• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan peneliti dalam memilih judul Representasi Kampoeng Cyber

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. ketertarikan peneliti dalam memilih judul Representasi Kampoeng Cyber"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I merupakan konsep penulisan tesis yang mendeskripsikan ketertarikan peneliti dalam memilih judul “Representasi Kampoeng Cyber Menuju Masyarakat Informasi (Studi di RT 36 RW 09 Taman, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta)”. Bab ini akan menjelaskan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan kerangka pemikiran.

1.1 Latar Belakang

Negara yang sedang berkembang seperti Bangsa Indonesia mengalami proses modernisasi. Era modernisasi ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, ada gejala mulai ditinggalkan tata nilai yang telah lama berakar dalam alam pikir masyarakat pendukungnya. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menggeser tata nilai terjadi proses transformasi nilai (budaya). Seiring dengan Bangsa Indonesia memajukan diri melalui pembangunan nasional, terjadi pula proses globalisasi di dunia. Globalisasi itu sendiri menunjuk pada pengertian pembauran atau kesamaan dalam hampir segala aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek-aspek sosial budaya, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersifat universal.

Muriatno (1997: 2) mengatakan bahwa akibat pengaruh globalisasi informasi dan komunikasi terjadi: 1) Kecenderungan sebagian masyarakat

(2)

pedesaan yang miskin pendidikan dengan keterbatasan yang serba kompleks tetap berusaha mempertahankan keterikatannya dengan tata nilai tradisional serta menghindarkan diri dari benturan globalisasi, 2) Sebagian masyarakat lain yang cukup mengenyam pendidikan dan berpikiran maju berusaha untuk menerima dan beradaptasi menyambut globalisasi.

Era globalisasi atau modernisasi diawali dengan gelombang peradaban manusia. Webster (2006: 9) mengatakan bahwa gelombang peradaban manusia berawal dari tiga gelombang revolusi teknologi yaitu: “The first was the agricultural revolution and the the second the industrial revolution. The third is the information revolution”. Berdasarkan pendapat di atas dapat dilihat bahwa peradaban manusia diawali dengan gelombang: 1) Revolusi pertanian dengan menggunakan peralatan sederhana sehingga penyebaran informasi terbatas, 2) Revolusi industri dengan menggunakan mesin untuk produksi sehingga penyebaran informasi lebih luas, 3) Revolusi informasi yang didukung teknologi informasi yang penyebarannya bisa melalui digital dan internet.

Teori tentang gelombang peradaban manusia terus berkembang. Saat ini peradaban manusia dengan kompetisi yang ganas dan globalisasi, masuklah manusia pada era peradaban baru yaitu gelombang keempat dikenal dengan istilah ekonomi kreatif. Simatupang (tanpa tahun: 1) mengatakan bahwa ekonomi kreatif digerakkan oleh kapitalisasi kreativitas dan inovasi dalam menghasilkan produk atau jasa dengan kandungan kreatif.

Revolusi informasi ditandai oleh informasi yang berjalan cepat, aktual, bersifat global, serentak dan interaktif sehingga informasi pun bermakna

(3)

komunikasi. Inilah realitas baru informasi, berkat revolusi informasi dan komunikasi sehingga publik menjadi konsumen sekaligus produsen (news maker information). Masyarakat informasi adalah yang paling banyak menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) meskipun teknologi lainnya juga masih dipakai. TIK merupakan perpaduan antara teknologi komputer dan teknologi komunikasi sebagai alat penyebaran informasi yang paling mutakhir di abad 20 dan menjadi salah satu pilar pembangunan di era global saat ini.

Perkembangan TIK yang semakin cepat dan canggih telah merubah hubungan global, sumber daya saing dan peluang pengembangan sosial dan ekonomi. Teknologi seperti internet, komputer personal dan telepon nirkabel telah merubah dunia kita menjadi jejaring interkoneksi yang semakin meningkat antar perorangan, perusahaan, sekolah dan pemerintah yang saling berkomunikasi dengan beragam kanal. Jaringan TIK menghubungkan hampir semua lokasi di muka bumi sehingga faktor jarak menjadi tidak lagi signifikan. Konsepsi tentang ruang dan waktu berubah sehingga pemerataan akses informasi dan pengetahuan dapat meningkat. Teknologi Informasi dan Komunikasi akan membuka peluang baru dan mendorong efisiensi bagi dunia usaha dan pemerintah untuk berinteraksi dengan masyarakat dalam menggunakan dan memanfaatkan TIK.

Seiring dengan perkembangan yang pesat di bidang TIK, pemahaman mengenai TIK mendapat sorotan dari beberapa ahli komunikasi, seperti Rogers (1986: 2) yang menjelaskan pemahaman TIK sebagai berikut: “The Hardware equipment, organizational structures, and social values by which individuals collect, process, and exchange information with other individuals”.

(4)

Berdasarkan pendapat di atas dapat dilihat bahwa Tekonologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan perangkat keras dalam struktur organisasi yang mengandung nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan saling melakukan tukar informasi dengan individu yang lain.

Daya pengaruh informasi terhadap masyarakat tergantung pada jenis yang digunakan untuk menyampaikan dan menyebarluaskan informasi tersebut. Diantara jenis teknologi informasi yang mempunyai daya rangsang tinggi adalah internet yang memiliki kekuatan mengubah sikap, imajinasi, keyakinan dan tingkah laku individual. Internet sendiri terkait dengan new media yang berbasis pada www (World Wide Web). Utomo, Anggraeni (2013: 150) mengatakan bahwa new media atau media baru merupakan istilah yang digunakan untuk semua media komunikasi yang berlatarbelakang Teknologi Informasi dan Komunikasi. Istilah media baru telah digunakan sejak tahun 1960-an dan telah mencakup seperangkat teknologi komunikasi yang semakin berkembang dan beragam. Dalam media baru memudahkan kita untuk mengetahui segala informasi yang jauh, sehingga kita dapat bertemu secara tatap muka dalam sebuah teknologi digital.

Kemajuan TIK yang menuju ke arah globalisasi komunikasi berpengaruh langsung terhadap tata kehidupan masyarakat di seluruh dunia termasuk masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta. Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta atau biasa disingkat dengan DIY merupakan provinsi yang mempunyai status sebagai Daerah Istimewa yang beribukota Yogyakarta. Status Daerah Istimewa ini berkaitan dengan sejarah terjadinya provinsi ini dan sebagai gabungan wilayah

(5)

Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman, yang menggabungkan diri dengan wilayah Republik Indonesia. Kraton Yogyakarta pada saat ini dipimpin oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Puro Pakualaman oleh Sri Paduka Paku Alam IX. Kedua tokoh tersebut berperan dalam menentukan dan memelihara nilai-nilai budaya dan adat-istiadat Jawa dan merupakan pemersatu masyarakat Yogyakarta.

Keberadaan Daerah Istimewa Yogyakarta juga memiliki predikat sebagai Kota Perjuangan, Kota Pelajar atau Kota Pendidikan, Kota Kebudayaan dan Kota Pariwisata. Predikat Kota Perjuangan berkenaan dengan peran Yogyakarta dalam perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Yogyakarta pernah menjadi pusat kerajaan, baik Kerajaan Mataram (Islam), Kesultanan Yogyakarta maupun Kadipaten Pakualaman. Sebutan Kota Pelajar atau Kota Pendidikan berkaitan dengan sejarah dan peran kota ini dalam dunia pendidikan di Indonesia seperti lahirnya universitas negeri yang pertama pada masa kemerdekaan yaitu Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Seiring berjalannya waktu berdiri juga lembaga-lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta dan terdapat banyak mahasiswa dan pelajar dari seluruh daerah di Indonesia.

Predikat Kota Kebudayaan berkaitan erat dengan peninggalan-peninggalan budaya bernilai tinggi semasa kerajaan yang sampai saat ini masih tetap lestari dan merupakan pusat sumber seni Budaya Jawa. Sedangkan sebutan untuk Kota Pariwisata menggambarkan potensi DIY dalam kepariwisataan. Yogyakarta adalah daerah tujuan wisata terbesar kedua setelah Bali. Berbagai jenis obyek

(6)

wisata dikembangkan, seperti wisata alam, budaya dan sejarah, kota, minat khusus, pantai dan kuliner.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang demikian pesat serta potensi pemanfaatannya yang luas membuka peluang bagi penyelenggaraan pemerintah untuk peningkatan kinerja supaya tercapai layanan yang lebih cepat dan efisien dengan menerapkan e-government. Blue print Jogya Cyber Province yang tertuang dalam Peraturan Gubernur DIY Nomor 42 Tahun 2006 merupakan landasan pengembangan dari penerapan e-government. Dengan penerapan TIK di pemerintah daerah diharapkan dapat mengakselerasi upaya peningkatan taraf hidup dan daya saing dalam rangka mewujudkan DIY sebagai pusat pertumbuhan Jawa bagian Selatan maupun economic hub bagi provinsi lainnya di Indonesia. Digital Government Service merupakan langkah awal untuk menuju Jogya Cyber Province sebagai inisiatif yang dikembangkan guna mendorong pemanfaatan TIK seluas-luasnya bagi masyarakat dan pemerintah dalam rangka meningkatkan interaksi satu dengan yang lainnya sehingga terjadi peningkatan kesejahteraan dan daya saing masyarakat.

Informasi menjadi barang paling berharga pada saat ini dan menjadi alat untuk meningkatkan kualitas hidup. Untuk memperoleh dan mengelola informasi butuh partisipasi aktif dari masyarakat itu sendiri dengan mengembangkan paradigma komunikasi dengan masyarakat bukan lagi komunikasi untuk masyarakat sehingga pembangunan masyarakat selalu bertumpu pada masyarakat itu sendiri. Djunaedi (2014: 3) mengatakan bahwa masyarakat mengandung pengertian tentang suatu kesatuan kelompok orang yang berhimpun, berkumpul

(7)

dan bersatu dalam suatu wadah baik bentuk organisasi formal maupun nonformal yang menempati tempat tertentu, mempunyai ciri-ciri seperti adanya ikatan dan mempunyai kesamaan-kesamaan atas beberapa hal. Sedangkan masyarakat informasi dipertegas oleh Djunaedi (2014: 3) mengatakan bahwa secara umum masyarakat informasi mengacu pada suatu masyarakat dimana produksi, distribusi dan pengolahan informasi merupakan aktivitas utamanya dan menekankan pentingnya peran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) serta akses di bawah pengaruh ekonomi, politik dan lingkungan sosial.

Pendapat di atas menunjukkan bahwa pada perkembangannya masyarakat membutuhkan bahkan sangat tergantung pada informasi. Disadari atau tidak, dinamika informasi yang terjadi berdampak sosial dan menimbulkan perubahan di tengah masyarakat. Suatu masyarakat yang sebagian besar anggotanya sehat fisik, mental, terdidik, kuat dan inovatif tentu memiliki kemandirian yang tingi untuk meningkatkan harkat dan martabatnya di tengah masyarakat dan mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Masyarakat sadar informasi diartikan sebagai masyarakat yang sudah sadar bahwa informasi diperlukan untuk meningkatkan daya saing (untuk maju). Salah satu contoh masyarakat yang sudah sadar informasi dan mandiri adalah masyarakat yang berada di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dikenal dengan nama Kampung Cyber RT 36 Taman Yogyakarta.

Perubahan cepat terjadi di mana-mana dan inovasi TIK telah membawa masyarakat memasuki budaya baru. Sekarang internet mengatur dan menentukan pola berpikir serta perilaku masyarakat. Tanpa kita sadari bahwa internet telah

(8)

ikut mengatur ritme hidup kita serta menciptakan sejumlah kebutuhan. Dampak globalisasi TIK telah menyentuh segenap struktur kehidupan masyarakat dan membuat perubahan sosial yang menciptakan suatu keadaan yang berbeda dengan keadaan sebelumnya dalam sistem sosial. Hal ini dipertegas oleh Sztompka (2014: 65) yang menyatakan bahwa:

“Masyarakat senantiasa berubah di semua tingkat kompleksitas internalnya. Di tingkat makro terjadi perubahan ekonomi, politik dan kultur. Di tingkat mezzo terjadi perubahan kelompok, komunitas dan organisasi. Di tingkat mikro terjadi perubahan interaksi dan perilaku individual. Masyarakat bukan sebuah kesatuan fisik (entity), tetapi seperangkat proses yang saling terkait bertingkat ganda”.

Perkembangan TIK yang pesat, predikat yang disandang oleh Provinsi DIY dan Program Jogya Cyber Province diapresiasi oleh masyarakat RT 36 RW 09 Taman, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta. Pada tahun 2008 masyarakat RT 36 RW 09 Taman, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta membangun jaringan internet untuk warga demi perkembangan dan kemajuan kehidupan warganya, kemudian kampung ini mengubah namanya menjadi sebuah kampung yang dikenal dengan nama “Kampoeng Cyber RT 36 Taman”. Pembangunan RT 36 RW 09 Taman, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta menjadi sebuah Kampoeng Cyber merupakan fenomena yang menarik dan menjadi sebuah fakta bahwa RT 36 RW 09 Taman, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta yang dulunya hanya sebuah kampung yang sederhana tanpa memiliki identitas sekarang mempunyai identitas sendiri atau jati diri dan unik jika disandingkan dengan kampung yang lain.

(9)

Identitas merupakan hal yang penting dan merupakan pemahaman tentang diri sendiri. Identitas menyangkut eksistensi seseorang dalam merepresentasikan (memperlihatkan) dirinya secara utuh, juga merupakan konstruksi psikologis manusia, terutama karakter yang menunjukkan bahwa dia adalah jiwa yang unik yang biasa dikenal dengan istilah ‘jati diri’. Representasi dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang menghadirkan atau merepresentasikan sesuatu lewat sesuatu yang di luar dirinya, biasanya berupa tanda atau simbol. Representasi adalah sesuatu yang merujuk pada proses yang dengannya realitas disampaikan dalam komunikasi dan merupakan produksi makna melalui bahasa. Lewat bahasa (simbol-simbol dan tanda tertulis, lisan atau gambar) tersebut itulah seseorang yang dapat mengungkapkan pikiran, konsep dan ide-ide tentang sesuatu. Oleh karena itu, proses representasi sangat erat kaitannya dengan identitas, karena seseorang mendapatkan identitas ketika eksistensinya dimaknai oleh orang lain.

Sebagai masyarakat yang berada di wilayah perkotaaan, Kampoeng Cyber memiliki kekuatan sebagai satu wilayah yang 1) Mempelopori pengadaan sambungan internet secara kolektif dan swadaya yang merupakan pertama kalinya di Provinsi DIY, 2) Memiliki potensi ekonomi yang cukup menjanjikan dengan melihat lokasi Kampoeng Cyber berdekatan dengan objek wisata Taman Sari Yogyakarta dan memiliki keterampilan di bidang kewirausahaan dengan nilai ekonomi yang tinggi untuk penopang ekonomi masyarakat setempat, 3) Masyarakatnya memiliki kebudayaan yang tinggi, 4) Menjadi rujukan atau referensi beberapa komunitas yang ingin membuat model serupa.

(10)

Sadar akan kekuatan dan potensi yang dimiliki, para pelopor atau penggagas Kampoeng Cyber memperkenalkan eksistensi dirinya atau merepresentasikan Kampoeng Cyber ke dunia luar dengan cara memanfaatkan Tekonologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Kampoeng Cyber mengelola dan memanfaatkan internet dengan menyediakan komputer dan jaringan internet hampir di setiap rumah warga dan bagi warga yang belum memiliki komputer telah disediakan fasilitasnya di cakruk (pos kamling) RT 36 RW 09 Taman, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta. Gerakan pemanfaatan teknologi internet ini telah mengubah 1) Perekonomian masyarakat di mana usaha warga masyarakat dapat dipromosikan pemasarannya melalui internet, 2) Interaksi komunikasi dapat dilakukan dengan media internet, 3) Kampoeng Cyber menjadi terkenal dan menarik wisatawan, media massa, peneliti (mahasiswa) dan pihak luar yang ingin belajar.

Berdasarkan fenomena di atas maka peneliti ingin mengkaji secara mendalam tentang representasi Kampoeng Cyber menuju masyarakat informasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana Kampoeng Cyber sebagai representasi adanya perubahan sosial?

1.2.2 Bagaimana Kampoeng Cyber sebagai representasi menuju masyarakat informasi?

(11)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana Kampoeng Cyber sebagai representasi adanya perubahan sosial

1.3.2 Mendeskripsikan dan menganalisis Kampoeng Cyber sebagai representasi menuju masyarakat informasi

1.4 Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Kajian penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran dan menjadi referensi ilmiah bagi peneliti selanjutnya untuk memahami kajian representasi, komunikasi pembangunan dan perubahan sosial di tengah masyarakat.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dalam kajian penelitian ini dapat dibedakan menjadi tiga bagian sebagai berikut:

a. Bagi Lembaga/Institusi

Temuan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memperkaya pemahaman di bidang masyarakat informasi.

(12)

b. Bagi Pemerintah DIY

Temuan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung Program Jogya Cyber Province.

c. Penulis

Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan peneliti untuk memahami dan menjelaskan fenomena yang terjadi dalam masyarakat.

1.5 Kerangka Pemikiran

Media elektronik khususnya internet telah membawa manusia mampu berhubungan dengan siapa saja dan dimana saja secara cepat dan tanpa batas dan menjadikan dunia menjadi sebuah dusun yang terhubung satu sama lain yang dikenal dengan istilah global village. Kittler (2011: 1) mengatakan bahwa konsep global village sebagai berikut:

“Today, after more than a century of electric technology, we have extended our central nervous system itself in a global embrace, abolishing both space and time […]. Rapidly we approach the final phase […] when the creative process of knowing will be collectively and corporately extended to the whole of human society […]”.

Selaras dengan pendapat Kittler, Hadi (2005: 3) juga menyatakan bahwa McLuhan meyakini bahwa perkembangan teknologi informasi (apalagi media sibernetika internet) telah memungkinkan manusia hidup dalam dunia yang disebutnya desa global (global village). Sebuah dunia yang tidak lebih besar dari layar kaca atau sebuah disket dengan kemampuan perangkat keras dan perangkat lunaknya yang begitu hebat mengkalkulasi, mereproduksi dan me-replay

(13)

(menyiarkan kembali) segala bentuk informasi melalui media komunikasi tersebut.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan dampak pada cara masyarakat berinteraksi dan membangun komunitas lewat jalan baru dalam memperoleh, menyimpan dan menyebarluaskan informasi kembali ke masyarakat. Agung Harimurti (2014) menyatakan visi masyarakat informasi Indonesia 2015 bahwa 50% penduduk Indonesia terhubung internet dan membangun suatu masyarakat informasi yang terpusat pada manusia, inklusif dan beorientasi pada pengembangan di mana semua orang dapat mencipta, mengakses, menggunakan, berbagi informasi dan pengetahuan, yang memungkinkan para individu dan komunitas mendayagunakan kemampuan penuh untuk memperbaiki kualitas hidup mereka.

Kehadiran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam bentuk media internet dan pencanangan Jogya Cyber Province, mengubah RT 36 RW 09 Taman, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta menjadi sebuah ”Kampoeng Cyber” yang terkenal di media sosial dan media lainnya. Kampoeng Cyber telah merepresentasikan dirinya ke dunia luar sehingga menjadi sebuah kampung pelopor dengan konsep cyber di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adanya Kampoeng Cyber memberikan motivasi dan partisipasi kepada warga masyarakat untuk melakukan inovasi dengan memanfaatkan TIK di dalam berkomunikasi dan di dalam kegiatan ekonomi sehingga dapat memperluas cakrawala mereka. Warga yang secara kolektif dan swadaya membangun Kampoeng Cyber menyebabkan representasi adanya perubahan sosial di

(14)

masyarakat. Penjelasan lebih lanjut tentang kajian judul tesis “Representasi Kampoeng Cyber Menuju Masyarakat Informasi (Studi di RT 36 RW 09 Taman, Kelurahan Patehan, Kecamatan Kraton, Yogyakarta)” dapat dilihat pada kerangka pemikiran berikut:

Gambar 1.1: Kerangka Pemikiran Keterangan:

: Konsep

: Hubungan satu arah : Hubungan relasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi

Kampoeng Cyber Jogya Cyber Province

Representasi Kampoeng Cyber

Masyarakat Informasi Motivasi dan Inovasi

Masyarakat Memanfaatkan TIK

Gambar

Gambar 1.1: Kerangka Pemikiran   Keterangan:

Referensi

Dokumen terkait

Demikian juga dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Rizqi Aditya (2011) yaitu skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Promosi, Kualitas Jasa dan Citra Produk

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya kami dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas dengan

Untuk diagram 18, mahasiswa menilai bahwa pemanfaatan media e-learning dalam proses belajar mengajar PPAk JAFEB UB telah dilakukan cukup baik, hal ini bisa

• Dalam hal bepergian dengan pesawat udara atau perjalanan lama, anda harus mencari saran medis dari dokter anda atau ahli medis lainnya, dan hubungi maskapai

(2) Wakil ketua yang mewakili unsur perangkat pemerintah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, dijabat secara ex officio oleh kepala satuan

Biaya Penawaran Terkoreksi : Rp 73.600.000 (Tujuh Puluh Tiga Juta Enam Ratus Ribu Rupiah);, termasuk keuntungan Penyedia Jasa Konsultansi, pajak-pajak, dan

DAFTAR NAMA GURU PAI PADA SEKOLAH - TAHUN 2011 PROVINSI : SUMATERA UTARA... SDS

Konsentrasi daging ikan berpengaruh nyata terhadap karakterisrtik tekstur hardness, deformasi dan kekuatan gel; kadar protein dan lemak serta nilai hedonik pada spesifikasi