A
Alliirraan n BBeerrffiikkiir r ddaallaam m FFii
Eksistensialisme Eksistensialisme
M
Meenngagappa a ssaayya a aaddaa? ? AAppa a tutujj iinini? ? ItItuullah ah sesejujumlmlaah h pperertatannyy perta
pertanyan nyan tersetersebut but merumerupakapaka
S
Smmiith th ddaan Rn Raaeeppeer mr meennyyeebbuutt pe
pembmbereronontatak. k. EkEksisiststenensisialalisis eksistensi. Kata-kata kunci eksistensi. Kata-kata kunci ia
ialalah keh kebebebabasasan, in, indndivivididuaualilitt ce
cendndereruunng g bbeersrsiifafat t ssuubjbjee Ada tiga filsuf eksistensialis Ada tiga filsuf eksistensialis Heid
Heidegger egger (1889 (1889 -- 1-- 1976976), da), da di
diaangnggagap sp seebbaaggai ai pepellopopor or fifillss
Alt Alt
A
Allttrruuiissmme e aaddaallaah h ppeerrhhaattiiaan n tt se
sendndiriri. i. PePeririlalaku ku inini mi mererupupakak pen
pentinting g oleoleh bh bebeeberaprapa a agaagamm Be
Bebeberarapa pa alaliriran an fifilslsaafafat, t, sesepp keb
kebururukaukan. Altrn. Altruiuisme adsme adalalaa Alt
Altruiruisme dsme dapapat diat dibedbedakaaka mem
memusausatkatkan pern perhathatiaian padn pad melakukan kebaikan tanpa melakukan kebaikan tanpa per
perhathatiaian pn pada ada tuntuntutatutan mn moror ((sseeppeerrtti pi peemmeerriinnttaahh)), a, attaau ku koo me
merarasasakakan an altltruruisisme me sesekalkaligig memberi tanpa
memberi tanpa K
Koonnsseep p iinni i tteellaah h aadda a sseejjaak lk l iinni i mmeennjjaaddi i ttooppiik dk daallaam m ppssiikk etologi. Gagasan altruisme etologi. Gagasan altruisme
safat safat
ua
uan hn hididup up saysaya? a? ApApa ma maknakna a kehkehiduidupan pan yaya an yang berkenaan dengan keberadaan an yang berkenaan dengan keberadaan n pertanyaan yang
n pertanyaan yang bersifat eksistensialisme.bersifat eksistensialisme.
ka
kan n bbaahwhwa a fifillsasafafat t eeksksisistetennsisiaalilismsme e iini ni memeruru me dipusatkan pada diri individu dan me dipusatkan pada diri individu dan ang sering kembali dalam tulisan-tulisan ang sering kembali dalam tulisan-tulisan
s, t
s, tananggggunung jg jawawabab, d, dan an pipililihahan. n. OlOleh eh kakarr ti
tif; mf; menenyayangngkukut sat saya ya dadan ban bagagaimimaa an
ang terg terbebesarsar, ya, yaitu itu SorSoren Ken Kierierkegkegaaaard (rd (1818 n
n JJeeaan n PPaauul l SSaarrttrre e ((1199005 5 --- - 11998800). ). DDaarri i keketiti afat ini,
afat ini, bapak eksistensialismebapak eksistensialisme..
uisme uisme
erhadap kesejahteraan orang lain tanpa erhadap kesejahteraan orang lain tanpa an
an kekebabajijikakan yn yanang ag ada da dadalalam bam banynyaak buk budd . Gagasan ini sering digambarkan sebagai . Gagasan ini sering digambarkan sebagai er
erti ti ObObjejektktivivisisme me beberprpenendadapapat t babahwhwa a alaltrtruu h
h llaawwaan n ddaarri i ssiiffaat t eeggooiis s yyaanng g mmeemmeennttii d
deennggaan n ppeerraassaaaan n llooyyaalliittaas s ddaan n kkee motiv
motivasi uasi untuk mntuk membaembantu orntu orang lang lain dain daa e
empmpeerhrhaatitikakan gn gaanjnjaararann, se, semementntaara ra kekewwaa l dari individu tertentu (seperti Tuhan, raja), l dari individu tertentu (seperti Tuhan, raja), n
nsseep ap abbssttrraak (k (sseeppeerrtti pi paattrriioottiissmmee, d, dssbb)). B. Bee us
us kewakewajibajiban, sen, sementamentara yra yang ang lailainnya nnya tidatida memperhatikan ganjaran atau memperhatikan ganjaran atau
ma d
ma dalalam sam sejejararah pah pememikikiriran fan fililsasafafat dat dan etn etii o
olloogi gi (t(tereruutatama ma ppsisikokolloogi gi evevoollususioionnerer), ), sososs ari sa
ari satu bidtu bidang daang dapat mepat memberimberikan damkan dampapa
ng ada pada saya ng ada pada saya iri. Dalam filsafat, iri. Dalam filsafat,
pakan filsafat para pakan filsafat para masalah-masalah masalah-masalah para eksistensialis para eksistensialis ena itu, filsafat ini ena itu, filsafat ini na saya hidup. na saya hidup. 13 -- 1855), Martin 13 -- 1855), Martin anya, Kierkegaard anya, Kierkegaard emperhatikan diri emperhatikan diri aya dan dianggap aya dan dianggap aturan emas etika. aturan emas etika. isme adalah suatu isme adalah suatu gkan diri sendiri. gkan diri sendiri. ajiban. Altruisme ajiban. Altruisme n keinginan untuk n keinginan untuk jiban
jiban memusatkanmemusatkan organisasi khusus organisasi khusus erapa orang dapat erapa orang dapat k. Altruisme murni k. Altruisme murni keuntungan. keuntungan. ka, dan akhir-akhir ka, dan akhir-akhir iologi, biologi, dan iologi, biologi, dan bagi bidang lain, bagi bidang lain,
ttaappi i mmeettoodda a ddaan n ppuussaat t ppeerrhh berbeda terhadap altruisme. berbeda terhadap altruisme.
Em Em
E
Emmppiirriissmme ae addaallaah sh suuaattu du doo me
mempmpererololeh eh pepengngeetatahuhuan an dd baha
bahasa sa YunaYunani ni empeempeiria iria yanyan emp
empiriirisme asme adaldalah laah lawan dwan daa tteennttaanng g kkeebbeennaarraan n yyaanng g ssee bersumber dari panca indera bersumber dari panca indera k
kaatta a llaaiinn, , kkeebbeennaarraan n aaddaallaah h ss
Aj
Ajararanan-a-ajajararan n popokokok ek empmpiririsis
Pa
Pandndanangagan bn bahahwwa sa sememua ua ii menggabungkan apa yang di menggabungkan apa yang di
Pengalaman inderawi adalah Pengalaman inderawi adalah ·
· Semua yang kita ketahui padaSemua yang kita ketahui pada · Se
· Semumua pa penengegetatahhuauan tn tuururun sn seecc iinnddeerraawwi i ((kkeeccuuaalli i bbeebbeerraappa a kk ·
· AAkkaal l bbuuddi i sseennddiirri i ttiiddaak k ddaappaat t mm p
peennggaallaammaan n iinnddeerraawwi i ddaan n ppee mengolah bahan bahan yang mengolah bahan bahan yang ·
· EEmmppiirriissmme e sseebbaaggaai i ffiillssaaffaat t ppeenn sumber
sumber pengetahuapengetahuan.n.
Tokoh-Tokoh Empirisme Tokoh-Tokoh Empirisme Aliran empirisme dibangun Aliran empirisme dibangun 1 1667799)), , nnaammuun n mmeennggaallaammi i ssii Hume. Hume. a. John Locke (1632-1704) a. John Locke (1632-1704)
tian dari bidang-bidang ini menghasilkan p tian dari bidang-bidang ini menghasilkan p
pirisme pirisme
ktrin filsafat yang menekankan peranan ktrin filsafat yang menekankan peranan
n
n memengngeecicillkakan n peperarannan an akakalal. . IsIstitillaah h eempmpii g berarti coba-coba atau pengalaman. Se g berarti coba-coba atau pengalaman. Se
i
i rarasisiononaalilismsmee. . EmEmppiririismsme e bbererppenendadappaat t bb pu
purnrna ta tididak ak didipeperoroleleh mh melelalalui ui akakalal, m, melelaiainn man
manusiusia, ya, yaiaitu mtu matata, la, lidaidah, teh, telinlinga, ga, kulkulit dit d e
essuuaattu u yyaanng sg seessuuaai i ddeennggaan n ppeennggaallaammaan n mm
e yaitu: e yaitu:
e atau
e atau gagasgagasan mean meruparupakan abkan abstrakstraksi yansi yan lami.
lami.
sa
satutu-s-satatununya ya susumbmber er pepengngetetahahuauan, n, dadan n bubu khirnya bergantung pada data
khirnya bergantung pada data inderawiinderawi.. ra langsung, atau di simpulkan secara tidak ra langsung, atau di simpulkan secara tidak benaran definisional logika dan matematika benaran definisional logika dan matematika mberikan
mberikan kita kita pengetahuan pengetahuan tentang tentang realitasrealitas n
ngggguunnaaaan n ppaanncca a iinnddeerra a kkiittaa. A. Akkaal l bbuuddi i mmee di peroleh dari pengalaman.
di peroleh dari pengalaman. a
allaammaann, m, meennggaakukui bi baahhwwa pa peennggaallaammaan sn see
le
leh h FrFranancicis s BaBacocon n (1(121210-0-12129292) ) dadan n ThThoo temat
tematisasi isasi pada pada dua todua tokoh bekoh berikutnrikutnya, Joya, Johh
erspektif-perspektif erspektif-perspektif
engalaman dalam engalaman dalam isme di ambil dari isme di ambil dari agai suatu doktrin agai suatu doktrin hwa pengetahuan hwa pengetahuan an di peroleh atau an di peroleh atau n hidung. Dengan n hidung. Dengan nusia. nusia. dibentuk dengan dibentuk dengan
an akal atau rasio. an akal atau rasio.
langsung dari data langsung dari data ).
).
tanpa acuan pada tanpa acuan pada dapat tugas untuk dapat tugas untuk
agai satu-satunya agai satu-satunya
as Hobes as Hobes
(1588-Locke
ttaappi i mmeettoodda a ddaan n ppuussaat t ppeerrhh berbeda terhadap altruisme. berbeda terhadap altruisme.
Em Em
E
Emmppiirriissmme ae addaallaah sh suuaattu du doo me
mempmpererololeh eh pepengngeetatahuhuan an dd baha
bahasa sa YunaYunani ni empeempeiria iria yanyan emp
empiriirisme asme adaldalah laah lawan dwan daa tteennttaanng g kkeebbeennaarraan n yyaanng g ssee bersumber dari panca indera bersumber dari panca indera k
kaatta a llaaiinn, , kkeebbeennaarraan n aaddaallaah h ss
Aj
Ajararanan-a-ajajararan n popokokok ek empmpiririsis
Pa
Pandndanangagan bn bahahwwa sa sememua ua ii menggabungkan apa yang di menggabungkan apa yang di
Pengalaman inderawi adalah Pengalaman inderawi adalah ·
· Semua yang kita ketahui padaSemua yang kita ketahui pada · Se
· Semumua pa penengegetatahhuauan tn tuururun sn seecc iinnddeerraawwi i ((kkeeccuuaalli i bbeebbeerraappa a kk ·
· AAkkaal l bbuuddi i sseennddiirri i ttiiddaak k ddaappaat t mm p
peennggaallaammaan n iinnddeerraawwi i ddaan n ppee mengolah bahan bahan yang mengolah bahan bahan yang ·
· EEmmppiirriissmme e sseebbaaggaai i ffiillssaaffaat t ppeenn sumber
sumber pengetahuapengetahuan.n.
Tokoh-Tokoh Empirisme Tokoh-Tokoh Empirisme Aliran empirisme dibangun Aliran empirisme dibangun 1 1667799)), , nnaammuun n mmeennggaallaammi i ssii Hume. Hume. a. John Locke (1632-1704) a. John Locke (1632-1704)
tian dari bidang-bidang ini menghasilkan p tian dari bidang-bidang ini menghasilkan p
pirisme pirisme
ktrin filsafat yang menekankan peranan ktrin filsafat yang menekankan peranan
n
n memengngeecicillkakan n peperarannan an akakalal. . IsIstitillaah h eempmpii g berarti coba-coba atau pengalaman. Se g berarti coba-coba atau pengalaman. Se
i
i rarasisiononaalilismsmee. . EmEmppiririismsme e bbererppenendadappaat t bb pu
purnrna ta tididak ak didipeperoroleleh mh melelalalui ui akakalal, m, melelaiainn man
manusiusia, ya, yaiaitu mtu matata, la, lidaidah, teh, telinlinga, ga, kulkulit dit d e
essuuaattu u yyaanng sg seessuuaai i ddeennggaan n ppeennggaallaammaan n mm
e yaitu: e yaitu:
e atau
e atau gagasgagasan mean meruparupakan abkan abstrakstraksi yansi yan lami.
lami.
sa
satutu-s-satatununya ya susumbmber er pepengngetetahahuauan, n, dadan n bubu khirnya bergantung pada data
khirnya bergantung pada data inderawiinderawi.. ra langsung, atau di simpulkan secara tidak ra langsung, atau di simpulkan secara tidak benaran definisional logika dan matematika benaran definisional logika dan matematika mberikan
mberikan kita kita pengetahuan pengetahuan tentang tentang realitasrealitas n
ngggguunnaaaan n ppaanncca a iinnddeerra a kkiittaa. A. Akkaal l bbuuddi i mmee di peroleh dari pengalaman.
di peroleh dari pengalaman. a
allaammaann, m, meennggaakukui bi baahhwwa pa peennggaallaammaan sn see
le
leh h FrFranancicis s BaBacocon n (1(121210-0-12129292) ) dadan n ThThoo temat
tematisasi isasi pada pada dua todua tokoh bekoh berikutnrikutnya, Joya, Johh
erspektif-perspektif erspektif-perspektif
engalaman dalam engalaman dalam isme di ambil dari isme di ambil dari agai suatu doktrin agai suatu doktrin hwa pengetahuan hwa pengetahuan an di peroleh atau an di peroleh atau n hidung. Dengan n hidung. Dengan nusia. nusia. dibentuk dengan dibentuk dengan
an akal atau rasio. an akal atau rasio.
langsung dari data langsung dari data ).
).
tanpa acuan pada tanpa acuan pada dapat tugas untuk dapat tugas untuk
agai satu-satunya agai satu-satunya
as Hobes as Hobes
(1588-Locke
Ia lahir tahun 1632 di Bristol Inggris dan wafat tahun 1704 di Oates Inggris. Ia juga ahli Ia lahir tahun 1632 di Bristol Inggris dan wafat tahun 1704 di Oates Inggris. Ia juga ahli politik, ilmu alam, dan k
politik, ilmu alam, dan kedokteran. Pemikiran John termuat dalam tiga buku pentingnya yaituedokteran. Pemikiran John termuat dalam tiga buku pentingnya yaitu essay concerning human understanding, terbit tahun 1600; letters
essay concerning human understanding, terbit tahun 1600; letters on tolerantion terbit tahunon tolerantion terbit tahun 1689-1692; dan two treatises on government, terbit tahun 1690. Aliran ini muncul sebagai 1689-1692; dan two treatises on government, terbit tahun 1690. Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap aliran rasionalisme. Bila rasionalisme mengatakan bahwa kebenaran adalah reaksi terhadap aliran rasionalisme. Bila rasionalisme mengatakan bahwa kebenaran adalah rasio, maka menurut empiris, dasarnya ialah pengalaman manusia yang diperoleh melalui rasio, maka menurut empiris, dasarnya ialah pengalaman manusia yang diperoleh melalui panca indera.
panca indera.
Dengan ungkapan singkat Locke : Dengan ungkapan singkat Locke :
Segala sesuatu berasal dari pengalaman inderawi, bukan budi (otak). Otak tak lebih dari Segala sesuatu berasal dari pengalaman inderawi, bukan budi (otak). Otak tak lebih dari sehelai kertas yang masih putih, baru melalui pengalamanlah kertas itu terisi. sehelai kertas yang masih putih, baru melalui pengalamanlah kertas itu terisi. Dengan demikian dia menyamakan pengalaman batiniah (yang bersumber dari akal budi) Dengan demikian dia menyamakan pengalaman batiniah (yang bersumber dari akal budi) dengan pengalaman lahiriah (yang bersumber dari empiri).
dengan pengalaman lahiriah (yang bersumber dari empiri).
b. David Hume (1711-1776). b. David Hume (1711-1776).
David Hume lahir di Edinburg Scotland tahun 1711 dan
David Hume lahir di Edinburg Scotland tahun 1711 dan wafat tahun 1776 di kota wafat tahun 1776 di kota yang sama.yang sama. Hume seorang nyang menguasai hukum, sastra dan juga filsafat. Karya tepentingnya ialah Hume seorang nyang menguasai hukum, sastra dan juga filsafat. Karya tepentingnya ialah an encuiry concercing humen understanding, terbit tahun 1748 dan an encuiry into the an encuiry concercing humen understanding, terbit tahun 1748 dan an encuiry into the principles of moral yang terbit tahun
principles of moral yang terbit tahun 1751.1751.
Pemikiran empirisnya terakumula
Pemikiran empirisnya terakumulasi dalam ungkapannya yang singkat yaitu si dalam ungkapannya yang singkat yaitu I never catch I never catch mymy self at any time with out a perception (saya selalu memiliki persepsi pada setiap pengalaman self at any time with out a perception (saya selalu memiliki persepsi pada setiap pengalaman saya). Dari ungkapan ini Hume menyampaikan bahwa seluruh pemikiran dan pengalaman saya). Dari ungkapan ini Hume menyampaikan bahwa seluruh pemikiran dan pengalaman tersusun dari rangkaian-rangkaian kesan (impression). Pemikiran ini lebih maju selangkah tersusun dari rangkaian-rangkaian kesan (impression). Pemikiran ini lebih maju selangkah dalam merumuskan bagaimana sesuatu pengetahuan terangkai dari pengalaman, yaitu dalam merumuskan bagaimana sesuatu pengetahuan terangkai dari pengalaman, yaitu melalui suatu institusi dalam diri manusia (impression, atau kesan yang disistematiskan ) melalui suatu institusi dalam diri manusia (impression, atau kesan yang disistematiskan ) dan kemudian menjadi pengetahuan. Di samping itu pemikiran Hume ini merupakan usaha dan kemudian menjadi pengetahuan. Di samping itu pemikiran Hume ini merupakan usaha analisias agar empirisme dapat di rasionalkan teutama dalam pemunculan ilmu analisias agar empirisme dapat di rasionalkan teutama dalam pemunculan ilmu pengetahuan yang di dasarkan pada pengamatan “(observasi ) dan uji coba pengetahuan yang di dasarkan pada pengamatan “(observasi ) dan uji coba (eksperimentasi), kemudian menimbulkan kesan-kesan, kemudian pengertian-pengertian (eksperimentasi), kemudian menimbulkan kesan-kesan, kemudian pengertian-pengertian dan akhirnya pengetahuan, rangkaian pemikiran tersebut dapat di gambarkan sebagai dan akhirnya pengetahuan, rangkaian pemikiran tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut:
berikut:
Beberapa Jenis Empirisme Beberapa Jenis Empirisme
1.
1. Empirio-kriEmpirio-kritisismetisisme
Disebut juga Machisme. ebuah aliran filsafat yang bersifat subyaktif-idealistik. Aliran ini Disebut juga Machisme. ebuah aliran filsafat yang bersifat subyaktif-idealistik. Aliran ini didirikan oleh Avenarius dan Mach. Inti aliran ini adalah ingin “membersihkan” pengertian didirikan oleh Avenarius dan Mach. Inti aliran ini adalah ingin “membersihkan” pengertian
pengalaman dari konsep s pengertian apriori. Sebagai g jumlah elemen-elemen netr
dapat dikatakan sebagai k sembunyi-sembunyi, karena metafisik.
2. Empirisme Logis
Analisis logis Modern dapat ilmiah. Empirisme Logis berp · Ada batas-batas bagi Empirism
tidak dapat dibuktikan denga · Semua proposisi yang ben mengenai data inderawi yang · Pertanyaan-pertanyaan meng
mengandung makna.
3. Empiris Radikal
Suatu aliran yang berpendir pengalaman inderawi. Apa y pengetahuan. Soal kemung kebenaran telah menimbulka dapat menerima pernyataan kita suatu pengetahuan y pernyataan- pernyataan em untuk mengujinya lebih lanj situasi semacam iti, kita tida yakin. Kelompok falibisme a karena terdapat sejumlah ta tidak dapat ditimba sampai h
Epi
bstansi, keniscayaan, kausalitas, dan se antinya aliran ini mengajukan konsep dunia
l atau sensasi-sensasi (pencerapan-penc bangkitan kembali ide Barkeley dan H dituntut oleh tuntunan sifat netral filsafat.
iterapkan pada pemecahan-pemecahan pr gang pada pandangan-pandangan berikut : e. Prinsip system logika formal dan prinsip
mengacu pada pengalaman.
r dapat dijabarkan (direduksikan) pada kurang lebih merupakan data indera yang a nai hakikat kenyataan yang terdalam pa
ian bahwa semua pengetahuan dapat dil ang tidak dapat dilacak secara demikian it inan melawan kepastian atau masalah k n banyak pertentangan dalam filsafat. Ada bahwa penyelidikan empiris hanya dapa m
ng belum pasti (Probable). Mereka m iris, dapat diterima sebagai pasti jika tidak
t dan dengan begitu tak ada dasar untu hanya berkata: Aku merasa yakin (I feel an menjawab bahwa: tak ada pernyataan k terbatas data inderawi untuk setiap ben
bis sama sekali.
kurisme
bagainya, sebagai sebagai kumpulan erapan). Aliran ini me tatapi secara Aliran ini juga anti
oblem filosofis dan
esimpulan induktif
proposisi-proposisi da seketika
a dasarnya tidak
cak sampai pada u, dianggap bukan keliruan melawan pihak yang belum emberikan kepada engatakan bahwa ada kemungkinan kkeraguan. Dalam certain), tetapi aku empiris yang pasti a, dan bukti-bukti
Nama Epikurisme berasal dari tokoh aliran yaitu EPIKUROS (341-270). Filsafat EPIKUROS hanya diarahkan pada satu tujuan, yaitu: memberi kebahagiaan kepada manusia. Jadi yang diutamakan etika, adapun yang menjadi dasar etika ini logika dan fisikanya.
Logika dan Fisika.
Ajarannya tentang logika dan fisikanya adalah sebagai berikut: Sumber pengetahuan – menurut EPIKUROS – ialah pengalaman: pengalaman berkali-kali dapat mengakibatkan pengertian. Pengertian ini dapat membawa orang pada pengetahuan tentang dasar sedalam-dalamnya dan tersembunyi. Adapun dasar sedalam-dalamnya bagi semua hal itu dinamainya atom. Atom ini terlalu kecil dan tak tercapai oleh indera. Karena geraknya maka terjadilah bermacam-macam benda di dunia ini sekali-kali tak ada hubunganny dengan dewa-dewa.
Jiwa manusia itupun benda juga, tetapi halus. itulah sebabnya maka manusia dapat mencapai pengertian, karena jiwa menerima sinar dari benda lainnya semacam dengan dia. Jiwa tak mungkin tanpa badan, daripada itu tak mungkin ada hidup sesudah badan itu tak ada
Etika
EPIKUROS hendak memberi kebahagiaan yang berupa ketenangan (ataraxia). Manusia hidupnya tidak tenang, karena terganggu oleh takut akan tiga hal, yaitu takut akan marah dewa, takut akan mati serta takut akan nasib.
Takut ini sama sekali tak perlu, tak usalah kita takut. (Jika kita tak takut akan tiga hal itu tentulah kita tenang!).
Maka utarakanlah apa sebabnya kita tak usah takut: Kita tak usah takut akan marah dewa. Segala sesuatunya didunia ini terjadi karena gerak atom, bukanlah karna dewa. Jika sekiranya dewa itu ada, maka mereka hidup didunianya sendiri dan berusaha untuk tenang serta berbahagia juga. Jika sekiranya mereka itu harus marah karena tingkah laku manusia. Alangkah celaka hidup dewa-dewa itu karna harus selalu maran-marah saja!
Terhadap matipun manusia tak usah takut. Jiwa kita itupun dapat dan akan mati, sebab tanpa badani, tak mungkin ada jiwa. Habis hidup ini tak ada lanjutan hidup manusia.
Jadi maut itu malahan melepaskan manusia dari sakit dan sengsara. Lagi pula selama kita masih hidup tak adalah maut,jika maut datang, tak adalah kita!
Kepada nasibpun kita tak usah takut. Segala kejadian di dunia itu ditentukan oleh gerak atom. Bagaimana usaha kita, kita tak dapat mengubahnya. Dengan demikian tak adalah alasan sedikitpun untuk takut.
Segala nafsu dan cenderun bahwa segala nafsu diikuti s dari itu haruslah nafsu itu diat
Ide
Idealisme ialah filsafat yang dan materi adalah sekundern diciptakan oleh ide.
Dengan David Hume sebagai filsafat idealis dari Plato sam sendiri”, kata Hume, maka bermacam-macam gambara (Hume).
Tapi “Engkau” buat Hume ad “Ide”, tetapi Hume juga cum hanya gambaran di otak Hu dirinya sendiri , mengakui ba
Terhadap adanya pandang idealisme sebagai filsafat ya yang berkuasa -- klas-klas pe
Aliran-aliran dalam Filsafat
1.
Idealisme obyektif adalah su itu bertitik tolak dari ide univ manusia. Menurut idealisme adalah hasil dari ciptaan ide
Pandangan filsafat seperti in ada secara abadi diluar man semesta ini ada, termasuk m
manusia itu terarahkan pada kebahagia ja, sebab nafsulah yang mengakibatkan k ur. Mengatur nafsu itulah kebijaksanaan.
alisme
pandangan yang menganggap atau meman ya, dengan kata lain menganggap materi b
filsuf idealis subyektif, kita dapat menggam ai Hegel, “if I go into myself”, “kalau saya saya jumpai “bundles of conception”, ber
tentang benda. “Engkau”, kata Hume cu
alah saya buat Udin, misalnya. Jadi Udin b “ide” buat Udin, Udin dipandang dari piha e begitu juga sebaliknya. Dengan begitu H wa dia sendiri tidak ada dan, hanya ide ???
n idealisme demikian itu, Lenin dengan g tanpa otak dan dikonsolidasikan oleh ke milik budak, kaum feodal dan kaum borjuasi
Idealisme
Idealisme
tu aliran filsafat yang pandangannya idealis ersil (Absolute Idea- Hegel / LOGOS-nya
obyektif segala sesuatu baik dalam ala niversil.
i pada dasarnya mengakui sesuatu yang b usia, sesuatu yang bukan materiil itu ada s anusia dan segala pikiran dan perasaannya
n. Itu tidak berarti sengsaraan. Maka
dang ide itu primer rasal dari ide atau
barkan seluruh ahli emasuki diri saya acam pengertian, a “ide” bagi saya
gi Hume hanyalah Hume hanya Ide, ume membatalkan tajam mengeritik entingan klas-klas --. Obyektif , dan idealismenya
lato) ide diluar ide atau masyarakat
kan materiil, yang belum dunia alam . Dalam bentuknya
yang amat primitif pandangan ini menyatakan bentuknya dalam penyembahan terhadap pohon, batu dsb-nya.
Akan tetapi sebagai suatu system filsafat, pandangan dunia ini pertama-tama kali disistimatiskan oleh Plato (427-347 S.M), menurut Plato dunia luar yang dapat di tangkap oleh panca indera kita bukanlah dunia yang riil, melainkan bayangan dari dunia “idea” yang abadi dan riil. Pandangan dunia Plato ini mewakili kepentingan klas yang berkuasa pada waktu itu di Eropa yaitu klas pemilik budak. Dan ini jelas nampak dalam ajarannya tentang
masyarakat “ideal”.
Pada jaman feodal, filsafat idealisme obyektif ini mengambil bentuk yang dikenal dengan nama Skolastisisme, system filsafat ini memadukan unsur idealisme Aristoteles (384-322 S.M), yaitu bahwa dunia kita merupakan suatu tingkatan hirarki dari seluruh system hirarki dunia semesta, begitupun yang hirarki yang berada dalam masyarakat feodal merupakan kelanjutan dari dunia ke-Tuhanan. Segala sesuatu yang ada dan terjadi di dunia ini maupun dalam alam semesta merupakan “penjelmaan” dari titah Tuhan atau perwujudan dari ide Tuhan. Filsafat ini membela para bangsawan atau kaum feodal yang pada waktu itu merupakan tuan tanah besar di Eropa dan kekuasaan gereja sebagai “wakil” Tuhan didunia ini. Tokoh-tokoh yang terkenal dari aliran filsafat ini adalah: Johannes Eriugena (833 M), Thomas Aquinas (1225-1274 M), Duns Scotus (1270-1308 M), dsb. Kemudian pada jaman modern sekitar abad ke-18 muncullah sebuah system filsafat idealisme obyektif yang baru, yaitu system yang dikemukakan oleh George.W.F Hegel (1770-1831 M). Menurut Hegel hakekat dari dunia ini adalah “ide absolut”, yang berada secara absolut dan “obyektif” didalam segala sesuatu, dan tak terbatas pada ruang dan waktu. “Ide absolut” ini, dalam prosesnya menampakkan dirinya dalam wujud gejala alam, gejala masyarakat, dan gejala fikiran. Filsafat Hegel ini mewakili klas borjuis Jerman yang pada waktu itu baru tumbuh dan masih lemah, kepentingan klasnya menghendaki suatu perubahan social, menghendaki dihapusnya hak-hak istimewa kaum bangsawan Junker. Hal ini tercermin dalam pandangan dialektisnya yang beranggapan bahwa sesuatu itu senantiasa berkembang dan berubah tidak ada yang abadi atau mutlak, termasuk juga kekuasaan kaum feodal. Akan tetapi karena kedudukan dan kekuatannya masih lemah itu membuat mereka tidak berani terang-terangan melawan filsafat Skolatisisme dan ajaran agama yang berkuasa ketika itu.
Pikiran filsafat idealisme obyektif ini dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari dengan berbagai macam bentuk. Perwujudan paling umum antara lain adalah formalisme dan doktriner-isme. Kaum doktriner dan formalis secara membuta mempercayai dalil-dalil atau teori sebagai kekuatan yang maha kuasa , sebagai obat manjur buat segala macam penyakit, sehingga dalam melakukan tugas-tugas atau menyelesaikan persoalan-persoalan praktis mereka tidak bisa berfikir atau bertindak secara hidup berdasarkan situasi dan syarat yang kongkrit, mereka adalah kaum “textbook-thingking”.
Idealisme subyektif adalah filsafat yang berpandangan idealis dan bertitik tolak pada ide manusia atau ide sendiri. Alam dan masyarakat ini tercipta dari ide manusia. Segala sesuatu yang timbul dan terjadi di alam atau di masyarakat adalah hasil atau karena ciptaan ide manusia atau idenya sendiri, atau dengan kata lain alam dan masyarakat hanyalah sebuah ide/fikiran dari dirinya sendiri atau ide manusia. Salah satu tokoh terkenal dari aliran ini adalah seorang uskup inggris yang bernama George Berkeley (1684-1753 M), menurut Berkeley segala, sesuatu yang tertangkap oleh sensasi/perasaan kita itu bukanlah bukanlah materiil yang riil dan ada secara obyektif. Sesuatu yang materiil misalkan jeruk, dianggapnya hanya sebagai sensasi-sensasi atau kumpulan perasaan/konsepsi tertentu (“bundles of conception” David Hume (1711-1776 M), -ed), yaitu perasaan / konsepsi dari rasa jeruk, berat, bau, bentuk dsb. Dengan demikian Berkeley dan Hume menyangkal adanya materi yang ada secara obyektif, dan hanya mengakui adanya materi atau dunia yang riil didalam fikirannya atau idenya sendiri saja.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari filsafat ini adalah, kecenderungan untuk bersifat egoistis “Aku-isme” yang hanya mengakui yang riil adalah dirinya sendiri yang ada hanya “Aku”, segala sesuatu yang ada diluar selain “Aku” itu hanya sensasi atau konsepsi-konsepsi dari “Aku”. Untuk berkelit dari tuduhan egoistis dan mengedepankan “Aku-isme/solipisme” Berkeley menyatakan hanya Tuhan yang berada tanpa tergantung pada sensasi. Filsafat Berkeley dan Hume ini adalah filsafat Borjuasi besar Inggris pada abad ke-18, yang merupakan kekuatan reaksioner menentang materialisme klasik Perancis, sebagai manifestasi dari kekuatiran atas revolusi di Inggris pada waktu itu.
Pada abad ke-19, Idealisme subyektif mengambil bentuknya yang baru yang terkenal dengan nama “Positivisme”, yang di kemukakan pertama kali oleh Aguste Comte (1798-1857 M), menurutnya hanya “pengalaman”-lah yang merupakan kenyataan yang sesungguhnya , selain dari pada itu tidak ada lagi kenyataan, dunia adalah hasil ciptaan dari pengalaman, dan ilmu hanya bertugas untuk menguraikan pengalaman itu. Dan masih banyak lagi pemikir-pemikir yang lainnya dalam filsafat ini, misalnya saja William Jones (1842-1910 M) dan John Dewey (1859-1952), keduanya berasal dari Amerika Serikat dan pencetus ide “pragmatisme”, menurut mereka Pragmatisme adalah suatu filsafat yang menggunakan akibat-akibat praktis dari ide-ide atau keyakinan-keyakinan sebagai suatu ukuran untuk menetapkan nilai dan kebenarannya.
Filsafat seperti ini sangat menekankan pada pandangan individualistic, yang mengedepankan sesuatu yang mempunyai keuntungan atau “cash-value”(nilai kontan)-lah yang dapat diterima oleh akal si “Aku” tsb. Pragmatisme berkembang di Amerika dan adalah filsafat yang mewakili kaum borjuasi besar di negeri yang katanya “the biggest of all”. Sebab dari pandangan filsafat seperti ini Imperialisme, tindakan eksploitasi dan penindasan dapat dibenarkan selama dapat mendapatkan keuntungan untuk si “Aku”. Pandangan-pandangan idealisme subyektif dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tidak jarang kita temui perkataan-perkataan seperti ini :
“Baik buruknya keadaan ma ialah baik bagi mereka y menganggapnya
“kekacauan sekarang timbul mereka diganti dengan or “aku bisa, kau harus bisa jug
Ilu
Aliran ini mirip sekali deng agama; di dalam Islam teori yang hatinya telah bersih, t Tuhan.
Kemampuan menerima pen diperoleh dengan latihan, kemampuan orang-orang it melihat surge, neraka dan al dan bkan lewat akal, melaink
In
Individualisme adalah salah s banyak perdebatan di kalan biasanya kita langsung berpi dan semacamnya. Polemik dapat menjernihkan pandang modern.
Dalam tulisan singkat ini say filsuf terhadap paham individ paham individualisme yang satu pihak, tapi menjelaskan
yarakat sekarang tergantung pada orang y ng menganggapnya baik dan buruk b karena orang yang duduk dipemerintaha ng-orang yang jujur maka keadaan ak ,” dsb.
inasionisme
n intuisionisme dan banyak berkembang ini disebut teori kasyf, yaitu yang menyatak
lah siap dan sanggup menerima pengetah
getahuan secara langsung dari Tuhan s ang di dalam Islam disebut Suluk atau
ialah sampai melihat Tuhan, berbincan m gaib lainnya. Pengetahuan itu diperolah
n melalui hati.
ividualisme
atu paham yang paling sering dibahas seba an intelektual kita. Setiap kali berbicara t kir tentang egoisme, keserakahan, kompeti menarik yang diawali oleh Liddle (Kompa an kita terhadap salah satu ide terpenting d
ingin menguraikan salah satu aspek dari p ualisme. Kemudian, saya mencoba menjel
ebenarnya. Tujuan saya bukanlah untuk erbedaan fundamental antara keduanya.
ang menerimanya, agi mereka yang buruk.” tidak jujur, kalau n menjadi baik.”
di kalangan tokoh n bahwa manusia uan langsung dari
macam itu dapat Riyadhoh. Konon g dengan Tuhan, bukan lewat indera
gai karikatur dalam entang paham ini, si yang amburadul , 8/1) saya harap lam sejarah politik
nolakan beberapa askan dasar-dasar enyalahkan salah
Sebelumnya, saya ingin memberi catatan kecil bahwa dalam menolak atau menerima individualisme, penggunaan kategori "Timur" atau "Barat" sudah amat membingungkan. Budiawan (Kompas, 2/2) misalnya, harus menekankan kecurigaannya terhadap anjuran Liddle dengan alasan bahwa klaim individualisme yang universalistik mungkin saja mengandung "napsu-napsu imperialistik." Budiawan khawatir bahwa di balik penyebaran individualisme, tersembunyi kepentingan kekuasaan Barat untuk menaklukan Timur. Yang cukup ironis adalah, dalam memperlihatkan kelemahan individualisme, Budiawan tidak menggunakan Serat Centini.
Utopia: dari Plato ke Marx
Dasar argumen Mubyarto (Kompas, 2/2) dalam menolak paham individualisme, bersumber pada sebuah cita-cita tentang masyarakat yang harmonis. Jika harmoni ini tercapai, individu dan masyarakat tidak lagi perlu dipertentangkan. Siapa yang tidak senang bila korupsi menghilang, pemimpin tidak lagi menyalahgunakan kekuasaan, dan setiap konflik bisa diselesaikan dengan damai? Sejumlah pemikir, dengan cara masing-masing, telah mencoba menjawab pertanyaan- pertanyaan seperti yang sekarang kita ajukan.
Plato, misalnya, menyimpulkan bahwa cita-cita itu bisa dicapai jika masyarakat dipimpin oleh tipe manusia philosopher-king (kira- kira jenis pemimpin semacam Lee Kuan Yeuw dalam konteks sekarang; pemimpin yang bersih dan berpikiran jernih). 2000 tahun setelah Plato. Dalam salah satu dari sekian banyak bukuya, The Philosophy of Right, Hegel membagi kehidupan sosial ke dalam tiga tingkat. Tingkat pertama adalah kehidupan dalam keluarga. Di sini manusia sejak kecil belajar tentang otoritas, tanggung jawab dan cinta. Pada tingkat kedua adalah kehidupan dalam masyarakat sipil. Jika pada tingkat pertama cirinya didasarkan pada semangat kebersamaan dan tanggung jawab (dalam hubungan ayah terhadap anak misalnya), maka pada tingkat kedua ini cirinya yang utama adalah kompetisi dan pengejaran kepentingan diri yang tak terkendali. Masyarakat sipil, buat Hegel, adalah satuan-satuan tanpa bentuk yang terlalu didasarkan kepada pengejaran kepentingan ekonomi. Dari tingkat kehidupan pertama yang luhur dan penuh cinta, setelah dewasa manusia terpaksa harus terjun ke dunia persaingan yang keras.
Untuk mengimbangi dan mengatur masyarakat sipil diperlukan hadirnya negara atau pemerintahan yang kuat dan korporatis. Jika ini bisa tercapai maka tahap kehidupan sosial yang ketiga tercapai. Di tahap ini pendulum bergerak kembali, dari kompetisi kembali lagi ke harmoni. Dan bagi Hegel, yang menjadi motor penggerak dalam tahap ketiga ini adalah kaum birokrat. Kaum ini oleh Hegel disebut sebagai "kelas universal."
Dalam perkembangan selanjutnya, Hegel memberi inspirasi kepada dua kelompok pemikir, yaitu kaum Hegelian kanan dan kiri. Kaum Kanan menggunakan ide negara korporatis Hegel untuk membela sebuah argumen bahwa individu dan negara pada dasarnya satu dan
sebangun: kita tidak perlu melihat keduanya dalam hubungan yang konfliktual. Yang diperlukan oleh individu karenanya bukanlah jaminan hak-hak perorangan, tapi pelaksana kewajiban kepada negara, pengabdian dan disiplin (karena pengaruh Hegel, kira-kira hal seperti inilah yang dikatakan oleh Prof Supomo dalam perdebatan penyusunan UUD 45 kita dulu).
Di kiri, contoh yang terbaik adalah Karl Marx. Walaupun teori dia ditujukan untuk "memutarbalikkan Hegel," tema-tema Hegelian sangat kental terasa pada Marx. Berpijak pada pengertian Hegel tentang masyarakat sipil, Marx mengembangkan teori tentang kelas sosial. Dari Hegel pula Marx mengambil tema tentang "sejarah yang berakhir" di mana tidak ada lagi konflik-konflik yang mendasar dalam masyarakat. Buat Hegel, seperti yang kita lihat di atas, hal ini terjadi jika "kelas universal" telah mampu mengatasi kelemahan dalam masyarakat sipil. Buat Marx, konflik-konflik mendasar itu akan hilang jika kelas proletariat yang juga dianggap kelas universal telah melakukan revolusi sosial dan mendirikan negara komunis.
Di sinilah harmoni itu terjadi: sebuah situasi di mana bahkan kehadiran negara pun, sebagai pengatur masyarakat, tidak lagi diperlukan. Bagi Marx seperti ditulisnya dalam The German Ideology, apa yang dilakukan oleh manusia dalam harmoni total itu adalah "berburu di pagi hari, memancing ikan di siang hari, beternak di sore hari, dan berdiskusi setelah makan malam", tanpa harus menjadi pemburu, pemancing, peternak dan kritikus.
Apa yang membedakan Mubyarto beserta para pemikir besar di atas dengan para filsuf dari tradisi individualisme dalam banyak hal bertumpu pada perbedaan terhadap cita-cita kemasyarakatan. Para filsuf dari tradisi individualisme, sejak John Locke, David Hume, Adam Smith hingga Frederick Hayek menolak cita-cita masyarakat penuh keselarasan dan keseimbangan itu. Hal ini mereka lakukan bukan karena mereka mencintai pertikaian dan membenci persaudaraan. Jauh dari itu. Buat mereka impian-impian harmoni itu adalah mimpi yang terlalu indah, yang jika dipaksakan untuk diwujudkan akan sangat berbahaya bagi manusia umumnya. Secara sederhana argumen mereka saya bagi ke dalam dua segi. Segi pertama bertumpu pada penerimaan terhadap ketidaksempurnaan masyarakat. Buat paham individualisme masyarakat adalah kumpulan dari banyak kepentingan yang berbeda dan sering bertentangan. Hal ini adalah kenyataan alamiah. Yang harus dilakukan karenanya bukanlah menentang alam.
Segi kedua, yang menjadi dasar dari segi pertama di atas, adalah penerimaan paham ini akan keterbatasan manusia. Bagi paham ini sangat sedikit manusia yang mampu menjadi superhero, yang dalam bertindak tidak pernah memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Paham ini menolak kemungkinan hadirnya tipe manusia jenis philosopher- king-nya Plato, atau kelas universalnya Hegel, atau kelas pendobraknya Lenin. Dengan kata lain, paham ini tidak percaya bahwa kaum birokrat, misalnya, adalah kelompok individu yang tidak lagi mempunyai kepentingan apa-apa selain mengabdi masyarakatnya. Penguasa di mana pun adalah juga manusia biasa, yang sebagai manusia dibatasi oleh kepentingan-kepentingannya sendiri. Dengan demikian paham ini menerima keterbatasan manusia bukan untuk mendorong meluasnya egoisme dan kompetisi yang keras -- yang mereka lakukan adalah mencoba menerima kenyataan apa adanya tentang sifat-sifat manusia.
Lenin dan Mao seringkali be diperlukan lahirnya tipe-tipe dan melupakan kepentingan besar yang berbahaya. Manu selalu bereaksi terutama t terhadap lingkungan terdek menghancurkan manusia itu dan Cina di bawah Mao adal "biaya sosial" -- untuk meng baru tersebut.
Berangkat dari dua segi arg argumen dan konsep-konse dan pemerintahan yang ter pemerintahan yang terbaik y pengejaran kepentingan dari Selain itu, demokrasi juga m dalam masyarakat untuk tida penting inilah yang menjadi filsuf dalam tradisi individuali
Int
Intuisionisme adalah suatu ali tinggi yang dimiliki manusia,
Menurut Bergson, intuisi ad seketika. Analisa, atau pen dapat menggantikan hasil pe
Salah satu di antara unsut-u ini memungkinkan adanya su oleh indera. Dengan demikia bagi pengetahuan di sampin tetap benar dengan mengata dengan demikian pengala pengalaman intuitif.
Hendaknya diingat, intusioni dan pengetahuan yang di beberapa bentuk-hanya men intuisi, sebagai lawan dari diberikan oleh analisa. Ada
kata bahwa untuk mewujudkan cita- cita manusia baru, yang senantiasa membela
irinya sendiri. Buat paham individualisme, h sia selalu sama dari dulu dan sekarang: ma
rhadap hal-hal yang berakibat langsung tnya. Menciptakan manusia baru hanya b sendiri. Buat paham ini, sejarah kelam Ru
h monumen sejarah yang mengingatkan ki unakan bahasa Budiawan -- dari upaya p
men inilah para filsuf dari tradisi individu tentang perlunya demokrasi, penegakan atas. Demokrasi, misalnya, mereka angg
ng dapat meminimalkan dampak buruk ya individu-individu yang duduk di kursi kekuas
reka percaya sebagai sistem yang memun k menjadi konflik yang terbuka dan berdar umbangan paling besar bagi sejarah politi me, dari John Locke hingga Frederick Haye
isionisme
ran filsafat yang menganggap adanya satu aitu intuisi. Tokoh aliran ini diantaranya dal
alah suau sarana untuk mengetahui sec etahuan yang diperoleh dengan jalan pel
genalan secara langsung dari pengetahuan
sur yang berharga dalam intuisionisme Be atu bentuk pengalaman di samping pengal n data yang dihasilkannya dapat merupaka
pengetahuan yang dihasilkan oleh pengin kan bahwa pengetahuan didasarkan pada
an harus meliputi baik pengalaman
me tidak mengingkati nilai pengalaman in impulkan darinya. Intusionisme – setid
atakan bahwa pengetahuan yang lengkap pengetahuan yang nisbi-yang meliputi s yang berpendirian bahwa apa yang dib
asyarakat sosialis, epentingan umum al ini adalah utopia hluk rasional yang terhadapnya dan isa terjadi dengan ia di bahwa Lenin ta semua terhadap enciptaan manusia lisme membangun ekuasaan hukum, p alternatif sistem g diakibatkan oleh an. kinkan perbedaan h. Konsep-konsep modern dari para k.
emampuan tingkat h Henri Bergson.
ara langsung dan ukisan, tidak akan
intuitif.
gson ialah, paham man yang dihayati n bahan tambahan eraan. Kant masih engalaman, tetapi inderawi maupun
derawi yang biasa k-tidaknya dalam di peroleh melalui bagian saja-yang rikan oleh indera
hanyalah apa yang menamp yaitu kenyataan. Mereka m seperti yang menampak ke kepada kita keadaanya yang
Dengan menyadari keterb kemampuan tingkat tinggi d pemikiran akal, sebab pemiki
Fungsi intuisi adalah untuk untuk mengenal hakikat selu yang utuh, yang tetap dan m indera dan akal hanya ma intuisi dapat menghasilkan p
Fe
Menurut Husserl “prinsip seg menggunakan pengantara a Filsafat. Hanya apa yang se dianggap benar dan dap menyimpulkan bahwa kesad kesadaran yang diberikan se lihat lagi. Fenomenologi me (phainomenon). Jadi, feno menampakkan diri.
“fenomen” merupakan realita realitas dari kita., realitas i mengarah pada realitas. K menurut kodratnya bersifat kesadaran. Dan justru kare dimengerti sebagai sesuatu h
“Konstitusi” merupakan pros mengkonstitusi diri dalam realitas, maka dapat dikatak tampaknya realitas. Tidak a hanya mungkin ada dalam k tidak lain daripada dunia s kesadaran. Konstitusi ini berl ketika menjadi fenomen bagi
k belaka, sebagai lawan dari apa yang di ngatakan, barang sesuatu tidak pernah
ada kita, dan hanya intuisilah yang dap senyatanya.
tasan indera dan akal, Bergson me alam diri manusia, yaitu intuisi. Intuisi ad
an intuisi bersifat dinamis.
mengenal hakikat pribadi atau ‘aku’ deng uh kenyataan. Intuisi inilah yang dapat me
nangkap objek secara langsung tanpa mel pu menghasilkan pengetahuan yang tida ngetahuan yang utuh dan tetap
omenologi
ala prinsip” ialah bahwa hanya intuisi lang papun juga) dapat dipakai sebagai kriteri ara langsung diberikan kepada kita dalam t dianggap benar “sejauh diberikan”. ran harus menjadi dasar filsafat. Alasannya cara langsung kepada saya sebagai subje upakan ilmu pengetahuan (logos) tentang enologi mempelajari suatu yang tampa
s sendiri yang tampak, tidak ada selubung u sendiri tampak bagi kita. Kesadaran sadaran selalu berarti kesadaran akan s
intensionalitas. (intensionalitas merupa na kesadaran ditandai oleh intensionalita al yang menampakkan diri.
s tampaknya fenomen-fenomen kepada ke esadaran. Karena terdapat korelasi anta n konstitusi adalah aktivitas kesadaran y a kebenaran pada dirinya lepas dari kes relasi dengan kesadaran. Dan karena yang jauh dianggap benar, maka realitas haru angsung dalam proses penampakkan yang kesadaran intensional.
erikan oleh intuisi, erupakan sesuatu at menyingkapkan
ganggap adanya alah suatu bentuk
n lebih murni dan ahami kebenaran lui pemikiran. Jadi utuh, sedangkan
ung (dengan tidak terakhir dibidang pengalaman dapat ari situ Husserl ialah bahwa hanya , seperti akan kita apa yang tampak atau apa yang
yang memisahkan enurut kodratnya suatu. Kesadaran kan unsur hakiki s, fenomen harus
sadaran. Fenomen ra kesadaran dan ng memungkinkan daran. Kebenaran disebut realitas itu s dikonstitusi oleh dialami oleh dunia
Sebagai contoh dari konstitusi: “saya melihat suatu gelas, tetapi sebenarnya yang saya lihat merupakan suatu perspektif dari gelas tersebut, saya melihat gelas itu dari depan, belakang, kanan, kiri, atas dan seterusnya”. Tetapi bagi persepsi, gelas adalah sintesa semua perspektif itu. Dalam prespektif objek telah dikonstitusi. Pada akhirnya Husserl selalu mementingkan dimensi historis dalam kesadaran dan dalam realitas. Suatu fenomen tidak pernah merupakan suatu yang statis, arti suatu fenomen tergantung pada sejarahnya. Ini berlaku bagi sejarah pribadi umat manusia, maupun bagi keseluruhan sejarah umat manusia. Sejarah kita selalu hadir dalam cara kita menghadapi realitas. Karena itu konstitusi dalam filsafat Husserl sulalu diartikan sebagai “konstitusi genetis”. Proses yang mengakibatkan suatu fenomen menjadi real dalam kesadaran adalah merupakan suatu aspek historis.
Pandangan Husserl tentang “Reduksi Fenomenologis”. Kita pada dasarnya cenderung untuk bersikap natural dalam artian dengan diam-diam percaya akan adanya dunia. Untuk memulai fenomenologi kita seharusnya meninggalkan sifat ini pada dunia real. Reduksi bukan merupakan kesangsian terhadap dunia, melainkan suatu netralisasi, ada tidaknya dunia real tidak memiliki perannya lagi. bagi Husserl reduksi merupakan ada tidaknya dunia real tidak relevan dan persoalan ini dapat disisihkan tanpa merugikan. Dengan mempraktekkan reduksi ini kita akan masuk pada “sikap fenomenologis”. Reduksi ini harus dilakukan menurut Husserl lebih dikarenakan karena Husserl menginginkan fenomenologi menjadi suatu ilmu rigous. Ilmu rigous tidak boleh mengandung keraguan, atau ketidak pastian apapun juga. Ucapan yang dikemukakan pada ilmu rigorous harus bersifat “apodiktis” (tidak mengizinkan keraguan).
Suatu benda material tidak pernah diberikan kepada kita secara apodiktis dan absolut. Setiap benda material selalu diberikan dalam bentuk profil-profil. Misalnya dari sebuah lemari yang ada di hadapan saya, saya hanya dapat melihat depannya saja tanpa dapat mengetahui bentuk depannya, dan ketika saya ingin melihat sisi depannya, maka saya harus melihatnya dari sisi yang lainnya, namun setelah itu saya tidak bisa melihat sisi depan dari profil-profil lain. Dengan cara inilah benda-benda material tampak bagi saya. Setiap benda material tidak pernah diberikan kepada saya menurut segala profil-profilnya, secara total dan absolut. Cara realitas material tampak bagi saya bersikap sedemikian rupa, sehingga tidak dapat ditemukan pernyataan-pernyataan apodiktis dan absolut tentangnya. Karena alasan-alasan itulah fenomenologi sebagai ilmu rigorous harus mulai dengan mempraktekkan “reduksi transendental”.
Jika kita menempatkan realitas material dengan mempraktekkan reduksi transendental tersebut, apakah yang tinggal untuk mendasari fenomenologi sebagai ilmu rigorous. Husserl berpendapat bahwa yang tinggal adalah kesadaran atau subjektivitas. Kesadaran tidak berkeluasan dalam ruang. Kesadaran tampak bagi saya secara total dan langsung. Karena itu menjadi mungkin mengemukakan pernyataan-pernyataan apodiktis dan absolut tentangnya. Adanya kesadaran dan juga struktur kesadaran dapat dinyatakan secara absolut. Jadi, kesadaran harus dipilih sebagai dasar bagi fenomenologi sebagai ilmu rigorous.
Reduksi menyingkapkan kes intensional. Dengan demikia tidak lagi bicara tentang duni dengan kesadaran, seperti menemukan dunia sebagai k Demikianlah fenomenologi apodiktis dan absolut tentan dunia, sebaliknya realitas m kesadaran. Menurut Husserl sendiri antara kurung, melain aspek positif dari reduksi, re sikap natural, melainkan juga transendental”.
Sumber:
Hadiwijono, Harun. Sari Bertens. Filsafat barat Abad
Kri
Kritisisme merupakan filsafat rasio sebelum melakukan pe Immanuel Kant (1724-1804) Filsafat Kritisisme. Menurutn secara apriori sudah ada dal pengalaman (aposteriori).
Filsafat kritisisme adalah fah Empirisme. Yang mana ked faham yang beranggapan ba dari rasio/ akal). Faham ini d adalah faham yang berangga indra (pengalaman) kita. Fah
Rene Descartes dalam buk perlunya ada methode yan dengan menyangsikan segal ujian kesangsian yang radikal bagi
Discourse menerima 3 realit 1. Relitas 2. Realitas
daran sebagai menurut kodratnya terarah p n dunia mendapat tempatnya lagi dalam a secara naif, seakan-akan dunia sama sek
ibuat dalam sikap natural. Tetapi dalam relat dari kesadaran, dunia sebagai fenome
apat mempelajari dunia dan merumusk nya. Dalam fenomenologi kita tidak bertola
terial ditemui dalam suatu prespektif baru, yang lebih penting dalam reduksi bukann an setiap interpretasi atau teori tentang du uksi bukan saja berpaling dari dunia seper terutama berpaling kepada sesuatu yaitu k
Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta: X, Inggris-Jerman. Jakarta : Gramedia. 198
tisisme
yang terlebih dahulu menyelidiki kemampu ncarian kebenaran. Tokoh yang terkenal d
. Filsafatnya dikenal dengan Idealisme a, pengetahuan manusia merupakan sinte am kesadaran dan pikiran dengan impresi
am yang mengkritik terhadap faham Rasio ua faham tersebut berlawanan. Faham R hwa dasar semua pengetahuan itu ada dal pelopori oleh Rene Descartos (1596-1650). pan bahwa seluruh pengetahuan tentang d
m ini di pelopori oleh David Hume (1711-17
u Discaurse De La Methode tahun 163 jitu sebagai dasar kokoh bagi semua p anya secara metodis. Kalau suatu kebenar ini, maka kebenaran itu 100% pasti ada da
seluruh
s atau substansi bawaan yang sudah ad pikiran (res perluasan (res extebsa
ada dunia, sebagai enomenologi. Kita alai tidak berkaitan fenomenologi kita n.
n ucapan-ucapan belakang dengan yaitu korelat bagi ya menaruh dunia ia. Ia menekankan i dimengerti dalam sadaran atau “ego
Kanisius. 1980 3
n dan batas-batas ri aliran ini adalah ransendental atau a antara apa yang ang diperoleh dari
alisme dan faham sionalisme adalah m pikiran (berasal Faham Empirisme nia itu berasal dari 76) . Ia menegaskan engetahuan. Yaitu an tahan terhadap menjadi landasan pengetahuan. sejak lahir, yaitu: logitan) “extebtion”)
3. Tuhan (sebagai wujud yang seluruhnya sempurna, penyebab sempurna dari kedua
realitas itu)
Pikiran adalah sesungguhnya kesadaran. Tidak mengambil ruang dan tidak dapat di bagi-bagi menjadi bagian yang lebih kecil. Materi adalah keluasan mengambil tempat dan dapat dibagi-bagi dan tak memilki kesadaran.
David Hume mencermati 2 hal yaitu substansi dan kausalitas. Hume tidak meneria substansi sebab yang dialami hanya kesan-kesan saja tentang beberapa ciri yang selalu ada bersam-sama. Dari kesan muncul gagasan. Kesan adalah hasil pengindraan langsung sebab gagasan adalah ingatan akan kesan-kesan seperti itu. Misal ku alami kesan: putih, licin, ringan, tipis. Atas dasar pengalaman itu tidak dapat disimpulkan bahwa ada substansi tetap yang misalnya disebut kertas memiliki ciri-ciri tadi. Bahwa di dunia ada relitas kertas. Diterima oleh Hume, namun, dari kesan itu mengapa muncul gagasan kertas dan bukan yang lainnya? Bagi Hume aku tidak lain hanyalah “a bundle or collction of perception”
(kesadaran tertentu).
Kausalitas adalah jika gejala tertentu diikuti oleh gejala lainnya. Misal: batu yang disinari matahati menjadi panas. Kesimpulan itu tidak berdasarkan pengalaman. Karena, pengalaman itu hanya memberi kita urutan gejala tetapi tidak memperlihatkan kepada kita
urutan sebab akibat
Yang disebut kepastian hanya mengungkapkan harapan kita saja dan tidak boleh dimengerti lebih dari “probable” (berpeluang). Maka, Hume menolak kausalitas sebab harapan bahwa sesuatu mengikuti yang lain tidak melekat pada hal-hal itu sendiri, namun, hanya dalam
gagasan kita.
Dengan kritisisme Immanuel Kant (1724-1804) mencoba mengembangkan suatu sintesis atas 2 pendekatan yang bertentangan ini. Kant berpendapat bahwa masing-masing pendekatan itu benar separuh dan salah separuh. Benarlah bahwa pengetahuan kita tentang dunia berasal dari indra kita, namun dalam akal kita ada faktor-faktor yang menentukan bagaimana kita memandang dunia sekitar kita. Ada kondisi-kondisi tertentu dalam manusia yang ikut menentukan konsepsi manusia tentang dunia. Kant setuju dengan Hume bahwa kita tidak mengetahui secara pasti seperti apa dunia “itu sendiri” (das ding on sich) namun hanya dunia itu seperti tampak “bagiku” atau “bagi semua orang.”
Namun menurut Kant ada 2 unsur yang memberi sumbangan kepada pengetahuan manusia tentang dunia. Yang pertama adalah kondisi-kondisi lahiriyah ruang dan waktu yang tidak dapat kita ketahui sebelum kita menangkapnya dengan indra kita. Ruang dan waktu adalah cara pandang dan bukan atribut dari dunia fisik. Itu materi pengetahuan. Yang kedua adalah kondisi-kondisi batiniah dalam manusia mengenai proses-proses yang tunduk kepada hukum kausalitas yang tak terpatahkan. Ini bentuk pengetahuan.
Demikian kant membuat kritik atas seluruh pemikiran filsafat membuat suatu sintesis dan meletakkan dasar bagi aneka aliran filsafat masa kini
Lib
Liberalisme berkaitan deng Liberalisme mencakup bany keagamaan, yang berpangka apapun (A. Heuken SJ: Ensik politik (2) filsafat politik dan ( orang dan teori moral sama dekat dikaitkan dengan seku 2003).
Heuken lebih lanjut menyebu bahwa manusia tidak hanya negara, yang kurang mengin diri dari kuasa rohani yang tid
Mirip dengan liberalisme, Li disebut orang libertini yang b memiliki sinagoga sendiri di adalah orang yang membeb dan moral (Wikipedia).
libertinisme atau faham yan diusir duakali dari kota Paris dalam sajak yang ditulisnya d seksual, dan dalam banyak s Gerard Saint Amant, merek Libertin menyiapkan jalan ba pada logika (Encyclopedia En
Dari pengertian demikian, te di antara libertinisme dan f kecenderungan keterbukaa kecenderungan ketertutupan
Liberalisme, sekalipun bisa d memiliki pengertian sendiri d agama yang menekankan p tradisi gereja. Liberalisme ad dan secara konsekwen bersa
Dalam Encyclopaedia Britan
eralisme
n kata Libertas (bhs. latin) yang artiny k aliran yang berbeda artinya di bidang p l tolak pada kebebasan orang-perorangan t lopedi Gereja). Liberalisme dapat dimengert
) teori filsafat umum, mencakup teori nilai, halnya dengan filsafat politik. ... Di Peranci larisme dan demokrasi (Stanford Encyclop
t liberalisme dasarnya adalah pendangan Z erhak mengusahakan masyarakat yang be ahkan hak-hak azasi manusia, melainkan j ak mendapat mandat dari umat. Kuasa dari
ertinisme juga berkaitan dengan Libertas. rarti orang Yahudi yang telah bebas dari p Yerusalem (Kis.6:9), tetapi dalam pengert
skan diri dari kekangan, terutama norma
dianut orang libertin. Seorang tokohnya, karena pandangannya yang atheistik dan i The Satirical Parnassus ia tidak menghirau ajaknya sama halnya dengan sesama libert
menentang ajaran agama dan konvensi i abad berikutnya yang menularkan roh kriti carta, 2006).
at seperti yang dikatakan oleh Verkuyl bah arisiisme (lihat artikel Adat Istiadat). Disa
dengan moralitas bebasnya, dipiha dengan moralitas kakunya.
iartikan macam-macam dalam berbagai bid alam teologi. Liberalisme teologi adalah sa enyelidikan agama yang berlandaskan no lah keinginan untuk dibebaskan dari paksa ngkutan dengan motivasi dari dalam diri ma
nica, liberalisme dapat dibagi dalam tiga
kebebasan, dan litik, ekonomi dan rhadap kekuasaan i sebagai (1) tradisi onsepsi mengenai s, liberalisme lebih dia of Philosophy, aman-Pencerahan, as dari kekuasaan uga membebaskan atas ditolak.
Dalam Alkitab ada njara Romawi dan ian umum, libertin sosial dan agama,
Theophile de Viau idup berfoya-foya, kan nilai moral dan in Marc Antoine de moral masyarakat. yang dilandaskan a manusia berada tu pihak ia ditarik lain ia ditarik
ang yang berbeda, lah satu pemikiran rma diluar otoritas an kontrol dari luar
usia.
pertama dari abad-17 sampai pertengahan abad-18; masa kedua dari pertengahan abad-18 sampai akhir abad-19; dan masa ketiga dari pertengahan abad-19 sampai abad-20.
Masa Pertama, liberalisme teologi biasa dikaitkan dengan filsuf dan matematikawan Rene Descartes. Masa ini juga disebut sebagai masa Rasionalisme dan Pencerahan. Descartes menekankan cara berfikir yang berpengaruh sampai abad-19 dan meletakkan dasar perkiraan kesadaran modern, yaitu: (1) keyakinan akan pikiran manusia, (2) mengutamakan manusia sebagai pribadi, (3) imanensi Tuhan, dan (3) keyakinan bahwa sifat alami manusia bisa dan selalu diperbaiki.
Masa Kedua, liberalisme teologi dikenal sebagai masa Romantisme yang diawali dengan disadarinya keunikan individu dan konsekwensinya mengenai pentingnya pengalaman individu sebagai sumber khusus mengenai arti yang tidak terbatas, ini memberi nilai lebih pada kepribadian dan kreativitas individu melebihi semua nilai lain. Jean-Jacques Rousseau dan Immanuel Kant adalah arsitek dibelakang liberalisme romantis ini.
Dalam teologi, Friedrich Schliermacher, dapat disebut sebagai bapak teologi protestan modern. Schleiermacher mengerti agama sebagai perasaan yang intuisif kebergantungan kepada yang kekal, atau Tuhan, yang dipercayainya sebagai pengalaman universal dari kemanusiaan. Ini menekankan pengalaman beragama daripada dogma agama. Teolog liberal berusaha untuk mendamaikan agama dengan ilmu pengetahuan dan masyarakat modern, dan mereka mengacu pada tehnik kritik historis atas Alkitab dalam usaha untuk membedakan Yesus Sejarah dan ajarannya dari dari apa yang mereka anggap sebagai mitologi dan dihasilkan oleh dogma.
Bila semula liberalisme teologi masih memberi tempat pada yang supranatural, lama-kelamaan perkembangan liberalisme mengarah pada penekanan Yesus sebagai sekedar manusia biasa. Albrecht Ritchl menolak aspek supranatural dari hidup Yesus dan menafsirkan mujizat Yesus dalam kerangka ajaran idealisme Hegel, dan menjadikan etika sebagai jantung agama. Pengikut Ritchl Adolf von Harnack menyebut Yesus adalah tokoh manusia yang memiliki damai dan kerendahan hati yang dapat menguatkan dan membawa damai pada orang lain. Kedudukannya sebagai pengajar di Berlin sempat dipersoalkan oleh gereja Jerman karena pandangannya yang liberal mengenai mujizat Alkitab termasuk soal sifat sejarah kebangkitan Yesus.
Masa ketiga, perkembangan liberalisme sekalipun sempat direm sejenak oleh Karl Barth dengan Neo-Orthodoxinya, makin menjauhkan agama dari aspek transendennya. Teologi Liberal masa ketiga ini juga sering disebut sebagai
Pada masa ketiga ini berkembang studi Yesus Sejarah yang menafikan sifat supra-natural Yesus. F.C. Baur memperkenalkan pendekatan yang anti-theistic dan yang supranatural dalam hubungan dengan sejarah kekristenan. D.F. Strauss (Life of Jesus) menolak sama sekali dasar sejarah elemen supranatural dalam Injil. J.E. Renan (Life of Jesus) juga senada
dengan Strauss dan lebih jauh menyebut Yesus terobsesi semangat revolusi, penganiayaan dan mati syahid. Albert Schweitzer (The Quest of the Historical Jesus) disatu sisi menyalahkan Strauss dan Renan karena mengabaikan aspek eschatologis tentang kerajaan Allah dan akhir zaman, tetapi disisi lain ia meneruskan pandangan mereka karena Yesus ditampilkan sebagai politikus agama yang pemarah yang membuat kesalahan besar dalam cara hidupnya. Arthur Drews (The Christ Myth) bahkan lebih jauh memperlakukan seluruh Injil sebagai cerita fiksi. Faham Yesus Sejarah ini diteruskan oleh Jesus Seminar sejak 1985.
Kecenderungan menafikan yang supranatural disebut juga sebagai (Gereja dan Aliran Modern), Saeculum adalah pandangan serta sikap hidup yang menanggalkan yang waktuwi itu dari yang abadi, yang menanggalkan yang profan dari yang sakral. ... Sedang Sekularisme ialah aliran dalam kultur, dalam mana seluruh perhatian dituntut untuk dunia ini dan untuk zaman ini dengan mengucilkan Allah serta Kerajaan-Nya. Encyclopedia Wikipedia menyebut Sekularitas adalah keberadaan yang bebas dari kwalitas keagamaan dan spiritualitas, dan Sekularisme yang terkait masa Pencerahan menegaskan tentang kebebasan agama dan bebas dari agama, dalam negara yang netral dalam hal menyangkut kepercayaan, dan tidak memberikan hak khusus atau subsidi kepada agama. Britannica menyebut Sekularisme sebagai gerakan dalam masyarakat yang ditujukan untuk menjauhkan diri dari yang diluar dunia dan kembali ke bumi.
Dalam hubungan dengan Liberalisme, Arend Theodoor van Leeuwen (Christianity in World History) menyebut Liberalisme adalah produk yang disekularisasikan dari peradaban Kristen. Dari ketiga istilah Liberalisme, Libertinisme dan Sekularisme, kita menjumpai nafas yang sama yang mendasari, yaitu membebaskan diri dari yang Aeternum dan hanya berurusan dengan yang Saeculum. Semangat sekularisme sudah terlihat dalam pemikiran Friedrich Nietzsche yang dikenal sebagai pelopor Teologi Kematian Tuhan (Death of God Theology). Ia bertitik tolak menafikan Tuhan yaitu pada Tuhan yang tidak ada, karena itu Manusia harus menentukan jalan hidupnya sendiri.
Dalam Rudolf Bultman kita melihat skeptikisme rasional dibentuk oleh existensialisme berusaha mendikotomikan Yesus Sejarah dari Yesus Iman dan menolak konsep the three deckers universe (bumi surga neraka) yang disebutnya mitos. Seluruh etos dan pemikiran Perjanjian Baru adalah mitos. Hal-hal yang bersifat transendental dipandang sebagai mitologi dan harus dimengerti secara existensial yang subyektip. Tugas manusia adalah mendemitologisasikan ajaran PB itu. Paul Tillich mengemukakan bahwa Injil harus ditelanjangi dari sifat non-existensialnya dan terbuka bagi istilah-istilah yang bermakna bagi manusia modern. Baginya, Tuhan adalah The Ground of all Being.
Teolog sekular selanjutnya lebih radikal menafikan yang supranatural. Dietrich Bonhoeffer dalam tulisan awalnya cukup konservatif dan kristosentris, namun pandangannya berubah radikal ketika ia dipenjara karena konspirasi membunuh Hitler. Dalam Letters from Prison ia menekankan kekristenan tanpa agama dan bahwa dunia sudah dewasa (world come of age) dan kekristenan telah kehilangan sifat keagamaannya. Manusia sudah dewasa sehingga tidak lagi perlu bergantung kepada yang disebut Allah. Lebih jauh John A.T. Robinson
(Honest to God) mulai deng tidak bermakna lagi dan sala ayah ke angkasa yang diperc
Pada tahun 1960-an kons kalangan beberapa teolog r mengungkapkan gagasan ra arah radikalisme Gabriel Va Era). Harvey Cox (The Sec Katolik, Robert Adolfs (The disekitarnya. Yang lebih radi Gospel of Christian Atheism).
Kelihatannya ada gejala m ditambahkan dalam tiga pem an dibalik gencarnya Libe menganggap Allah telah mati yang luar biasa yang dik Modernisme tidak lagi me transendental yang mereka c teolog Liberal ada juga us dinafikan, hanya sayangnya lari kepada mistikisme/gnosti didemitologisasikan.
Bila semula Liberalisme Konservativisme ekstrim, ia kebebasan itu berangsur-an makin menafikan yang kekal
Ma
Materialisme adalah suatu al materi (benda). Materialis ditempatkan di sekundernya. berdasakan atas kenyataan
Misal, menurut proses waktu alam raya ini sudah ada.
Menurut zat, manusia tidak bi itu adalah sebuah benda ya
an keyakinan bahwa gagasan Allah di ata h. Manusia dewasa harus meninggalkan ko aya itu.
p Nietzche mengenai Kematian Allah dikal. Paul van Buren (The Secular Mean ikalnya, dan dari judul bukunya kita dapat anian (The Death of God: The Culture of lar City) menyinggung tema yang sama. Grave of God) sampai menerima kutuka kal lagi kita temukan dalam tulisan Thom
enarik untuk diamati sebagai Masa Ke bagian yang disebut Britannica, yaitu pada alisme Radikal yang bukan saja mena
dan sudah dikubur, dunia mengalami keko nal dengan Era Posmo (Postmodernis madai terjadi pencarian manusia kemb ari dalam agama-agama mistik Timur (New
ha untuk kembali membuka diri kepada mereka tidak kembali kepada supranatural kisme yang dahulu dikritik oleh Bultman s
mempunyai andil memperbaiki beb tidak memberi jalan keluar yang lebih sur membawa manusia kepada peninggia
an Tuhan dalam bentuk Liberalisme yang
terialisme
iran dalam filsafat yang pandangannya bert e memandang bahwa benda itu prim Sebab materi ada terlebih dahulu baru ada
enurut proses waktu dan zat.
, lama sebelum manusia yang mempunyai i
sa berfikir atau mempunyai ide bila tidak me g bisa dirasakan oleh panca indera kita.
sana telah kuno, nsep proyeksi figur
angkit kembali di ing of the Gospel) engetahui kemana Our Post-Christian i kalangan Roma n dari masyarakat s J.J. Altizer (The
empat yang bisa masa tahun 1960-fikan Allah tetapi ongan batin/rohani ) dimana ketika li akan nilai-nilai Age). Di kalangan hal-hal yang dulu isme Alkitab tetapi bagai yang harus
erapa kekeliruan aik, malah nafas diri dan akhirnya akin ekstrim.
itik tolak dari pada r sedangkan ide ide. Pandangan ini
de itu ada didunia,
mpunyai otak, otak tak atau materi ini
yang lebih dulu ada baharu muncul ide dari padanya. Atau seperti kata Marx “Bukan fikiran yang menentukan pergaulan, melainkan keadaan pergaulan yang menentukan fikiran.” Maksudnya sifat/fikiran seorang individu itu ditentukan oleh keadaan masyarakat sekelilingnya, “masyarakat sekelilingnya” –ini menjadi materi atau sebab yang mendorong terciptanya fikiran dalam individu tersebut.
Aliran-aliran dalam Materialisme
1. Materialisme Mekanik
Materialisme mekanik adalah aliran filsafat yang pandangannya materialis sedangkan metodenya mekanis. Aliran ini mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan gerak dan berubah, geraknya itu adalah gerakan yang mekanis artinya, gerak yang tetap selamanya atau gerak yang berulang-ulang (endless loop) seperti mesin yang tanpa perkembangan atau peningkatan secara kualitatif.
Materialisme mekanik tersistematis ketika ilmu tentang meknika mulai berkembang dengan pesat, tokoh-tokoh yang terkenal sebagai pengusung materialisme pada waktu itu ialah Demokritus (± 460-370 SM), Heraklitus (± 500 SM) kedua pemikir Yunanai ini berpendapat bahwa aktivitas psikik hanya merupakan gerakan atom-atom yang sangat lembut dan mudah bergerak.
Mulai abad ke-4 sebelum masehi pandangan materialisme primitif ini mulai menurun pengaruhnya digantikan dengan pandangan idealisme yang diusung oleh Plato dan Aristoteles. Sejak itu, ± 1700 tahun lamanya dunia filsafat dikuasai oleh filsafat idealisme.
Baru pada akhir jaman feodal, sekitar abad ke-17 ketika kaum borjuis sebagai klas baru dengan cara produksinya yang baru, materialisme mekanik muncul dalam bentuk yang lebih modern karena ilmu pengetahuan telah maju sedemikian pesatnya. Pada waktu itu ilmu materialisme ini menjadi senjata moril / idiologis bagi perjuangan klas borjuis melawan klas feodal yang masih berkuasa ketika itu. Perkembangan materialisme ini meluas dengan adanya revolusi industri, di negeri-negeri Eropa. Wakil-wakil dari filsafat materialis pada abad ke-17 adalah Thomas Hobbes(1588-1679 M), Benedictus Spinoza (1632-1677 M) dsb. Aliran filsafat materialisme mekanik mencapai titik puncaknya ketika terjadi Revolusi Perancis pada abad ke-18 yang diwakili oleh Paul de Holbach (1723-1789 M), Lamettrie (1709-1751 M) yang disebut juga materialisme Perancis.
Materialisme Perancis dengan tegas mengatakan materi adalah primer dan ide adalah sekunder, Holbach mengatakan : “materi adalah sesuatu yang selalu dengan cara-cara tertentu menyentuh panca indera kita, sedang sifat-sifat yang kita kenal dari bermacam hal-ichwal itu adalah hasil dari bermacam impresi atau berbagai macam perubahan yang terjadi di alam pikiran kita terhadap hal-ichwal itu”. Materialisme Perancis menyangkal pandangan
religus tentang penciptann dunia (Demiurge), yang sebelum itu menguasai alam pikiran manusia..
Bahkan secara terang-terangan Holbach mengatakan “nampaknya agama itu diadakanhanya untuk memperbudak rakyat dan supaya mereka tunduk dibawah kekuasaan raja lalim. Asal manusia merasa dirinya didalam dunia ini sangat celaka, maka ada orang yang datang mengancam mereka dengan kemarahan Tuhan, memakasa mereka diam dan mengarahkan pandangan mereka kelangit, dengan demikian mereka tidak lagi dapat melihat sebab sesungguhnya daripada kemalangannnya itu”.
Materialisme Perancis adalah pandangan yang menganggap segala macam gerak atau gejala-gejala yang terjadi dialam itu dikuasai oleh gerakan mekanika, yaitu pergeseran tempat dan perubahan jumlah saja. Bahkan manusia dan segala aktivitetnya pun dipandang seperti mesin yang bergerak secara mekanik, ini tampak jelas sekali dalam karya Lamettrie yang berjudul “Manusia adalah mesin”. Mereka tidak melihat adanya peranan aktif dari ide atau pikiran terhadap materi. Pandangan ini adalah ciri dan sekaligus kelemahan materialisme Perancis.
2. Materialisme Metafisik
Materialisme metafisik mengajarkan bahwa materi itu selalu dalam keadaan diam, tetap atau statis selamanya seandainya materi itu berubah maka perubahan tersebut terjadi karena faktor luar atau kekuatan dari luar. Gerak materi itu disebut gerak ekstern atau gerak luar. selanjutnya materi itu dalam keadaan terpisah-pisah atau tidak mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya.
Materialisme metafisik diwakili oleh Ludwig Feurbach, pandangan materialisme ini mengakui bahwa adanya “ide absolut” pra-dunia dari Hegel , adanya terlebih dahulu “kategori-kategori logis” sebelum dunia ada, adalah tidak lain sisa-sisa khayalan dari kepercayaan tentang adanya pencipta diluar dunia; bahwa dunia materiil yang dapat dirasakan oleh panca indera kita adalah satu-satunya realitet.
Tetapi materialisme metafisik melihat segala sesuatu tidak secara keseluruhannya, tidak dari saling hubungannya, atau segala sesuatu itu berdiri sendiri. Dan segala sesuatu yang
real itu tidak bergerak, diam.
Pandangan ini mengidamkan seorang manusia suci atau seorang resi suci yang penuh cinta kasih. Feurbach berusaha memindahkan agama lama yang menekankan hubungan manusia dengan Tuhan menjadi sebuah agama baru yaitu hubungan cinta kelamin antara manusia dengan manusia. Seperti kata Feurbach: “Tuhan adalah bayangan manusia dalam cermin”, Feurbach menentang teologi, dalam filsafatnya atau “agama baru”-nya Feurbach mengganti kedudukan Tuhan dengan manusia, pendeknya manusia itu Tuhan. Feurbach tidak melihat peran aktif dari ide dalam perkembangan materi, yang materi bagi Feurbach