• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Badung, April 2016 Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar TIM REDAKSI BULETIN METEO NGURAH RAI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Badung, April 2016 Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar TIM REDAKSI BULETIN METEO NGURAH RAI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2 TIM REDAKSI BULETIN

METEO NGURAH RAI Pelindung Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar

Catur Winarti, SP Penasehat Drs. A.A. Gede Trikumara S.

Pande Putu Pardana Ni Wayan Siti, S.Sos Pemimpin Redaksi

Agus Yarcana Wakil Pemimpin Redaksi Decky Irmawan, SE, M. Kom Dewa Gede Agung Mahendra,

S. Kom Sekretaris Redaksi

Agit Setiyoko, S.T Rahma Fauzia Yushar, S.Tr Made Nanda Putri A.M., S.Tr

Tim Redaksi Sangsang Firmansyah, SP

Muh. Khamdani, SP Suyatno, SP Sarnubih Hasan, SP I Putu Sumiana, S.Si Tanti Prasetya Prima Desi, S.Si

Bonggo Pribadi, S.Tr. Putu Eka Tulistiawan, A.Md Ni Luh Putu Sri Ariastuti, A.Md

Tim Percetakan/Distributor I Wayan Subakti, A.Md Putri Kusumastuti, A.Md

Kadek Winasih, A.Md Devi Dwita Meiliza, SE Ni Made Dwi Jayanti, S. Kom

Alamat Redaksi Stasiun Meteorologi Kelas I Bandar Udara Ngurah Rai Bali

Gedung GOI Lt. II Bandara Ngurah Rai Denpasar Bali

80361 Telp. 03619359754 Fax. 03619351124 Email : stametngurahraidps@gmail.com Website www.ngurahrai.bali.bmkg.go.id KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas diterbitkannya Buletin Meteo Ngurah Rai edisi Maret 2016 ini. Pembuatan buletin ini dilakukan sebagai ikhtiar untuk mengevaluasi sekaligus menginformasikan kejadian cuaca khususnya di lingkup Bandara I Gusti Ngurah Rai selama kurun waktu sebulan terakhir.

Penerbitan buletin ini diharapkan dapat memberi nilai tambah kepada masyarakat terutama kepada pengguna layanan cuaca penerbangan.

Sebagaimana biasa, saran dan kritik membangun tentu saja masih kami perlukan guna menjadikan kualitas buletin ini ke depan menjadi semakin baik.

Badung, April 2016

Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar

Catur Winarti, SP. NIP. 197507231997032001

(3)

3

DAFTAR ISI

TIM REDAKSI BULETIN METEO NGURAH RAI………1

KATA PENGANTAR………...………...1

DAFTAR ISI……….………..………2

I. DAFTAR ISTILAH……… 2

II. PENDAHULUAN………...……….. 6

III. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT………..…………. 8

A. ENSO (El Nino Southern Oscilation) ………..……… 8

B. MJO (Madden-Jullien Oscilation) ……….…………..………… 9

C. Sirkulasi Monsun……….……….……… 11

D. Suhu Muka Laut……….……….……….……….13

IV. PROFIL PARAMETER CUACA STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR BULAN FEBRUARI 2016……….… 14

A. Curah Hujan……….……..14

B. Suhu Udara………...……14

1 Suhu Udara Rata-Rata Harian………..……….……..14

2 Suhu Udara Maksimum………..……….……..15

3 Suhu Udara Minimum………..………..16

C. Kelembaban Udara………..………16

D. Tekanan Udara………..………...17

E. Arah dan Kecepatan Angin Permukaan………..…….18

F. Crosswind, Headwind dan Tailwind………..………….18

V. INFORMASI TAMBAHAN STASIUN METEOROLOGI KELAS I NGURAH RAI DENPASAR ………..………..………..……….…21

A. Verifikasi Prakiraan Cuaca………..……….……….. 21

B. Evaluasi Kunjungan Website………..………….………..…… 22

(4)

4

I. DAFTAR ISTILAH

Aerodrome Warning adalah berita meteorologi yang berisi peringatan untuk berhati-hati atau mengambil langkah-langkah tertentu berkaitan dengan prakiraan akan adanya cuaca signifikan atau fenomena ekstrem di sekitar Bandar udara.

AUSMI (Australian Monsoon Index) merupakan indeks yang mengukur sirkulasi monsun Australia yang terjadi dengan menghitung rata-rata angin zonal (timur barat) pada ketinggian 850 mb pada area (5oLS-15oLS, 110oBT-130oBT) (Kajikawa dkk., 2009). Indeks AUSMI bernilai positif berarti terjadi penguatan sirkulasi monsunal dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (5oLS-15oLS, 110oBT-130oBT) cenderung bergerak dari barat, sebaliknya indeks AUSMI bernilai negatif berarti terjadi pelemahan sirkulasi monsunal dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (5oLS-15oLS, 110oBT-130oBT) cenderung bergerak dari Timur – Tenggara.

Crosswind adalah angin yang arahnya dari samping benda yang bergerak misalnya pesawat yang sedang dalam penerbangan.

El Nino adalah fase negatif dari ENSO yang dicirikan dengan anomali suhu muka laut yang lebih hangat di wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian timur dibandingkan dengan di bagian baratnya dan ditandai dengan nilai SOI negatif.

ENSO (El Nino Southern Oscillation) adalah fenomena interaksi lautan-atmosfer skala global dengan variabilitas interannual yang terjadi karena adanya penyimpangan (anomali) suhu muka laut di wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial.

FKLIM71 adalah formulir yang di dalamnya dicatat data klimatologi bulanan pada stasiun meteorologi atau klimatologi.

Flight Forecast adalah prakiraan cuaca untuk penerbangan yang dikumpulkan dalam satu berkas dokumen prakiraan cuaca penerbangan dan diserahkan kepada penerbang sebelum terbang.

Headwind adalah angin yang bertiup dari arah depan berlawanan dengan arah benda, misalnnya pesawat yang sedang dalam penerbangan.

ITCZ (Inter Tropical Convergence Zone) adalah area di sekitar wilayah tropis yang dicirikan dengan pola pumpunan (konvergensi) angin dalam skala yang luas dan dapat berpotensi terjadi cuaca buruk di sepanjang wilayah yang dilewatinya.

La Nina adalah fase positif dari ENSO yang dicirikan dengan anomali suhu muka laut yang lebih hangat di wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian barat dibandingkan dengan di bagian timurnya dan ditandai dengan nilai SOI positif.

(5)

5

MET REPORT adalah singkatan dari “meteorological report”. Digunakan dalam bahasa laporan cuaca penerbangan yang menyatakan bahwa laporan yang dibuat adalah laporan rutin dari hasil pengamatan cuaca.

METAR adalah kata sandi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sandi atau keterangan yang mengikutinya adalah informasi cuaca yang sedang berlangsung di Bandar udara. METAR dibuat secara rutin, biasanya dibuat secara berkala setiap 30 menit sekali, untuk dikirim ke atau dipertukarkan dengan Stasiun Meteorologi Penerbangan lainnya, dan/atau dikirim ke Pusat-Pusat Data dan Analisis yang ditentukan. MJO (Madden Jullian Oscillation) adalah fenomena atmosfer skala global dengan variabilitas intraseasonal yang menunjukkan potensi area konvektif kuat dan menjalar dari barat ke timur di sepanjang wilayah ekuatorial.

Monsun suatu pola sirkulasi angin yang berhembus secara periodik pada suatu periode (minimal tiga bulan) dan pada periode yang lain polanya akan berlawanan. Di Indonesia dikenal dengan dua istilah monsun yaitu Monsun Asia dan Monsun Australia. Monsun Asia berkaitan dengan musim penghujan di Indonesia, sedangkan Monsun Australia berkaitan dengan musim kemarau.

OLR (Outgoing Longwave Radiation) adalah energi gelombang panjang dari permukaan bumi yang dipancarkan ke angkasa. Nilai besar/kecil dari OLR mengindikasikan jumlah tutupan awan yang rendah/tinggi.

Pilot Balon (Pibal) adalah pengukuran dan perhitungan arah dan kecepatan angin dengan pelacakan balon meteorologi menggunakan theodolite.

PW (Precipitable Water) adalah banyaknya uap air yang berpotensi menjadi hujan. Siklon tropis adalah sistem tekanan rendah dengan angin berputar siklonik yang terbentuk di lautan wilayah tropis dengan kecepatan angin maksimal 34,8 (tiga puluh empat koma delapan) knots atau 64,4 (enam puluh empat koma empat) km/jam (kilometer per jam) di sekitar pusat pusaran.

SOI (Southern Oscillation Index) adalah indeks yang menunjukkan aktifitas ENSO dan mengindikasikan adanya perkembangan atau intensitas kejadian El Nino atau La Nina di Samudera Pasifik. SOI dihitung berdasarkan perbedaan tekanan permukaan laut antara Tahiti dan Darwin.

SPECI adalah kata sandi yang digunakan untuk menunjukkan bahwa sandi atau keterangan yang mengikutinya adalah informasi tentang adanya fenomena khusus pada suatu saat di suatu Bandar udara dan atau di sekitarnya. SPECI dibuat untuk dikirim ke

(6)

6

atau dipertukarkan dengan Stasiun Meteorologi Penerbangan lainnya, dan/atau dikirim ke Pusat-Pusat Data dan Analisis yang ditentukan.

TAFOR adalah singkatan dari “terminal forecast”. Sandi meteorologi yang menunjukkan bahwa berita yang tertulis di belakangnya adalah tentang prakiraan cuaca Bandar udara.TAFOR memuat informasi tentang akan terjadinya cuaca di suatu Bandar udara pada waktu yang akan datang. Unsur cuaca yang diprakirakan meliputi angin permukaan, jarak pandang mendatar, fenomena cuaca, awan, dan perubahan signifikan dari satu atau lebih unsur tersebut selama selang waktu prakiraan.

Tailwind adalah angin yang bertiup dari arah belakang sejajar dengan arah benda, misalnya pesawat yang sedang dalam penerbangan.

WNPM (Western North Pacific Monsoon) merupakan indeks yang mengukur sirkulasi monsun Asia yang terjadi dengan menghitung perbedaaan rata-rata angin zonal (timur barat) pada ketinggian 850 mb antara area (5oLU-15oLU, 100oBT-130oBT) dan area (20oLU-30oLU, 110oBT-140oBT) (Wang Bdkk.,2008). Indeks WNPM bernilai negatif berarti terjadi penguatan sirkulasi monsunal Asia dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (20oLU-30oLU, 110oBT-140oBT) cenderung lebih besar nilainya dibanding angin paras 850mb pada area (5oLU-15oLU, 100oBT-130oBT). Sehingga dominan arah angin paras850 mb adalah Timur Laut-Timur. Indeks WNPM bernilai positif berarti terjadi pelemahan sirkulasi monsunal Asia dengan ditandai angin paras 850 mb pada area (20oLU-30oLU, 110oBT-140oBT) cenderung lebih kecil nilainya dibanding angin paras 850mb pada area (5oLU-15oLU, 100oBT-130oBT). Sehingga dominan arah angin paras850 mb adalah Barat Daya-Barat.

WXREV adalah informasi meteorologi yang berisikan rangkuman keadaan cuaca selama 24 jam pada stasiun meteorologi atau klimatologi.

(7)

7

II. PENDAHULUAN

Benua maritim Indonesia yang hangat mengakibatkan banyak fenomena atmosfer skala global dan regional mempengaruhi cuaca dan iklimnya. Fenomena atmosfer ENSO (El Nino Southern Oscillation) yang terjadi di Samudra Pasifik, IOD (Indian Ocean Dipole) yang terjadi di Samudra Hindia, osilasi Madden-Jullien (Madden-Jullien Oscilation), daerah pumpunan antar tropis (Inter Tropical Convergence Zone/ITCZ) serta sirkulasi monsun Asia dan Australia adalah beberapa fenomena skala global dan regional yang mempengaruhi wilayah Indonesia. Luasnya bentangan wilayah Indonesia menyebabkan pengaruh fenomena atmosfer ini tidaklah sama di setiap wilayah. Secara umum pengaruh fenomena-fenomena tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1 dan 2.2 berikut :

Gambar 2.1 Pengaruh Fenomena La Nina dan IOD Positif untuk wilayah Indonesia

Gambar 2.2 Pengaruh Fenomena El Nino dan IOD Negatif untuk wilayah Indonesia

(8)

8

Bali adalah salah satu pulau kecil yang berada di kawasan tengah Indonesia dengan koordinat 9o0’ - 7o50’ LS dan 114o0’ - 116o0’ BT. Luas wilayah daratan Bali adalah 5.636,66 km2, sedangkan luas lautannya 9.634,35 km2, terlihat bahwa luas lautan Bali dua kali lipat luas daratannya. Kondisi ini mengakibatkan keadaan cuaca dan iklim di wilayah Bali dipengaruhi oleh fenomena atmosfer seperti ENSO, MJO dan sirkulasi angin monsun Asia dan Australia. Penyampaian informasi mengenai analisa cuaca di wilayah Bali ini menjadi salah satu tugas dari Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar.

Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar merupakan stasiun meteorologi yang terletak di dalam bandar udaraI Gusti Ngurah Rai Bali. Selain memberikan informasi analisa keadaan cuaca wilayah Bali, juga bertugas untuk memberikan informasi cuaca untuk penerbangan di bandar udara I Gusti Ngurah Rai Bali. Informasi cuaca penerbangan yang diberikan antara lain METAR, SPECI, Met Report, Special Report, Flight Forecast dan Aerodrome Warning. Informasi lain yang juga dihasilkan oleh Stasiun Meteorologi Kelas I Ngurah Rai Denpasar adalah informasi pengamatan cuaca synoptik dan udara atas. Semua informasi yang disampaikan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi jasa penerbangan pada khususnya dan masyarakat Bali pada umumnya untuk mengantisipasi perubahan cuaca yang terjadi.

(9)

9

III. ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER DAN LAUT

Analisis dinamika atmosfer dan laut selama periode Juni 2016 akan memberikan gambaran terhadap fenomena atmosfer dominan yang mempengaruhi perubahan cuaca di wilayah Bali. Secara umum akan ditampilkan kondisi tiap-tiap fenomena atmosfer seperti ENSO, MJO, sirkulasi monsun dan suhu muka laut selama periode Juni 2016 sebagai berikut :

A. ENSO (El Nino Southern Oscilation)

Penentuan fase ENSO dilakukan dengan analisis terhadap indeks NINO dan SOI yang mengamati perubahan kondisi atmosfer di sekitar samudra Pasifik. Indeks NINO dibagi menjadi 4, dimana tiap indeks menunjukan anomali suhu muka laut untuk wilayah yang berbeda di samudra Pasifik. Untuk wilayah Indonesia, indeks NINO yang digunakan adalah indeks NINO 3.4.

Pada periode April hingga Juni 2016 indeks NINO 3.4 menunjukan kisaran nilai antara -0,2ºC s/d 1,5ºC. Nilai indeks ini tetap menunjukan fase ENSO yang negatif dan adanya fenomena El Nino yang terjadi. Intensitas dari fenomena El Nino yang terjadi menurun menjadi El Nino lemah dan cenderung normal. Hal ini menunjukan bahwa kondisi El Nino sedikit berpengaruh terhadap kondisi cuaca di sekitar wilayah Indonesia bagian Timur dan Tengah. Secara lengkap indeks NINO terlihat pada Gambar 3.1 berikut :

(10)

10

Selain Indeks NINO 3.4, indeks yang juga harus digunakan untuk analisis ENSO adalah indeks SOI. Indeks SOI memiliki batas-batas nilai yang menunjukan ENSO fase negatif atau positif. Untuk ENSO fase negatif indeks SOI bernilai -7 atau lebih, sedangkan untuk ENSO fase positif bernilai 7 atau lebih. Nilai indeks SOI antara -7 s/d 7 adalah keadaan netral.

Selama periode Juni 2016, indeks SOI rata-rata 30 harian mengalami fluktuasi nilai yang signifikan antara -2 s/d +6. Hal ini menunjukan bahwa pada periode Juni 2016 terindikasi adanya keadaan netral dan kondisi normal di sekitar wilayah samudra Pasifik. Secara lengkap perubahan indeks SOI rata-rata 30 harian terlihat pada Gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.1 Indeks NINO Tahun 2015-2016

(11)

11

Berdasarkan indeks NINO 3.4 dan SOI tersebut dapat diketahui bahwa selama periode Juni 2016 terindikasi adanya keadaan netral, serta menunjukan adanya fenomena El Nino yang lemah. Oleh karena itu tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap peluang curah hujan di sekitar wilayah Indonesia bagian Timur dan Tengah. B. MJO (Madden-Jullien Oscilation)

Pada umumnya analisis fenomena atmosfer MJO menggunakan indikasi perubahan nilai OLR yang terjadi di sekitar area ekuator. Perubahan nilai OLR pada periode Juni 2016 yang ditampilkan dengan diagram Hovmoller terlihat seperti Gambar 3.3 berikut :

Gambar 3.2 Indeks SOI Rata-Rata 30 Harian (Sumber : www.bom.gov.au/climate/enso/)

Gambar 3.3 Diagram Hovmoller Nilai OLR Rata-Rata 5 Harian (Sumber :www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/mjo.shtml)

(12)

12

Dari data OLR di atas berdasarkan letak geografis Indonesia 94°58' 21" BT-141°01' 10"BT dapat ditentukan bahwa pada awal hingga pertengahan periode Juni 2016 nilai OLR berkisar dari 0,5 sampai 1,5 yang menunjukkan terjadinya penurunan tutupan awan di wilayah barat dan timur Indonesia. Sedangkan pada pertengahan hingga akhir periode Juni 2016 nilai OLR berkisar dari -0,5 sampai -2 yang menunjukkan terjadinya peningkatan tutupan awan di seluruh wilayah Indonesia.

Untuk pergerakan MJO selama periode Juni 2016 dapat dilakukan analisis terhadap diagram fase MJO yang terlihat seperti Gambar 3.4 berikut :

Dari pergerakan MJO pada gambar di atas dapat disimpulkan bahwa MJO aktif di wilayah Indonesia pada tanggal 20 s/d 27 Juni 2016.

C. Sirkulasi Monsun

Pengaruh sirkulasi monsun terhadap perubahan cuaca di sekitar wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur dapat dianalisa pada AUSMI (Australian Monsoon Index) dan WNPM (Western North Pacific Monsson). Pada periode Juni 2016 indeks WNPM menunjukan nilai antara -8 s/d +5. Pada awal dan akhir periode Juni 2016 nilai WNPM cenderung stabil bernilai positifyang menunjukan sirkulasi monsunal Asia melemah. Sedangkan pada pertengahan periode Juni 2016 bernilai negatif yang menunjukkan sirkulasi monsunal Asia menguat. Secara lengkap fluktuasi nilai WNPM terlihat pada Gambar 3.5 berikut :

Gambar 3.4 Diagram Fase MJO

(13)

13

Sedangkan pada periode Juni 2016 AUSMI menunjukan nilai antara -10 s/d -2. Pada awal hingga akhir periode Juni2016 nilai AUSMI cenderung stabil bernilai negatif, yang menunjukan sirkulasi monsunal Australia menguat.Secara lengkap fluktuasi nilai AUSMI terlihat pada Gambar 3.6berikut :

Berdasarkan pola angin lapisan 5000ft (850 HPa) rata-rata pada periode Juni2016 diketahui bahwa arah angin dominan di wilayah Indonesia bagian Tengah dan Timur dari arah Timur, kecuali wilayah Sumatera, Kalimantan bagian barat dan utara, Sulawesi bagian utara dan Kepulauan Maluku. Angin timuran yang mulai menguat mengindikasikan bahwa sirkulasi monsunal Australia berpengaruh terhadap keadaan cuaca di wilayah tersebut. Wilayah Bali secara khusus, arah angin rata-rata dari arah Timur dengan kecepatan rata-rata antara 6 -9 knots pada periode Juni 2016. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada Gambar 3.7berikut :

Gambar 3.5 Grafik WNPM

(Sumber:http://apdrc.soest.hawaii.edu/projects/monsoon)

Gambar 3.6 Grafik AUSMI

(14)

14

Sirkulasi monsun Australia yang kuat terlihat pada pola tekanan udara permukaan rata-rata pada periode Juni 2016. Pola ini hampir sama jika dibandingkan dengan periode sebelumnya, dimana tekanan udara permukaan di Benua Australia tinggi, sedangkan di Benua Asia rendah. Hal ini mengakibatkan aliran massa udara bergerak dari Benua Australia menuju ke Benua Asia. Untuk wilayah Indonesia, tekanan udara permukaan rata-rata pada periode Juni 2016 berkisar antara 1009 – 1012,5 HPa, khusus untuk wilayah Bali, tekanan udara permukaan rata-rata berkisar antara 1010-1011,5 HPa. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada gambar 3.8 berikut :

Berdasarkan nilai kandungan uap air di atmosfer atau Precipitable Water (PW) rata-rata diketahui bahwa kisaran nilainya antara 35-56 kg/m2pada periode Juni 2016. Kisaran

Gambar 3.7 Pola Angin Lapisan 5000ft (850 HPa) Rata-Rata

(15)

15

nilai PW tersebut sama jika dibandingkan bulan sebelumnya. Hal ini juga berlaku untuk wilayah Bali yang meningkat nilai kandungan uap airnya di atmosfer, dimana kisaran nilai PW antara 43-49 kg/m2. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada gambar 3.9 berikut :

D. Suhu Muka Laut

Suhu muka laut pada periode Juni 2016 di wilayah Indonesia berkisar antara 28-31oC, yang menunjukan potensi penguapan dan pertumbuhan awan yang signifikan. Wilayah Bali pada periode Juni 2016 suhu muka laut antara 29- 30oC. Secara lengkap hal ini bisa dilihat pada gambar 3.10berikut :

Gambar 3.9 Precipitable Water (PW) Rata-Rata

Gambar

Gambar 2.1  Pengaruh  Fenomena  La  Nina  dan  IOD  Positif  untuk  wilayah  Indonesia
Gambar 3.1  Indeks NINO Tahun 2015-2016
Gambar 3.2  Indeks SOI Rata-Rata 30 Harian  (Sumber : www.bom.gov.au/climate/enso/)
Gambar 3.4  Diagram Fase MJO
+4

Referensi

Dokumen terkait

Alasan responden yang lebih yakin untuk menggunakan jasa mencuci dibandingkan dengan alasan lainnya, praktis dan memudahkan kegiatan sehari-hari, kesibukan dalam

Area pagelaran SAU berbentuk arena (tapal kuda), dengan panggung yang berfungsi sebagai area para pemain musik dan pada bagian tengahnya di gunakan sebagai area pemain

Pembelajaran Kimia di SMA Negeri 3 Bukit Batu saat ini kurang memuaskan. Karena masih banyak masalah yang mengakibatkan siswa kurang antusias untuk belajar.. 14 Pembelajaran

Semakin besar volume larutan sari nenas maka nilai tegangan, arus serta daya listriknya semakin besar, hal ini dikarenakan larutan sari nenas memiliki kandungan asam klorida dan

Pada penelitian ini dapat ditemukan perumusan masalah yaitu : Bagaimana data mining dapat membantu pihak Bank Perkreditan Rakyat dalam menentukan tingkat resiko

Kapasitas perajangan yang paling efisien pada mesin perajang daun tembakau terdapat pada perlakuan dua (P2) yang memperoleh rerata kapasitas kerja alat

“Perancangan Sistem Aplikasi Lelang Barang Berbasis Android” Penulisan Tugas Akhir ini bertujuan untuk dapat mengaplikasikan teori- teori yang telah dipelajari selama

Setiap perusahaan mempunyai visi dan misi yang harus dijalankan sesuai dengan tujuan perusahaan, butuh waktu untuk mencapai itu semua.Begitu juga pada PT Bakrie Telecom