• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Teknis Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pedoman Teknis Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PRODUKTIVITAS DAN MUTU

TANAMAN TAHUNAN

DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

PEDOMAN TEKNIS

KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN

TANAMAN TAHUNAN

(2)

KATA PENGANTAR

Sejalan dengan program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk perkebunan dalam pembangunan perkebunan tahun 2013 dan mempertimbangkan berbagai potensi dan keunggulan yang dimiliki, serta tantangan pembangunan yang harus dihadapi, Indonesia memerlukan suatu transformasi ekonomi berupa percepatan dan pembangunan ekonomi menuju Negara maju, melalui MP3EI, sehingga Indonesia dapat meningkatkan daya saing, sekaligus mewujudkan kesejahteraan untuk seluruh rakyat Indonesia.

Tahun 2013 dialokasikan dana yang bersumber APBN dalam Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan Tahun 2013.

Adanya kegiatan Fasilitasi Identifikasi dan Pendayagunaan Sumber Daya, Direktorat Tanaman Tahunan tahun 2013 diharapkan akan diperoleh data luasan dan potensi lahan, profil lahan, luas areal dan sebaran areal, kebutuhan pupuk dan alsin untuk 6 (enam) komoditi utama tanaman tahunan yaitu kelapa sawit, karet, kelapa, jambu mete, jarak pagar dan kemiri sunan di 19 (Sembilan belas) Provinsi.

(3)

MP3EI bagi semua pihak terkait disemua tingkatan, agar penyelenggaraan kegiatan tetap berjalan dalam kerangka tertib administrasi yang ditentukan dan tertib teknis yang harus dipedomani sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Jakarta, Desember 2012 Direktur Jenderal Perkebunan

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Sasaran Nasional ... 5

C. Tujuan ... 7

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN ... 8

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan ... 8

B. Spesifikasi Teknis ... 11

III. PELAKSANAAN KEGIATAN ... 13

A. Ruang Lingkup ... 13

B. Pelaksanaan Kegiatan ... 14

C. Lokasi, Jenis dan Volume ... 16

D. Simpul Kritis ... 17

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN ... 19

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN ... 20

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN ... 21

VII. PEMBIAYAAN ... 23

VIII. PENUTUP ... 24

(5)
(6)

1

KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN

TAHUN 2013

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

(7)

2

Sejalan dengan arah kebijakan nasional dan pembangunan pertanian periode 2010-2014, dalam menjalankan tugas pelaksanaan pembangunan perkebunan di Indonesia, Direktorat Jenderal Perkebunan merumuskan kebijakan yang akan menjadi kerangka pembangunan perkebunan periode 2010-2014 yang dibedakan menjadi kebijakan teknis, arah kebijakan teknis pembangunan perkebunan yaitu

“Meningkatkan produksi, produktivitas, dan mutu tanaman perkebunan yang berkelanjutan melalui pengembangan komoditas, SDM, kelembagaan dan kemitraan usaha, investasi usaha perkebunan sesuai kaidah pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup dengan dukungan pengembangan sistem informasi manajemen perkebunan.

(8)

3

diusahakan dalam usaha dan hamparan yang ekonomis sehingga dapat mengurangi efisiensi dan efektivitas usaha, yang pada gilirannya mengurangi nilai tambah bagi petani.

Selanjutnya dengan mempertimbangkan berbagai potensi dan keunggulan yang dimiliki, serta tantangan pembangunan yang harus dihadapi, Indonesia memerlukan suatu transformasi ekonomi berupa percepatan dan pembangunan ekonomi menuju Negara maju, sehingga Indonesia dapat meningkatkan daya saing, sekaligus mewujudkan kesejahteraan untuk seluruh Indonesia.

Maka ditetapkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), yang mengedepankan pendekatan

(9)

Langkah-langkah terobosan yang tertuang di dalam strategi dan kebijakan MP3EI dirumuskan dengan sejumlah prasyarat yang diperlukan Dan strategi MP3EI terdiri atas 3 (tiga) pilar utama, berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan, yaitu: (1) Strategi peningkatan potensi wilayah melalui pengembangan pusat-pusat pertumbuhan di dalam koridor ekonomi, (2) Strategi memperkuat konektivitas nasional, dan (3) Strategi meningkatkan SDM dan IPTEK.

Prasyarat serta berbagai strategi pengembangan tersebut akan sangat mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan MP3EI. Kerangka desain MP3EI disampaikan pada lampiran 1.

Komoditi perkebunan, sebagai komponen kegiatan ekonomi utama, sesuai dengan potensinya telah ditetapkan di 3 koridor ekonomi, yaitu: untuk koridor Sumatera: karet dan kelapa sawit, untuk koridor

(10)

Sulawesi disampaikan pada lampiran 2, 3 dan 4.

Berkenaan dengan hal tersebut, maka tahun 2013 disediakan alokasi biaya yang bersumber dari APBN yaitu “Kegiatan Koordinasi Pengembangan Tanaman Tahunan untuk Fasilitasi Identifikasi Pendayagunaan Sumber Daya di 19 (sembilan belas) Provinsi dan Implementasi MP3EI di 16 (enam belas) Provinsi” yang mendukung produksi dan produktivitas tanaman perkebunan. Kedua kegiatan dimaksud adalah: (1) untuk mendata ketersediaan dan kesesuaian potensi lahan rakyat, dan sarana produksi (pupuk dan alsin) tanaman tahunan (kelapa sawit, kelapa, karet, jambu mete, jarak pagar, dan kemiri sunan), serta (2) untuk meningkatkan peranan komoditi perkebunan (kelapa sawit, karet, dan kakao) dalam implementasi MP3EI.

B. Sasaran Nasional

a. Sasaran pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi Identifikasi dan Pendayagunaan Sumber Daya tahun 2013, secara umum adalah : 1. Tersedia lahan yang layak dan sesuai

(11)

2. Tersedianya informasi dan data tentang komoditas yang cocok untuk dikembang-kan di suatu wilayah;

3. Tersedianya informasi dan data tentang kebutuhan sarana produksi (pupuk & alsin) di suatu wilayah.

b. Sasaran Dukungan terhadap Implementasi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan EKonomi (MP3EI) Tahun Anggaran 2013, secara umum adalah :

1. Pembentukan & operasionalisasi institusi pelaksana MP3EI;

2. Penyusunan rencana aksi untuk

debottlenecking regulasi, perijinan, insentif, dan pembangunan dukungan infrastruktur yang diperlukan, serta realisasi komitmen investasi (quick - wins);

3. Penetapan global hubungan untuk pelabuhan laut dan Bandar udara di Kawasan Barat dan Timur Indonesia; 4. Penguatan lembaga litbang dan

pelaksanaan riset di masing-masing koridor;

(12)

7

C. Tujuan

a. Tujuan Kegiatan Fasilitasi Identifikasi dan Pendayagunaan Sumberdaya Tahun 2013, adalah :

1. Untuk mengetahui calon lahan dan calon petani yang layak dan sesuai dengan komoditas tanaman tahunan; 2. Untuk membantu dalam menentukan

jenis komoditas yang akan dikembangkan di suatu wilayah;

3. Untuk menghimpun rencana kebutuhan sarana produksi (pupuk dan alsin) komoditas tanaman tahunan.

b. Tujuan Kegiatan Dukungan terhadap Implementasi MP3EI tahun 2013 adalah : 1. Membangun kesamaan pengertian

tingkat Pusat dan Daerah;

2. Merumuskan rencana aksi tingkat Pusat dan Daerah;

(13)

8

II. PENDEKATAN PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Prinsip Pendekatan Pelaksanaan Kegiatan

I. Kegiatan Fasilitasi Identifikasi dan Pendayagunaan Sumberdaya Tahun 2013

1. Metode Pelaksanaan

a. Koordinasi dengan instansi terkait; b. Pengumpulan bahan dan informasi

existing dan potensi lahan baik melalui pertemuan, wawancara (data primer maupun data sekunder);

c. Pencatatan data RDKK dan sarana produksi (pupuk & alsin) di tingkat kelompok tani;

d. Kunjungan lapangan.

2. Tahapan

a. Dinas Perkebunan Provinsi menyusun petunjuk pelaksanaan kegiatan sebagai jabaran dari pedoman teknis;

(14)

(pupuk dan alsin) serta permasalahannya;

c. Dinas Perkebunan Provinsi berkoordinasi dengan Kabupaten/Kota melalui petugas di lapangan mengenai pengumpulan bahan dan informasi existing dan potensi lahan baik melalui pertemuan, wawancara (data primer maupun data sekunder);

d. Menghimpun permasalahan dan saran pemecahan masalah;

e. Pelaporan.

3. Pelaksanaan

a. Pertemuan rekonsiliasi existing dan potensi lahan tingkat provinsi dilaksanakan oleh Dinas yang membidangi perkebunan di tingkat provinsi.

Pengumpulan data primer di lakukan melalui wawancara ke petani dengan mengisi kuesioner dan pertemuan koordinasi/sosialisasi.

Pengumpulan data sekunder diperoleh dari instansi terkait (Dinas Kehutanan, BPN dan instansi/lembaga terkait lainnya).

(15)

10

perencanaan alokasi kebutuhan dan penyaluran pupuk bersubsidi adalah dari, oleh dan untuk petani atau kelompok tani. Kelompok pekebun tidak akan dilayani menebus pupuk bersubsidi tanpa RDKK.

Petugas yang akan mendampingi petani dalam menyusun RDKK adalah petugas penyuluh pertanian.

II. Kegiatan Dukungan Terhadap Implementasi MP3EI Tahun Anggaran 2013

1. Membangun kesamaan pengertian tingkat Pusat dan Propinsi;

Untuk maksud tersebut pada awal tahun anggaran akan dilaksanakan pertemuan, dengan mengundang narasumber yang kompeten untuk memberikan penjelasan dan arahan tentang Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011 – 2015. Peserta pertemuan adalah 16 Dinas Propinsi yang membidangi perkebunan dari 3 koridor ekonomi, Eselon II lingkup Direktorat Jenderal Perkebunan, dan instansi terkait lainnya;

(16)

11

Bertolak dari penjelasan dan arahan tersebut serta pengalaman sektor/unit fungsional lain dilakukan diskusi pembahasan untuk menyepakati langkah penerapan dukungan implementasi MP3EI;

3. Menjelaskan langkah pelaksanaan; Dengan bahan kesepakatan rencana aksi hasil pertemuan di Pusat, maka di tingkat Propinsi diselenggarakan pertemuan untuk menjelaskan langkah pelaksanaan dari fasilitasi implementasi MP3EI di masing-masing wilayahnya;

4. Pelaksanaan kegiatan pendataan capaian tingkat produksi dan produktivitas komoditi yang termasuk dalam fokus utama MP3EI masing-masing koridor ekonomi;

5. Monitoring dan evaluasi.

B. Spesifikasi Teknis

I. Kegiatan Fasilitasi Identifikasi dan Pendayagunaan Sumberdaya Tahun 2013

(17)

dan Lokasi, Konsultasi ke Pusat dan Pertemuan Pembekalan Rekonsiliasi Lahan.

II. Kegiatan Dukungan Terhadap Implementasi MP3EI Tahun ANggaran 2013

(18)

III. PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Ruang Lingkup

I. Kegiatan Fasilitasi Identifikasi dan Pendayagunaan Sumber Daya tahun 2013 bertujuan meningkatkan fungsi pengawasan dalam aspek ketersediaan dan kesesuaian lahan, sarana produksi (pupuk dan alsin) di 19 (sembilan belas) provinsi.

Ruang lingkup kegiatan Fasilitasi Identifikasi dan Pendayagunaan Sumber Daya tahun 2013 mencakup:

a. Pertemuan rekonsiliasi existing dan potensi lahan di provinsi;

b. Pertemuan penyusunan RDKK dan kebutuhan alsin;

c. Pertemuan pembekalan rekonsiliasi lahan tanaman tahunan;

II. Kegiatan Dukungan Terhadap Implementasi MP3EI Tahun Anggaran 2013

Ruang lingkup mencakup :

a. Pertemuan koordinasi dan sinkronisasi dengan instansi terkait untuk membangun kesamaan pengertian serta menyusun rencana aksi dan langkah-langkah implementasi MP3EI;

(19)

B. Pelaksanaan Kegiatan

I. Kegiatan Fasilitasi Identifikasi dan Pendayagunaan Sumber Daya tahun 2013

1.1. Pusat

a. Menyusun Pedoman Teknis;

b. Melakukan sosialisasi, persiapan, pelaksanaan kegiatan;

c. Melakukan koordinasi dan konsultasi; d. Melakukan pengawalan, pendampingan

dan monev;

e. Menyusun Laporan Akhir Kegiatan

1.2. Provinsi

a. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan;

b. Melakukan konsultasi, koordinasi, bimbingan, pembinaan dan pengawal-an kegiatan;

c. Melakukan sosialisasi ke kabupaten dalam rangka menyamakan persepsi tentang pelaksanaan kegiatan;

d. Melakukan monitoring dan evaluasi;

(20)

II. Kegiatan Dukungan Terhadap Implementasi MP3EI Tahun Anggaran 2013

1.1. Pusat

a. Menyusun Pedoman Teknis; b. Membentuk Tim Teknis;

c. Melakukan sosialisasi dalam rangka menyamakan persepsi tentang pelaksanaan kegiatan;

d. Melakukan konsultasi, koordinasi, bimbingan, pembinaan dan pengawalan kegiatan;

e. Melakukan monitoring dan evaluasi; f. Menyusun Laporan Akhir Kegiatan.

1.2. Provinsi

a. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan;

b. Melakukan konsultasi, Koordinasi, bimbingan, pembinaan dan pengawalan kegiatan;

c. Melakukan sosialisasi ke Kabupaten dalam rangka menyamakan persepsi tentang pelaksanaan kegiatan;

d. Melakukan monitoring dan evaluasi;

(21)

C. Lokasi, Jenis dan Volume

I. Lokasi kegiatan Fasilitasi Identifikasi dan Pendayagunaan Sumber Daya tahun 2013 dilaksanakan di 19 (Sembilan belas) Provinsi sebagai berikut:

1. Provinsi Aceh;

2. Provinsi Sumatera Utara; 3. Provinsi Sumatera Barat; 4. Provinsi Riau;

5. Provinsi Kepulauan Riau; 6. Provinsi Jambi;

7. Provinsi Sumatera Selatan; 8. Provinsi Bengkulu;

9. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung; 10. Provinsi Lampung;

11. Provinsi Kalimantan Barat; 12. Provinsi Kalimantan Tengah; 13. Provinsi Kalimantan Selatan; 14. Provinsi Kalimantan Timur; 15. Provinsi Sulawesi Tengah; 16. Provinsi Sulawesi Barat; 17. Provinsi Sulawesi Tenggara; 18. Provinsi Papua;

19. Provinsi Papua Barat.

(22)

Volume kegiatan Fasilitasi Identifikasi dan Pendayagunaan Sumber Daya tahun 2013 sebanyak 19 (sembilan belas) Kegiatan di 19 (sembilan belas) Provinsi.

II. Kegiatan Dukungan terhadap Implementasi MP3EI Tahun 2013

Dilaksanakan di 16 Provinsi, namun penjabaran rencana aksi MP3EI disesuaikan dengan 3 koridor yaitu :

1. Koridor Sumatera, di Provinsi Riau;

2. Koridor Kalimantan, di Provinsi Kalimantan Timur dan;

3. Koridor Sulawesi, di Provinsi Sulawesi Tenggara.

D. Simpul Kritis

I. Kegiatan Fasilitasi Identifikasi dan Pendayagunaan Sumber Daya tahun 2013 1. Koordinasi antara Direktorat Tanaman

(23)

2. Identifikasi ketersediaan lahan dan kesesuaian lahan untuk komoditas tanaman tahunan;

3. Menyusun sumber informasi kebutuhan sarana dan produksi (pupuk dan alsin) untuk komoditas tanaman tahunan;

4. Koordinasi bersama instansi setempat (Pemda, Pelaku Usaha, BPN, Disbun, Dishut, dll) terkait ketersediaan lahan komoditas tanaman tahunan;

5. Koordinasi jadwal kegiatan.

II. Kegiatan Dukungan terhadap Implementasi MP3EI Tahun 2013

1. Koordinasi dan wawancara dengan dinas propinsi/kabupaten yang kadang kala mengalami kesulitan untuk mendapatkan data dan informasi;

(24)

IV. PROSES PENGADAAN DAN PENYALURAN BANTUAN

A. Kegiatan Fasilitasi Identifikasi dan Pendayagunaan Sumber Daya Tahun 2013

Proses pengadaan dan penyaluran bantuan berupa satu set komputer dilaksanakan oleh Dinas Provinsi yang membidangi Perkebunan di 19 (sembilan belas) provinsi, dengan spesifikasi terlampir. Khusus untuk Provinsi Papua dan Papua Barat harganya berbeda dibandingkan dengan 17 (tujuh belas) provinsi lain.

Penyaluran bantuan ini dipergunakan sebagai kelanjutan dari kegiatan Pembekalan Rekonsiliasi Lahan Tanaman Tahunan (pemetaan) di tingkat provinsi.

B. Kegiatan Dukungan Terhadap Implementasi MP3EI Tahun Anggaran 2013

(25)

x

x

x

x

x

V. PEMBINAAN, PENGENDALIAN, PENGAWALAN DAN PENDAMPINGAN

Pembinaan, Pengawalan dan Pendampingan dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan dan Dinas Perkebunan atau yang membidangi Perkebunan di tingkat Provinsi dan Kabupaten.

Sedangkan Pengendalian dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen dan Kuasa Pengguna Anggaran Kegiatan di tingkat Pusat dan Daerah.

(26)

VI. MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

Monitoring, evaluasi dan pelaporan mengacu kepada Keputusan Menteri Pertanian Nomor: 31/Permentan/OT.140/3/2010, tanggal 19 Maret 2010 tentang Pedoman sistem pemantauan, evaluasi dan pelaporan pembangunan pertanian. Dinas yang membidangi perkebunan kabupaten dan provinsi wajib melakukan monitoring, evaluasi dan pelaporan secara berjenjang dilaporkan kepada Direktorat Jenderal Perkebunan, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jenis pelaporan

SIMONEV yang meliputi:

x Kemajuan pelaksanaan kegiatan sesuai indikator kinerja;

x Perkembangan calon petani/calon lahan dalam pengelolaan kegiatan lapangan;

x Perkembangan ketersediaan potensi lahan;

x Perkembangan kebutuhan sarana dan prasarana (pupuk dan alsin) komoditas tanaman tahunan;

(27)

2. Waktu penyampaian laporan: SIMONEV yang meliputi:

x Pelaporan dinas yang membidangi perkebunan kabupaten kepada provinsi disampaikan paling lambat setiap tanggal 5 bulan laporan.

(28)

VII. PEMBIAYAAN

Kegiatan Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan Untuk Fasilitasi Identifikasi Pendayagunaan Sumber Daya dan Implementasi MP3EI Tahun Anggaran 2013 di Pusat dibiayai melalui DIPA Direktorat Jenderal Perkebunan. Sedangkan kegiatan di Provinsi dibiayai melalui dana APBN Dekonsentrasi.

Alokasi anggaran di tingkat Pusat terdiri dari kegiatan pertemuan, pelatihan, sosialisasi, koordinasi dan konsultasi, pengawalan, pendampingan dan monev kegiatan Fasilitasi dan Pendayagunaan Sumber Daya. Sedangkan alokasi anggaran di tingkat Provinsi terdiri dari pertemuan, menghadiri pertemuan di tingkat pusat, pengawalan, konsultasi, mengikuti pertemuan pembekalan di tingkat Pusat, dan pengadaan satu set komputer.

(29)

VIII. PENUTUP

Pedoman teknis ini disusun sebagai salah satu acuan pelaksanaan Kegiatan Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan Untuk Fasilitasi Identifikasi Pendayagunaan Sumber Daya dan Implementasi MP3EI Tahun Anggaran 2013, baik Tingkat Pusat dan Provinsi serta pihak-pihak terkait lainnya dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan pelaporan.

Dalam rangka lebih memberikan kejelasan penyelenggaraan pelaksanaannya agar tertib teknis dan administrasi sesuai ketentuan yang berlaku dan mampu mencapai hasil sesuai yang diharapkan, maka Provinsi menerbitkan Petunjuk Pelaksanaan. Keberhasilan kegiatan ini diharapkan dapat berperan dalam meningkatkan produksi, produktivitas tanaman tahunan melalui Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan 2013. Capaian keberhasilan yang dimaksud akan dapat terwujud melalui integrasi perencanaan, kesamaan tekad dan kerjasama semua pihak terkait.

(30)

VISI Mewujudkan INDONESI masyarakat Indonesia yang 2025 Mandiri, Maju, Adil dan Makmur

Inisiatif 1. Mendorong realisasi investasi skala besar di 22 kegiatan utama

Strategis 2. Sinkronisasi rencana aksi nasional untuk merevitalisasi kinerja sektor riil

MP3EI 3. Pengembangan center of excellence di setiap koridor ekonomi

PRINSIP DASAR DAN PRASYARAT KEBERHASSILAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI

(31)

26 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan Tahun 2013

(32)

27

Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan Tahun 2013

(33)

28 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan Tahun 2013

(34)

29

Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan Tahun 2013

Spesifikasi Teknis Untuk Pengadaan Komputer Khusus Pemetaan

I. Monitor

a.Display Type LED Widescreen

b.Screen Size 23’’

c. Viewable 58.42 cm

d.Max. Resolution 1920x1080@60Hz

e.Dot Pitch 0.265(H)x0.265(V)mm

f. Contrast Ratio 20000000:1 (DCR)

g. Respond Time 2 ms

h.Brightness 250 cd/m2

i. Display Technology LED

j. Horizontal Freq. 30K-83 KHz

k. Vertical Freq. 55-75 Hz

l. Input Connector D-sub/DVI-D/HDMI

m. Signal Input Analog RGB,DVID&HDMI

n.Built-in Speaker Earphone Jack

o.Power Consumption Power On :

<32W(Typical) Standby : < 0.5 W

p.Rated Voltage 12 VDC, 3A

q. Dimension w/base550.5x409x193.7mm(WxHxD) Package: 609x414x113 mm(WxHxD)

r. Weight Net : 2.47 kg

Gross : 3.69 kg

II. Computer Prossesing Unit

a. Intel Core i7-3770 K ( 3.5 Ghz up to 3.9 Ghz, 8 MB Cache)

b. Windows 7 Home Premium 64 Bit

c. Intel Z77 chipset

d. 16 GB DDR3 1.600 Mhz

e. NVIDIA GTX680 2 GB DDR5

(35)

30 Koordinasi Kegiatan Pengembangan Tanaman Tahunan Tahun 2013

f. 2x 1 TB HDD sata dan 2x 128 GB SSD

g. Gigabit Lan

h. Tray in Blu-Ray writer

i. 16 in 1 card reader

j. USB 3.0

k. DVI,VGA,HDMI

III. Software

Referensi

Dokumen terkait

[r]

b. )zin DEPTAN. Penyedia barang harus memasukan brosur asli pupuk yang ditawarkan, yang dikeluarkan oleh perusahaan pemberi dukungan, ditandatangani dan dicap basah

Sehubungan dengan paket tersebut diatas, sampai dengan batas akhir upload dokumen penawaran hanya ada satu peserta yang mengupload dokumen penawaran sehingga

In the present study, the digestibility and intake of vine tree leaves were measured when fed alone and in a mixed ration with vetch-oat hay, and the blood metabolic pro®le in

Sehubungan dengan Pelelangan Paket Pekerjaan Peningkatan Infrastruktur Sistem Penyediaan Air Minum (Pipa Transmisi ND 75 mm) Di Gampong Alue Tampak Kecamatan Kaway XVI, maka

animal, regulation of neonatal growth and develop- division on udder and muscle development, and meat. ment of gastrointestinal function

Data was collected on secondary:primary follicle ratio, relative follicle density, and seasonal changes in ®bre cross-sectional area and ®bre ellipticity (ratio of major-to-minor

Tujuan bantuan hukum yang tercantum dalam pasal 3 UU tersebut adalah mewujudkan akses kepada keadilan bagi masyarakat miskin dan juga mewujudkan peradilan yang