• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA

Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan kepada Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo

Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan

Oleh :

MOCH DIAN JINNDAR ISLAMI NIM. 10611904

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONORO 2013

(2)
(3)
(4)
(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Perilaku Pasien Diabetes Mellitus Dalam Pencegahn Hipoglikemia di Poli Penyakit Dalam RSUD dr. Harjono Ponorogo”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu syarat penyelesaian Program Studi D III Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Penulis menyadari dalam Karya Tulis Ilmiah ini banyak memperoleh bimbingan, asuhan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo yang telah memberikan kemudahan dan ijin sehingga memperlancar penelitian ini.

2. Lina Ema Purwanti S.Kep. Ns, M. Kep selaku pembimbing I yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberikan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Syaiful Nurhidayat S.Kep.Ns selaku pembimbing II yang dengan kesabaran dan ketelitiannya dalam membimbing, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Para responden yang telah yang telah bersedia menjadi objek dalam Karya Tulis Ilmiah ini.

5. Ayah dan Ibu serta semua keluarga terdekat yang telah memberi dukungan baik moral maupun materi, sehingga terselesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

(6)

vi

6. Teman-teman tingkat III Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo, atas kerja sama dan motivasinya.

7. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu atas bantuan dalam penyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Allah SWT memberikan imbalan atas budi baik serta ketulusan yang telah mereka berikan selama ini pada penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga diharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan penelitian ini.

Akhirnya penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan kita semua.

Ponorogo, Juli 2013 Penulis

Moch Dian Jinndar Islami NIM: 10611904

(7)

vii ABSTRAK

PERILAKU PASIEN DIABETES MELLITUS DALAM PENCEGAHAN HIPOGLIKEMIA

Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo

Oleh: Moch Dian Jinndar Islami

Kencing manis (diabetes mellitus) merupakan suatu keadaan dimana terjadi kelebihan glukosa dalam darah. Dengan mempertahankan kadar glukosa darah senormal mungkin, kualitas hidup klien diabetes mellitus terbukti meningkat karena komplikasi akibat penyakit ini dapat dicegah. Komplikasi dari diabetes mellitus yang paling berbahaya adalah komplikasi akut yaitu hipoglikemia yang dapat mengakibatkan kematian apabila tidak tertangani dengan serius. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pasien Diabetes Mellitus dalam pencegahan hipoglikemia.

Desain penelitian ini adalah deskriptif. Pada penelitian ini populasinya seluruh pasien diabetes mellitus yang rawat jalan di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo dengan rata – rata kunjungan 295 pasien per bulan. Besar sampel pada penelitian ini adalah 56 responden. Pengumpulan data peneltian ini menggunakan kuesioner dengan rumus skor T.

Hasil penelitian menunjukkan perilaku pasien DM dalam pencegahan hipoglikemia sebanyak 32 responden (57,1%) dalam kategori positif, dan 24 reponden (42,8%) dalam kategori negatif.

Dari hasil penelitian ini perlu adanya penyuluhan kesehatan dirumah sakit secara terus-menerus dan berkelanjutan, untuk menambah informasi bagi pengunjung RSUD Dr. Harjono Ponorogo, dan perawat tetap memberikan penyuluhan secara individu saat melakukan asuhan keperawatan kepada pasien. Kata kunci: Perilaku, Diabetes Mellitus, Hipoglikemia

(8)

viii ABSTRACT

Behavior Diabetes Mellitus Patients In The Prevention Of Hypoglikemia At Poly Internal Medicine Of Hospital Dr. Harjono

Ponorogo By : Moch Dian Jinndar Islami

Diabetes (diabetes mellitus) is a condition in which there is excess glucose in the blood. By maintaining blood glucose levels as normal as possible, the quality of life of clients with diabetes mellitus proven to increase due to complications from the disease can be prevented. Complications of diabetes mellitus is the most dangerous complication is acute hypoglycemia, which can lead to death if not treated seriously. This study purpose to determine the behavior of patients with Diabetes Mellitus in the prevention of hypoglycemia.

The research design was descriptive. In this study, the entire population of patients with diabetes mellitus in outpatient Internal Medicine Hospital Dr.. Harjono Ponorogo with average 295 visits per month. The sample size in this study was 56 respondents. This research data collection using questionnaires with T score formulation.

Results showed behaviors diabetic patients in the prevention of hypoglycemia by 32 respondents (57.1%) in the positive category, and 24 respondents (42.8%) in the negative category.

From the results of this study need for health education in hospital continuously and sustainably, to add information for Hospital Dr. visitors. Harjono Ponorogo, and nurses continue to provide individual counseling while performing nursing care to patients.

(9)

ix DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan ... i

Halaman Sampul Dalam ... i

Lembar persetujuan pembimbing ... ii

Pernyataan Keaslian Penulisan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Kata Pengantar ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

Daftar Isi... ix

Daftar Gambar... ... xii

Daftar Tabel... ... xiii

Daftar Lampiran ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian... 6

1.4 Manfaat Penelitian... 6

1.5 Keaslian Penelitian ... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Perilaku ... 10

2.1.1 Pengertian Perilaku ... 10

2.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku ... 10

2.1.3 Bentuk Perilaku ... 16

2.1.4 Prosedur Pembentukan Perilaku ... 16

2.1.5 Domain Perilaku ... 17

2.2 Konsep Diabetes Mellitus ... 18

2.2.1 Pengertian DM ... 17

2.2.2 Klasifikasi ... 19

2.2.3 Faktor Resiko ... 20

(10)

x 2.2.5 Patofisiologi DM Tipe 2 ... 21 2.2.6 Etiologi ... 22 2.2.7 Manifestasi Klinis ... 23 2.2.8 Pemeriksaan Diagnostik ... 24 2.2.9 Komplikasi ... 25 2.2.10 Penatalaksanaan ... 31 2.3 Konsep Hipoglikemia ... 37 2.3.1 Pengertian Hipoglikemia ... 37 2.3.2 Etiologi Hipoglikemia ... 37 2.3.3 Patofisiologi Hipoglikemia ... 38 2.3.4 Klasifikasi ... 39 2.3.5 Manifestasi Klinis ... 40 2.3.6 Penatalaksanaan ... 40 2.3.7 Pencegahan ... 41 2.4 Kerangka Konseptual ... 42

BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 43 3.2 Kerangka Kerja ... 43 3.3 Variabel Penelitian ... 45 3.4 Definisi Operasional ... 45 3.5 Sampling Desain ... 46 3.5.1 Populasi ... 46 3.5.2 Sampel ... 47 3.5.3 Besar Sampel ... 47 3.5.4 Sampling ... 48

3.6 Pengumpulan Data Dan Analisa Data ... 49

3.6.1 Proses Pengumpulan Data ... 49

3.6.2 Analisa Data ... 51

1 Data Umum ... 52

2 Data Khusus ... 52

(11)

xi BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian... 56

4.2 Keterbatasan Penelitian... 57

4.3 Hasil Penelitian... 57

4.3.1 Data Umum... 57

4.3.2 Data Khusus... 60

4.4 Pembahasan... 60

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 67

5.2 Saran... 67

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka konseptual... 42 Gambar 3.1 Kerangka Kerja... 44

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ... 45 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasakan Umur ... 58 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasakan

Pendidikan ... 58 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasakan

Pekerjaan ... 59 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasakan

Riwayat Menderita Sakit DM ... 59 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Perilaku Responden Terhadap Pencegahan Hipoglikemia... 60

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisi Kuesioner ... 71

Lampiran 2 Permohonan Responden ... 72

Lampiran 3 Persetujuan Responden ... 73

Lampiran 4 Kuesioner... 74

Lampiran 5 Tabulasi Data Demografi... 78

Lampiran 6 Skor T... 81

Lampiran 7 Tabulasi silang... 84

Lampiran 8 Jadwal Kegiatan... 86

(15)

xv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit kronis dan penyakit degeneratif yang saat ini semakin bertambah jumlahnya di Indonesia.Menurut kriteria diagnostik Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) tahun 2006, seseorang didiagnosa menderita diabetes mellitus jika mempunyai kadar glukosa darah sewaktu >200 mg/dl dan kadar glukosa darah puasa >126 mg/dl. Diabetes mellitus biasanya disebabkan oleh ketidakmampuan pankreas mengahasilkan insulin dan adanya resistensi serta gangguan sekresi insulin. Manifestasi klinis DM yang sangat khas adalah meningkatnya frekuensi berkemih (poliuria), rasa haus berlebihan (polidipsia), rasa lapar yang semakin besar (polifagia), keluhan lelah dan mengantuk, serta penurunan berat badan (Price, 2005).

Kadar glukosa yang tidak terkendali dan tertangani dengan baik, bisa mengakibatkan berbagai komplikasi. Komplikasi DM dapat muncul secara akut atau timbul secara mendadak seperti reaksi hipoglikemia dan komadiabetik (Tandra, 2007).Hipoglikemia adalah suatu keadaan klinis yang terjadi akibat penurunan kadar glukosa darah dibawah rentang batas normal, pengaruh buruk hipoglikemiaapabila tidak segera ditangani dengan tepat, akan menyebabkan gangguan fungsi saraf otak yang bila berlangsung lama akan meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas (Alwi, 2011).

Diabetes mellitus tidak dapat disembuhkan, tetapi kadar glukosa dapat dikendalikan. Setiap tahun jumlah penderita DM semakin meningkat.

(16)

xvi

Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia kini menempati urutan ke-empat terbesar setelah Amerika Serikat, Tiongkok, dan India. Bila di tahun 2000 jumlah penyandangya baru sekitar 8,4 juta, diprediksi meningkat menjadi 21,3 juta di tahun 2030 atau mengalami kenaikan 4 kali lipat selama kurun waktu 30 tahun (25% setiap tahun). Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) 2003, terdapat 194 juta orang terkena diabetes. Penyakit diabetes mellitus di Indonesia adalah DM tipe 2, yaitu lebih dari 90% seluruh populasi diabetes mellitus. Hasil penelitian epidemiologi di Jakarta membuktikan adanya peningkatan prevalensi diabetes mellitusdari 1,7% pada 1982 menjadi 5,7% tahun 1993, yang disusul pada tahun 2001 di Depok menjadi 14,7%. Peningkatan prevalensi DM juga terjadi di Makasar yang meningkat dari 1,5% pada tahun 1981 menjadi 2,9% tahun 1998 dan 12,5% pada tahun 2005 (Wahdah, 2011).

Berdasarkan data dari RSUP dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 2000 sebanyak 21 penderita yang ditemukan. Disimpulkan bahwa frekuensi hipoglikemia yang sangat sedikit ini disebabkan banyaknya kasus yang tidak dilaporkan (Alwi, 2011). Namun yang menjadi hal yang harus diperhatikan adalah kegawatan dari kejadian hipoglikemia. Dari data rekam medis RSUD Dr. Hardjono Ponorogo pada bulan Januari 2011 penderita DM berjumlah 56 orang. Sedangkan pada bulan Oktober 2012 terdapat 285 orang menderita DM di Poli Penyakit Dalam RSUD dr. Hardjono Ponorogo dengan rata-rata kunjungan dari bulan Januari hingga Oktober 2012 sebesar 295 pasien.

(17)

xvii

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap 10 klien diabetes mellitus, didapatkan 4 pasien (40%) berperilaku positif dan 6 pasien berperilaku negatif.

Peningkatan penderita diabetes mellitus ini diikuti dengan peningkatan angka kejadian komplikasi yang menyertai penyakit ini. Komplikasi akut DM tetap merupakan suatu kegawatan yang harus ditangani dengan tepat dan benar. Diperlukan pengetahuan dan pengertian mengenai keadaan kegawatan ini, cara mencegah terjadinya beserta cara mengantisipasinya jika terjadi kegawatan DM tersebut. Salah satu komplikasi akut yang mengancam jiwa yaitu hipoglikemia (Greenstein dan Wood, 2010). Pada keadaan hipoglikemia(kadar gula darah yang abnormal) terjadi kalau kadar gula darah turun dibawah 50 hingga 60 mg/dl (2,7 hingga 3,3 mmol/L). Keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian insulin atau preparat oral yang berlebihan, konsumsi makanan yang terlalu sedikit atau karena aktivitas fisik yang terlalu berat.Pada keadaan hipoglikemia sistem syaraf pusat sangat tergantung dengan oksidasi glukosa sebagai sumber energi utamanya. Keadaan hipoglikemia akan merangsang pelepasan hormon-hormon kontra regulasi sebagai usaha untuk meningkatkan kadar glukosa, hormon-hormon ini diaktivasi di hiphotalamussebagai organ utama yang berperan dalam respon kontra regulasi (Alwi, 2011). Hipoglikemia dapat terjadi setiap saat pada siang ataupun malam hari. Sebagai contoh, hipoglikemia siang hari terjadi insulin reguler yang disuntikkan pada pagi hari mencapai puncaknya.

Gejala pada hipoglikemia dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu gejala adrenergik dan gejala sisitem saraf pusat, derajathipoglikemia

(18)

xviii

dikelompokkan menjadi beberapa bagian padahipoglikemia ringan ketika kadar glukosa darah menurun, sistem saraf simpatik akan terangsang. Pelimpahan adrenalin kedalam darah menyebabkan gejala seperti perspirasi, tremor, takikardia, palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar. Sedangkan padahipoglikemia sedang penurunan kadar glukosa darah menyebabkan sel-sel otak tidak memperoleh cukup bahan bakar untuk bekerja dengan baik ditunjukkan dengan gejala gangguan pada sisitem saraf pusat mencakup ketidakmampuan berkonsentrasi, sakit kepala, vertigo, penurunan daya ingat, bicara pelo, perubahan emosional, penglihatan ganda dan perasaan ingin pingsan, dan padahipoglikemia berat fungsi saraf pusat mengalami gangguan yang sangat berat, gejalanya dapat mencakup perilaku yang mengalami disorientasi, serangan kejang, sulit dibangunkan atau bahkan kehilanmgan kesadaran (Smeltzer, 2002).

Awitan hipoglikemia biasanya lebih cepat dengan manifestasi yang bervariasi, sering terjadi dengan cara yang tidak jelas sehingga dapat mengelakkan perhatian seseorang sehingga orang tersebut tidak menyadari apa yang sesngguhnya terjadi pada dirinya, hal ini akan memperburuk keadaan meskipun pemulihan hipoglikemia dapat segera cepat teratasi dalam beberapa menit setelah pengobatan yang sesuai. Yang menjadi perhatian yaitu keadaan hipoglikemia dapat memicu terjadinya kerusakan otak permanen dan bisa mengakibatkan kematian (Hudak dan Gallo, 1996).

Penanganan harus segera diberikan bila terjadi hipoglikemia. Rekomendasi biasanya berupa pemberian 10mg hingga 15mg gula yang bekerja cepat per oral misal denagn pemberian 2-4 tablet glukosa, teh manis,

(19)

xix

2-3 sendok teh sirup atau madu. Hipoglikemia dapat dicegah dengan mengikuti pola makan, penyuntikan insulin dan latihan fisik yang teratur. Secara umum, pasien harus menghadapi saat puncak kerja insulin dengan mengkonsumsi camilan dan makanan tambahan pada saat melakukan aktivitas fisik dengan intensitas yang lebih besar. Pemeriksaan rutin kadar glukosa darah harus dilakukan sehingga perubahan kebutuhan insulin dapat diantisipasi dan disesuaikan (Smeltzer, 2002). Hipoglikemia dapat terjadi akibat perilaku pasien yang lupa maupun terlambat makan, pasien yang puasa, atau akibat latihan fisik yang terlalu berat dari biasanya tanpa adanya asupan kalori dan paling tersering akibat penurunan dosis insulin atau penggunaan terapi insulin yang berlebihan (Greenspan dan Baxter, 2000).

Diperlukan pendidikan kesehatan pada pasien sehingga dapat meningkatkan pengetahuan dalam upaya pencegahan hipoglikemia yang akan membawa dampak positif pada perilaku penanganan hipoglikemia dengan tepat dan cepat. Pada pasien DM perlu diajarkan bagiamana mengenali gejala-gejala yang muncul, misal gejala-gejala detak jantung yang semakin meningkat, berkeringat, gemetar, dan cemas. Menurut (Sunaryo, 2004) perilaku adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respon. Diperlukan perilaku yang tepat dan cepat dalam pencegahan komplikasi hipoglikemia. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seseorang yaitu Faktor-faktor endogen: Jenis ras, jenis kelamin, sifat fisik, sifat kepribadian, bakat pembawaan, intelegensi. Sedangkan faktor eksternal yaitu: lingkungan, pendidikan agama, ekonomi, sosial-budaya.

(20)

xx

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Perilaku Pasien Diabetes Mellitus (DM) dalam pencegahan Hipoglikemia di Poli Penyakit dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo”.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana perilaku pasien Diabetes Mellitus (DM) dalam pencegahan Hipoglikemia di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui perilaku pasien DM dalam pencegahan Hipoglikemia di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hipoglikemia sebagai salah satu komplikasi akut pada pasien DM maka perlu dicegah kejadiannya dengan tepat dan cepat, maka sebagai perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien DM tentang pencegahan komplikasi hipoglikemia

.

2. Manfaat Praktis 1. Bagi Responden

Dapat menjadi sumber pengetahuan dalam pencegahan yang dapat diwujudkan dalam perilaku pencegahan hipoglikemia yang merupakan komplikasi akut dari penyaklit DM.

(21)

xxi

Sebagai bahan penyuluhan kepada pasien dalam rangka upaya promosi kesehatan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui lebih baik tentang Diabetes Mellitus (DM) sehingga dapat dijadikan sebagai acuan penelitian yang akan datang.

1.5 Keaslian Penelitian

Beberapa penelitian tentang DM menunjukkan hasil penelitian sebagai berikut:

1. Winarsih, 2011. Hubungan Pengetahuan dengan Motivasi Pencegahan Gangren pada Klien Diabetes Mellitus di RSUD dr. Harjono Ponorogo. Dengan variabel penelitan pengetahuan, motivasi, diabetes mellitus, gangren. Dengan metode penelitian korelasi. Hasil penelitian didapatkan pengetahuan klien diabetes mellitus sebagian besar yaitu 20 responden (60,6%) dalam kategori baik dan motivasi klien diabetes mellitus tentang pencegahan gangren sebagian besar yaitu 20 responden (60,6%) dalam kategori tinggi. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada metode penelitian dan variabel penelitian.

2. Bayu Sapta Adi Nugraha, 2011. Gambaran Insiden Penyakit Jantung Koroner ditinjau dari Riwayat Merokok, Hipertensi, DM, dan Obesitas di Poli Jantung RSUD dr. Harjono Ponorogo. Dengan variabel penelitian faktor resiko, PJK. Dengan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan faktor tertinggi yang mempengaruhi PJK adalah hipertensi sebesar (70%), kebiasaan merokok sebesar (60%), diabetes mellitus

(22)

xxii

sebesar (30%), dan obesitas sebesar (20%). Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada variabel penelitian.

3. Bima Yudhistira, 2011. Gambaran Pengetahuan Pasien DM tentang Penatalaksanaan penyakit DM. Dengan variabel penelitian pengetahuan, penatalaksanaan, diabetes mellitus. Dengan metode penelitian deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan terhadap 56 responden didapatkan 34 responden (60,71%) memiliki pengetahuan baik dan 22 responden (39,29%) memiliki pengetahuan buruk, tentang penatalaksanaan penyakit DM.Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada variabel penelitian. 4. Arsat Subangkit, 2010. Hubungan Tingkat Kecemasan dengan

Kekambuhan penderita DM di Puskesmas Gorang-Gareng Taji Kecamatan Ngantoronadi Kabupaten Magetan. Dengan metode korelasi dengan hasil penelitian dari 30 responden yaitu sebanyak 17 responden (56,67%) mengalami tingkat kecemasan sedang dan terjadi kekambuhan, 1 responden (3,33%) mengalami tingkat kecemasan ringan tetapi mengalami kekambuhan dan 3 responden (10%) mengalami tingkat kecemasan berat namun tidak terjadi kekambuhan. Variabel penelitian kecemasan, peningkatan glukosa darah, diabetes mellitus. Perbedaan dengan penelitian ini adalah metode, tempat dan variabel penelitian.

(23)

xxiii

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Shihab. 2011. Diabetes mellitus dan penatalaksanaannya. http://penelitian.unair.ac.id artikel_dosen_Diabetes Mellitus di Indonesia, Permasalahan dan Penatalaksanaannya.html. Diakses tanggal 29 November 2012.

Arikunto, Suharsimi. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek. Edisi revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. 2003. Sikap Manusia dan Pengukurannya. Jogja: Pustaka Pelajar. Brunner & Suddarth. (2001). Keperawatan Medikal Bedah Alih Bahasa Volume 2.

Jakarta: EGC.

Carpenito, L.J (1998). Diagnosa keperawatan : Aplikasi Pada Praktek Klinis. Jakarta: EGC.

Departemen Kesehatan, RI, 2004. Profil Kesehatan Jatim. http:www.depkes.co.iddiakses pada tanggal 25 November 2012.

Greenspan dan Baxer. 1999. Endokrinologi Dasar dan Klinik Edisi 4. Jakarta: EGC.

Greenstein dan Wood. 2000. At Galance System Endokrin Edisi Kedua. Erlangga: Jakarta.

Hidayat, A. A (2003). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika.

.

Hudak dan Gallo. 1998. Keperawatan Kritis Pendekatan Holistik Volume 2. Jakarta: EGC.

Hurlock, Elizabeth H, 1999. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Kehidupan, Ed, Alih Bahasa, Istidayanti dan Soejdarwo, Jakarta: Erlangga.

Long, Barbara. 1996. Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: FKUI.

Nursalam, & Siti Pariani, 2001. Pendekatan Praktis Metodelogi Riset Keperawatan. Jakarta : CV. Informedika.

Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

(24)

xxiv

---, 2003. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Price dan wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinik Proses Penyakit. Jakarta:

EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2002. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Volume 2 Edisi 8. Jakarta: EGC.

Sunaryo. 2004. Psikologi Keperawatan. Jakarta. Depkes RI

Suyono, S. (2001). Buku Ajar III Penyakit Dalam Jilid II edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Tandra. 2007. Komplikasi Diabetes mellitus. Http. Diabetes.blogspot.com. Diakses tanggal 25 November 2012.

Tjokroprawiro, dkk. 2007. Introduction to The Educational Program On Insulin Clinical. Surabaya: FK Unair

Tjokroprawiro, Askandar. (2001). Hidup Sehat Dan Bahagia Bersama diabetes. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Wahdah, Nurul. 2011. Menaklukkan hipertensi & Diabetes. Yogyakarta: CV. Multi Solusindo.

Widayatun, T. 2000. Ilmu Perilaku. Jakarta; EGC.

Winarsih. 2011. Hubungan Pengetahuan Dengan Motivasi Pencegahan Gangren pada Klien Diabetes Mellitus. Ponorogo: UPT Perpustakaan Unmuh Ponorogo.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka konseptual......................................................................
Tabel 3.1 Definisi Operasional ..........................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian bahwa usahatani nenas Desa Mekarsari sudah sangat sesuai dengan kegiatan usahatani tersebut karena dengan membudidayakan tanaman nenas para

karena semakin baik motivasi yang di berikan pada siswa maka dapat mem- berikan semangat bagi siswa untuk terus belajar, hal ini sesuai dengan hasil penelitian

Objek penelitian ini adalah heat exchanger tipe shell and tube dengan kemiringan sudut baffle 30° jenis baffle yang digunakan double segmental.. Proses pengujian

Dalam proses inilah peran arsitek dituntut agar dapat menyalurkan dan memadukan berbagai norma dan nilai yang ada dalam masyarakat serta berbagai kekuatan aspek lainnya

Baru pada tahun 1927 (lihat gambar 1.3) secara keseluruhan bodi kendaraan terbuat dari logam, dimana bodi kendaraan yang terdiri dari berbagai komponen telah dibuat dari lembaran

Batubara yang terbentuk sesuai dengan teori in-situ lazimnya terjadi di hutan basah dan berawa, sehingga pohon-pohon di hutan tersebut pada saat mati dan roboh,

Carole Jaya mengembangkan produk olahan daging sapi berupa Dendeng Sapi sebagai salah satu cara pengawetan daging dan juga untuk meningkatkan nilai jual dari daging sapi