• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Buku Panduan Wisata Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perancangan Buku Panduan Wisata Bogor"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms.. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP.

(2) BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bogor merupakan suatu kota tujuan wisata yang diminati masyarakat untuk menghabiskan waktu liburan. Terletak 59 km dari kota Jakarta membuat Bogor selalu dipenuhi masyarakat dari luar kota terutama Jakarta setiap akhir pekan. Berdasarkan data yang penulis dapat dari website resmi kota Bogor, tingkat kunjungan wisatawan dalam negeri dan mancanegara ke daerah Bogor pada tahun 2011 meningkat dari 2.967.426 menjadi 3.799.841 pada tahun 2015. Hal ini juga dapat dilihat dari kemacetan berdasarkan artikel dari Kompas.com bahwa setiap pekan kota Bogor selalu mengalami kemacetan dan Jakarta cenderung sepi. Dalam artikel kotabogor.metropolitan.com, dapat terlihat bahwa wisatawan hanya mengunjungi kawasan wisata seperti Kebun Raya Bogor, The Jungle, jalan Pajajaran, dll. Di Kabupaten Bogor juga terlihat wisatawan hanya memenuhi kawasan Puncak, Cipanas dan Sentul City. Hal ini menyebabkan kemacetan di titik-titik tertentu yang dekat dengan objek wisata tersebut. Padahal Bogor memiliki banyak objek wisata dari wisata alam, kuliner, belanja, budaya, dll. Penulis melakukan penelitian pendahuluan untuk mengetahui popularitas objek wisata di kota dan kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil survey, terdapat beberapa objek wisata lainnya di Bogor yang kurang di kenal masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari observasi yang penulis lakukan, tingkat kunjungan pada Kebun Raya Bogor sebanyak 1.019.749, berbanding jauh dengan pengunjung Kampung. !. Perancangan Buku... Myrnia Cinthia, FSD UMN, 2016. 1!.

(3) Budaya Sindang Barang sebanyak 1004 orang tahun 2015. Selain itu penelitian lanjutan yang dilakukan oleh penulis menunjukkan bahwa informasi mengenai wisata Bogor kurang lengkap. Sayangnya jika hal ini terus terjadi, potensi wisata lain di Bogor menjadi tidak berkembang. Berkurangnya kunjungan wisatawan dapat membuat potensi wisata lain tutup. Tidak hanya itu, kemacetan terjadi di Bogor karena tidak meratanya wisatawan yang datang dan memenuhi daerah yang sama. Kemacetan. dapat. merata. jika. Bogor. memiliki. panduan. wisata. yang. menginformasikan keragaman tempat wisata lain di Bogor. Penulis melakukan wawancara dengan Pak Yuri selaku staff informasi Kebun Raya Bogor terhadap ketersediaan panduan wisata Bogor. Bogor memiliki buku panduan wisata resmi terakhir pada tahun 2014, namun berdasarkan hasil survey wisatawan tidak mengetahui keberadaan buku panduan wisata tersebut. Juga terdapat beberapa media informasi yang tidak resmi mengenai wisata Bogor. Namun informasi yang ditunjukkan tidak lengkap, tidak memberikan penjelasan mengenai lokasi tempat wisata, serta tempat yang ditunjukkan selalu sama. Informasi yang diberikan juga tidak update dan subjektif karena ditulis oleh orang awam. Karena. itulah. Bogor. memerlukan. sebuah. media. informasi. yang. menginformasikan potensi-potensi wisata lainnya yang belum di kenal calon wisatawan di Bogor. Maka dari itu penulis mengajukan solusi berupa buku panduan wisata Bogor. Media informasi akan berupa buku karena menurut Haslam (2006, hlm. 12) membaca melalui komputer tidak senyaman membaca melalui buku atau media cetak. Menurut Kusuma (2010) buku panduan wisata. !. Perancangan Buku... Myrnia Cinthia, FSD UMN, 2016. 2!.

(4) merupakan referensi yang baik karena berisi informasi yang lengkap. Informasi tersebut berisi cara untuk mencapai tempat-tempat menarik dan lokasi mengenai objek wisata yang ingin dikunjungi. (hlm. 10). Penambahan ilustrasi pada buku akan memberikan efek persuasif kepada wisatawan untuk berkunjung ke tempat wisata, Zeegen (2009) menjelaskan bahwa dengan menggunakan ilustrasi memberikan informasi, hiburan dan dapat memengaruhi pikiran audiens.. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana perancangan buku panduan wisata Bogor?. 1.3 Batasan Masalah Berikut batasan masalah berdasarkan Latar Belakang dan Rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya : 1. Segmentasi Demografis •. Usia. : 17-35 tahun. •. Bahasa. : Indonesia. •. Jenis Kelamin. : Multigender. •. Pendidikan. : > Sekolah Menengah Atas. •. Kelas Ekonomi. : Menengah ke atas. 2. Segmentasi Geografis •. Indonesia. 3. Perancangan ini mencangkup buku setebal 64 halaman.. !. Perancangan Buku... Myrnia Cinthia, FSD UMN, 2016. 3!.

(5) 1.4 Tujuan Tugas Akhir Tujuan penulis dalam tugas akhir ini adalah merancang buku ilustrasi panduan wisata kota Bogor.. 1.5 Metode Pengumpulan Data Perancangan buku ilustrasi panduan wisata didasari oleh metode pengumpulan data yaitu: 1. Survei Menurut pendapat Singarimbun dan Effendi (1989, hal. 3) survey adalah penelitian dengan mengambil sample dari satu populasi dengan menggunakan kuisioner. Penulis menyebarkan angket kuisioner kepada masyarakat yang senang berwisata untuk mendapatkan informasi mengenai pandangan koresponden terhadap buku ilustrasi panduan wisata kota Bogor 2. Wawancara Wawancara dilakukan pada pihak yang terkait dengan topik bahasan yaitu kawula muda 17-40 tahun dan pihak pengelola lokasi wisata yang banyak dikunjungi. Metode wawancara ini dilakukan untuk mengetahui ketertarikan masyarakat terhadap lokasi wisata dan perkembangan lokasi wisata. 3. Observasi Penulis melakukan pengamatan terhadap beberapa lokasi wisata. Dengan melakukan observasi penulis mendatangi beberapa lokasi wisata untuk. !. Perancangan Buku... Myrnia Cinthia, FSD UMN, 2016. 4!.

(6) mendapatkan data-data mengenai lokasi dan keadaan pada lokasi tempat secara. langsung.. Dengan. menggunakan. observasi. penulis. akan. memperoleh data yang lebih spesifik mengenai tempat lokasi wisata. 4. Studi Pustaka Studi Pustaka merupakan metode pengumpulan data yang diperoleh dari buku, jurnal dan sumber informasi lain (internet, majalah, dll) dalam melandaskan teori. Pengumpulan data berdasarkan kajian teori untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk perancangan buku ilustrasi.. 1.6 Metode Perancangan Berikut metode perancangan dalam membuat buku ilustrasi yaitu: 1. Identifikasi Masalah Melakukan pengamatan dan mencari masalah mengenai informasi wisata Bogor dengan melakukan survei dan observasi lapangan. 2. Pengumpulan Masalah Melakukan survey dan observasi untuk mengetahui objek wisata lainnya di Bogor yang masi kurang di kenal wisatawan. 3. Pengolahan Masalah Membuat penjabaran mengenai konsep buku ilustrasi yang cocok sebagai buku panduan wisata kota Bogor. 4. Analisa Data. !. Perancangan Buku... Myrnia Cinthia, FSD UMN, 2016. 5!.

(7) Mengambil hasil analisa data-data yang diperoleh melalui survey, observasi dan wawancara untuk menentukan tujuan dan konsep buku ilustrasi panduan wisata agar sesuai target. 5. Pembuatan Konsep Membuat konsep rancangan buku ilustrasi yang sesuai dengan target dan sasaran serta menggunakan prinsip dan teori desain. 6. Visualisasi Buku panduan wisata tidak hanya mencangkup foto dan informasi text namun dibuat dengan menggunakan ilustrasi untuk menambah informasi buku panduan wisata. 7. Finishing Aplikasi media dengan menggunakan media cetak yaitu buku ilustrasi berwarna.. !. Perancangan Buku... Myrnia Cinthia, FSD UMN, 2016. 6!.

(8) 1.7 Skematika Perancangan LATAR BELAKANG Bogor memiliki objek wisata yang masih belum banyak di kenal masyarakat dan kurangnya informasi mengenai objek wisata di Bogor. Penulis membuat perancangan buku panduan untuk membantu wisatawan memberikan informasi mengenai objek wisata di Bogor.. IDENTIFIKASI MASALAH. PENGUMPULAN DATA. Kurangnya informasi mengenai objek wisata Bogor membuat kemacetan karena wisatawan hanya berkumpul pada satu titik lokasi wisata.. Survei : Menggunakan angket kuisioner Wawancara : Narasumber (individu) Observasi : Observasi lokasi wisata Studi Pustaka : Mempelajari teori dan prinsip desain. PENGOLAHAN MASALAH Membuat penjabaran konsep buku ilustrasi untuk buku panduan wisata kota Bogor.. ANALISA DATA Hasil mindmaping menentukan konsep dan tujuan buku ilustrasi panduan wisata. KONSEP PERANCANGAN Merancang konsep dan isi buku yang dapat memberikan informasi lebih dan menjangkau target. VISUALISASI Menggabungkan buku panduan wisata meliputi informasi dan foto lokasi dan memakai ilustrasi dalam penjabaran informasi. PROSES KREATIF Membuat sketsa buku ilustrasi sesuai dengan konsep dan isi, lalu dibuat secara digital.Proses kreatif direalisasikan ke dalam bentuk buku cetak untuk menganalisis kesalahan dalam bentuk cetak.. !. Perancangan Buku... Myrnia Cinthia, FSD UMN, 2016. 7!.

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Gaji dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut suatu persetujuan dan peraturan dapat dibayar atas dasar perjanjian kerja antara yang memberi pekerjaan

Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan bahwa pasien telah puas dengan pelayanan yang ada di puskesmas Bangkala kab.Jeneponto.Hal ini di tunjukkan berdasarkan

Pantai Apai: terletak sekitar 1 km dari pemukiman desa Bitunuris, penyu hijau bertelur terlihat terakhir oleh warga pada September 2015, tumbuhan di sekitar

Sedangkan pada bulan September (gambar 8), suhu udara paling tinggi di Surabaya dan temperatur rata-rata ruang dengan Roofpond pada pukul 14.oo menunjukkan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa lama pemanasan dan ukuran serbuk optimum terhadap kadar tanin biji pinang yaitu lama pemanasan 4 jam dengan ukuran

Pengaturan ini akan tetap berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu 1 (satu) tahun berikutnya dengan persetujuan tertulis dari Para Pihak (Pasal X,

Dan makna yang terkandung dalam tari Mapak ini adalah sebagai rasa hormat dan bahagia atas kedatangan tamu – tamu besar yang berkunjung ke Kabupaten Empat Lawang dan

Begitu pula perjanjian Fidusia, apabila debitur atau pemberi Fidusia cidera janji atau tidak memenuhi prestasinya tepat pada waktunya kepada penerima Fidusia,