• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4 dari tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4 dari tahun"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Rentang tahun 2005-2015, Indonesia telah berhasil memperbaiki akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu. Beberapa hal yang mengindikasikan keberhasilan tersebut salah satunya yaitu peningkatan cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K1 dan K4 dari tahun 2005-2015 dengan presentase untuk K1 88,60% menjadi 95,75% dan untuk K4 77,10% menjadi 87,48%. Selain pelayanan kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan ibu bersalin juga menjadi salah satu indikator keberhasilan tersebut. Untuk cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dari tahun 2005-2015 pun mengalami peningkatan yaitu 72,37% meningkat hingga 88,55% (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).

Keberhasilan upaya kesehatan ibu dapat dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI). Pada tahun 2015, berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia mencapai 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan terjadi penurunan AKI di Indonesia dimana pada tahun 2012, AKI di Indonesia yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah (2014), AKI di Jawa Tengah tahun 2014 mencapai 126,55/100.000 kelahiran hidup,

(2)

mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada tahun 2013 sebesar 118,62/100.000 kelahiran hidup.

Di Kabupaten Banyumas, AKI pada tahun 2015 mencapai 101 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan dibanding pada tahun 2014 yaitu 114,73 per 100.000 kelahiran hidup. Kabupaten Banyumas telah mencapai target RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dimana target AKI dalam RPJMN tahun 2015-2019 yaitu 306/100.000 kelahiran hidup. Namun, kabupaten Banyumas belum mencapai target RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) dimana target AKI RPJMD yaitu 65/100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2015).

Penyebab kematian ibu terbesar adalah komplikasi obstetrik (90%) yang dikenal dengan Trias Klasik seperti pendarahan, infeksi, dan preeklamsi, atau komplikasi pada saat kehamilan, kelahiran dan selama nifas yang tidak tertangani dengan baik dan tepat waktu. (Profil Kesehatan Kabupaten Banyumas, 2015). Sehingga salah satu upaya untuk menurunkan AKI jika dilihat dari penyebab diatas yaitu deteksi dini pada komplikasi obstetrik.

Pada tahun 2012 Kementrian Kesehatan meluncukan program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%. Program ini dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah kematian ibu dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan provinsi tersebut

(3)

disebabkan 52,6% dari jumlah total kematian ibu di Indonesia berasal dari 6 provinsi tersebut (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Program EMAS berupaya menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian neonatal dengan cara : 1) meningkatkan kualitas pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit PONEK dan 300 Puskesmas/Balkesmas PONED. 2) memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan Rumah Sakit. Upaya percepatan penurunan AKI dapat dilakukan dengan menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan cuti hamil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana. (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Sehingga peran bidan yang dibutuhkan yaitu sebagai bidan pelaksana, dimana bidan memiliki 3 kategori tugas yaitu, tugas mandiri, tugas kolaborasi/kerjasama, dan tugas ketergantungan/merujuk (Varney, 2007; h. 7).

Berdasarkan halaman berita “EMAS Mampu Tekan Kematian Ibu dan Bayi di Jateng” yang dipublikasikan pada tanggal 14 Desember 2016 telah dilakukan wawancara terhadap Provincial Leader Program EMAS Dr. Hartanto Hardjono. Beliau berkata, beberapa tahun terakhir terjadi penurunan AKB dan AKI di 18 kabupaten dan kota, termasuk 7 daerah yang mendapat pendampingan program EMAS, yakni kabupaten Brebes, Pekalongan, Cilacap, Grobogan, Tegal, Banyumas, dan Kota Semarang,

(4)

untuk Jawa Tengah jumlah kasus kematian ibu tahun 2014 mencapai 711 kasus, pada 2015 turun menjadi 619 kasus, sedangkan sampai November 2016 tercatat 540 kasus (Jatengprov.go.id). Namun, dengan pencapaiantersebut, program EMAS belum memenuhi target yang diharapkan yaitu menurunkan AKI hingga 25%.

Di desa Klahang, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, AKI pada tahun 2015-2016 memang telah mencapai angka 0. Namun, penulis telah melakukan survei dan ditemukan masih banyak permasalahan kesehatan ibu salah satunya yaitu tidak terlaksananya program ANC terpadu. Penulis melakukan survei kepada 18 ibu hamil dan hasilnya 12 dari 18 ibu hamil tersebut tidak mendapatkan pelayanan ANC terpadu sesuai program pemerintah yang ada. Padahal, ANC terpadu merupakan salah satu cara untuk melakukan deteksi dini pada komplikasi obstetrik. Melihat tidak terlaksananya program ANC Terpadu, penulis melakukan pemeriksaan Hb kepada 7 ibu hamil. Hasilnya, 4 dari 7 ibu hamil tersebut mengalami anemia. Hal ini menunjukkan dengan tidak terlaksananya ANC terpadu dapat menyebabkan tidak terdeksinya permasalahan-permasalahan yang mungkin terjadi pada ibu hamil. Anemia memang tidak disebutkan menjadi salah satu penyebab dari tingginya AKI. Namun, jika anemia tersebut tidak segera diatasi, hal tersebut dapat berakibat menjadi komplikasi yang mungkin terjadi pada saat persalinan maupun komplikasi yang mungkin terjadi pada janin itu sendiri.

Berdasarkan data-data diatas, maka penulis tertarik untuk menulis Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada

(5)

Ny. H Umur 21 Tahun G2P0A1 dari Kehamilan dengan Suspect Letak Lintang, Persalinan dengan Suspect CPD, Masa Nifas, Bayi Baru Lahir (BBL), dan Keluarga Berencana di Puskesmas II Sokaraja.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. H Umur 21 Tahun G2P0A1 dari Kehamilan dengan suspect letak lintang, Persalinan dengan suspect CPD, Masa Nifas, Bayi Baru Lahir, dan Keluarga Berencana di Puskesmas II Sokaraja, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas dengan menggunakan manajemen kebidanan varney sesuai standar asuhan kebidanan.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan Asuhan Kehamilan pada Ny. H dari pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan.

b. Mampu melakukan Asuhan Persalinan pada Ny. H dari pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan.

c. Mampu melakukan Asuhan Nifas pada Ny. H dari pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan.

d. Mampu melakukan Asuhan Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny. H dari pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi dan pencatatan asuhan kebidanan.

(6)

e. Mampu melakukan Asuhan Keluarga Berencana pada Ny. H dari pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan.

C. Pembatasan Kasus 1. Sasaran

Sasaran karya tulis ilmiah ini yaitu ibu hamil dari trimester II, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir sampai keluarga berencana pada Ny. H

2. Tempat

Pengambilan kasus untuk Karya Tulis Ilmiah ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskemas II Sokaraja dan tempat rujukan RSU Wiradadi Husada.

3. Waktu

a. Penyusunan Proposal Karya Tulis Ilmiah dimulai dari akhir Januari 2017 sampai 12 Februari 2017.

b. Pengambilan kasus Karya Tulis Ilmiah dimulai dari 11 Januari 2017 sampai bulan Juni 2017.

c. Penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah dimulai dari bulan Juni 2017 sampai 22 Juli 2017.

d. Penyelesaian akhir laporan Karya Tulis Ilmiah sampai bulan Agustus 2017.

(7)

D. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder

1. Data Primer a. Anamnesa b. Pemeriksaan Fisik c. Observasi 2. Data Sekunder a. Buku KIA

b. Buku Laporan Jaga Puskesmas II Sokaraja c. Rekam Medik RSU Wiradadi Husada E. Sistematika Penulisan KTI

Sistematika penulisan KTI ini meliputi : BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini terdiri dari 1. Latar Belakang

Berisi penjelasan yang menuntun pembaca untuk memahami permasalahan yang diangkat dalam proposal. Diawali dengan alasan pemilihan kasus yang didukung oleh data dan pustaka relevan dan diakhiri dengan pernyataan tentang apa yang diharapkan dari penyusunan proposal tersebut.

2. Tujuan Penyusunan KTI

Menyatakan hal-hal yang ingin dicapai penyusun yang dituangkan dalam tujuan umum dan khusus.

(8)

3. Pembatasan Kasus

Meliputi : sasaran, tempat pengambilan kasus, dan batasan waktunya. 4. Metode Pengumpulan Data

Memuat cara yang digunakan dalam memperoleh data 5. Sistematika Penulisan

Mencantumkan kerangka isi KTI per bab dan sub bab nya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Medis

Berisi : materi-materi tentang kebidanan mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan masa antara atau keluarga berencana (KB).

2. Tinjauan Asuhan Kebidanan

Memuat tentang manajemen kebidanan dengan menggunakan kerangka berpikir varney dan dokumentasi sesuai standar asuhan kebidanan.

3. Aspek Hukum

Berisi landasan hukum baik undang-undang maupun kepmenkes dan standar pelayanan kebidanan yang mengatur tugas pokok dan kompetensi bidan serta wewenang bidan sesuai dengan kasus yang diambil.

BAB III TINJAUAN KASUS

Memuat pencatatan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan. Mahasiswi melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat, dan

(9)

jelas mengenai keadaan/kejadian yang ditemukan dan dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan, meliputi :

1. Subjektif : mencatat hasil anamnesa 2. Objekif : mencatat hasil pemeriksaan

3. Analisa : mencatat diagnosa dan masalah kebidanan 4. Planning : penatalaksanaan, mencatat seluruh

perencanaan dan penatalaksanaan yang telah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi/follow up dan rujukan.

Perkembangan kasus ditulis menggunakan catatan perkembangan SOAPIE

BAB IV BAHASAN

Berisi perbandingan antara teori dengan kenyataan pada kasus yang disajikan sesuai dengan langkah-langkah manajemen kebidanan.

1. Subjektif s/d analisa, pembahasan difokuskan pada kesenjangan disertai dengan dasar rasionalnya.

2. Khusus untuk planning, pembahasan berfokus pada rasional/alasan setiap tindakan tersebut dilakukan.

3. Evaluasi, membahas pencapaian akhir kasus disertai dengan rasional nya mengapa demikian.

(10)

1. Simpulan, merupakan sintesa dari hasil pembahasan yang dapat menjawab permasalahan dan tujuan penyusunan KTI dalam bentuk item.

Referensi

Dokumen terkait

Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta saat ini semakin banyak, sehingga calon mahasiswa akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi tentang Perguruan Tinggi Swasta yang

Pelaksanaan perda K3 tidak diimbangi dengan penataan aspek pendukung lain seperti kebijakan yang dapat menyelesaikan permasalahan K3, belum cukup aparat pelaksana dalam

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul PENGARUH KONSENTRASI BUNGA TELANG (Clitoria Ternatea) SEBAGAI TAMBAHAN BAHAN MAKANAN TERHADAP

Rasio leverage baik total debt to equity ratio dan long term debt to equity ratio dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2006 menunjukkan angka negatif yang berarti

Berapa Bunga bersih yang Tn.Roy peroleh selama bulan Juni jika bunga dihitung dari saldo terendah pada bulan yang bersangkutan dengan suku bunga yang berlaku 18% per

Aroma produk yang sesuai rasa namun tidak tajam sangat mudah dilakukan.. dengan menurunkan konsentrasi teh pada

Alat input yang populer digunakan untuk memasukkan input langsung ke alat proses sekarang ini adalah Visual Display Terminal (VDT) atau dikenal juga dengan nama Visual Display

Yamaha Armada Pagora Jaya Kota Kediri, yang mana pelaksanaan praktek arisan tipe pertama (blue core) dalam pandangan ekonomi islam hukumnya diperbolehkan atau