BAB 7
KONRIBUSI MANFAAT EKONOMI SOSIAL DAN
LINGKUNGAN HIDUP
BIDANG PENANAMAN MODAL
Penanaman Modal adalah kegiatan pengusaha dalam menanamkan modalnya untuk melakukan aktivitas ekonomi produktif di Kabupaten Pandeglang yang dapat dilakukan oleh pengusaha,baik yang berasal dari luar negeri (PMA), dalam negeri (PMDN, UMKMK) dan lainnya.
Motif utama penanam modal adalah
profit seeking
, sedangkan motif pemerintah Kabupaten Pandeglangmengizinkanpenanaman modal beraktivitas ekonomi produktif adalahbenefit seeking
. Upaya untuk mempertemukan kedua motif ini diwaktu dan tempat yang sama secara bersamaan tentunya bukan merupakan hal yang mudah, sebab ukuran dariprofit seeking
dapat diukur dengan cepat dan mudah, secara matematis, sedangkan ukuranbenefit seeking
hanya bisa diukur dariimpact
/dampak dari berlangsungnya investasi. Artinya, manfaat investasi hanya bisa diukur dari dampak berlangsungnya aktivitas investasi dalam jangka waktu yang lama.Pada dasarnya manfaat investasi dapat di mitigasi jauh sebelum investor datang jika pemerintah Kabupaten Pandeglang melakukan valuasi ekonomi, sosial, dan lingkungan dari berbagai potensi investasi, bahkan materi valuasi tersebut dapat dijadikan Pemerintah Kabupaten Pandeglang sebagai materi negosiasi atau
bargaining
.Berdasarkan gambar 7.1 dapat diketahui bahwa aktivitas yang berhubungan dengan aktivitas investasi adalah;
1) Penanaman Modal – Perusahaan
yaitu aktivitas penanaman modal oleh pengusaha dengan merealisasikan modalnya dalam bentuk aktivitas ekonomi produktif.
2) Penanaman Modal – Lembaga Keuangan
yaitu aktivitas penanaman modal oleh pengusaha dengan meminjam modal dari perbankan atau lembaga keuangan
3) Penanaman Modal - Perusahaan – Rumah Tangga
yaitu aktivitas perusahaan menjual produksi barang dan jasanya kepada pihak rumah tangga dan aktivitas perusahaan membalas jasa atas faktor-faktor produksi yang bersumber dari rumah tangga dalam bentuk sewa, gaji, upah,
4) Rumah Tangga - Perusahaan
yaitu aktivitas rumah tangga menawarkan sumberdaya yang dimilikinya untuk dijadikan faktor produksi oleh perusahaan dan aktivitas rumah tangga menawarkan barang dan jasa hasil produksi rumah tangga untuk dikonsumsi oleh perusahaan.
5) Perusahaan – Pemerintah
yaitu aktivitas perusahaan menunaikan kewajibannya membayar pajak sesuai dengan regulasi yang ada
6) Pemerintah – Perusahaan
yaitu kebijakan dan aktivitas pemerintah dalam menyediakan layanan dasar umum yang layak bagi semua pihak khususnya pengusaha.
Gambar 7.1 Siklus Ekonomi (Investasi)
Secara umum manfaat investasi terhadap dinamika perekonomianlokal dapat asumsikan yaitu berkontribusinya investasi terhadap
perputaran uang produktif
perbankan, untuk membantu perbankan menunaikan kewajibannya membayar bunga bank terhadap nasabah, manfaat lainnya adalah meningkatnyaLaju
Pertumbuhan Ekonomi
(LPE) regional, hal ini disebabkan adanya aktivitas produksi regional (PDRB). Selain itu adanya aktivitasmembayar jasa rumah tangga atas
sarana produksi
yang digunakan investor sebagai bahanbaku atau sarana produksi dalam pola sewa, gaji, upah, bunga, laba, deviden, dll.Dampak rasional lainnya adalah, adanya aktivitas
transaski pembayaran pajak
oleh perusahaan/investor kepada pemerintah sebagai bentuk kewajiban regulatif investior, selain itu dampak positif lainnya adalah adanya aktivitas transkasi penjualan hasil produksi industri yang berpotensi melibatkan banyak lembaga dan kelembagaan yang berpotensi menimbulkaneconomic multiplier effect
. Manfaat ekonomi seperti perputaran uang produktif perbankan, Laju Pertumbuhan Ekonomi, pembayaran jasa rumah tangga sebagai sarana produksi yang bersumber dari rumah tangga, transaksi pembayaran pajak,multiplier effect
economic
dari transkasi penjualan produk investasi sangat mungkin terealisasi terhadap jika investasi yang dilakukan adalah investasi yang sehat, yaitu investasi yang tidak bersifateconomic backwash effect,
tidak memproduksi barang dan jasa yang menyerap tenaga kerja banyak.7.2.
Manfaat Investasi terhadap Dinamika Sosial
Secara umum, manfaat sosial dari aktivitas penanaman modal akan dapat dirasakan dalam jangka waktu yang tidak singkat. Manfaat yang dapat dirasakan antara lain, jumlah serapan tenaga kerja (berkurangnyapengangguran),
multiplier
effect
ekonomi disekitar lokasi produksi (peningkatan pendapatan).Manfaat sosial dari aktivitas penanaman modal yang diharapkan adalah meningkatnya mobilitas barang, jasa, dan manusia yang mungkin lintas sektor, lintas wilayah, sehingga menimbulkan kehidupan sosial masyarakat yang terlibat akan menjadi lebih dinamis.
7.3.
Manfaat
Investasi
terhadap
Dayadukung
dan
Dayatampung Lingkungan
Secara umum, kesadaran terhadap pentingnya dayadukung dan dayatampung lingkungan di Indonesia, Banten dan Kabupaten Pandeglang, masih relatif rendah
jika di bandingkan dengan negara maju. Dimana di negara maju,dayadukung dan dayatampung lingkungan dinilai dari aspek ekologisnya, sedangkan di negara berkembang, dayadukung dan dayatampung lingkungan ditempatkan sebagaisebagai sumberdaya ekonomi (
economic resources
), sehingga akan sulit dalam proses pemanfaatan dan pengendaliannya. Hal ini berdampak kepada cara memperlakuan dayatampung dan dayadukung lingkungan itu sendiri.Dayadukung dan dayatampung lingkungan akan mulai dirasakan bermanfaat oleh masyarakat jika
preasure
terhadap kondisi dayadukung dan dayatampung tersebut sudah mengganggu dinamika ekonomi masyarakat.Saat ini, isu terkait lingkungan sudah menjadi isu global yang akan mempengaruhi cara bagaimana perusahaan berproduksi, bahkan isu lingkungan sudah menjadi isu strategis dan menjadi prasyarat memasuki pasar global.
Upaya yang harus dilakukan dalam kondisi seperti ini adalah, meningkatnya kepedulian masyarakat dan para pelaku usaha dalam melakukan proses produksi yang ramah lingkungan, meningkatnya partisipasi media yang transparan yang dapat mengadvokasi publik dalam mendukung dayadukung dan dayatambung lingkungan, serta meningkatnya aktivitas baik bermotif ekonomi produktif atau tidak, namun bertujuan mendukung keberadaan dayadukung dan dayatampung lingkungan hidup.
Secara khusus, manfaat yang diharapkan dari 7 (tujuh) arah kebijakan penanaman Modal kabupaten Pandeglang tahun 2016-2036 adalah sebagai berikut:
A. Perbaikan Iklim Penanaman Modal
Iklim penanaman modal merupakan suatu lingkungan kebijakan, institusional dan perilaku, baik kondisi yang ada saat ini maupun kondisi yang diharapkan, yang mempengaruhi tingkat resiko pengembalian penanaman modal. Iklim penanaman modal ini sangat mempengaruhi keinginan penanam modal (investor) untuk melakukan kegiatan penanaman modal, baik berupa penanaman modal baru maupun perluasan penanaman modal yang telah berjalan. Iklim penanaman modal bersifat dinamis, artinya setiap elemen yang terkandung didalamnya akan mengalami perubahan seiring perubahan dinamika bisnis dan waktu. Selain itu, iklim penanaman modal juga bersifat lokasional, artinya iklim penanaman modal akan sangat diwarnai oleh situasi dan kondisi perekonomian global, nasional, regional, dan lokal, namun perbedaan karakteristik di masing-masing perekonomian regional dan lokal akan memberi arah penekanan yang
berbeda dalam upaya perbaikan iklim penanaman modal di Kabupaten Pandeglang. Arah kebijakan perbaikan iklim penanaman modal memiliki potensi manfaat sebagai berikut;
Tabel 7.1
Tabel Kontribusi Arah Kebijakan Penanaman Modal Kebijakan Perbaikan Iklim Penanaman Modal POTENSI KONDISI
YANG DIHINDARI
POTENSI MANFAAT YANG DIHARAPKAN • investasi belum menjadi isu strategis yang
menjadi komponen bagi keberlangsungan ekonomi Kabupaten Pandeglang, sehingga dinamika investasi belum direspon secara sungguh-sungguh oleh Pemerintah Kabupaten Pandeglang
• Investasi yang saat ini berlangsung belum dapat diketahui sehat atau tidaknya, secara umum investasi yang masuk belum tentu terkorelasi dengan potensi dan keunggulan daerah, investasi yang beroperasi umumnya didasarkan pada DNI dan pertimbangan ekonomis saja.
• seluruh jajaran di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pandeglangmemahami manfaat pentingya “investasi yang sehat”terhadap aspek sosial dan ekonomi masyarakat Kabupaten Pandeglang, sehingga naik turunnya investasi menjadi isu strategis, yang perlu ditindaklanjuti dengan kebijakan yang komprehensif.
• meningkatnya “investasi yang sehat” dilandaskan pada azas manfaat untukKabupaten Pandeglang. Artinya investasi yang diminati adalah investasi yang memiliki benefit dan tinggi profit yang tinggi.
Sumber : hasil analisis tim penyusun RUPM 2016
B. Persebaran Penanaman Modal
Selain pengembangan penanaman modal yang fokus menurut bidang atau sektor unggulan/prioritas daerah, Pemerintah Kabupaten Pandeglang perlu merumuskan strategi dan kebijakan dalam upaya mendorong pemerataan pembangunan ekonomi di masing-masing daerah, melalui penyebaran kegiatan usaha penanaman modal berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) daerah masing-masing. Arah kebijakan persebaran penanaman modal memiliki potensi manfaat sebagai berikut;
Tabel 7.2
Tabel Kontribusi Arah Kebijakan Penanaman Modal Kebijakan Persebaran Penanaman modal POTENSI KONDISI
YANG DIHINDARI
POTENSI MANFAAT YANG DIHARAPKAN • Investasi terkonsentari hanya di kawasan
yang cenderung strategis dan dilengkapidengan fasilitas sarana prasarana sistem perkotaannya yang layak.
• Investasi belum berdampak
• Investasi menyebar di seluruh kawasan di Kabupaten Pandeglang secara
proporsional sesuai dengan keunggulan dan potensi daerah
• Investasi berdampak pada pengembangan kawasan yang selama ini tertinggaldari
selama ini relative tertinggal dari berbagai aspek seperti manfaat sosial & ekonomi yang seharusnya dijadikan materi pemberian insentif, kemudahan, fasilitas secara integratif.
sebenarnya dapat dijadikan materi pemberian insentif, kemudahan, fasilitas
Sumber : hasil analisis tim penyusun RUPM 2016
C. Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, dan Energi
Sasaran penanaman modal bidang pangan pada masing-masing komoditi dilakukan untuk: (1) mendukung pemenuhan kebutuhan pangan, gula, dan kedelai berkelanjutan; (2) memproduksi beras dan jagung yang berdaya saing kuat; (3) mengurangi ketergantungan terhadap impor; (4) mengembangkan industri turunan produk unggulan melalui klaster industri dan peningkatan produktifitasnya; dan (5) mengubah produk primer menjadi produk olahan untuk ekspor.
Selain itu, ketersediaan infrastruktur, juga merupakan faktor kunci dalam rangka menstimulasi pertumbuhan ekonomi, baik dalam jangka pendek melalui penciptaan lapangan pekerjaan sektor konstruksi, serta jangka menengah dan jangka panjang dalam mendukung peningkatan efisiensi dan produktifitas kegiatan usaha penanaman modal. Pengembangan infrastruktur dilakukan dengan menjaga kesinambungan penanaman modal pada sektor tersebut serta memprioritaskan pembangunannya dalam rencana penanaman modal daerah baik yang dilakukan oleh Pemerintah, Kerjasama Pemerintah-Swasta, maupun oleh swasta.
Arah kebijakan Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, dan Energi memiliki potensi manfaat sebagai berikut;
Tabel 7.3
Tabel Kontribusi Arah Kebijakan Penanaman Modal Kebijakan Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, dan Energi POTENSI KONDISI
YANG DIHINDARI
POTENSI MANFAAT YANG DIHARAPKAN • Investasi pada komoditas pangan,
umumnya berupa investasi consumer good (PMA) yang merupakan clonning produsen negara asal dan bersifat backwash effect
• Komoditas pangan yang dimaksud dalam RUPM belum diminati investor, akibat masih banyakmasalah teknis/nonteknis dalam proses kelembagaannya,
• Komoditas energi yang dimaksud dalam
• Investasi pada komoditas pangan, sebaiknya tidak bersifat clonning
teknologi produsen,setidaknya Kabupaten Pandeglang terlibat dalam sistem jalur produksi, distribusi, dan industri pengolahan komoditas pangan sehingga dapat meminimalisasi potensi backwash effect,
POTENSI KONDISI YANG DIHINDARI
POTENSI MANFAAT YANG DIHARAPKAN RUPM belum teridentifikasi, hal ini
disebabkan potensi energi yang tidak tersedia,
• Sektor infrastruktur yang dimaksud dalam RUPM belum diminati investor akibat investasi infrastruktur yang ada, belum dapat dikatagorikan menguntungkan jangka waktu pendek
berinvestasi pada komoditas pangan meskipun melalui berbagai paket kebijakan, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pangan lokal, regional, nasional dan global, yang bernilai ekonomis
• Adanya penanam modal yang berinisiasi berinvestasi pada komoditas energi terbarukandengan dukungan teknologi meskipun melalui berbagai paket kebijakan, sehingga mampu memenuhi kebutuhan energi lokal, regional, nasional, dan global yang bernilai ekonomis
• Adanya penanam modal yang berinisiasi berinvestasi pada sektor infrastruktur dengan dukungan berbagai paket kebijakan, sehingga mampu memenuhi kebutuhan infrastruktur lokal dan regional
Sumber : hasil analisis tim penyusun RUPM 2016
D. Penanaman Modal yang Berwawasan Lingkungan (Green Investment)
kebijakan penanaman modal yang berwawasan lingkungan didasarkan pada pendekatan pembangunan yang berkelanjutan, yang artinya pembangunan harus mempertimbangkan keadilan dan keseimbangan dayadukung dan dayatampung lingkungan dari aspek lintas waktu dan lintas generasi.
Selama ini keberhasilan pembangunan sering dinilai dari aspek ekonomi, infrastruktur, dan sosialnya saja, sedangkan aspek lingkungan hidup masih belum menjadi prioritas tolak ukur kinerja pemerintahan. Sementara itu, disaat yang bersamaan, isu strategis terhadap lingkungan, justru menjadi salah satu komponen
bargaining
di pasar global. Artinya, secara tidak langsung harus ada yang menanggung biaya ekonomi atas terganggunya dayadukung dan dayatampung lingkungan akibat aktivitas investasi. Untuk itu, RUMP Kabupaten Pandeglang mengarahkan agar dokumen perencanaan, pemanfaatan, dan pengendalian lingkungan hidup seperti KLHS, RTRW, Baku Mutu, Kriteria Baku Kerusakan, AMDAL, UKPL, UPL, SKPPLH, Perizinan Lingkungan, instrumen ekonomi lingkungan) dijadikan rujukan untuk me”mitigasi” investasi dalam bentuk KRP (Kebijakan Rencana dan Program). Arah kebijakan Penanaman Modal Berwawasan Lingkungan (Green Investment) memiliki potensi manfaat sebagai berikutTabel 7.4
POTENSI KONDISI YANG DIHINDARI
POTENSI MANFAAT YANG DIHARAPKAN • Lingkungan dinilai sebagai sumberdaya
ekonomi yang menjadi beban ekonomis dan diperlakukan dengan pertimbangan nilai seefisien mungkin (Preasure)
• Investasi berhasil mengendalikan kualitas dayadukung dan dayatampung lingkungan hidup
• Investasi berhasil meningkatkan kualitas dayadukung dan dayatampung lingkungan hidup
• Dayadukung dan dayatampung lingkungan menjadi komoditas ekonomis baru yang memiliki daya saing tinggi
Sumber : hasil analisis tim penyusun RUPM 2016
E. Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah dan Koperasi (UMKMK)
Sebagaimana tercantum dalam sasaran pembangunan ekonomi bahwa kegiatanpenanaman modal disamping sebagai instrumen untuk menstimulasi pertumbuhanekonomi, juga digunakan sebagai pendorong upaya Pemerintah dalam rangkameningkatkan daya saing industri perekonomian nasional, regional, lokal, yaituantara lain melalui pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi(UMKMK). Arah kebijakan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, danKoperasi (UMKMK) memiliki potensi manfaat sebagai berikut;
Tabel 7.5
Tabel Kontribusi Arah Kebijakan Penanaman Modal
Kebijakan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi (UMKMK) POTENSI KONDISI
YANG DIHINDARI
POTENSI MANFAAT YANG DIHARAPKAN •Investasi belum berhasil mengakomodasi
UMKMK ke dalam sistem produksinya secara sistematis,
•Investasi yang berhasil mengakomodasi UMKMK ke dalam sistem produksi, namun tidak bersifat sistematis komprehensif, sehingga UMKMK tidak dalam posisi tawar yang baik
• Investasi berhasil menempatkan UMKMK ke dalam sistem Produksi investasi baik dihulu maupun di hilirnya
• Dengan berkembangnya UMKMK akan menumbuhkan sikap kompetitif, kreatif dan daya saing
Sumber : hasil analisis tim penyusun RUPM 2016
Kemudahan, fasilitas, dan/atau insentif penanaman modal merupakan suatukeuntungan ekonomi yang diberikan kepada sebuah perusahaan atau kelompok perusahaan sejenis untuk mendorong agar perusahaan tersebutberperilaku/melakukan kegiatan yang sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan Pemerintah. Arah kebijakan Pemberian Kemudahan, fasilitas, dan insentif penanaman modal memiliki potensi manfaat sebagai berikut;
Tabel 7.6
Tabel Kontribusi Arah Kebijakan Penanaman Modal
Kebijakan Pemberian Fasilitas, Kemudahan, dan Insentif Penanaman Modal POTENSI KONDISI
YANG DIHINDARI
POTENSI MANFAAT YANG DIHARAPKAN •Pemberian kemudahan, fasilitas, dan
insentif penanaman modal selama ini belum proporsional dan sistematis terhadap azas manfaat jangka panjang
• Pemberian fasilitas, kemudahan, dan insentif penanaman modal diharapkan proporsinal dengan manfaat sosial dan ekonomi yang ditimbulkan dalam jangka waktu, pendek, menegah dan panjang
• Pemberian fasilitas, kemudahan, dan insentif penanaman modal akan berfungsi sebagai paket bargaining investasi
Sumber : hasil analisis tim penyusun RUPM 2016
G. Promosi Penanaman Modal
Pemerintah Kabupaten Pandeglang akan menginisiasi melakukan langkah-langkahstrategis dalam rangka meningkatkan koordinasi terkait penguatan citra (
imagebuilding
) daerah sebagai daerah tujuan penanaman modal yang kondusif dankhususnya untuk melakukan kegiatan penanaman modal di sektor unggulan/prioritas daerah. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain: market sounding,promosi penanaman modal melalui media cetak dan elektronik, talk-show penanamanmodal, promosi sektor-sektor potensial dan siap ditawarkan, dan lain-lain. Arahkebijakan promosi penanaman modal memiliki potensi manfaat sebagai berikut;Tabel 7.6
Tabel Kontribusi Arah Kebijakan Penanaman Modal Kebijakan promosi penanaman modal POTENSI KONDISI
YANG DIHINDARI
POTENSI MANFAAT YANG DIHARAPKAN
mematangkan rencana investasi yang sedang digagas, serta mengembangkan investasi yang sudah berlangsung, tanpa didukung materi promosi yang rinci dan update, semuanyamasih bersifat sangat umum
melalui data dan informasi yang detail, akurat, komunikatif, dan update, sehingga investor dan UMKMK memiliki materi untuk memberikan perhatian, ketertarikan, peminatan, penentuan keputusan, dan eksekusi.
• menyusun materi promosi yang sangat detail, akurat, update, sesuai dengan segmentasi dan target yang jelas. Sumber : hasil analisis tim penyusun RUPM 2016