• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kata kunci: lansia, senam pivot, jalan kaki, rentang gerak sendi/ range of motion (ROM), sendi ekstremitas superior.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kata kunci: lansia, senam pivot, jalan kaki, rentang gerak sendi/ range of motion (ROM), sendi ekstremitas superior."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMBINASI SENAM PIVOT LANSIA DAN JALAN KAKI TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION (ROM)

SENDI EKSTREMITAS SUPERIOR LANSIA DI DESA JUNREJO, KOTA BATU, MALANG

Priyo Prasantoso Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Malang

E-mail: prita_priyo@yahoo.co.id

ABSTRAK: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh dari kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki terhadap peningkatan rentang gerak sendi/

range of motion (ROM) sendi ekstremitas superior yang diberikan

pada kelompok lansia sebanyak 15 lansia di Desa Junrejo, Kota Ba-tu, Malang. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pra tes dan pasca tes eksperimental. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimental, tepatnya metode eksperimental semu yaitu dengan metode yang memberikan atau menggunakan suatu treatment (perlakuan), dengan tujuan ingin mengetahui dan membandingkan pengaruh sua-tu kondisi terhadap gejala yang timbul. Pengumpulan data dil-akukan dengan menggunakan teknik tes dan pengukuran rentang gerak sendi, untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil latihan kelompok lansia. Kegiatan analisis data menggunakan ana-lisis statistik yang telah dihitung menggunakan uji t paired samples

t-test dengan tingkat kepercayaan =95%(α=0,05).

Kata kunci: lansia, senam pivot, jalan kaki, rentang gerak sendi/ range of motion (ROM), sendi ekstremitas superior.

(2)

THE INFLUENCE OF COMBINATION ELDERLY PIVOT GYMNAS-TICS AND WALKING TOWARDS INCREASE RANGE OF MOTION (ROM) SUPERIOR EXTREMITY JOINT IN ELDERLY OF JUNREJO

VILLAGE, BATU TOWN, MALANG

Priyo Prasantoso Sport Science Faculty State University Of Malang

E-mail: prita_priyo@yahoo.co.id

ABSTRACT: This research doing for how far how far the

influ-ence of combination elderly pivot gymnastics and walking towards increase range of motion extremity superior joint elderly in 15 el-derly in Junrejo village, Batu town, Malang by means of time up and go test (TUGT). In this research use eksperimental plan re-search, exactly semu eksperimental methods where is this methods purpose to know and compare the influence of an condition towards appear indication in pre test and post test. The data collection use range of motion test and meauring technique, to get an objective da-ta result of elderly exercise program. The dada-ta analysis use sda-tatistic analysis with paired t test formula in significant of 95 %( α=0,05) parametic statistic in SPSS 15. Based on the result of data analysis with paired samples t test formula, with the significant of data 95% show that the result of t test hypotesis was accepted, and there are the significant different of before treatment with the result of after treatment.

KEYWORD: elderly, pivot gymnastics, walking, range of motion

(ROM), superior extremity joint.

Mengisi masa lansia dengan berbagai aktivitas yang sesuai merupakan cara untuk menekan rasa ketidakberdayaan seorang lansia itu. Salah satu bentuk aktifitas fisik yang dapat diberikan adalah senam (Astuti dkk., 2008:105). Senam

pivot lansia merupakan salah satu senam lansia, karena sebagian gerak yang

diberikan merupakan modifikasi dari gerakan senam SKJ lansia yang telah ada. Selain itu, gerak senam pivot lansia ini juga di kombinasi dengan jalan kaki untuk memperoleh hasil kualitas peningkatan rentang gerak sendi/ ROM sendi

ekstremitas superior yang lebih baik.

Kekuatan otot lansia tidak terlatih dapat ditingkatkan dengan senam bugar lansia (Astuti, 2008). Ada beberapa indikator fisik yang berhubungan dengan fungsi pergerakan, yaitu endurance (daya tahan), muscle strength (kekuatan otot),

gait speed (kecepatan jalan) dan Range Of Motion (ROM) (Easton, 1999). ROM

dapat diartikan sebagai pergerakan maksimal yang dimungkinkan pada sebuah persendian (Kozier et all., 2004).

(3)

Berdasarkan observasi awal, pada kelompok lansia di Desa Junrejo menunjukkan bahwa dalam kelompok lansia tersebut memiliki potensi yang baik untuk diberikan perlakuan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki, yaitu karena dalam kelompok lansia memiliki anggota aktif yang cukup sebagai subjek penelitian yaitu sejumlah 40 anggota lansia, kelompok lansia tersebut belum pernah melakukan kombinasi gerak senam pivot lansia dan jalan kaki dengan program latihan yang telah dibuat secara teratur, belum pernah diadakannya pengukuran mengenai rentang gerak sendi/ ROM sendi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dan berharap adanya pengaruh dari pemberian senam pivot lansia dan jalan kaki terhadap peningkatan ROM sendi esktremitas

superior lansia.

METODE

Penelitian ini berlangsung selama 6 minggu di kelompok lansia Desa Junrejo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode eksperimental, tepatnya metode eksperimental semu yaitu dengan metode yang memberikan atau menggunakan suatu treatment (perlakuan), dengan tujuan ingin mengetahui dan membandingkan pengaruh suatu kondisi terhadap gejala yang timbul. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan rancangan prates dan pascates eksperimental.

Populasi penelitian ini adalah anggota kelompok lansia di Desa Junrejo, Kota Batu, Malang sebanyak 40 orang. Selanjutnya dari populasi tersebut mengambil 15 sampel dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu seperti pada penentuan sampel. Sampel lansia sebanyak 15 sampel dari anggota kelompok lansia di Desa Junrejo. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah dengan tujuan tertentu, maka disebut teknik pengambilan sampel bertujuan atau

purposive sample. Adapun karakteristik sampel dalam penelitian ini yaitu

kelompok lansia dengan kriteria sebagai berikut: 1) anggota aktif dalam kelompok lansia di desa Junrejo, 2) lansia yang berumur antara 60 – 80 tahun, 3) lansia yang mampu berjalan sendiri tanpa membutuhkan bantuan orang lain.

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penelitian dalam mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan instrumen tes yaitu: tes pengukuran Range Of Motion (ROM) sendi ekstremitas superior, yaitu terdiri dari bahu, lengan dan tangan menggunakan alat ukur sudut sendi yang disebut goniometer dengan satuan sudut. Tes tersebut terdiri dari tes awal

(Pre-test) dan tes akhir (Post-(Pre-test) yang dicatat hasilnya kemudian dianalisis untuk

pengetesan signifikansi menggunakan analisis data rumus t-test. Data yang diperoleh diolah dengan teknik statisitik menggunakan rumus t-test untuk sampel- sampel yang berkorelasi, untuk pengujian hipotesa menggunakan taraf kepercayaan 95 %(α= 0,05) dan derajat kebebasan N –1 = 14. Yaitu penghitungan menggunakan SPSS dengan rumus analisis data paired samples t-test.

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Subjek Penelitian

Adapun karakteristik subjek penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain, berdasarkan usia, jenis kelamin, dan jenjang pendidikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut

(4)

Tabel 4.1 Sebaran Karakteristik Subjek Penelitian Karakteristik N=15 Jenis Kelamin Usia Rata-rata Usia Min Usia Maks SD Laki-laki Perempuan 0 15 69,93 60 80 7,096

Berdasarkan data pada tabel 4.1 mengenai sebaran karakteristik subjek penelitian, menunjukkan bahwa subjek penelitian yang ada di desa Junrejo mayoritas adalah perempuan daripada laki-laki, yaitu 100% dari jumlah subjek penelitian yang ada. Hal ini dikarenakan minat dan kemauan untuk mengikuti program latihan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki pada lansia laki-laki masih kurang serta mereka para lansia laki-laki lebih memilih beraktivitas di ru-mah dan bekerja di kebun ataupun sawah. Salah satu masalah ini merupakan keterbatasan penelitian yang diharapkan nantinya dapat diperbaiki dan ditindak lanjuti oleh peneliti lain yang akan melakukan penelitian serupa guna mencapai tingkat keberhasilan yang lebih baik lagi.

Hasil Pengukuran ROM (Range Of Motion) Sendi Ekstremitas Superior Lan-sia.

Adapun hasil pengukuran ROM sendi ekstremitas superior pada tes awal (pre test) dan tes akhir (post test) dalam satuan sudut (derajat) pada tabel 4.2 beri-kut:

Tabel 4.2 Rerata Hasil Pengukuran ROM Sendi Ekstremitas Superior Lansia pada Tes Awal (pretest) dan Tes Akhir (post test)

No Persendian

Tes Awal Tes Akhir Rerata Nilai Min Nilai Maks Nilai Maks Nilai Min

Tes Awal Tes Akhir 1. Shuolder (Sendi Bahu)

- Fleksi

145 180 155 180 163,33 172,33 - Hiperekstensi 30 60 35 70 45,67 48,33 2 Elbow (Sendi Siku)

- Fleksi 125 140 135 145 135 139,67 - Hiperekstensi 0 10 0 10 0,67 1,33 3. Wrist (Sendi

Perge-langan Tangan)

- Fleksi 25 75 50 75 49,67 61,67

- Hiperekstensi 35 65 50 70 49,67 58,67 - Radial fleksi 15 55 15 50 27,33 30,67 - Ulnar fleksi 10 45 20 45 27 30,33

Pada tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan rerata hasil pengukuran ROM sendi ekstremitas superior lansia setelah pemberian perlakuan senam pivot lansia (pada minggu ke-6/ post test). Peningkatan yang terjadi pada persendian bahu/ shoulder saat fleksi dan hiperekstensi, sendi siku/elbow saat

(5)

fleksi dan hiperekstensi, sendi pergelangan tangan/wrist saat fleksi, hiperek-stensi,radial fleksi dan pada saat ulnar fleksi.

Uji Beda

Sesuai dengan tujuan penelitian yang dirumuskan pada bab sebelumnya, maka dilakukan uji beda dengan menggunakan teknik Paired Samples T-Test. Hasil dari pengukuran uji beda tersebut dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.5 Deskripsi Uji Beda Paired Samples T-Test

Paired Samples Test

Paired Differences T Mean Std. Devia-tion Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Differ-ence

Lower Upper df

Sig. (2-tailed) Pair 1 BahuFPra -

Ba-huFPost -9.000 8.494 2.193 -13.704 -4.296 -4.104 14 .001 Pair 2 BahuHePra - BahuHePost -2.667 3.200 .826 -4.439 -.895 -3.228 14 .006 Pair 3 SikuFPra - SikuFPost -4.667 4.806 1.241 -7.328 -2.005 -3.761 14 .002 Pair 4 Perg.T.FPra - Perg.T.FPost -12.000 10.316 2.664 -17.713 -6.287 -4.505 14 .000 Pair 5 Perg.T.HePra - Perg.T.HePost -9.000 8.904 2.299 -13.931 -4.069 -3.915 14 .002 Pair 6 Perg.T.RfPra - Perg.T.RfPost -3.333 11.286 2.914 -9.583 2.917 -1.144 14 .272 Pair 7 Perg.T.UfPra - Perg.T.UfPost -3.333 12.630 3.261 -10.328 3.661 -1.022 14 .324

Dari hasil analisis uji beda menggunakan Paired Samples T- Test dari SPSS di atas didapatkan hasil uji t, mean, dan standar deviasi dari masing-masing variabel penelitian, yaitu:

Sendi bahu ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -9, SD = 8,494, t hitung = -4,104 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,001.

Sendi bahu ketika hiperekstensi pra test- post test, nilai mean= -2,667, SD= 3,200, t hitung= -3,228 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,006.

Sendi siku ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -4,667, SD = 4,806, t hi-tung = -3,761 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,002.

Sendi pergelangan tangan ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -12, SD = 10,316, t hitung = -4,505 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,000.

Sendi pergelangan tangan ketika hiperekstensi pra test- post test, nilai mean= -9, SD = 8,904, t hitung = -3,915 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,002.

Sendi pergelangan tangan ketika radial fleksi pra test- post test, nilai mean=-3,33, SD = 11,286, t hitung = -1,144 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,272.

Sendi pergelangan tangan ketika ulnar fleksi pra test- post test, nilai mean=-3,33, SD = 12,630, t hitung = -1,022 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,324.

Sehingga, ada perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir, yaitu pada sendi bahu ketika fleksi, sendi siku ketika fleksi, sendi pergelangan tangan ketika

(6)

fleksi dan hiperekstensi dengan nilai simp(2-tailed)< taraf nyata α= 0,05 (tingkat

kepercayaan 95%). Sehingga, hipotesis nol ditolak dan hipotesis awal diterima.

Pengaruh Senam Pivot Lansia dan Jalan Kaki terhadap Peningkatan ROM Sendi Ekstremitas Superior Lansia.

Faktor yang mempengaruhi ROM sendi adalah usia dan jenis kelamin, yai-tu ROM pada usia yai-tua lebih rendah daripada usia muda dan wanita lebih baik da-ripada laki-laki (Clark, 2006). Namun menurut Woljcik, et al., (dalam Ulliya, S, 2007:76)., tidak ada perbedaan yang bermakna antara usia dan jenis kelamin pada ROM sendi. Pada usia 50 tahun keatas yang mengikuti senam Tai-Chi, memiliki fleksibilitas sendi yang lebih baik, daripada kelompok yang tidak mengikuti se-nam Susanto (dalam Ulliya, S, 2007:76).

Dengan diberikan latihan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki ini, maka secara signifikan dapat meningkatkan ROM sendi ekstremitas superior lan-sia. Hal ini dibuktikan dengan deskripsi hasil analisis data uji beda, sebagai beri-kut: (1) Sendi bahu ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -9, SD = 8,494, t hitung = -4,104 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,001. Berdasarkan hasil analisis diatas, menyatakan bahwa nilai sig (2-tailed)= 0,001< 0,05. Artinya terdapat perbedaan tes ROM sendi bahu ketika fleksi antara sebelum dan sesudah perlakuan kombina-si senam pivot lankombina-sia dan jalan kaki. (2) Sendi bahu ketika hiperekstenkombina-si pra test-

post test, nilai mean= -2,667, SD= 3,200, t hitung= -3,228 dan nilai Sig (2-

tailed)= 0,006. Berdasarkan hasil analisis tersebut, menyatakan bahwa nilai sig (2-tailed)= 0,006< 0,05. Artinya terdapat perbedaan tes ROM sendi bahu ketika

hiperekstensi antara sebelum dan sesudah perlakuan kombinasi senam pivot lansia

dan jalan kaki. (3) Sendi siku ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -4,667, SD = 4,806, t hitung = -3,761 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,002. Berdasarkan hasil analisis tersebut, menyatakan bahwa nilai sig(2-tailed)= 0,002< 0,05. Artinya ter-dapat perbedaan tes ROM sendi siku ketika fleksi antara sebelum dan sesudah per-lakuan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki. (4) Sendi pergelangan tangan ketika fleksi pra test- post test, nilai mean= -12, SD = 10,316, t hitung = -4,505 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,000. Berdasarkan hasil analisis tersebut, menyatakan bahwa nilai sig(2-tailed)= 0,000< 0,05. Artinya terdapat perbedaan tes ROM sendi pergelangan tangan ketika fleksi antara sebelum dan sesudah perlakuan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki. (5) Sendi pergelangan tangan ketika

hiperek-stensi pra test- post test, nilai mean= -9, SD = 8,904, t hitung = -3,915 dan nilai

Sig (2- tailed)= 0,002. Berdasarkan hasil analisis tersebut, menyatakan bahwa nilai sig(2-tailed)= 0,002< 0,05. Artinya terdapat perbedaan tes ROM sendi perge-langan tangan ketika hiperekstensi antara sebelum dan sesudah perlakuan kom-binasi senam pivot lansia dan jalan kaki. (6) Sendi pergelangan tangan ketika

ra-dial fleksi pra test- post test, nilai mean=-3,33, SD = 11,286, t hitung = -1,144 dan

nilai Sig (2- tailed)= 0,272. Berdasarkan hasil analisis tersebut, menyatakan bah-wa nilai sig(2-tailed)= 0,272> 0,05. Artinya tidak terdapat perbedaan tes ROM sendi pergelangan tangan ketika radial fleksi antara sebelum dan sesudah perla-kuan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki. Hal ini disebabkan gerakan sendi pergelangan tangan ketika radial fleksi merupakan gerakan yang kurang banyak diterapkan dalam gerakan senam pivot lansia, serta gerakan sendi bahu ini jarang dan sulit mengalami peningkatan dikarenakan keterbatasan gerak sendi ini pada lansia dalam kehidupan sehari-hari daripada ketika fleksi dan hiperekstensi.

(7)

(7) Sendi pergelangan tangan ketika ulnar fleksi pra test- post test, nilai mean=-3,33, SD = 12,630, t hitung = -1,022 dan nilai Sig (2- tailed)= 0,324. Berdasarkan hasil analisis tersebut, menyatakan bahwa nilai sig(2-tailed)= 0,324> 0,05. Artinya tidak terdapat perbedaan tes ROM sendi pergelangan tangan ketika ulnar

fleksi antara sebelum dan sesudah perlakuan kombinasi senam pivot lansia dan

jalan kaki. Hal ini disebabkan gerakan sendi pergelangan tangan ketika ulnar

fleksi merupakan gerakan yang kurang banyak diterapkan dalam gerakan senam pivot lansia, serta gerakan sendi ini memiliki keterbatasan gerak sendi ini pada

lansia dalam kehidupan sehari-hari daripada ketika fleksi dan hiperekstensi.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang diberikan kepada kelompok lansia sebanyak 15 orang lansia dengan rentang umur antara 60- 70 tahun. Subyek penelitian ter-sebut kemudian di tes awal, lalu diberi perlakuan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki selama 6 minggu dan dilakukan tes akhir setelah itu menunjukkan bahwa pada tes awal dan tes akhir yang dibandingkan hasil analisisnya menggunakan paired sample t-test ada perbedaan yang signifikan antara tes awal dan tes akhir. Yaitu pada sendi bahu ketika fleksi, sendi siku ketika fleksi, sendi pergelangan tangan ketika fleksi dan hiperekstensi dengan nilai simp(2-tailed)< 0,05 taraf signifikansi 5% (tingkat kepercayaan 95%). Sehingga, ada pengaruh pemberian perlakuan kombinasi senam pivot lansia dan jalan kaki terhadap pen-ingkatan Range Of Motion sendi ekstremitas superior lanjut usia di Desa Junrejo, Kota Batu, Malang.

Saran

Dari hasil penelitian ini saran yang dapat diberikan oleh peneliti, antara lain: (1) Bagi Peneliti selanjutnya. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi nantinya, bagi peneliti lain yang akan meneliti penelitian serupa, maka harus dengan teliti dan mempertimbangkan kemampuan individu masing-masing lansia. Sehingga subyek yang diteliti akan lebih mudah dalam pemberian perlakuan. (2) Bagi Kelompok Lansia. Pemberian aktifitas fisik yang menyenangkan serta tidak membebani bagi kondisi fisik lansia sangat perlu diberikan, seperti senam, ber-jalan dan sebagainya. Karena hal itu merupakan tolok ukur seorang lansia dapat menjaga kebugaran fisiknya. Salah satu caranya, dengan pemberian aktifitas fisik dalam kelompok-kelompok lansia yang telah ada dan memang perlu ada. (3) Bagi Pemerintah. Bagi pemerintah pusat dan pemerintah setempat, agar lebih mem-berikan sarana serta prasarana bagi lansia maupun kelompok lansia tersebut untuk secara rutin dan teratur melakukan kegiatan aktifitas fisik, seperti senam lansia ini. Sehingga tingkat kebugaran dan kesejahteraan lansia itu dapat ditingkatkan dan diperhatikan.

(8)

Astuti, E., Winarni, S. & Sunarso, I. 2008. Pengaruh Senam Lansia terhadap Penurunan Keluhan Sakit. Jurnal Kesehatan, (Online), 6 (2): 105-112, diakses 10 Oktober 2011.

Easton, K., 1999, Gerontology rehabilitation nursing, W.B. Saunders Company, Philadelphia.

Kozier, Barbara, et al. 2004 Assessing, Fundamentals of Nursing: Concepts,

Pro-cess and Practice, 2nd Ed. Pearson Education, Inc.

Ulliya S., dkk. 2007. Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) terhadap

Fleksibilitas Sendi Lutut pada Lansia di Panti Wreda Wening Wardoyo Ungaran.. Yogyakarta: Media Ners, Volume 1, Nomor 2, Oktober 2007.

(Online),

(http://www.ejournal.undip.ac.id/index.php/medianers/article/download/71 8pdf), diakses 22 September 2011.

Sihjayadi, Ika. 2009. Pengaruh Free Active Exersice Terhadap Peningkatan

Range of Motion Sendi Lutut Wanita Lanjut Usia Di Posyandu Lansia Srikandi Desa Sampang Gedang Sari Gunung Kidul. Skripsi tidak

Referensi

Dokumen terkait

bilketa bat egon dela jakin nuen. Hori dela eta, zezenketen aurkako elkarte baten kide naizen aldetik, nire kontrako jarrera adierazi nahiko nuke. Animaliek ere

polyrhizus)terhadap kadar glukosa darah tikus putih yang diinduksi aloksan,Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.. Ganong, W.F., 2008, Buku

Klasifikasi home Schooling. Secara umum penyelenggaraan home schooling dapat diklasifikasikan ke dalam tiga katergori, yaitu 1) home schooling tunggal, 2) home schooling

Iklan Baris Iklan Baris JAKARTA UTARA JAKARTA BARAT Rumah Dijual Rumah Dikontrakan JAKARTA PUSAT JAKARTA SELATAN.. LAIN-LAIN JAKARTA

Untuk pencarian pembobot terbaik dan meminimalkan CR dilakukan dengan menggunakan algoritma genetika yang mana pada akhir nya diharapkan akan menghasilkan keputusan

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa intensitas cahaya pada frame sperma yang dianalisis merata, dapat digunakan Otsu Threshold dan jika gambar sperma yang dianalisis intensitasnya

Rongga mulut adalah bagian dari tubuh yang paling sering dilakukan radiografi dibandingkan dengan bagian tubuh lain. Radiografi panoramik dapat digunakan sebagai

Memenuhi Hasil verifikasi dokumen pada PT Santan Borneo Abadi, terdapat laporan kecelakaan kerja yang telah dibuat oleh staff PT SBA Divisi EHS setiap bulannya.. :