• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kapolres Jember Inisiasi Program Ramadan Sebulan Penuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kapolres Jember Inisiasi Program Ramadan Sebulan Penuh"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Kapolres Jember Inisiasi

Program Ramadan Sebulan Penuh

UNAIR NEWS – Alumnus S2 Kajian Ilmu Kepolisian UNAIR AKBP M.

Sabilul Alif SH SIK MSi tak pernah miskin inovasi. Dalam Ramadan kali ini, misalnya. Kapolres Jember tersebut menginisiasi sejumlah program yang langsung menyentuh masyarakat. Selain kegiatan bagi-bagi takjil dan makan sahur gratis sebulan penuh di beberapa lokasi Kabupaten Jember, mantan Kasatlantas Polrestabes Surabaya ini mencetuskan gagasan menarik lain.

Secara umum, program Polres Jember yang dimaksud antara lain,

Jember Taat (Jember Tertib, Aman dan Terkendali), Hidangan Kurma (Himbauan dan peringatan di kala menjelang berbuka

puasa), Sajadah dan Tasbih (Selalu menjaga aset di saat ibadah dan tertib aturan saat berangkat ibadah), Opor Sahur (Operasi dan patroli polisi saat sahur) dan program Silaturahmi (Sinergitas dalam rangka cipta situasi rasa aman dan humanis menjelang idul fitri).

“Kami melaksanakan semua itu sebagai bentuk jaminan bahwa lapar dan dahaga tidak akan menyurutkan semangat untuk memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat. Bahkan, kami justru makin bersemangat,” ujar dia saat diwawancara Selasa pagi (23/6).

Selama ini, Polres Jember memang berupaya memangkas jarak antara Polisi dan Masyarakat. Maka itu, program pelayanan yang diterapkan sifatnya aplikatif. Semua masyarakat diajak untuk berperan aktif memberi masukan dan menjadi mitra Polri. Di waktu yang sama, Polisi berusaha sekuat tenaga berbaur dengan warga.

Tatkala baru didapuk menjadi orang nomor satu di Polres Jember, Sabilul langsung melakukan terobosan yang dilandasi

(2)

spirit “Semanggi”. Yakni, Siap Semangat Siang Malam Sampai Pagi. Dia mencanangkan program bertajuk Jember Suwar-Suwir. Yang merupakan singkatan dari Suasana Warga Aman, Religius, Bersahabat, Berwawasan Intelektual, dan Kreatif.

Pelaksanaannya secara rinci dilakukan melalui Nawa Karyatama (9 Program Kerja Utama). Yakni melalui program Prol Tape (Polisi Patroli Tiap Pagi dan Sore), Pos Khidmat (Polisi Ceramah Kamtibmas Selesai Sholat Jumat), Pos Wedang Cor (Polisi Warga dan Candon (Cangkrukan) Dan Koordinasi), dan Pos Sagita (Polisi Setiap Saat Sinergi dan Kemitraan dengan Masyarakat).

Selain itu, Pos Papuma (Polisi Peduli Pemuda, Pelajar dan M a h a s i s w a , P o s J a g u n g ( P o l i s i P e d u l l P e k e r j a d a n Pengangguran), Pos Perwira (Polisi Peduli Pariwisata dan Dunia Kreatif), Pos Purna (Polisi Peduli Perempuan dan Anak), serta Jempol (Jember Police Online).

Dari nama-nama tersebut, sudah terkesan kedekatannya dengan Jember. Karena memang, Polres Jember selalu ingin mengangkat aspek kearifan lokal. “Polres Jember juga selalu bergandengan tangan dengan TNI, Pemda, Tokoh Masyarakat, dan eksponen lainnya,” ungkap mantan Kapolres Bondowoso ini. (*)

Penulis: Rio F. Rachman

Status PNS Tak Sulitkan Denny

Purno Raih Wisudawan Terbaik

(3)

S2 Pascasarjana

UNAIR NEWS – Bagi Denny Purno Nugroho Hadi Margono, menjalani

studi Magister merupakan tantangan yang berat. Sebagai pegawai negeri sipil (PNS) Pemkot Banjarbaru, Kalimantan Selatan, ia harus bekerja seperti biasanya dan hanya mendapat izin belajar pada hari Jumat dan Sabtu. Tetapi keterbatas waktu belajar itu tidak mengurangi semangat belajarnya, sehingga ia meraih predikat sebagai wisudawan terbaik Program Master (S2) pada Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga pada wisuda Maret 2016. Bahkan Denny lulus dengan IPK sempurna: 4,00.

Bekerja sebagai dokter umum pada Puskesmas Sungai Besar, Kab. Banjarbaru, Denny bertugas di poli umum dan ruang MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) sebagai koordinator program imunisasi di Puskesmas tersebut. Ia yang juga tercatat sebagai dosen pengajar tidak tetap di Poltekkes Banjarmasin ini, mengaku hasil praktik sebagai dokterlah yang akhirnya bisa untuk membiayai penelitian tesisnya.

Dalam penelitian tesisnya itu Denny membahas permasalahan angka kesakitan malaria yang cukup tinggi di beberapa daerah di Kalsel. Ia berpikir bahwa hal itu perlu adanya suatu terapi adjuvan sebagai pendamping terapi utama, atau bahkan terapi alternatif untuk mengurangi keparahan penyakit.

Pengalaman paling menarik bagi Denny adalah ketika menjalani studi S-2 Imunologi pada Pascasarjana UNAIR adalah saat ia melakoni praktikum di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) UNAIR dan di Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga. Denny melakukan isolasi DNA, sel, dan stem cell. Tentu saja, ini merupakan pengalaman baru bagi laki-laki kelahiran Martapura, 12 September 1979 ini.

Ayah dua orang anak ini mengaku senang karena semasa kuliah itu ia beberapa kali dipercaya untuk membantu memberikan penyuluhan tentang bahaya narkotika bersama Badan Narkotika

(4)

Nasional (BNN) Kota Banjarbaru. Dengan berbagai kesibukan yang ia lakoni pada saat menjalani kuliah S2 itu, ia mempunyai saran bagi mahasiswa yang kini masih menjalani perkuliahan. ”Sediakan waktu ekstra dan sempatkan membaca banyak literatur, sebab ilmu akan dibahas lebih dalam ketika studi S2 daripada S1. Selain itu jangan lupa untuk tetap menjaga ibadah sesibuk apa pun pekerjaan yang kita jalani, dan selalu berdoa serta minta restu kepada orang tua,” kata Denny. (*)

Penulis: Binti Quryatul Masruroh. Editor: BE Santosa

Kampus Jadi Tempat Kaderisasi

Paham Radikal

UNAIR NEWS – Indonesia memang negara multikultural. Salah satu

hal yang membuat Indonesia dipuji oleh negara lain adalah ratusan suku bangsa yang bisa hidup berdampingan satu sama lain. Namun, multikulturalisme itu bukan tak pernah diuji.

Adanya paham yang menganggap bahwa seorang atau kelompok merasa paling benar adalah salah satu ancaman bagi keutuhan bangsa Indonesia. Aksi separatisme atau radikalisme, atau ketegangan semacamnya dinilai akan tetap ada selama hayat masih dikandung badan. Namun, ada pula eks separatis yang telah meninggalkan prinsip atau paham yang telah dianutnya. Berkaitan dengan hal itu, Pusat Riset Ilmu Kepolisian, Program Pascasarjana, Universitas Indonesia, mengadakan roadshow seminar tentang Program Kampanye Toleransi dan Anti-Kekerasan di sepuluh perguruan tinggi ternama di Indonesia. Di Universitas Airlangga, roadshow seminar dilakukan di Aula

(5)

Student Center Kampus C UNAIR pada Kamis (24/3).

Sebagai pembicara pada seminar roadshow di UNAIR dihadiri oleh Prof. Sarlito Wirawan Sarwono selaku Guru Besar bidang Psikologi Sosial UI dan Yusuf Harris selaku eks Jamaah Islamiyah. Seminar tersebut dihadiri oleh mahasiswa dari fakultas di UNAIR.

Dalam seminar tersebut Harris bertutur tentang awal mula ia bergabung dengan JI. Ia bergabung dengan JI pada saat ia masih berkuliah. Seperti pada gerakan-gerakan radikal pada umumnya, ia dicuci otak oleh para senior di organisasi tersebut. Setelah bertahun-tahun ia bergabung dan menerima berbagai pelatihan militer, ia akhirnya memutuskan untuk keluar dari organisasi JI.

Harris juga menerangkan seputar kaderisasi organisasi radikal. Kaderisasi itu dimulai sejak awal mahasiswa berkuliah di kampus. Harris memberikan saran kepada para mahasiswa yang hadir di hadapannya agar mereka tetap menjalin komunikasi dengan lingkungan sekitar (rekan mahasiswa aktif).

“Saran saya, ketika kalian (mahasiswa) dikader seperti itu, tetaplah berkomunikasi dengan lingkungan sekitar Anda. Jangan pernah simpan semuanya sendiri. Minta masukan juga dari teman-teman Anda,” tutur Harris.

Beberapa mahasiswa UNAIR mengakui bahwa kampus memang menjadi tempat untuk ajang kaderisasi. Dalam proses itu, mahasiswa dicekoki dengan paham radikal seperti khilafah.

Menanggapi cerita dari mahasiswa itu, Prof. Sarlito berharap agar mahasiswa senantiasa untuk berpikir kritis dan memperkuat kualitas ajaran agama masing-masing dalam menghadapi paham-paham radikal. Bagaimana pun, radikalisme ibarat rantai yang tak bisa diputus.

“Kalau kita nggak punya pandangan kritis, kita bisa terbawa dengan pandangan-pandangan semacam itu,” tutur Prof. Sarlito.

(6)

Prof. Sarlito juga mengkritisi tentang wacana ‘pengkafiran’ dan berbagai regulasi di kalangan pemerintah dan masyarakat Indonesia. Ia tak sependapat apabila kinerja pemimpin dianggap buruk hanya karena si pemimpin tak seagama dengan kelompok masyarakat yang mengkritik. (*)

Penulis: Defrina Sukma S Editor: Rio F. Rachman

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil tabulasi silang yang diperoleh diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai perilaku ku- rang baik dalam penanganan oral hidrasi anak diare,

Beberapa toksikan-toksikan mengembangkan konsentrasi tertingginya pada tempat kerja toksis mereka, seperti carbon mono oksida, yng memiliki satu affinitas yang sangat tinggi

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan berkah, rahmat, taufik, hidayah dan juga inayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan

Setelah itu, dipindahkan media penyaring dari sistem vakum ke media penimbang untuk kemudian dioven pada suhu 103 o C sampai dengan 105 o C selama minimal 1

Sumber: http://melileanetwork.wordpress.com/category/02-susu-kedelai-organic/ Dalam hal ini terkait dengan kelebihan susu kedelai yang memiliki kandungan – kandungan yang kaya

Kertas kerja ini bertujuan untuk makluman dan tindakan pihak yang terlibat seperti Institut Pengajian Kepengetuaan Universiti Malaya, Jabatan Pelajaran

Salomo yang sukses dengan kekayaan, kekuasaan, dan seks, tidak menikmati kehidupan penuh shalom, malah ia menjalani kehidupan yang galau, baik yang dirasakan dari