• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGATURAN KECEPATAN PUTARAN MOTOR INDUKSI 1 PHASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGATURAN KECEPATAN PUTARAN MOTOR INDUKSI 1 PHASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 1

PENGATURAN KECEPATAN PUTARAN MOTOR INDUKSI 1

PHASA BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8535

Oleh

Rahmat Hidayat1), Didik Notosudjono 2), Dede Suhendi3)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor, Jl. Pakuan, Bogor 16143

e-mail : [email protected]

Abstrak

Pengaturan kecepatan putaran motor induksi satu phasa banyak dilakukan dengan berbagai cara, seperti dengan mengubah jumlah kutub motor, mengubah frekuensi jala, mengatur tegangan jala-jala dan mengatur tahanan luar. Dengan menggunakan bantuan komponen-komponen seperti kontaktor, relay ataupun menggunakan komponen-komponen elektronika.

Pengendali kecepatan putaran motor dalam teknologi elektronika menggunakan teknik pencacahan sudut phasa listrik dengan mengatur pemicuan triac dapat mempermudah pengendalian kecepatan putaran motor. Dengan terjadinya perubahan penyulutan waktu tunda triac, maka akan terjadi perubahan tegangan dan arus keluaran. Sehingga, perubahan tersebut mengakibatkan perubahan daya yang diberikan ke beban dan menghasilkan putaran motor yang berbeda-beda tergantung daya yang diberikan.

Pengaturan kecepatan putaran motor yang sederhana dapat dilakukan dengan bantuan sistem mikrokontroler, adapun mikrokontroler yang digunakan adalah mikrokontroler ATMega8535. Dengan sistem pengendalian ini, maka dapat untuk mengatur kecepatan putaran motor induksi satu phasa sesuai dengan yang diinginkan.

Kata Kunci : Pengaturan Kecepatan Putaran Motor Induksi Satu Phasa, Pencacahan Sudut Phasa

Listrik Satu Phasa, ATMega8535

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Di berbagai perindustrian pada saat ini banyak sekali penggunaan mesin-mesin listrik seperti motor induksi dengan sumber tiga phasa ataupun satu phasa yang digunakan untuk membantu proses produksi di suatu pabrik. Diantaranya, digunakan untuk penggerak Mesin Conveyor. Mesin conveyor adalah mesin yang berfungsi untuk memindahkan barang dalam skala banyak secara continue yang dapat diatur kecepatannnya sesuai dengan kebutuhan dan beban yang berbeda-beda.

Namun, mesin-mesin di industri tersebut masih ada yang mempergunakan cara-cara manual, terutama dalam hal untuk memindah-mindahkan kecepatan. Sehingga tidak terlalu efektif, karena mesin-mesin tersebut dibutuhkan untuk jenis pekerjaan yang

menuntut suatu ketelitian, kerutinitasan, kekuatan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan dalam waktu yang lama.

Mengetahui hal tersebut, maka upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan alat kontrol yang dapat mengatur sistem secara keseluruhan dan diharapkan dapat mempermudah pekerjaan yang dilakukan manusia. Pada saat sekarang ini sistem kontrol di industri yang banyak digunakan adalah PLC (Programmable Logic Control) yang merupakan perangkat keras untuk mengatur atau memerintah sebuah sistem kontrol dan inti dari PLC tersebut adalah sebuah Mikrokontroler sebagai otak pengolah data yang dimasukan ke dalamnya. Namun demikian, PLC merupakan peralatan kontrol yang cukup mahal harganya karena PLC dibuat satu set beserta komponen-komponennya. Mengetahui hal itu, bahwa inti dari PLC adalah

(2)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 2 sebuah mikrokontroler, maka dicobalah untuk

membuat sistem kontrol untuk pengaturan kecepatan putaran motor induksi dengan mikrokontroler.

Dengan upaya untuk mengefisiensikan biaya pengeluaran, maka digunakan sebuah mikrokontroler ATMega8535 yang merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang dapat digunakan untuk sistem pengontrolan mesin industri. Dan juga karena pertimbangan biaya untuk perancangan alat pengatur kecepatan putaran motor induksi tiga phasa lumayan cukup besar, maka pada perancangan alat pengatur kecepatan putaran motor induksi ini, motor listrik yang digunakan adalah motor induksi satu phasa jenis motor kapasitor dengan pertimbangan biaya yang relatif lebih terjangkau.

1.2. Maksud Dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan dari panulisan ini adalah :

1) Untuk membuat sebuah alat pengatur kecepatan putaran motor induksi satu phasa dengan menggunakan mikrokontroler ATMega8535 yang didukung oleh peralatan elektronika dasar.

2) Melakukan pengujian terhadap alat pengatur kecepatan putaran motor induksi satu phasa dengan menggunakan mikrokontroler ATMega8535 yang telah dirancang.

2. LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Motor Induksi

Motor induksi atau motor asinkron adalah motor arus bolak-balik (AC) yang sangat luas digunakan. Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu, tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan arus stator.

Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan akan menghasilkan medan putar dengan kecepatan sinkron. Kecepatan medan magnet putar tergantung pada jumlah kutub stator dan frekuensi sumber daya.

Kecepatan itu disebut kecepatan sinkron, yang ditentukan dengan rumus : [1]

ns = 120 𝑓 𝑃

dimana : ns = Kecepatan sinkron (rpm)

f = Frekuensi (Hz)

P = Jumlah kutub

Medan putar pada stator tersebut akan memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus dan sesuai dengan Hukum Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti medan putar stator. Perbedaan putaran relatif antara stator dan rotor disebut slip. Tegangan induksi pada rotor tergantung pada kecepatan relatif antara medan magnet stator dengan rotor. Bertambahnya beban akan memperbesar kopel motor yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor, sehingga slip antara medan putar stator dengan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi, bila beban motor bertambah, maka putaran rotor cenderung menurun. [1]

Bila ditinjau dari sistem phasa untuk suplai tegangannya motor induksi terdiri dari motor induksi 3 phasa dan motor induksi 1 phasa. Dan motor listrik yang digunakan pada perancangan alat pengaturan kecepatan motor induksi ini yaitu menggunakan motor induksi 1 phasa.

2.2. Pengaturan Kecepatan Putaran Motor Induksi

Motor induksi pada umumnya berputar dengan kecepatan konstan, mendekati kecepatan sinkronnya. Meskipun demikian pada penggunaan tertentu dikehendaki juga adanya pengaturan putaran. Pengaturan motor induksi memerlukan biaya agak tinggi. Namun, sekarang ini banyak penggunaan thyristor dalam pengaturan motor induksi membawa beberapa keuntungan, seperti pengaturan yang halus (kontinu), kerugian yang kecil dan pemeliharaan yang lebih sederhana. Biasanya pengaturan motor induksi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu Mengubah Jumlah Kutub Motor, Mengubah Frekuensi Jala-jala, Mengatur Tegangan Jala-jala dan Mengatur Tahanan Luar. [6]

2.3. Mikrokontroler ATMega8535

Mikrokontroler (Microcontroller) adalah single

(3)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 3 untuk diprogram dan digunakan untuk

tugas-tugas yang berorientasi kontrol. Sebuah mikrokontroler umumnya berisi seluruh memori (RAM, ROM dan EPROM) layaknya komputer dan antarmuka I/O yang dibutuhkan. Berikut ini adalah fitur-fitur yang dimiliki oleh ATMega8535, yaitu 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusi dalam satu siklus

clock, 32 x 8-bit register serba guna, Sistem

mikroprosesor 8 bit berbasis RISC dengan kecepatan mencapai 16 MHz, 8 Kbyte Flash Memori yang memiliki fasilitas in-system

programming, 512 Byte internal EEPROM,

512 Byte SRAM, Programming Lock (fasilitas untuk mengamankan kode program), 2 buah

timer/counter 8-bit dan 1 buah timer/counter

16-bit, 4 channel output PWM, 8 channel ADC 10-bit, Serial USART, Master/Slave SPI serial

interface, Serial TWI atau 12C dan On-Chip Analog Comparator.

2.4. Pemrograman

Untuk menjalankan sebuah mikrokontroler dibutuhkan bahasa program agar mikrokontroler bisa bekerja sesuai dengan yang diinginkan dan diperlukan pula software pendukung untuk membuat bahasa pemrogramannya ataupun untuk

pen-download-an bahasa program tersebut.

Software yang digunakan untuk perancangan

alat ini adalah CodeVision AVR dan bahasa pemrogramannya adalah Bahasa C.

CodeVision AVR adalah merupakan sebuah Cross-Compiler C, Integrated Development Environtment (IDE) dan Automatic Program Generator yang didesain untuk mikrokontroler

buatan Atmel seri AVR. [8]. Adapun gambar tampilan jendela program CodeVision AVR dapat dilihat pada gambar 1 di bawah ini :

Gambar 1. Tampilan Jendela Program

CodeVision AVR Sumber : Author

2.5. Power Supply

Unsur penting yang terdapat pada semua peralatan elektronika adalah Power Supply, karena fungsinya sebagai sumber energi dalam rangkaian. Semua rangkaian elektronika membutuhkan sumber tegangan DC (Direct

Current) untuk beroperasi, sedangkan dalam

kehidupan sehari-hari hanya terdapat sumber AC. Oleh karena itu dibutuhkan power supply yang berguna untuk mengubah sumber AC menjadi DC dengan tegangan tertentu.

2.6. Metode Zero Crossing Detector

Metode zero crossing detector adalah metode paling umum untuk mengetahui frekuensi/periode suatu gelombang. Metode ini berfungsi untuk menentukan frekuensi suatu gelombang dengan cara mendeteksi banyaknya

zero point pada suatu rentang waktu. Zero crossing detector adalah rangkaian yang

berfungsi untuk mendeteksi perpotongan gelombang sinus pada tegangan AC dengan

zero point tersebut, sehingga dapat memberikan sinyal acuan saat dimulainya pemicuan triac. Dengan menggunakan rangkaian zero crossing detector ini, maka dapat mendeteksi zero point sekaligus mengubah suatu sinyal sinusoidal (sine wave) menjadi sinyal kotak (square wave).

Perpotongan titik nol yang dideteksi adalah pada saat peralihan dari siklus positif menuju siklus negatif dan peralihan dari siklus negatif menuju siklus positif. Adapun gambar hasil deteksi zero point oleh rangkaian zero cross

detector dapat dilihat pada gambar 2 di bawah

ini :

Gambar 2. Hasil Deteksi Zero Point Oleh Rangkaian Zero Cross Detector

Sumber :

http://dunia- listrik.blogspot.com/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.html

(4)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 4 3. PERANCANGAN ALAT

3.1. Umum

Perancangan alat untuk pengaturan kecepatan putaran motor induksi satu phasa berbasis mikrokotroler ATMega8535 ini, dalam perancangannya dimulai dengan perancangan

hardware dan kemudian perancangan bahasa

program yang dibagi menjadi beberapa bagian. Berikut adalah blok diagram sistem keseluruhan dari perancangan alat pengaturan kecepatan putaran motor induksi satu phasa berbasis mikrokotroler ATMega8535 yang ditunjukan pada gambar 3 di bawah ini :

Gambar 3. Blok Diagram Sistem Keseluruhan

Sumber : Author

Dari gambar 9 blok diagram sistem keseluruhan di atas dapat dijelaskan secara singkat cara kerja dari sistem pengaturan kecepatan putaran motor induksi satu phasa berbasis mikrokotroler ATMega8535 ini, sehingga mengakibatkan terkendalinya putaran motor induksi tersebut. Adapun cara kerja dari sistem tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut :

1) Minimum sistem ATMega8535 berfungsi untuk menerjemahkan perintah yang dimasukan melalui push button ataupun

variable resistor.

2) Input berupa variable resistor yang

berfungsi untuk menaikan dan menurunkan kecepatan putaran motor yang diinginkan.

3) Zero crossing adalah rangkaian yang

berfungsi untuk mendeteksi perpotongan gelombang sinus pada tegangan AC, sehingga dapat memberikan sinyal acuan saat dimulainya pemicuan triac.

4) Rangkaian driver motor berfungsi menerjemahkan perintah yang dikeluarkan oleh sistem mikrokontroller sebagai pengatur kecepatan putaran motor.

5) Motor berfungsi memutar piringan yang dihubungkan melalui poros pemutar. 6) Sensor berfungsi untuk mengukur

kecepatan putaran motor yang dideteksi dari piringan yang diputar oleh poros motor dan kemudian dikirim ke mikrokontroler.

7) LCD berfungsi untuk menampilkan data kecepatan putar piringan berupa rpm. 3.2. Perancangan Hardware

Dalam perancangan hardware ini, jenis mikrokontroler yang digunakan pada sistem ini adalah AVR ATMega8535, yang memiliki empat port I/O yaitu, Port A, Port B, Port C dan Port D yang masing-masing port memiliki 8 buah pin I/O. Perancangan hardware diantaranya terdiri dari perancangan rangkaian

zero crossing detector, perancangan rangkaian driver motror dan perancangan rangkaian power supply. Adapun gambar rangkaian

keseluruhan dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini :

Gambar 4. Rangkaian Keseluruhan

Sumber : Author

3.2.1. Rangkaian Zero Crossing Detector Rangkaian zero crossing detector berfungsi agar bisa menentukan waktu tunda dengan tepat untuk mendapatkan hasil pengaturan daya

(5)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 5 yang akurat, mikrokontroler harus mengetahui

saat titik nol (zero crossing) dari tegangan jala-jala listrik. Zero Crossing adalah rangkaian yang digunakan untuk mendeteksi perpotongan gelombang sinus AC 220 Volt saat melewati titik tegangan nol. Seberangan titik nol yang dideteksi adalah peralihan dari positif menuju negatif dan peralihan dari negatif menuju positif. Seberangan tersebut yang menjadi acuan yang digunakan untuk pemberian waktu tunda untuk pemicuan gate pada triac. Berikut adalah gambar rangkaian zero crossing

detector yang ditunjukan oleh gambar 5 di

bawah ini :

Gambar 5. Rangkaian Zero Crossing Detector

Sumber : Author

3.2.2. Rangkaian Driver Motor

Ranglaian driver motor berfungsi untuk membantu memperkuat sinyal keluaran mikrokontroler agar mampu memicu triac. Rangkaian ini pun digunakan sebagai pemisah antara tegangan rangkaian kontrol yang berupa tegangan rendah DC terhadap rangkaian daya yang berupa tegangan tinggi AC.

Rangkaian ini sendiri terdiri dari beberapa komponen yaitu, triac BT-138, optocoupler MOC3011, kapasitor serta resistor. Adapun gambar rangkaian driver motor dapat dilihat pada gambar 6 di bawah ini :

Gambar 6. Rangkaian Driver Motor

Sumber : Author

Cara kerja dari rangkaian ini adalah ketika tombol start ditekan lalu mikrokontroler akan memberikan arus keluaran untuk pemicuan

triac, namun karena arus pemicuan yang kecil

yang dihasilkan oleh mikrokontroler, maka dibutuhkan suatu komponen untuk penguatan arus keluaran dari mikrokontroler. Peranan itu dimiliki oleh optocoupler, yang memiliki fungsi sebagai penguat keluaran arus dari mikrokontroler. Jenis atau tipe optocoupler yang digunakan pada perancangan alat ini adalah optocoupler MOC3011 yang memiliki tegangan input 3-5 Volt dan arus 60 mA, sedangkan tegangan output-nya adalah 400 Volt dengan arus 1 Ampere sehingga dapat memicu gate pada triac. Setelah gate pada

triac mendapatkan arus pemicuan, maka

gerbang A1 pada triac akan terhubung ke gerbang A2 dan akan mengalirkan arus beban. 3.2.3. Rangkaian Power Suplay

Power supply merupakan bagian terpenting

dari sistem, kerena tanpa power supply maka seluruh rangkaian tidak akan dapat berjalan dengan semestinya. Pada perancangan alat ini daya yang digunakan sebesar 5 VDC, daya tersebut digunakan untuk suplay daya mikrokontroler. Rangkaian power supply dapat dilihat pada gambar 7 di bawah ini:

Gambar 7. Rangkaian Power Supply

(6)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 6 Cara kerja dari rangkaian ini yaitu, tegangan

AC 220 Volt diturunkan melalui transformator

step down dari 220 Volt menjadi 9 Volt dan

kemudian disearahkan menggunakan dioda

bridge. Penggunaan kapasitor berfungsi sebagai filter untuk penyaring tegangan DC agar terhindar dari tegangan ripple. Untuk menstabilkan tegangan, maka digunakan IC regulator seri 78xx. Karena yang dibutuhkan tegangan yang sebesar 5 VDC, maka dibutuhkan IC regulator seri 7805. Setelah didapatkan output tegangan yang diperlukan, maka rangkaian akan mendapatkan tegangan yang diperlukan dari rangkaian ini melalui kabel jumper.

3.3. Perancangan Bahasa Program

Perancangan bahasa program dibuat untuk menjalankan sebuah mikrokontroler agar mikrokontroler tersebut bisa bekerja sesuai dengan yang diinginkan. Pemrograman mikrokontroler ATMega8535 dilakukan dengan menggunakan bahasa C. Pemilihan bahasa C dikarenakan kemudahan, kesederhanaan, serta fleksibilitas pemrograman. Perancangan bahasa program sangatlah penting karena merancang secara keseluruhan program yang akan dibuat dan dijalankan. Perancangan bahasa program ini menggunakan software CodeVision AVR, suatu software program C Compiler berbasis

Windows untuk mikrokontroler keluarga AVR

seperti ATmega, ATtiny, AT90xx dan AT86xx. CideVision AVR merupakan software untuk pembuatan program dengan menggunakan bahasa C.

Sebelum di-download ke dalam IC mikrokontroler, bahasa C tersebut di-compile terlebih dahulu ke dalam format (Hex.), setelah itu baru file dengan fomat hex tersebut

di-download dengan perangkat downloader

melalui pin Miso, Mosi, Sck, Reset dan Gnd. 3.4. Prinsip Kerja

Prinsip kerja pengaturan kecepatan putaran motor induksi berbasis mikrokontroler ATMega8535 yaitu ketika catu daya diberikan rangkaian zero crossing detector bekerja untuk mendeteksi perpotongan gelombang sinus tegangan AC pada titik nol (zero point) tegangan tersebut, sehinggga dapat memberikan acuan untuk memulai waktu

pen-trigger-an sebagai pemicu triac. Lalu tombol

push button start ditekan, maka rangkaian pada

sistem minimum mikrokontroler akan bekerja dan menjalankan perintah sesuai dengan program yang telah dibuat. Pada saat variabel resistor dinaikan atau diturunkan, maka tiap

step-nya akan memerintah mikrokontroler

untuk mengatur waktu tunda untuk pemicuan

gate pada triac, sehingga Main Terminal 1 dan Main Terminal 2 pada triac akan mengalirkan

suplai tegangan hingga terjadinya putaran pada motor induksi satu phasa.

Piringan yang dipasang pada poros putar motor akan berputar, sehingga sensor kecepatan putaran akan mendeteksi hasil putaran piringan tersebut yang berupa angka-angka biner (pada lubang piringan berarti 1 dan tanpa lubang berarti 0). Hasil yang ditangkap sensor akan dikirim ke mikrokontroler dan akan dirubah menjadi bentuk digital yang selanjutnya akan ditampilkan oleh LCD berupa rpm motor. Adapun diagram alur dari program utama adalah seperti ditunjukkan pada gambar 8 di bawah ini : Mulai Tampilan Pembuka Tekan Start LED Merah ON If(TCNT1<4000) Rpm (58594/TCNT1) TCNT0= Timer_0[9-speed] Update Tampil Step & rpm

LED Merah OFF ya

no

Gambar 8. Diagram Alur Program Utama

(7)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 7

4. PENGUJIAN DAN ANALISA

SISTEM

4.1. Pengujian Rangkaian Power Supply Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tegangan kerja yang dikeluarkan oleh rangkaian power supply, pengujian rangkaian

power supply dilakukan dengan cara mengukur

tegangan pada sisi sekunder transformator serta pada sisi output pada rangkaian power

supply.

Adapun tabel hasil pengujian rangkaian power

supply dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1. Hasil Pengujian Rangkaian Power

Supply. Objek Yang Diukur Hasil Pengukuran Input (V) Output (V) Transformator 216 AC 9,41 AC LM7805 9,41 AC 4,90 DC Sumber : Author

Dari hasil pengujian yang didapat, rangkaian

power supply ini dapat berfungsi dengan baik

dengan keluaran sebesar 4,90 Volt DC, karena untuk mengaktifkan mikrokontroler diperlukan tegangan 4,5 Volt DC sampai 5,5 Volt DC. 4.2. Pengujian Rangkaian Zero Crossing

Detector

Rangkaian zero crossing detector berfungsi untuk mendeteksi setiap gelombang sinus yang melewati titik nol, maka diperoleh frekuensi gelombang keluaran sebesar dua kali dari frekuensi gelombang sinus masukan. Adapun frekuensi gelombang sinus masukan adalah 50 Hz, sehingga frekuensi gelombang keluaran adalah 2x50 = 100 Hz.

Adapun gambar bentuk gelombang keluaran dari rangkaian zero crossing detector yang diuji dengan osiloskop dapat dilihat pada gambar 9 di bawah ini :

Gambar 9. Bentuk Gelombang Zero Crossing

Detector Sumber : Author

Dari hasil pengujian keluaran bentuk gelombang zero crossing detector dengan osiloskop, maka didapat frekuensi sebesar 104,776 Hz. Dan zero point yang dideteksi oleh rangkaian zero crossing detector dapat digunakan untuk pemberian waktu penyulutan

triac pada rangkaian driver motor.

4.3. Pengujian Rangkaian Driver Motor Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah rangkaian driver motor dapat berfungsi atau tidak untuk mengatur kecepatan putaran motor induksi satu phasa. Pengujian yang dilakukan pada rangkaian driver motor menggunakan bantuan rangkaian zero crossing

detector dan sistem mikrokontroler ATMega8535 untuk mengeluarkan sinyal picu sebagai pemicu gate triac. Serta digunakan bantuan perangkat lunak, yaitu rutin layanan

interupsi eksternal 0, interupsi eksternal 2 dan

layanan interupsi timer 0.

Pengamatan dilakukan dengan osiloskop untuk melihat bentuk gelombang tegangan keluaran, arus keluaran dan rpm yang dihasilkan motor dari rangkaian driver motor yang diberikan ke beban berdasarkan pengaturan waktu tunda pemicuan. Gambar 10 di bawah ini merupakan hasil bentuk gelombang pemicuan dari waktu tunda pemicuan 448 uS (a), 992 uS (b), 1.008 uS (c), 1.024 uS (d), 1.040 uS (e), 1.056 uS (f), 1.072 uS (g), 1.088 uS (h), 1.104 uS (i) dan 1.120 uS (j).

(8)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 8 Gambar 10. Bentuk Gelombang Dari Waktu

Tunda Pemicuan 448 uS (a), 992 uS (b), 1.008 uS (c), 1.024 uS (d), 1.040 uS (e), 1.056 uS (f), 1.072 uS (g), 1.088 uS (h), 1.104 uS (i) Dan

1.120 uS (j)

Sumber : Author

Pemberian waktu tunda dimaksudkan untuk pemicuan gate pada triac dengan waktu tunda yang sudah di-setting yang dikeluarkan dari mikrokontroler, tujuannya untuk pencacahan tegangan AC 220 Volt. Maka setiap waktu tunda yang diberikan untuk pemicuan triac dari waktu tunda terkecil sampai dengan yang terbesar yaitu 984 uS – 1.120 uS, maka bentuk gelombang sinus AC pada gambar 17 di atas akan semakin kecil. Adapun tabel hasil pengujian rangkaian driver motor dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini :

Tabel 2. Hasil Pengujian Rangkaian Driver Motor. Step Waktu Tunda Pemicuan (V) (A) (Hz) Tachom eter (RPM) Torsi (Newto n meter) 0 984 uS 202 0 50,0406 0 0 1 992 uS 189 0,51 50,0370 100 2,6417 2 1.008 uS 186 0,56 50,0455 200 1,4285 3 1.024 uS 182 0,59 50,0525 310 0,9504 4 1.040 uS 178 0,61 50,0089 555 0,5365 5 1.056 uS 176 0,64 50,0397 920 0,3356 6 1.072 uS 135 0,89 50,0532 1.800 0,1829 7 1.088 uS 120 1,03 50,0449 2.860 0,1184 8 1.104 uS 113 1,13 50,0236 2.945 0,1189 9 1.120 uS 105 1,2 50,0590 2.980 0,1159 Sumber : Author

Dari bentuk gelombang tegangan keluaran dan hasil pengujian pada gambar 17 dan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa semakin besar waktu tunda pemicuan untuk triac pada rangkaian driver motor, maka bagian dari tegangan AC yang diberikan ke beban untuk tiap phasanya (positif dan negatif) akan semakin kecil, demikian sebaliknya. Sedangkan arus keluaran dari variasi waktu tunda pemicuan pada beban induktif, dapat dilihat bahwa semakin besar waktu tunda pemicuan untuk triac, maka arus keluaran yang dihasilkan triac semakin besar, demikian sebaliknya. Dari hasil tersebut dimasukan ke dalam persamaan P = V * I * Cos Phi, maka didapat hasil perhitungan pada tabel 3 di bawah ini dengan Cos Phi = 0,39 tertinggal.

Tabel 3. Hasil Perhitungan Daya.

Step Daya (Watt) No Load Sensor Kecepatan Putaran (RPM) 0 0 0 1 37,5921 110 2 40,6224 164 3 41,8782 220 4 42,3462 330 5 43,9296 496 6 46,8585 570 7 48,2040 662 8 49,7991 775 9 49,1400 994 Sumber : Author

Dari hasil perhitungan pada tabel 3 di atas, maka semakin besar daya yang diberikan ke

(9)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 9 beban berbanding lurus dengan kecepatan

putaran motor (rpm) yang dihasilkan. 4.4. Pemrograman Utama

Pemrograman utama ini adalah untuk mendeklarasikan header yaitu untuk mendefinisikan preprosesor yang digunakan dan untuk menyertakan fungsi pustaka. Kemudian mendefinisikan sebuah konstanta sebagai input/output yang digunakan. Berikut adalah bahasa untuk pemrograman utama :

//deklarasi header

1: #include <mega8535.h>

2: #include <delay.h>

3: #include <stdio.h>

4: #include <alcd.h>

//mendefinisikan sebuah konstanta

5: #define led1 PORTD.7

6: #define led2 PORTD.6

7: #define pulse PORTD.5

8: #define s1 PINA.6

9: #define s2 PINA.7

4.5. Program Pengaturan Kecepatan Putaran Motor Induksi

Perancangan program pengaturan kecepatan putaran motor induksi satu phasa ini memiliki 9

step untuk mengatur kecepatan putaran.

Pemilihan setiap step-nya dilakukan dengan cara mengatur variabel resistor (potensiometer) sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan. Di dalam program ini terdiri dari pendeklarasian variabel yaitu sebuah variabel yang diberi nama long, timer_0, speed, a, temp dan on dan deklarasi sub rutin. Berikut adalah program pengaturan kecepatan putaran motor induksi :

//deklarasi variabel

10: volatile unsigned long RPM=0;

11: unsigned char timer_0[10]= {0x85,0x84,0x82,0x80,0x7E,0x7C ,0x7A,0x78,0x76,0x74}; 12: unsigned char

speed,a=0,temp=0; 13: bit on=0;

//deklarasi sub rutin

14: interrupt [EXT_INT2] void ext_int2_isr(void)

15: {

16: unsigned long ELAPSED; 17: if(TCNT1 < 4000 18: { 19: ELAPSED=TCNT1; 20: TCNT1=0; 21: RPM=(58594/ELAPSED); 22: RPM=RPM*2; 23: } 24: if(TCNT1 >= 4000) 25: { 26: TCNT1=0; 27: } 28: }

//deklarasi sub rutin

29: interrupt [EXT_INT0] void ext_int0_isr(void) 30: { 31: temp=~temp; 32: led1=temp; 33: if(on==1) 34: { 35: if(speed==0) 36: { 37: pulse=1; 38: return; 39: } 40: else if(speed>9) 41: { 42: return; 43: } 44: else 45: { 46: pulse=1; 47: TCNT0 = timer_0[9-speed]; 48: TCCR0 = 0x03; 49: } 50: } 51: else 52: pulse=1; 53: }

//deklarasi sub rutin

54: interrupt [TIM0_OVF] void timer0_ovf_isr(void) 55: { 56: TCCR0=0x00; 57: pulse=0; 58: } 5. KESIMPULAN

1) Sebuah mikrokontroler ATMega8535 sebagai kontrol utama alat dapat mengatur keluaran sinyal pemicuan untuk triac. Dari pemberian watu tunda untuk pemicuan gate pada triac sebesar 984 uS sampai dengan 1.120 uS, maka didapat keluaran daya yang semakin besar, sehingga keluaran daya akan berbanding lurus dengan kecepatan putaran motor (rpm) yang dihasilkan. Namun, berbanding terbalik dengan torsi yang dihasilkan.

2) Penggunaan sensor kecepatan putaran pada perancangan alat ini tidak berfungsi sesuai dengan yang diharapkan. Sensor

(10)

Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor 10 tidak mendeteksi putaran motor dengan

benar. Dari hasil pengujian yang didapat dan dibandingkan dengan hasil pengukuran manual menggunakan

tachometer, maka didapat perbedaan 2

sampai dengan 4 kali lebih kecil dibanding dengan pengukuran dengan menggunakan tachometer.

6. DAFTAR PUSTAKA

[1] Zuhal. “Dasar Tenaga Listrik Dan

Elektronika Daya”. PT Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta, 1988. [2]http://zargotz.blogspot.co.uk/2012/02/norma l-0-false-false-false-en-us-x-none.html

[3]

http://www.electronicglobal.com/2011/09/m otor-listrik-ac-1-fasa.html [4] http://dunia- listrik.blogspot.com/2009/04/motor-listrik-ac-satu-fasa.html

[5] Arindya, Radita. “Penggunaan dan

Pengaturan Motor Listrik”. Graha Ilmu,

Yogyakarta, 2013.

[6] Zuhal Dan Zhanggischan. “PRINSIP

DASAR ELEKTROTEKNIK”. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004. [7] Bejo, Agus. ”Rahasia Kemudahan

Bahasa C Dalam Mikrokontroler ATMega8535”. Graha Ilmu, Yogyakarta,

2008. [8]

http://spenix- ei.blogspot.com/2012/07/mikrokontroler-avr-atmega-8535.html

[9] Malvino, Albert Paul., Ph.D. “ELECTRONIC PRINCIPLES”.

McGraw-Hill, Inc., California, 1979. [10] Setiawan, Afrie. “20 Aplikasi

Mikrokontroler ATMega8535 dan ATMega16”. Penerbit Andi Yogyakarta,

Yogyakarta, 2011.

[11] http://octopart.com/diodem-fairchild%2Bsemiconductor-704682

[12] Bishop, Owen. “Dasar-dasar

Elektronika”. Erlangga, Jakarta, 2002.

[13] Iswanto. “belajar sendiri MIKROKONTROLER AT90S2313 dengan BASIC Compiler”. Andi, Yogyakarta,

2009. [14] http://octopart.com/moc3011m-fairchild%2Bsemiconductor-704682. [15] http://e-motorlistrik.com/materi/motor-induksi.html [16]http://kuliahelektro.blogspot.com/2011/01/ motor-induksi-3-fasa_30.html [17]http://syahwilalwi.blogspot.com/2010/12/si stem-proteksi-motor.html [18]http://www.ec21.com/offer_detail/Sell_TRI AC_BT138--12074382.html [19] http://forum.hobby-aeromodelling.com/viewtopic.php?t=283 2&sid=832532532425248869286918fdc0 805f [20] http://komponenelektronika.net/fungsi-kapasitor.html [21]http://www.engineersgarage.com/electroni c-components/16x2-lcd-module-datasheet. Riwayat Penulis

1) Rahmat Hidayat, ST. Mahasiswa Teknik Tenaga Listrik Lulusan Tahun 2013 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor. 2) Prof. Dr. Ir. H. Didik Notosudjono,

M.Sc. Guru Besar Staf Dosen Program

Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor.

3) Ir. Dede Suhendi, MT. Staf Dosen Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Pakuan Bogor.

Gambar

Gambar 4. Rangkaian Keseluruhan  Sumber : Author
Gambar 7. Rangkaian Power Supply  Sumber : Author
Gambar 8. Diagram Alur Program Utama  Sumber : Author
Tabel  2.  Hasil  Pengujian  Rangkaian  Driver  Motor.  Step  Waktu Tunda  Pemicuan  (V)   (A)  (Hz)  Tachometer (RPM)  Torsi  (Newton  meter)  0  984 uS 202  0  50,0406  0  0  1  992 uS 189  0,51  50,0370  100  2,6417  2  1.008 uS  186  0,56  50,0455  200

Referensi

Dokumen terkait

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertama mencari titik sudut sulut yang optimal dengan mengubah-ubah sudut penyulutan pada triac antara sudut penyulutan 00 –

Pada Gambar 13 sinyal keluaran optocoupler ditampilkan pada osciloscop digital, frekuensi pada duty cycle 20 % terdapat selisih 0,04 KHz dari frekuensi referensi

Dari hasil simulasi yang dilakukan selama 5 detik, dimana kecepatan referensi yang digunakan sebesar 50 rad/detik dan dengan torsi beban sebesar 500 Nm maka didapat

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertama mencari titik sudut sulut yang optimal dengan mengubah-ubah sudut penyulutan pada triac antara sudut penyulutan 00 –

Agar mendapatkan hasil yang maksimal putaran pada motor, maka perlu dilakukan sebuah penelitian cara pengaturan kecepatan putaran motor, dan salah satunya adalah

Pada Gambar 13 sinyal keluaran optocoupler ditampilkan pada osciloscop digital, frekuensi pada duty cycle 20 % terdapat selisih 0,04 KHz dari frekuensi referensi

Dengan demikian pengendalian kecepatan motor induksi 1 phasa dengan perubahan tegangan input kumparan stator hanya dapat dilakukan pada motor yang menggunakan

Pada sistem ini menggunakan setting input dari arus stator dan kecepatan motor dan estimasi sebagai feed back-nya adalah dari sensing arus dan tegangan keluaran