• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPLN D3.027-2 - Insulator Line Post

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SPLN D3.027-2 - Insulator Line Post"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

i

i

INSULATOR POLIMER TEGANGAN

INSULATOR POLIMER TEGANGAN

MENENGAH

MENENGAH

BAGIAN 2:

BAGIAN 2:

INSULATOR

INSULATOR

LI

LI

NE P

NE P

O

O

S

S

 KOMPOSIT

 KOMPOSIT

PT PLN (Persero)

PT PLN (Persero)

Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135 Kebayoran Baru

Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135 Kebayoran Baru

Jakarta Selatan 12160

Jakarta Selatan 12160

STANDAR

STANDAR

PT PLN (PERSERO)

PT PLN (PERSERO)

SPLN D3.027-2: 2016

SPLN D3.027-2: 2016

Lampiran Peraturan Direksi

Lampiran Peraturan Direksi

PT PLN (Persero) No. 184.P/DIR/2016

PT PLN (Persero) No. 184.P/DIR/2016

(2)
(3)
(4)

INSULATOR POLIMER TEGANGAN MENENGAH

INSULATOR POLIMER TEGANGAN MENENGAH

BAGIAN 2:

BAGIAN 2:

INSULATOR

INSULATOR

LI

LINE POS

NE POS T 

 KOMPOSIT

 KOMPOSIT

STANDAR

STANDAR

PT PLN (PERSERO)

PT PLN (PERSERO)

SPLN D3.027-2: 2016

SPLN D3.027-2: 2016

Lampiran Peraturan Direksi

Lampiran Peraturan Direksi

PT PLN (Persero) No. 184.P/DIR/2016

PT PLN (Persero) No. 184.P/DIR/2016

PT PLN (Persero)

PT PLN (Persero)

Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135

Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135 Kebayoran Baru

Kebayoran Baru

Jakarta Selatan 12160

(5)
(6)

INSULATOR POLIMER TEGANGAN MENENGAH

BAGIAN 2:

INSULATOR

LINE POS T 

 KOMPOSIT

Disusun oleh :

Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi dengan Surat Keputusan

Kepala PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan (

R esearch I ns titute

)

No. 0103.K/LIT.03/KAPUSLITBANG/2015

Kelompok Kerja Standardisasi Isolator Polimer dengan Surat Keputusan

Kepala PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan (

R esearch I ns titute

)

No. 0410.K/PUSLITBANG/2015

Diterbitkan oleh: PT PLN (Persero)

Jl. Trunojoyo Blok M - 1/135, Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

Kelompok Bidang Distribusi Standardisasi

dengan Keputusan

Kepala PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan (Research Institute)

No. 0103.K/LIT.03/KAPUSLITBANG/2015

1. Ir. Hadi Suhana, MT : Sebagai Ketua merangkap Anggota 2. Buyung Sofiarto Munir, ST, MSc : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota 3. Hendi Wahyono, ST : Sebagai Anggota

4. Ir. Rudy Setyobudi, MT : Sebagai Anggota 5. Satyagraha A. Kadir, ST : Sebagai Anggota 6. Ir. Muhammad Rusli, MM, MT : Sebagai Anggota 7. Ir. Bob Saril, MEng.Sc : Sebagai Anggota 8. Ir. Indradi Setiawan, MM : Sebagai Anggota 9. Sriyono, ST, MT : Sebagai Anggota 10. Ir. Yohanes Sukrislismono : Sebagai Anggota 11. Ir. Sri Budi Santoso : Sebagai Anggota 12. Ir. Imam Agus Prayitno : Sebagai Anggota 13. I Ketut Gede Agus Sutopo : Sebagai Anggota

Susunan Kelompok Kerja Standardisasi

Isolator Polimer

dengan Keputusan

Kepala PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan (Research Institute)

No. 0410.K/PUSLITBANG/2015

1. Sriyono, ST, MT : Sebagai Ketua merangkap Anggota 2. Afrianto Budi BN, Amd : Sebagai Sekretaris merangkap Anggota 3. Effendi Memed, ST : Sebagai Anggota

4. Ir. PC. Didit Hadisantoso : Sebagai Anggota 5. Doddy Suhendra, ST : Sebagai Anggota 6. Ir. Adi Priyanto : Sebagai Anggota 7. Ir. Nur Wahyu Dhinianto, M.Eng : Sebagai Anggota 8. Alam Awaludin, ST, MSc : Sebagai Anggota 9. Satyagraha A. Kadir, ST : Sebagai Anggota

(12)

SPLN D3.027-2: 2016 i

Daftar Isi

Daftar Isi ... i Daftar Tabel ... i Daftar Gambar ... i Daftar Lampiran... ii Prakata ... iii 1. Ruang Lingkup ... 1 2. Tujuan ... 1 3.  Acuan Normatif ... 1

4. Definisi dan Istilah ... 2

5. Nilai Pengenal dan Karakteristik... 4

6. Tipe Insulator ... 4

7. Konstruksi dan Material ... 5

7.1 Konstruksi insulator ... 5 7.2 Inti ... 5 7.3 Selungkup ... 5 7.4 Fiting dasar ... 6 7.5 Fiting atas ... 6 7.6 Penandaan ... 7 8. Pengujian ... 7 8.1 Uji desain ... 7 8.2 Uji jenis... 8

8.3 Uji serah terima ... 9

8.1 Uji rutin ... 11

Daftar Tabel

Daftar Gambar

Tabel 1. Nilai pengenal dan karakteristik ... 4

Tabel 2. Tebal pelapis komponen logam ... 6

Tabel 3. Mata uji desain ... 7

Tabel 4. Mata uji jenis... 8

Tabel 5. Jumlah sampel uji serah terima ... 10

Tabel 6. Mata uji serah terima ... 10

(13)

SPLN D3.027-2: 2016

ii

Daftar Lampiran

Lampiran A. Pengujian yang harus dilakukan setelah perubahan desain ...12 Lampiran B. Panduan Verifikasi Dimensi ...13

(14)

SPLN D3.027-2: 2016

iii

Prakata

SPLN Serial D3.027: 2016 merupakan standar insulator polimer untuk penggunaan pada SUTM 20 kV dan merupakan standar pertama yang diterbitkan oleh PLN untuk insulator berbahan polimer.

Serial SPLN ini dibagi dalam dua bagian:

1. SPLN D3.027-1: 2016, Bagian 1: Insulator Tarik (Tension) Komposit; 2. SPLN D3.027-2: 2016, Bagian 2: Insulator Line Post  Komposit.

Penyusunan standar ini untuk menindaklanjuti penugasan Direktur Perencanaan Korporat sesuai surat nomor 0756/REN.03.03/DIR/2015, tanggal 11 September 2015, perihal penyusunan SPLN untuk beberapa peralatan distribusi tegangan menengah, peralatan tegangan tinggi dan ekstra tinggi, serta surat Direktur Bisnis Regional Maluku dan Papua nomor 0184/REN.03.03/DITREG-MP/2016, tanggal 03 Februari 2016 perihal permintaan pembuatan SPLN insulator polimer tegangan menengah.

Dengan diterbitkannya standar ini maka ketentuan spesifikasi teknis dan perencanaan pengadaan dalam pembangunan jaringan yang menggunakan insulator polimer oleh unit-unit PT PLN (Persero) harus berpedoman pada SPLN ini.

(15)
(16)

SPLN D3.027-2: 2016

1

Insulator Polimer Tegangan Menengah

Bagian 2: Insulator

Line Post 

 Komposit

1. Ruang Lingkup

Standar ini merupakan spesifikasi insulator   line post   komposit dengan konstruksi fiting atas menggunakan logam maupun non logam untuk penggunaan pada saluran udara tegangan menengah (SUTM) 20 kV.

2. Tujuan

Sebagai ketentuan persyaratan teknis pada pengadaan dan pemesanan bagi unit-unit PT PLN (Persero), serta ketentuan desain, pembuatan dan pengujian bagi pabrikan, institusi penguji dan institusi sertifikasi produk.

3. Acuan Normatif

Kecuali ditetapkan secara khusus pada standar ini, persyaratan yang terkait dengan metode uji mengikuti ketentuan pada standar-standar di bawah ini. Dalam hal terjadi revisi, persyaratan mengikuti edisi terakhirnya.

a. IEC 61952 (2008-05), Insulators for overhead lines - Composite line post insulators for A.C. systems with a nominal voltage greater than 1 000 V -Definitions, test methods and acceptance criteria;

b. IEC 62217 (201209), Polymeric HV insulators for indoor and outdoor use -General definitions, test methods and acceptance criteria;

c. IEC 60695-11-10 (2003-08 ), Fire hazard testing – Part 11-10: Test flames 50 W horizontal and vertical ;

d. IEC 60060-1 (2010-09), High voltage test techniques, Part 1: General definitions and test requirements;

e. IEC 60383-1 (1993-04), Insulators for overhead lines with a nominal voltage above 1000V, Part 1: Ceramic or glass insulator units for a.c. systems -Definitions, test methods and acceptance criteria;

f. IEC/TS 60815-3, Selection and dimensioning of high-voltage insulators intended for use in polluted conditions – Part 3: Polymer insulators for a.c. systems;

g. IEC 60587: 2007, Electrical insulating materials use under severe ambient conditions – Test methods for evaluating reistance to tracking and erosion;

h. ISO 1461: 2009, Hot dip galvanized coatings on fabricated iron and steel articles - Specifications and test methods;

i. IEC TS 62073 (2003-06), Guidance on the measurement of wettability of insulator surfaces.

(17)

SPLN D3.027-2: 2016

2

4. Definisi dan Istilah

4.1 Insulator polimer

Insulator yang bagian insulasinya dibuat dari material berbasis organik.

4.2 Insulator resin

Insulator polimer yang bagian insulasinya dibuat dari hanya satu jenis material.

4.3 Insulator komposit

Insulator polimer yang bagian insulasinya terdiri dari dua bagian, yaitu inti ( core) dan selungkup (housing ). Insulator komposit dilengkapi dengan fiting (metal fitting, end fitting).

4.4 Inti

Insulasi bagian dalam dari insulator komposit yang berfungsi untuk menjamin kekuatan mekanis.

4.5 Selungkup

Insulasi bagian luar dari insulator komposit yang melindungi inti dari cuaca dan membentuk jarak rambat.

4.6 Sirip

Bagian dari selungkup insulator yang diproyeksi dari shank   untuk menambah jarak rambat.

4.7

 S hank

Insulasi pada bagian tengah insulator, tempat sirip diproyeksikan.

4.8 Fiting

Komponen integral pada insulator yang berfungsi menghubungkan insulator dengan struktur penopang atau konduktor atau insulator lainnya.

4.9 Fiting logam

(18)

SPLN D3.027-2: 2016

3

4.10

Interface

Bidang pertemuan antara permukaan yang berbeda material.

CATATAN:

Interface pada umumnya insulator komposit adalah : - antara selungkup dan fiting

- antara selungkup dan inti

- antara bagian-bagian pada selungkup, seperti antar sirip, atau antara selubung dan sirip.

4.11 SCL

Beban kantilever pengenal (specified cantilever load ); beban kantilever yang dapat ditahan insulator pada area pasang konduktor (fiting atas atau bagian kepala), ketika diuji dengan kondisi yang ditentukan standar ini.

4.12 MDCL

Beban kantilever desain maksimum (maximum design cantilever load ); batas beban dimana kerusakan inti mulai terjadi dan merupakan batas tertinggi untuk beban layanan.

4.13 STL

Beban tarik pengenal (specified tensile load ); beban tarik yang dapat ditahan insulator ketika diuji dengan kondisi yang ditentukan standar ini.

4.14 Beban gagal

Beban maksimum yang dicapai insulator ketika diuji dengan kondisi yang ditentukan standar ini.

4.15 Jarak busur

Jarak udara terpendek antara bagian-bagian logam yang bertegangan operasi.

4.16 Jarak rambat

Jarak terpendek atau jumlah dari jarak-jarak terpendek di sepanjang permukaan insulator antara dua bagian konduktif yang bertegangan operasi.

4.17 Zona koneksi

Zona dimana beban mekanisme ditransmisikan antara badan insulasi dan fiting ujung (end fitting ).

(19)

SPLN D3.027-2: 2016

4

5. Nilai Pengenal dan Karakteristik

Nilai pengenal dan karakteristik tercantum pada  Tabel 1.

Tabel 1. Nilai pengenal dan karakteristik

No Karakteristik Nilai

1. Tegangan pengenal 24 kV

2. Beban kantilever pengenal (SCL) 12,5 kN

3. Beban tarik pengenal (STL) 12,5 kN

4. Beban kantilever desain maksimum (MDCL) ≥ 6,25 kN

5. Tinggi (H) ≥ 300 mm

6. Jarak busur ≥ 270 mm dan

≥ 220 mm1)

7. Jarak rambat ≥ 680 mm

8. Tegangan ketahanan frekuensi daya - basah 65 kV 9. Tegangan ketahanan impuls petir 170 kV

Catatan :

1)

Jarak udara terpendek antar logam termasuk yang tertutup insulasi.

6. Tipe Insulator

Tipe insulator polimer didefinisikan dengan:

 A <spasi> B <spasi> C <spasi> D/E <spasi> F

Dimana:

 A = Jenis insulator = LPK (Line Post  Komposit); B = SCL dalam kN;

C = Tegangan pengenal dalam kV;

D = Tegangan ketahanan frekuensi daya basah dalam kV; E = Tegangan ketahanan impuls dalam kV;

F = Jenis fiting atas: - L = Logam; - NL = Non logam.

Berdasarkan Tabel 1, maka tipe insulator terdiri dari: a) LPK 12,5 24 65/170 NL;

(20)

SPLN D3.027-2: 2016

5

7. Konstruksi dan Material

7.1 Konstruksi insulator

Insulator terdiri dari inti, selungkup yang dilengkapi sirip-sirip dan fiting. 7.1.1

Pemasangan insulator ke traverse tiang SUTM dilakukan melalui mekanisme 7.1.2

mur-baut pada fiting dasar sedangkan pemasangan konduktor ke insulator dilakukan dengan mekanisme pengikatan pada bagian fiting atas.

Dimensi insulator harus memenuhi karakteristik nomor 5, 6 dan 7 pada 7.1.3

Tabel 1.  Pabrikan harus menerbitkan gambar spesifikasi terkait dengan dimensi tersebut dan dimensi lainnya, seperti: diameter sirip; diameter inti; tebal insulasi di atas inti dan ukuran fiting.

CATATAN: Jarak rambat insulator line post   dengan fiting atas non logam adalah jarak terpendek dari tiga jalur konduktor pada fiting atas ke bagian logam fiting dasar.

7.2 Inti

Material inti adalah epoksi resin dengan penguatan fiberglass. 7.2.1

Inti harus bebas dari retak dan rongga (void ) yang dapat mempengaruhi sifat 7.2.2

mekanis dan elektrikal insulator.

Pabrikan insulator harus memberikan informasi mengenai jenis material, 7.2.3

merek atau pabrik pembuat inti yang digunakan serta data uji karakteristik material yang dikeluarkan pabrik pembuatnya.

7.3 Selungkup

Selungkup harus menggunakan material karet silikon ( silicone rubber ) yang 7.3.1

diproses secara high temperature vulcanizing   (HTV) dengan filler   aluminium tri hydrate (ATH).

Material karet silikon harus memenuhi: 7.3.2

 Flammability  kelas V0;

 Passing voltage level  4,5 kV, sesuai IEC 60587.

Selungkup diekstrusi langsung di atas inti. Selungkup harus menempel 7.3.3

dengan ketat komponen yang berada di bawahnya.

Tebal selungkup yang berada di atas inti minimum 3 mm. 7.3.4

  Profil sirip adalah alternating   (mempunyai dua ukuran diameter yang 7.3.5

ditempatkan berselang-seling). Sirip harus didesain mempunyai sudut kemiringan agar air mudah lewat dan tidak terkumpul di atas permukaannya.

Permukaan selungkup harus bebas dari goresan dan retak. 7.3.6

Pabrikan insulator harus memberikan informasi mengenai merek atau nama 7.3.7

pabrik pembuat material selungkup yang digunakan serta data uji karakteristik material, meliputi: kuat tarik, pemuluran, density , kekerasan dan ketahanan tracking  dan erosi sesuai IEC 60587.

(21)

SPLN D3.027-2: 2016

6

7.4 Fiting dasar

Fiting dasar dibuat dari forged atau cast steel   yang dilapis hot dip galvanized  7.4.1

atau hot dip aluminium coated  dan dilengkapi dengan baut pasak.

Tebal pelapis komponen logam tercantum pada Tabel 2.  Pengukuran harus 7.4.2

dilakukan dengan metode magnetik.

Tabel 2. Tebal pelapis komponen logam

Komponen Hot dip galvanized  [µm] Hot dip aluminum coated  [µm] rata-rata minimum rata-rata minimum

Fiting bawah 85 70 - 70

Baut, mur, washer 54 43 -

-Pemasangan metal fiting ke inti harus dengan proses crimping . 7.4.3

Fiting dasar harus didesain agar baut pasak mudah dipasang. 7.4.4

Ukuran baut pasak adalah M16, dengan kuat mekanis harus sesuai dengan 7.4.5

nilai SCL insulator tersebut pada Tabel 1.  Panjang baut yang berada di luar fiting dasar adalah ≥ 175 mm.

Pabrikan harus memberikan informasi mengenai jenis baja dan karakteristik 7.4.6

mekanis bahan baut pasak.

7.5 Fiting atas

Struktur fiting atas harus didesain sedemikian sehingga konduktor dapat 7.5.1

dipasang dengan kuat dan tidak mudah rusak oleh gesekan dan vibrasi yang timbul saat dioperasikan.

Dimensi fiting atas pada Gambar 1. 7.5.2

Gambar 1. Konstruksi fiting atas

Material fiting atas: 7.5.3

 Tipe L: aluminium.

Permukaan harus bebas dari tonjolan yang dapat merusak konduktor;

 Tipe NL : non logam.

Dalam hal fiting atas tidak ditutupi insulasi selungkup, maka material harus memenuhi pengujian cuaca dipercepat dan flammability  kelas V0 (Tabel 3 butir B2 & B4).

(22)

SPLN D3.027-2: 2016

7

7.6 Penandaan

Insulator harus diberi penandaan yang jelas dan tidak mudah dihapus, meliputi penandaan: tipe (lihat butir 6); merek atau logo pabrikan; bulan dan tahun pembuatan; dan tulisan “SPLN D3.027-2, dengan ketentuan:

 Merek atau logo pabrikan, bulan dan tahun pembuatan dan tulisan SPLN D3.027-2

harus dengan cetak timbul dan ditempatkan pada selungkup;

 Tipe dapat ditempatkan pada selungkup dan fiting logam.

Penandaan pada selungkup tidak boleh ditempatkan pada sirip.

8. Pengujian

8.1 Uji desain

Uji desain bertujuan untuk membuktikan kesesuaian desain, material dan 8.1.1

metode atau teknologi pembuatan insulator. Uji desain dilakukan oleh Laboratorium PLN.

Semua sampel insulator harus diambil dari jalur produksi. 8.1.2

Mata uji desain tercantum pada Tabel 3. 8.1.3

Uji desain dilakukan setelah: 8.1.4

a) Perekaman identifikasi material selungkup, meliputi: Scanning Emission Microscopic ( SEM ); Fourier Transform Infra-Red Spectroscopy ( FTIR ); Differential Scanning Calorimetry ( DSC );

b) Pabrikan insulator menyerahkan data tersebut pada 7.1.3; 7.2.3; 7.3.7; 7.4.6.

Data identifikasi dan dokumen tersebut di atas merupakan bagian dari Laporan Pengujian Desain.

Tabel 3. Mata uji desain

No Mata uji Metode uji Ketentuan sampel

A. Pengujianinterface dan koneksi fiting

1 Tegangan frekuensi daya referens -kering

IEC 62217 butir 9.2.3 dan 9.2.4

3 sampel insulator. 2 Pra-stres

 Termal mekanis IEC 61952 butir 10.3.1

 Perendaman dalam air IEC 62217 butir 9.2.6

3 Verifikasi IEC 62217 butir 9.2.7  Pemeriksaan visual IEC 62217 butir 9.2.7.2

 Tegangan impuls muka curam

1)

IEC 62217 butir 9.2.7.3  Tegangan frekuensi daya

-kering

IEC 62217 butir 9.2.7.4

B. Pengujian material selungkup

1 Kekerasan IEC 62217 butir 9.3.1 2 keping sampel, diambil dari 2 selungkup sampel insulator

(23)

SPLN D3.027-2: 2016

8

No Mata uji Metode uji Ketentuan sampel

2 Cuaca dipercepat IEC 62217 butir 9.3.2 3 keping sampel, diambil dari 3 selungkup sampel insulator 3 Tracking  dan erosi1) IEC 61952 butir 10.2.2

IEC 62217 butir 9.3.3

2 sampel insulator lengkap

4 Bakar IEC 62217 butir 9.3.4

IEC 60695-11-10, Metode B

5 keping tanpa penuaan 5 keping dengan penuaan 5 Evaluasi ketahanan terhadap

tracking  dan erosi

IEC 60587 5 keping

C. Pengujian material inti

1 Keporian IEC 62217 butir 9.4.1 10 sampel inti, diambil dari sampel insulator

2 Difusi air IEC 62217 butir 9.4.2 6 sampel inti, diambil dari sampel insulator

D. Pengujian beban-waktu insulator lengkap

1 Verifikasi MDCL IEC 61952 butir 10.4.1 3 sampel insulator lengkap 2 Beban tarik IEC 61952 butir 10.4.2 3 sampel insulator lengkap

CATATAN:

1)

Dalam hal keterbatasan peralatan uji maka daerah insulator yang diuji harus tetap mengikutkan titik terlemah yaitu interface antara fiting logam dan selungkup.

8.2 Uji jenis

Uji jenis bertujuan untuk memverifikasi karakteristik utama insulator yang 8.2.1

terutama terkait dengan bentuk dan ukuran.

Uji jenis dilakukan oleh Laboratorium PLN. 8.2.2

Uji jenis hanya dapat dilakukan setelah insulator lulus uji desain. Verifikasi 8.2.3

atas keterwakilan dari sampel insulator terhadap sampel induk (sampel uji desain) mengikuti ketentuan Lampiran A dan bila diperlukan Laboratorium dapat mengevaluasi melalui identifikasi material tersebut pada butir  8.1.4.a.

Semua sampel uji harus diambil dari jalur produksi. 8.2.4

Mata uji jenis tercantum pada Tabel 4. 8.2.5

Perubahan atas material, desain dan proses pembuatan pada tipe insulator 8.2.6

yang telah lulus uji jenis harus melalui verifikasi dengan menggunakan ketentuan Lampiran A.

Tabel 4. Mata uji jenis

No Mata uji Metode / persyaratan uji Ketentuan sampel1)

A. Pengujian dimensi dan konstruksi

1 Visual dan konstruksi Butir  7.2.1; 7.3.3; 7.3.6; 7.4.1; 7.4.3; 7.5.3; 7.6. IEC 61952 butir 13.2

3 sampel insulator lengkap, dapat menggunakan sampel uji B atau C

2 Dimensi insulator1) 2)  Butir  7.1.3; 7.3.4; 7.4.5; 7.5.2

(24)

SPLN D3.027-2: 2016

9

No Mata uji Metode / persyaratan uji Ketentuan sampel1) 3 Tebal lapisan galvanis Butir  7.4.2; 7.4.5; IEC

60383-1 butir 20.1.2

B. Pengujian elektrikal

1 Ketahanan tegangan impuls petir IEC 61952 butir 11.1.2 IEC 60383-1 butir 13

3 sampel insulator lengkap

2 Ketahanan tegangan frekuensi daya - basah

IEC 61952 butir 11.1.2 IEC 60383-1 butir 14

3 Teganganflashover  impuls petir IEC 60060-1 3 sampel insulator lengkap 4 Teganganflashover  frekuensi

daya – basah

IEC 60060-1 3 sampel insulator lengkap 5 Teganganflashover  frekuensi

daya – kering

IEC 60060-1 3 sampel insulator lengkap

C. Pengujian mekanis

1 Beban gagal kantilever  IEC 61952 butir 11.2.1 3 sampel insulator lengkap

D. Galvanis Butir  7.4.2; 7.4.5

CATATAN:

1)

Untuk dimensi yang diukur (d), toleransi dimensi adalah: ± (0.04 x d + 1.5) mm; jika d  300 mm;

± (0.025 x d + 6) mm; jika d > 300 mm

Bila dimensi minimum ditetapkan, maka toleransi negatif juga dibatasi oleh dimensi minimum tersebut.

2)

Lihat Lampiran B.

8.3 Uji serah terima

Uji serah terima (uji sampel) dilakukan oleh personel PLN. 8.3.1

Uji serah terima hanya dapat dilakukan bila: 8.3.2

a) Tipe insulator yang akan diserahterimakan mempunyai sertifikat SPM atau laporan pengujian jenis yang masih berlaku;

b) Uji rutin atas kelompok (lot) insulator yang akan diserahterimakan telah dilaksanakan;

c) Pabrikan telah menerbitkan  packing list   yang berisikan nomor-nomor kemasan, jumlah dan lokasi pengiriman.

Sampel uji harus diambil secara acak dari kelompok (lot)  yang 8.3.3

diserahterimakan.

Sampel terdiri dari E1 dan E2, dengan jumlah sampel mengikuti Tabel 5. 8.3.4

(25)

SPLN D3.027-2: 2016

10

Tabel 5. Jumlah sampel uji serah terima

Jumlah yang diserahterimakan (N) Jumlah sampel E1 E2 N≤ 300 2 1 300 < N≤ 2.000 4 3 2.000 < N≤ 5.000 8 4 5.000 < N≤ 10.000 12 6

Mata uji serah terima tercantum pada Tabel 6. 8.3.5

Tabel 6. Mata uji serah terima

No Mata uji Metode / persyaratan uji E1 E2 1 Visual dan konstruksi Butir  7.2.1; 7.3.3; 7.3.6;

7.4.3; 7.6

IEC 61952 butir 13.2

 

2 Dimensi insulator Butir  7.1.3; 7.4.5; 7.5.2  

3 Tebal lapisan galvanis Butir  7.4.2; 7.4.5  

4 Verifikasi SCL IEC 61952 butir 12.4  -5 Verifikasi ketahanan tracking 

dan erosi1)

IEC 60587, dimodifikasi2)

CATATAN

1)

  Untuk dimensi yang diukur (d), kecuali dimensi fiting, toleransi dimensi adalah:

± (0.04 x d + 1.5) mm; jika d  300 mm; ± (0.025 x d + 6) mm; jika d > 300 mm,

Bila dimensi minimum ditetapkan, maka toleransi negatif juga dibatasi oleh dimensi minimum tersebut.

2)

Jumlah sampel 1 buah, dilakukan pada sampel dengan keping uji mengikuti pola sirip. Level tegangan uji disesuaikan proporsional terhadap panjang sampel (a mm) yang digunakan sesuai rumus:

Level tegangan uji = (a /120) x 4,5 kV

Kriteria penerimaan 8.3.6

a) Sampel dinyatakan lulus uji bila dapat memenuhi semua persyaratan mata uji tersebut pada Tabel 5;

b) Kelompok (lot ) insulator yang diserahterimakan dinyatakan diterima bila semua sampel lulus uji;

c) Bila satu sampel gagal, dapat diambil sampel baru sejumlah dua kali dari  jumlah sampel awal dan diuji pada mata uji yang gagal saja. Bila semua

sampel ulang lulus uji maka kelompok insulator dinyatakan diterima;

d) Bila lebih dari satu sampel gagal atau sampel ulang pada c) gagal, maka kelompok insulator dinyatakan ditolak.

Pabrikan dapat mengajukan uji ulang terhadap kelompok yang ditolak setelah 8.3.7

melaporkan identifikasi penyebab kegagalan dan melakukan sortir. Jumlah sampel pada uji ulang adalah tiga kali jumlah sampel pada Tabel 5.  Bila terjadi kegagalan

(26)

SPLN D3.027-2: 2016

11

pada satu saja sampel uji, kelompok insulator dinyatakan ditolak dan tidak dapat diajukan kembali.

8.1 Uji rutin

Uji rutin dilakukan oleh pabrikan dengan tujuan memisahkan insulator yang 8.1.1

cacat produksi.

Mata uji rutin adalah pemeriksaan visual dan uji beban tarik sesuai IEC 61952 8.1.2

butir 13.1 dan 13.2. serta uji ketahanan tracking   dan erosi (butir 5 pada Tabel. 6) pada setiap kedatangan bahan baku selungkup.

Pabrikan harus memberikan stiker untuk insulator yang telah memenuhi 8.1.3

(27)

SPLN D3.027-2: 2016

12

Lampiran A. Pengujian yang harus dilakukan setelah perubahan desain (Referensi : IEC 61952 : 2008-05)

(28)

SPLN D3.027-2: 2016

13

Lampiran B. Panduan Verifikasi Dimensi

Gambar B1. Dimensi Insulator Line Post Keterangan:

 A : Panjang insulator; B : Panjang insulasi; C : Diameter sirip; D : Diameter sirip; E : Diameter inti (core);

F : Diameter insulasi di atas inti (core); G : Jarak antar sirip;

I : Diameter fitting bawah; R : Radius konduktor fitting; J : Diameter fiting bawah.

(29)

SPLN D3.027-2: 2016

14

Gambar B2. Panjang pasak dan baut

(30)
(31)

Pengelola Standardisasi :

PT PLN (Persero) Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan

Jl. Durentiga, Jakarta 12760, Telp. 021-7973774, Fax. 021-7991762,

(32)

Gambar

Tabel 1.  Nilai pengenal dan karakteristik
Gambar 1.  Konstruksi fiting atas
Tabel 3.  Mata uji desain
Tabel 4.  Mata uji jenis
+4

Referensi

Dokumen terkait