• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI MASYARAKAT RT 04 KELURAHAN BUKIT PINANG TERHADAP TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH BUKIT PINANG. Oleh: ASPIANUR NIM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERSEPSI MASYARAKAT RT 04 KELURAHAN BUKIT PINANG TERHADAP TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH BUKIT PINANG. Oleh: ASPIANUR NIM."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI MASYARAKAT RT 04 KELURAHAN BUKIT PINANG

TERHADAP TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH BUKIT PINANG

Oleh:

ASPIANUR

NIM. 120 500 112

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2015

(2)

PERSEPSI MASYARAKAT RT 04 KELURAHAN BUKIT PINANG

TERHADAP TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH BUKIT PINANG

Oleh:

ASPIANUR

NIM. 120 500 112

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat

Untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya Pada Program Diploma III

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2015

(3)

PERSEPSI MASYARAKAT RT 04 KELURAHAN BUKIT PINANG

TERHADAP TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH BUKIT PINANG

Oleh:

ASPIANUR

NIM. 120 500 112

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2015

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : Persepsi Masyarakat RT 04 Kelurahan Bukit Pinang Terhadap Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bukit Pinang

Nama : Aspianur

NIM : 120 500 112

Program Studi : Manajemen Lingkungan

Jurusan : Manajemen Pertanian

Pembimbing,

Erina Hertianti. S. Hut. MP NIP.197005503 199512 2 002

Penguji I,

DR. Ir. H. Suwarto, MP NIP. 19641010 199203 1 003

Penguji II,

Fachruddin Azwari, ST., Msi NIP. 19750521 200812 1 001

Lulus ujian pada tanggal: Menyetujui,

Ketua Program Studi Manajemen Lingkungan,

Ir. Dadang Suprapto, MP NIP.19620101 198803 1003

Mengesahkan, Ketua Jurusan Manajemen

Pertanian,

Ir. M. Masrudy, MP. NIP.19600805 198803 1 003

(5)

ABSTRAK

ASPIANUR. Persepsi Masyarakat RT 04 Kelurahan Bukit Pinang Terhadap Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bukit Pinang (di bawah bimbingan ERINA HERTIANTI).

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pertambahan jumlah penduduk, perubahan pola konsumsi, dan gaya hidup masyarakat yang secara langsung meningkatnya jumlah timbunan , jenis, dan keberagaman karakteristik sampah. Serta minimnya pengetahuan akan bahaya dan dampak negatif limbah sampah terhadap kesehatan masyarakat yang bermukim disekitar TPA (tempat pembuangan akhir).

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat TPA di RT 04 kelurahan bukit pinang samarinda ulu.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini ialah secara langsung dan tidak langsung, secara langsung dilakukan dengan cara wawancara dan pengisian kuisioner. Secara tidak langsung dengan dengan studi literatur atau mengumpulkan refrensi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberadaan TPA disekitar pemukiman masyarakat memberikan dampak positif dan negatif. Dampak positif yg diperoleh masyarakat adalah TPA dijadikan tempat untuk mencari nafkah, Dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat adalah bau tidak sedap dari limbah sampah serta kesehatan masyarakat terganggu karna penyakit ISPA, Gatal-Gatal, karna kondisi TPA yang tidak dikelola dengan baik.

(6)

RIWAYAT HIDUP

Aspianur, lahir pada tanggal 24 Oktober 1994 di Samarinda. Merupakan anak pertama dari 3 bersaudara dari pasangan bapak Asmuri dan Ibu Syamsiah.

Memulai pendidikan di Sekolah Dasar Negeri 012 Samarinda, pada tahun 2000 dan lulus pada tahun 2006, kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Samarinda, pada Tahun 2006 dan lulus pada tahun 2009. Melanjutkan Pendidikan kembali di Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Samarinda pada tahun 2009 dan lulus pada tahun 2012.

Pendidikan tinggi dimulai pada tahun 2012 di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Jurusan Manajemen Pertanian dan Program Studi Manajemen Lingkungan. Selama Menempuh pendidikan tinggi di Jurusan Manajemen Pertanian penulis telah mengikuti kegiatan Praktik Kerja Lapang ( PKL ) selama dua bulan terhitung sejak 01 Maret 2015 sampai 30 April 2015 di PT. Tirta Kencana Kalimantan Timur.

Penulis menyusun Karya Ilmiah yang berjudul Persepsi Masyarakat RT 04 Kelurahan Bukit Pinang Terhadap Tempat Pembuangan Akhir Sampah Bukit Pinang. Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan tambahan bagi para pembaca.

(7)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah dengan judul persepsi masyarakat di RT 04 Kelurahan Bukit Pinang terhadap tempat pembuangan akhir sampah bukit pinang. Karya Ilmiah ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan oleh Penulis selama kurang lebih dua bulan guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh sebutan Ahli Madya Manajemen Lingkungan pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Dalam penyusunan Karya Ilmiah ini, Penulis tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk ini dengan segala Kerendahaan Hati, Penulis mengucapkan terima kasih yang sebenar-benarnya kepada:

1. Keluarga tercinta, Ayah, Ibu dan Saudara untuk doa’nya dan telah memberikan dukungan baik Materi maupun moril kepada penulis.

2. Ibu Erina Hertianti. S.Hut., MP Selaku Dosen Pembimbing.

3. Masarakat RT.04 Kelurahan Bukit Pinang yang telah membantu penulis selama menyelesaikan penelitian

4. Bapak DR. Ir. H. Suwarto, MP selaku Dosen Penguji Satu 5. Bapak Fachruddin Azwari, ST., MSi Dosen Penguji Dua.

6. Bapak Ir. Dadang Suprapto, MP selaku ketua Program Studi Manajemen Lingkungan.

7. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar di Program Studi Manajemen Lingkungan. 8. Rekan-rekan mahasiswa/mahasiswi angkatan 2012 yang telah banyak

membantu penulis dalam Karya Ilmiah ini hingga selesai.

9. Seluruh pihak yang telah membantu penulis selama menyelesaikan tugas akhir.

10. Bapak Ir. Hasanudin, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

11. Bapak Ir. M . Masrudy. MP selaku Ketua Jurusan Manajemen Pertanian. Sebaik apapun penulis menyusun Karya Ilmiah ini, Penulis menyadari bahwa Karya Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu Penulis mengharapkan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi lebih baiknya Karya Ilmiah ini. Semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat untuk para pembaca hingga dapat memberikan wawasan tambahan bagi para pembaca.

Aspianur

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 4

A. Pengertian Sampah ... 4

B. Sumber Sampah ... 4

C. Faktor ang MemPengaruhi Jenis dan Jumlah Sampah... 5

D. Dampak Negatif Terhadap Manusia dan Lingkungan ... 6

E. Pengelolaan Sampah ... 7

F. Pengolahan Sampah Anorganik... 10

III. METODE PENELITIAN ... 12

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 12

B. Alat dan Bahan yang digunakan ... 12

C. Jenis dan Sumber Data ... 13

D. Prosedur Penelitian ... 13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

A. Hasil ... 17

B. Pembahasan ... 25

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

A. Kesimpulan ... 27

B. Saran... 27

DAFTAR PUSTAKA ... 28

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Lampiran Halaman

1. Kondisi TPA Bukit Pinang ... 30

2. Peta TPA Bukit Pinang ... 30

3. Pengelolaan IPAL pada TPA Bukit Pinang ... 31

4. Pencemaran Air Lindi pada RT.04 Bukit Pinang ... 31

5. Persiapan kuisioner ... 32

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Data Responden ... 17 2. Pernyataan Tertutup Responden... 19 3. Pernyataan Terbuka Responden ... 22

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

Sampah merupakan bahan yang terbuang dari aktivitas manusia dan dapat berakibat pada lingkungan kita. Bila tidak mendapat penanganan yang cermat dapat mencemari air, udara dan tanah. Kita tidak dapat bisa memandang sebelah mata terhadap polusi tersebut karena memberikan dampak yang buruk terhadap alam dan manusia itu sendiri. Mungkin bila sampah yang dibuang dalam skala yang kecil, tidak akan terlalu mempengaruhi kehidupan tapi bila seluruh sampah dari kota dikumpulkan maka sampah dengan skala besar tersebut akan sangat mengganggu, apalagi tidak ada tempat untuk membuangnya. (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Dewi (2009), sampah yang diproduksi di ibu kota khususnya sebesar 6000 ton per hari dengan 70 hingga 80 persen dari sampah tersebut tergolong sampah anorganik, dan proporsi ini terus meningkat. Sampah plastik tidak hanya menjadi masalah di kalangan masyarakat umum tetapi juga menjadi masalah bagi perindustrian di Indonesia. Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari bahan-bahan kimia yang cukup berbahaya bagi lingkungan. Sampah plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun agar dapat terdegradasi secara sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama. Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit pernapasan, kanker, hepatitis,

(12)

2

pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Kantong plastik juga penyebab banjir, karena menyumbat saluran-saluran air dan pada tahap pembuangan di TPA sampah plastik mengeluarkan gas rumah kaca.

Menurut Basriyanto (2008), dampak sampah meliputi dampak bagi kesehatan, dampak terhadap lingkungan, dan dampak terhadap keadaan sosial dan ekonomi.

Wibowo & Darwin (2009), mengemukakan bahwa pengelolaan sampah plastik merupakan cara meminimalkan pencemaran yang diakibatkan oleh plastik yang selama ini di konsumsi oleh masyarakat. Pengelolaan ini tidak hanya mengenyampingkan masalah kesehatan tapi juga melihat keindahan lingkungan. Pengelolaan sampah plastik dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu kesehatan manusia ataupun merusak ekologi lingkungan. Tindakan yang dapat dilakukan dalam mengelola sampah plastik yakni dengan mulai mengumpulkan, memilih jenis, memipihkan, mencacah, sampai pada peleburan. Salah satu solusi yang dapat diterapkan dalam penanganan sampah plastik ini adalah dengan mendaur ulang. Bahan plastik merupakan bahan anorganik yang tidak bisa terurai oleh bakteri.

Pengolahan sampah menjadi solusi terbaik. Jika rumah tangga atau komunitas terkecil di lingkungan belum bisa mengolahnya, di daur ulang, maka pemilahan menjadi langkah kecil terbaik . Sampah plastik dapat dinilai memiliki nilai jual dan nilai ekonomis yang cukup tinggi untuk diolah kembali menjadi berbagai produk berbahan plastik, sehingga pengolahannya (daur ulang) harus dilakukan secara maksimal.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi masyarakat TPA di RT 04 kelurahan bukit pinang.

(13)

3

Hasil yang diharapkan memberikan informasi bagi masyarakat atau pihak yang terkait terhadap dampak pengolahan sampah pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terhadap masyarakat disekitarnya

(14)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sampah

Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Sampah atau waste memiliki banyak pengertian dalam batasan ilmu pengetahuan. Namun pada prinsipnya, sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis (Anonim, 2008).

Menurut Aldyputra (2012), sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga atau barang yang bercacat.

B. Sumber Sampah

Menurut Notoatmodjo (2003), menjelaskan bahwa berdasarkan sumber sampah dapat diklasifikasikan menjadi:

1. Sampah yang berasal dari pemukiman (domestic wastes)

Sampah ini terdiri bahan-bahan padat sebagai kegiatan rumah tangga yang sudah dipakai dan dibuang, seperti: sisa-sisa makanan baik yang sudah jadi atau belum, bekas pembungkus baik kertas, plastik, maupun daun, dan pakaian-pakaian bekas.

2. Sampah yang berasal dari tempat-tempat umum

Sampah ini berasal dari tempat-tempat umum, seperti pasar, terminal bus, dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas, plastik, dan botol.

3. Sampah yang berasal dari perkantoran

Sampah ini dari perkantoran, pendidikan, perdagangan, perusahan dan sebagainya. Sampah ini berupa kertas-kertas, plastik, karbon, klip, dan sebagainya. Umumnya sampah ini mudah terbakar (flamable).

(15)

5

4. Sampah yang berasal dari jalan raya

Sampah ini berasal dari pembersihan jalan, yang umumnya terdiri dari kertas-kertas, kardus-kardus, debu, batu-batuan, pasir dan lain sebagainya.

5. Sampah yang berasal dari industri (industrial wastes)

Sampah ini berasal dari kawasan industri, termasuk sampah yang berasal dari pembangunan industri dan segala sampah yang berasal dari proses produksi, misalnya: sampah-sampah pengepakan barang, plastik, kayu, dan kaleng.

6. Sampah yang berasal dari pertanian atau perkebunan

Sampah ini sebagai hasil dari perkebunan atau pertanian misalnya jerami, sayur-mayur, batang padi, ranting kayu yang patah dan sebagainya. 7. Sampah yang berasal dari peternakan dan perikanan

Sampah yang berasal dari perternakan dan perikanan ini, berupa kotaran-kotoran ternak, sisa-sisa bangkai binatang, dan lain sebagainya.

C. Faktor Yang Mempengaruhi Jenis dan Jumlah Sampah

Menurut Kuncoro (2008), menjelaskan bahwa Jenis dan jumlah sampah umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Letak Geografi

Letak geografi mempengaruhi tumbuh-tumbuhan dan kebiasaan masyarakat, didataran tinggi umumnya banyak sayur-sayuran, buah-buahan dan jenis tanaman yang akhirnya akan mempengaruhi jenis dan jumlah sampah.

(16)

6

2. Tingkat sosial ekonomi

Pada ekonomi yang baik maka daya beli masyarakat akan tinggi dan sampah yang dihasilkan akan tinggi pula.

3. Kepadatan penduduk

Kepadatan penduduk kota jumlahnya tinggi maka akan menghasilkan sampah yang banyak pula.

D. Dampak Negatif Terhadap Manusia dan Lingkungan

Menurut Basriyanto (2008), efek sampah terhadap manusia dan lingkungan sebagai berikut:

1. Dampak Bagi Kesehatan

Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

a. Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur dengan air minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai.

b. Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan salah satu contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia). Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencemaran binatang ternak melalui makanannya yang berupa sisa makanan atau sampah.

(17)

7

2. Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan biologis.

3. Dampak Terhadap Keadaan Sosial dan Ekonomi

a. Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak sedap dan pemandangan yang buruk karena sampah bertebaran dimana-mana.

b. Memberikan dampak negatif terhadap kepariwisataan.

c. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat kesehatan masyarakat.

d. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.

e. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering dibersihkan dan diperbaiki.

E. Pengelolaan Sampah

Menurut Kuncoro (2008), Pengelolaan sampah merupakan suatu aliran kegiatan yang dimulai dari sumber penghasil sampah. Sampah dikumpulkan untuk diangkut ke tempat pembuangan untuk dimusnahkan, atau sebelumnya

(18)

8

dilakukan suatu proses pengolahan untuk menurunkan volume dan berat sampah.

Adapun yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah antara lain sebagai berikut:

1. Pewadahan Sampah

Menurut (Enri Damanhuri, 2006 dalam kuncoro, 2008). Pewadahan sampah adalah cara pembuangan sampah sementara di sumbernya baik individual maupun komunal. Wadah sampah individual umumnya ditempatkan di depan rumah atau bangunan lainnya. Sedangkan wadah sampah komunal ditempatkan di tempat terbuka yang mudah diakses. Sampah diwadahi sehingga memudahkan dalam pengangkutannya. Dengan adanya wadah yang baik, maka:

a. Bau akibat pembusukan sampah yang juga menarik datangnya lalat dapat diatasi.

b. Air hujan yang berpotensi menambah kadar air di sampah dapat dikendalikan.

c. Pencampuran sampah yang tidak sejenis dapat dihindari. 2. Pengumpulan Sampah

(Sarudji, 1982 dalam Kuncoro, 2008). Mengemukakan bahwa pengumpulan sampah adalah proses penanganan sampah dengan cara pengumpulan dari masing-masing sumber sampah untuk diangkut ke tempat pembuangan sementara atau ke pengolahan sampah atau langsung tempat pembuangan akhir. Pengumpulan sampah dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

(19)

9

a. Secara langsung (Door to door).

Pada sistem ini, proses pengumpulan dan pengangkutan sampah dilakukan bersamaan. Sampah dari setiap sumber akan diambil, dikumpulkan dan langsung diangkut ke tempat pemerosesan atau ke tempat pembuangan akhir.

b. Secara tidak langsung (Communal).

Pada sistem ini, sebelum diangkut ke tempat pemerosesan, atau ke tempat pembuangan akhir, sampah dari masing-masing sumber akan dikumpulkan dahulu oleh sarana pengumpul seperti dalam gerobak tangan (hand cart) dan diangkut ke TPS.

3. Pengolahan Sampah

Menurut (Kuncoro, 2008). Pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah atau merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara pembakaran, pengomposan, penghancuran, pengeringan dan pendaur ulangan.

Adapun teknik pengolahan sampah adalah sebagai berikut: a. Pengomposan (Composting)

Adalah suatu cara pengolahan sampah organik dengan memanfaatkan aktifitas bakteri untuk mengubah sampah menjadi kompos (proses pematangan).

b. Pembakaran sampah

Pembakaran sampah dapat dilakukan pada suatu tempat, misalnya lapangan yang jauh dari segala kegiatan agar tidak mengganggu. Namun demikian pembakaran ini sulit dikendalikan bila terdapat angin kencang, sampah, arang sampah, abu, debu, dan asap

(20)

10

akan terbawa ketempat-tempat sekitarnya yang akhirnya akan menimbulkan gangguan. Pembakaran yang paling baik dilakukan disuatu instalasi pembakaran, yaitu dengan menggunakan insinerator, namun pembakaran menggunakan insinerator memerlukan biaya yang mahal. c. Recycling

Merupakan salah satu teknik pengolahan sampah, dimana dilakukan pemisahan atas benda-benda bernilai ekonomi seperti: kertas, plastik, karet, dan lain-lain dari sampah yang kemudian diolah sedemikian rupa sehingga dapat digunakan kembali baik dalam bentuk yang sama atau berbeda dari bentuk semula.

d. Reuse

Merupakan teknik pengolahan sampah yang hampir sama dengan recycling, bedanya reuse langsung digunakan tanpa ada pengolahan terlebih dahulu.

e. Reduce

Adalah usaha untuk mengurangi potensi timbulan sampah, misalnya tidak menggunakan bungkus kantong plastik yang berlebihan.

F. Pengolahan Sampah Anorganik

Menurut (Anonim, 2011). sampah anorganik tidak dapat terdegradasi secara alami. Dengan kreativitas, sampah ini bisa didaur ulang untuk beragam kebutuhan. Ada beberapa sampah anorganik yang bisa dimanfaatkan, misalnya:

1) Sampah gelas/kaca dapat didaur ulang dengan menghancurkan, melelehkan, dan memproses kembali sebagai bahan baku dengan temperatur tinggi sampai menjadi cairan gelas dan kemudian dicetak. Jika dibuang, sampah gelas membutuhkan ratusan bahkan ribuan tahun untuk

(21)

11

bisa hancur dan menyatu dengan tanah. Sampah kaca juga dapat digunakan kembali sebagai hiasan di dinding atau sebagai pengaman yang dipasang pada pagar rumah.

2) Sebagian besar kaleng di buat dari aluminium melalui proses yang membutuhkan banyak energi. Sampah kaleng dapat didaur ulang dengan melelehkan dan menjadikan batang aluminium sebagai bahan dasar produk baru. Dengan demikian, sumber energi dapat dihemat, polusi dapat dikurangi, dan sumber daya bauksit, kapur dan soda abu sebagai bahan dasar aluminium dapat dihemat.

3) Sampah plastik, saat ini sudah banyak kerajinan yang dibuat dengan bahan dasar sampah plastik seperti tas, dompet, cover meja, dan tempat tisu. 4) Sampah kain, sampah kain bisa digunakan untuk cuci motor atau sebagai

bahan baku kerajinan. Pakaian yang sudah tidak terpakai, tapi masih layak pakai bisa disumbangkan kepada yang membutuhkan atau dijual dengan harga miring. Sisa kain atau kain perca juga dimanfaatkan untuk banyak aplikasi bisa selimut, tutup dispenser, dan lainnya.

5) Kumpulan sampah kertas bisa dibuat berbagai macam jenis kerajinan tangan, seperti topeng, patung, dan kertas daur ulang.

(22)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 2 (dua) bulan mulai dari bulan Februari sampai Maret tahun 2015. meliputi persiapan penelitian, studi pustaka, survei lapangan, pengumpulan data dan pelaksanaan penelitian serta pembuatan laporan.

2. Tempat Penelitian

Dilaksanakan di Jalan Pangeran Suryanata RT 04 Kelurahan Bukit Pinang.

B. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Alat tulis digunakan untuk mencatat di lapangan.

b) Lembaran kuisioner sebanyak 30 kk.

c) Kamera, digunakan sebagai alat dokumentasi penelitian dan lembar. 2. Bahan Penelitian

Bahan penelitian Masyarakat RT 04 kelurahan bukit pinang sebanyak 30 kk.

C. Jenis dan Sumber Data

Data terdiri dari data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan responden. Data sekunder melalui studi dan kajian literatur atau referensi yang terkait dengan topik penelitian. Responden dipilih secara acak dari warga RT 04 Kelurahan Bukit Pinang sebanyak 30 kk dan berusia dewasa (> 17 tahun).

(23)

13

D. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian meliputi tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut: 1. Perijinan

Pembuatan surat ijin penelitian dari kampus Politeknik Pertanian Negeri Samarinda yang ditujukan kepada Kelurahan Bukit Pinang Kecamatan Samarinda Ulu.

2. Orientasi Lapangan

Orientasi lapangan dilakukan untuk mengetahui wilayah studi tempat penelitian yang akan dilakasanakan, termasuk didalamnya melakukan diskusi dengan pihak-pihak terkait.

3. Pembuatan Kuisioner

Kuisioner terdiri dari 10 kuisioner tertutup dan 7 kuisioner terbuka. Selanjutnya dijelaskan Anonim (2013), bahwa kuisioner dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Kuisioner terbuka yaitu kusioner yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan kehendak dan keadaannya. Kuisioner terbuka dipergunakan apabila peneliti belum dapat memperkirakan atau menduga kemungkinan alternatif jawaban yang ada pada responden.

b. Kuisioner tertutup yaitu kuisioner yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang pada kolom atau tempat yang sesuai.

Materi pertanyaan meliputi seputar pemahaman dampak tempat pembuangan akhir dan masing-masing jawaban responden telah dirancang sedemikian rupa oleh penulis sehingga sesuai dengan tujuan penelitian.

(24)

14

4. Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan untuk mendukung penyusunan laporan Tugas Akhir ini terdiri dari:

a. Data Sekunder

Jumlah warga RT 04 Jalan Pangeran Suryanata Kelurahan Bukit Pinang Kecamatan Samarinda Ulu.

b. Data Primer

Diperoleh dari hasil pengisian kuisioner dan diskusi dengan warga sebanyak 30 kk di RT.004 Kelurahan Bukit Pinang.

5. Rekapitulasi Data

Data yang telah diperoleh direkapitulasi berdasarkan klasifikasi sesuai jawaban responden.

6. Pengolahan data

Data diolah dan dianalisi secara deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Menurut Sugiyono, 2012 mengatakan bahwa penelitian kualitatif dan kuantitatif adalah:

a. Penelitian Kualitatif adalah metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek pemahaman secara mendalam terhadap suatu masalah daripada melihat permasalahan untuk penelitian generalisasi.

b. Penelitian Kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan, Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Untuk mendapatkan hasil deskriptif presentase, rumus yang dikemukakan oleh Sudjana, 2001 adalah sebagai berikut:

(25)

15 F P = X 100% N Keterangan: P : Presentase F : Frekuensi N : Jumlah responden 100% : Bilangan tetap

Penghitungan deskriptif presentase ini mempunyai langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengkoreksi jawaban kuisioner dari responden

2. Jumlah responden keseluruhan adalah 30 orang atau kepala keluarga 7. Penyusunan Laporan

Meliputi penulisan secara utuh sesuai petunjuk teknis penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan oleh bidang akademik, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda tahun 2012.

(26)

17

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil 1. Data Responden

a. Data Penelitian

Data yang diperoleh selama penelitian yang dilakukan di kawasan TPA Kelurahan Bukit Pinang Masyarakat RT.04 Kecamatan Samarinda Ulu, Provinsi Kalimantan Timur, selama 2 bulan terhitung dari awal Februari hingga Maret 2015 adalah sebagai berikut:

a) Informasi jumlah Kepala Keluarga (KK) di wilayah studi

Jumlah keseluruhan kepala keluarga yang ada di wilayah studi RT.04 Kelurahan Bukit Pinang adalah 78 kepala keluarga dengan jumlah 103 warga yang terdiri dari laki-laki 57 dan perempuan 46. Sampel responden sebanyak 30 kepala keluarga. Tabel 1. Data Responden dapat dilihat pada 1 tabel dibawah ini

NO Responden Tingkat pendidikan Umur Lama berdomisili Pekerjaan 1 2 3 4 5 6

1 Gendro Basuki DIPLOMA IV 45 9 tahun PNS

2 Asbandi SLTP 55 15 tahun Swasta

3 Juleha SLTP 40 3 tahun Swasta

4 Nanik SLTP 37 15 tahun Swasta

5 Syahyani SLTA 45 20 tahun Wiraswasta

6 Syahrudin SLTA 50 19 tahun Wirausaha

7 Umulatifah SLTP 21 5 tahun Swasta

8 M. Efendi SLTA 28 10 tahun Wiraswasta

9 Siti Aminah SLTA 26 8 tahun Wirausaha

10 Rahmawati SD 26 10 tahun Wiraswasta

11 Ratna Sari SLTP 25 10 tahun Swasta

12 Faisal Abdul Azis SLTP 20 15 tahun Wirausaha

13 Jamal Karim SLTP 58 20 tahun Wirausaha

14 Wahyu Iskandar SLTA 24 10 tahun Wirausaha

15 Seri SLTA 30 20 tahun Pedagang

16 Muhamad SD 26 15 tahun Swasta

(27)

18

Tabel 1. Lanjutan

1 2 3 4 5 6

18 Nursyamsudin SLTP 32 13 tahun Swasta

19 Efendi SLTA 28 15 tahun Wiraswasta

20 Supriyadi SLTA 29 5 tahun Wiraswasta

21 Astinah SD 19 6 tahun Wiraswasta

22 Dali SLTP 41 21 tahun Swasta

23 Kamhar SLTA 45 15 tahun Swasta

24 Itika SLTA 40 12 tahun Pedagang

25 Yulianto SD 46 11 tahun Pedagang

26 Maria Ulfa SLTP 26 11 tahun Wiraswasta

27 Abdur Rahman SD 49 10 tahun Swasta

28 Nursiyah SD 40 10 tahun Wiraswasta

29 Leha SD 55 8 tahun Wiraswasta

30 Ijamati SLTP 42 10 tahun Wiraswasta

Masyarakat atau responden yang tinggal di RT.04 Kelurahan Bukit Pinang, kota Samarinda adalah dewasa dengan usia berkisar 19-58 tahun, terdiri dari laki-laki 16 orang dan perempuan 14 dari 30 responden. Seluruh responden telah berkeluarga dengan rata-rata jumlah anggota keluarga > 3 orang. Mereka tinggal di daerah TPA Bukit Pinang yaitu rata-rata sekitar > 10 tahun. Adapun pekerjaan mereka cukup beragam yaitu PNS (Pegawai Negeri Sipil), wiraswasta, swasta, wirausaha, dan pedagang.

b) Pernyataan Responden

Tabel 2 di bawah ini menyajikan data mengenai pernyataan tertutup responden tentang persepsi masyarakat terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bukit Pinang, khususnya masyarakat RT.04 Kelurahan Bukit Pinang.

(28)

19

Tabel 2. Pernyataan Tertutup Responden

No. Daftar Pertanyaan Pilihan Jawaban Jawaban

Total (Orang)

Persentasi (%)

1 2 3 4 5

1. Jarak kediaman rumah

Bapak/Ibu dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) apakah kurang lebih 40 m ?

a. Ya 14 46,66

b. Tidak 1 3,34

c. tidak tahu 15 50

2. Menurut Bapak/Ibu, apakah

jumlah pengangkutan sampah setiap hari lebih dari 30 kali?

a. Ya 16 53,34

b. Tidak 2 6,66

c. Tidak tahu 12 40

3. Menurut Bapak/Ibu, apakah ada

keluhan masyarakat terhadap Tempat Pembuangan Akhir (TPA)?

a. Ya 28 93,33

b. Tidak 1 3,34

c. Tidak tahu 1 3,34

4. Menurut Bapak/Ibu, apakah ada

masyarakat RT 04 Kelurahan Bukit Pinang mencari rejeki dengan memanfaatkan sampah pada TPA?

a. Ya/ada 15 50

b. Tidak/belum 15 50

c. Tidak tahu - -

5. Apakah pihak pemerintah

memberikan sosialisasi tentang Tempat Pembuangan Akhir (TPA)?

a. Ya/ada 11 36,66

b. Tidak/belum 2 6,66

c. Tidak tahu 17 56,68

6. Apakah masyarakat RT 04

Kelurahan Bukit Pinang masih menggunakan air sumur/sungai disekitar TPA untuk kebutuhan sehari-hari?

a. Ya 6 20

b. Tidak 23 76,66

c. Tidak tahu 1 3,34

7. Apakah pernah dilakukan

pemeriksaan kualitas air dari pihak pemerintah di RT 04 Kelurahan Bukit Pinang?

a. Ya 1 3,34

b. Tidak 4 13,34

c. Tidak tahu 25 83,34

8. Apakah masyarakat RT 04

Kelurahan Bukit Pinang pernah terkena penyakit akibat dampak TPA ini?

a. Ya 28 93,34

b. Tidak - -

c. Tidak tahu 2 6,66

9. Apakah ada upaya dari

masyarakat menyampaikan keluhan terhadap dampak negatif yang diakibatkan TPA kepada pemerintah?

a. Ya/ada 18 60

b. Tidak/belum 1 3,34

c. Tidak tahu 11 36,66

10. Apakah ada upaya dari pemerintah dalam

menanggulanggi dampak negatif dari TPA?

a. Ya/ada 9 30

b. Tidak/belum 2 6,66

(29)

20

Pada tabel 2 diatas, dari 30 responden didapatkan informasi sebagai berikut :

1) 14 responden menyatakan bahwa jarak rumah mereka dengan TPA kurang lebih 40 meter sedangkan 15 responden menyatakan tidak tau.

2) 16 responden menyatakan bahwa pengangkutan sampah lebih dari 30 kali dalam satu hari, 12 responden menyatakan tidak tau.

3) 28 responden menyatakan bahwa ada keluhan masyarakat terhadap tempat pembuangan akhir, 1 responden menyatakan tidak tahu. 4) 15 responden menyatakan bahwa masyarakat Kelurahan Bukit

Pinang mencari rezeki di TPA, 15 responden menyatakan tidak tahu. 5) 11 responden menyatakan bahwa pemerintah memberikan

sosialisasi tentang tempat pembuangan akhir TPA, 17 responden menyatakan tidak tahu.

6) 6 responden menyatakan bahwa masih menggunakan air sumur disekitar TPA, 23 responden menyatakan tidak.

7) 1 responden menyatakan bahwa pernah dilakukan pemeriksaan kualitas air dan 25 responden menyatakan tidak tahu.

8) 28 responden menyatakan bahwa pernah terkena penyakit akibat TPA sedangkan 2 responden menyatakan tidak tahu.

9) 18 responden menyatakan bahwa ada upaya dari masyarakat menyampaikan keluhan dampak negatif yang diakibatkan oleh TPA kepada pemerintah dan 11 responden menyatakan tidak tahu.

(30)

21

10) 2 responden menyatakan bahwa tidak ada upaya dari pemerintah dalam menanggulanggi dampak negatif dari TPA dan 14 responden menyatakan tidak tahu.

(31)

22

Tabel 3. Pernyataan Terbuka Responden

Responden Pertanyaan 1. Menurut Bapak/Ibu, Bagaimana cara warga sekitar dalam membuang sampah di TPA? 2. Menurut Bapak/Ibu keberadaan TPA Bukit Pinang bermanfaat atau tidak, berikan alasanya 3. Menurut Bapak/Ibu keluhan penyakit apa saja yang diderita masyarakat yang diduga penyebabnya berasal dari TPA 4. Menurut Bapak/Ibu, Bagaimana peran pemerintah terutama Dinas Kebersihan dalam mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan TPA 5. Menurut Bapak/Ibu, Bagaimana solusi anda dalam menangani dampak negatif yang ditimbulkan TPA 6. Sarana prasarana apa saja yang diberikan pemerintah dengan adanya TPA disekitar perumahan bapak atau ibu

7. Dapatkah bapak atau ibu memberikan saran terhadap keberadaan TPA 1 2 3 4 5 6 7 8 1 Dibungkus lalu diambil tukang sampah Kurang bermanfaat karena banyak menimbulkan penyakit

ISPA, bau Saya tidak tahu Dengan

memindahkan perumahan warga jauh dari TPA

Masker Ditimbun agar

dapat mengurangi volume yang ada

2 Dikumpulkan dibungkus lalu dibuang Bermanfaat karena menghasilkan nilai ekonomi ISPA, Gatal-gatal dan Bau

Tidak ada Dengan

menyediakan air bersih Gerobak sampah, Pengangkut sampah Menyediakan ambulance dan puskesmas 3 Di simpan didalam kantong keresek lalu dibuang Bermanfaat untuk yang bekerja di daerah TPA untuk didaur ulang

Gatal-gatal Peran pemerintah

kurang Pengelolaan terhadap TPA lebih ditingkatkan Gerobak dan tempat sampah Air limbahnya harus dikelola lebih baik 4 Kurang mengerti dalam membedakan sampah organik dan anorganik Tidak karena baunya sangat menyenggat dan merusak lingkungan

ISPA dan Gatal-gatal Mengurangi volume sampah dengan cara penimbunan Menggelola TPA harus lebih baik agar tidak mengganggu masyarakat

Gerobak sampah Kedepannya

dikelola agar lebih baik lagi

(32)

23 Tabel 3. Lanjutan 5 Langsung dibuang saja Tidak karena banyak menimbulkan masalah Gatal-gatal dan Bau

Tidak ada respon Membuat TPA jauh dari pemukiman masyarakat

Tidak tau Di pindah

ketempat jauh dari pemukiman masyarakat

6 Dikumpulkan

terlebih dahulu lalu dibuang

Tidak karena merusak

mencemari air dan menimbulkan penyakit

Gatal-gatal Perannya kurang

maksimal

Percayakan kepada pemerintah

Tempat sampah Dipindah saja ketempat yang lebih jauh dari pemukiman 7 Langsung dibuang Tidak bermanfaat

bagi masyarakat yang tinggal disekitar TPA

ISPA, Gatal-gatal Hanya

penyuluhan, tidak ada tindakan

Kurang maksimal Tempat sampah Dipindahkan jauh dari pemukiman masyarakat 8 Dibungkus pakai plastik lalu dibuang Tidak, merugikan masyarakat Gatal-gatal, dan Bau

Kurang maksimal Membuat TPA agar jauh dari pemukiman

Gerobak sampah Pindah dan jauhkan dari pemukiman masyarakat 9 Dibungkus plastik

setelah itu dibuang ketempat sampah

Lebih banyak tidaknya dari pada manfaatnya,

ISPA, Gatal-gatal Hanya penyulahan saja

TPA harus dipindah Karena disini sdh banyak penduduk

Tidak tau Pengelolaan TPA

harus ditingkatkan agar tidak mencemari lingkungan 10 Dikumpulkan lalu dibuang ke bak sampah Bermanfaat karena sampah di TPA bisa disaur ulang

ISPA, dan Bau Tidak mengetahui Pengelolaan limbahnya harus lebih diperhatiakan

Tidak tau Pengelolaan TPA

(33)

24

Pada pernyataan terbuka informasi yang didapatkan dari responden adalah sebagai berikut :

1) Cara membuang sampah responden bermacam-macam, yaitu dengan cara dikumpulkan dulu lalu dibungkus dan ada juga yang langsung membuang ke tong sampah.

2) Menurut responden keberadaan TPA Bukit Pinang tidak bermanfaat karena terlalu banyak menimbulkan masalah dari pada keuntungan contoh seperti tercemarnya air dan menimbulkan penyakit.

3) Menurut responden ada beberapa penyakit yang diakibatkan oleh TPA seperti ISPA, bau dan gatal-gatal.

4) Menurut responden peran pemerintah sangat kurang dalam mengatasi dampak negatif yang ditimbulkan oleh TPA.

5) Adapun solusi yang diberikan oleh responden dalam menanggani dampak negatif yang ditimbulkan TPA seperti. pengelolaan TPA harus ditingkatkan dan membuat TPA yang jauh dari pemukiman.

6) Ada beberapa sarana dan prasarana yang diberikan pemerintah kepada masyarakat seperti. Masker, grobak sampah, dan tempat sampah.

7) Adapun beberapa saran yang diberikan responden terhadap keberadaan TPA seperti air limbah harus dikelola dengan baik, pengelolaan TPA harus ditingkatkan agar tidak mencemari lingkungan dan TPA harus dipindahkan jauh dari pemukiman masyarakat.

(34)

25

B. Pembahasan

Dari hasil pernyataan di atas baik pertanyaan tertutup maupun terbuka, : 1. Sebanyak 46 persen jarak tempat tinggal responden kurang dari 40 meter,

dari tempat pembuangan akhir sehingga data yang diambil dianggap mewakili.

2. 93 persen responden menyatakan bahwa ada keluhan seperti ISPA, bau yang menyengat, dan gatal-gatal. Penyakit ISPA yang diderita masyarakat sekitar itu diduga berasal dari asap pembakaran sampah. Sedangkan bau yang menyenggat disebabkan oleh bau air lindi dimana pada proses pengelolaan limbah IPAL, air lindi belum diolah dengan baik karena air lindi yang masih berwarna hitam dan berbau langsung dibuang ke sungai sehingga pada saat daerah tersebut diguyur hujan akan menyebarkan bau yang sangat menyengat. Akibat lain yang disebabkan oleh limbah air lindi adalah pada saat banjir air sungai meluap dan menyebabkan gatal-gatal bagi masyarakat yang melintasi genangan air.

3. 50 persen bahwa responden yang tinggal disekitar TPA mencari nafkah dengan cara mengumpulkan sampah yang bisa dijual untuk mendapatkan nilai ekonomi. Dan 50 responden juga mengatakan bahwa tidak bermanfaat dikarenakan bahwa terlalu banyak kerugian yang didapatkan dibandingkan manfaat, kerugian yang dirasakan masyarakat dan lingkungan seperti bau dan tercemarnya lingkungan.

4. Peran pemerintah terhadap masyarakat yang tinggal di RT 04 masih kurang dalam menanggani dampak negatif yang ditimbulkan oleh TPA, hal ini terlihat hanya sebagian kecil responden yang mengetahui peran pemerintah.

(35)

26

selain itu sedikit sekali masyarakat yang mengetahui tentang kualitas pengujian air.

5. Solusi yg diberikan masyarakat tentang keberadaan TPA antara lain, pengelolaan TPA harus lebih baik agar tidak mengganggu masyarakat, TPA harus dipindahkan ketempat yang jauh dari pemukiman masyarakat, menyediakan sarana air bersih dan pengelolan IPAL kedepannya harus dikelola dengan baik.

6. Harapan masyarakat yang tinggal disekitar TPA terhadap pemerintah adalah memberikan bantuan berupa sarana prasarana antara lain, tempat sampah, masker dan gerobak sampah.

(36)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan di RT 04 Bukit Pinang, dapat disimpulkan bahwa:

1. Persepsi masyarakat terhadap TPA Bukit Pinang bersifat positif dan negatif, dari segi positif sumber mata pencarian masyarakat berasal dari TPA, segi negatifnya terdapat keluhan dari masyarakat antara lain penyakit ispa, gatal-gatal dan bau tidak sedap.

2. Masyarakat mengiginkan peran pemerintah yang lebih besar antara lain kegiatan sosialisasi tentang kebersihan lingkungan, kesehatan serta bantuan berupa sarana dan prasarana.

B. Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya untuk kelengkapan data pada penelitian selanjutnya sebaiknya data juga diambil dari pengelola TPA.

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Aldyputra. 2012. Pengertian Sampah. http://aldyputra.net/2012/01/pengert-ian-sampah-organik-dan-non-organik/. (diakses 16 November 2014).

Anonim. 2008. Efek Sampah Terhadap Masyarakat dan Lingkungan. http://ardansirodjuddin.wordpress.com/2008/08/05/efek-sampah

terhadap-manusia-dan-lingkungan/.(diakses 10 November 2014).

Anonim. 2011. Mengolah Sampah Anorga

nik.http://smaneladenpasar.com/Index.php?option=comcontent&view=ar ticle&id=57:mengelola-sampah-anorganik&catid=29:kumpulan-artikel lingkungan&Itemid=68.(dikases 21 November 2014).

Anonim. 2013. Kuisioner terbuka dan tertutup. http://

panduanskripsi.com/metodepengumpulan-data-dengan-kuisioner-pada-penelitian-kualitatif/ diakses tanggal 28 Februari 2015

Basriyanto. 2008. Efek Sampat Terhadap Manusia dan Lingkungan. http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah_anorganik#cite_ref-0.

(diakses 12 November 2014).

Dewi, S. 2009. Pengaruh Pengolahan Sampah Terhadap Masyarakat dan Lingkungan. Jakarta

Kuncoro. W. 2008. TA/TL/2008/0254 PENGELOLAAN SAMPAH SECARA TERPADU DI KAMPUNG NITIPRAYAN.Penelitian kompos.pdf, Adobe Reader.(dikses 20 November 2014).

Notoatmodjo. S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar. Cetakan Kedua. Penerbit PT RINEKA CIPTA. Jakarta.

Sudjana, Mana 2001 Penelitian Dan Penilaian Pendidikan Sinar Baru Bandung Wibowo Arianti & Djajawinata Darwin T, 2009. Penanganan Sampah

(38)

30

Gambar 1. Kondisi TPA Bukit Pinang

(39)

31

Gambar 2. Pengelolaan IPAL pada TPA Bukit Pinang.

(40)

32

Gambar 5. Persiapan Kuisioner

Gambar

Tabel 1. Data Responden dapat dilihat pada 1 tabel dibawah ini
Tabel 1. Lanjutan
Tabel 2. Pernyataan Tertutup Responden
Tabel 3. Pernyataan Terbuka Responden
+4

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu juga merupakan sebagai jawaban dari permasalahan permasalahan atau pertanyaan pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah, yaitu yang berkaitan dengan

Nilai ketahanan edible film terhadap air yang diperoleh pada konsentrasi gliserol : ekstrak jahe berturut-turut pada konsentrasi 10% : 7% yaitu 13,6%, pada konsentrasi

Mereka yang mempunyai persediaan bahan G dan W untuk menyerahkan pada saat tersebut pada pasal 2 Ayat 4 dan berdasarkan Ordonansi ini tidak berwenang atau dinayatakn tidak

Proses pada use case diagram seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 3.1, dapat diuraikan menjadi activity diagram dari proses penulisan karakter sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar

Kondisi ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Jurma 14 bahwa interaksi yang terjalin antara anak yang mengalami GPPH dengan saudara kandung akan mendapatkan

 untuk ayah saya Rustam Hasit dan mama saya Maryam Tompo yang telah mendukung dan selalu mendoakan demi keberhasilan saya dan yang tidak berhentinya untuk

Alat penukar panas (Heat Exchanger) adalah suatu peralatan dimana terjadi perpindahan panas dari suatu fluida yang mempunyai temperatur yang lebih tinggi ke fluida lain

Tahap permasalahan, guru memberikan masalah berupa perumpamaan berdasarkan materi yang dipelajari, Dalam tahap ini siswa sudah mulai mau membuka pikirannya, dimana siswa