BAB III METODE PENELITIAN
D. Metode Analisis
1. Metode analisis data yang digunakan dalam pelitian untuk menganalisis data-data yang telah digunakan adalah metode analisis deskriptif. Analisis deskriptif adalah suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui gambaran harga pokok penjualan dalam meningkatkan laba.
2. Analisis kualitatif merupakan data yang berisi penjelasan-penjelasan, dimana dalam penulisan ini data yang dimaksudkan adalah perhitungan harga pokok penjualan, laba kotor,laba usaha dan perhitungan laba bersih.
Dengan menggunakan formula rumus,sebagai berikut:
a) Rumus untuk harga pokok penjualan:
Harga Pokok Penjualan = Persediaan Awal+ Pembelian – Persediaan akhir b) Rumus untuk Laba kotor:
Laba Kotor = Penjualan Bersih – Harga Pokok Penjualan (HPP) c) Rumus untuk Laba Bersih
Laba Bersih = Laba Kotor Usaha + Pendapatan – PPh
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Profil PT Arti Buana Lautan Indonesia
PT Arti Buana Lautan Indonesia didirikan pada tanggal 12 maret 2001 di Makassar. PT Arti Buana Lautan Indonesia merupakan perusahaan swata nasional yang bergerak dibidang usaha pengemasan, pendistribusian, dan pemasaran ikan.
Selain didistribusikan di dalam negeri, pendistribusian juga dilakukan dengan mengekspor ikan keluar neger seperti, Singapore, Taiwan, Hong Kong, dan Malaysia. Kegiatan operasi perusahaan seperti pengemasan ikan, pendistribusian dan pemasaran ikan dilakukan setiap senin-jum’at dan minggu. Sehingga penghasilan perusahaan dapat diperoleh setiap hari. Berdasarkan izin yang dimiliki perusahaan melakukan kegiatan operasinya di wilayah timur Indonesia yaitu di wilayah perairan laut Arafura dalam Zona Ekonomi Ekslusif
Indonesia. Wilayah ini berjarak 12 mil dari pesisir pantai Indonesia sampai dengan 200 mil batas luar wilayah Zona Ekonomi Ekslusif Indonesia (ZEEI).
Perusahaan melakukan kerjasama operasi bersama mitra usaha, diantaranya PT Bahtera Adimina Samudera Tbk, PT Baderah Rapid Lambau, Asi pudjiastuti, PT Alsum Kampar Semesta dan Alidoko Toko. Beberapa dari mitra usaha yang dilakukan PT Arti Buana Lautan Indonesia telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahan go publik, seperti PT Bahtera Adimina Samudra Tbk. Namun, pada tahun 2007 manajemen Perseroan (PT Bahtera Adimina Samudra Tbk ) telah memutuskan untuk menghentikan sementara seluruh kegiatan operasi penangkapan. Penyebab dari penghentian tersebut,
46
karena berubahnya kebijakan strategis dari otoritas pemerintah yang berhubungan dengan industri penangkapan ikan telah menyebabkan kontraksi negatif yang sangat signifikan yang menyebabkan turunnya pertumbuhan industri ini. Tidak terdukungnya industri dan semakin tingginya biaya produksi menyebabkan hilangnya kemampuan berkompetisi ditingkat pasar internasional. Hal ini berlanjut dengan semakin memburuknya kinerja dari para pelaku industri tersebut.
Dalam rangka memulihkan dan mempertahankan kelangsungan usaha (going concern) Perseroan, saat ini manajemen Perseroan memfokuskan diri untuk
mempelajari serta mengkaji potensi usaha pada industri lain yang memiliki prospek yang lebih baik dan memiliki nilai komersil yang lebih tinggi untuk meningkatkan kinerja Perseroan. Hingga saat ini perusahaan masih melakukan kerjasama dengan PT Bahtera Adimina Samudra Tbk walaupun relasi telah melakukan usaha pada industri lain.
B. Stuktur Manajemen
Kantor pusat PT Arti Buana Lautan Indonesia berkedudukan di Jl.
Barukan lorong IV 5-A Pattingaloang, Ujungtanah. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 perusahaan memiliki mitra usaha, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.1 Mitra Usaha PT Arti Buana Lautan Indonesia
2013 2012
PT Bahtera Adimina Samudra Tbk PT Bahtera Adimina Samudra Tbk PT Baderah Rapid Lambau PT Baderah Rapid Lambau
Asi pudjiastuti Asi pudjiastuti
PT Alsum Kampar Semesta PT Alsum Kampar Semesta
Alidoko Toko Alidoko Toko
Sumber: Laporan keuangan PT Arti Buana Lautan Indonesia
Struktur manajemen PT. Arti Buana Lautan Indonesia adalah sebagai berikut:
Gambar 4. Sturktur Manajemen
PT. Arti Buana Lautan Indonesia memiliki 12 orang karyawan diantaranya, seorang manager, bendahara, dan 10 karyawan yang terlibat langsung dalam proses produksi.
1. Direktur
Merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan, mengendalikan, dan mengambil keputusan dalam semua kegiatan produksi yang dilakukan oleh perusahaan.
Direktur PT. Arti Buana Lautan Indonesia Usman Lando
Manager Edo
Usman Lando
Bendahara Linda Pertiwi
Karyawan
PT. Arti Buana Lautan Indonesia
2. Manager
Merencanakan, mengkoordinasi, mengarahkan dan mengendalikan semua kegiatan produksi, seperti proses perawatan ikan dan pengepakan ikan.
3. Bendahara
Mengatur masalah keuangan dalam hal menyimpan dan mengeluarkan uang yang akan digunakan selama prosese produksi yang dilakukan serta membayar biaya-biaya pembelian yang dilakukan oleh perusahaan.
4. Karyawan
Merencanakan produksi harian, pengembalian material dan mengontrol jalannya produksi dan kebersihan pada area proses perawatan ikan dan pengepakan ikan, dan memastiakan bahwa mesin-mesin yang digunakan dalam keadaan normal.
C. Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan
Laporan keuangan perusahaan harus disusun berdasarkan akuntansi berbasis akrual, kecuali laporan arus kas. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas-aktivitas operasional, investasi dan pendanaan. Dalam akuntansi akrual, aktiva, kewajiban, ekuiti, penghasilan dan beban diakui pada saat kejadian bukan saat kas atau setara kas diterima dan dicatat serta disajikan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya. Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dengan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang biasanya disebut pengkaitan biaya dengan
pendapatan (matching concept) melibatkan secara bersamaan atau gabungan penghasilan dan beban yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau peristiwa lain yang sama. Misalnya berbagai komponen beban yang membentuk harga pokok penjualan diakui pada saat yang sama dengan pengakuan penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang yang bersangkutan. Namun demikian penggunaan konsep “matching” tidak memperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang tidak memenuhi kriteria pengakuan aktiva dan kewajiban.
Beban segera diakui dalam laporan laba-rugi kalau pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau sepanjang manfaat ekonomi masa depan tidak lagi memenuhi syarat untuk diakui dalam neraca sebagai aktiva.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan menggunakan estimasi dan asumsi. Hal tersebut juga mengharuskan manajemen untuk membuat pertimbangan dalam proses penerapan keijakan akuntansi.
51