PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI TERHADAP ETIKA
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris Pada Mahasiswa Jurusan Akuntansi Program S1 dan
Program Diploma 3 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja)
1
Made Pasek Swi Shantanu,
1Ni Kadek Sinarwati,
2Anantawikrama Tungga Atmaja
Jurusan Akuntansi Program S1
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja,Indonesia
e-mail:{pasekswi21@gmail.com,kadeksinar20@gmail.com,
anantawikramatunggaatmadja@gmail.com}@undiksha.ac.id
Abstrak
Kelemahan-kelemahan sistem pelaporan dalam segi etika dan professional masih sering terjadi di Indonesia. Hal ini menarik untuk menjadi topik pembicaraan, karena kasus seperti ini masih sering terjadi di perusahaan-perusahaan ternama di Indonesia yang hampir mengalami kepailitan akibat kurangnya etika dan sikap professional akuntan dalam membuat laporan keuangan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Responden yang digunakan adalah 66 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner kepada seluruh responden. Skala pengukuran yang digunakan adalah skala likert. Penelitian ini menggunakan uji hipotesis statistik non parametrik yaitu: uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan.
.
Kata kunci: Persepsi, Mahasiswa, Etika, Penyusunan Laporan Keuangan. Abstract
Weakness of reporting system in term of ethics and professional still common in Indonesia. It is exciting to be a topic of conversation, because these cases often occurred in top companies in Indonesia which is almost insolvent as a result of the lack of ethics and professional attitude accountant in the financial statements. The purpose of this study was to determine differences in students' perceptions of the ethics of accounting financial statements. Respondents used were 66 respondents. Data was collected by spreading questionnaires for all respondents. Measurement scale used is the Likert scale. This study used a non-parametric statistical hypothesis test namely: Wilcoxon test. The result of this study shows there is a difference in perception between the student of Akuntansi Program S1 and D3 Akuntansi on the financial statements ethics.
PENDAHULUAN
Pada dasarnya suatu etika akan
lahir dan mampu diaplikasikan oleh
individu-individu karena individu mampu merefleksikan beberapa hal yang terkait
dengan prilaku dan ucapan yang
spontanitas sesuai dengan keadaan yang kita terima. Etika merupakan suatu batasan yang didalamnya terdapat norma dan nilai mengenai prilaku individu terhadap individu lainnya.
Sesuai dengan dibentuknya etika
sebagai suatu ilmu, individu-individu
dituntut untuk selalu berprilaku yang tidak merugikan orang lain dan dirinya sendiri,
serta tidak melakukan prilaku yang
menyimpang dari etika yang telah
ditetapkan sesuai dengan kondisi
lingkingan dimana individu itu berada. Di era globalisasi ini etika dituntut dimiliki oleh semua individu baik dalam menjalankan profesi sebagai pekerja yang dituntut untuk selalu mampu beretika yang baik sehinga tidak merugikan lingkungan dan tempat individu tersebut bekerja sesuai dengan profesinya.
Organisation For Economic Cooperation and Development (OECD,
2010), menyatakan telah terjadi berbagai penyimpangan dalam beretika sehingga menyebabkan adanya inflasi global yang terjadi di Indonesia. Banyak perusahaan yang menutup usahanya, memutuskan kontrak kerja terhadap kariawan sehingga banyak terjadinya pengangguran yang
mengakibatkan krisis ekonomi yang
merugikan Negara. Situasi dan kondisi
seperti ini sebagai seorang akuntan
merupakan suatu kondisi yang tidak
memungkinkan untuk menjalankan
profesinya karena dengan adanya krisis
ekonomi mengurangi kepercayaan
terhadap kinerja yang diberikan yang pada akhirnya mengakibatkan kualitas laporan keuangan menjadi tidak baik.
Untuk menanggulangi terjadinya
krisis kepercayaan terhadap profesi
akuntan kedepannya, Indonesia sebagai
Negara belum mampu mengikuti
perkembangan IPTEK yang menggelobal sehingga akuntan-akuntan yang dimiliki
juga belum mampu menghasilkan
pelaporan-pelaporan keuangan sesuai
dengan yang telah menggelobal. Krisis ekonomi seperti ini juga pernah terjadi pada tahun 1997 di Indonesia yang merupakan puncak dari kurangnya prilaku positif yang dimiliki oleh pihak-pihak terkait. Credit
Lyonnais Securities Asia pada tahun 2000,
merupakan suatu badan yang bertujuan
untuk memeriksa berbagai kinerja
perusahaan-perusaan yang terdapat
diseluruh Asia. Dari hasil kajiannya tercatat hanya 18 perusahaan yang mendapatkan nilai baik dalam menjalankan usahanya dan
hanya PT Unilever Indonesia yang
mendapatkan nilai lebih dari 60 dalam
praktik Good Corporate Governance.
Wyatt (2004) dalam bukunya yang
berjudul “Accounting Professionalism-They
just don’t get it!”. Menyatakan bahwa salah
satu yang menyebabkan kelemahan
sebagai seorang akuntan adalah prasaan tidak pernah puas atas apresiasi yang
diberikan sebagai balas jasa atas
kinerjanya yang pada akhirnya melakukan tindakan yang tidak sesuai etika dan aturan
yang telah ditetapkan. Untuk
menanggulangi prilaku yg tidak sesuai etika tersebut, diperlukan adanya pengetahuan
dan pemahaman secara mendasar
mengenai akibat-akibat yang akan didapat melakukan penyimpangan terhadap profesi
sebagai seorang akuntan. Cara
menanggulanginya dapat dilakukan melalui pemberian pengetahuan mengenai nilai-nilai etika yang mendasar baik dari bangku sekolah maupun kuliah.
Persepsi merupakan pandangan individu-individu terhadap peristiwa yang
diterima oleh panca indra sehingga
individu-individu dapat memahami kejadian yang diterima sesuai dengan keadaan
pristiwa it terjadi. Muhyadi (dalam
Pangewa, 2004: 55) menyatakan suatu persepsi timbul karena adanya faktor-faktor
tertentu yang mempengaruhinya,
diantaranya individu sendiri, peristiwa yang terjadi, dan situasi yang dapat membentuk
suatu persepsi itu sendiri. Berbagai
penelitian telah dilakukan dengan tujuan
untuk mengetahui dan membuktikan
apakah terdapat suatu perbedaan sesama calon akuntan namun berbeda dari segi
pengalaman, metode belajar, dan
bangku kuliah apabila dilihat dari etika
penyusunan laporan keuangan. Etika dalam
perkembangannya digunakan sebagai suatu penilaian atau pandangan terhadap prilaku individu-individu yang dilakukan individu dengan individu maupun individu terhadap lingkungannya. Siagian (1996) menyatakan etika memiliki beberapa faktor
sehingga dalam implementasinya
merupakan sesuatu yang sangat penting
dan bahkan apabila mampu
mengimplementasikannya dilapangan
dapat mempengaruhi individu lain
berprilaku sama, yaitu etika mampu
menjadi solusi bagi individu untuk
menentukan pilihan dalam berprilaku, etika mampu menuntun individu untuk berprilaku sesuai norma dan nilai sesuai dengan lingkungan individu tersebut berada, etika
mampu memberikan adaptasi-adaptasi
terhadap berbagai lingkungan dimana individu tersebut beraktivitas, dan etika mampu menuntun antar individu untuk mencapai suatu kesepakatan dan mufakat.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh
Suroh (2007) mengungkapkan bahwa
antara akuntan pendidik dan mahasiswa akuntansi tidak ada perbedaan signifikan terhadap kode etik akuntansi. Namun yang terjadi dilapangan dan ditempat diluar penelitan yang pernah dilakukannya banyak adanya perbedaan antara akuntan pendidik dan calon akuntan yang mengakibatkan terjadinya berbagai penyimpangan. Contoh konkritnya terjadi krisis besar-besaran yang melanda Indonesia pada tahun 1997 yang diakibatkan oleh praktik GCG yang kurang dipraktikkan oleh para pelaku usaha.
Dengan adanya perbedaan antara hasil penelitian dengan peristiwa yang pernah terjadi, peneliti meragukan hasil
penelitian yang sebelumnya pernah
dilakukan. Dengan mencari tahu ada atau tidaknya perbebedaan persepsi dan apakah benar tidak terdapat perbedaan persepsi apabila dilihat dari sudut pandang etika dalam penyusunan laporan keuangan atau hanya terjadi pada sampel yang digunakan pada saat itu saja?.
Laporan keuangan merupakan
informasi yang dapat digunakan digunkan oleh berbagai pengguna kepentingan untuk mengetahui kinerja suatu perusahaan. Namun tidak sedikit pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab menyalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 menyatakan laporan keuangan dibuat untuk memberikan
informasi-informasi keuangan suatu
perusahaan terhadap semua pihak, baik
masyarakat maupun para pengguna
informasi tersebut.
Di dalam penyusunan laporan
keuangan, akuntan selalu dituntut untuk bertindak sesuai dengan etika yg telah
ditetapkan. Miftahul Fannani (2006)
menyebukan terdapat 4 (empat) unsur prilaku yang sesuai dalam penyusunan
laporan keuangan, diantaranya: (1)
kemungkinan salah saji didalam proses penyusunan laporan keuangan, yang dalam
penyusunannya kondisi dan prilaku
menentukan kualitas yang akan disajikan
dalam laporan keuangan; (2)
pengungkapan laporan keuangan, dalam hal ini informasi yang akan disediakan harus sesuai dengan kebutuhan dan dapat
digunakan sebagai informasi dalam
pengambilan kebijakan; (3) dalam resiko pengeluaran biaya dapat sebanding dengan
manfaat yang akan diterima oleh
perusahaan, dalam hal ini manfaat yang diterima dapat mampu memperpanjang
kelangsungan hidup perusahaan
kedepannya; (4) tanggungjawab kepada pengguna informasi dari laporan keuangan yang akan disajikan, dalam penyajiannya harus sesuai dengan realita dilapangan sehingga dapat memberikan kepercayaan dan keyakinan yang memadai kepada para pengguna informasi.
Mahasiswa akuntansi merupakan
orang telah terdaftar pada jurusan
akuntansi disuatu perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2008). Mahasiswa
akuntansi yang dimaksud adalah
mahasiswa akuntansi program S1 dan mahaiswa akuntansi program diploma 3. Namun apapun jurusan akuntansi yang dipilih dalam jenjang perguruan tinggi, sebagai calon akuntan yg professional dan beretika harus memiliki pemahaman yang lebih baik terhadap etika penyusunan
laporan keuangan. Pemahaman,
pengetahuan, dan pengalaman dalam penyusunan laporan keuangan merupakan ilmu yang sangat berharga sebelum masuk
ke profesi akuntan yang sebenarnya. Berbagai pelanggaran yang terjadi dan yang dilakukan terhadap profesi akuntan dapat diminimalisisasi dengan sejak dini
calon-calon akuntan mendapatkan
perhatian lebih besar dalam hal pendidikan akuntansinya.
Penelitian yang pernah dilakukan
mengenai persepsi terhadap etika
penyusunan laporan keuangan adalah yang pernah dilakukan oleh Yulianti dan Fitriani
(2005) yang berjudul “Analisis Persepsi
Mahasiswa Akuntansi terhadap Etika
Penyusunan Laporan Keuangan” di wilayah Solo. Mengunggkapkan bahwa mahasiswa akuntansi S1 dalam pernyataan mengenai manajemen laba memiliki jawaban yang lebih baik dibandingkan mahasiswa jurusan lain. Selain itu penelitian yang dilakukan ini juga membahas mengenai Mahasiswa jurusan akuntansi yang telah mengikuti perkuliahan sampai tingkat akhir dilihat dari jumlah jawaban yang lebih besar untuk menolak adanya praktik manajemen laba dibandingkan dengan mahasiswa akuntansi tingkat awal.
Denagn adanya penelitian yang
pernah dilakukan oleh Yulianti dan Fitriani (2005), penulis bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan mengenai perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
METODE
Penelitian yang dilakukan di
Unversitas Pendidikan Ganesha Singaraja
ini bertujuan menganalisis ada atau
tidaknya perbedaan persepsi mahasiswa
akuntansi terhadap etika penyusunan
laporan keuangan. Dengan menggunakan Persepsi atau pandangan langsung dari beberapa responden terpilih tentang etika penyusunan laopran keuangan. Responden yang dipilih secara acak ini adalah mahasiswa jurusan akuntansi program S1 semester 7 yang telah mengikuti mata kuliah auditing dan etika bisnis dan profesi, sedangkan mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3 yang dipilih adalah
mahasiswa semester 5 yang telah
mengikuti mata kuliah auditig. Penelitian menggunakan data primer yaitu koesioner.
Pernyataan dalam koesioner bertujuan untuk mengetahui pandangan mahasiswa terhadap prilaku-prilaku yang seharusnya
dilakukan dalam penyusunan laporan
keuangan.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa Jurusan Akuntansi Program S1 dan Program Diploma 3 di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Dan pengumpulan sampel dilakukan dengan pengambilan
secara acak dengan
pertimbangan-pertimbangan tertentu. (Arisetyawan, 2010: 32). Dengan kriteria (1) Mahasiswa jurusan
akuntansi program S1, merupakan
Mahasiswa Jurusan Akuntansi Program S1
di Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja yang telah mengambil mata kuliah auditing 1 dan etika bisnis dan profesi. Alasan memilih mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah auditing 1 dan etika bisnis dan profesi, karena materi
tersebut telah mengenalkan dan
menjelaskan mengenai etika dan profesi ; (2) Mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3, merupakan Mahasiswa Jurusan
Akuntansi Diploma 3 di Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja yang telah mengambil mata kuliah auditing. Alasan memilih mahasiswa yang telah mengikuti mata kuliah auditing 1 karena materi
tersebut telah mengenalkan dan
menjelaskan mengenai etika dan profesi.
Sampel dalam penelitian ini
menggunakan metode (rule of thumbs) (Rosces dalam Sartika, 2006). Dengan ketentuan yaitu. (1) Jumlah sampel yang tepat untuk penelitian adalah 30<n<500 ;(2) apabila sampel terbagi dalam subsampel, maka jumlah sampel minimum untuk setiap subsampel adalah 30
Dari ketentuan yang telah
disebutkan maka ditentukan jumlah sampel yaitu sebanyak 66 responden dengan komposisi sebagai berikut. (1) Untuk mahasiswa jurusan akuntansi program S1:
sejumlah 33 responden ;(2) Untuk
mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3: sejumlah 33 responden
Pengumpulan data dengan
memberikan kuesioner secara langsung dan kuesioner diambil langsung saat responden selesai memberikan jawaban
atas pernyataan-pernyataan yang diberikan.
Kueisioner merupakan adopsi dari penelitian yang pernah dilakukan Cahayani (2013) yang terdiri dari satu bagian, yaitu persepsi tentang laporan keuangan yang terdiri dari 13 (tiga belas) pertanyaan dan berisi 5 (lima) kelompok pertanyaan dengan kriteria tertentu.
Kelompok pertama berisi
pertanyaan tentang sikap terhadap salah saji, kelompok ke dua beris pertanyaan tentang tanggungjawab akuntan, kelompok ke tiga berisi pertanyaan sikap terhadap biaya dan manfaat, kelompok pertanyaan ke empat berisi pertanyaan tentang sikap terhadap pengungkapan informasi yang sensitif, dan kelompok pertanyaan yang ke lima berisi pertanyaan tentang pemahaman manajer.
Penelitian ini menggunakan skala
likert yang digunakan untuk menilai seberapa besar pandangan responden
terhadap pernyataan-pernyataan yang
diberikan dan nilai yang tertinggi adalah 5 poin. Poin 1 adalah sangat tidak setuju (skala 1), poin 2 adalah tidak setuju (skala 2), poin 3 adalah kurang setuju (skala 3), poin 4 adalah setuju (skala 4), dan poin 5 adalah sangat setuju (skala 5). Dengan respon yang positif memiliki nilai dari 5, 4, 3, 2, dan 1, dan yang respon negatif memiliki nilai sebaliknya yaitu dari 1, 2, 3, 4, dan 5.
Teknik analisis data menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, dan uji hipotesis dengan menggunakan uji non parametrik yaitu uji wilcoxon dengan bantuan program komputer SPSS 17.0 for
windows.
Uji hipotesis dilakukan apabila uji
validitas dan uji reliabilitas telah
sebelumnya dilakukan. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan correlated item. Jika lebih besar dari dan nilainya positif maka pernyatan tersebut adalah
valid. Dan sebaliknya jika lebih kecil
dari , maka pernyataan itu dinyatakan
tidak valid (Ghozali, 2006: 42). Uji reliabilitas dilakukan apabila pengukuran dilakukan dua kali maupun lebih hasil
pengukuran tersebut tetap konsisten
hasilnya dengan gejala yang sama
Selanjutnya menggunakan Uji
normalitas untuk melihat data yang
digunakan normal atau tidak dengan menggunakan metode statistik
Kolgomorov-Smirnov.
Uji hipotesis dilakukan dengan statistik non parametrik yaitu uji wilcoxon. Uji Willcoxon merupakan uji non parametrik yang dilakukan dengan melihat ranking dan uji ini cocok digunakan dengan data yang berskala ordinal. Menurut Wahid
Sulaiman (2002: 79), uji Willcoxon
bertujuan untuk mengisi signifikansi
hipotesis komparatif dua sampel
independen yang memiliki ukuran
berukuran sama dan menggunakan data ordinal. Pengambilan keputusan dengan menggunakan metode ini berdasarkan perbandingan antara nilai Asymp. Sig. dengan tingkat signifikansi (alpha = 0,05) yang digunakan dalam penelitian ini. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut. (1) Apabila: Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka H0 ditolak ;(2) Apabila: Asymp.
Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 maka H0 diterima.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kuesioner yang digunakan dan disebar sebanyak 66 buah. 33 buah disebar ke mahasiswa jurusan akuntansi program S1 dan 33 buah disebar ke mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3.
Dari keseluruhan kuesioner yang disebar, kuesioner yang kembali sebanyak 66 buah. Jadi keseluruha kuesioner dapt kembali dengan utuh dan lengkap.
Hasil uji validitas mahasiswa jurusan akuntansi program S1 dan mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3 dapat dilihat pada tabel 1.1 dan tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.1 Hasil Validitas Item
Pernyataan Harga Koefisien r Kesimpulan
1. 0,753 Valid 2. 0,846 Valid 3. 0,901 Valid 4. 0,831 Valid 5. 0,887 Valid 6. 0,861 Valid 7. 0,845 Valid 8. 0,839 Valid 9. 0,922 Valid 10. 0,908 Valid 11. 0,876 Valid 12. 0,922 Valid 13. 0,900 Valid
(Sumber: Data primer diolah, 2014) Tabel 1.1 menunjukkan semua butir
pernyataan dinyatakan valid, yang
dibuktikan dengan semua pernyataan lebih
besar dari > (0,344), maka kuesioner
variabel persepsi mahasiswa jurusan
akuntansi program S1 terhadap etika penyusunan laporan keuangan dengan
> atau memiliki koefisien
korelasi yang positif. Jadi semua
pernyataan dinyatakan valid dan butir digunakan untuk uji selanjutnya.
Tabel 1.2 Hasil Validitas Item
Pernyataan Harga Koefisien r Kesimpulan
1. 0,905 Valid 2. 0,929 Valid 3. 0,863 Valid 4. 0,874 Valid 5. 0,833 Valid 6. 0,828 Valid 7. 0,916 Valid 8. 0,906 Valid 9. 0,890 Valid 10. 0,901 Valid 11. 0,887 Valid 12. 0,899 Valid 13. 0,896 Valid
(Sumber: Data primer diolah, 2014) Tabel 1.2 menunjukkan pernyataan adalah valid, dengan dibuktikan dari > (0,344), maka kuesioner variabel persepsi mahasiswa jurusan akuntansi program
diploma 3 terhadap etika penyusunan
laporan keuangan memiliki koefisien
Jadi pernyataan dinyatakan valid dan butir pernyataan dapat digunakan.
Hasil uji reliabilitas mahasiswa
jurusan akuntansi program S1 dan
mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3 dapat dilihat pada tabel 1.3 dan tabel 1.4 berikut:
Tabel 1.3 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Reliability Statistics
Conbach’s Alpha N of Items
0,973 13
(Sumber: Data primer diolah, 2014) Hasil dari uji reliabilitas pada tabel 1.3 menunjukkan koefisen alpha hitung
untuk variabel (Mahasiswa Jurusan
Akuntansi Program S1) adalah 0,973 > 0,60.
Jadi dari keseluruhan uji relabilitas untuk variabel etika terhadap penyusunan
laporan keuangan bersifat reliabel.
Tabel 1.4 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Reliability Statistics
Conbach’s Alpha N of Items
0,977 13
(Sumber: Data primer diolah, 2014) Hasil dari uji reliabilitas pada tabel 1.4 menunjukkan koefisen alpha hitung untuk
variabel (Mahasiswa Jurusan Akuntansi
Program Diploma 3) adalah 0,977 > 0,60.
Jadi kuesioner untuk variabel etika
terhadap penyusunan laporan keuangan bersifat reliabel.
Setelah data dinyatakan reliabel selanjutnya dilakukan uji normalitas dengan metode Kolmogorov Smirnov Test. Hasil uji normalitas disajikan pada tabel 1.5 berikut:
Tabel 1.5 One Sample Kolmogorov Smirnov Test
Persepsi Mahasiswa S1 Persepsi Mahasiswa D3
N 33 33
Normal Parametersa,b Mear 38,9933 42,2042
Std. Deviatior
11,29103 11,52689
Most Extreme Absolute ,291 ,280
Differenoes Positive ,152 ,194
Negative -,291 -,280
Kolmogorov-Smirnov Z 1,671 1,607
Asym. Sig. (2-tailed) ,008 ,011
a. Test distribution is normal b. Calculated form data
(Sumber: Data primer diolah, 2014) Dari tabel 1.5 hasil pengujian menunjukkan semua kelompok pernyataan lebih kecil dari 0,05. Persepsi mahasiswa
jurusan akuntansi program S1 yaitu
sebesar 0,008 < 0,05 dan persepsi mahasiswa jurusan akuntansi program
diploma 3 yaitu sebesar 0,011 > 0,05. Hal ini menunjukkan seluruh data berdistribusi tidak normal.
Setelah data diuji dengan uji normalitas, didapat hasil bahwa seluruh data yang akan digunakan dalam penelitian ini berdistribusi tidak normal. sehingga untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan dalam
penelitian ini maka uji beda digunakan untuk menguji hipotesis adalah statistik non
parametrik yaitu uji wilcoxon. Hasil
pengujian dapat dilihat tabel 1.6, tabel 1.7, dan tabel 1.8 berikut:
Tabel 1.6 Hasil Uji Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviator Minimum Maximum
Persepsi Mahasiswa S1 33 53,061 11,832 28,00 65,00
Persepsi Mahasiswa D3 33 45,364 12,422 17,00 56,00
(Sumber: Data primer diolah, 2014)
Tabel 1.7 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test
N Mean Rank Sum of Ranks
Persepsi Mahasiswa D3 Negative Ranks 23a 15,54 357,50
Persepsi Mahasiswa S1 Positive Ranks 8b 17,31 138,50
Ties 2c
Total 33
a. Persepsi Mahasiswa D3 < Persepsi Mahasiswa S1 b. Persepsi Mahasiswa D3 > Persepsi Mahasiswa S1 c. Persepsi Mahasiswa D3 = Persepsi Mahasiswa S1 (Sumber: Data primer diolah, 2014)
Tabel 1.8 Hasil Uji Test Statistics
Persepsi Mahasiswa D3 – Persepsi Mahasiswa S1
Z -2,147a
Asymp. Sig. (2-tailed) ,032
a. Based on positive rank b. Wilcoxon Signed Ranks Test (Sumber: Data primer diolah, 2014)
Dari hasil hipotesis dalam penelitian ini, hasil penelitian menyatakan adanya perbedaan persepsi mahasiswa akuntansi
terhadap etika penyusunan laporan
keuangan. Penelitian ini menunjukkan mahasiswa jurusan akuntansi program S1 memiliki pandangan yang lebih baik
terhadap etika penyusunan laporan
keuangan (53,061), dibandingkan
mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3 terhadap etika penyusunan laporan keuangan (45, 364). Hasil dari pengujian ini juga memperlihatkan nilai signifikansi sebesar 0,032 < 0,05 maka diterima yang berarti ada perbedaan signifikan persepsi mahasiswa akuntansi
terhadap etika penyusunan laporan
keuangan.
Hasil penelitian ini menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian Yulianti dan Fitriani (2005) menyatakan terdapat perbedaan persepsi akuntansi program S1 regular yang dalam hal ini akuntansi lebih menolak manajemen laba dibandingkan program studi diploma 3 akuntansi. Hal Ini berarti pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki oleh mahasiswa jurusan akuntansi program S1 dan mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3 berbeda. Selain pengetahuan dan pengalaman yang berbeda, dari segi mata kuliah juga terdapat beberapa perbedaan.
Namun, penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Erwin Marfana (2007) menyatakan tidak ada
perbedaan persepsi yang signifikan
mahasiswa akuntansi dan mahasiswa lainnya terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Terdapat perbedaan persepsi
mahasiswa akuntansi terhadap etika
penyusunan laporan keuangan, mungkin
dikarnakan adanya perbedaan dari
pengetahuan, pengalaman belajar, serta
perbedaan cara pengaplikasian yang
didapat selama proses belajar mengajar
terhadap etika penyusunan laporan
keuangan. Yulianti dan Fitriani (2005) menyatakan mahasiswa akuntansi program S1 reguler dalam hal salah saji cenderung memiliki kesalahan yang lebih rendah dari pada mahasiswa akuntansi lainnya. Selain itu dalam hal pengungkapan laporan keuangan dan tanggungjawab penyajian laporan keuangan mahasiswa akutansi program S1 reguler lebih baik dibandingkan
mahasiswa program studi akuntansi
lainnya.
SIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil analisis data yang telah dikumpulkan melalui kuesiner dan hasil uji Hipotesis, maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Terdapat perbedaan signifikan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan di Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Perbedaan ini ditunjukkan dengan nilai probabilitas 0,032 < 0,05, maka diterima yang berarti terdapat perbedaan signifikan persepsi mahasiswa akuntansi terhadap etika penyusunan laporan keuangan. Yang
ditunjukkkan dengan pandangan
mahasiswa jurusan akuntansi program S1 lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3
terhadap etika penyusunan laporan
keuangan. Mahasiswa jurusan akuntansi program S1 memiliki ketelitian yang lebih baik terhadap salah saji terhadap laporan keuangan dibandingkan mahasiswa jurusan
akuntansi program diploma 3. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan
pengungkapan laporan keuangan dan
tanggungjawab penyajian laporan
keuangan mahasiswa jurusan akutansi
program S1 memiliki kecermatan dan tanggungjawab lebih baik dibandingkan mahasiswa jurusan akuntansi program diploma 3.
Saran untuk kesempurnaan
penelitian kedepannya yaitu: 1) Penelitian serupa harus dengan responden yang lebih banyak dan dari Perguruan Tinggi selain Universitas Pendidikan Ganesha. Sehingga dapat mensosialisasikan akuntansi secara
umum dan lebih dikenal baik dari
mahasiswa akuntansi itu sendiri maupun non akuntansi, 2) Penelitian selanjutnya tidak hanya terfokus mahasiswa jurusan akuntansi program akuntansi S1 dan
program diploma 3, namun bisa
ditambahkan pada program akuntansi lainnya misalanya Ekstensi Akuntansi dan
jurusan non akuntansi lainnya yang
terdapat materi mengenai penyusunan laporan keuangan, 3) Jumlah pernyataan untuk penelitian-penelitian selanjutnya perlu ditambahkan agar dapat lebih mencangkup etika penyusunan laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA
Arisetyawan, Roland. 2010. Analisis
Persepsi Akuntan Publik dan MAhasiswa Pendiddikan Profesi Akuntansi Terhadap Kode etik Ikatan Akuntansi Indonesia.
Skripsi. Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi, Universitas Diponegoro Semarang.
Cahayani, Siska Dewi. 2013. Perbedaan
Persepsi Mahasiswa Akuntansi dengan Mahasiswa Manajemen Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Skripsi. Jurusan Akuntansi Program S1, Universitas Pendidikan Ganesha. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS. Edisi ke-2. Semarang:
Universtas Diponegoro
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2008.
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Tersedia pada
d/kbbi/.html (diakses 12 September 2013)
Marfana, Erwin. 2007. Perbedaan Persepsi
Etika Penyusunan LAporan Keuangan dan Manajemen Laba Terhadap Mahasiswa Akuntansi dan Non Akuntansi. Skripsi S-1
Universitas Budi Luhur, Jakarta
OECD. 2010. Economic Survey of
Indonesia, OECD Publishing.
Pangewa, Maharudin. 2004. Prilaku
Organisasi. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional. Sartika, Dewi. 2006. Persepsi Dosen
Akuntansi dan Mahasiswa Akuntansi terhadap Kode Etik Akuntan. Tugas Akhir. Jurusan
Akuntansi, Universitas Bengkulu. Siagian. 1996. Persepsi Akuntan Terhadap
Kode Etik Akuntan Indonesia.
Universitas Gajah Mada,
Yogyakarta
Sulaiman, Wahid. 2002. Statistik Non-
Parametrik, Contoh Kasus dan Pemecahannya dengan SPSS.
Yogyakarta: Andi
Suroh. 2007. Persepsi Akuntan Pendidik dan Mahasiswa Akuntansi Terhadap
Kode Etik Akuntan. Skripsi.
Universitas Negeri Islam (UIN) Syarif Hidayatullah.
Wyatt, A.R. 2004. “Accounting
Professionalism-They just don’t get it!”. Accounting Horizons, vol. 18 pp 45-53.
Yulianti dan Fitriany. 2005. Persepsi
Mahasiswa Akuntansi Terhadap Etika Penyusunan Laporan Keuangan. Simponsium Nasional