Gambaran Keseluruhan Undang-undang Islam Mengenai Jual Beli Saham di Pasaran Sekunder). urusniaga saham dalam semakan hukum Islam. Asra hanya membincangkan mekanisme urus niaga saham, sama ada urus niaga saham di pasaran modal mahupun di pasaran sekunder berdasarkan semakan hukum syarak.
Rumusan Masalah
Namun ketiga penelitian tersebut tidak menguraikan transaksi saham mana yang sesuai dengan syariat Islam, karena jika ditelaah lebih dalam masih terdapat unsur-unsur yang diharamkan dalam syariat Islam mengenai penggunaan dan mekanisme saham itu sendiri, khususnya dalam hal ini saham preferen. formulir aplikasi. Menghasilkan uang adalah aktivitas bisnis yang risikonya lebih kecil, karena keuntungannya berupa bunga yang relatif dapat diandalkan dan tetap.
نِإ َوَّللا
ميِلَع ٌيِبَخ
Tujuan Penelitian
Kegunaan Kajian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan data dan pengetahuan mengenai saham yang nantinya dapat berguna bagi para penyusunnya. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi khazanah ilmu pengetahuan khususnya dalam penguatan bidang ekonomi Islam.
Metode Kajian
Pandangan pemikir ekonomi Islam dari zaman Rasulullah hingga ke zaman moden yang diringkaskan dalam bukunya Dr. Tambahan pula, bab ini akan membincangkan tentang kontrak dalam ekonomi Islam, yang bertujuan untuk memberi gambaran tentang bagaimana perkongsian (syrkah) berfungsi dalam ekonomi Islam.
Defenisi Istilah
Penjelasan yang akan disampaikan dalam pembahasan kali ini adalah teori-teori mengenai saham secara umum dan saham preferen yang dijelaskan secara gamblang berdasarkan teori-teori para ahli atau pakar ekonomi. Penjelasan yang akan disampaikan dalam pembahasan ini merupakan teori kemitraan (syirkah) yang telah dijelaskan secara tegas dalam Al-Quran dan Al-Hadits sebagai landasan hukum Islam.
Saham dan Aplikasi Saham Preferen 1. Pengertian Saham
Nilai modal disetor adalah jumlah total yang dibayarkan oleh pemegang saham kepada perusahaan penerbit dengan imbalan saham preferen atau saham biasa. Perhitungan ini belum termasuk kenaikan nilai saham preferen karena pemegang saham preferen tidak berhak atas bonus tersebut meskipun berasal dari saham preferen. Dengan demikian, pemegang saham preferen yang memberikan dividen tetap tidak akan menerima pendapatan modal lagi.
Saham preferen atau saham preferen adalah saham yang mempunyai karakteristik berbeda dengan saham biasa, antara lain: 34. Misalnya dividen suatu saham preferen adalah Rp5.000, maka pemegang saham biasa tidak akan menerima dividennya sampai pemilik preferen menerima dividen sebesar Rp5.000. . . Pemegang saham lainnya tidak akan menerima dividennya sampai pemegang saham preferen menerima dividen sebesar Rp 2.800.
Karena karakteristik ini, investor umumnya menganggap saham preferen memiliki risiko yang lebih kecil dibandingkan saham biasa. Saham preferen yang dapat dikonversi adalah saham preferen yang dapat dikonversi menjadi sejumlah saham biasa di masa depan. Saham preferen penyertaan adalah saham preferen yang membagikan dividen kepada pemiliknya atau pemilik saham tersebut setelah menerima dividen tetap dan mempunyai hak atas pembagian keuntungan yang dinyatakan sebagai dividen kepada pemegang saham biasa (participating preferen share).
Ini terjadi sebelum kelas pemegang saham preferen dan pemegang saham biasa lainnya dapat menerima pembayaran dividen.
Perkongsian (Syirkah)
Saham preferen ini merupakan jenis saham preferen dimana penerbitnya mempunyai hak untuk menarik atau menebus saham tersebut dengan harga yang telah ditentukan setelah tanggal yang ditentukan. Persyaratan saham preferen yang dapat ditarik, seperti harga penarikan, tanggal penarikan, dan premi penarikan (jika ada) semuanya ditentukan dalam prospektus. Namun, ketentuan saham preferen yang dapat ditarik kembali yang ditetapkan pada saat penerbitan tidak dapat diubah di kemudian hari.
Jenis saham preferen di mana dividen yang dikeluarkan akan bervariasi menurut patokan, paling umum adalah tingkat tagihan Treasury. Nilai dividen saham preferen ditentukan oleh formula pergerakan harga yang telah ditentukan sebelumnya, dan karena fleksibilitas ini, harga saham preferen seringkali lebih stabil dibandingkan saham preferen dengan suku bunga tetap. Persekutuan adalah izin untuk menggunakan (tasharruf) harta milik dua orang secara bersama-sama oleh keduanya, yaitu keduanya memberikan izin kepada salah satu dari mereka untuk menggunakan harta milik keduanya, namun masing-masing mempunyai hak untuk membagi tasharruf. 38.
Penentuan hak ke atas sesuatu yang dimiliki oleh dua orang atau lebih dengan cara yang diketahui (diketahui) 40. Ungkapan tentang wujudnya transaksi (perjanjian) antara dua orang yang dikaitkan dari segi harta dan keuntungan 41.
نِاَف اۤوُ ناَك
Dari sudut ekonomi, musyarakah atau shirkah ialah perkongsian antara dua pihak atau lebih dalam sesuatu projek di mana masing-masing berhak mendapat segala keuntungan dan bertanggungjawab di atas segala kerugian yang berlaku sesuai dengan penyertaan masing-masing.
دعَب ٍةَّيِصَو
دوَا ي
ءاَط َلُلخا ىِغبَيَل
مُهُضعَبىٰلَع
ضعَب َّلَِا
ليِلَقَو َّم
Deskripsi
Saham preferen, saham preferen, atau saham preferen adalah suatu golongan modal ekuitas yang membayar dividen pada tingkat tertentu dan mempunyai keistimewaan sehubungan dengan pembayaran dividen dan likuidasi aset dibandingkan dengan saham biasa. Meskipun lebih senior dibandingkan saham biasa, saham preferen lebih senior dibandingkan utang dalam hal klaim atas aset pada saat likuidasi. Beberapa fitur lain dari kelas saham ini adalah konversi ke saham biasa dan callability (kemampuan untuk menebus sebelum jatuh tempo).
Misalnya, saham preferen abadi dan tidak dapat ditebus diklasifikasikan sebagai ekuitas. Sebaliknya, saham preferen yang wajib membayar kembali jumlah yang tetap di masa depan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan. Saham preferen kumulatif mensyaratkan bahwa jika perusahaan gagal membayar dividen, maka dividen tersebut terakumulasi dan perusahaan harus menebusnya di kemudian hari untuk membayar dividen saham biasa lainnya.
Sedangkan pemegang saham preferen menerima dividen secara rutin dan dalam jumlah tetap, serupa dengan kupon surat utang seperti obligasi. Saham Preferensi (Preference Stock), saham ini mempunyai keistimewaan khusus dari segi perlakuan dan dari segi keuangan.
Pembahasan
Pertukaran saham preferen yang dapat dikonversi dari saham preferen menjadi saham biasa tidak menimbulkan keuntungan (back) atau kerugian (loss) bagi perusahaan penerbitnya. Ini adalah jenis saham preferen dimana pemegang sahamnya menerima dividen sebelum dibayarkan kepada pemegangnya. Ketika perusahaan gagal bayar, jumlah dividen yang terutang akan bertambah dan harus dibayarkan sebelum membagikan dividen kepada pemegang saham preferen.
Saham preferen dengan suku bunga mengambang adalah jenis saham preferen yang membayar dividen variabel karena dikaitkan dengan tolok ukur tertentu, seperti imbal hasil Treasury bills (T-Bills). Namun, ada beberapa perbedaan utama antara saham preferen dengan suku bunga yang dapat disesuaikan dan saham preferen dengan suku bunga yang tidak dapat disesuaikan. Namun, ada beberapa implikasi negatif yang terkait dengan tingkat dividen saham preferen dengan tingkat bunga fleksibel.
Yakni, karena tingkat dividen dari saham preferen dengan tingkat bunga yang dapat disesuaikan terikat pada tingkat suku bunga atau indeks acuan tertentu, maka ketika suku bunga acuan turun, maka tingkat dividen APS juga turun. Analisis Unsur-Unsur Dividen yang Dilarang pada Saham Preferensi Setelah ditelaah lebih dalam, ternyata penggunaan saham preferen mempunyai beberapa unsur yang dilarang dalam hukum ekonomi syariah.
يَتٰا ۤاَمَومُت
نِّم ٍةوٰكَز
وّٰللا ٰلوُاَف
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu berbahagia. (QS. Ali-Imran: 130). 70. Dan Allah tidak mengasihi sesiapa yang kekal dalam kekufuran dan sentiasa melakukan dosa. (QS. Al-Baqarah. Dari sudut akhlak, riba dengan sifat-sifatnya menimbulkan sifat tamak, takabur, hasad, dingin hati, mendewakan wang dan sebagainya, serta mematikan semangat ketaatan dan kerjasama.
Pada saham preferen, unsur riba terlihat pada proses perolehan dividen, dimana pemegang saham preferen memiliki persentase tetap dari nominal saham yang dimilikinya. Pemberian dividen ini disebabkan karena saham preferen merupakan obligasi dengan suku bunga tetap yang memberikan bunga pinjaman tetap, sehingga dividen saham preferen akan tetap dibayarkan meskipun perusahaan mengalami kerugian. Jika ditentukan suatu jumlah tertentu, misalnya salah satu pihak menerima 100 dirham di luar keuntungan atau kurang, dan sisanya untuk pihak yang lain, maka hal itu tidak sah dan akad syirkahnya batal.
Unsur kepentingan juga terlihat dalam kontrak Callable Preferred Shares, dimana terdapat ketentuan untuk membeli saham tersebut dari pemegang saham pada tanggal tertentu di masa depan dengan nilai tertentu. Pasalnya, investor yang memiliki dana terbatas akan keberatan membeli saham tersebut dengan harga tinggi.
وَاَو َليَكلا اوُف
Kitab suci Al-Quran dengan tegas telah melarang segala transaksi bisnis yang mengandung unsur penipuan dalam bentuk apapun terhadap pihak lain, bisa berupa penipuan atau kejahatan, atau memperoleh keuntungan yang tidak wajar atau resiko yang menimbulkan ketidakpastian dalam suatu perusahaan atau sejenisnya. .
فِّلَك ُن اًسفَن
لَِا اَهَعسُو
Kesimpulan
Pemegang saham preferen menerima dividen reguler dengan jumlah tetap, serupa dengan kupon surat utang seperti obligasi. Misalnya, jika nilai nominal saham Rp1.000 dan dividennya 10%, maka perusahaan harus membayar Rp100 per tahun (kebijakan perusahaan) kepada pemegang saham preferen. Unsur riba pada saham preferen tercermin dalam proses perolehan dividen, dimana pemegang saham preferen memegang persentase tetap dari nominal saham yang dimilikinya.
Pada saham preferen juga terdapat unsur gharar, sifat gharar tersebut terlihat dari sangat rendahnya tingkat penjualan saham preferen, hal ini disebabkan karena risiko yang ditanggung emiten sangat tinggi. Perusahaan yang menerbitkan saham preferen akan mempunyai kewajiban untuk memenuhi hak-hak pemegang saham preferen, setidak-tidaknya memenuhi haknya untuk memperoleh dividen tetap. Saham preferen juga mengandung unsur maisir, unsur maisir dapat dilihat pada kontrak saham preferen yang dapat dikonversi, dimana dalam kontrak ini terdapat unsur spekulasi yang dilarang dalam Islam.
Jenis saham preferen yang diperbolehkan menurut hukum syariah adalah saham preferen mengambang atau saham preferen dengan bunga yang dapat disesuaikan. Saham preferen jenis baru ini cukup populer sebagai investasi jangka pendek bagi investor yang memiliki kelebihan uang tunai.
Rekomendasi
ARP), dimana jenis saham preferen ini merupakan saham inovasi baru, dimana saham ini tidak memberikan dividen tetap, namun besarnya dividen yang dibayarkan tergantung pada tingkat pengembalian surat berharga. Bagi penulis yang menyadari bahwa masih banyak keterbatasan, dimana keterbatasan yang dimaksud adalah ketidakmampuan untuk membangun permasalahan yang kompleks pada saham preferen, antara lain: pertama, mengenai apakah transaksi saham treasury diperbolehkan menurut ekonomi syariah atau tidak, dalam hal ini kasus sehubungan dengan pengembalian saham preferensi tipe mengambang. Kedua, konsep saham preferen ditinjau dari likuiditasnya masih menjadi pertanyaan dalam konsep ekonomi syariah.
Oleh karena itu, saran penulis untuk penelitian selanjutnya adalah melakukan kajian terhadap mekanisme treasury stock dan menilai penerapan saham preferen dari segi likuiditas. Achsien, Inggi H, Investasi Syariah di Pasar Modal Menggagas Konsep dan Praktik Manajemen Portofolio Syariah, Jakarta: PT. Junaedi, Transaksi jual beli saham dan obligasi di pasar modal Indonesia ditinjau dari perspektif hukum Islam, Jakarta: 2005.
Nurul Hudah en Mustafa Edwin Nasution, Investment in the Sharia Capital Market, Jakarta: Kencana Prenada Media, 2005. Rabiyatul Hasanah, Stock Transactions in the Indonesian Capital Market from an Islamic Economic Law perspective, Yogyakarta: UII Press, 2016.