No Kaset : 06
Tema : Uji Publik I (Kelompok perempuan)
Raperda pelayanan terpadu untuk korban kekerasan. Kamerawan : Tomi
Reporter : Ikki
Disahkannya UU penghapusan kekerasan dalam rumah tangga tanggal 14 September yang lalu seseungguhnya menjadi angin segar bagi masyarakat yang konsen terhadap pelindungan dan pelayanan terhadap perempuan korban kekerasan// Setidaknya kita dapat melihat adanya keinginan dari pemerintah untuk merespon masalah kekerasan terhadap perempuan// Kaitannya terhadap hal tersebut/ pagi tadi di Ruang Utama Balai Walikota digelar uji publik usulan pembentukan raperda kota Yogyakarta tentang penyelenggaraan pelayanan terpadu begi perempuan korban kekerasan// Uji Publik yang dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah ini menghadirkan Rooswati SH (Riffka Annisa)/ Faiz (SPHP Serikat Pekerja Hukum Agresif)/ Winata (ILA Institute Of Legal Aid)// Salah seorang narasumber/ Winata/ menyatakan behwa kadangkala kasus kekerasan terhadap perempuan sulit untuk di buktikan// Meski demikian/ pengaduan dapat dijadikan bukti//
=======Statement: Winata, Jabatan : ILA (Institute Of Legal Aid)======
Dalam uji publik ini/ usulan dan pertanyaan yang dilontarkan oleh responden adalah seputar bagaimana penanganan kekerasan dalam rumah tangga tanpa harus melibatkan polisi/ bagaimana melindungi korban kekerasan dari ancaman teror/ dan bagaimana menjaga nama baiknya// Para responden yang sebagaian besar perempuan ini khawatir/ jika dalam penanganan korban kekerasan tidak serius/ maka akan muncul keaniayaan baru// Hal inilah yang ditakutkan oleh sebagian besar kaum perempuan// Dengan uji publik ini diharapkan akan banyak muncul ide – ide dan usulan jika evaluasi demi lahirnya perda yang berpihak kepada perempuan secara proporsional//
Demikian Ikki dan Tomi melaporkan untuk apa kabar jogja RBTV//
NEWS READER: UJI PUBLIK I
SETELAH UU PENGHAPUSAN KEKERASAN DISAHKAN TANGGAL 14
SEPTEMBER 2004 LALU/ TETNTUNYA DIBUTUHKAN PULA LANGKAH
KONKRET MENGAPLIKASIKAN UU INI// SLAH SATUNYA TENTANG USULAN
RAPERDA PELAYANAN TERPADU UNTUK PEREMPUAN KORBAN