Fungsi, Peran dan
Perkembangan Daya saing
BPR/BPRS
Ir. Andreas Eddy Susetyo, M.M. Anggota Komisi XI DPR-RI
Dalam Seminar Perbarindo
Agenda
Isu Strategis Yang Di Hadapi BPR /BPRS Saat Ini
Fungsi dan Peran BPR/BPRS Sesuai UU Perbankan
Upaya Upaya memperkuat Daya Siang Industri
BPR/BPRS
JENIS BANK SESUAI UNDANG-UNDANG PERBANKAN
1. Bank sentral ialah Bank
Indonesia
2. Bank umum
3. Bank Tabungan
4. Bank Pembangunan
5. Bank Koperasi
Usaha Bank Umum dan BPR / BPRS
Usaha bank umum Pasal 16 dan 17 : Bank Umum dapat melakukan 18 macam usaha Pasal 19 dan 20 : BUS dapat melakukan 32 macam usaha. UUS dapat melakukan 21 macam usaha
BPR/ BPRS
Pasal 13 : BPR dapat melakukan 4 macam usaha:
• menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
• memberikan kredit;
• menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
• menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.
Pasal 21 : BPRS dapat melakukan 5 macam usaha: a. menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk:
1. Simpanan berupa Tabungan atau yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad wadi’ah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah; dan
2. Investasi berupa Deposito atau Tabungan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan Akad mudharabah atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
b. menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk:
1. Pembiayaan bagi hasil berdasarkan Akad mudharabah atau musyarakah; 2. Pembiayaan berdasarkan Akad murabahah, salam, atau istishna’; 3. Pembiayaan berdasarkan Akad qardh;
4. Pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak bergerak kepada Nasabah berdasarkan Akad ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik; dan
5. pengambilalihan utang berdasarkan Akad hawalah;
c. menempatkan dana pada Bank Syariah lain dalam bentuk titipan berdasarkan Akad
wadi’ahatau Investasi berdasarkan Akad mudharabah dan/atau Akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah;
d. memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan Nasabah melalui rekening Bank Pembiayaan Rakyat Syariah yang ada di Bank Umum Syariah, Bank Umum Konvensional, dan UUS; dan
e. menyediakan produk atau melakukan kegiatan usaha Bank Syariah lainnya yang sesuai dengan Prinsip Syariah berdasarkan persetujuan Bank Indonesia.
Larangan bagi Bank Umum dan BPR
Bank Umum
Pasal 10 : bank Umum dilarang melakukan usaha penyertaan modal, melakukan usaha perasuransian,melakukan usaha lain sebagaimana yang dimaksud Pasal 6 dan Pasal 7
Pasal 24 : BUS dan UUS dilarang melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah, kegiatan jual beli secara langsung di pasar modal, penyertaan modal kecuali yang ditetapkan dalam Pasal 20 ayat (1) huruf b dan huruf c, kegiatan usaha perasuransian kecuali sebagai agen pemasaran produk asuransi syariah.
BPR
Pasal 14 : BPR dilarang menerima simpanan berupa giro, dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran, melakukan kegiatan valuta asing, penyertaan modal, melakukan usaha perasuransian,melakukan usaha lain sebagaimana yang dimaksud Pasal 13.
Pasal 25 : BPRS dilarang melakukan kegiatan usaha yang bertentangan dengan prinsip syariah, menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran, melakukan kegiatan valuta asing, penyertaan modal, melakukan usaha perasuransian, melakukan usaha lain sebagaimana yang dimaksud Pasal 21.
Per
Fungsi dan Peran BPR/BPRS Sesuai UU Perbankan
Fungsi utama BPR sebagai institusi keuangan mikro penyalur dana masyarakat, terutama usaha ritel dan kredit kecil.
Jumlah BPR pada Februari 2016 sebanyak 1.639 BPR, dengan jumlah jaringan kantor cabang dan 2.772 kantor kas. Total aset 102,7 Triliun, dana masyarakat 84,4 triliun dan kredit yang di
berikan 75,4 triliun
Peran BPR/BPRS ke depan dalam RUU
Perbankan
Masalah mendasar dalam merancang RUU Perbankan adalah belum adanya arsitektur keuangan Indonesian
Arsitektur Perbankan Indonesia tahun 2006
Fungsi dan Peran BPR/BPRS Sesuai UU
Perbankan
1.
Kebutuhan Masyarakat terhadap kredit kecil dan mikro masih sangat besar
Dari jumlah UMKM yang ada (21,89%) saja yang mendapatkan pembiayaan dari KUR
Penyebab mengapa masih banyak UMKM yang belum terjangkau oleh KUR antara lain :
1.
Masih banyak UMKM yang kesulitan dalam memperoleh pembiayaan dikarenakan agunan yang mereka miliki tidak
memadai.
2.
Saat ini peran pemda dalam membantu mengembangkan KUR masih kurang optimal.