• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masa Pertumbuhan Nabi Muhammad saw

Bab 9 Sejarah Nabi Muhammad saw

B. Masa Pertumbuhan Nabi Muhammad saw

1.

MasaKanak-kanak

Muhammad menjadi anak yatim karena ayahnya, Abdullah, meninggal dunia sebelum beliau lahir.

Kelahiran Muhammad sangat menggembirakan kakeknya, Abdul Mu¯¯alib bin Hasyim yang langsung membawanya ke Kakbah. Bayi itu dinamainya dengan nama yang tidak lazim pada waktu itu di kalangan masyarakat Arab, yaitu Muhammad atau Ahmad.

Muhammad tidaklah disusukan oleh ibunya, tetapi diserahkan kepada perempuan dusun. Hal itu telah menjadi kebiasaan bangsa Quraisy. Ia disusukan pada Halimatus Sa’diyah (Halimah). Di dusun Halimahlah, Muhammad dibesarkan bersama anak-anaknya. Seperti halnya saudara-saudara sesusunya,

PendidikanAgamaIslamuntuk SMP Kelas VII

106

Muhammad turut menggembala domba. Kira-kira empat tahun lamanya, ia dalam asuhan Halimah.

Ketika sedang berjalan-jalan dengan ibu angkatnya, ia bertemu dengan orang-orang Yahudi. Mereka terkejut demi mengetahui siapa namanya, lalu menanyakan siapa ayah bundanya. Untunglah dengan petunjuk Allah, Halimah mengaku bahwa ia adalah anaknya sendiri dengan suaminya, hingga hilanglah kecurigaan mereka kalau-kalau ia seorang yatim piatu, sebagai salah satu tanda dari nabi yang terakhir.

Karena banyaknya kejadian yang aneh tersebut, Halimah merasa cemas. Meskipun sangat menyayangi anak angkatnya itu, namun ia terpaksa mengembalikan kepada ibunya, Aminah.

Akan tetapi, hanya dua tahun Muhammad merasakan kasih sayang ibunya itu. Karena ketika ia meningkat usia enam tahun, Aminah wafat. Aminah wafat di Abwa, suatu tempat antara kota Mekah dan Madinah, setelah berziarah ke makam suaminya di Madinah. Aminah pun dimakamkan di sana.

Sepeninggal Aminah, Muhammad diasuh oleh Abdul Mu¯¯allib. Kakeknya ini amat sayang karena tingkah lakunya yang baik dan sopan dalam pergaulan. Akan tetapi, baru dua tahun dalam asuhannya, Abdul Mu¯¯allib wafat, yaitu ketika Muhammad meningkat usia delapan tahun.

2.

MasaRemaja

Sebagian besar, orang berpendapat bahwa kehidupan masa remaja adalah saat-saat yang paling indah dan mengasyikkan. Pada masa ini, penuh dengan hal-hal yang menggairahkan. Hal ini biasanya diperoleh dengan dukungan berbagai aspek, mulai dari kasih sayang orang tua dan keluarga, tersedianya fasilitas sebagai pendukung berkembangnya aktivitas, dan adanya perhatian dari lawan jenis. Kondisi seperti itu tidak pernah dirasakan secara leluasa oleh Muhammad. Beliau merasa masa-masa indah itu hanya milik orang lain.

Sebelum Abdul Mu¯¯allib meninggal dunia, beliau berwasiat agar sepeninggalnya, Muhammad hendaklah dipelihara dan diasuh oleh Abu °alib, yaitu kakak dari Abdullah.

Keberadaan Abu °alib bin Abdul Mu¯¯allib tidaklah berlebihan sehingga hal ini turut memberikan corak kehidupan yang dijalani Muhammad sehari-hari. Selain tidak sempat mengecap pendidikan yang memadai, beliau juga harus menikmati kehidupan sederhana. Kegiatan sehari-harinya menggembala biri- biri dan sering mengikuti kafilah berdagang ke berbagai kota. Dalam usia 12 tahun, beliau telah berani mengiringi serombongan kafilah untuk berdagang.

Dalam perjalanan melewati Bushra, mereka bertemu dengan seorang pendeta Nasrani bernama Bahaira. Berdasarkan riwayat yang didengarnya dari Abu °alib, pendeta itu merasa yakin bahwa anak inilah yang akan menjadi Nabi

Bab9 Sejarah Nabi Muhammad saw.

107

akhir zaman sebagai apa yang dijanjikan di dalam kitab-kitab suci. Abu °alib disarankan untuk segera pulang dan menjaga anaknya baik-baik, terutama dari kejahatan orang Yahudi. Abu °alib segera pulang setelah mengetahui bahwa keponakannya itu akan menjadi orang penting di kemudian hari.

Muhammad remaja terkenal sebagai seorang anak muda yang berbudi, ramah tamah, dan banyak mempunyai teman. Teman-teman menyegani dan mempercayainya hingga menggelarinyaAl-Amin,artinyayang jujuratauyang benar. Ia tidak suka minumkhamaratau tuak, bermain judi, dan lain-lain yang menjadi kegemaran orang-orang Quraisy. Apalagi menyembah dan memuja berhala serta mengikuti kepercayaan bangsa Arab.

Sebaliknya, ia suka menolong dan membantu orang-orang yang dalam kesusahan, misalnya fakir miskin yang butuh makanan dan musafir-musafir yang tersesat dalam perjalanan.

3.

MasaDewasa

Setelah dewasa, Muhammad mencari penghidupannya dengan berniaga. Modalnya diperoleh dari Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya yang menaruh kepercayaan kepadanya.

Dalam usia 24 tahun, ia pergi berdagang ke Syria dengan ditemani oleh bujang Khadijah, Maisara. Perdagangannya itu memperoleh keuntungan besar.

Dalam perniagaan, mereka bertemu dengan seorang pendeta Kristen bernama Jurjis, yang meramalkan kenabian Muhammad. Dipesankannya kepada Maisara agar menjaga tuannya dengan hati-hati, terutama terhadap golongan Yahudi.

Hubungan dagang yang baik antara Muhammad dan Khadijah ini, begitu pula laporan perjalanannya ke Syria dan pertemuannya dengan Jurjis, menyebabkan Khadijah menaruh minat kepada Muhammad. Hal itu mendapat sambutan selayaknya dan akhirnya mereka pun menikah. Usia Muhammad ketika itu 25 tahun, sedangkan Khadijah telah berusia 40 tahun.

Sewaktu Muhammad berusia 35 tahun, terjadi perselisihan di antara orang- orang Quraisy. Ketika memperbaiki Kakbah dan hendak meletakkan Hajar Aswad di tempatnya semula, mereka berebutan hendak melaksanakannya. Masing-masing suku menganggap bahwa sukunyalah yang lebih berhak.

Perselisihan ini hampir saja berlarut-larut dan hampir menimbulkan, perang saudara. Untunglah atas usul dari seorang pemuka, Muhammad diangkat sebagai hakim. Dengan bijaksana, Muhammad pun berhasil mengatasi kesulitan itu. Dihamparkannya sorbannya, kemudian ditaruhnya Hajar Aswad di atasnya, lalu kepala suku masing-masing memegang pinggirnya. Kemudian,

PendidikanAgamaIslamuntuk SMP Kelas VII

108

secara bersama batu itu diangkat dan akhirnya ditaruh oleh Muhammad ke tempat semula. Demikianlah sengketa itu dapat diatasi, dan kepercayaan Quraisy kepada Muhammad pun kian bertambah besar.

4.

DiangkatMenjadiRasulullah

Ketika beristrikan Khadijah, Muhammad sering mengasingkan diri atau ber-tahanusdi Gua Hira yang terletak di kaki Jabal Nur, kira-kira 5 km sebelah Timur kota Mekah. Hal tersebut berlangsung cukup lama, yaitu 5 tahun. Di sana, beliau munajat atau memohon kepada Allah swt. agar diberi bimbingan dan pertunjuk jalan yang benar.

Dalam persemediannya di Gua Hira pada umur 40 tahun, atau pada malam 17 Ramadan 611 M bertepatan tanggal 6 Agustus 610 M, malaikat Jibril datang menemui beliau, menyodorkan selembar kain bersulamkan tulisan-tulisan. Lalu, disuruhnya Muhammad membaca tulisan itu. Ketika itu, Muhammad menyatakan bahwa ia tidak dapat membaca. Dipeluknyalah Muhammad dengan erat hingga sesak nafasnya. Kemudian, dilepaskan dan disuruhnya lagi membaca. Muhammad pun menjawab: “Aku tidak dapat membaca”.

Kembali, Muhammad dipeluknya lagi. Lalu, dilepaskan dan disuruhnya lagi untuk membaca. Hal ini berulang tiga kali. Setelah itu, barulah diajarkan oleh malaikat Jibril wahyu yang pertama, yang berbunyi sebagai berikut:

Artinya:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”(SurahAl-Alaq

[96] : 1-5)

Setelah itu, disampaikanlah berita bahwa Muhammad telah diangkat oleh Allah menjadi Rasul atau utusan kepada manusia. Lalu, Jibril pun keluar dan menghilang.

Kejadian yang tidak diduga-duga ini menyebabkan Muhammad jadi gugup dan takut. Dikemasinya barang-barangnya. Dalam ketakutan, ia segera pulang. Sesampainya di rumah, ia masih dalam cemas dan menggigil bagai orang kedinginan dan minta diselimuti oleh istrinya, Khadijah.

Bab9 Sejarah Nabi Muhammad saw.

109

Melihat kejadian itu, Khadijah men- jadi cemas dan setelah suasana agak reda, dinyatakanlah apa yang telah terjadi. Men- dengar cerita suaminya, Khadijah berusaha menghiburnya dan menyatakan bahwa yang datang itu tidak lain melainkan roh suci. Katanya roh-roh itu hanya datang kepada para nabi.

Muhammad dibawa oleh Khadi- jah kepada saudara sepupunya bernama Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nas- rani yang ahli dalam persoalan kitab-kitab suci. Tatkala diceritakan oleh Muhammad

apa yang telah terjadi, Waraqah pun menepukan tangannya, dengan berkata: “Inilah dia Namus (nama malaikat Jibril dalam Taurat dan Injil yang pernah datang kepada Nabi Ibrahim, Nabi Musa, dan lain-lain). Sebenarnyalah kamu telah diangkat menjadi Rasul, tetapi tentulah pula akan dimusuhi dan diusir oleh orang-orang Quraisy.”

Muhammad pada mulanya telah menaruh harapan besar, tetapi kembali terkejut. Lalu, beliau bertanya : Betulkah saya akan diusir, dan mengapa saya diusir?

Waraqah menerangkan bahwa demikianlah halnya nasib nabi-nabi dan rasul-rasul semenjak dahulu. Mereka selalu mendapat tantangan dan penganiayaan dari kaumnya. Waraqah juga berjanji bahwa bila datang saatnya nanti, sedang ia masih hidup, niscaya ia akan menjadi pembela dan pengikut Muhammad yang setia.

TahukahKamu?

Peristiwa turunnya wahyu yang pertamaitudikenaldengan“Nuzulul Qur’an,” artinya hari permulaan turunnya Kitab Suci Al-Qur’an. Nuzulul Qur’an pun diperingati oleh umat Islam di seluruh dunia. Sebagaimana kenyataan bagi kita bahwa peristiwa itu sama waktunya dengan pengangkatan Muhammad sebagai Rasul.