• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUNDA. - BIHARI ~ Masa Silam - KAMARI ~ Masa belum lama berlalu Kemarin - KIWARI ~ Masa Sekarang - BARING SUPAGI ~ Masa yang akan datang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SUNDA. - BIHARI ~ Masa Silam - KAMARI ~ Masa belum lama berlalu Kemarin - KIWARI ~ Masa Sekarang - BARING SUPAGI ~ Masa yang akan datang"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

SUNDA

- BIHARI ~ Masa Silam

- KAMARI ~ Masa belum lama berlalu – Kemarin

- KIWARI ~ Masa Sekarang

- BARING SUPAGI ~ Masa yang akan datang

( Selintas Telaah Menemukan Konsep Kontribusi SUNDA dari Masa ke Masa untuk Menata Kesejahteraan Kehidupan di Tataran Lokal - Nasional - Internasional yang

Humanis Religius)

( Disampaikan pada :

REINVENTING SUNDA IN STRENGTHENING THE NATIONAL CULTURE AND PROMOTING CUKTURAL DIVERSITY - INTERNATIONAL CONFERENCE ON NATURE, PHILOSOPHY AND

CULTURE OF ANCIENT SUNDA CIVILIZATION – INTERNATIONAL CONFERENCE ON SUNDANESE CULTURE –

Bogor, 25 – 27 Oktober 2010 )

@ H.R.Hidayat Suryalaga Purwawacana

Pertemuan yang demikian mulia untuk berbincang mengenai peran SUNDA dalam eksistensi keberadaannya, sungguh teramat penting untuk kita simak dengan penuh semangat. Terlebih lagi waktu yang tersedia berdurasi sangat terbatas. Karena itu penjelasan-penjelasan saya uraikan dengan singkat. Dengan keterbatasan ini mendorong kita untuk seusai petemuan pertama kali ini, secara berkala mengadakan perbincangan selanjutnya sebagai lajuning laku dari pertemuan sekarang baik oleh Dinas terkait atau pun Perguruan Tinggi.

Sistematika makalah sesuai dengan TOR yang disediakan panitia, saya susun seperti berikut:

I. Prahistoris  Saya istilahkan sebagai MIKAWANOH LEMBUR SUNDA

(Mengenal Kampung-halaman Sunda)

1. Saya belum berhasil menemukan jejak cerita/babad dalam sastra Sunda mengenai ATLANTIS (SUNDALAND, “Atlantis, The Lost Continent Finally

Found”, seperti yang ditengarai Santos. 2005).

2. Bila mengacu kepada naskah Pustaka Rajyarajya I Bhumi Nusantara (Pustaka tentang kerjaan-kerajaan di Nusantara yang ditulis oleh Pangeran Wangsakerta dkk di Cirebon 1677 M, dalam Rintisan Penelusuran Masa Silam Sejarah Jawa

Barat. Jilid I. PEMDA PROVINSI DT I. JAWA BARAT. 1983-1984),

(2)

2

  

 Awal masa penciptaan, permukaan bumi ini menyerupai bola api yang bercahaya,

  

 berjuta tahun kemudian permukaan bumi menjadi dingin, 

 

 kemudian terbentukalah pegunungan dan lautan, 

 

 berjuta kemudian tumbuhlah tumbuhan-tumbuhan kecil, 

 

 muncul pula hewan dan berjenis ikan di lautan, 

 

 tumbuh pohon berukuran besar, 

 

 muncullah mahluk hewan raksasa beraneka rupa, 

 

 muncul pula hewan, unggas dsb, 

 

 lama berselang kemudian hidup makhluk berwujud manusia tingkatan sederhana, manusia purba, manusia hewan,

  

 berjuta tahun kemudian muncul manusia separuh hewan separuh manusia, 

 

 Selanjutnya beribu tahun kemudian muncullah mahluk berupa manusia dari tingkat yang paling rendah sampai akhirnya muncul manusia sempurna. Seperti tingkatan manusia dewasa ini.

Selanjutnya P. Wangsakerta dkk menginformasikan ada 9 kali kelompok pendatang dari benua utara dalam kurun waktu 10.000 th sebelum Caka sampai awal tarikh Caka.

3.

WANUA SUNDA, SUNGAI NILA dan Ombu Ngah Sunda

Saya sertakan informasi dari Ketua Adat Suku Dayak Jangkang Benoa di Kecamatan Balaisebut, Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 1964. Bahwa dalam legenda mereka ada yang disebut WANUA SUNDA,

SUNGAI NILA dan OMBU NGAH SUNDA (Nara Sumber: Kék Amat dan Kék Layong; diterima penulis secara lisan tahun 1964 sewaktu menjadi sukarelawan

Guru DWIKORA). Mereka menceritakan bahwa pada zaman dahulu kala Sungai

Nila (Nila (Nil ?) = Tarum



Ci-Tarum ?) yang bermuara di Muara Nila (

Ma-Nila di Filifina?) mendadak banjir besar, maka tiga kelompok bersaudara

jadi terpisah; yang Sulung lari ke semenanjung Malaka (disebut sebagai Ombu

LUNG = kakak Sulung), Kakak yang Penengah lari ke hulu S. Nila jadilah Ombu Ngah Sunda (Kakak Tengah Sunda) dan yang bungsu lari ke pedalaman

Wanua Borneo disebut Adek So adik bungso (u). Itulah legenda dari saudara

kita Dayak Jangkang Benoa tentang adanya banjir besar yang mencerai-beraikan Wanua Sunda dan penduduknya.

II.

PEMBAGIAN KURUN SEJARAH

saya susun masih mengacu kepada naskah Pustaka Rajyarajya I Bhumi Nusantara (Pustaka tentang kerajaan-kerajaan di Nusantara yang ditulis oleh Pangeran Wangsakerta dkk. di Cirebon 1677 M, dalam buku Rintisan Penelusuran Masa Silam Sejarah Jawa Barat.

Jilid I. PEMDA PROVINSI DT I. JAWA BARAT. 1983-1984). Batasaan waktu

Sejarah selanjutnya, saya rancang sendiri berdasarkan pertimbangan terjadinya perubahan sistem/bentuk Pemerintahan, sosial-budaya dan tumbuh-kembangnya kesadaran bersejarah di Masyarakat Sunda. Pemilahannya seperti berikut ini:

(3)

3

A.

SUNDA BIHARI (Masa Silam)  132 – 1579

M ( …. yuga ning

rajakawasa = jaman kekuasaan raja-raja dalam Rintisan Penelusuran Masa Silam Sejarah Jawa Barat. Jilid I). Saya istilahkan periode ini sebagai TATAPAKAN

SUNDA (Fondasi MASYARAKAT SUNDA).

Selanjutnya penulis pilah menjadi: 

 



SUNDA BIHARI I (132 - 1521 M)

 terbentuknya Kerajaan Salakanagara di Pandeglang (132M) s.d meninggalnya (turun tahta) Prabu Siliwangi (Jayadewata, Sri Baduga Maharaja, Langlangbuana, Pamanah Rasa) dari kerajaan Pajajaran (1521 M). Dalam kurun waktu inilah banyak figur Raja di wilayah Tatar Sunda yang berkualitas mumpuni baik yang memerintah di kerajaan Sunda Sambawa, Indraprahasta (Indramayu-Cirebon Girang), Tarumanagara, Sunda, Kendan, Galuh-Kawali, Saunggalah dsb. Di antaranya a.l.

Dewawarman VIII dari Kerajaan Salakanagara (348-363 M) mengutamakan religiositas, kesejahteraan, berniaga, berburu, beternak, menanam buah-buahan/bertani.

Santanu dari kerajaan Indraprahasta (Indramayu-Cirebon Girang. 363-398 M), telah mengenal kanalisasi, nelayan, maritim.

Manikmaya (Raja Negara Kendan 536-568 M. Sekarang wilayahnya sekitar Lebak Jero s.d Limbangan), menjadi sumber awal berdirinya Kerajaan Galuh Wretikandayun (Raja pertama Negara Galuh. 612-702 M)

Tarusbawa (Raja pertama Kerajaan Sunda. 669-723 M).

Darmasiksa Prabu Sanghiyang Wisnu, peletak ajaran Kasundaan (1175-1297 M)

Linggadewata Raja Pertama Kerajaan Kawali (1311-1333 M) Linggabuana (Sang mokteng Bubat 1350-1357 M)

Bunisora (1357-1371 M) Negarwan dan pemegang amanah ajaran Kasundaan.

Niskala Wastu Kancana (1371-1475 M). Peletak ajaran Kasiliwangian) Sri Baduga Maharaja (Jayadewata, Prabu Siliwangi, Langlangbuana,

Pamanah Rasa (1482 – 1521 M) figur raja Pajajaran yang menjadi idola masyarakat Sunda dengan konsep kepemimpinan Parigeuing – Dasa

Pasanta dan Pangimbuhning Twah). Telah mengenal sistem bermasyarakat

yang lengkap (simak Siksa Kanda’ng Karesian 1518 M)

Ragamulya Suryakancana (1567- 1579 M). Raja Pajajaran terakhir.

Untuk keperluan pertemuan kali ini, sesuai dengan TOR dari panitia Konferensi, yang kita kaji adalah kearifan pada zaman Tarumanagara, khususnya Raja

Purnawarman (395-434 M) yang bercorak: religius, menata lingkungan hidup,

pendidikan, maritim, kanalisasi, hukum, pertahanan, kemitraan, peternakan, perekonomian, pendanaan (sadar pajak), dan dermawan.

Era Zaman SUNDA BIHARI I (132 - 1521 M) ini , saya sebut sebagai ADEG

PANGADEG SUNDA (JATI DIRI SUNDA), dengan menyimak kualitas kearifan,

(4)

4

 



SUNDA BIHARI II (1521-1579 M)



Diawali meredupnya pamor kerajaan Pajajaran s.d buraknya Pajajaran (runtuhnya Kerajaan Pajajaran (1579). Kualitas

leadership para Raja Pakuan Pajajaran tidak setangguh zaman sebelumnya. Antara

lain karena singgung budaya dan pengaruh karakter masyarakat luar (Eropah, China, Timur-Tengah, India). Periode zaman ini saya istilahkan sebagai SUNDA LAYUAN (Sunda menjadi Layu).

B.

SUNDA KAMARI (1580 – 1945 M)

SUNDA KAMARI (Sunda belum lama berselang), yaitu rentang waktu sejak runtuhnya sistem kerajaan di Tatar Sunda s.d Tanggal 17-Agustus 1945, sebagai Hari kemerdekaan Negara Republik Indonesia).

Periode SUNDA KAMARI saya pilah menjadi: 

 



SUNDA KAMARI I (1580 - 1611 M)

 Sejak runtuhnya Kerajaan Pajajaran (1579), ditandai dengan penyerahan atribut Kerajaan Pajajaran kepada Pangeran Geusan Ulun di Kerajaan Sumedang Larang (1580-1608M), sebagai ;

Penerus dari Kerajaan Témbong Agung, Prabu Tajimaléla Penerus dari Kerajaan Talaga, Kawali, Galuh

Keturunan dari Pangéran Panjunan-Cirebon.

Serta pengunduran diri Raja Pajajaran terakhir Ragamulya Suryakancana (1567-1579), kembali ke Pulasari di Kabupaten Pandeglang-Banten, wafat di kampung halaman para leluhurnya.

Periode SUNDA KAMARI I (1580-1611), saya sebut sebagai SUNDA NGAWISIK

DIRI (instrospeksi)

  



SUNDA KAMARI II (1611 – 17-8-1945 M) 

Diawali dengan masuknya

kolonialisme-imperialisme, sejak Portugis, Inggris, Belanda, Jepang. Serta masuknya pengaruh dari kebudayaan luar Sunda (Timteng-India-China, Jawa). Pada masa inilah tumbuhnya perasaan “MITINEUNG JAMAN KEEMASAN

SUNDA” (Mengenang Zaman Keemasan Sunda), dalam bermacam bentuk dan

ekpressi cipta-rasa-karsa dan karya. Melintasi dunia folklor, mitos, sastra lisan, tulisan, lukisan, toponimi, malah menembus tataran dogma, logika, etika, estetika, religi dan kepercayaan.

Demikian pula pada kurun masa Sunda Kamari II (1611-17-8-1945) yang saya sebut sebagai PAWINIHAN PAMINGPIN SUNDA (Persemaian Pemimpin

Sunda), hadirnya pahlawan-pahlawan Sunda sebagai penggagas, pelaksana,

dalam bermacam bidang kehidupan.

Tumbuhnya organisasi-organisasi moderen baik bernuansa komunal (komunitas tertentu), lokal, nasional dan internasional.

Tumbuhnya kesadaran yang serius dalam menata kehidupan Urang Sunda berbasis IMTAQ dan IPTEK sesuai dengan perubahan zaman.

C.

SUNDA KIWARI (1945 – 2004) 

Ditandai dengan kemerdekaan Republik Indonesia s.d. tergulingnya Rezim Orde Baru (dengan memasuki Masa Reformasi-Desentralisasi). Saya pilah Sunda Kiwari menjadi:

(5)

5

  



Sunda Kiwari I (1945 – 2004 M)

Pada masa ini bermacam pengalaman dialami oleh Urang Sunda dan juga Entitas Etnis lainnya, sebagai bangsa/rakyat Indonesia.

Cukup banyak pelajaran dan pengetahuan serta peningkatan kualitas lahir batin Urang Sunda yang terangkat menjadi manusia-manusia yang bermanfaat bagi dirinya, bangsa, negara dan agama/kepercayaannya, baik di tataran lokal, nasional maupun internasional.

Tetapi tidak bisa dipungkiri ada suatu tekanan (reprersif) yang teramat menyesakkan dada sehingga memperlambat terbentuknya Manusia Sunda yang

manggpulia (seutuhnya), yaitu adanya tekanan (represif) yang sangat dahsyat

menimpa JATI DIRI dan KEARIFAN LOKAL sebagai Sunatullah, dengan terkikisnya pengenalan/pengamalan Kearifan Lokal/Local Wisdom (yaitu aspek ke-Bhinneka-an) oleh tekanan politik budaya Kearifan Nasional yang dipaksakan ( ? =aspek ke-Tunggal Ika-an), malah akhir kemudian tertekan pula dengan serbuan budaya Global yang sangat sekuler-profan non religius. Hampir setiap etnis tercerai beraikan kearifan lahir batinnya (terjadinya split

personality). Padahal kekuatan yang paling mendasar dari sesuatu bangsa adalah

kearifan entitas etnisnya sebagai kodratullah/sunatullah berbasis konsep etis dan moral yang humanis religius.

  



SUNDA KIWARI II (2004-2014 M)

 Dimulai dengan ditetapkannya Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah dan Undang - undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah s.d. terbentuknya Rencana Pembangunan Jawa Barat tahap I (RPJB I . 2004-2013 M). Tentang “mapping masalah yang dihadapi masyarakat Sunda/Jawa Barat serta

Grand Strategi Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM) Jawa Barat tentulah

Pemda Prov. Jabar beserta jajarannya telah memetakan dengan bijak berbasis SWOT yang dikaji dengan sangat teliti. Beberapa hal yang perlu disimak adalah: Pada masa SUNDA KIWARI II (2004-2014 / RPJIB I) inilah sangat penting

dilaksanakannya: re-thinking, reinventing, strengthening, philosophy dan langkah intelektual lainnya sebagai penentu visi/misi, strategi budaya di Tatar Sunda/Indonesia.

Perlu dikaji dengan cermat pijakan/Dasar Filsafat Urang Sunda yang mampu

NGIGELAN JEUNG NGIGELKEUN PAJAMANAN (mampu menyiasati

perubahan peradaban dunia). Dengan dasar Filsafat yang memadukan Filsafat Pancasila sebagai Dasar Negara dengan Filsafat yang terambil dari saripati pandangan Hidup Urang Sunda, diramu dengan Filsafat dari bermacam kearifan positif filsafat bangsa lain yang menghantarkan Filsafat Sunda mampu mewarnai kehidupan lahir-batin Urang Sunda/lokal, nasional maupun internasional. (Silakan simak lampiran 1 makalah ini)

Perlu dikaji ulang dan digalakan kembali konsep penerapan DESA BUDAYA yang telah digulirkan Pemda Jabar sejak Th 2004-2006, untuk menuju Desa berbasis otonomi Daerah, dengan tujuan akhir terbentuknya Desa Sejahtera yang madani mardotillah (civil society yang diridhoi Allah SWT). Serta menumbuhkan (regenerasi) pemimpin-pemimpin bangsa di setiap sektor

(6)

6

wilayah, untuk menopang terwujudnya kualitas manusia-manusia demokrasi yang etis humanis dan religius.

Tentang Konsep DESA BUDAYA silakan simak lampiran 2,3,4 dan 5 dari makalah ini.

Sungguh harus menjadi perhatian kita, bahwa sebenarnya pertemuan yang kita gagas ini telah memasuki ZAMAN/ERA SUNDA KIWARI II. Malah durasi waktu yang tersedia teramatlah singkat hanya 4 th lagi (2010-2014).

Semoga kita mampu membuat GRAND DESIGN TATAR SUNDA/ INDONESIA GEMAH RIPAH-REPEH RAPIH yang tepat, cermat dan terarah untuk menata zaman Sunda/Indonesia yang cerlang gemilang.

Bila hal ini tidak tercapai, maka akan semakin meral alias bekepanjangan waktu untuk kita menyelasaikan tugas. Mampukah kita berakselerasi dalam kurun waktu 4 tahun ke depan ?

Padahal saya sudah berharap benar pada periode SUNDA KIWARI II (2004-2014) ini kita telah menjadi Manusia SUNDA TANDANG-TANDING ( Sunda yang mampuh diuji ketangguhannnya).

D.

SUNDA BARING SUPAGI I (Sunda masa yang akan datang I ) 

2014-2025 M

 Diharapkan telah tercapainya seluruh aspek yang tertera dalam

Rencana Pembanguna Jawa Barat (RPJB Tahap II ).

Dengan semangat kebersamaan dan keteguhan hati Insya-Allah apa yang kita citak-citakan, yaitu kehidupan masyarakat yang Baldatun wa Robbun Ghofur, sejahtera lahir batin akan terwujudkan.

Bila kita lalai dan tidak sigap menata konsep -konseptual dan pelakasanaan

Grand Design yang kita buat bersama, maka dengan terpaksa kita akan

mengulur waktu lagi, dan itu sampai kapan (2025-RPJB II ?)

Bila kita berhasil mencapai target RPJB II, maka tercapailah SUNDA ANU

SAAMPAR BUANA

E.

SUNDA BARING SUPAGI II (Yad)  2026- 3000 M

Akhir Melenium 3

Pada periode ini jadilah

SUNDA YANG NGERTAKEUN BUMI LAMBA (

Sunda yang Menjadi RAKHMATAN LIL ALAMIN ).

F.

SUNDA BARING SUPAGI III (Yad)  3001 n M)

Awal Milenium 4 s. d. n M

G.

RUMPAK JAGAT (?)

(7)

7

Beberapa Catatan.

Konsep / Grand Design ini pada dasarnya dapat dijadikan acuan untuk setiap wilayah (Desa, Kecamatan, Kota/Kabupaten/Provinsi), untuk memetakan kualitas SDM serta visi-misi-stategi yang ingin dicapai di wilayahnya masin-masing )

Bila telah sampai pada keadaan yang paripurna ini, Insya-Allah Urang Sunda sebagai Waliyullah Fil Ardhi akan mendapat Ridho Alloh SWT. Insya-Allah.

Literatur:

- KASUNDAAN RAWAYAN JATI – H.R.Hidayat Suryalaga. Yayasan Nur Hidayah. 2010. Serta literatur-literatur yang terkandung di dalamnya.

- FILSAFAT SUNDA - H.R.Hidayat Suryalaga. Yayasan Nur Hidayah. 2010. Serta literatur-literatur yang terkandung di dalamnya.

- Rintisan penelusuran Masa Silam SEJARAH JAWA BARAT. Pemda Propinsi Jawa Barat. 1983-1984.

- Termasuk hasil dialog aktif dengan beberapa nara sumber.

-Bandung, 28 Oktober 2010 M Mkl 535/Pengantar

Referensi

Dokumen terkait