Hak cipta dan penggunaan kembali:
Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah,
memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk
kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama
penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat
yang serupa dengan ciptaan asli.
Copyright and reuse:
This license lets you remix, tweak, and build upon work
non-commercially, as long as you credit the origin creator
and license it on your new creations under the identical
terms.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini ialah wajib pajak orang pribadi usahawan yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kosambi, khususnya yang tinggal di Kecamatan Pasar Kemis, Tangerang periode 2014. Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kosambi memulai operasinya sejak 28 Agustus 2007.
Tabel 4.1
Jumlah Wajib Pajak Terdaftar di KPP Pratama Kosambi Tahun 2011 s.d 2014 JENIS WP 2011 2012 2013 2014 BADAN 4,595 5,243 5,812 6,581 OP 112,827 132,485 148,559 171,577 PEMUNGUT 429 451 458 465 TOTAL 117,851 138,179 154,829 178,623
Sumber: KPP Pratama Kosambi
Wajib pajak yang terdaftar di KPP Pratama Kosambi sampai dengan 1 Januari 2013 berjumlah 154.829 dan sampai dengan 1 Januari 2014 berjumlah 178.623 wajib pajak atau terjadi peningkatan sebesar 23.794 Wajib pajak (15%) dengan rincian 769 Wajib Pajak Badan, 23.018 Wajib Pajak Orang Pribadi, 7 Wajib Pajak Bendaharawan.
Wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Kosambi meliputi 11 kecamatan dari 29 kecamatan yang ada di Kabupaten Tangerang. Secara Geografis, cakupan wilayah KPP Pratama Kosambi berada diwilayah bagian utara Tangerang.
Tabel 4.2
Jumlah Wajib Pajak yang Terdaftar di Kecamatan Pasar Kemis Tahun 2011 s.d 2014 JENIS WP 2011 2012 2013 2014 BADAN 1,358 1,543 1,708 1,905 OP 48,507 55,132 60,576 68,460 PEMUNGUT 47 50 53 53 TOTAL 49,912 56,725 62,337 70,418
Sumber: KPP Pratama Kosambi
Jumlah Wajib Pajak yang melapor SPT Tahunan untuk tahun 2013-2014 dalam table berikut:
Tabel 4.3
Jumlah Wajib Pajak yang Melapor SPT Tahunan Tahun 2013 s.d 2014
JENIS SPT 2013 2014
SPT Tahunan PPh Badan 1,554 1,429
SPT Tahunan PPh Orang Pribadi 59,002 49,753
TOTAL 60,556 51,182
Sumber: KPP Pratama Kosambi
Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh oleh wajib pajak dalam satu tahun
pajak. Penghasilan yang dimaksud seperti gaji, upah, bonus, komisi, tunjangan, honorarium, uang pensiun, atau imbalan yang berbentuk lain. Berikut table realisasi penerimaan Pajak Penghasilan tahun 2013 - 2014:
Tabel 4.4
Realisasi Penerimaan PPh Tahun 2013 dan 2014
TAHUN RENCANA PENERIMAAN REALISASI PENERIMAAN % REALISASI 2013 479,188,766,034 587,757,520,431 107,64% 2014 640,388,727,000 707,210,418,180 110,43% Sumber: Company Profile KPP Pratama Kosambi
Dari table 4.4 dapat dilihat penerimaan Pajak Penghasilan (PPh) 2013 dan 2014 mengalami peningkatan dalam realisasi penerimaan dan pencapaian realisasi penerimaan Pajak Penghasilan melebihi angka 100%, artinya lebih dari target yang ditetapkan. Realisai yang terjadi sebesar 110,43% melebihi rencana yang telah ditetapkan pada tahun 2014 tersebut.
Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk mengukur, berikut adalah informasi penyebaran kuesioner oleh di daerah Pasar Kemis:
Tabel 4.5
Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner
Jumlah Persentase
Jumlah Kuesioner yang disebar 130 100%
Kuesioner yang kembali 118 90,75%
Kuesioner yang gugur 9 6,9%
Kuesioner yang dapat digunakan 109 83,85%
Dari table 4.5 dapat dilihat bahwa jumlah kuesioner yang disebar pada awalnya ialah 130 kuesioner. Kuesioner yang kembali sebanyak 118 kuesioner, dimana 9 kuesioner gugur karena tidak memenuhi syarat yang ada. Syarat yang dimaksud adalah keresponden tidak mengisi lembar kuesioner dengan lengkap atau tidak memenuhi kriteria penelitian yaitu sebagai usahawan yang terdaftar di KPP Pratama Kosambi sehingga kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian ini berjumlah 109 kuesioner. Pembagian kuesioner menggunakan hardcopy. Kuesioner tersebut disebarkan dengan mendatangi langsung tempat usaha wajib pajak ke daerah Pasar Kemis.
Berikut adalah table yang menunjukkan karakteristik dari responden yang mengisi kuesioner dalam penelitian ini:
Tabel 4.6
Karakteristik Responden
Kriteria Jumlah Persentase (%) Kuesioner yang digunakan : 109 100%
Usia : 20-30 tahun 31-46 tahun 47-64 tahun 65 tahun keatas TOTAL 23 68 18 - 109 21,1% 62,4% 16,5% 100% Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan TOTAL 62 47 109 57% 43% 100%
Kriteria Jumlah Persentase (%) Tingkat Pendidikan : SMP SMA/SMK S1 Lainnya TOTAL 14 65 25 5 109 12,8% 59,7% 23% 4,5% Jenis Pekerjaan : Pegawai Negeri Pegawai Swasta Wiraswasta Pekerja Bebas TOTAL - - 109 - 109 - - 100% - 100% Sumber : data diolah
Dari karakteristik responden yang mengisi kuesioner terdapat empat bagian, yaitu usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan responden. Berdasarkan statistik responden dari table 4.6, responden memiliki usia 20-30 tahun sebesar 21,1%, usia 31-46 tahun sebesar 62,4%, usia 47-64 tahun sebesar 16,5%, usia 65 tahun keatas sebesar 0%. Sedangkan berdasarkan jenis kelamin, sebesar 57% responden yang diteliti adalah laki-laki dan sisanya adalah perempuan. Berdasarkan pendidikan terakhir yang dimiliki responden oleh pendidikan SMP sebesar 12,8%, SMA/SMK sebesar 59,7%, S1 sebesar 23%, dan Lainnya sebesar 4,5%. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pendidikan SMA/SMK. Sedangkan berdasarkan jenis pekerjaan pegwai negeri dan swasta, sebesar 0%, wiraswasta 100% dan lainnya
sebesar 0%. Dari data tersebut dapat disimpulkan wiraswata merupakan jenis pekerjaan yang paling mendominasi dalam penelitian ini.
4.2 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif variable-variabel penelitian ini ditampilkan untuk memudahkan dalam mengetahui tanggapan umum responden terhadap variable-variabel yang diteliti dalam penelitian ini persepsi atas efektifitas perpajakan, kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, sanksi pajak, dan kepatuhan wajib pajak. Statistic deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data dilihat dari mean, minimum, maximum, standard deviation. Pada perhitungan statistik deskriptif variable, menunjukkan perhitungan dari variable-variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
Tabel 4.7
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PAESP 109 15 25 21.52 1.984 KWP 109 10 25 21.44 2.601 PF 109 19 35 30.06 2.860 SP 109 17 30 25.54 3.819 KWPOP 109 13 25 21.22 3.155 Valid N (listwise) 109
Keterangan:
PAESP : Persepsi Atas Efektivitas Sistem Perpajakan
KWP : Kesadaran Wajib Pajak
PF : Pelayanan Fiskus
SP : Sanksi Pajak
KWPOP : Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi
Berdasarkan table 4.7 pada variabel persepsi atas efektivitas perpajakan (X1) menunjukkan bahwa terdapat jumlah responden (N)
sebanyak 109. Dari responden yang menjawab kuesioner terdapat responden yang memiliki nilai terendah (min) yaitu 15 dan nilai tertinggi (max) 25. Rata-rata (mean) jawaban dari 109 responden adalah 21,52 dan simpangan baku (standard deviation) sebesar 1,984, yang berarti bahwa dari 5 pertanyaan rata-rata responden menjawab setuju bahwa persepsi atas efektivitas sistem perpajakan mempermudah wajib pajak dan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Kemudian pada variabel kesadaran wajib pajak (X2) menunjukan
bahwa terdapat jumlah responden (N) sebanyak 109. Dari responden yang menjawab kuesioner terdapat responden yang memiliki nilai terendah (min) yaitu 10 dan nilai tertinggi (max) 25. Rata-rata (mean) jawaban dari 109 responden adalah 21,44 dan simpangan baku (standard deviation) sebesar 2,601, yang berarti bahwa 5 pertanyaan rata-rata responden menjawab setuju bahwa kesadaran sangat di perlukan dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Variabel pelayanan fiskus (X3) menunjukan bahwa terdapat jumlah
responden (N) sebanyak 109. Dari responden yang menjawab kuesioner terdapat responden yang memiliki nilai terendah (min) yaitu 19 dan nilai tertinggi (max) 35. Rata-rata (mean) jawaban dari 109 responden adalah 30,06 dan simpangan baku (standard deviation) sebesar 2,860, yang berarti bahwa 7 pertanyaan rata-rata responden menjawab setuju bahwa pelayanan fiskus yang ramah, tanggap, dan cepat sangat diperlukan dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Variabel sanksi pajak (X4) menunjukan bahwa terdapat jumlah
responden (N) sebanyak 109. Dari responden yang menjawab kuesioner terdapat responden yang memiliki nilai terendah (min) yaitu 17 dan nilai tertinggi (max) 30. Rata-rata (mean) jawaban dari 109 responden adalah 25,54 dan simpangan baku (standard deviation) sebesar 3,819, yang bearti bahwa 6 pertanyaan rata-rata responden menjawab setuju bahwa sanksi pajak dapat membuat wajib pajak takut atau jera sehingga sangat diperlukan dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
Selanjutnya pada variabel kepatuhan wajib pajak (Y) menunjukan bahwa terdapat jumlah responden (N) sebanyak 109. Dari responden yang menjawab kuesioner terdapat responden yang memiliki nilai terendah (min) yaitu 13 dan nilai tertinggi (max) 25. Rata-rata (mean) jawaban dari 109 responden adalah 21,22 dan simpangan baku (standard deviation) sebesar 3,155, yang berarti dari 5 pertanyaan rata-rata responden setuju bahwa
kepatuhan wajib pajak sangat diperlukan dalam meningkatkan penerimaan pajak suatu negara.
4.3 Uji Kualitas Data
4.3.1 Uji Validitas
Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013). Hasil pengujian validitas dari kelima variabel dalam penelitian ini, yaitu Persepsi atas Efektivitas Perpajakan (X1), Kesadaran Wajib Pajak (X2), Pelayanan Fiskus (X3),
Sanksi Pajak (X4), dan Kepatuhan Wajib Pajak (Y) ditampilkan pada
table berikut ini.
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas
Variabel Sig (2-tailed) Keterangan
Persepsi atas Efektivitas Sistem Perpajakan 0.000 Valid
Kesadaran Wajib Pajak 0.000 Valid
Pelayanan Fiskus 0.000 Valid
Sanksi Pajak 0.000 Valid
Kepatuhan Wajib Pajak 0.000 Valid
Berdasarkan hasil uji validitas pada tabel 4.8, variabel persepsi atas efektivitas sistem perpajakan yang terdiri dari 5 pertanyaan, variabel kesadaran wajib pajak yang terdiri dari 5 pertanyaan, variabel
pelayanan fiskus yang terdiri dari 7 pertanyaan, variabel sanksi pajak yang terdiri dari 6 pertanyaan, dan variabel kepatuhan wajib pajak yang terdiri dari 5 pertanyaan, memiliki sig (2-tailed) sebesar 0.000. Hal ini menunjukkan bahwa semua butir pertanyaan pada variabel persepsi atas efektivitas sistem perpajakan, kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, sanksi pajak dan kepatuhan wajib pajak adalah valid. Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5.
4.3.2 Uji Reliabilitas
Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013). Kriteria pengambilan keputusan uji reliabilitas dapat disimpulakan jika Croncbach Alpha > 0,70 maka construct reliable dan sebaliknya. Berikut adalah hasil uji reliabilitas dari masing-masiing variabel:
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas
Variable Cronbach's Based on Standardized Alpha
PAESP 0,701
KWP 0,790
PF 0,755
SP 0,912
KWPOP 0,910
Dalam table 4.9 variabel Persepsi atas Efektifitas Perpajakan (X1), Kesadaran Wajib Pajak (X2), Pelayanan Fiskus (X3), Sanksi
Pajak (X4) dan Kepatuhan Wajib Pajak (Y) adalah reliablel.
4.3.3 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Metode yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada table 4.10 berikut ini:
Tabel 4.10
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 109
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2.70387022 Most Extreme Differences Absolute .073 Positive .051 Negative -.073 Kolmogorov-Smirnov Z .767
Asymp. Sig. (2-tailed) .599
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: data diolah
Dengan melihat table 4.10 dapat disimpulkan bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,767 dengan nilai sig (2-tailed)
sebesar 0,599 atau lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual terdistribusi secara normal.
4.4 Uji Asumsi Klasik
4.4.1 Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen (Ghozali, 2013). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan VIF ≥ 10 (Ghozali, 2013). Hasil pengujian multikolonieritas dapat dilihat pada table 4.11 berikut ini:
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolonieritas
Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 (Constant) PAESP .863 1.158 KWP .901 1.110 PF .900 1.112 SP .942 1.062
Sumber: data diolah
Hasil table 4.11 menunjukkan tidak adanya variabel independen yang memiliki nilai tolerance ≤ 0.1 yang berarti tidak ada korelasi antara variabel independen. Serta nilai Variance Inflation
Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, yaitu tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF ≥ 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolonieritas antara variabel independen dalam model regresi.
4.4.2 Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalm model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Hasil pengujian
heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber: data diolah
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-tiik menyebar secara acak, baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal
ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi kepatuhan wajib pajak berdasarkan persepsi atas efektivitas perpajakan, kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanki pajak.
4.5 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis dengan menggunakan regresi linear berganda adalah:
4.5.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) menurut (Ghozali, 2013) pada intinya
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji koefisien determinasi (adjusted R2) dalam penelitian didapat nilai Adjusted R2 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
1 .515a .265 .237 2.755
a. Predictors: (Constant), SP, PAESP, KWP, PF b. Dependent Variable: KWPOP
Sumber: data diolah
Dari table 4.12 diperoleh nilai R dalam penelitian ini adalah sebesar 0,515. Angka ini menunjukkan korelasi antara variabel bebas
(independen) dengan variabel terikat (dependen) adalah kuat karena diatas 0,5. Sehingga nilai R dinyatakan adanya korelasi langsung atau korelasi positif.
Pada table 4.12 diperoleh nilai adjusted R2 sebesar 0,237.
Hasil ini mengindikasikan bahwa secara statistic variasi variabel dependen (kepatuhan wajib pajak orang pribadi) dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen (persepsi atas efektifitas perpajakan, kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak) adalah sebesar 23,7%, sedangkan sisanya sebesar 76,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang dianggap tetap dan tidak dimasukan dalam model regresi.
4.5.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Berikut adalah hasil dari uji statistik F (Uji signifikansi Simultan) :
Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean
Square F Sig. 1 Regression 285.137 4 71.284 9.389 .000b Residual 789.579 104 7.592 Total 1074.716 108
a. Dependent Variable: KWPOP
b. Predictors: (Constant), SP, PAESP, KWP, PF
Berdasarkan table 4.13 hasil uji F didapatkan nilai F sebesar 9,389 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh variabel indipenden yang terdiri dari persepsi atas efektivitas perpajakan, kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak memiliki pengaruh secara simultan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi yang berarti Ha5 dapat diterima.
Penelitian ini sejalan dengan Arum (2012) variabel kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak secara simultan berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak. Begitu juga penelitian Utami (2012) yaitu variabel persepsi atas efektivitas sistem perpajakan, kesadaran membayar pajak, pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, persepsi yang baik atas efektifitas sistem perpajakan, pelayanan fiskus berpengaruh secara simultan terhadap kepatuahan pelaporan wajib pajak orang pribadi. Hasil ini juga sejalan dengan Siregar (2012) terdapat pengaruh pelayanan fiskus dan pengetahuan perpajakan yang secara bersama-sama terhadap variabel kepatuhan wajib pajak.
4.5.3 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi
terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Hasil uji t adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14 Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) .725 4.014 .181 .857 PAESP .022 .144 .014 .150 .881 KWP .268 .107 .221 2.495 .014 PF .249 .098 .226 2.545 .012 SP .267 .072 .323 3.729 .000
a. Dependent Variable: KWPOP
Sumber: data diolah
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 0,725 + 0,022 PAESP + 0,268 KWP + 0,249 PF + 0,267 SP
Dari persamaan regresi yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa keempat variabel independen yaitu persepsi atas evektifitas sistem perpajakan, kesadaran wajib pajak, pelayanan fiskus, dan sanksi pajak memiliki hubungan positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hal ini ditunjukkan oleh koefisien parsial yaitu X1= 0,022, X2 = 0,268, X3 = 0,249, X4 = 0,267.
Variabel persepsi atas efektivitas sistem perpajakan memiliki koefisien regresi 0,022. Hal ini memiliki arti bahwa setiap penambahan atau kenaikan 1 satuan maka akan menaikan kepatuhan
wajib pajak sebesar 0,022 atau 2,2%. Hasil pengujian terhadap variabel persepsi atas efektivitas sistem perpajakan memiliki uji statistik t dengan nilai sebesar 0,150 dan tingkat signifikan sebesar 0,881 atau lebih besar dari 0,05. Hal ini berarti Ha1 ditolak sehingga
dapat disimpulkan bahwa variabel persepsi atas efektivitas sistem perpajakan tidak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hasil temuan ini sejalan dengan penelitian Utami et al (2012) tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara factor persepsi atas efektivitas sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Persepsi atas efektivitas sistem perpajakan ini tidak pengaruh karena kurangnya sosialisai penggunaan sistem perpajakan modern oleh KPP Pratama Serang (Utami, 2012). Selain itu, kemungkinan adanya wajib pajak yang menilai kurang efektifnya penerapan sistem pajak yang modern menjadikan tidak pengaruhnya persepsi atas efektivitas sistem perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Sistem e-SPT belum banyak diketahui dalam penggunaanya oleh wajib pajak orang pribadi tersebut.
Variabel kesadaran wajib pajak memiliki koefisien regresi 0,268. Hal ini memiliki arti bahwa setiap penambahan atau kenaikan 1 satuan maka akan menaikan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,268 atau 26,8%. Hasil pengujian terhadap variabel kesadaran wajib pajak memiliki uji statistik t dengan nilai sebesar 2,495 dan tingkat signifikan sebesar 0,014 atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti Ha2
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kesadaran wajib pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hasil temuan ini sejalan dengan Arum dan Zulaikha (2012) bahwa sikap wajib pajak terhadap kesadaran wajib pajak memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Begitu juga dengan penelitian Utami et al (2012) memiliki hasil adanya pengaruh kesadaran terhadap tingkat kepatuhan, hal ini dapat diartikan bahwa wajib pajak sadar dengan membayar pajak akan menjadi salah satu sumber yang digunakan untuk pembiayaan pembangunan Negara. Ketika tingkat kesadaran dari wajib pajak meningkat, hal ini akan memberikan pengaruh dorongan kepada wajib pajak untuk patuh dalam membayar pajak. Penelitian Jatmiko (2006), dan Karsimiati (2009) dalam Hardiningsih (2011) menghasilkan hasil yang sama bahwa kesadaran wajib pajak berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak.
Variabel pelayanan fiskus memiliki koefisien regresi 0,249. Hal ini memiliki arti bahwa setiap penambahan atau kenaikan 1 satuan maka akan menaikan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,249 atau 24,9%. Hasil pengujian terhadap variabel kesadaran wajib pajak memiliki uji statistik t dengan nilai sebesar 2,545 dan tingkat signifikan sebesar 0,012 atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti Ha3
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pelayanan fiskus memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Arum dan Zulaikha (2012); Utami (2012); dan Siregar et al (2012) memiliki hasil pelayanan fiskus berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Menurut hasil uji Siregar et al, (2012) yang menunjukkan bahwa 60 orang responden atau 60% responden menilai bahwa pelayanan fiskus yang diberikan petugas pajak KPP Pratama Serang Tengah adalah baik, sehingga menimbulkan pengaruh yang positif dan signifikan antara kepatuhan wajib pajak dengan pelayanan fiskus. Kepuasan wajib pajak atau kualitas pelayanan yang diberikan fiskus biasanya memberi respon positif berupa kepatuhan dalam pembayaran pajak.
Variabel sanksi pajak memiliki koefisien regresi 0,267. Hal ini memiliki arti bahwa setiap penambahan atau kenaikan 1 satuan maka akan menaikan kepatuhan wajib pajak sebesar 0,267 atau 26,7%. Hasil pengujian terhadap variabel kesadaran wajib pajak memiliki uji statistik t dengan nilai sebesar 3,729 dan tingkat signifikan sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti Ha4
diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sanksi pajak memiliki pengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. Hasil temuan ini sejalan dengan Arum (2012) memiliki hasil bahwa terdapat pengaruh sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak, sanksi pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak. Begitu juga, menurut penelitian Rahmadian (2013); dan Esti (2012) dalam Pratiwi dan Putu (2014) memiliki hasil sanksi pajak
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi.