• Tidak ada hasil yang ditemukan

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan

2. Pengertian Membaca Al Qur’an

Membaca pada hakikatnya adalah “suatu proses aktivitas yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga

melibatkan aktivitas visual, berfikir, psikolinguistik, dan metakognitif”.8

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.9 Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di sekolah. Membaca adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan. Maka untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus dilakukan kecuali memperbanyak membaca. Kalau begitu membaca identik dengan mencari ilmu pengetahuan agar menjadi cerdas, dan mengabaikannya berarti kebodohan.10

Membaca menjadi langkah awal untuk mengenal lebih jauh mengenai al-Qur’an. Melalui aktivitas membaca yang dimulai dengan membaca huruf perhurufnya, ayat perayatnya yang dikembangkan dengan “memahami” kandungan maknanya, maka seseorang dapat memetik petunjuk yang tersimpan di dalamnya, sehingga mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi seorang muslim, tentu memahami dan mengamalkan ajaran Islam salah satunya cara ialah dengan membaca. Bahkan Islam telah menegaskan akan pentingnya membaca. Seperti firman Allah surat al-Alaq: 1-5 berikut ini.

8 Farida Rahim, Pengajaran membaca di sekolah dasar, (Jakarta:Bumi Aksara, 2008), h. 2.

9Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1990), h. 7.

      

   



   

   





Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Q.S. al-Alaq : 1-5)11

Kata Iqra’ pada mulanya berarti “Menghimpun”. Arti asal kata ini menunjukkan bahwa iqra’, yang diterjemahkan dengan “bacalah” tidak mengharuskan adanya suatu teks tertulis yang dibaca, tidak pula harus diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain. Dalam kamus-kamus bahasa, arti kata tersebut antara lain, menyampaikan, menelaah, membaca, mendalami, meneliti, mengetahui cirinya dan sebagainya, yang pada hakekatnya “menghimpun” merupakan arti akar kata tersebut.12

Membaca di sini dapat dipahami bahwa membaca tidak hanya melafalkan atau mengucapkan kata-kata yang dilihat, melainkan disertai juga dengan mengerti, memahami, mengamalkan terhadap kata-kata yang dibacanya.

Setiap mukmin yakin, bahwa membaca al-Qur’an saja sudah termasuk amal yang sangat mulia dan akan mendapatkan pahala yang

11 Beni Ahmad Saebani dan Hendra Akhdhiat, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia,2009), h. 9.

12 M. Quraish Shihab, Membumikan al-Qur'an : Fungsi dan Peran Wahyu dalam

berlipat ganda.13 Bacaan menjadi ibadah, apabila bacaannya itu benar dan sesuai dengan kaidah ilmu tajwid (bagus atau membaguskan bacaan). Dalam ilmu Qiraah, tajwid berarti mengeluarkan huruf dari tempatnya dengan memberikan sifat-sifat yang dimilikinya. Seseorang tidak akan tahu apakah bacaannya itu benar atau salah, kecuali dengan berguru dan belajar kepada guru (yang ahli) al-Qur’an yang muttasil sanadnya kepada Rasulullah saw.14

Bacaan al-Qur’an berbeda dengan bacaan perkataan manapun, karena merupakan kalam Allah yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi. Karena itu, membacanya tidak lepas dari adab yang bersifat dzahir dan batin. Di antara adabnya yang bersifat dzahir ialah secara tartil (membaguskan bacaan).15

Membaca Al Qur’an dengan tartil adalah membaca Qur’an dengan baik fasih sesuai dengan makharijul huruf, urutan kalimat dan makna yang dimaksud. Termasuk bagian dari tartil adalah membaguskan bacaannya.membaca dengan pelan dan lambat dalam pengucapan. Tartil Qur’an berarti pelan dan lambat dalam membaca Al-Qur’an. Cara ini merupakan komitmen seorang muslim.

Sementara tujuan membaca secara umum menurut Depdiknas yaitu mampu membaca dan memahami teks pendek dengan cara lancar

13 Ditjen Bimas Islam dan Uraian Haji Direktorat Penerangan Agama Islam,

Tajwid dan Lagu-Lagu al-Qur’an Lengkap, (Jakarta: Depag RI, 2000), h. 5.

14 Ringkasan Ilmu Tajwid dalam Pendidikan dan latihan X Pasca Belajar MA Banat NU Kudus tahun 2000/2001, h. 2.

15 M. Yusuf Qardhawi, Kaifa Nata’amalu ma’al Qur’an, terj. Kathur Suhaidi, (Jakarta: Al- Kaustar, 2003), h. 166.

atau bersuara beberapa kalimat sederhana dan membaca puisi.16 Menurut kurikulum KTSP tujuan membaca yaitu :Mampu memahami gagasan yang didengar secara langsung atau tidak langsung. Mampu membaca teks bacaan dan menyimpulkan isinya dengan kata-kata sendiri. Mampu membaca teks bacaan secara cepat dan mampu mencatat gagasan-gagasan utama. 17

Dari kedua definisi di atas maka tujuan akhir membaca intinya adalah memahami ide, kemampuan menangkap makna dalam bacaan secara utuh, baik dalam bentuk teks bebas, narasi, prosa ataupun puisi yang disimpulkan dalam suatu karya tulis ataupun tidak tertulis.

Sementara yang dimaksud dengan Membaca al-Qur’an dalam penelitian ini adalah membaca Al-Qur’an (Kitab Allah) dengan fasih sesuai dengan makharijul huruf, urutan kalimat dan makna yang dimaksud. serta membaguskan bacaannya, membaca dengan pelan dan lambat dalam pengucapan. Oleh karena Al-qur’an merupakan kitab suci umat Islam, dimana ketika umat membacanya maka itu bernilai sebuah ibadah dan mendapat balasan pahala dari Allah SWT. Apalagi jika membacanya, kemudian mengetahui isi dan kandungannya bahkan dapat mengaplikasikan dengan perbuatan-perbuatan sehari-hari atas dasar cerminan dari Al-qur’an kitab suci umat muslim di segala penjuru dunia ini. Karena sangat pentingnya kitab Al Qur’an bagi umat islam juga

16 Depdiknas, 2003. Kegiatan Belajar Mengajar yang Efektif.( Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional 2003 ), h 15.

17 Depdiknas. Kurikulum KTSP Kelas I. (Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional 2006) h. 18

manusia seluruhnya, maka sangat dianjurkan umat muslim untuk membaca dan mengamalkan isi kandungan di dalamnya. Sehingga walaupun membaca walaupun tidak tahu makna dan isi kandungannya akan tetap dinilai ibadah oleh Allah SWT. Namun dalam membaca Al-Qur’an, perlu mempelajari ilmu membacanya agar dalam membacanya tidak ada kesalahan dan makna yang ditafsirkan sesuai dengan Firman yang disampaikan dalam kitab tersebut.