• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. KEPMEN PERTANIAN NO. 375 TAHUN 1995

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "1. KEPMEN PERTANIAN NO. 375 TAHUN 1995"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN

NOMOR : 375/Kpts/IK.250/5/95

TENTANG

LARANGAN PENANGKAPAN IKAN NAPOLEON WRASSE

(Cheilinus undulatus)

MENTERI PERTANIAN,

Menimbang : a. bahwa pengelolaan sumberdaya ikan di wilayah perikanan Republik Indonesia ditujukan untuk tercapainya manfaat yang sebesar-besarnya bagi bangsa Indonesia;

b. bahwa Ikan Napoleon Wrasse atau Napoleon Fish atau Sie May adalah jenis ikan karang dan banyak terdapat di perairan Indonesia, merupakan komoditas perikanan yang bernilai ekonomis tinggi, sehingga banyak nelayan dan pengusaha perikanan melakukan kegiatan usaha penangkapan ikan tersebut;

c. bahwa untuk memperoleh hasil penangkapan yang optimal, para nelayan dan pengusaha perikanan sering menggunakan bahan beracun/kimia berbahaya seperti potassium cyanida (KCn) yang dapat membahayakan kehidupan biota perairan, merusak terumbu karang dan lingkungan;

d. bahwa jenis ikan napoleon wrasse dapat dibudidayakan dalam rangka diversifikasi usaha budidaya ikan untuk meningkatkan pendapatan petani nelayan;

e. bahwa dalam melaksanakan pengelolaan sumberdaya ikan, khususnya dalam rangka pencegahan pencemaran dan kerusakan, rehabilitasi dan peningkatan sumberdaya ikan serta lingkungannya dan sekaligus sebagai pelaksanaan dari Pasal 4 butir 3 dan 5, Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985, perlu ditetapkan larangan penangkapan ikan karang jenis Napoleon Wrasse.

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982; 2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985; 3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990;

(2)

1993;

5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1974;

6. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1984 jo Nomor 83 Tahun 1993;

7. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 96/M Tahun 1993; 8. Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 96/Kpts/OT.210/2/1994.

Memperhatikan : Surat Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor R-16/MENLH/2/1995 tanggal 24 Februari 1995.

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN TENTANG LARANGAN PENANGKAPAN IKAN NAPOLEON WRASSE.

Pasal 1

Melarang penangkapan ikan Napoleon Wrasse (Cheilinus undulatus).

Pasal 2

Pengecualian terhadap ketentuan Pasal 1 Keputusan ini dimungkinkan dengan izin Menteri Pertanian c.q. Direktur Jenderal Perikanan untuk kepentingan hal-hal sebagai berikut :

a. Penelitian dan pengembangan, ilmu pengetahuan, dan pengembangan pembudidayaan.

b. Penangkapan oleh nelayan tradisional dengan alat dan tata cara yang tidak merusak sumberdaya ikan dan lingkungannya.

Pasal 3

Ukuran, lokasi dan tata cara penangkapan ikan Napoleon Wrasse untuk keperluan seperti dimaksud Pasal 2 akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal Perikanan.

Pasal 4

(3)

Pasal 5

Barangsiapa melanggar larangan Keputusan ini dan peraturan pelaksanaannya didalam wilayah perikanan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 huruf a dan c Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985 tentang Perikanan, dipidana dengan pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 24 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1985.

Pasal 6

Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di J a k a r ta Tanggal 16 Mei 1995

MENTERI PERTANIAN,

Ir. SJARIFUDIN BAHARSJAH

Salinan Surat Keputusan ini disampaikan kepada : 1. Menteri Negara Lingkungan Hidup;

2. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS; 3. Menteri Dalam Negeri;

4. Menteri Perdagangan;

5. Kepala Kantor Wilayah Departemen Pertanian seluruh Indonesia; 6. Kepala Dinas Perikanan Propinsi Daerah Tingkat I seluruh Indonesia;

Referensi

Dokumen terkait

72 Pemberdayaan Masyarakat Melalui "Pos Gita" Pemerintah Kabupaten Sambas UPTD Puskesmas Sejangkung. Dalam Pencegahan Gizi Buruk Di Kecamatan Sejangkung Kabupaten

bahwa berdasarkan Pasal 36 ayat (7) Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, pedoman teknis pengkajian pemanfaatan

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara perlu ditetapkan Keputusan Menteri

bahwa dalam melaksanakan ketentuan Pasal 4 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran dan atau Perusakan Laut, Penetapan Baku Mutu Air Laut

Dalam rangka pelaksanaan program pengendalian kerusakan terumbu karang Gubernur/Bupati/Walikota wajib melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kondisi terumbu karang 1 (satu)

(5) Dalam hal penanggung jawab usaha/kegiatan tidak melaksanakan penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah

bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 111 Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya dalam rangka penyelenggaraan Otonomi Desa

Rehabilitasi dan konservasi sumberdaya hutan Perlindungan dan konservasi SDA - Fasilitasi untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam pengelolaan dan pemanfaatan SDA -