• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAMPIRAN SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN REPLANTING BGA Nomor :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAMPIRAN SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN REPLANTING BGA Nomor :"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1 | P a g e E D S - 2 0 1 7 1. Redesign Block

a. Pekerjaan Redesign Block akan dikerjakan oleh Kontraktor yang sudah ditunjuk oleh Pihak Perusahaan, termasuk didalamnya pekerjaan Pancang Rumpukan, Pancang Jalan, Pancang Parit, Pancang Contour, Pancang Tanam dan pekerjaan pancang lainnya yang terkait dengan Replanting tanaman. Ketentuaan dan mekanisme kerjanya diatur dalam perjanjian tersendiri yang terpisah dari Lampiran Spesifikasi Teknis Pekerjaan ini.

b. Tujuan Redesign Block untuk mengoreksi kelemahan Design kebun yang lama dari aspek maksimalisasi utilitas lahan untuk tanaman, kemudahan dalam kegiatan perawatan dan Panen, Water Management, Soil Conservation, Jalan dan Jembatan dsb.

2. Menumbang,Chipping, Bongkar Bonggol, Akar dan Tunggul

Land Clearing di areal yang akan direplanting harus benar-benar bersih (Clean Clearing) dari batang sawit, Bonggol, Akar dan Tunggul. Karena resiko terbesar dari Pekerjaan Replanting adalah terserang Ganoderma. Ganoderma berkembang biak di perakaran sawit dan batang sawit. Pekerjaan Tumbang, Chipping, Bongkar Bonggol, Akar dan Tunggul dilakukan bersamaan oleh satu alat agar kerjanya lebih efesien dan efektif.

a. Penumbangan : Batang Sawit ditumbang dengan menggunakan Excavator PC 200.

b. Chipping : Setelah kelapa sawit ditumbang maka mulai dilakukan pencincangan batang kelapa sawit (chipping) dengan ketebalan tidak lebih dari 10 cm dimulai dari sisi bonggol kelapa sawit.

c. Bonggol & Akar : Harus dilakukan pembongkaran dengan ukuran 2 meter (P) x 2 meter (L) x 1,5 meter (D). Lubang tsb dibiarkan terbuka dan terkena sinar matahari minimal selama 2 minggu sebelum ditutup kembali.

d. Rumpukan Chipping (area datar) : harus teratur rapih, lurus mengikuti pancangan dan tidak menyebar. Lebar rumpukan chiping maksimal 4 meter, tinggi rumpukan chipping maksimal 2 meter, dan setiap 75 meter dibuatkan jalan supervisi (lorong selebar 2 meter). Rumpukan Chipping (area teras) : Tumbang/Chipping dengan ketebalan tidak lebih dari 10 cm pada areal lereng atau berbukit rumpukan harus disebar tipis, karena di areal berbukit akan dibuat Teras Contour setelah selesai pekerjaan Chipping.

e. Pelepah kelapa sawit : dipotong per 2 meter diletakkan terpisah dari rumpukan batang kelapa sawit, disusun terlungkup (punggung pelepah berada di atas) dan searah barisan rumpukan.

f. Semak , anak kayu, anak sawit liar harus disekalian dibersihkan.

g. Pekerjaan Chipping termasuk dilakukan untuk pokok mati dan pokok tumbang. 3. Plough dan Harrow

a. Tujuan pekerjaan Plough dan Harrow ini adalah untuk memutus seluruh perakaran sawit tua agar tidak menjadi inang bagi penyebaran Ganoderma.

b. Kedalaman bajak 25 – 30 cm.

c. Plough atau Bajak dilakukan 2 kali interval antara Bajak ke-1 dengan Bajak Ke-2 : 1 – 2 minggu. Kemudian diikuti dengan Harrow (garu).

d. Lebar Plough & Harrow : 2 meter sepanjang jalur tanam baru (jalur tanam Replanting).

(2)

2 | P a g e E D S - 2 0 1 7 4. Pembuatan Main Road (Jalan Utama)

a. Jalan yang akan dibuat telah ditentukan oleh Pihak Pertama berdasarkan Redesign

Block agar kedepannya kebun berjalan lebih efektif dan efesien.

b. Jalan yang dibuat slopenya tidak melebihi 7o sehingga mudah dilalui kendaraan bermuatan.

c. Semua jalan dibuat lurus untuk areal datar (kemiringan lahan 0o sd 6o) sedangkan untuk areal slope > 60 maka jalan harus dibuat mengikuti pancangan yang dibuat oleh Pihak Pertama dengan tingkat kemiringan jalan tidak melebihi 70.

d. Permukaan jalan harus rata dan padat untuk menghindari air meresap di badan jalan. e. Untuk mengurangi kecepatan air limpasan (aliran dipermukaan badan jalan) yang

menyebabkan terjadinya penggerusan badan jalan maka harus dibuatkan : Rorak (road side pit) dan Parit sodetan (cutting side drain)

f. Semua jalan harus mempunyai parit tepi jalan (side drain) yang efektif. Pada jalan di areal atau daerah yang tidak memungkinkan dibentuk side drain (terjal dan rendahan) maka perlu dibuat rorak tepi jalan (road side pit). Parit tepi jalan dan rorak tepi jalan dapat dilihat pada Gambar.

g. Setiap ada kesempatan untuk mengeluarkan air dari side drain perlu dibuat parit sodetan (cutting side drain) dapat dilihat pada Gambar.

h. Lebar badan Main Road adalah 9 meter dan daerah meridian jalan 3 meter di sisi kiri dan kanan badan jalan.

i. Pembuatan badan (darat) dilakukan dengan pengupasan seluruh tanah lapisan atas (top soil) sehingga tidak tersisa vegetasi yang tumbuh di atasnya menggunakan Bulldozer;

j. Selanjutnya dilakukan pembentukan badan jalan yaitu membentuk permukaan cembung di tengah dengan kemiringan 5%.

k. Tanah kupasan yang tertumpuk pada daerah meridian jalan diratakan sehingga tidak terbentuk gundukan tanah.

l. Setiap jarak 25 – 40 meter dibuat drainage pembuangan air mengarah ke dalam block pada daerah yang lebih rendah.

m. Pada daerah jalan yang menurun maka parit drainage tersebut berjarak minimal 25 meter dari posisi parit yang memotong badan jalan.

n. Pembuatan MR di areal rendahan dengan menimbun badan jalan menggunakan excavator. Tanah timbunan diperoleh dari hasil galian parit di sisi dalam block dengan ukuran 4 x 4 x 2,5 meter (pembuatan parit kanan kiri jalan hanya diperbolehkan untuk

MR, sedangkan di CR DILARANG). Pembuatan parit ini berjarak 1 meter dari sisi

badan jalan, dengan demikian lebar badan jalan adalah netto. Pembuatan parit jalan ini TIDAK TERMASUK dalam perhitungan BAPP pekerjaan pembuatan parit.

(3)

3 | P a g e E D S - 2 0 1 7 Gambar 4.1. Parit Tepi Jalan

Gambar 4.2. : Parit Tepi Jalan (Road Side Pit)

(4)

4 | P a g e E D S - 2 0 1 7 5. Pembuatan Collection Road 7 meter (Jalan Produksi)

a. Jalan yang akan dibuat telah ditentukan oleh Pihak Pertama berdasarkan Redesign Block agar kebun berjalan efektif dan efesien selama 25 tahun ke depan. Jalan yang dibuat slopenya tidak melebihi 7o sehingga mudah dilalui kendaraan bermuatan. Design jalan dibuat oleh konsultan dengan mempertimbangkan kemudahan transportasi, utilisasi lahan, minimalisasi pembuatan jembatan, aspek water management, soil conservation dsb.

b. Lebar badan Collection Road adalah 7 meter dan daerah meridian jalan 3 meter di sisi kiri dan kanan badan jalan;

c. Pembuatan badan (darat) dilakukan dengan pengupasan seluruh tanah lapisan atas (top soil) sehingga tidak tersisa vegetasi yang tumbuh di atasnya dengan menggunakan Bulldozer;

d. Selanjutnya dilakukan pembentukan badan jalan yaitu membentuk permukaan cembung di tengah dengan kemiringan 5%.

e. Tanah kupasan yang tertumpuk pada daerah meridian jalan diratakan sehingga tidak terbentuk gundukan tanah.

Gambar 4.3. Jalan Utama (Main Road)

(5)

5 | P a g e E D S - 2 0 1 7 f. Setiap jarak 25 – 40 meter dibuat drainage pembuangan air mengarah ke dalam

block pada daerah yang lebih rendah;

g. Pada daerah jalan yang menurun maka parit drainage tersebut berjarak minimal 25 meter dari posisi parit yang memotong badan jalan;

o. Pembuatan badan jalan CR di daerah rendahan dilarang dilakukan penimbunan dengan cara menggali parit kanan dan atau kiri jalan. Tanah timbunan untuk badan jalan di areal rendahan harus didatangkan dari luar block, pekerjaan ini dilakukan oleh pihak Pertama atau dengan SPK terpisah. Tujuan penghindaran pembuatan parit kanan kiri jalan CR adalah : menghindari biaya pembuatan titi panen, memudahkan implementasi mekanisasi. Sebagai pengganti parit kanan kiri CR maka di buatkan parit tengah block yang tersambung ke Parit Collector maupun Parit Utama.

6. Pembuatan Gorong - Gorong dan Jembatan

a. Lokasi pembuatan Pembuatan jembatan dan gorong di lapangan ditentukan oleh Pihak Pertama berdasarkan Redesign Block.

b. Mengingat di areal Replanting ketersediaan kayu log sulit dan penggunaan kayu untuk meterial jembatan juga tidak selaras dengan prinsip RSPO maka sebagai alternatif digunakan Spiral Pipe atau Nestable Flange atau Multiple Plate Pipe. Bahan ini mudah dan cepat dalam pemasangan. Jika lebar melebihi diameter Pipe maka sehingga tidak bisa hanya dipasang 1 Pipe maka dipasang 2 sd 3 Pipe paralel mengikuti lebar parit atau sungai.

c. Pengerjaan Spiral Pipe atau Nestable Flange atau Multiple Plate Pipe menjadi tanggungjawab Pihak Pertama.

d. Keunggulan baja bergelombang dibandingkan dengan buist beton yaitu lebih mudah dalam perencanaan dan disain, mudah dipasang dan lebih ekonomis (tidak perlu tenaga ahli, tanpa pemeliharaan, tahan lama dan relatif tahan terhadap pergerakan), dan lebih murah.

(6)

6 | P a g e E D S - 2 0 1 7 Gambar 6.3. : Pemasangan Nestable Flange Paralel.

7. Pembuatan Teras Kontour

Tabel : Acuan Pembuatan Teras

Kemiringan Lahan (Derajat) Lebar Teras (Meter) Back Slope (Derajat)

< 2 Penanaman Lurus -

2 – 6 Penanaman Lurus

Teras konservasi air pada jarak 32 m

-

6 – 12 4,9 meter 10 derajat

12 – 18 4,3 meter 15 derajat

18 – 21 3,7 meter 15 derajat

a. Pembuatan teras kontur sangat ditentukan oleh tingkat kemiringan lahan, seperti yang terlihat pada Tabel : Acuan Pembuatan Teras.

b. Teras harus dibuat miring ke arah bukit (Back Slope) dengan derajat kemiringan tergantung kemiringan lahan.

c. Lebar teras juga bervariasi tergantung kemiringan lahannya, lihat Tabel : Acuan Pembuatan Teras.

d. Setiap jarak 20 m dibuat Stop Bund dibuat untuk mengontrol pergerakan limpasan air. Ukuran 1/3 lebar teras dengan ketinggian 0,5 m.

e. Lahan dengan kemiringan lebih dari 40% atau lebih dari 21,8o DILARANG DITANAM dan dibiarkan untuk program HCV, tetapi akses jalan dari lahan yang ditanam ke lahan yang tidak ditanam harus dibuat dan tetap dilakukan perawatan.

f. Pada bagian kelerengan yang terjal maka teras kontour diputus untuk kemudian dilanjutkan pada kelerengan selanjutnya;

8. Treatment Areal Pasir

a. Areal Pasir Type Spodik A (Pasir-Hardpan-Kaolin) :

Areal Spodik yang memiliki lapisan bawah Kaolin maka hardpan (dengan berbagai kedalaman hardpan) WAJIB DIPECAH dan dibuat parit discontinue sedalam 50 cm dan eks galian dibumbun ke sekitar piringan. Parit discontinue disambung dengan water reservoir (ukuran 4 m x 1 m) – lihat gambar.

b. Areal Pasir Type Spodik B (Pasir-Hardpan-Pasir Kuarsa) :

Jika lapisan hardpan < 30 cm terdapat lapisan kuasa di bagian bawah maka hardpan tidak boleh dipecah dan dibuat perlakuan individual silt pit (2 :1) dengan kedalaman < 30 cm, eks galian individu silt pit harus diletakan di sekitar piringan (dijadikan Mounding).

(7)

7 | P a g e E D S - 2 0 1 7 c. Areal Pasir Type Spodik C (Sandy-Hardpan-Kuarsa) :

Jika lapisan Hardpan > 30 cm terdapat lapisan kuarsa di bagian bawah maka hardpan tidak boleh dipecah dan dibuat perlakukan individual Silt Pit (2:1) dengan kedalaman > 30 cm, eks galian indivdual silt pit wajib diletakan disekitar piringan (mounding).

9. Memancang

Pekerjaan memancang dilakukan oleh Pihak Pertama yang diwakili oleh Pihak yang telah ditunjuk bertanggungjawab dalam redesign kebun, pancang tanam, pancang rumpukan, pancang jalan, pancang parit, pancang teras dll.

(8)

8 | P a g e E D S - 2 0 1 7 10. Membuat Lobang Tanam

Lobang tanam dibuat dalam 3 spesifikasi sesuai jenis tanah :

a) Mineral : lobang tanam mekanis menggunakan Excavator PC 40, lobang tanam dibuat sedalam 60 x 60 x 50 cm.

b) Rendahan : menggunakan tenaga manual, ukuran lobang 40 x 40 x 50 cm. c) Pasir : big hole ukuran 100 x 100 cm dengan kedalaman lobang sampai

kedalaman menembus lapisan hardpan (maksimal 150 cm) menggunakan Excavator PC – 200. Kemudian lobang ditimbun kembali mengunakan seresah /bahan organik dan dipadatkan dengan bucket. Selanjutnya diisi tanah topsoil sampai masih tersedia lobang sedalam 50 cm (0,5 M3).

11. Areal Gambut dan Rendahan Pembuatan CECT

Cara penanganan Chipping di areal gambut berbeda dengan cara penanganan di areal mineral datar maupun areal mineral hilly. Hasil Chipping di areal gambut harus dimasukan ke dalam CECT (Close Ended Conservation Trenches) tujuannya agar rumpukan chipping tidak dijadikan tempat berkembangbiaknya Oryctes.

CECT dibuat dengan menggunakan Excavator PC-200 dengan ukuran : Lebar atas 2,4 m x Lebar bawah 1,8 m x Dalam 1,2 m. Dibuat setiap baris pokok ke 4 (rasio 1 : 4). Awal penggalian dimulai dan berakhir dari pinggir Collection Road dengan jarak 4,75 m. Tanah galian pembuatan CECT ditarik ke arah Pasar Pikul dan digunakan untuk Pembuatan Chambering. Pembuatan Chamber atau batok tengkurap di pasar pikul tujuannya agar tidak ada genangan air di area pasar rintis. Pemadatan area Chambering lebih tinggi 40 – 50 cm dari muka air tanah (lihat gambar).

Pekerjaan CECT dilakukan sekaligus menutup lubang ex penggalian bonggol dan perakaran. Pada saat pengerjaan CECT harus dibuatkan pancang pembatu yang letaknya lurus dengan pancang awal sehingga menjadi panduan untuk Operator Excavator karena operator bekerja dengan posisi mundur. Tujuannya agar hasil pembuatan CECT lurus.

Pada areal gambut dan rendahan semua pelepah, bahan-bahan cacahan, bonggol, tunggul, dan akar harus ditempatkan pada CECT. Tidak diperbolehkan ada yang tertinggal di dalam ataupun di atas Chamber. Semua hasil Chipping, Daun , Bonggol, Akar dan sampah lainnya harus tergenang air sehingga tidak bisa dijadikan tempat bersarangnya dan berkembang biak Oryctes. CECT tidak ditembuskan ke parit tengah (berjarak 6 meter dari parit tengah dan 8 meter dari Kanal).

Field Drain

Dikerjakan dengan Excavator PC 100. Rasio Panjang Field Drain per Ha = 339 m. Fungsi Field Drain adalah untuk konservasi tanah dan air.

Field Drain dikerjakan berselang satu dengan CECT dengan ukuran Lebar Atas 1 m x Lebar Bawah 0,8 m x Dalam 0,8 m.

(9)

9 | P a g e E D S - 2 0 1 7 Pada saat pengerjaan Field Drain harus dibuatkan pancang pembatu yang letaknya lurus dengan pancang awal sehingga menjadi panduan untuk Operator Excavator karena operator bekerja dengan posisi mundur. Tujuannya agar hasil pembuatan Field Drain lurus.

Setiap tunggul atau sisa-sisa kayu yang melintang di Parit Field Drain harus dipotong dan dibersihkan. Setiap Parit Field Drain ditembuskan ke Parit Tengah. Ujung Field Drain berjarak 8 m dari pinggir Kanal.

Parit Tengah

Dikerjakan dengan Excavator PC 100. Rasio Panjang Parit Tengah per Ha = 42 m. Jarak Parit Tengah ke Kanal = 125 m.

Parit Tengah dikerjakan dengan jarak 125 m dari pinggir Kanal dengan ukuran : Lebar Atas 1 m x Lebar Bawah 0,8 m x Dalam 1 m.

Semua tunggul-tunggul yang belum mengalami dekomposisi dan yang melintang pada jalur Parit Tengah harus dipotong dan dibersihkan

Di ujung Parit Tengah harus dipasang Over Flow agar air tidak cepat keluar ketika tidak turun hujan atau pada saat musim kemarau.

Compacting jalur tanam

Dikerjakan dengan Excavator PC 100. Rasio Panjang yang dicompac per Ha = 1.320 m.

Compacting dilakukan pada jalur tanam, yang berfungsi untuk menyediakan media bagi perakaran tanaman, sehingga tanaman lebih baik atau kokoh dalam pertumbu hannya.

Lebar padatan pada jalur tanam adalah : 3 m, pada compacting pertama tanah gambut akan turun sekitar : 30 – 35 cm.

Jumlah compacting pada areal yang akan ditanami adah 2 kali atau bolak balik. Cambering

Dikerjakan dengan Excavator PC 100. Rasio Panjang yang di Cambering per Ha = 750 m. Fungsi dari Cambering : Untuk mencegah terjadinya genangan air pada pokok sawit. Untuk mencegah terjadinya genangan air pada pasar rintis khususnya pada saat turun hujan, karena air akan langsung mengalir ke CECT dan Field Drain, dan

memudahkan evakuasi TBS.

Cambering dikerjakan setelah pekerjaan compacting, tanah galian dari CECT dan Field Drain ditarik ketengah dengan bucet Excavator.

Tinggi cambering dari dasar tanah atau titik nol adalah 25 – 30 cm dengan membentuk batok tengkurap.

(10)

10 | P a g e E D S - 2 0 1 7 Gulma dan sisa-sisa chipping yang masih ada pada saat cambering harus dibersihkan dengan dimasukkan ke dalam CECT.

Lubang Tanam

Dikerjakan setelah dilakukan pancang tanam. Sistem lubang adalah Hole in Hole. Lubang tanam dikerjakan secara mekanis, dengan menggunakan excavator yang arm-nya telah dimodifikasi, yang disebut Puncher dengan ukuran hole luar : lebar atas x lebar bawah x dalam = 100 cm x 55 cm x 60 cm. Dan hole dalam dengan ukuran diameter 40 cm dengan tinggi 40 cm.

Tanah gundukan yang terjadi karena pengaruh trek excavator pada saat maju melakukan houling harus diratakan kembali.

Lubang tanam tidak boleh dibiarkan lebih dari 3 hari baru ditanami oleh karena sifat tanah gambut yang irreversible drying (tidak balik)

(11)

11 | P a g e E D S - 2 0 1 7 Lampiran Gambar

Bentuk Alat Chipping & Dilengkapi dengan “Taring Belah” Hasil Chipping disusun rapih dan mengikuti pancang

Lebar Rumpukan Chipping 4 meter dan tinggi 1 meter, setiap 75 meter dibuat jalan supervisi dengan lebar 2 meter

Jalan Supervisi setiap 75 m dengan lebar 2 m

Lebar Chipping < 10 CM dan Kemiringan 45o sd 60o agar hasil chipping cepat melapuk.

Deboling = Bongkar bonggol dan akar sawit yang tertinggal.

1,5 m 2 m

2 m

Ukuran Lubang bongkar bonggol dan akar sawit P = 2 m, L = 2 m, D = 1,5 m.

Pekerjaan ini harus dilakukan 1 – 6 sebelum pekerjaan replanting dimulai. Ukuran Lubang 2 m x 2 m x 1,5 m. Bonggol dan akar harus dicincang. Penutupan lubang dilakukan setelah 2 minggu dari sejak lubang bonggol digali. Untuk areal yang berpotensi Banjir atau tergenang maka penutupan lubang bonggol dapat langsung dilakukan penutupan setelah mendapat persetujuan TERTULIS dari RH.

(12)

12 | P a g e E D S - 2 0 1 7 Kedalaman Bajak (Plouging) 25 – 30 cm. Plough atau Bajak dilakukan 2 kali, interval antara Bajak ke-1 dengan Bajak Ke-2 : 1 – 2 minggu, kemudian diikuti dengan Harrow (garu). Lebar Plough & Harrow : 2 meter sepanjang jalur tanam.

Ploughing Harrowing

Hasil Ploughing & Haroowing

Pembuatan Silt Pit di areal Teras dengan ukuran (P) 1,8 m x (L) 0,9 m x 0,8 (D), jarak dari dinding teras 0,3 m. Dibuat untuk area yang memiliki musim kemarau ekstrim. Berfungsi sebagai focal feeding.

Pembuatan Parit harus menggunakan bucket Excavator berbentuk V, tujuannya agar dinding tanah tidak mudah runtuh sehingga memperpanjang masa pencucian parit. Pembuatan Main Drain1 (kanal) dengan dimensi : 4,0 m (lebar atas) x 4,0 (lebar bawah) x 3,0 (Dalam). Pembuatan Main Drain 2 dengan dimensi : 3,0 m (lebar atas) x 1,0 (lebar bawah) x 2,0 (Dalam). Pembuatan Main Drain 3 dengan dimensi : 2,4 m (lebar atas) x 1,8 (lebar bawah) x 1,8 (Dalam). Pembuatan Parit Tengah dengan dimensi : 2,0 m (lebar atas) x 1,0 (lebar bawah) x 1,0 (Dalam). Pembuatan Field Drain dengan dimensi : 1,0 m (lebar atas) x 0,6 (lebar bawah) x 0,75 (Dalam).

(13)

13 | P a g e E D S - 2 0 1 7 Alat Pelubang di areal gambut : Hole in Hole

(14)

14 | P a g e E D S - 2 0 1 7 Field Drain

(15)

15 | P a g e E D S - 2 0 1 7 Compacting Jalur Tanam di Areal Gambut

Cambering

Proses Cambering

Gambar

Gambar 4.2. : Parit Tepi Jalan (Road Side Pit)
Gambar 4.3. Jalan Utama (Main Road)
Gambar 6.1. : Nestable Flange                          Gambar 6.2. Multi Plate Pipes

Referensi

Dokumen terkait