang industri terkait dan pendukung.

Berlian Porter adalah model yang diciptakan oleh Michael Porter untuk membantu kita dalam memahami konsep keunggulan kompetitif suatu Negara yang semakin populer dalam dunia yang semakin mendewa-dewakan kompetisi saat ini. Berbeda dengan konsep keunggulan komparatif yang menyatakan bahwa suatu Negara tidak perlu menghasilkan suatu produk apabila produk tersebut telah dapat dihasilkan oleh Negara lain dengan lebih baik, unggul dan efisien secara alami, konsep keunggulan

(31)

16

kompetitif adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa kondisi alami tidaklah perlu untuk dijadikan penghambat karena keunggulan pada dasarnya dapat diperjuangkan dan ditandingkan dengan berbagai perjuangan atau usaha. Dan keunggulan suatu Negara bergantung pada kemampuan-kemampuan perusahaan didalam Negara tersebut untuk berkompetisi dalam menghasilkan produk yang bersaing di pasar.

Kembali ke berlian porter, berlian ini dari empat determinan utama yang membentuk model seperti berlian. Dalam hubungannya, keempat determinan ini saling menguatkan satu sama lain. Unsur-unsur ini adalah sebagai berikut: kondisi faktor produksi, kondisi permintaan, industri-industri yang berkaitan dan mendukung, dan strategi, struktur, dan persaingan perusahaan.

Kondisi faktor produksi dibagi menjadi dua, yaitu yang biasa dan yang terspesialisasi.Yang biasa adalah faktor-faktor produksi yang diwarisi secara alami seperti kekayaan sumber daya alam, tanah, dan tenaga kerja yang belum terlatih.Sedangkan yang terspesialisasi adalah faktor-faktor produksi yang tidak terdapat secara alami, melainkan harus diciptakan terlebih dahulu.Contoh dari faktor produksi yang terspesialisasi adalah teknologi dan tenaga kerja yang terlatih.Kondisi faktor produksi dikatakan baik apabila jumlah faktor produksi yang dimiliki ada banyak dan perbandingan antara faktor produksi biasa dengan faktor produksi terspesialisasi adalah proporsional. Semakin baik kondisi faktor produksi yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan di dalam suatu Negara, maka akan semakin kompetitif Negara tersebut.Kondisi permintaan dikatakan dapat menaikkan kompetivitas apabila kondisi permintaan tersebut adalah mutakhir.Yang

(32)

dimaksud dengan permintaan mutakhir disini adalah kecenderungan untuk selalu menuntut, menuntut, dan menuntut agar produk yang dihasilkan terus di inovasi supaya bisa memuaskan kebutuhan para demander.Cara kerja kondisi permintaan dalam menaikkan kompetitivitas dapat dianalogikan dengan analogi kusir, cambuk, dan kuda.Produsen atau perusahaan disini diibaratkan sebagai kuda yang harus menghasilkan tenaga kuda, sedangkan demander atau konsumen diibaratkan sebagai kusir yang menikmati tenaga kuda yang dihasilkan oleh kuda tersebut.Cambuk adalah perumpamaan untuk kondisi permintaan dari konsumen.

Asumsikan bahwa kuda dikatakan semakin kompetitif apabila kuda tersebut dapat menghasilkan tenaga kuda yang semakin besar. Apabila kusir menghendaki tenaga kuda yang lebih besar agar kuda dapat berlari lebih cepat, maka sang kusir tinggal menggunakan cambuknya untuk memaksa sang kuda untuk agar menghasilkan tenaga yang lebih besar. Ini bisa disebut memaksa, namun juga bisa disebut merangsang. Alhasil kuda akan menghasilkan tenaga yang semakin besar, yang berarti kompetitivitas kuda tersebut akan meningkat pula.

Selanjutnyaadalah industri-industri yang berkaitan dan mendukung.Kompetitivitas dapat meningkat apabila industri-industri yang berkaitan dan mendukung memusatkan diri mereka dalam satu kawasan. Hal ini akan menghemat biaya komunikasi, ongkos gudang penyimpanan, ongkos transportasi, serta akan meningkatkan arus pertukaran informasi. Sebagai contoh adalah hubungan antara pabrik tempe dengan petani kedelai. Apabila jarak antara lahan pertanian kedelai dekat dengan pabrik tempe, maka hal ini akan menghemat ongkos transportasi oleh karena jarak

(33)

18

yang dekat. Ongkos gudang penyimpanan juga dapat direduksi oleh petani kedelai karena hasil panen kedelai tidak perlu disimpan terlebih dahulu digudang karena dapat dikirm ke pabrik untuk langsung diolah. Dari segi komunikasi juga akan menguntungkan karena jarak yang relatif dekat berakibat biayanya akan menjadi lebih murah. Hal ini akan meningkatkan arus pertukaran informasi diantara petani kedelai dengan pabrik tempe, sehingga akan meningkatkan pengembangan produk masing-masing. Petani kedelai akan mengetahui kedelai macam apa yang paling dibutuhkan oleh pabrik tempe.

Sedangkan pabrik tempe juga akan mengetahui dan dapat memilih jenis kedelai mana yang paling cocok dengan orientasi produksinya dan bagaimana cara mengolahnya, sehingga kualitas produksi tempe juga dapat menjadi optimal. Berbagai macam keuntungan ini diyakini dapat meningkatkan kompetitivitas perusahaan.Yang paling akhir adalah strategi, dan persaingan perusahaan. Strategi dan struktur yang diterapkan perusahaan akan menentukan kompetitivitasnya. Hal ini lebih menyangkut kepada konteks waktu dan budaya dimana perusahaan itu berada.Tidak semua perusahaan cocok menggunakan strategi dan struktur tertentu. Perusahaan dituntut agar dapat menerapkan strategi dan struktur yang paling tepat dengan keadaan yang dialami agar dapat survive terhadap kondisi sekitarnya. Selain itu, persaingan antar perusahaan juga dapat meningkatkan kompetitivitas perusahaan karena dengan adanya persaingan, maka dipastikan akan ada usaha ekstra dari perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya agar dapat, sekali lagi survivedalam kompetisi.Selain keempat determinan diatas, masih ada dua unsur lagi yang

(34)

berada diluar berlian porter, namun kedua unsur ini memiliki pengaruh pada keempat determina tersebut.Kedua unsur tersebut adalah pemerintah dan kesempatan.Pemerintah dapat mempengaruhi keempat determinan diatas lewat kebijakan-kebijakannya.Sebagai contoh adalah pemerintah dapat mengorganisir industri-industri yang saling mendukung dan memiliki keterkaitan dengan memfasilitasi berdirinya kawasan sentra dagang.Unsur kesempatan memberikan dampak yang cukup signifikan pada keempat determinan berlian porter, meskipun unsur yang satu ini tidak dapat diprediksi dengan tepat keberadaan dan pergerakannya.

Strategi bersaing generic adalah pendekatan yang dilakukan untuk mengungguli pesaing-pesaingnya dalam industri, dimana dalam struktur industri tertentu berarti industri dapat memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi sementara di lain pihak keberhasilan dalam salah satu dari strategi generic perlu dilakukan peningkatan untuk memperoleh penerimaan yang layak dalam situasi tertentu.

Strategi jangka panjang seharusnya diperoleh dari suatu usaha industri untuk mencari keunggulan berstandarkan salah satu dari tiga strategi generik. Strategi generic tersebut adalah:

1. Strategi keunggulan biaya (Cost Leadership)

Strategi ini untuk mendapatkan biaya diperlukan kontruksi agresif dari fasilitas yang efisien serta usaha yang giat untuk mencapai penurunan biaya yang disebabkan oleh pengalaman pengendalian biaya dari overhead yang ketat serta meminimalkan biaya-biaya dalam bidang litbang, pelayanan, armada penjualan, periklanan dan lain-lain. Biaya yang relatif lebih rendah dari pesaingnya akan menjadi faktor utama yang menjiwai keseluruhan

(35)

20

strategi pemasaran, meskipun mutu pelayanan dan bidang-bidang jasa yang lainnya tidak dapat diabaikan. Porter berpendapat bahwa dengan memiliki biaya rendah akanmembantu industri mendapatkan laba diatas rata-rata dan memberikan industri tersebut ketahanan dari para pesaing. Memungkinkan industri untuk tetap mendapatkan laba setelah para pesaingnya mengorbankan laba mereka dari persaingan. Posisi biaya yang lebih rendah biasanya menempatkan industri pada posisi yang menguntungkan dalam menghadapi produk atau jasa pengganti, sehingga posisi biaya rendah dapat melindungi industri dari lima kekuatan persaingan karena kekuatan tawar-menawar hanya akan terus mengikis laba sampai para pesaing mengalah. Investasi seperti ini merupakan prasyarat untuk mempertahankan posisi biaya rendah.

2. Strategi diferensiasi

Strategi ini untuk mendiferensiasikan produk atau jasa yang ditawarkan oleh industri dengan menciptakan suatu produk atau jasa baru yang dirasakan oleh seluruh industri sebagai sesuatu yang unik. Pendekatan ini bukan hanya untuk meningkatkan mutu fisik dari produk atau jasa saja, tetapi juga menciptakan tertentu bagi pembeli. Strategi ini merupakan strategi yang baik untuk menghasilkan keuntungan diatas rata-rata dalam suatu industri, karena strategi ini menciptakan posisi yang aman untuk lima kekuatan persaingan meskipun caranya berbeda dengan strategi keunggulan biaya menyeluruh. Penggunaan strategi ini bukan berarti bahwa industri mengabaikan faktor biaya, tetapi bukanlah target utama. Diferensiasi terkadang akan menghambat pencapaian tujuan untuk memperoleh bagian pasar yang tinggi, karena hal ini dapat mengakibatkan produk yang

(36)

dihasilkan eksklusif dan tidak semua pelanggan mampu atau mau membayar dengan harga yang tinggi.

3. Strategi fokus

Strategi generic yang terakhir adalah fokus, memusatkan pada kelompok pembeli, segmen lini produk, atau pasar geografis tertentu. Jika strategi biaya rendah dan diferensiasi ditujukan untuk mencapai sasaran mereka dikeseluruhan industri, maka strategi fokus dibangun untuk melayani target tertentu secara baik. Strategi ini didasarkan pada pemikiran bahwa industri dengan demikian akan mampu melayani target strategisnya yang sempit secara lebih efektif dan efisien ketimbang pesaing yang lebih luas. Sebagai akibatnya, industri akan mencapai diferensiasi karena mampu memenuhi kebutuhan target tertentu dengan lebih baik atau mencapai biaya yang lebih rendah dalam melayani target ini atau bahkan mencapai kedua-duanya. Meskipun strategi fokus tidak mencapai biaya rendah atau diferensiasi dari segi pandang pasar sebagai keseluruhan strategi ini, sesungguhnya mencapai salah satu atau kedua posisi tersebut ditarget pasarnya yang lebih sempit

Ketiga strategi generic diatas merupakan pendekatan yang alternatif yang dapat digunakan untuk menanggulangi kekuatan-kekuatan persaingan.Industri harus mengambil langkah-langkah untuk mencapai keunggulan biaya, mengarahkan dirinya pada target tertentu (fokus) atau mencapai kekhasan tertentu (diferensiasi).

(37)

22

B. Tinjauan Empiris

Dalam mendukung penelitian yang dilakukan pada industri tenun sutera di Kabupaten Wajo, maka ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian terdahulu bertujuan untuk membandingkan dan memperkuat atas hasil analisis yang dilakukan, sebagai berikut :

1. Jaka Sriyana (2010) “Strategi Pengembangan UKM (Studi Kasus di

Kabupaten Bantul)”. Dari hasil analisis permasalahan yang dihadapi UKM

Bantul adalah : a. Pemasaran

b. Modal dan pendanaan

c. Inovasi dan pemanfaatan teknologi informasi d. Pemakaian bahan baku

e. Peralatan produksi

f. Penyerapan dan pendanaan tenaga kerja g. Rencana pengembangan usaha

2. Hery Kristian (2014) “Strategi pemasaran usaha mikro kecil menengah dalam

mengembangkan usaha (studi kasus pada usaha kerajinan rotan swaka karya)”. Dari hasil analisis hambatannya adalah pada pemasaran yang

kurang tepat untuk diterapkan dalam pengembangan usaha.

3. Dwi Iriyani (2015) “Penguatan dan Peningkatan daya saing UMKM sebagai

strategi menghadapi MEA”.Dari hasil analisis permasalahannya yaitu

kurangnya strategi untuk menciptakan berbagai produk unggulan dengan ciri khas produk tersebut dan perlu peningkatan SDM yang inovatif.

(38)

4. Darwanto (2013) “Peningkatan daya saing UMKM berbasis inovasi dan

kreatifitas”.Dari hasil analisis permasalahannya adalah kurangnya

perlindungan terhadap hak cipta atas inovasi dan kreatifitas.

5. Badriyah Mufidatun (2005) “Strategi bersaing pada bauran pemasaran PT

Sunan Drajat Lamongan”.Dari hasil analisis diketahui bahwa PT Sunan

Drajat Lamongan selama ini menggunakan strategi :

a. Menciptakan mekanisme peningkatan efesiensi yang terus-menerus dalam pemanfaatan sumber daya perusahaan,

b. Melakukan peningkatan kualitas produk yang berkesinambungan melalui program penelitian dan pengembangan untuk menciptakan terobosan yang kreatif dan inovatif.

c. Mencapai nilai sinergi yang optimal

d. Mengembangkan budaya perusahaan berdasarkan nilai-nilai saling percaya, kebersamaan dan keunggulan untuk mendorong pertumbuhan integritas pribadi dan profesionalisme sumber daya manusia sebagai aset utama dalam mencapai target sejalan dengan visi dan misi, persaingan yang terjadi antara PT Sunan Drajat Lamongan dan PT Polowijo Gresik yang cukup tajam karena sama-sama memproduksi pupuk alam, letak perusahaan yang tidak jauh, pangsa pasar yang hampir sama. Untuk itu sebaiknya PT Sunan Drajat Lamongan menggunakan

strategis market challenger (penantang pasar) dengan strategi

penyerangan ke samping, yaitu serangan yang ditujukan pada kelemahan yang ada pada pesaing, diantaranya promosi, harga dan pengembangan.

(39)

24

C. Kerangka Konsep

Strategi peningkatan daya saing industri oleh pemerintah pusat maupun daerah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia oleh karena itu dibutuhkan agar setiap usaha masyarakat dapat terus berkembang dan memiliki keunggulan masing-masing diberbagai bidang.Oleh karena itu diperlukan pembinaan yang mengarah pada teori strategi daya saing yang dapat meningkatkan produktivitas industri sutera di Kabupaten Wajo. Strategi generic dari Michael Porter berasumsi bahwa sebuah industri dalam hal ini industri sutera Wajo yang menjalankan tiga strateginya akan meningkatkan daya saingnya dan tetap akan eksis dalam persaingannya. Strategi generic dapa dibagi atas beberapa poin yaitu:

1. Strategi Keunggulan Biaya (Cost Leadership)

untuk mendapatkan biaya diperlukan kontruksi agresif dari fasilitas yang efisien serta usaha yang giat untuk mencapai penurunan biaya yang disebabkan oleh pengalaman pengendalian biaya dari overhead yang ketat serta meminimalkan biaya-biaya dalam bidang litbang, pelayanan, armada penjualan, periklanan dan lain-lain. Biaya yang relatif lebih rendah dari pesaingnya akan menjadi faktor utama yang menjiwai keseluruhan strategi pemasaran, meskipun mutu pelayanan dan bidang-bidang jasa yang lainnya tidak dapat diabaikan. Porter berpendapat bahwa dengan memiliki biaya rendah akan membantu industri mendapatkan laba diatas rata-rata dan memberikan industri tersebut ketahanan dari para pesaing. Memungkinkan industri untuk tetap mendapatkan laba setelah para pesaingnya mengorbankan laba mereka dari persaingan. Posisi biaya yang lebih rendah biasanya menempatkan industri pada posisi yang menguntungkan dalam

(40)

menghadapi produk atau jasa pengganti, sehingga posisi biaya rendah dapat melindungi industri dari lima kekuatan persaingan karena kekuatan tawar-menawar hanya akan terus mengikis laba sampai para pesaing mengalah.Investasi seperti ini merupakan prasyarat untuk mempertahankan posisi biaya rendah.

2. Strategi Diferensiasi

strategi untuk mendiferensiasikan produk atau jasa yang ditawarkan oleh industri dengan menciptakan suatu produk atau jasa baru yang dirasakan oleh seluruh industri sebagai sesuatu yang unik. Pendekatan ini bukan hanya untuk meningkatkan mutu fisik dari produk atau jasa saja, tetapi juga menciptakan tertentu bagi pembeli. Strategi ini merupakan strategi yang baik untuk menghasilkan keuntungan diatas rata-rata dalam suatu industri, karena strategi ini menciptakan posisi yang aman untuk lima kekuatan persaingan meskipun caranya berbeda dengan strategi keunggulan biaya menyeluruh. Penggunaan strategi ini bukan berarti bahwa industri mengabaikan faktor biaya, tetapi bukanlah target utama. Diferensiasi terkadang akan menghambat pencapaian tujuan untuk memperoleh bagian pasar yang tinggi, karena hal ini dapat mengakibatkan produk yang dihasilkan eksklusif dan tidak semua pelanggan mampu atau mau membayar dengan harga yang tinggi.

3. Strategi Fokus

memusatkan pada kelompok pembeli, segmen lini produk, atau pasar geografis tertentu. Jika strategi biaya rendah dan diferensiasi ditujukan untuk mencapai sasaran mereka dikeseluruhan industri, maka strategi fokus dibangun untuk melayani target tertentu secara baik. Strategi ini didasarkan

(41)

26

pada pemikiran bahwa industri dengan demikian akan mampu melayani target strategisnya yang sempit secara lebih efektif dan efisien ketimbang pesaing yang lebih luas. Sebagai akibatnya, industri akan mencapai diferensiasi karena mampu memenuhi kebutuhan target tertentu dengan lebih baik atau mencapai biaya yang lebih rendah dalam melayani target ini atau bahkan mencapai kedua-duanya. Meskipun strategi fokus tidak mencapai biaya rendah atau diferensiasi dari segi pandang pasar sebagai keseluruhan strategi ini, sesungguhnya mencapai salah satu atau kedua posisi tersebut ditarget pasarnya yang lebih sempit.

Gambar 2.I. kerangka pikir .

STRATEGI DAYA SAING PENGRAJIN

SUTERAKABUPAT EN WAJO

STRATEGI GENERIC MICHAEL E PORTER :

1. Strategi Keunggulan Biaya 2. Strategi Diferensiasi 3. Strategi Fokus PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI KERAJINAN SUTERA WAJO

(42)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif.Menurut Masyhuri dan Zainuddin (2008:13). penelitian kualitatif adalah penelitian yang pemecahan masalahnya dengan menggunakan data empiris. Sedangkan Moleong (2005:6) mendefinisikan penelitian kualitatif sebagai penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.Pada penelitian ini penulis menggunakan wawancara, dokumen pribadi, catatan laporan, observasi langsung ke lapangan dan analisis dari bahan-bahan tertulis sebagai sumber data utama.

B. Fokus Penelitian

Yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah Strategi Daya Saing Pengrajin Sutra Kabupaten Wajo berdasarkan informasi dari pemerintah daerah Kabupaten Wajo serta pengrajin itu sendiri.

C. Lokasi Penelitan

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Wajo, mengambil lokasi di Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Wajo dan Kampung Sutera.

D. Jenis dan Sumber Data

(43)

28

Menurut sugiyono (2011:137). data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.Dalam penelitian ini data primer yang diperoleh dari sumber data yaitu berasal dari informan-informan yang terlibat langsung sebagai pelaksana program tersebut. 2. Data sekunder

Data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Data sekunder pada penelitian ini merupakan data yang dapat dicari sumber-sumber bacaan baik berupa dokumen, laporan, jurnal, ataupun buku yang berkaitan dengan strategi daya saing.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Observasi

Observasi adalah sebagai pengamatan sistematis berkenaan dengan perhatian terhadap fenomena-fenomena yang nampak.Perhatian yang dimaksud adalah harus diberikan pada unit-unit kegiatan yang lebih luas atau lebih besar pada fenomena-fenomena khusus yang diamati.Dalam pengamatan ini, peneliti mengamati, merekam atau mencatat fenomena atau aktifitas yang berhubungan dengan manajemen strategi terkhusus program strategi pengembangan industri kerajinan sutera.

2. Wawancara

Wawancara adalah alat yang digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk melakukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

(44)

sedikit atau kecil. Ada beberapa hal yang perlu dipegang oleh peneliti dalam menggunakan metode interview:

a. Bahwa subyek (responden) adalah orang yang paling tahu tentang dirinya sendiri

b. Bahwa apa yang dinyatakan oleh subyek kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya.

c. Bahwa interpretasi subyek tentang pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti.

Dalam metode penelitian ini, peneliti melakukan wawancara dengan orang yang dianggap penting dari Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Wajo,serta pengrajin sutera itu sendiri.

1. Pengumpulan Dokumen-Dokumen

Teknik dokumentasi untuk mengumpulkan data dan informasi penunjang melalui berbagai dokumen berupa peraturan-peraturan, jurnal-jurnal, dan hasil-hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Dalam analisis ini terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

1. Reduksi data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Sebagaimana kita ketahui, reduksi data, berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi

(45)

30

kualitatif berlangsung. Sebenarnya bahkan sebelum data benar-benar terkumpul, antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitinya memutuskan kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data yang mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilah tahapan reduksi selanjutnya.Reduksi data/proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. 2. Penyajian data

Alur penting yang kedua dan kegiatan analisis adalah penyajian data.Penyajian data adalah sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kembali adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Beraneka penyajian yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari mulai darisurat kabar, sampai layar komputer. Dengan melihat penyajian-penyajian kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan-tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dalam penyajian-penyajian tersebut.

3. Menarik kesimpulan/verifikasi

Kegiatan analisis ketiga yang penting adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.Dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi, alur sebab-akibat, dan proposisi. Kesimpulan-kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data terakhir, tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang

(46)

digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan-tuntutan pemberi dana, tetapi seringkali kesimpulan itu telah dirumuskan sebelumnya sejak awal, sekalipun seorang peneliti menyatakan telah melanjutkannya secara induktif.

(47)

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Kabupaten Wajo terletak pada posisi 03’39-04’16 lintang selatan dan 119’53-120’27 bujur timur, merupakan daerah yang terletak di tengah-tengah Provinsi Sulawesi Selatan dan pada zona tengah yang merupakan suatu depresi yang memanjang pada arah laut tenggara dan terakhir merupakan selat. Batas wilayah Kabupaten Wajo adalah sebagai berikut:

1. Sebelah utara : Kabupaten Luwu dan Kab. Sidenreng Rappang 2. Sebelah timur : Teluk Bone

3. Sebelah selatan : Kabupaten Bone dan Kabupaten Soppeng 4. Sebelah barat : Kabupaten Soppeng dan Kabupaten Sidrap

Luas wilayahnya adalah 2.506,19 km2 atau 4,01 % dari luas provinsi sulawesi selatan dengan penggunaan lahan pertanian atau lahan sawah 100.991 ha. Sampai dengan akhir tahun 2019 wilayah Kabupaten Wajo tidak mengalami pemekaran, yaitu tetap terdiri atas 14 wilayah kecamatan. Selanjutnya dari keempat belas wilayah Kecamatan tersebut, wilayahnya dibagi lagi menjadi wilayah-wilayah yang lebih kecil yg disebut desa atau kelurahan. wilayah Kabupaten Wajo terbentuk dari 48 wilayah yang berstatus kelurahan dan 142 wilayah yang berstatus desa. Jadi secara keseluruhan, wilayah Kabupaten Wajo terbagi menjadi 190 desa/kelurahan.

Masing-masing wilayah kecamatan tersebut mempunyai potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berbeda meskipun perbedaan itu relatif kecil, sehingga pemanfaatan sumber-sumber yang ada relatif sama untuk

(48)

menunjang pertumbuhan pembangunan wilayah. Penduduk kabupaten wajo tahun 2020 sebanyak 397.814 jiwa, berdasarkan data penduduk di publikasi ini, ratio jenis kelamin penduduk kabupaten wajo pada tahun 2018-2019 sebesar 92,1% dan rata-rata laju pertumbuhan penduduknya dari tahun 2018 sampai 2019 sebesar 0,24%. Kepadatan penduduk kabupaten wajo sebesar 159 jiwa/km.

Produksi sutra di kabupaten wajo tahun 2018 cenderung mengalami stagnan dari tahun 2012. Hal ini diikuti dengan peningkatan harga bahan baku di pasaran. Dalam beberapa tahun belakangan ini industri sutra tidak mengalami perkembangan yang berarti bahkan cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh faktor tenaga kerja yang hanya diminati oleh wanita dan merupakan industri yang dijalankan turun-temurun. Hal ini tercermin dari nilai tambah produksi naik turun. Berikut data pertenunan sutra kabupaten wajo :

(49)

34

Tabel 4.1 Data Pertenunan sutera

No Tahun Usaha Unit

Tenaga Kerja (Orang) Nilai Investasi (Rp.000)

Kapasitas Produksi Nilai Produksi (Rp.000)

Kapasitas Bahan

Baku Nilai Bahan Baku (Rp.000)

Nilai Tambah (Rp.000) Volume Satuan Volume Satuan

1 2012 5.377 16.131 8.789.525 2.300.000 Meter 139.500.000 151,7 Ton 72.082.000 67.418.000 2 2013 5.377 16.131 8.789.525 2.300.000 Meter 139.500.000 151,7 Ton 72.082.000 67.418.000 3 2014 5.375 16.093 9.789.525 2.294.749 Meter 139.211.165 126.382 Ton 71.906.970 67.304.195 4 2015 5.831 16.099 9.820.525 2.295.297 Meter 139.286.515 151.477 Ton 71.948.095 67.338.420 5 2016 5.940 18.308 20.993.073 3.111.226 Meter 165.731.665 190.505 Ton 86.483.795 79.247.870 6 2017 6.903 18.510 277.993.073 3.140.002 Meter 378.391.665 190.505 Ton 179.209.795 199.181.870 7 2018 6.116 18.834 496.493.073 3.184.348 Meter 3.970.231.665 190.505 Ton 2.059.759.795 1.910.471.870

(50)

1. Profil Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Wajo

Nama resmi :

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Wajo Alamat kantor : Jl. Bau Baharuddin Sengkang Kab. Wajo.

Kedudukan :

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM merupakan unsur pelaksana otonomi daerah yang dipimpin oleh seorang kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada bupati melalui sekretaris daerah.

Tugas :

Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM dan tugas lain yang diberikan oleh bupati.

Fungsi :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM

2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM

4. Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(51)

36

2. VISI DAN MISI Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM

a. Visi

Dari penjelasan mengenai permasalahan terkait pelayanan Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM telaah visi misi dan renstra kementerian Koperasi dan UKM RI dan kementerian perindustrian RI, serta isi-isu strategis pemberdayaan koperasi, umkm dan perindustrian di kabupaten wajo, maka visi Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM kabupaten wajo adalah:

“TERWUJUDNYA PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM YANG TANGGUH,

MANDIRI,

BERDAYA SAING, SERTA BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN DAN MAMPU MENJADI PENGGERAK UTAMA EKONOMI DAERAH DALAM

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Visi diatas diharapkan dapat mewujudkan keinginan masyarakat Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM serta stakeholdernya terkait makna yang terkandung dari visi diatas adalah :

TANGGUH

Tangguh artinya kondisi Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM yang tangguh dengan memiliki manajemen yang sehat dan kuat sehingga mampu menghadapi tantangan dalam setiap perubahan ekonomi, tantangan kedepan, bagaimana pengurus, pengawas dan pengelola koperasi, umkm dan perindustrian mampu menyusun rencana detail tindak lanjut kegiatan untuk penguatan kelembagaan, serta memastikan bahwa

(52)

pengurus, pengawas dan pengelola konsisten menjalankan rencana usaha yang sudah ada melalui pengembangan agribisnis dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

MANDIRI

Mandiri adalah Koperasi yang didirikan dengan tujuan memakmurkan anggotanya, dan berkontribusi terhadap kemajuan berbangsa dan bernegara.

BERDAYA SAING

Berdaya saing artinya kondisi Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM yang mampu berkompetisi dengan pelaku Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM yang lain secara sehat.

BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN

Berbasis ekonomi kerakyatan adalah merupakan sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat di bidang ekonomi. Ekonomi kerakyatan memiliki prinsip bahwa perekonomian disusun berdasar atas asas kekeluargaan, selain itu ekonomi kerakyatan juga menginginkan kemakmuran rakyat yang merata semua daerah.

MENJADI PENGGERAK UTAMA EKONOMI DAERAH DALAM

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN RAKYAT

Dengan mendirikan Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM diharapkan masyarakat setempat mempunyai peluang besar untuk memanfaatkan potensi dan aset ekonomi yang ada di daerahnya dan menjadi salah satu mesin bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dan sekaligus alat ampuh untuk lebih memeratakan pembangunan yang sejalan dengan program pengentasan kemiskinan, karena pelayanan yang diberikan

(53)

38

koperasi sangatlah banyak dan ikut membantu mensejahterakan masyarakat serta para anggotanya, jadi koperasi sangatlah membantu pemerintah untuk membuka lapangan pekerjaan dan mensejahterakan masyarakat dan anggotanya. Serta berperan besar untuk perubahan ekonomi pada masyarakat.

b. MISI

Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan instansi Pemerintah dan sasaran yang ingin dicapai. Misi adalah sesuatu yang dilaksanakan atau diemban oleh instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi yang telah ditetapkan. Dengan pernyataan misi diharapkan seluruh pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal instansi pemerintah dan mengetahui peran dan programnya serta hasil yang sebagai upaya mewujudkan visi diatas maka diperlukan misi sebagai arah dan memberikan batasan bagi tujuan pencapaian pembangunan Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM.

Mewujudkan aparatur yang profesional, berdedikasi, tanggap dan berorientasi pada pelayanan prima

Fokus misi ini adalah pada peningkatan kualitas SDM aparatur untuk mewujudkan aparatur pembina Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM yang profesional serta peningkatan kualitas perencanaan pemberdayaan Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM.

Mendorong pertumbuhan Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM

(54)

Misi ini diarahkan pada peningkatan kemampuan Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM dalam mengembangkan produk-produk yang bermutu, kreatif, inovatif, berkualitas dan berdaya saing.

Mewujudkan Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM

Misi ini diarahkan pada kebijakan yang sistematis dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM. Afirmatif dari misi ini dilaksanakan melalui mendorong penguatan kelembagaan kelompok masyarakat menjadi koperasi, pembinaan terhadap koperasi tidak aktif menjadi koperasi aktif, meningkatkan kualitas koperasi sesuai dengan peraturan yang berlaku melalui peningkatan sumber daya manusia Koperasi dan UKM serta meningkatkan citra koperasi.

Mendorong pertumbuhan teknologi industri guna peningkatan daya saing produk

Misi ini diarahkan pada tumbuh dan dan berkembangnya industri kecil dan menengah akan menjadi kekuatan penggerak pertumbuhan industri di masa depan.

Mengembangkan produk industri unggulan daerah

Fokus pada misi ini adalah pengembangan produk unggulan daerah kabupaten wajo melalui peningkatan daya saing produk IKM misi ini diarahkan pada peningkatan jaringan pemasaran dan distribusi hasil produk UKM dan hasil industri melalui pameran dan promosi.

TUJUAN DAN SASARAN :

Tujuan dan sasaran pada hakekatnya merupakan penjabaran dari misi untuk mewujudkan visi pembangunan Perindustrian, Perdagangan,

(55)

40

Koperasi dan UKM. Tujuan dan sasaran pada masing-masing misi diuraikan sebagai berikut :

a. Mewujudkan aparatur yang profesional, berdedikasi, tanggap dan berorientasi pada pelayanan prima

Tujuan:

1. Meningkatkan kualitas perencanaan pemberdayaan Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM.

2. Meningkatkan kualitas SDM aparatur pembina Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM

Sasaran :

1. Meningkatnya kualitas serta integrasi, sinkronisasi dan sinergitas perencanaan pemberdayaan Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM.

2. Meningkatnya kemampuan SDM aparatur.

b. Mendorong pertumbuhan Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM

Tujuan :

1. Meningkatkan usaha-usaha pemberdayaan, lembaga Koperasi, UKM dan wirausahaan baru

Sasaran :

1. Meningkatnya kemampuan SDM Koperasi dan UKM. 2. Meningkatnya kualitas dan pemasaran produk UKM.

c. Mewujudkan koperasi yang berkualitas dan sehat

Tujuan :

(56)

Sasaran :

1. Meningkatnya jumlah koperasi yang aktif

2. Meningkatnya jumlah koperasi yang sehat, kuat dan dipercaya

d. Mendorong pertumbuhan teknologi industri guna peningkatan daya saing produk

Tujuan :

1. Meningkatkan inovasi produk industri kecil dan menengah. Sasaran :

1. Meningkatnya jenis industri

2. Terolahnya potensi sumber daya alam daerah menjadi produk-produk olahan

e. Mengembangkan industri unggulan daerah

Tujuan :

1. Meningkatkan hasil produksi industri kecil dan menengah

Sasaran :

1. Meningkatnya jumlah unit usaha industri kecil dan menengah yang produktif.

3. Strategi dan Kebijakan Umum

Strategi dan kebijakan umum merupakan rumusan perencanaan

komprehensif dalam mencapai tujuan dari renstra Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM kabupaten wajo. Berikut disajikan strategi dan kebijakan umum untuk tiap misi pembangunan :

1. Mewujudkan aparatur yang profesional, berdedikasi, tanggap dan berorientasi pada pelayanan prima

Gambar

Gambar 2.I. kerangka pikir  .
Tabel 4.1 Data Pertenunan sutera
Tabel 4.1 Data Pertenunan sutera

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait