• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

PUSAT PROMOSI KESEHATAN

(2)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

2

IKHTISAR EKSEKUTIF

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pusat Promosi

Kesehatan Tahun 2014, merupakan sarana untuk menyampaikan

pertanggungjawaban kinerja Kepala Pusat Promosi Kesehatan beserta jajarannya kepada Menteri Kesehatan dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait langsung maupun tidak langsung. LAKIP Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2014 mencakup pencapaian hasil, permasalahan utama, upaya pemecahan masalah dan strategi keberhasilan untuk kurun waktu 2010 - 2014 sebagai wujud pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian visi, misi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2010 -2014.

Adapun Indikator Kinerja Utama Kementerian Kesehatan yang menjadi tanggung jawab Pusat Promosi Kesehatan dalam pencapaian pada akhir RPJMN tahun 2010 - 2014 berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1099/Menkes/SK/VI/2011 adalah :

1. Meningkatnya persentase rumah tangga ber-PHBS sebanyak 70%. 2. Meningkatnya Desa Siaga Aktif sebesar 70%.

3. Meningkatnya Jumlah Poskesdes yang Beroperasi sebanyak 58.500 Poskesdes. Dalam upaya mencapai indikator sasaran tersebut Pusat Promosi Kesehatan menetapkan 8 (delapan) strategi pelaksanaan kegiatan yaitu :

Meningkatkan komitmen dan dukungan stakeholder, pembuat kebijakan dan

pengambil keputusan untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan.

 Meningkatkan koordinasi dan kolaborasi lintas program dan lintas sektor.

 Meningkatkan aliansi dan kemitraan dengan swasta/dunia usaha.

 Meningkatkan peran serta organisasi kemasyarakatan/kelompok potensial.

 Memperkuat gerakan masyarakat.

 Meningkatkan akses informasi dan edukasi kepada individu, keluarga dan

masyarakat.

 Meningkatkan kapasitas pengelola promosi kesehatan.

Kinerja Pusat Promosi Kesehatan dapat dilihat dari pencapaian indikator (1) Presentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS sebesar 56.6%; (2) Presentase Desa Siaga Aktif sebesar 65.3%; (3) Jumlah Poskesdes yang

beroperasi sebanyak 55.517 Poskesdes.

Prestasi lainya yang telah dicapai oleh Pusat Promosi Kesehatan selama kurun waktu 5 (lima) tahun antara lain penandatanganan Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerjasama dengan 39 dunia usaha; melatih fasilitator dan kader pemberdayaan 6.336 orang; pembuatan Modul Pelatihan bagi Pelatih pada Pelatihan Promosi Kesehatan bagi Petugas Puskesmas dan Pelatihan Modul.

(3)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

3

Keberhasilan yang dicapai oleh Pusat Promosi Kesehatan pada tahun 2014 didukung oleh hal-hal berikut :

1. Penetapan dokumen pelaksanaan kegiatan (DIPA) Satuan Kerja Pusat Promosi Kesehatan.

2. Adanya koordinasi dan kerjasama yang baik dari seluruh pejabat struktural, pejabat fungsional PKM, dan jabatan fungsional umum di Pusat Promosi Kesehatan.

3. Kepemimpinan di Pusat Promosi Kesehatan yang memberikan dukungan secara penuh terhadap kelancaran pelaksanaan tugas.

4. Adanya koordinasi dan dukungan komitmen dari pemangku kepentingan, baik dari lintas program dan lintas sektor di pusat dan daerah.

5. Adanya koordinasi dan dukungan dari organisasi kemasyarakatan dan sektor swasta.

Tantangan utama yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan di Pusat Promosi Kesehatan dalam promosi kesehatan adalah pembangunan kesehatan belum menjadi arus utama pembangunan sektor-sektor lain sehingga peran serta sektor dalam promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat perlu ditingkatkan. Tantangan lainnya adalah: (1) jumlah dan mutu kegiatan komunikasi, informasi, dan edukasi masih perlu ditingkatkan; (2) fasilitasi kesehatan untuk menjamin efektivitas berlangsungnya promosi dan konseling kesehatan secara baik perlu ditingkatkan;

(3) berbagai gerakan sosial, advokasi, serta kemitraan perlu diefektifkan; (4) kebijakan publik untuk menciptakan lingkungan sehat perlu ditumbuh

kembangkan; dan (5) partisipasi UKBM, dan kerjasama dengan swasta perlu ditingkatkan.

Laporan Akuntanbilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi masukan dalam penyusunan perencanaan tahunan, bahan evaluasi pelaksanaan program, penyempurnaan pelaksanaan keggiatan yang akan datang, serta penyempurnaan kebijakan yang diperlukan.

(4)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

4

KATA PENGANTAR

Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan tugas unit organisasi yang lebih

berdayaguna, bersih, dan bertanggungjawab, serta sebagai wujud

pertanggungjawaban kinerja tahunan Pusat Promosi Kesehatan, disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja setiap tahun.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan tahun 2014

menggambarkan pencapaian kinerja atas pelaksanaan tugas Pusat Promosi Kesehatan pada tahun anggaran 2014 berdasarkan rencana strategis, penetapan kinerja, dan janji kinerja yang telah disepakati sebelumnya. Substansi laporan

mencerminkan hasil capaian sasaran strategis pelaksanaan Kegiatan

Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan untuk mendukung pencapaian visi Kementerian Kesehatan.

Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan tahun 2014. Semoga laporan ini bermanfaat sebagai bahan evaluasi bagi para pelaksana kegiatan untuk merealisasikan seluruh kegiatan dengan lebih baik pada tahun berikutnya.

Jakarta, 30 Januari 2015

Kepala Pusat Promosi Kesehatan

dr.Lily S. Sulistyowati, MM NIP.195801131988032001

(5)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

5

DAFTAR ISI IKHTISAR EKSEKUTIF ……… i

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 LATAR BELAKANG ... 1

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN………... 2

1.3 TUGAS POKOK DAN FUNGSI……… 2

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN……… 2

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 4 2.1 PERENCANAAN KINERJA……….. 4

A. Visi dan Misi………. 4

B. Tujuan, Strategi, dan Sasaran……….. 5

C. Luaran dan Indikator Kinerja………. 6

2.2 PERJANJIAN KINERJA………. 9

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 10 3.1 PENGUKURAN DAN ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA………. 10

A. Pengukuran Kinerja……….. 10

B. Analisis Akuntabilitas Kinerja……….. 12

3.2 SUMBER DAYA………. 20

A. Sumber Daya Manusia……… 21

B. Sumber Daya Anggaran………. 23

C. Sumber Daya Sarana dan Prasarana……… 23

BAB IV KESIMPULAN 43

(6)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Amanat Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dengan memberdayakan dan mendorong peran aktif masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan. Pemerintah berkewajiban menyediakan pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh setiap orang untuk memperoleh

peluang dan mengembangkan kemampuan hidup sehat. Penekanan

pembangunan kesehatan diberikan pada peningkatan perilaku dan kemandiran masyarakat serta upaya promotif dan preventif. Mengingat banyak masalah kesehatan dapat dicegah dengan peningkatan perilaku dan lingkungan sehat. Berbagai strategi telah dilakukan dalam rangka meningkatkan perilaku sehat dan pemberdayaan masyarakat, diantaranya meningkatkan komitmen pengambil kebijakan, menggalang kemitraan yang dinamis antara pemerintah, lintas sektor, dan swasta, meningkatkan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan, serta meningkatkan potensi sumber daya yang dimiliki.

Dalam RPJMN 2010-2014, Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan diarahkan untuk mampu mengarusutamakan kesehatan dalam pembangunan kesehatan, meningkatkan perilaku sehat di masyarakat dan memandirikan masyarakat untuk hidup sehat. Penyelenggaraan Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan di Kementerian Kesehatan dilaksanakan oleh Pusat Promosi Kesehatan, mengacu kepada

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1144/Menkes/Per/VIII/2010 tanggal 19 Agustus 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan. Dalam peraturan menteri tersebut disebutkan bahwa dalam pelaksanaan tugasnya, Pusat Promosi Kesehatan

(7)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

7

dipimpin oleh seorang kepala dan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, bimbingan, dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.

Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 tahun 1999 dan Permen PAN dan RB Nomor 29 Tahun 2010 mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan stratejik yang ditetapkan oleh masing-masing instansi, berdasarkan suatu sistem akuntabilitas yang memadai. Hal ini sejalan dengan upaya reformasi birokrasi untuk menyelenggarakan negara yang bersih dan berwibawa serta memiliki kinerja yang baik (Good Governance).

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Pusat Promosi Kesehatan menyampaikan laporan dalam bentuk Laporan Akuntabilitas Kinerja selama

tahun anggaran 2014 untuk mempertanggungjawabkan kesesuaian

pelaksanaan program yang dilaksanakan dengan tujuan dan sasaran program dalam mencapai hasil yang diharapkan. Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan merujuk pada Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan 2010 – 2014 dan Penetapan Kinerja Kementerian

Kesehatan tahun 2014.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan merupakan bentuk pertanggungjawaban secara tertulis kepada Sekretaris Jenderal yang memuat keberhasilan maupun kegagalan pelaksanaan program/kegiatan tahun anggaran 2014.

1.3 TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :

1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan, Pusat Promosi Kesehatan memiliki tugas melaksanakan

(8)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

8

penyusunan kebijakan teknis, bimbingan, dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Pusat Promosi Kesehatan menyelenggarakan fungsi:

1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program di bidang pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan;

2. Pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan;

3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan;

4. Pembinaan advokasi dan kemitraan kesehatan;

5. Pembinaan pemberdayaan dan peran serta masyarakat di bidang kesehatan;

6. Pengembangan metode dan teknologi promosi kesehatan; dan 7. Pelaksanaan administrasi pusat.

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan tahun 2014 ini menjelaskan pencapaian kinerja Pusat Promosi Kesehatan selama kurun waktu tahun 2010 - 2014. Capaian kinerja tersebut dibandingkan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya untuk mengukur keberhasilan/kegagalan kinerja Pusat Promosi Kesehatan.

Adapun sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan adalah sebagai berikut:

Ikhtisar Eksekutif Berisi rangkuman dari isi Laporan Akuntabilitas Kinerja Pusat Promosi Kesehatan tahun 2014.

Bab I Pendahuluan berisi penjelasan singkat tentang latar belakang

penyusunan, tugas pokok dan fungsi, urusan yang ditangani dan organisasi satuan kerja Pusat Promosi Kesehatan yang menjalankan dan menjabarkan tugas pokok fungsi atas urusan yang ditangani.

(9)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

9

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja. Pada bab ini disajikan gambaran singkat mengenai rencana stratejik dan rencana kinerja Pusat Pomosi Kesehatan

1. Perencanaan Kinerja

Uraian singkat tentang rencana stratejik organisasi, mulai dari visi, misi, tujuan, sasaran serta kebijakan dan program instansi.

2. Perjanjian Kinerja

Disajikan perjanjian kinerja antara Kepala Pusat Promosi Kesehatan dengan Sekretaris Jenderal pada tahun 2014, terutama menyangkut kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai sasaran sesuai dengan program pada tahun 2014 dan indikator keberhasilan pencapaiannya serta perbandingan capaian indiktor selama kurun waktu tahun 2010 – 2014.

Bab III Pada bagian ini disajikan uraian hasil pengukuran kinerja, evaluasi, dan analisis akuntabilitas kinerja, termasuk di dalamnya menguraikan secara

sistematis keberhasilan/kegagalan, hambatan/kendala, dan

permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang akan diambil.

Bab IV Penutup, menjelaskan kesimpulan hasil menyeluruh dari Laporan

(10)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

10

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

2.1 PERENCANAAN KINERJA

Perencanaan pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian dari Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional sebagaimana yang diatur dalam UU Nomor 25 tahun 2004. Selain itu, berdasarkan Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional (RPJPN) dan rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) telah ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 32/Menkes/SK/1/2013 tentang Rencana Strategis Kementerian

Kesehatan tahun 2010 – 2014. Rensta merupakan dokumen perencanaan

yang memuat program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan maupun untuk mendorong peran aktif

masyarakat dalam kurun waktu 2010 – 2014. Renstra berorientasi pada hasil

yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun.

Penetapan kinerja merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan instansi pemerintah/unit kerja yang menerima

amanah/tanggungjawab/ kinerja dengan pihak yang memberikan

amanah/tanggungjawab/kinerja. Dengan demikian, penetapan kinerja ini merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya.

Pernyataan penetapan kinerja merupakan suatu pernyataan kesanggupan dari pimpinan instansi/unit kerja penerima amanah kepada atasan langsungnya untuk mewujudkan suatu target kinerja tertentu. Pernyataan ini ditandatangani oleh penerima amanah sebagai tanda suatu kesanggupan untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan, dan pemberi amanah atau atasan langsungnya sebagai persetujuan atas target kinerja yang ditetapkan tersebut.

Penetapan dan pernyataan kinerja dilakukan setiap tahun untuk menjamin terlaksananya visi, misi, serta sasaran strategis yang termuat dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan yang telah ditetapkan. Adapun target

(11)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

11

kinerja tahun 2014 di lingkungan Pusat Promosi Kesehatan disusun untuk mencapai penjabaran visi, misi, sasaran strategis, arah kebijakan Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut :

A. Visi dan Misi

Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 32/Menkes/SK/1/2013 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan (Renstra) Tahun 2010-2014, Visi Kementerian Kesehatan adalah : “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”.

Adapun Misi Kementerian Kesehatan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.

2. Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.

3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan. 4. Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.

B. Tujuan, Strategi, dan Sasaran

Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014 menetapkan satu

kegiatan dari Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya yaitu kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan. Untuk mengimplementasikan amanat Renstra tersebut, Pusat Promosi Kesehatan yang ditunjuk sebagai penanggungjawab membuat Rencana Aksi Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan. Rencana aksi berisi tentang tujuan, strategi, dan sasaran strategis Pusat Promosi Kesehatan.

1) Tujuan

Tujuan Pusat Promosi Kesehatan adalah meningkatkan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan kepada masyarakat.

(12)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

12

2) Strategi

Adapun strategi Promosi Kesehatan dalam penyelenggaraan

pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat adalah : a. Meningkatkan komitmen dan dukungan stakeholder, pembuat

kebijakan, dan pengambil keputusan untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan;

b. Meningkatkan koordinasi dan kolaborasi lintas program dan lintas sektor;

c. Meningkatkan aliansi dan kemitraan dengan swasta/dunia usaha; d. Meningkatkan peran serta organisasi kemasyarakatan/kelompok

potensial;

e. Memperkuat gerakan masyarakat;

f. Meningkatkan akses informasi dan edukasi kepada individu, keluarga, dan masyarakat;

g. Meningkatkan kapasitas promosi kesehatan. 3) Sasaran

Untuk meningkatkan penyelenggaraan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat, Pusat Promosi Kesehatan menetapkan sasaran yaitu meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan masyaakat dan promosi kesehatan kepada masyarakat.

C. Luaran dan Indikator Kinerja

Berdasarkan Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Nomor

HK.03.01/VIII/0691/2012 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pusat Promosi Kesehatan tahun 2010 – 2014, IKU Pusat

Promosi Kesehatan adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 Indikator Kinerja Utama Pusat Promosi Kesehatan

KEGIATAN SASARAN

STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA UTAMA

Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Meningkatnya pelaksanaan pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat

1. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS

2. Persentase Desa Siaga Aktif

3. Jumlah Pos Kesehatan Desa yang

(13)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

13

Indikator Pusat Promosi Kesehatan yang masuk dalam indikator Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) yaitu Presentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS dan Jumlah Pos Kesehatan Beroperasi. Sedangkan dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2010 - 2014, indikator Pusat Promosi Kesehatan adalah Presentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS, Persentase Desa Siaga Aktif, dan Jumlah Poskesdes Beroperasi.

Definisi operasional Indikator Kinerja Utama (IKU) Pusat Promosi Kesehatan: 1) Rumah Tangga Ber-PHBS

Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10 indikator yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah. 1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah ibu bersalin yang

mendapatkan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (dokter kandungan dan kebidanan, dokter umum dan bidan).

2. Memberi bayi ASI Eksklusif adalah bayi usia 0 – 6 bulan mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan.

3. Menimbang balita setiap bulan adalah balita (12-59 bulan) ditimbang setiap bulan dantercatat dalam Kartu Menuju Sehat (KMS) atau Buku KIA.

4. Menggunakan air bersih adalah anggota rumah tangga yang menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari yang berasal dari : air dalam kemasan, air ledeng, air pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan penampungan air hujan dan memenuhi syarat air bersih yaitu tidak berasa, tidak berbau dan tidak berwarna. Sumber air pompa,

(14)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

14

sumur dan mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari sumber pencemar seperti tempat penampung kotoran atau limbah.

5. Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun adalah penduduk 5 tahun keatas mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar, sebelum memegangbayi, setelah menceboki anak dan sebelum menyiapkan makanan menggunakan air bersih mengalir dan menggunkakan sabun.

6. Menggunakan jamban sehat adalah rumah tangga yang memiliki dan menggunakan jamban leher angsa dengan tangki septik atau lubang penampung kotoran sebagai pembuangan akhir dan terpelihara kebersihannya. Untuk daerah yang sulit air dapat menggunakan jamban cemplung atau jamban plengsengan

7. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu adalah rumah tangga melakukan pemberantasan sarang nyamuk di dalam rumah atau di luar rumah seminggu sekali dengan cara 3M plus/larvanisasi/ikanisasi atau cara lain yang dianjurkandalam seminggu agar bebas dari jentik.

8. Makan sayur dan buah setiap hari adalah anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas yang mengonsumsi minimal 2 porsi sayur dan 3 porsi buah atau sebaliknya setiap hari.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari adalah penduduk/anggota keluarga umur 10 tahun ke atas yang melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari.

10. Tidak merokok di dalam rumah adalah penduduk/anggota rumah tangga umur 10 tahun ke atas tidak merokok di dalam rumah ketika bersama anggota keluarga lainnya.

Rumah Tangga Ber-PHBS dihitung dari nilai komposit 10 indikator. Apabila dalam rumah tangga tersebut tidak ada ibu melahirkan, tidak ada bayi, dan tidak ada balita, maka Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator.

(15)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

15

Untuk menghitung persentase Rumah Tangga ber-PHBS digunakan formula sebagai berikut:

2) Desa Siaga Aktif

Persentase Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah Persentase desa dan kelurahan yang penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM).

Kriteria Desa dan Kelurahan Siaga Aktif meliputi :

1) Kepedulian Pemerintahan Desa atau Kelurahan dan pemuka masyarakat terhadap Desa dan Kelurahan Siaga Aktif yang tercermin dari keberadaan dan keaktifan Forum Desa dan Kelurahan.

2) Keberadaan Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

3) Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang buka atau memberikan pelayanan setiap hari.

4) Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan (a) penanggulangan bencana dan kedaruratan kesehatan, (b) survailans berbasis masyarakat, (c) penyehatan lingkungan.

5) Tercakupnya (terakomodasikannya) pendanaan untuk pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa atau kelurahan serta dari masyarakat dan dunia usaha.

6) Peran serta aktif masyarakat dan organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan kesehatan di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

7) Peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang melandasi dan mengatur tentang pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

8) Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga di desa atau kelurahan.

% Rumah Tangga = Jumlah Rumah Tangga yang ber-PHBS X 100% ber-PHBS Jumlah Rumah Tangga yang dipantau

(16)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

16

Untuk menghitung presentase Desa atau Kelurahan Siaga Aktif digunakan formula sebagai berikut:

3) Pos Kesehatan Desa yang Beroperasi

Definisi operasional Poskesdes yang beroperasi adalah Jumlah Poskesdes (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar) buka setiap hari dan dapat diakses dengan mudah oleh penduduk di wilayah tersebut.

Poskesdes diharapkan dapat melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa sekurang-kurangnya :

1) Melaksanakan pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan

kompetensinya, berupa: (a) Pelayanan kesehatan ibu hamil, (b) Pelayanan kesehatan ibu menyusui, (c) Pelayanan kesehatan anak,

(d) Penemuan dan penanganan penderita penyakit.

2) Membina dan menumbuhkembangkan UKBM yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Untuk menghitung jumlah Poskesdes yang beroperasi digunakan formula sebagai berikut :

2.2 PERJANJIAN KINERJA

Tekad dan janji kinerja tahunan yang akan dicapai antara pimpinan unit kerja yang menerima amanah/tanggung jawab/kinerja dengan pihak yang memberikannya sebagaimana ditetapkan dalam dokumen penetapan kinerja.

% Desa dan Kelurahan = Jumlah Desa dan Kelurahan Siaga Aktif

Siaga Aktif (Pratama + Madya + Purnama + Mandiri) X 100% Jumlah Desa dan Kelurahan

Jumlah Poskesdes yang beroperasi di satu wilayah

Keterangan:

(17)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

17

Dengan demikian, penetapan kinerja merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh seorang pejabat penerima amanah kepada atasan langsungnya.

Pada tahun 2014 telah ditetapkan target capaian indikator kegiatan yang mendukung tercapainya sasaran hasil program, sebagai berikut:

Tabel 2.2 Target Capaian Indikator Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan.

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR TARGET 2014

1 Meningkatnya pelaksanaan

pemberdayaan dan promosi kesehatan kepada masyarakat

1. Persentase rumah tangga

ber-perilaku hidup bersih dan sehat

70%

2. Persentase Desa Siaga Aktif 70%

3. Pos Kesehatan Desa yang

Beroperasi

(18)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

18

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

3.1 PENGUKURAN DAN ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA

A. PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana, atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja ini diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Pusat Promosi Kesehatan selama kurun waktu tahun 2010 - 2014.

Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan pencapaian setiap indikator. Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut, dapat diperoleh informasi menyangkut masing-masing indikator sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perbaikan perencanaan program/kegiatan di masa yang akan datang. Manfaat pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak internal dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Renstra/Penetapan Kinerja.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor : 32/Menkes/SK/1/2013

tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2010 – 2014,

Pusat Promosi Kesehatan melaksanakan kegiatan Pemberdayaan

Masyarakat dan Promosi Kesehatan dalam Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya.

Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Pusat Promosi Kesehatan dalam rumusan yang spesifik, terukur dalam kurun waktu satu tahun. Sasaran Pusat Promosi Kesehatan adalah :

1. Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Masyarakat. 2. Meningkatnya Kemandirian Masyarakat untuk Hidup Sehat.

(19)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

19

Sesuai dengan dokumen Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2013, Indikator Kinerja Utama Pusat Promosi Kesehatan, dan Penetapan Kinerja Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2014, telah ditetapkan 3 indikator dalam mencapai sasaran hasil program :

1. Persentase Rumah Tangga yang melaksanakan PHBS 2. Persentase Desa Siaga Aktif

3. Jumlah Pos Kesehatan Desa Beroperasi

Besar target dan realisasi masing-masing indikator kinerja Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan Tahun 2014

No Sasaran Strategis IKU Target

2014 Realisa si 2014 % Capaian 1 Menurunnya disparitas status

kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender

Jumlah Pos Kesehatan

Desa (Poskesdes)

beroperasi

58.500 55.517 94.9%

2 Meningkatnya

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat Rumah Tangga

Persentase Rumah

Tangga yang

melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

70% 56.6% 80.8%

Persentase Desa Siaga Aktif

70% 65.3% 93.3%

Ket *) : Laporan Provinsi per 21 Januari 2015

Adapun perbandingan capaian kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan selama kurun waktu tahun 2010 - 2014, dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

(20)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

20

Tabel 3.2 Target dan Realisasi Indikator Kinerja Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan tahun 2010 sampai tahun 2014

Indikator 2010 2011 2012 2013 2014 T R C T R C T R C T R C T R C 1. Poskesdes yang Beroperasi 70.000 52.279 74,7% 72.000 52.850 73,4% 55.500 54.142 97,6% 57.000 54.731 96% 58.500 55.517 94.9% 2. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS 50% 50,1% 100% 55% 53,9% 98% 60% 56,5% 94,2% 65% 55% 84,7% 70% 56.6% 80.8% 3. Desa Siaga Aktif 15% 16% 100% 25% 32,3% 100% 40% 65,3% 100% 67% 67,1% 100% 70% 65.3% 93.3%

Ket *) : Laporan Provinsi per 21 Januari 2015

B. ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA

Pusat Promosi Kesehatan pada tahun 2012 telah menetapkan target indikator yang ingin dicapai dalam yaitu meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan. Untuk mencapai sasaran strategis tersebut, Pusat Promosi Kesehatan telah menyusun 3 indikator kinerja utama. Pengukuran keberhasilan kegiatan dilakukan dengan membandingkan antara output dan

input melalui analisis deskriptif terhadap pelaksanaan kegiatan dan sub kegiatan. Analisis dilakukan dengan memantau berdasarkan definisi

operasional, kriteria keberhasilan, kondisi yang dicapai, capaian kinerja, permasalahan yang dihadapi, serta potensi yang dimanfaatkan untuk memecahkan permasalahan.

Uraian kinerja Pusat Promosi Kesehatan berdasarkan Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan adalah :

1. Persentase Rumah Tangga yang Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Rumah Tangga ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat merupakan upaya untuk memberdayakan anggota keluarga agar tahu, mau, dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

(21)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

21

Rumah Tangga Ber-PHBS didapatkan dari rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan sehat. Indikator ini merupakan indikator komposit dari 10 indikator, yaitu 1) pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, 2) bayi diberi ASI eksklusif, 3) balita ditimbang setiap bulan, 4) menggunakan air bersih, 5) mencuci tangan dengan air bersih

dan sabun, 6) menggunakan jamban sehat, 7) memberantas jentik di rumah sekali seminggu, 8) makan sayur dan buah setiap hari, 9) melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan 10) tidak merokok di dalam

rumah. Apabila dalam Rumah Tangga tersebut tidak ada ibu yang melahirkan, tidak ada bayi dan tidak ada balita, maka pengertian Rumah Tangga ber-PHBS adalah rumah tangga yang memenuhi 7 indikator.

Gambar 1 Target dan Capaian Rumah Tangga Ber-PHBS Tahun 2010 sampai Tahun 2014

Presentase realisasi Rumah tangga Ber-PHBS tahun 2014 sebesar 56,6% dari target sebesar 70% atau capaian sebesar 84,71% dari target yang ditetapkan yang merupakan target akhir Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2010 - 2014. Hasil tersebut menunjukkan bahwa target

70% rumah tangga yang Ber-PHBS pada tahun 2014 belum tercapai.

Tetapi dibandingkan dengan tahun 2013, realisasi capaian indikator Rumah Tangga Ber-PHBS mengalami kenaikan sebesar 2,8% serta ada kenaikan 12,97% dari capaian tahun 2010. Jumlah rumah tangga yang ber-PHBS tahun 2014 sebanyak 13.303.862 rumah tangga dari

T

R

R

R

R

R

T

T

(22)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

22

23.514.753 rumah tangga yang dipantau. Jumlah ini mengalami peningkatan dari jumlah rumah tangga yang ber-PHBS pada tahun 2013 yang sebanyak 11.650.412 rumah tangga dari 21.158.026 rumah tangga yang dipantau.

Berikut adalah persentase Rumah Tangga Ber-PHBS tiap provinsi berdasarkan laporan capaian kinerja dari provinsi tahun 2014:

Gambar 2. Capaian Kinerja Rumah Tangga Ber-PHBS per Provinsi Tahun 2014

Berdasarkan grafik tersebut, terlihat bahwa sebanyak 5 provinsi telah melebihi angka nasional. Presentase Rumah Tangga Ber-PHBS tertinggi adalah provinsi Jambi (72,4%), Jawa Tengah (71,1%), Bali (74,2),

Kalimantan Timur (75,3) dan Sulawesi Utara (76,6%). Sedangkan

presentase rumah tangga yang ber-PHBS terendah adalah Papua Barat (25,5%), Nusa Tenggara Barat (29,5%), dan Aceh (30,3%).

0 10 20 30 40 50 60 70 80 Pa p u a B ar at N u sa T en gg ar a … A ceh Su la wes i T en ga h Pa p u a D I Y o gy ak ar ta Kep u la u an R ia u Ma lu ku Kal im an ta n B ar at Kal im an ta n T en ga h Su la wes i T en gg ar a Ja wa Tim u r N u sa T en gg ar a … Kal im an ta n S el at an Ja wa B ar at R ia u Su m at er a B ar at Su la wes i S el at an Su la wes i B ar at B en gk u lu Ma lu ku Ut ar a In d o n es ia Su m at er a Ut ar a La m p u n g B an ten Su m at er a Sel at an B an gk a B el it u n g D KI Ja ka rt a G o ro n ta lo Ja wa Ten ga h Ja m b i B ali Kal im an ta n T im u r Su la wes i Ut ar a 25,5 29,5 30,3 31,4 37,4 37,5 37,8 38,4 40,7 44,1 44,5 48,3 49 49,7 51,4 51,9 53,3 53,4 53,6 53,8 55 56,58 60 60,5 61,1 64 64,9 69,3 69,4 71,1 72,4 74,2 75,3 76,6

(23)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

23

Upaya–upaya yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan Rumah Tangga Ber-PHBS adalah:

a) Melakukan penggalangan komitmen dan dukungan stakeholder guna mendukung peningkatan Rumah Tangga Ber-PHBS.

b) Melakukan koordinasi dengan lintas program dalam rangka sinkronisasi Rencana Kerja Tahunan.

c) Melakukan penggalangan kemitraan dengan dunia

usaha/swasta/INGO dalam pembangunan kesehatan.

d) Meningkatkan peran serta organisasi kemasyarakatan dalam mendukung pembangunan kesehatan.

e) Melakukan penguatan Gerakan Masyarakat dalam rangka

Peningkatan Rumah Tangga ber-PHBS melalui mobilisasi masyarakat dengan TP PKK dan pembinaan Saka Bakti Husada.

f) Melakukan peningkatan Akses Informasi dan Edukasi kepada Masyarakat melalui penyebarluasan informasi melalui berbagai saluran.

g) Melakukan penggerakan Masyarakat dakan peningkatan KIA melalui koordinasi secara intensif dengan TP-PKK/LS/LP.

h) Melakukan penggerakan Masyarakat dalam pengendalian malaria dengan meningkatan koordinasi dengan LS/LP dalam rangka penguatan forum/jejaring pengendalian malaria.

i) Meningkatkan pengetahuan yang komprehensif dan benar tentang HIV dan AIDS Penduduk Usia 15-24 tahun dengan meningkatkan koordinasi dengan LS/LP dan melakukan orientasi bagi fasilitator Kampanye Aku Bangga Aku Tahu.

j) Meningkatkan pengetahuan kelompok kunci tentang HIV dan AIDS. k) Melakukan penguatan pemberdayaan masyarakat dalam PPIA

melalui koordinasi dengan LS/LP/Kelompok Penjangkau dan pembinaan kelompok penjangkau dalam pembentukan kelompok dukung sebaya.

l) Melakukan penguatan pemberdayaan masyarakat dalam

pengendalian PTM melalui penguatan jejaring pengendalian Penyakit Tidak Menular.

(24)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

24

m) Melakukan Sosialisasi pengembangan Kebijakan Publik Berwawasan Kesehatan kepada LP/LS.

n) Melakukan koordinasi LP/LS dalam rangka peningkatan promosi kesehatan di Institusi Kesehatan.

o) Menyusun Rancangan Permenkes terkait upaya Promotif dan Preventif.

p) Mengembangkan Model Pemberdayaan Masyarakat di Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat.

q) Meningkatkan kapasitas 70 orang pelatih Pelatihan Pengembangan Pesan dan Media.

r) Meningkatkan kapasitas 70 orang pelatih Pelatihan Promosi Kesehatan di Rumah Sakit.

Realisasi Capaian indikator Rumah Tangga Ber-PHBS hingga akhir RPJMN 2014 tidak tercapai. Adapun permasalah yang dihadapi dalam rangka sebagai berikut:

a) Pencapaian indikator Rumah Tangga ber-PHBS sangat dipengaruhi oleh berbagai determinan diluar sektor kesehatan sehingga penanganannya memerlukan dukungan lintas sektor.

b) Kurangnya tanggung jawab nyata pemerintah daerah dalam memprioritaskan upaya promotif preventif sehingga capaian Rumah Tangga ber-PHBS tidak optimal.

c) Tenaga promosi kesehatan yang ada di Puskesmas sangat terbatas yaitu 4.144 orang atau hanya 0,46% (Berdasarkan Risfaskes 2011)

demikian pula masih terbatasnya tenaga promosi kesehatan di daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota).

d) Masih minimnya alokasi pembiayaan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat.

e) Indikator PHBS merupakan indikator dampak (Impact) sehingga sangat sulit untuk diukur setiap tahun dan harus melalui mekanisme pengumpulan data khusus.

(25)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

25

f) Indikator RT yang melakukan PHBS dihitung secara komposit dari 10 indikator. Bila salah satu indikator ada yang tidak tercapai akan

mempengaruhi secara total capaian indikator.

g) Terdapat beberapa indikator yang sangat dipengaruhi oleh ketersediaan sumber daya (sarana, prasarana, daya beli dan kebiasaan masyarakat) yang ada di daerah tersebut (Konsumsi Sayur dan Buah serta cuci tangan dengan benar).

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, Pusat Promosi Kesehatan telah dilakukan berbagai upaya diantaranya:

a) Melakukan revisi indikator kegiatan pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan untuk periode tahun 2015-2019 yaitu ; (1) Jumlah kebijakan publik yang berwawasan kesehatan, (2) Persentase Kab/Kota yang memiliki kebijakan PHBS, (3) Persentase Desa yang memanfaatkan dana desa 10% untuk UKBM, (4) Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan, (5) Jumlah organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung kesehatan.

b) Meningkatkan upaya advokasi kepada pemegang keputusan (di pemerintah daerah) untuk meningkatkan dukungan kebijakan

PHBS serta anggaran.

c) Meningkatkan kerjasama dengan lebih banyak dunia usaha, NGO, dan ormas untuk berperan aktif dalam mencapai indikator PHBS yang spesifik.

d) Meningkatkan ketersediaan dan kualitas Tenaga Promosi Kesehatan. e) Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, apabila dilihat berdasarkan

masing-masing indikator tunggal (tidak komposit), terdapat 5 indikator tunggal PHBS yang telah mencapai target RT yang ber

PHBS (diatas 70%). Indikator tersebut adalah Persalinan dibantu oleh

tenaga kesehatan (87,6%), Sumber Air Bersih Baik (82,2%), BAB di Jamban (81,9%), Tidak Merokok di dalam rumah (78,8%) dan

(26)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

26

Nilai-nilai positif atau pembelajaran yang bisa diambil dari indikator PHBS sehingga dapat menjadi acuan bagi program selanjutnya yaitu sbb :

a) Adanya peran serta masyarakat dalam peningkatan derajat kesehatannya, melalui kegiatan cuci tangan pakai sabun, tidak merokok di dalam rumah, buang air besar (BAB) di jamban, menggunakan air bersih, dan kegiatan pencegahan jentik nyamuk.

b) Adanya peran serta pemerintah daerah dalam membuat kebijakan yang berwawasan kesehatan seperti kebijakan kawasan tanpa rokok (KTR) dalam rangka pencapaian indikator PHBS.

(27)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

27

Gambar : Rekor MURI Cap jari pada saat Hari Kesehatan Nasional

Prestasi :

a) Provinsi Jawa Timur juara pelaksana terbaik di rumah tangga

tingkat nasional tahun 2012 kabupaten Madiun (Prakarti Pratama I), tahun 2013 kabupaten Ngawi (Prakarti Utama I),

tahun 2014 kabupaten Magetan (Prakarti Utama II).

b) Provinsi Jawa Tengah juara lomba PHBS Prakarti Madya Desa Pendowo kecamatan Godeh kabupaten Pemalang.

c) Kalimantan Timur juara I lomba PHBS tingkat nasional.

d) DKI Jakarta tahun 2009 dan 2011Prakarti Utama, tahun 2013 memperoleh Prakarti Madya.

e) Sulawesi Tengah dari 10 indikator PHBS ada 9 indikator yang sudah mencapai target hanya indikator ke 10 yang belum mencapai target.

2. Jumlah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Beroperasi

Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) merupakan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes diselenggarakan oleh tenaga kesehatan (minimal seorang bidan) dengan dibantu sekurang-kurangnya 2 (dua) orang kader.

(28)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

28

Poskesdes yang beroperasi adalah jumlah Poskesdes (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar) buka setiap hari dan dapat diakses dengan mudah oleh penduduk

di wilayah tersebut. Poskesdes diharapkan dapat melaksanakan kegiatan

pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa sekurang-kurangnya :

1. Melaksanakan pelayanan kesehatan dasar sesuai dengan

kompetensinya, berupa : (a) Pelayanan kesehatan ibu hamil, (b) Pelayanan kesehatan ibu menyusui, (c) Pelayanan kesehatan anak,

(d) Penemuan dan penanganan penderita penyakit.

2. Membina dan menumbuhkembangkan UKBM yang dibutuhkan oleh

masyarakat.

Gambar 3.Target dan Capaian Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) Beroperasi Tahun 2010 sampai Tahun 2014

Jumah Poskesdes yang beroperasi pada tahun 2014 mencapai 55.517 Poskesdes. Persentase capaian sebesar 94.90% dari target yang ditetapkan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa target 58.500 Poskesdes

yang Beroperasi pada tahun 2014 belum tercapai. Namun dari tahun ke tahun, jumlah Poskesdes yang Beroperasi meningkat. Jumlah target

58.500 Poskesdes adalah dari 69.249 desa sesuai dengan jumlah desa

0 10000 20000 30000 40000 50000 60000 70000 80000

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

70000 72000 55500 57000 58500 52279 52850 54142 54731 55517

T

T

T

T

T

R

R

R

R

R

(29)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

29

menurut Permendagri Nomor 18 Tahun 2013. Perubahan target terjadi pada tahun 2012 dengan ditetapkannya Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2012 melalui Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2011. Menindaklanjuti hal tersebut, berdasarkan hasil Midterm Review Renstra Kementerian Kesehatan tahun 2012 telah dilakukan revisi target indikator akhir Renstra tahun 2014 yang semula 78.000 menjadi 58.500 Poskesdes. Pada tahun 2014 pertambahan jumlah Poskesdes yang Beroperasi mencapai 786 unit Poskesdes dari capaian tahun 2013, dan bertambah 3.238 unit dari capaian tahun 2010.

Gambar 4. Capaian Kinerja Poskesdes Beroperasi per Provinsi Tahun 2014

Tiga provinsi dengan jumlah Poskesdes yang beroperasi terbanyak adalah Jawa Timur (8.618 Poskesdes), Jawa Tengah (7.720 Poskesdes), Jawa Barat (5.529 Poskesdes). Sedangkan provinsi yang memiliki

Poskesdes yang beroperasi paling sedikit adalah Papua Barat (90 Poskesdes), Sulawesi Barat (123 Poskesdes), dan Kepulauan Riau

(202 Poskesdes). - 1.000 2.000 3.000 4.000 5.000 6.000 7.000 8.000 9.000 Pa p u a B ar at Su law es i B ar at Kep u lau an Ri au M al u ku Uta ra G o ro n tal o Kep u lau an B an gk a B el it u n g D I Y o gy ak ar ta Bali B an ten Kal iman tan T en gah M al u ku Kal iman tan T imu r N u sa Ten gg ar a Ti mu r Pa p u a N u sa Ten gg ar a B ar at Jam b i Su law es i Uta ra Su law es i T en gg ar a Ri au D KI Jak ar ta Su law es i T en gah Kal iman tan B ar at Lamp u n g B en gk u lu Kal iman tan Se lat an Aceh Su mat er a B ar at Su mat er a Se lat an Su law es i Se lat an Su mat er a Uta ra Jaw a B ar at Jaw a Ten gah Jaw a Ti mu r 90 123 202 276 310 312 421 490 524 538 605 655 672 738 826 954 1.064 1.073 1.152 1.176 1.177 1386 1.467 1.559 1.732 2.298 2.493 2.497 2.887 3.953 5.529 7.720 8.618

(30)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

30

Hal-hal yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan jumlah Poskesdes yang Beroperasi adalah:

a) Melakukan koordinasi terkait perencanaan dengan PPSDM dan

advokasi ke pemerintah daerah untuk menyediakan tenaga bidan di Poskesdes.

b) Memasukkan Pembangunan Poskesdes berserta peralatan

kesehatan dan alat promosi kesehatan sebagai salah satu menu DAK Kabupaten/Kota Bidang Kesehatan pada tahun 2012 s.d 2014.

c) Melakukan koordinasi dalam upaya meningkatkan keterpaduan dalam pembinaan Poskesdes dengan lintas program dan sektor melalui Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Bidang Pelayanan Kesehatan setiap 6 bulan sekali. Namun belum ada kegiatan evaluasi efektifitas pokjanal yang dilakukan.

d) Membangun sistem Pencatatan dan Pelaporan Poskesdes dan UKBM terpadu dengan tujuan mengetahui pertumbuhan jumlah UKBM setiap tahun yang dimulai tahun 2014.

e) Menyusun Pedoman Penyelenggaraan Pemberdayaan Masyarakat dan Promosi Kesehatan bagi kepala Puskesmas.

f) Menyusun Kurikulum/Modul Pelatihan Promosi Kesehatan bagi Petugas Puskesmas.

g) Meningkatkan kapasitas 3077 bidan dan 3259 kader dalam rangka pencapaian target indikator PHBS.

h) Meningkatkan kapasitas 3.243 tenaga puskesmas dari 33 provinsi, dalam rangka peningkatan peran puskesmas dalam membina poskesdes yang berada di wilayah kerajanya.

Realisasi Capaian indikator Jumlah Poskesdes Beroperasi hingga akhir RPJMN 2014 tidak tercapai. Adapun permasalah yang dihadapi dalam rangka sebagai berikut:

a) Proiritas Pemda lebih pada upaya kuratif dan rehabilitative dibandingkan dengan upaya promotif preventif.

b) Kurangnya pemanfaatan dana DAK yang dialokasikan Pemerintah

(31)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

31

di Pemerintah Daerah dan tidak menjadi prioritas utama untuk pembangunan Poskesdes.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, Pusat Promosi Kesehatan telah melakukan berbagai upaya diantaranya:

a) Penggalangan komitmen pemerintah daerah untuk memprioritaskan upaya promotif dan preventif.

b) Penggalangan mitra potensial dunia usaha, NGO, dan ormas untuk berperan aktif dalam meningkatkan jumlah poskesdes yang beroperasi.

c) Membangun rumah tempat tinggal bagi Bidan yang menyatu dengan Poskesdes.

d) Membangun sistem pencatatan dan pelaporan Poskesdes yang akan dimulai pada tahun 2014.

Nilai-nilai positif atau pembelajaran yang bisa diambil dari program pembangunan Poskesdes sehingga dapat menjadi acuan bagi program selanjutnya yaitu sbb :

a) Mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui pembangunan poskesdes.

b) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan.

c) Poskesdes dibangun diatas tanah pemberian warga yang letaknya

(32)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

32

Gambar : Pembangunan Poskesdes yang Menggunakan Dana DAK Tahun 2014

3. Desa Siaga Aktif

Desa Siaga Aktif adalah desa dan kelurahan yang penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). Kriteria Desa dan Kelurahan Siaga Aktif meliputi : 1) Keberadaan dan keaktifan Forum Desa dan Kelurahan, 2) Keberadaan Kader Pemberdayaan Masyarakat/kader teknis Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, 3) Kemudahan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dasar yang buka atau memberikan pelayanan setiap hari, 4) Keberadaan UKBM yang dapat melaksanakan penanggulangan bencana dan kedaruratan kesehatan, survailans berbasis masyarakat, dan penyehatan lingkungan, 5) Terakomodasinya pendanaan untuk pengembangan Desa/Kelurahan Siaga Aktif dalam anggaran pembangunan desa/kelurahan, dari masyarakat dan dunia usaha, 6) Adanya peran serta aktif masyarakat dan organisasi kemasyarakatan dalam kegiatan kesehatan di Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, 7) Adanya Peraturan di tingkat desa atau kelurahan yang melandasi

(33)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

33

dan mengatur tentang pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif, 8) Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga di desa atau kelurahan.

Gambar 5 Target dan Capaian Desa Siaga Aktif Tahun 2010 sampai Tahun 2014

Persentase Desa Siaga Aktif tahun 2014 sebesar 65,3% atau 93,3% dari target yang ditetapkan. Dibandingkan realisasi persentase Desa Siaga Aktif tahun 2012 terdapat penurunan sebesar 2,7%. Jumlah Desa Siaga Aktif tahun 2014 sebanyak 53.052 desa dan kelurahan dari 81.253 desa dan kelurahan yang ada sesuai Permendagri Nomor 18 Tahun 2013. Pada tahun 2014 terdapat penurunan 1.430 Desa dan Kelurahan Siaga Aktif. 0 10 20 30 40 50 60 70

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 15 25 40 67 70 16 32,3 65,3 67,1 65,29

T

T

T

T

T

R

R

R

R

R

(34)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

34

Gambar 6. Target dan Capaian Desa Siaga Aktif perProvinsi tahun 2014

Berdasarkan grafik di atas, terdapat 18 provinsi yang melebihi capaian nasional. Tiga provinsi dengan capaian Desa Siaga Aktif terbanyak adalah Sumatera Barat (100%), Bengkulu (100%), dan Nusa Tenggara Barat (100%). Sedangkan provinsi yang perlu mendapatkan perhatian

khusus dalam pengembangan Desa Siaga Aktif dalah Papua Barat (1,99 %), NTT (15,69%), dan Papua (20,92%).

Hal-hal yang telah dilakukan dalam rangka meningkatkan Desa Siaga Aktif adalah:

a) Melakukan koordinasi secara intensif dan rutin setiap semester kepada lintas program dan lintas sektor melalui Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif di tingkat pusat dan daerah.

b) Melakukan sosialisasi Pedoman Pelaksanaan Pencatatan dan Pelaporan Desa dan kelurahan Siaga Aktif.

c) Melakukan sosialisasi Rencana Aksi Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif di 5 Daerah Binaan.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1,99 15,69 20,92 35,76 36,53 39,09 39,87 43,54 48,97 49,04 57,21 61,9 65,29 67,63 67,82 68,61 70,32 70,88 77,53 79,58 85,39 85,43 89,31 90,84 91,01 91,3 92,09 95,65 98,84 98,86 99,99 100 100 100

(35)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

35

d) Melakukan advokasi dan koordinasi secara berkesinambungan untuk meningkatkan komitmen seluruh provinsi agar membentuk dan mengaktifkan Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

Adapun berbagai masalah yang dihadapi dalam Desa Siaga Aktif adalah: a) Belum semua kabupaten/kota membentuk Pokjanal Desa/Kelurahan

Siaga Aktif

b) Kabupaten/Kota yang telah membentuk Pokjanal belum optimal

melakukan pembinaan terhadap desa/kelurahan siaga aktif.

c) Desa/Kelurahan Siaga Aktif menjadi SPM Kabupaten Kota, tetapi

masih banyak Pemerintah Kabupaten/Kota yang tidak

menganggarkan secara khusus untuk pengembangan

Desa/Kelurahan Siaga Aktif.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, Pusat Promosi Kesehatan telah melakukan berbagai upaya diantaranya:

a) Mengoptimalkan upaya advokasi untuk menggalang komitmen pemegang keputusan di daerah (provinsi dan kabupaten/kota) untuk membentuk dan mengaktifkan Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

b) Melakukan pembinaan terhadap kabupaten/kota yang telah membentuk Pokjanal Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.

Nilai-nilai positif atau pembelajaran yang bisa diambil dari program Desa/Kelurahan Siaga Aktif sehingga dapat menjadi acuan bagi program selanjutnya yaitu sbb :

a) Adanya peran serta masyarakat untuk mengidentifikasi dan mengatasi permasalahan kesehatan yang ada di desanya, melalui kegiatan Survey Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Mufakat Desa (MMD).

b) Meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bahaya/permasalahan kesehatan yang sewaktu-waktu bisa terjadi, melalui kegiatan simulasi bencana.

(36)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

36

Gambar : Program Desa Siaga Aktif

3.2 SUMBER DAYA

Pencapaian kinerja Pusat Promosi Kesehatan didukung oleh adanya sumber daya antara lain Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Anggaran, maupun Sumber Daya Sarana dan Prasarana.

a. Sumber Daya Manusia

Pegawai Pusat Promosi Kesehatan tahun 2014 sampai tanggal

31 Desember 2014 sejumlah 81 orang dengan komposisi sebagai berikut:

40,74%

59,26%

SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PROMOSI KESEHATAN

Laki-laki Perempuan

(37)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014 37 17% 11% 5% 1% 52% 14%

Jumlah Pegawai Pusat Promosi Kesehatan Berdasarkan Jabatan

Struktural PKM Ahli PKM Terampil Analis Kepegawaian JFU Non PNS Struktural PKM Ahli PKM Terampil Analis Kepegawaian JFU Non PNS

Berdasarkan diagram di atas dapat dilihat bahwa pegawai di Pusat Promosi Kesehatan berdasarkan jenis kelamin perempuan sebanyak 59,26% atau 48 orang dan laki-laki sebanyak 40.74% atau 33 orang.

Tabel 3.1 Jumlah Pegawai Pusat Promosi Kesehatan Berdasarkan Jabatan

NO JABATAN JENIS KELAMIN JUMLAH

LAKI-LAKI PEREMPUAN A. STRUKTURAL 4 10 14 1. Eselon II - 1 1 2. Eselon III 2 2 4 3. Eselon IV 2 7 9 B. FUNGSIONAL 20 36 56 1. PKM Ahli 4 5 9 2. PKM Terampil 2 2 4 3. Arsiparis - - 0 4. Analis Kepegawaian 1 - 1 5. Umum 13 29 42 C NON PNS 9 2 11 Jumlah 33 48 81

Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa pejabat struktural ada 14 orang (17,50%), terdiri dari perempuan sebanyak 10 orang dan laki-laki 4 orang. Selain itu, di Pusat Promosi Kesehatan terdapat 4 (empat) jabatan fungsional, terbanyak yaitu Jabatan Fungsional Umum sebanyak 42 orang

(38)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

38

(51,85%), Penyuluh Kesehatan Masyarakat (PKM) Ahli berjumlah 9 orang (11,11%), sementara PKM Terampil berjumlah 4 orang (4,94%), dan Analis

Kepegawaian sebanyak 1 orang (1,23%). Sementara pegawai Non PNS di Pusat Promosi Kesehatan sebanyak 11 orang (13,58%).

Tahun 2014 terjadi pengurangan pegawai Pusat Promosi Kesehatan, yang disebabkan karena :

1. Pegawai yang purnabakti sebanyak 2 orang. 2. Pegawai yang pindah sebanyak 1 orang

Adapun Sumber Daya Manusia menurut jabatan di Promosi Kesehatan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2 Jumlah Pegawai Pusat Promosi Kesehatan Berdasarkan Golongan

No Golongan Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan 1. IV D 1 1 2 IV B 2 2 4 3. IV A 2 8 10 4 III D 3 5 8 5. III C 6 9 15 6. III B 3 13 16 7. III A 5 5 10 8. II D 2 2 4 9. II C 0 2 2 10. II B 0 0 0 11. II A 0 0 0 12. Non PNS 9 2 11 Jumlah 32 49 81

Dari data di atas, dapat dilihat sebagaian besar pegawai pusat promosi kesehatan berada pada golongan III C dan III B masing-masing sebanyak

15 orang dan 16 orang, golongan paling sedikit berada pada golongan IV D, IV B, II D dan II C.

b. Sumber Daya Anggaran

Sumber Daya Anggaran yang termuat di DIPA Pusat Promosi Kesehatan pada tahun 2014 adalah sebesar Rp 101.042.999.000,- yang berasal dari APBN sebesar Rp. 94.791.940.000,- dan Hibah Luar Negeri (WHO,

(39)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

39

UNICEF, GAVI, dan Astellas) sebesar Rp 6.251.059.000,- Secara keseluruhan dari total anggaran yang terealisasi di Pusat Promosi Kesehatan tahun 2014 sebesar Rp 83.780.693.335,-

Tabel 3.3 Realisasi Anggaran Pusat Promosi Kesehatan Tahun 2013

NO SASARAN ANGGARAN REALISASI % APBN PHLN APBN PHLN 1 Peningkatan rumah tangga ber-PHBS 59.507.969.000 6.251.059.000 51.178.391.605 5.757.913.263 86,59 2 Peningkatan desa siaga aktif dan Poskesdes 12.180.358.000 9.413.865.684 77,29 3 Kegiatan pendukung promosi kesehatan 20.094.408.000 15.042.180.012 74,86 4 Layanan Perkantoran 3.009.205.000 2.388.342.771 79,37 Jumlah 94.791.940.000 6.251.059.000 78.022.780.072 5.757.913.263 83,58

c. Sumber Daya Sarana dan Prasarana

Nilai Saldo Awal Laporan per 1 Januari 2014 sebesar 67.597.062.159,-,

posisi Barang Milik Negara per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 72.216.707.067,- dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp. 43.847.165.589,-.

Ringkasan Barang Milik Negara Per Tahun Anggaran 2014 1. Mutasi BMN per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

a. Barang Persediaan

Saldo Persediaan pada Promosi Kesehatan Sekretariat Jenderal

Kementerian Kesehatan RI per 31 Desember 2014 sebesar Rp. 3.440.292.241,- (tiga milyar empat ratus empat puluh juta dua ratus

(40)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

40

sembilan puluh dua ribu dua ratus empat puluh satu rupiah), jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar Rp. 2.813.355.083,- (dua milyar delapan ratus tiga belas juta tiga ratus lima puluh lima ribu delapan puluh tiga rupiah) dan total mutasi persediaan selama periode laporan sebesar Rp. 609.017.158,- (enam ratus sembilan juta tujuh belas ribu seratus lima puluh delapan rupiah ).

Jumlah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:

Saldo Awal (Rp) Mutasi (Rp) Saldo Akhir (Rp)

117111 Barang Konsumsi 2,831,275,083 609,017,158 3,440,292,241

117113 Bahan untuk Pemeliharaan 0 0 0

117114 Suku Cadang 0 0 0

117199 Persediaan Lainnya 0 0 0

2,831,275,083 609,017,158 3,440,292,241

Uraian

JUMLAH

Total nilai barang persediaan yang dalam kondisi rusak dan usang adalah sebesar Rp.0 (nihil) yang terdiri dari barang persediaan dengan kondisi rusak senilai Rp.0 (nihil) dan kondisi usang senilai Rp. 0 (nihil).

b. Peralatan dan Mesin

Saldo Peralatan dan Mesin pada Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp. 34.488.527.456,- (tiga puluh

empat milyar empat ratus delapan puluh delapan juta lima ratus dua puluh tujuh ribu empat ratus lima puluh enam rupiah), jumlah tersebut terdiri dari saldo awal sebesar Rp. 33.790.026.152,- (tiga puluh tiga milyar tujuh ratus sembilan puluh juta dua puluh enam ribu seratus lima puluh dua rupiah), mutasi tambah sebesar Rp. 698.501.304,- (enam ratus sembilan puluh delapan juta lima ratus satu ribu tiga ratus empat rupiah), dan mutasi kurang sebesar Rp. 0,- (nihil).

Rincian mutasi Peralatan dan Mesin per bidang barang adalah sebagai berikut:

1) Alat Angkutan (3.02)

Saldo Alat Angkutan pada Satuan Kerja Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desemebr 2014 sebesar Rp 17.880.173.076,- (tujuh belas

milyar delapan ratus delapan puluh juta seratus tujuh puluh tiga ribu tujuh puluh enam rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal total

jumlah barang sebesar 67 unit dengan nilai sebesar Rp. 17.502.939.158,- (tujuh belas milyar lima ratus dua juta sembilan

ratus tiga puluh sembilan ribu seratul lima puluh delapan rupiah)

mutasi tambah jumlah barang 2 Unit dengan nilai sebesar Rp. 377.233.918,- (tiga ratus tujuh puluh tujuh juta dua ratus tiga

puluh tiga ribu sembilan ratus delapan belas rupiah), dan mutasi kurang jumlah barang 0 dengan nilai sebesar Rp. Nihil.

(41)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

41

Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp)

Pembelian Nihil Nihil

Transfer Masuk 377,233,918 Nihil

Hibah (Masuk) Nihil Nihil

Rampasan/Sitaan Nihil Nihil

Penyelesaian Pembangunan Nihil Nihil

Pembatalan Penghapusan Nihil Nihil

Reklasifikasi Masuk Nihil Nihil

Bangun Serah Guna Nihil Nihil

Bangun Guna Serah Nihil Nihil

Pertukaran Nihil Nihil

Perolehan Lainnya Nihil Nihil

Pengembangan Nilai Nihil Nihil

Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil

Penerimaan Aset dari Pengembangan Aset Renovasi Nihil Nihil

Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil

Mutasi Kurang Nihil tersebut meliputi:

Uraian Jenis Transaksi Intrakomptabel (Rp) Ekstrakomptabel (Rp)

Penghapusan Nihil Nihil

Transfer Keluar Nihil Nihil

Hibah (Keluar) Nihil Nihil

Pengurangan Nihil Nihil

Reklasifikasi Keluar Nihil Nihil

Koreksi Perubahan Nilai/Kuantitas Nihil Nihil

Koreksi Pencatatan Nihil Nihil

Perubahan Nilai Koreksi Tim Penertiban Aset Nihil Nihil

Penghentian BMN dari Penggunaan Nihil Nihil

Dari jumlah Alat Angkutan di atas, yang statusnya sedang dimanfaatkan oleh pihak ketiga adalah sejumlah 0 unit dengan nilai

sebesar Rp Nihil, sedang dalam proses penghapusan

/pemindahtanganan adalah 0 Unit dengan nilai sebesar Rp Nihil. Dari jumlah tersebut di atas, berdasarkan status kondisinya adalah sebagai berikut:

Uraian Kondisi Kuantitas (Unit) Nilai (Rp)

Baik 69 17,880,173,076

Rusak Ringan 0

Rusak Berat 0

Catatan:

Nilai (Rp) pada tabel di atas hanya diisi pada tingkat Satker. CaLBMN tingkat Wilayah, Eselon I, dan Kementerian tidak perlu mengisi kolom nilai (sesuai S-171/KN/2014).

(42)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2014

42

Kelompok barang Alat Angkutan yang statusnya dihentikan dari

penggunaan operasional pemerintah adalah 10 unit/

Rp. 2.653.122.000,-

Dalam kelompok barang alat angkutan yang statusnya dihentikan dari penggunaannya diantaranya 3 unit kendaraan (Toyota Kijang, Isuzu Panther dan Isuzu Elf) sedang dalam proses untuk dihapuskan, 1 Unit (sepeda motor Honda) kondisinya hilang, 5 Unit Ford Ranger statusnya akan dihibahkan dan 1 unit lagi Lori dorong statusnya dalam keadaan rusak berat.

2) Alat Bengkel dan Alat Ukur (3.03)

Saldo Alat Bengkel dan Alat Ukur pada Satuan kerja Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2014 sebesar Rp 350.000,- (tiga ratus lima puluh ribu rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal total jumlah barang sebesar 1 unit dengan nilai sebesar Rp 350.000,- (tiga ratus lima puluhn ribu rupiah) mutasi tambah jumlah barang 0 Unit

dengan nilai sebesar Rp Nihil, dan mutasi kurang jumlah barang 0 dengan nilai sebesar Rp. Nihil.

3) Alat Kantor dan Rumah Tangga (3.05)

Saldo Alat Kantor dan Rumah Tangga pada Satuan kerja Pusat Promosi Kesehatan per 31 Desember 2014 sebesar 1900 unit dengan nilai sebesar Rp 8.062.653.775,- (delapan milyar enam puluh dua juta enam ratus lima puluh tiga ribu tujuh ratus tujuh puluh lima rupiah). Jumlah tersebut terdiri dari saldo awal total jumlah barang sebesar 1.893 unit dengan nilai sebesar Rp 7.838.936.389,- (tujuh milyar delapan ratus tiga puluh delapan juta sembilan ratus tiga puluh enam ribu tiga ratus delapan puluh sembilan rupiah) mutasi tambah jumlah barang 7 Unit dengan nilai sebesar Rp 223.717.386,- (dua ratus dua puluh tiga juta tujuh ratus tujuh belas ribu tiga ratus delapan puluh enam rupiah), dan mutasi kurang jumlah barang 0 dengan nilai sebesar Rp. Nihil.

Gambar

Tabel 2.2  Target Capaian Indikator Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan  Promosi Kesehatan
Tabel  3.1    Target  dan  Realisasi  Indikator  Kinerja  Kegiatan  Pemberdayaan             Masyarakat dan Promosi Kesehatan Tahun 2014
Tabel  3.2  Target  dan  Realisasi  Indikator  Kinerja  Kegiatan  Pemberdayaan  Masyarakat dan Promosi Kesehatan tahun 2010 sampai tahun 2014
Gambar 1  Target dan Capaian Rumah Tangga Ber-PHBS  Tahun 2010 sampai Tahun 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

5 Penelitian lain yang dilakukan oleh Reis dkk pada tahun 2012 juga menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kanker serviks dengan

Dalam pemerintah sosialis, jika perusahaan dianggap penting untuk mendukung perekonomian bangsa dan kebutuhan dapat dipenuhi dengan lebih efisien, maka pemerntah dapat ikut ambil

Berdasarkan kenyataan yang terjadi, stigma atau labeling negatif dari masya- rakat terhadap orang yang mengalami gangguan ini seringkali muncul di ber- bagai

[r]

[r]

berikut :Diuretic Tiazid : merupakan golongan yang umum digunakan seluruh obat –obat golongan ini bekerja pada tubulus disatl ginjal dan memiliki efek...

Jenis anggrek TNGHS yang dipertelakan oleh Mahyar dan Sadili (2007) sebanyak 236 jenis dari 67 marga dengan 47 jenis endemik namun sebaran, potensi dan pemanfaatan

Kondisi ekonomi yang kurang dengan tingginya pengangguran atau sumber penghasilan yang tidak tetap di Muntigunung merupakan kondisi yang juga menghambat upaya persalinan di