• Tidak ada hasil yang ditemukan

LINGUISTIK UMUM LINGUISTIK UMUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LINGUISTIK UMUM LINGUISTIK UMUM"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

LINGUISTIK UMUM

Muhmmad Iqbal, S.Pd., S.H., M. Hum

Azwardi, S.Pd., M.Hum. Dra. Rostina Taib. M.Hum.

LINGUISTIK UMUM

Muhmmad Iqbal, S.Pd., S.H., M. Hum. dkk.

Dicetak oleh :

Percetakan & Penerbit SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS

(2)

LINGUISTIK UMUM

MUHAMMAD IQBAL, S.Pd., S.H., M.Hum.

AZWARDI, S.Pd., M.Hum.

Dra. ROSTINA TAIB, M.Hum.

SYIAH KUALA UNIVERSITY PRESS

2017

(3)

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang keras memperbanyak, memfotocopy sebagian atau seluruh isi buku ini, serta memperjual belikannya tanpa mendapat izin tertulis dari penerbit.

Diterbitkan oleh Syiah Kuala University Press Darussalam –Banda Aceh, 23111

Judul Buku : Linguistik Umum

Penulis : Muhammad Iqbal, S.Pd.,S.H.,M.Hum. Azwardi,S.Pd.,M.Hum. dan

Dra. Rostina Taib, M.Hum. Penerbit : Syiah Kuala University Press Telp : (0651) 801222

Email : upt.percetakan@unsyiah.ac.id Cetakan : Pertama, 2017

ISBN : 978-602-5679-00-1 Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI)

(4)

i

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Berkat rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan buku ajar “Linguistik Umum”. Buku ajar ini ditulis untuk memfasilitasi mahasiswa yang mengambil mata kuliah Lingustik Umum pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Falkultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala. Selawat dan salam penulis sanjungkan ke junjungan Nabi Muhammad saw. beserta keluarga dan para sahabat beliau yang telah membawa umat manusia dari alam jahiliah ke alam islamiah.

Penyusunan buku ajar ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi akademik mahasiswa yang memadai dalam bidang linguistik umum sebagai bekal dalam melaksanakan tugas kependidikan dan keguruan. Kompetensi akademik dimaksud di antaranya meliputi pengertian linguistik, objek linguisti, cabang- cabang linguistik, manfaat linguistik, dan kompetensi serta performansi. Terselesainya penulisan buku ajar ini ini juga tidak terlepas dari bantuan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada Dra. Rostina Taib, M.Hum. dan Azwardi, S.Pd.,M.Hum., di tengah-tengah kesibukan beliau berdua masih bersedia menjadi penulis buku ajar ini, serta secara terus-menerus memberikan masukan sejak awal hingga penulisan buku ajar ini selesai. Selanjutnya, ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada bapak/ibu dosen Jurusan

(5)

ii

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala, mudah-mudahan kebersamaan selama ini selalu menghasilkan karya-karya positif, buku ajar ini merupakan salah satu bentuknya. Di sisi lain, penulis akan sangat berterima kasih kepada para pembaca jika memiliki saran-saran sebagai masukan bagi penulis dalam pengembangan buku ajar ini lebih lanjut. Harapan penulis, semoga buku ajar ini dapat memberikan urunan yang berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang kebahasaan, Amin.

Darussalam, Desember 2017 Penulis

(6)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ...v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang... 1

1.2 Linguistik Modern ... 11

1.2.1 Linguistik Abad ke-19...11

1.2.2 Linguistik Abad ke-20...13

1.3 Paradigma ... 18

1.4 Sistem Bahasa... 20

1.5 Metode Ilmiah dalam Linguistik ... 21

1.6 Linguistik sebagai Ilmu Sosial Budaya ... 27

1.7 Pembidangan dalam Linguistik ... 29

1.8 Rumusan Tujuan... 34

1.9 Sistematika Penulisan ... 35

BAB II OBJEK LINGUISTIK...37

2.1 Pendahuluan... 37 2.2 Objek Linguistik ... 37 2.3 Cabang-Cabang Linguistik ... 39 2.3.1 Fonetik...40 2.3.2 Fonologi ...41 2.3.3 Morfologi ...42 2.3.4 Sintaksis ...43 2.3.5 Semantik...44 2.3.5.1 Leksikologi ...47 2.3.5.2 Leksikografi ...48 2.3.6 Pragmatik ...50 2.4 Manfaat Linguistik ... 54 2.5 Kompetensi Kebahasaan... 56 2.6 Definisi Performansi... 59

2.7 Hubungan Aspek Kompetensi dan Perfomansi ... 59

2.8 Tata Bahasa Pengajaran ... 61

2.9 Rangkuman ... 66

(7)

iv

BAB III ASAL MULA DAN KARAKTERISTIK BAHASA ...69

3.1 Pendahuluan... 69

3.2 Permasahan tentang Asal Mula Bahasa ...69

3.3 Teori-Teori tentang Asal Mula Bahasa ...74

3.3.1 Bahasa Bersumber dari Tuhan ...75

3.3.2 Bahasa Bersumber dari BunyiAlam ...77

3.3.3 Bahasa Bersumber dari IsyaratLisan...81

3.3.4 Bahasa Bersumber dari AdaptasiFisiologis...82

3.4 Kecederungan Perubahan ... 83

3.5 Karakteristik Bahasa ... 87

3.5.1 Isyarat Komunikatif Versus Isyarat Informatif...87

3.5.2 Unik ...88

3.5.3 Tidak Dibatasi Tempat dan Waktu ...89

3.5.4 Arbitrer ...91 3.5.5 Produktif...93 3.5.6 Transmisi Budaya...95 3.5.7 Keterpenggalan ...96 3.5.8 Berpola Ganda...97 3.5.9 Karakteristik-Karakeristik Lain ...97

3.5.10Ujaran dan Tulisan...99

3.6 Rangkuman ... 100

3.7 Latihan ... 101

BAB IV PERKEMBANGAN TULISAN ...103

4.1 Pendahuluan...103

4.2 Sejarah Perkembangan Bahasa Tulisan ...103

4.2.1 Piktogram dan Ideogram ... 109

4.2.2 Logogram ...113 4.2.3 Tulisan Rebus...117 4.2.4 Tulisan Silabis ...118 4.2.5 Tulisan Alfabetis ...124 4.2.6 Tulisan Fonemik...129 4.3 Rangkuman ... 131 4.4 Latihan ... 132

(8)

BAB V PEMBENTUKAN BAHASA UNIVERSAL ...133

5.1 Pendahuluan... 133

5.2 Bahasa Universal ... 133

5.3 Menghidupkan Bahasa Mati ... 135

5.4 Bahasa Nasional Sebagai Bahasa Universal... 138

5.5 Upaya Penciptaan Bahasa Buatan ... 140

5.5.1 Solresol... 142

5.5.2 VolapÜk ...145

5.5.3 Esperanto...147

5.5.4 Interlingua ...150

5.5.5 Novial ...151

5.6 Ciri-ciri Bahasa Buatan ... 154

5.7 Pendekatan Lain ... 157

5.8 Penggunaan Bahasa Alamiah ... 160

5.9 Rangkuman ... 165

5.10 Latihan ... 167

BAB VI PERUBAHAN DAN SEJARAH BAHASA ...169

6.1 Pendahuluan... 169

6.2 Perubahan dan Sejarah Bahasa ... 169

6.3 Keluarga Bahasa ... 174

6.4 Metode Perbandingan ... 177

6.5 Silsilah Keluarga Bahasa ... 178

6.6 Keluarga-Keluarga Bahasa di Dunia ... 180

6.6.1 Keluarga Bahasa di Eropa ...180

6.6.2 Keluarga Bahasa di Afrika ...185

6.6.3 Keluarga Bahasa di Asia ...186

6.6.4 Keluarga Bahasa di Pasifik ...188

6.6.5 Keluarga Bahasa di Amerika ...189

6.7 Rangkuman ... 192

6.8 Latihan ... 193

BAB VII BAHASA DAN BUDAYA...195

7.1 Pendahuluan... 195

7.2 Bahasa dan Budaya ... 195

7.2.1 Semestaan Bahasa dan Pemerolehan Bahasa ...196

7.2.2 Bahasa dalam Pandangan Logika Alamiah ...205 vii

(9)

7.2.3 Hipotesis Sapir-Whorf ...210

7.2.4 Dukungan pada Hipotesis Sapir-Whorf ...218

7.3 Bahasa dan Etnik ... 223

7.4 Rangkuman ... 230

7.5 Latihan ... 232

GLOSARIUM ...233

DAFTAR PUSTAKA ...241

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu bahasa yang dipelajari saat ini bermula dari penelitian tentang bahasa sejak zaman Yunani (abad 6 SM). Secara garis besar studi tentang bahasa dapat dibedakan antara (1) tata bahasa tradisional dan (2) linguistik modern. Dalam berbagai kamus umum linguistik didefinisikan sebagai ‘ilmu bahasa’ atau ‘studi ilmiah mengenai bahasa’ (Matthews, 1997). Dalam The New Oxford Dictionary of English (2003), linguistik didefinisikan sebagai berikut.

“The scientific study of language and its structure, including the study of grammar, syntax, and phonetics. Specific branches of

linguistics include sociolinguistics, dialectology,

psycholinguistics, computational linguistics, comparative

linguistics, and structural linguistics.”

Linguistik berarti ilmu bahasa. Kata linguistik berasal dari bahasa latin, yaitu lingua ’bahasa’. Dalam bahasa-bahasa Roman, yaitu bahasa-bahasa yang berasal dari bahasa Latin, terdapat kata-kata yang serupa dengan lingua, yaitu langue dan langage (dalam bahasa Prancis) dan lingua dalam bahasa Itali. Kata language yang terdapat dalam bahasa Inggris diadopsi dari bahasa Prancis. Istilah linguistics dalam bahasa Inggris berkaitan dengan kata language, seperti dalam bahasa Prancis istilah linguistique berkaitan dengan langage. Dalam bahasa Indonesia linguistik adalah nama bidang ilmu dan kata sifatnya adalah linguistis. Linguistik modern bersumber dari linguis terkemuka berkebangsaan Prancis, yaitu Ferdinand de Saussure.

(11)

BAB II OBJEK LINGUISTIK

2.1 Pendahuluan

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa memiliki kompetensi akademik yang memadai dalam bidang linguistik umum sebagai bekal dalam melaksanakan tugas kependidikan dan keguruan. Capaian pembelajaran mata kuliah yang diharapkan adalah mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan memahami objek linguistik, cabang-cabang linguistik, manfaat linguistik, kompetensi dan performansi, hubungan aspek kompetensi dan performansi, serta tata bahasa pengajaran.

2.2 Objek Linguistik

Objek linguistik adalah bahasa. Pengertian bahasa dalam kajian linguistik dibedakan atas tiga terminologi sebagaimana dikemukakan de Saussure, yaitu langage, langue, dan parole. Hanya dalam pengertian inilah bahasa itu menjadi objek ilmu linguistik. Di samping itu, dalam terminologi linguistik bahasa juga dibedakan atas bahasa lisan (tuturan) dan bahasa tulis (tulisan). Bahasa tulis merupakan turunan dari bahasa lisan. Bahasa lisan merupakan objek primer linguistik, sedangkan bahasa tulis merupakan objek sekunder linguistik. Bahasa tulis pada umumnya bukan merupakan representasi langsung dari bahasa lisan. Itulah sebabnya bahasa tulis tidak menjadi ciri kesemestaan bahasa. Langage merupakan objek linguistik dalam pengertian yang sangat abstrak. Yang lebih rendah kadar keabstrakannya disebut langue. Sementara itu, yang paling konkret

(12)

BAB III ASAL MULA DAN KARAKTERISTIK

BAHASA

3.1 Pendahuluan

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa memiliki

kompetensi akademik yang memadai dalam bidang

linguistik umum sebagai bekal dalam melaksanakan tugas

kependidikan dan keguruan. Capaian pembelajaran mata

kuliah yang diharapkan adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami asal mula bahasa, teori-teori asal mula bahasa, dan karakteristik bahasa.

3.2 Permasahan tentang Asal Mula Bahasa

Banyak orang, baik ahli bahasa, filsuf maupun yang lainnya, menanyakan bagaiamana asal mula bahasa. Bab ini membahas persoalan yang muncul tentang wujud bahasa pada tahap-tahap awalnya. Pertanyaan tentang asal mula bahasa itu sudah dikemukakan sejak kehidupan Socrates pada masa peradaban Yunani Kuno hingga saat ini. Spekulasi dan teori tentang asal mula bahasa juga dibahas berdasarkan sumber asal bahasa. Karena teori-teori itu masih belum dapat memberikan jawaban tentang asal mula bahasa secara menyakinkan, dibahas pula sebuah pendekatan pengkajian asal mula bahasa manusia yang berdasarkan pada pengungkapan karakteristik- karakteristik bahasa.

(13)

BAB IV PERKEMBANGAN TULISAN

4.1 Pendahuluan

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa memiliki kompetensi akademik yang memadai dalam bidang linguistik umum sebagai bekal dalam melaksanakan tugas kependidikan dan keguruan. Capaian pembelajaran mata kuliah yang diharapkan adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sejarah perkembangan bahasa tulisan serta tahapan-tahapan terbentuknya bahasa tulisan.

4.2 Sejarah Perkembangan Bahasa Tulisan

Dibanding dengan bahasa lisan, menurut teori tentang asal mula bahasa yang bersumber pada Tuhan sudah ada sejak manusia diciptakan, bahasa tulis muncul relatif belum lama. Dalam bab ini dibahas perkembangan tulisan, mulai dari tulisan sederhana yang (berupa tulisan gambar yang terdapat di gua-gua dan batu -batu) sampai dengan tulisan silabis dan alfabetis. Selain itu, juga disinggung mengenai spekulasi tentang penciptaan tulisan fonemik.

Pembahasan mengenai bahasa tulis dan sistem tulisan perlu disertai pula dengan pembahasan tentang kedudukan bahasa. Istilah bahasa tulis digunakan untuk mengacu kepada keseluruhan sistem komunikasi yang didasarkan atas tulisan, bahasa digunakan untuk mengacu kepada bahasa lisan, yaitu komunikasi melalui alat ucap. Sistem tulisan merupakan bagian dari bahasa tulis (Gleason, 1961:408). Sistem tulisan ini terdiri atas seperangkat grafem (gambar fonem) beserta ciri-ciri penggunaannya. Setiap grafem dapat memiliki

(14)

110

lukisan itu biasanya tidak dipandang sebagai suatu jenis pesan tertentu. Lukisan-lukisan itu pada umumnya dipandang sebagai bagian dan tradisi seni lukis. Apabila sebagian dan “gambar” itu menunjukkan arti-arti khusus secara taat asas, kita dapat mulai memberikan gambar itu sebagai suatu tulisan-gambar atau piktogram. Sistem hieroglif Mesir (yang berarti ‘tulisan batu sakral’) didasarkan pada perwujudan gambar. Untuk mengacu ke “pria”, “wanita”, “matahari” dan sejenisnya, bangsa Mesir hanya membuat gambar objek-objek itu. Dengan demikian, suatu bentuk seperti --O-- mungkin digunakan untuk memberikan pesan ‘matahari’. Bagian penting penggunaan lambang itu ialah setiap orang harus menggunakan bentuk-bentuk yang sama untuk menyampaikan makna yang sama. Pada gilirannya gambar itu mungkin mengambil bentuk lambang yang lebih mapan, misalnya --0-- dan digunakan untuk makna ‘panas’, ‘siang hari’, dan juga ‘matahari’. Jenis lambang itu dipandang sebagai bagian dari suatu sistem tulisan ide atau ideogram. Perbedaan antara piktogram dan ideogram terletak pada hubungan antara lambang dan objek yang diwakili. Bentuk-bentuk yang lebih “menyerupai gambar” ialah piktogram, sedangkan bentuk yang lebih abstrak yang merupakan bentuk-bentuk turunan ialah ideogram. Ciri utama baik piktogram atau ideogram ialah keduanya tidak mewakili kata-kata atau bunyi-bunyi dan bahasa tertentu. Piktogram modern yang digunakan para pengusaha real estate untuk menunjukkan fasilitas perumahan yang dibangunnya.

(15)

BAB V PEMBENTUKAN BAHASA UNIVERSAL

5.1 Pendahuluan

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa memiliki kompetensi akademik yang memadai dalam bidang linguistik umum sebagai bekal dalam melaksanakan tugas kependidikan dan keguruan. Capaian pembelajaran mata kuliah yang diharapkan adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami pembentukan bahasa universal serta jenis dan ciri-ciri bahasa buatan.

5.2 Bahasa Universal

Adakah bahasa yang dapat dipakai secara universal? Mendengar pertanyaan itu orang akan segera teringat bahasa Inggris, bahasa Jerman, atau bahasa-bahasa lain yang dapat berlaku sebagai bahasa internasional. Namun di luar itu, secara historis dapat dikaji bahwa banyak orang berusaha menciptakan bahasa-bahasa baru yang diharapkan dapat mengatasi kesulitan berbahasa secara universal karena adanya perbedaan sistem kebahasaan setiap masyarakat bahasa. Bab ini membahas beberapa macam bahasa yang sengaja diciptakan manusia, karakteristik-karakteristik bahasa ciptaan itu, dan kelemahannya hingga tidak dapat menandingi keunggulan bahasa alamiah.

Sudah sejak lama orang mengharapkan agar semua manusia dapat berbicara dalam bahasa yang satu sehingga kesalahpahaman, pertengkaran, peperangan, dan bencana lain yang disebabkan ketidaktahuan tentang apa yang dimaksudkan orang lain dapat

(16)

BAB VI PERUBAHAN DAN SEJARAH BAHASA

6.1 Pendahuluan

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa memiliki kompetensi akademik yang memadai dalam bidang linguistik umum sebagai bekal dalam melaksanakan tugas kependidikan dan keguruan. Capaian pembelajaran mata kuliah yang diharapkan adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami perubahan serta sejarah bahasa, keluarga bahasa, silsilah keluarga bahasa, keluarga-keluarga bahasa di dunia.

6.2 Perubahan dan Sejarah Bahasa

Bahasa mengalami perubahan yang memungkinkan perbedaan bentuk yang dipakai di masa kini dan bentuk yang dipakai di masa lalu. Analisis perubahan dan sejarah bahasa tidak sepenuhnya dapat dilakukan dengan mengkaji catatan atau rekaman yang ditinggalkan oleh nenek moyang sebab sebagian warisan itu tidak dapat ditemukan. Apabila bentuk pertama bahasa (bahasa proto) tidak dapat dijelaskan berdasarkan catatan atau rekaman yang merupakan warisan generasi terdahulu, bagaimanakah bahasa proto itu dapat diketahui? Bab ini membahas bagaimana bahasa proto itu dihipotesiskan berdasarkan ciri-ciri yang sama di antara bahasa-bahasa yang ada dan dipercaya sebagai keluarga bahasa. Pengkajian tentang bahasa proto itu pada akhirnya membuahkan pengetahuan adanya silsilah keluarga bahasa. Teori tentang silsilah keluarga bahasa itu lebih lanjut berhasil menguak keluarga-keluarga bahasa yang ada di dunia ini.

(17)

BAB VII BAHASA DAN BUDAYA

7.1 Pendahuluan

Setelah mempelajari bab ini mahasiswa memiliki kompetensi akademik yang memadai dalam bidang linguistik umum sebagai bekal dalam melaksanakan tugas kependidikan dan keguruan. Capaian pembelajaran mata kuliah yang diharapkan adalah mahasiswa dapat mengetahui dan memahami bahasa dan budaya; bahasa dan etnik.

7.2 Bahasa dan Budaya

Pembahasan bagian ini didahului dengan pemaparan tentang semestaan bahasa dan perolehannya. Pembahasan semestaan bahasa itu mencakup pengungkapan kenyataan dalam diri bahasa-bahasa yang berbeda. Dalam bagian berikutnya dibahas hubungan bahasa dan pikiran penutur dari kebudayaan yang berbeda. Pembahasan tentang hubungan bahasa dan penutur serta kebudayaan yang berbeda menurut pandangan logika alamiah. Bagian berikutnya mengulas hipotesis Sapir-Whorf dan kritik yang diajukan kepada hipotesis itu, serta dukungan pada hipotesis Sapir-Whorf. Selanjutnya, dalam bagian terakhir diketengahkan hubungan bahasa dan etnis.

Adanya variasi bahasa seringkali dihubungkan dengan adanya kebudayaan yang berbeda. Dalam banyak hal pandangan itu dipengaruhi oleh hasil kerja para antropolog yang cenderung menyikapi bahasa sebagai bagian budaya yang diartikan sebagai pengetahuan yang diperoleh secara sosial. Pendapat itu menegaskan

(18)

GLOSARIUM

afiks : bentuk terikat yang apabila ditambahkan pada kata dasar atau bentuk dasar akan mengubah makna gramatikal (seperti prefiks, infiks, konfiks, atau sufiks); bentuk (atau morfem) terikat yang dipakai untuk menurunkan kata imbuhan

aksara : sistem tanda-tanda grafis yang dipakai manusia

untuk berkomunikasi dan yang sedikit-

banyaknya mewakili ujaran

aksen : tekanan suara pada kata atau suku kata

alograf : anggota dari satuan aksara yang merupakan grafem yang berbeda-beda menurut posisinya alomorf : anggota morfem yang sama yang variasi

bentuknya disebabkan pengaruh lingkungan yang dimasukinya

arbitrer : sewenang-wenang; manasuka

artikulator : alat-alat bicara manusia yang dapat bergerak secara leluasa dan dapat menyentuh bagian- bagian alat ucap yang lain (titik artikulasi) serta dapat membentuk bermacam-macam posisi

bersistem : bersifat tersusun secara teratur berpola yang membentuk suatu keseluruhan yang bermakna dan berfungsi

(19)

234

bilingual : kemampuan atau kebiasaan seseorang memakai dua bahasa dengan baik

derivasional : suatu perubahan proses kelas kata (kata kerja) dengan atau tanpa pemindahan kelas kata deskriptif : bersifat menggambarkan apa adanya

diakronik : subdisiplin ilmu yang mempelajari/mengkaji sejarah atau evolusi (historis) bahasa seiring berlalunya waktu

dialek : variasi bahasa pada kelompok masyarakat yang berada pada suatu tempat, wilayah, atau daerah tertentu

diftong : vokal rangkap dalam satu kata

diglosia : situasi kebahasaan dengan pembagian fungsional atas variasi bahasa atau bahasa yang ada dalam masyarakat

ekshaustif : berdasar garis keturunan bahasa-bahasa yang dianggap diturunkan dari bahasa-bahasa yang lebih tua dan bahasa-bahasa yang lebih tua selanjutnya akan diturunkan lagi dari bahasa- bahasa yang lebih tua sebelumnya

esperanto : bahasa artifisial atau bahasa buatan yang kosakata dan tata bahasanya diciptakan oleh seseorang atau sebuah kelompok kecil

fonem : satuan bunyi terkecil yang mampu menunjukkan kontras makna

(20)

235 fonetik : cabang ilmu linguistik yang

mempelajari/mengkaji bunyi bahasa yang diproduksi oleh manusia tanpa melihat fungsi bunyi itu sebagai pembeda makna dalam suatu bahasa (langue)

fonetik : ilmu yang menyelidiki penghasilan, penyampaian, dan penerimaan bunyi bahasa fonografi : ejaan berdasarkan lafal

fonologi : bidang dalam linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya

frasa : gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif atau tidak melebihi satu batas fungsi dalam kalimat.

grafem : satuan terkecil sebagai pembeda dalam sebuah sistem aksara

gramatika tata bahasa atau kaidah bahasa

ideogram : tanda grafis yang dipakai untuk menggambarkan bagian ujaran

idiolek : ujaran yang timbul dan hanya dipakai oleh seseorang yang bisa saja berbeda dengan orang lain sehingga menjadi ciri khas orang tersebut infleksional : perubahan bentuk kata tanpa mengubah

identitas leksikal kata itu dengan atau tanpa mengubah kelas katanya

inskripsi kata-kata yg diukirkan pada batu monumen dan sebagainya atau dicap pada uang logam,

(21)

236

medali, atau piala

interlingua : bahasa buatan internasional yang dikembangkan antara 1937 sampai 1951 oleh International Auxiliary Language Association (IALA)

isolog : perbatasan geografis antara beberapa ciri khas linguistik

kalimat : satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat yang diawali huruf kapital dan diakhiri tanda baca

kata : suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem kedwibahasaan : perihal pemakaian atau penguasaan dua bahasa kluster : dua konsonan yang diucapkan sekaligus

kompetensi : pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat abstrak, yang berisi pengetahuan tentang kaidah, parameter atau prinsip-prinsip, serta konfigurasi-konfigurasi sistem bahasa

konsonan : huruf mati; bunyi bahasa yang terhalang oleh artikula

kreol : bahasa pijin yang telah menjadi, memiliki

penutur berdasarkan kesepakatan dari

masyarakat pijin

langage : sistem bahasa secara umum

(22)

237 menyampaikan suatu informasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat dan difungsikan untuk alat berkomunikasi

language loss : gejala suatu bahasa yang hampir punah, bahkan sudah punah tidak ada lagi yang menggunakannya

langue : sistem bahasa tertentu

leksikografi : aktivitas yang terdiri dari penelitian, pengumpulan, seleksi, analisis, dan penjelasan satuan leksikal

leksikologi : cabang ilmu linguistik yang mempelajari kata, sifat dan makna, unsur, hubungan antarkata (semantis)

linguistik ilmu tentang bahasa

linguistik murni : cabang ilmu linguistik yang mengkaji bahasa

dan seluk-beluk bahasa itu sendiri

linguistik terapan

: cabang ilmu linguistik yang mengkaji bahasa dan kaitannya dengan disiplin ilmu lain

logografi : sistem penulisan lambang-lambang bahasa dalam logogram

logogram : ideogram yang dipakai untuk menggambarkan kata

minimal fair : pasangan terkecil, yaitu pasangan untuk membuktikan fonem tersebut

monolingual : mampu atau biasa memakai satu bahasa saja morf : fonem atau untaian fonem yang berasosiasi

(23)

238

dengan suatu makna

morfem : satuan bentuk bahasa terkecil yang mempunyai makna secara relatif stabil dan tidak dapat dibagi atas bagian bermakna yang lebih kecil morfemografi : sebuah lambang tulisan menyiratkan sebuah

satuan bahasa yang mengandung makna, baik morfem maupun kata

nonarbitrer : tidak sewenang-wenang; manasuka

normatif : berpegang teguh pada norma; menurut norma atau kaidah yang berlaku

novial : bahasa buatan yang diciptakan oleh Jens Otto Harry Jespersen, seorang linguis dari Denmark paradigmatik : relasi makna yang dapat mengisi slot/fungsi

sintaksis

parole : wujud bahasa yang konkret (tuturan)

performansi : perwujudan atau realisasi tentang pengetahuan tentang kaidah, parameter atau prinsip-prinsip, serta konfigurasi-konfigurasi sistem bahasa yang dapat diamati secara jelas

pijin : pertemuan kedua bahasa yang tidak saling memahami dari dua masyarakat tutur yang berbeda

piktogram : aksara yang berupa gambar untuk mengungkapkan amanat tertentu

(24)

239 polyglot : orang yang mampu banyak menguasai bahasa

pragmatik : cabang ilmu linguistik yang membahas tentang apa yang termasuk struktur bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dan pendengar preskriptif : bersifat memberi petunjuk atau ketentuan prototipe : sesuatu yang mengandung ciri yang paling

esensial dibandingkan dengan benda atau hal lain yang sejenis

psikolinguistik : cabang ilmu linguistik yang membahas tentang hubungan antara bahasa dan perilaku dan akal budi manusia

silabogram : sistem tulisan dengan satuan dasar berupa suku kata

sinkronik : subdisiplin ilmu yang mempelajari/mengkaji struktur suatu bahasa atau bahasa-bahasa dalam kurun waktu/masa tertentu

sintagmatik : relasi makna dalam satu frasa atau kalimat sistemis : bertalian atau berhubungan dengan suatu

sistem atau susunan yang teratur solresol : bahasa buatan eksentrik (musik)

sosiolinguistik : cabang linguistik yang mengkaji hubungan antara bahasa dan masyarakat penuturnya

(25)

240

tata bahasa : cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari kaidah-kaidah yang mengatur penggunaan bahasa

titik artikulasi : alat-alat bicara manusia yang menjadi pusat sentuhan dan bersifat statis

unik : tiap bahasa jelas kedudukannya pada kelompok mana, hanya dapat memiliki keanggotaan tertentu dan tidak mungkin masuk menjadi anggota rumpun bahasa yang berlainan

vokal : huruf hidup; suara di dalam bahasa lisan yang dicirikhaskan dengan pita suara yang terbuka sehingga tidak ada tekanan udara yang terkumpul di atas glotis

VolapÜk : bahasa buatan yang digunakan untuk komunikasi yang kosakatanya bersumber dari beberapa bahasa lain

wacana : satuan bahasa terlengkap yang direalisasikan dalam bentuk karangan atau laporan utuh

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. Chaedar dan Yahya Sudarya. Kuliah Dasar-Dasar Teori Linguistik. Bandung: Tunas Putra.

Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Beberapa Madhab&Dokotomi Linguistik. Bandung: Angkasa.

Alwasilah, A. Chaedar. 1993. Linguistik suatu Pengantar. Bandung: Angkasa.

Bodmer, Frederich. 1955. The Loom of Language. London: George Allen and Unwin Ltd.

Bolinger, Dwight. 1968. Aspects of Language. New York: Harcourt, Brace and World, Inc.

Cahyono, Bambang Yudi. 1995. Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga University Press.

Chaer, Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Reneka Cipta.

Clark, Virginia P., Paul A. Escholz dan Alfred F. Rosa (Editor). 1981. Language: Introductory Reading. New York: st. Martin’s Press.

Crystal, D. 1985. A Dictionary on Linguistic and Phonetics. Oxford: Basil Blackwell.

Fearing, Franklin. 1967. An Examinination of Benjamin Whorf in the Light of Theories of Perception and Cognition. Dalam Hoijer, H. Language in Culture. Chicago: The University of Chicago Press.

Ferguson, Charles A. dan Shirly Brice Heath. 1981. Language in the USA. Cambridge: Cambridge University Press.

Fromkin, Victoria A. (ed.). 2001. Linguistics. Oxford: Blackwell. Gleason, H.A. 1961. An Introduction to Descriptive Linguistics. New

York: Holt, Rinehart and Winston.

Hidayat, Rahayu S. (Ferdinand de Saussure). 1996. Pengantar Linguistik Umum/Cours de Linguistique Generale

(Terjemahan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 241

(27)

242

Hoijer, Harry (Ed.). 1967. Language in Culture. Chicago: The University of Chicago Press.

Hudspeth , Robert N. dan Donald E. Sturtevant. 1967. The World of Language. New York: Van Nostratrand Reinhold Company. Kentjono,

Djoko (ed.). 1982. Dasar-Dasar Linguistik Umum. Jakarta: Universitas Indonesia.

Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta. Gramedia. Kushartanti, dkk. 2005. Pesona Bahasa: Langkah Awal Memahami

Linguistik.

Langacker, Ronald W. 1968. Language and Its Stucture. New York: Harcourt, Brace and World, Inc.

Lehmann, Winfred P. 1966. Historical Linguistics. Calcutta: Oxford and IBH Publishing.

Lyons, John. 1975. Introduction to Theoretical Linguistics. Cambridge: Cambridge University Press.

Mercer, Neil (Ed.). 1979. Language and Literacy. Milton Keynes, Philadelphia: Open University Press.

Notosudirjo, Suwardi. 1981. Etimologi. Jakarta: Mutiara.

O’Grady, William, Michael Dobrovolsky, dan Mark Aronoff. 1989. Contemporary Linguistics. New York: Martin’s Press. Ohio State University. 1988. Language Files. Ohio: Department of

Linguistics.

Ornstein, Jacob dan William W. Gage. 1970. The ABC’s of Languages and Linguistics. Philadelphia: Chilton Books.

Pateda, Mansoer. 1993. Linguistik sebuah Pengantar. Bandung: Angkasa.

Pedersen, Holger dan John Webster Spargo. 1962. The Discovery of Language. Bloomington: Indiana University Press.

Pei, Mario. 1970. The History of Language. Alih Bahasa Nugroho Notosusanto. Jakarta: Bhratara.

Ridwan, H.T.H. 2006. Bahasa dan Linguistik. Jakarta: Mestika. Robins, G.H. 1984. General Linguistics: An Introductory Survey.

(28)

243 Robins, R.H. 1995. Sejarah Singkat Linguistik. Bandung. Penerbit

ITB Bandung.

Rusyana, Yus dan Samsuri (edit.). 1983. Pedoman Penulisan Tata Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.

Salim, Ziad.1977. The Growth of the Indonesia Language: The Trend towards Indo-Saxonization. The Indonesian Quarterly 10: 2. Hal. 75-93.

Samsuri. 1988. Berbagai Aliran Linguistik Abad XX. Jakarta: Depdikbud.

Smithies, Michael. 1982. The Vocabulary of the Elite: An

Examination of Contemporary Loan Word in Indonesian. The Indonesian Quarterly , 10:2, hal. 105-113.

Soetikno, I. (John Lyon). 1995. Pengantar Teori

Linguistik/Introduction to Theoretical Linguistics (Terjemahan). Jakarta: Gramedia.

Soetikno, I. (Leonard Bloomfield). 1995. Language/Bahasa (Terjemahan). Jakarta: Gramedia.

Song, Jae Jung. 2001. Linguistics Typology. London: Longman. Sudaryanto. 1990. Menguak Fungsi Hakiki Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Sudaryanto. 1995. Linguistik: Identitasnya, Cara Penanganan Objeknya, dan Hasil Kajiannya. Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Verhaar, J.W.M. 1995. Pengantar Linguistik. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Verhaar, J.W.M. 1996. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Whaley, Lindsay J. 1997. Introduction to Typology. Thousand Oaks: Sage Publications.

Whorf, Benjamin Lee.1967. Language and Logic dalam Wilson, G.A. Linguistis Readers. New York: Harper&Row, Publishers.

(29)

Graham. 1967. A Linguistics Readers. New York: Harper&Row, Publishers.

Referensi

Dokumen terkait

STANDAR KOMPETENSI : Mahasiswa mampu memahami ilmu Linguistik, obyek utama, dan tatarannya, serta kontribusinya dalam pengembangan pendidikan dan pengajaran khususnya

Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pemanfaatan Bangunan sesuai dengan tugas dan fungsinya.. Menyiapkan bahan penyusunan rencana program dan petunjuk

Ferdinand mengarang buku yang berjudul Cours de Linguistique Generale (1916), buku tersebut merupakan pedoman dasar dari ilmu linguistik modern. Beliau banyak menciptakan

Menyelenggarakan kewenangan otonomi daerah kabupaten dalam rangka pelaksanaan tugas desentralisasi di bidang pekerjaan umum dan melaksanakan tugas pembantuan yang diserahkan/limpahkan

Bidang Pemeriksaan dan Penyidikan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan program, evaluasi, dan laporan pemeriksaan setempat, pengambilan contoh untuk

Bidang Teknik dan Operasi Pesawat Udara mempunyai tugas melaksanakan penyusunan standar operasional prosedur peningkatan kompetensi sumber daya manusia kalibrasi,

Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Karo yang diberikan tugas dan wewenang untuk melaksanakan sebagian tugas-tugas Bupati di Bidang

Sebelum peneliti mengadakan uji coba produk (buku ajar), terlebih dahulu peneliti mengadakan pertemuan dengan pakar bidang penyusunan buku ajar bahasa Arab untuk