• Tidak ada hasil yang ditemukan

ِ ِ ُِن ِالدِّي َلْقِ ِاللَّوِِذَلِكَ مِْوَجْهَكَ ِلِلدِّينِِحَنِيف

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ِ ِ ُِن ِالدِّي َلْقِ ِاللَّوِِذَلِكَ مِْوَجْهَكَ ِلِلدِّينِِحَنِيف"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

Bagaimana merencanakan pembelajaran hafalan Alquran bagi tunanetra di Asrama Islam Tahfidhul Quran "Nahdlatuth Thalabah". Bagaimana penerapan pengajaran hafalan Alquran bagi tuna netra di Asrama Islam Tahfidhul Quran “Nahdlatuth Thalabah”.

Sistematika Pembahasan

Dalam penelitian ini fokusnya hanya pada tata cara yang dilakukan dalam menghafal Al-Qur’an hingga hafal 30 juz. Imam Baghowi Burhan dalam membimbing siswa menghafal Al-Qur'an di Pesantren Nahdlatuth Tholabah Tahfidzul Qur'an Desa Kesilir Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember Tahun 2013/2014."

Kajian Teori

Metode pembelajaran menghafal Al-Qur`an pada tunanetra

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini adalah sama-sama meneliti hafalan Al-Quran. Memelihara dan memelihara hafalan Al-Quran dengan banyak muroja'ah agar terhindar dari lupa.

صلاخلاا اهحورو مسج لمعلا

Pondokpesantren

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional untuk mempelajari, memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya akhlak agama sebagai pedoman dalam berperilaku sehari-hari. Tujuan didirikannya pesantren adalah membentuk pribadi-pribadi muslim yang menguasai ajaran Islam dan mengamalkannya untuk memberi manfaat bagi agama, masyarakat, dan masyarakat. Pesantren tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan tetapi juga berfungsi sebagai lembaga sosial dan penyiar keagamaan.

Sebagai lembaga pendidikan, pesantren menyelenggarakan pendidikan formal (madrasah, sekolah negeri, dan universitas) dan pendidikan nonformal yang khusus mengajarkan agama, banyak dipengaruhi oleh pemikiran para ulama fiqih, hadis, tafsir, tauhid, dan tasawuf yang hidup di antara keduanya. 1800 7-13 M Sebagai lembaga sosial, pesantren menampung anak-anak dari seluruh lapisan masyarakat Islam tanpa membeda-bedakan tingkat sosial ekonomi orang tuanya. Asrama santri berada di lingkungan pesantren tempat tinggal Kyai yang juga menyediakan mushola untuk beribadah, ruang belajar dan kegiatan keagamaan lainnya.

Masjid merupakan salah satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dari pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk mendidik santri, khususnya dalam pengamalan shalat lima waktu, khutbah dan shalat jumat, serta pengajaran kitab-kitab klasik.52. Dahulu, pengajaran kitab-kitab Islam klasik, khususnya tulisan-tulisan ulama yang menganut ideologi Syafi’i, merupakan satu-satunya pendidikan formal yang diberikan di lingkungan pesantren. Menurut definisi yang digunakan di kalangan pesantren, orang shaleh baru bisa disebut kyai apabila ia mempunyai pesantren dan santrinya tinggal di pesantren tersebut untuk mempelajari kitab-kitab klasik.

Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatanpenelitian

  • Jenis penelitian

Oleh karena itu penelitian kualitatif deskriptif merupakan jenis penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa perkataan dan perilaku orang yang dapat diamati dan ditafsirkan secara tepat. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan (field study fieldwork) yaitu studi langsung terhadap realitas kehidupan sosial masyarakat. Sedangkan model penelitian lapangan adalah model catatan lapangan/CP, yang mana pernyataan-pernyataan tentang segala peristiwa yang dialami, yaitu apa yang diingat dan didengar, tidak boleh mengandung penafsiran, hanya catatan apa adanya dan pernyataan-pernyataan yang datanya telah teruji kebenaran dan keabsahannya. . 59.

Melalui jenis penelitian ini peneliti ingin mendalami lebih dalam tentang metode pembelajaran menghafal Al-Quran bagi tunanetra di Asrama Putri Tahfidzul Qur'an Yayasan Islam Nahdlatuth Thalabah.

Lokasi Penelitian

Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an "Nahdlatuth Thalabah" Kesilir Wuluhan kabupaten Jember tidak menggunakan target dalam menghafal Al-Qur'an, sehingga hafalannya sesuai dengan kemampuan santri, namun istiqomah diutamakan. Pondok Pesantren Tahfidzul “Nahdlatuth Thalabah” Kesilir Wuluhan Kabupaten Jember merupakan salah satu lembaga tempat santri tuna netra penghafal Al-Quran yang unggul.

Subyek Penelitian

Dengan menggunakan informan tersebut nantinya peneliti akan memperoleh informasi data yang akurat sesuai dengan apa yang diharapkan peneliti.

Tehnik Pengumpulan Data

Kegiatan observasi ini meliputi melakukan penyelidikan secara sistematis terhadap peristiwa, perilaku, objek yang diamati, dan hal-hal lain yang diperlukan dan mendukung penyelidikan yang dilakukan.63. Wawancara adalah percakapan dengan tujuan tertentu, percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan pewawancara yang menjawab pertanyaan tersebut.64 Menurut Sugiono, wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan gagasan. melalui tanya jawab sehingga makna dapat dikonstruksikan dalam suatu topik tertentu.65. Jenis wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin, yaitu pewawancara hanya mengemukakan pokok-pokok permasalahan yang diselidiki dan pewawancara harus pandai mengarahkan orang yang diwawancarai apabila ia melakukan penyimpangan.

Implementasi pembelajaran menghafal Al-Quran bagi tuna netra di Pondok Pesantren Tahfidhul Qur'an “Nahdlatuth Thalabah”. Teknik dokumentasi ini juga akan digunakan peneliti dalam penelitian ini, dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah berlalu. Metode penelitian dokumentasi dapat diartikan sebagai metode penelitian untuk memperoleh informasi atau informasi yang berasal dari peristiwa masa lalu.

Analisis Data

Analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan cara mengolah data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan-satuan yang dapat diperoleh, menjadikannya konsisten, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari serta memutuskan apa yang dapat dibagikan kepada orang lain. .68. Menurut model Milles dan Huberman, kegiatan dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus hingga selesai, sehingga data menjadi jenuh. Hal ini digunakan karena proses analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data dan setelah pengumpulan data selesai.69 a.

Mereduksi data berarti merangkum, memilih pokok-pokok, memusatkan perhatian pada hal-hal yang penting, mencari tema dan pola. Dengan demikian, data yang terbatas akan memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data lebih lanjut dan mencarinya bila diperlukan. Milles dan Huberman menyatakan bahwa metode penyajian data yang paling umum digunakan dalam penelitian kualitatif adalah teks naratif.

Kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat tentatif dan akan berubah kecuali ditemukan bukti pendukung yang kuat pada tahap pengumpulan data berikutnya. Namun apabila kesimpulan yang disampaikan pada tahap awal didukung dengan bukti-bukti yang valid dan konsisten pada saat peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data, maka kesimpulan yang disampaikan merupakan kesimpulan yang dapat diandalkan. Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari kompleks F Tahfidzul Qur'an “Nahdlatuth Thalabah” Kesilir Wuluhan Jember yaitu rangkuman, pemilihan hal pokok, fokus pada hal penting, tampilan data, penulis simpulkan dari data yang diperoleh berdasarkan penelitian yang dilakukan penulis.

Keabsahan Data

Tahap-Tahap Penelitian

Penyusunan instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian terkait upaya penghafalan Al-Qur'an bagi tuna netra di F Tahfidzul Qur'an Komplek Nahdlatuth Thalabah Kesilir Wuluhan Jember yaitu instrumen observasi dan wawancara. Tahapan dimana peneliti benar-benar berusaha memahami latar belakang dan tujuan penelitian, memasuki lokasi penelitian, mencari sumber data, mengumpulkan data dan menganalisis data dengan menggunakan prosedur penelitian yang telah ditentukan dalam proposal. Tahapan ini peneliti menyajikan data-data yang diperoleh di lapangan peneliti dan telah dianalisis, kemudian pada tahap penyusunan laporan penelitian.

Gambaran Objek Penelitian

Asrama Islam Tahfidzul Qur'an merupakan salah satu unit lembaga yang berada di bawah naungan Yayasan Islam Nahdlatuth Thalabah (YASINAT). Pada awalnya pondok ini masih berstatus Padepokan Ta`limul Qur'an (PTQ) dimana belum ada santri penghafal Al-Qur'an yang tinggal disana. Kyai Imam Baghowi Burhan juga pernah menjadi santri dan staf pengajar di Taman Belajar Al-Quran Roudoutul Mujawwidin.

Sedangkan untuk menampung masyarakat yang ingin belajar Al-Qur'an, ia membangun sebuah padepokan kecil yang diberi nama Ta`limul Qur'an Solitude. Padepokan ini bertujuan untuk menjadi media pembelajaran dan pengajaran membaca Al-Qur'an menurut bahasa Arab lisan dan lahjah (dialek Arab). Apalagi di usianya yang masih sangat muda, ternyata Asrama Islam Tahfidzul Qur'an telah banyak memberikan sumbangsih terhadap agama warga Jember dan sekitarnya.75.

Sedangkan untuk tenaga pengajar Asrama Tahfidzul Qur'an f sebagian besar merupakan alumni yang ahli dan di bidangnya masing-masing. Santri Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an adalah mereka yang tinggal dan berdomisili di Pondok Pesantren, mengikuti seluruh jadwal kegiatan yang ditetapkan oleh Pondok Pesantren serta taat dan taat pada Tata Tertib Pondok Pesantren. Kegiatan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an dimulai dari pagi hingga dini hari dengan mengadakan salat tahajjud berjamaah dengan tujuan untuk menumbuhkan semangat para santri agar tabah beribadah kepada Allah SWT.

Tabel 4.3  Sesus Pendidikan
Tabel 4.3 Sesus Pendidikan

Penyajian data dan analisis data

  • Perencanaan pembelajaran menghafal Al-Qur`an pada tunanetra di Yayasan Islam Nahdlatuth Thalabah (YASINAT) Wuluhan Jember
  • Pelaksanaan pembelajaran menghafal Al-Qur`an pada tunanetra di Yayasan Islam Nahdlatuth Thalabah (YASINAT) Wuluhan Jember
  • Evaluasi pembelajaran menghafal Al-Qur`an pada tunanetra di Yayasan Islam Nahdlatuth Thalabah (YASINAT Wuluhan Jember

Membaca ayat-ayat Al-Quran secara cermat dan berulang-ulang sangat diperlukan untuk memulai menghafalnya. Sedangkan bagi siswa tunanetra, proses menghafal Al-Qur'an langsung dilakukan karena termasuk dosa. Metode yanbu`a ini merupakan metode membaca dan menulis Al-Quran yang dapat membantu menjustifikasi bacaan siswa baik dari segi makhroj maupun tajwid.

Pelaksanaan pembelajaran menghafal Al-Quran bagi tunanetra di Yayasan Islam Nahdlatuth Thalabah (YASINAT) Wuluhan Jember. Jika seseorang sedang menghafal Al-Qur'an, jika mushaf yang digunakan berbeda ayatnya maka akan menyulitkan dalam menghafalnya. Metode menghafal Al-Quran ini merupakan metode yang digunakan siswa untuk membantu dalam proses menghafal siswa.

Selain itu, saya juga menggunakan Al-Quran Braille ketika teman-teman saya masih bersekolah atau ada kegiatan lainnya.” 79. Evaluasi pembelajaran menghafal Al-Qur'an bagi tuna netra di Yayasan Islam Nahdlatuth Thalabah (YASINAT Wuluhan Jember. Sehingga siswa dapat mengetahui kemampuannya dalam menghafal dan juga pola pikirnya ketika membacakan ayat-ayat Al-Qur'an di masyarakat atau orang banyak.

Pembahasan Temuan

  • Perencanaan pembelajaran menghafal Al-Qur`an pada tunanetra di Yayasan Islam Nahdlatuth Thalabah ( YASINAT) Wuluhan Jember
  • Pelaksanaan pembelajaran menghafal Al-Qur`an pada tunanetra di Yayasan Islam Nahdlatuth Thalabah (YASINAT) Wuluhan Jember
  • Evaluasi pembelajaran menghafal Al-Qur`an pada tunanetra di Yayasan Islam Nahdlatuth Thalabah (YASINAT) Wuluhan Jember)

Berencana belajar menghafal Al Quran bagi tunanetra di Yayasan Islam Nahdlatuth Thalabah (YASINAT) Wuluhan Jember Yayasan Islam Nahdlatuth Thalabah (YASINAT) Wuluhan Jember a. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi santri tahfidzul Qur'an YASINAT untuk menggunakan salah satu jenis mushaf yang biasa digunakan untuk hafalan. Oleh karena itu, seorang penghafal Al-Qur'an harus menentukan satu jenis dan bentuk Al-Qur'an yang ingin dihafalnya.

Metode yang sering digunakan santri tunanetra di Pondok Pesantren Nahdlatut Thalabah Tahfidzul Qur'an adalah dengan mendengarkan MP3 dan tape recorder serta alat lainnya. Selain metode modern dalam menghafal Al-Qur'an, siswa tunanetra juga menggunakan metode klasik dan metode bergambar sesuai Al-Qur'an. Metode tersebut diantaranya adalah metode modern dan juga metode yang sesuai dengan yang diajarkan atau diilustrasikan oleh Al-Qur'an.

Hal serupa juga dialami santri tunanetra di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Nahdlatut Thalabah. Jadi, dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor malas mengulang-ulang ayat yang sudah dihafal dapat berdampak buruk pada proses menghafal Al-Qur'an. Maka dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa tasmi` sangat cocok digunakan untuk membantu dalam proses pembelajaran menghafal Al-Qur'an agar memiliki mental dan daya ingat yang kuat.

Kesimpulan

Saran

  • Bagi peneliti selanjutnya
  • Bagi lembaga
  • Santri tunanetra
  • Santri

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JULI 2015

Gambar Dari Depan samping pintu gerbang Pesantren Tahfidzul Qur’an putri Yasinat

Referensi

Dokumen terkait