DI KLINIK PRATAMA RAWAT INAP
Diajukan
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA DI KLINIK PRATAMA RAWAT INAP
AN-NUUR KARANGANYAR
KARYA TULIS ILMIAH
DiajukanuntukmemenuhisalahsatusyaratTugasAkhir Pendidikan DiplomaIII Kebidanan
Disusunoleh:
Dian Krisnanty NIM.B13.103
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2016
DI KLINIK PRATAMA RAWAT INAP
untukmemenuhisalahsatusyaratTugasAkhir
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
ii
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN PADA NY.R
UMUR 36 TAHUN P
3A
0DENGAN HIPERTENSI DI KLINIK PRATAMA RAWAT INAP
AN-NUUR KARANGANYAR
Diajukan oleh : Dian Krisnanty
NIM B13103
Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal ...
Pembimbing
Ika Budi Wijayanti, SST., M.Sc NIK.200680024
iii
UMUR 36 TAHUN P
3A
0DENGAN HIPERTENSI DI KLINIK PRATAMA RAWAT INAP
AN-NUUR KARANGANYAR
Karya Tulis Ilmiah
Disusun oleh : Dian Krisnanty
NIM B13103
Telah dipertahankan didepan dewan penguji Ujian Akhir Progam D III Kebidanan
Pada Tanggal ...
PENGUJI I
Ernawati, SST., M.Kes NIK.200886033
PENGUJI II
Ika Budi Wijayanti, SST., M.Sc NIK. 200680024
Tugas akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui, Ka.Prodi D III Kebidanan
Siti Nurjanah, SST., M.Keb NIK 201188093
iv
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Akseptor KB Suntik 3 Bulan Pada Ny.R Umur 36 Tahun P3A0 Dengan Hipertensi Di Klinik Pratama Rawat Inap An-Nuur Karanganyar”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Progam Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat di selesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Wahyu Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST., M.Keb, selaku Ketua Progam Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ika Budi Wijayanti, SST., M.Sc, selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Ibu Hj. Sri Surti Mulyani, Amd.Keb, selaku pemilik Klinik Pratama Rawat Inap An-Nuur Karanganyar yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melakukan Studi Kasus.
5. Ny.R yang bersedia menjadi pasien dalam pengambilan studi kasus.
6. Seluruh Dosen dan Staff Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Bapak, Ibu, kakak, adik dan teman-teman yang selalu memberi semangat dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
v
Surakarta 15 Juni 2016 Penulis
vi
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BERENCANA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN PADA NY.R UMUR 36 TAHUN P3A0 DENGAN
HIPERTENSI DI KLINIK PRATAMA RAWAT INAP AN-NUUR KARANGANYAR
(xii + 77 halaman + 13 lampiran)
INTISARI
Latar Belakang : Suntik jenis Depo Medroxy Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskuler (di daerah bokong). Efek samping dari pemakaian KB suntik DMPA juga dapat menimbulkan tekanan darah tinggi (hipertensi). Jika tidak segera tertangani dapat memicu terjadi stroke, serangan jantung, gagal ginjal dan gagal jantung.
Tujuan : Tujuan umum penelitian ini adalah melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan 7 langkah Varney. Sedangkan tujuan khususnya mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat dan mampu memberikan alternative pemecahan pemeriksaan.
Metode penelitian : jenis laporan studi kasus adalah deskriptif. Lokasi dan waktu penelitian di Klinik Pratama Rawat Inap An-Nuur Karanganyar. Subyek studi kasus Ny.R akseptor KB suntik 3 bulan, pada bulan Desember 2015-Mei 2016.Tehnik pengambilan data antara lain data primer, meliputi pemeriksaan fisik, wawancara, serta observasi dan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil Pemeriksaan : Ny.R umur 36 tahun P3A0 akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi. Terapi obat kaptopril 12,5mg dan Ibu profen 400 mg selama 3 hari. Keadaan umum baik, tidak ada kecemasan, KIE tentang penyebab hipertensi, ibu diharapkan mengurangi makanan yang asin, menciptakan suasana yang rileks dan menganjurkan ibu untuk olahraga.
Kesimpulan : setelah dilakukan pemeriksaan tindakan dilakukan evaluasi hasil asuhan kebidanan selama 3 hari diperoleh hasil akhir keadaan umum baik, tidak ada kecemasan, ibu mengerti bahwa tekanan darah tingginya sebagai efek samping KB suntik 3 bulan. Pada kasus ini terdapat kesenjangan pada pemberian terapi.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan Akseptor KB Suntik 3 Bulan, Hipertensi.
Kepustakaan : 32 literatur (tahun 2005 sampai 2015)
vii
mendukung Anda)” (Ralp Waldo Emerson)
2. “Masa depan adalah milik mereka yang percaya pada keindahan mimpi- mimpi mereka” (Eleanort Rosevelt)
3. “Tak selalu orang terpintar yang mendapatkan yang terbaik. Orang yang mempunyai kegigihan, orang yang terus bertahan dan tak pernah menyerah yang akhirnya mencapai sukses” (WE Corey)
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan untuk :
1. Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan dan kemudahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan semuanya, doa, kasih sayang, cinta, pengorbanan, dukungan dan kebahagiaan yang begitu besar dalam hidupku.
3. M.Deago Falz Dona, seseorang yang spesial yang selalu mendukungku, memberiku semangat dan tembat berbagi suka dan duka.
4. Iput Ciput, terimakasih menjadi kakak yang selalu menyayangiku, mendukungku dan membantuku dalam semua hal.
5. Pembimbing ibu Ika Budi Wijayanti, SST., M.Sc, terimakasih membimbing penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Sahabat-sahabatku tercinta Alhirda Sherly Latifah, Mega Putri Damastuti, Indah Lestari dan Dewi Cahyaningsih tempat sharing dan tempat gosip tentunya terimakasih motivasi dan semangat kalian. I will miss u guys.
7. Teman-teman kelas 3C Prodi DIII Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta.
8. Almamaterku tercinta
viii
Nama : Dian Krisnanty
Tempat / Tanggal Lahir : Sukoharjo, 15 Juli 1995
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Purwogondo Rt05/Rw01 Kartasura,
Kartasura, Sukoharjo
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Kertonatan 02 Kartasura LULUS TAHUN 2007
2. SMP Negeri 3 Kartasura LULUS TAHUN 2010
3. SMA Negeri 2 Sukoharjo LULUS TAHUN 2013
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2013/2014
ix
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
INTISARI ... vi
MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vii
CURICULUM VITAE ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar belakang ... 1
B.Perumusan masalah ... 4
C.Tujuan Studi Kasus ... 4
D.Manfaat Studi Kasus ... 5
E. Keaslian Studi Kasus ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ... 7
1. Kontrasepsi ... 7
2. Kontrasepsi Suntik ... 8
3. Kontrasepsi KB Suntik 3 Bulan ... 9
4. Hipertensi ... 16
5. Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Hormonal (Suntik) Dengan Kejadian Hipertensi ... 27
B. Teori Manajemen Kebidanan ... 28
1. Pengertian ... 28
2. Manajemen Kebidanan dan 7 Langkah Varney ... 28
C. Landasan Hukum ... 43
x
D.Waktu Studi Kasus ... 47
E. Instrumen Studi Kasus ... 47
F. Teknik Pengumpulan Data ... 47
G.Alat-Alat Yang Digunakan ... 50
H.Jadwal Studi Kasus ... 50
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A.Tinjauan Kasus ... 51
B.Pembahasan ... 70
BAB V PENUTUP A.Kesimpulan ... 75
B. Saran ... 76 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
Table.2.2.KlasifikasiHipertensiMenurutWHOBerdasarkanTekananDiastoli c ...18 Tabel2.3. KlasifikasiTekananDarah Orang DewasaBerusia 18 tahunkeatas 18
xii
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Pasien
Lampiran 7. Surat Persetujuan Pasien (Informed Consent) Lampiran 8. Lembar Pedoman Wawancara (Format ASKEB) Lampiran 9. Lembar Observasi
Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan Lampiran 11. Leaflet
Lampiran 12. Dokumentasi Studi Kasus
Lampiran 13. Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir)
1 A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan ditentukan dan diukur dengan angka kematian ibu dan kematian perinatal, sedangkan kesejahteraannya ditentukan oleh penerimaan gerakan keluarga berencana.
Perencanaan program keluarga berencana yang disampaikan kepada masyarakat ternyata mendapat sambutan sehingga dapat menurunkan angka rata-rata punya anak. Pembangunan dan program keluarga berencana yang bersekala nasional merupakan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan (Manuaba, 2010).
Pemerintah meluncurkan gagasan baru, yaitu keluarga berencana mandiri artinya masyarakat melilih metode Keluarga Berencana (KB) dengan biaya sendiri melalui Keluarga Berencana (KB) lingkaran biru dan Keluarga Berencana (KB) lingkaran emas dan mengarahkan pada pelayanan Metode Kontrasepsi Efektif (MKE) yang meliputi Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), suntikan Keluarga Berencana, susuk KB, dan kontap (Manuaba,2010).
Data Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tahun 2014 didapatkan jumlah peserta kb aktif secara nasional dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember sebanyak 29.790.000 peserta.
Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka prosentasinya sebagai berikut :
3.365.070 peserta KB IUD (11,29%), 1.152.293 peserta KB MOW (3,86%), 300.081 peserta KB MOP (1,00%), 842.045 peserta KB Kondom (2,82%), 3.369.869 peserta KB Implan (11,31%), 13.348.103 peserta KB Suntik (44,80%), dan 7.412.539 peserta KB pil (24,88%).
Jumlah akseptor di Jawa Tengah menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jateng (2014) telah mencapai 5.368.348 akseptor. Apabila dilihat dari pembagian alat kontrasepsi maka prosentasinya sebagai berikut : 472.217 peserta KB IUD (8,80%), 285.556 peserta KB MOW (5,32%), 53.669 peserta KB MOP (1,00%), 125.872 peserta KB Kondom (2,34%), 602.276 peserta KB Implan (11,22%), 3.033.703 peserta KB Suntik (56,51%), dan 795.055 peserta KB Pil (14,81%)
Peserta Keluarga Berencana mengunakan kontrasepsi jangka pendek yang membutuhkan pembinaan secara rutin dan berkelanjutan untuk menjaga kelangsungan pemakaian kontrasepsi. Proporsi pemakai kontrasepsi suntikan cukup besar yaitu 54,2%, dikarenakan akses untuk memperoleh pelayanan suntikan relatif lebih mudah, sebagai akibat tersedianya jaringan pelayanan sampai ditingkat desa atau kelurahan sehingga dekat dengan tempat tinggal peserta KB (Dinkes Jateng, 2012).
Jenis kontrasepsi suntik terbagi menjadi 2 macam, yaitu suntik jenis Depo Metroksiprogesteron Asetat (Depo Provera),mengandung 150 mg DMPA, yang di berikan setiap 3 bulan dengan cara di suntik intramuskuler (di daerah bokong) dan jenis Depo Noretisteron Enantat (Depo Neristerat), yang mengandung 200 mg Noretindron Enantat, di berikan setiap 2 bulan
dengan cara disuntik intramuskuler. Sampai saat ini jenis konrasepsi suntik yang sering di gunakan adalah suntik jenis Depo Metroksiprogesteron Asetat (Depo Provera). Efek samping yang ditimbulkan dari pemakaian KB suntik Depo Provera yaitu : sering menimbulkan gangguan haid (Amenore dan Spotting), terjadi peningkatan berat badan dan penggunaan jangka panjang dapan meimbulkan kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, jerawat (Affandi dkk, 2013).
Efek samping yang lain yang penting akibat penggunaan kontrasepsi suntik adalah kenaikan tekanan darah, tekanan darah dapat naik akibat penggunaan obat-obatan termasuk menggunakan kontrasepsi suntik
(Saseen & Maclaughlin dalam Pinasti, 2013).
Penyakit hipertensi perlu ditangani secara serius karena merupakan faktor pemicu utama dari stroke, serangan jantung, gagal ginjal dan gagal jantung (Redaksi Agromedia, 2009)
Data yang diperoleh dari Klinik Pratama Rawat Inap An-Nuur Karanganyar pada bulan Oktober 2014 sampai Oktober 2015 jumlah akseptor KB suntik yaitu sebanyak 513 orang. Dari jumlah akseptor KB tersebut dibagi menjadi dua yaitu sebanyak 205 akseptor KB suntik 3 bulan dan 298 akseptor KB suntik 1 bulan. Akseptor KB suntik 3 bulan yang mengalami spotting 63 akseptor (30,73%), yang mengalami aminore 51 orang (24,87%), yang mengalami berat badan 47 akseptor (22,92%), yang mengalami hipertensi 14 akseptor (6,83%) dan sisanya 30 tidak mengalami efek samping (14,63%).
Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Akseptor KB Suntik 3 Bulan Pada Ny.R dengan Hipertensi Di Klinik Pratama Rawat Inap An-Nuur Karanganyar” dengan menggunakan Managemen Kebidanan 7 Langkah Varney.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana penatalaksanaan “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Akseptor KB Suntik 3 Bulan Pada Ny.R Umur 36 Tahun P3A0 dengan Hipertensi” dengan menggunakan Managemen Kebidanan Varney?
C. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum
Diperolehnya pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan dengan menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan 7 langkah varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu :
1) Mampu melaksanakan pengkajian data dasar terhadap akseptor KB suntik 3 bulan pada Ny.R umur 36 tahun P3A0 dengan Hipertensi.
2) Mampu melakukan interpretasi data untuk mengidentifikasi diagnosa kebidanan masalah serta kebutuhan terhadap akseptor KB suntik 3 bulan pada Ny.R umur 36 tahun P3A0 dengan Hipertensi.
3) Mampu menentukan identifikasi diagnosa potensial pada asuhan kebidanan terhadap akseptor KB suntik 3 bulan pada Ny.R umur 36 tahun P3A0 dengan Hipertensi.
4) Mampu melaksanakan antisipasi/tindakan segera pada asuhan kebidanan terhadap akseptor KB suntik 3 bulan pada Ny.R umur 36 tahun P3A0 dengan Hipertensi.
5) Mampu menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada asuhan kebidanan terhadap akseptor KB suntik 3 bulan pada Ny.R umur 36 tahun P3A0 dengan Hipertensi.
6) Mampu melaksanakan rencana asuhan yang efisien dan aman pada asuhan kebidanan terhadap akseptor KB suntik 3 bulan Ny.R umur 36 tahun P3A0 dengan Hipertensi.
7) Mampu mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah di berikan pada asuhan kebidanan terhadap akseptor KB suntik 3 bulan pada Ny.R umur 36 tahun P3A0 dengan Hipertensi.
b. Mahasiswa mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat.
D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi Penulis
a. Penulis dapat memahami tentang pengertian dan permasalahan yang muncul pada KB suntik dengan efek samping Hipertensi sehingga dapat menerapkan Asuhan Kebidanan pada KB suntik 3 bulan dengan Hipertensi.
b. Sebagai bekal bagi penulis untuk terjun kelapangan kerja.
2. Bagi Profesi
Memberi motifasi pada bidan untuk dapat meningkatkan kualitas bidan dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada KB suntik 3 bulan dengan hipertensi.
3. Bagi Institusi a. Rumah Sakit
Diharapkan dapat mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya pada kasus keluarga berencana akseptor KB suntik 3 bulan dengan Hipertensi secara komprehensif.
b. Bagi Insitusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah referensi tentang Asuhan Kebidanan pada KB suntik 3 bulan dengan Hipertensi.
E. Keaslian Studi Kasus
Setelah dicari beberapa institusi tidak ditemukan Asuhan Kebidanan Akseptor KB suntik 3 Bulan dengan Hipertensi.
7 A. Teori Medis
1. Kontrasepsi a. Pengertian
Kontrasepsi adalah pencegahan terbuahinya sel telur oleh sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi dinding rahim. Perbedaan keberhasilan metode juga tergantung pada tipikal penggunaan (yang terkadang tidak konsisten) dan penggunaan sempurna (mengikuti semua instruksi dengan benar dan tempat) (Mulyani dan Rinawati, 2013).
b. Macam-macam kontrasepsi
Menurut Sulistyawati (2013), kontrasepsi dapat di golongkan sebagai berikut :
1) Kontrasepsi dengan Metode Sederhana a) Tanpa Alat
Kontrasepsi Alamiah : Metode Kalender, Metode Pantang Berkala, Metode Suhu Basal, Metode Lendir Serviks, Metode Simtomtermal, Koitus Interuptus.
b) Dengan Alat
(1) Mekanisme/Barie : Kondom Pria, Kondom Wanita (barier intravagina).
(2) Kimiawi : Spermisida 2) Kontrasepsi dengan Metode Modern
a) Kontrasepsi Hormonal
(1) Kontrasepsi Oral : Monofasik, Bifasik, Trifasik.
(2) Suntik/Injeksi : Depo mendroksi progesteron asetat (DMPA), Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat).
(3) Subkutis/Implant : Norplant, Implanon, Jadena dan Indoplant.
(4) Intra-Uterine Devices (IUD/AKDR):Copper T, Copper 7, Ypsilon-Y, Progestasert, Copper T3800A.
3) Kontrasepsi dengan Metode Operasi
a) Tubektomi atau Metode Operasi Wanita (MOW) b) Vasektomi atau Metode Operasi Pria (MOP) 2. Kontrasepsi suntik
a. Pengertian
Kontrasepsi Suntikan adalah alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hormone progesteron yang disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodik (1 bulan sekali atau 3 bulan sekali) (Irianto, 2014)
b. Jenis Kontrasepsi Suntik
Jenis-jenis kontrasepsi suntik menurut Irianto (2014), antara lain : 1) Golongan Progestin, misalnya Depoprovera 150 mg isi 1 cc
(disuntikkan tiap tiga bulan), Depo progestin 150 mg 3 cc (disuntikkan tiap tiga bulan).
2) Golongan progestin dengan campuran estrogen propionate.
Misalnya, cyclofem (disuntikkan tiap satu bulan).
3. Kontrasepsi KB Suntik 3 Bulan
a. Definisi Kontrasepsi KB Suntik 3 Bulan
Depo Provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan kontrasepsi parental, mempunyai efek progesteron yang kuat dan sangat efektif. Depo provera sangat cocok untuk program postpastum oleh karena tidak mengganggu laktasi
(Anggraini dan Martini, 2012) b. Cara kerja KB Suntik 3 Bulan
Menurut Affandi dkk (2013) cara kerja KB suntik adalah : 1) Mencegah ovulasi.
2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis atau atrofi.
4) Menghambat transportasi gamet oleh tuba.
c. Efektifitas
Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera) memiliki efektifitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan (Arum dan Sujiyatini, 2011).
d. Keuntungan dan kerugian KB suntik 3 bulan Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera).
1) Keuntungan
Menurut Sulistyawati (2013), keuntungan KB suntik 3 bulan Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera) antara lain :
a) Sangat efektif.
b) Pencegahan kehamilan jangka panjang.
c) Tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri
d) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah.
e) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
f) Sedikit efek samping.
g) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
h) Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenoupause.
i) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
j) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
k) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul.
l) Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell) 2) Kerugian
Menurut Arum dan Sujiyatini (2011), kerugian KB suntik 3 bulan Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera) antara lain : a) Sering ditemukan gangguan haid, seperti :
(1) Siklus haid yang memendek atau memanjang, (2) Perdarahan yang banyak atau mamanjang,
(3) Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak ( spotting ), (4) Tidak haid lama sekali.
b) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan).
c) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikut.
d) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.
e) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B virus, atau infeksi virus HIV.
f) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian.
g) Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan/kelainan pada organ genetalia, melaikan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya (tempat suntikan).
h) Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang.
i) Pada penggunaan jangka panjang dapat sedikit menurunkan kepadatan tulang (dansitas).
j) Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat.
e. Indikasi dan kontra indikasi pemakaian KB suntik 3 bulan Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera)
Menurut Affandi dkk (2013), indikasi dan kontra indikasi pemakaian KB suntik 3 bulan Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera) antara lain :
1) Indikasi
a) Usia reproduksi.
b) Nulipara dan yang telah memiliki anak.
c) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi.
d) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
e) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
f) Setelah abortus atau keguguran.
g) Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
h) Perokok.
i) Tekanan darah < 180/110 mmhg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
j) Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulois (rifampisin).
k) Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
l) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
m) Anemia defisiensi besi.
n) Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.
2) Kontaindikasi
a) Hamil atau dicurigai hamil (resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran).
b) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
c) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenorea.
d) Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
e) Diabetes millitus disertai komplikasi.
f. Waktu mulai penggunaan KB suntik 3 bulan Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera)
Menurut Sulistyawati (2013), waktu mulai penggunakan KB suntik 3 bulan Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera) adalah : 1) Setiap saat selama siklus haid, asal Ibu tersebut tidak hamil.
2) Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
3) Pada Ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan saja Ibu tersebut tida hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
4) Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila Ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan Ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan.
Tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
5) Bila Ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi jenis lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
6) Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal akan diberikan dapat segera diberikan, asal saja Ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila Ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, Ibu tersebut selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
7) Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal.
Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid, atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal saja yakin Ibu tersebut tidak hamil.
8) Ibu tidak haid atau Ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja Ibu tersebut tidak hamil, dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
g. Cara penggunaan KB suntik 3 bulan Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera)
Menurut Arum dan Sujiyatini (2011), cara penggunaan KB suntik 3 bulan Depo Medroksiprogesteron Asetat (Depo Provera) adalah : 1) Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuskuler dalam di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan 90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan Noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima dierikan setiap 12 minggu.
2) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol ang dibasahi oleh etil/isopropil alkohol 69-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik. Setelah kulit kering baru disuntik.
3) Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung- gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkan dengan menghangatkannya.
h. Efek Samping 1) Amenorea.
2) Perdarahan/perdarahan bercak (spotting).
3) Meningkatnya/menurunnya berat badan (Affandi dkk, 2013).
4. Hipertensi a. Definisi
Hipertensi secara umum didefinisikan sebagai tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg
(Palmer dan Williams, 2005) b. Klasifikasi dan Kriteria
1) Klasifikasi Hipertensi a) Hipertensi Primer
Tipe ini terjadi pada sebagian besar kasus tekanan darah tinggi-sekitar 95%. Penyebabnya tidak diketahui, walaupun dikaitkan dengan kombinasi faktor gaya hidup seperti kurang bergerak dan pola makan (Palmer dan Williams, 2005).
b) Hipertensi Sekunder
Hipertensisekunderadalahhipertensiyangdiketahui penyebabnya.Padasekitar5-
10%penderitahipertensi,penyebabnya adalahpenyakitginjal.Padasekitar 1- 2%,penyebabnyaadalah
kelainanhormonalataupemakaianobattertentu(misalnyaobatK B)
(Wikipedia 2007 dalam Jurnal Pramono 2008).
2) Kriteria Hipertensi
Untukmengetahuitingkatanhipertensidipergunakanklasifikasi sebagaiberikut:
Tabel.2.1. Klasifikasitekanandarahpadaorangdewasa (Wikipedia 2007 dalam Jurnal Pramono 2008).
Kriteria TekananDarahSi stolik
TekananDar ahDiastolik
Normal 120mmHg-
130mmHg
85mmHg-95mmHg Untukparalansiatek anandiastolik140m mHgmasihdiangga pnormal.
Normaltinggi 130 – 139mmHg 85 – 89mmHg Stadium1
(Hipertensiringan) 140-159mmHg 90-99mmHg Stadium2
(Hipertensisedang) 160-179mmHg 100-109mmHg Stadium3
(Hipertensiberat) 180-209mmHg 110-119mmHg Stadium4
(Hipertensimaligna) 210mmHgataule bih
120mmHgataulebih
Tabel.2.2.KlasifikasiHipertensimenurutWHOberdasarkantekanandias tolik (Info-sehat 2007 dalam Jurnal Pramono 2008).
Kategori TekananDiastolik.
Hipertensi derajatI Tekanandiastoliknya95-109mmHg.
HipertensiderajatII Tekanandiastoliknya110-119mmHg.
Hipertensi derajatIII Tekanandiastoliknyalebihdari120mmHg.
Tabel.2.3.Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa Berusia 18 tahun ke atas, menurut Smeltzer dalam Pramono (2008).
Kategori Sistolik
(mmHg)
Diastolik (mmHg)
Normal <130 <85
NormalTinggi 130–139 85–89
Hipertensi
Hipertensistadium1(ringan) 140–159 90–99 Hipertensistadium2(sedang) 160–179 100–109 Hipertensistadium3(berat) 180–209 110–119
Hipertensi stadium4(sangatberat) =210 =110 c. Faktor yang mempengaruhi Hipertensi
1) Usia
Sejalan dengan bertambahya usia, setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun.
Sejalandenganbertambahnyausia,hampirsetiaporang
mengalamikenaikantekanandarah;tekanansistolikterusmeningkat sampaiusia80tahundantekanandiastolikterusmeningkatsampai usia55-60tahun,kemudianberkurangsecaraperlahanataubahkan menurundrastis.Padahipertensisistolikterisolasi,tekanansistolik mencapai140mmHgataulebih,tetapitekanandiastolikkurangdari 90mmHgdantekanandiastolikmasihdalamkisarannormal.
Hipertensiiniseringditemukanpadausia lanjut (Wikipedia 2007 dalam Jurnal Pramono 2008).
2) Riwayat Keluarga
Sebanyak75%pasienhipertensimempunyairiwayatkeluarga denganhipertensi.Pada70-80%kasushipertensiesensial,didapatkan riwayathipertensididalamkeluarga.Apabilariwayathipertensi didapatkanpadakeduaorangtua,makadugaanhipertensi esensial lebihbesar.Hipertensijugabanyakdijumpaipadapenderitakembar monozigot(satutelur),apabilasalahsatunyamenderitahipertensi.
Dugaaninimenyokongbahwafaktorgenetikmempunyaiperan
didalamterjadinyahipertensi(ApotikMitra Farma 2007 dalam Pramono 2008).
3) Obesitas
Meningkatnyaberatbadanpadamasaanak–anakatauusia
pertengahanakanmeningkatkanresiko hipertensi.Berdasarkan penyelidikan,kegemukanmerupakancirikhasdaripopulasihipertens
i dandibuktikanbahwafaktorinimempunyaikaitanyangeratdengan terjadinyahipertensidikemudianhari.Penyelidikanmembuktikan bahwadayapompajantungdansirkulasivolumedarahpenderita obesitasdenganhipertensilebihtinggidibandingandenganpenderita yangmempunyaiberatbadannormal(ApotikMitra Farma 2007 dalam Pramono 2008).
4) Profil lipid
Efek suntikan depo medroxy pregesteron asetat terhadap profil lipid, dimana terjadi penurunan kadar HDL-kolesterol setelah 12 bulan pemakaian. Terjadi penurunan kadar HDL-kolesterol akan meningkatkan resiko meningkatnya tekanan darah
(Sanger et al., 2008).
5) Stress
Hubunganantarastressdenganhipertensi,didugamelalui
aktivasisarafsimpatis.(sarafsimpatisadalahsarafyangbekerjapada saatkitaberaktivitas,sarafparasimpatisadalahsarafyangbekerjapada saatkitatidakberaktivitas).Peningkatanaktivitassarafsimpatisdapat meningkatkantekanandarahsecaraintermitten(tidakmenentu).
Apabilastressberkepanjangan,dapatmengakibatkantekanandarah menetaptinggi.Padakeadaanstressdapatmempengaruhirespon pembuluhdarahterhadaprangsangvasokonstriktor (penyempitan) (Apotik Mitra Farma 2007 dalam Pramono 2008).
6) Faktor Hormon
Perempuanmemilikihormonestrogenyangmempunyaifungsi mencegahkekentalandarahsertamenjagadindingpembuluhdarah supayatetapbaik.Apabilaadaketidakseimbanganpadahormon estrogen dan progesteron dalam tubuh, maka akan dapat mempengaruhitingkattekanandarahdankondisipembuluhdarah (Gramedia-majalah 2008 dalam Pramono 2008).
Gangguankeseimbanganhormonalinidapatterjadipada
penggunaanalatkontrasepsihormonal.Padapemakaianhormon estogendanhormonprogesteronsintetis,misalnyaetunilestradiol (turunandarihormonestrogen)untukmenghambatfertilitasakan memberikanefek–efektertentubagitubuh.Berbagaiefekhormon- hormonovariumterhadapfungsigonadotropikdanhipofisisyang menonjolantaralaindariestrogenadalahinhibisisekrsesiFSH(Follicl e Stimulating Hormone)dan dariprogesteroninhibisipelepasan LH (Luteinising Hormone).PengukuranFSH(Follicle Stimulating Hormone)danLH(Luteinising Hormone) dalam sirkulasi menunjukan bahwa kombinasi estrogen dan progesteronemenekankeduahormon.Sehinggaterjadiketidakseimb anganhormonestrogendanprogesterondalamtubuhyangakan
memacuterjadinyagangguanpadatingkatpembuluhdarahdankondisi
pembuluhdarahyangdimanifestasikandengankenaikantekanan darah.Efekinimungkinterjadikarenabaikestrogenmaupun
progesteronmemilikikemampuanuntukmempermudahretensiion natriumdansekresiairakibatkenaikanaktivitasreninplasmadan pembentukanangiotensinyangmenyertainya
(Yayasan Harapan Permata Hati Kita, 2008; Max Josep Herman, 2008).
d. Manifestasi Klinis
Peninggiantekanandarahseringkalimerupakansatu-satunya gejalapadahipertensiesensial.Kadang-
kadanghipertensiesensialberjalan
tanpagejaladanbarutimbulgejalasetelahterjadikomplikasipadaorgan sasaransepertipadaginjal,mata,otakdanjantung
(ApotikMitraFarma 2007 dalam Pramono 2008).
Gejala-gejalasepertisakitkepala,mimisan,pusingataumigren seringditemukansebagaigejalaklinishipertensiesensial.Padasurvei hipertensidiIndonesiatercatatgejala-gejalasebagaiberikut:
1) Pusing 2) Mudahmarah 3) Telingaberdengung 4) Mimisan(jarang) 5) Sukartidur 6) Sesaknafas
7) Rasaberatditengkuk 8) Mudah lelah
9) Mataberkunang-kunang
(Apotik Mitra Farma 2007 dalam Pramono 2008).
Gejalaakibatkomplikasihipertensi yangpernahdijumpaiadalah:
1) Gangguanpenglihatan 2) Gangguansaraf 3) Gagaljantung
4) Gangguanfungsiginjal
5) Gangguanserebral(otak)yang mengakibatkan kejangdanpendarahanpembuluhdarahotakyangmengakibatkan kelumpuhan,gangguankesadaranhinggakoma
(Apotik Mitra Farma 2007 dalam Pramono 2008).
e. Pengobatan
Pengobatan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi 2 jenis yaitu (Apotik Mitra Farma 2007 dalam Pramono 2008) :
1) Pengobatannonobat(nonfarmakologis)
Yangtermasukpengobatanhipertensinonfarmakologiantaralain:
a) Mengatasiobesitas/menurunkankelebihanberatbadan.
b) Mengurangi asupan garam ke dalam tubuh
Nasehatpengurangangaram,harusmemperhatikankebiasaan makanpenderita.Penguranganasupangaramsecaradrastisakan sulitdilaksanakan.Carapengobataninihendaknyatidakdipakai
sebagaipengobatantunggal,tetapilebihbaikdigunakansebagai pelengkappadapengobatanfarmakologis.
c) Ciptakankeadaanrileks
Berbagaicararelaksasisepertimeditasi,yogaatauhipnosisdapat mengontrolsistemsarafyangakhirnyadapatmenurunkantekanan darah.
d) Melakukanolahragasepertisenamaerobikataujalancepatselama 30-45menitsebanyak3-4kaliseminggu.
e) Berhentimerokokdanmengurangikonsumsialkohol.
2) Pengobatan dengan obat-obatan (farmakologis) a) Prinsip pengobatan hipertensi
Pengobatanhipertensidilandasiolehbeberapaprinsipsebagai berikut:
(1) Pengobatan hipertensisekunder lebih mendahulukan pengobatanpenyebabhipertensi.
(2) Pengobatanhipertensi esensialditujukanuntukmenurunkan tekanandarahdenganharapanmemperpanjangumurdan mengurangitimbulnyakomplikasi.Upayamenurunkantekan an darahdicapaidenganmenggunakanobatantihipertensi.
(3) Pengobatanhipertensiadalahpengobatanjangkapanjang, bahkankemungkinanseumurhidup.
b) Jenis-jenis obat hipertensi (1) Diuretik
Obat-obatan jenis diuretik bekerja dengan cara mengeluarkancairantubuh(lewatkencing)sehinggavolume cairanditubuhberkurangyangmengakibatkandayapompa jantungmenjadilebihringan.
Contohobat-
obatanyangtermasukgolongandiuretikadalahHidroklorotiaz id.
Efeksampingyangseringdijumpaiadalah:hipokalemia (kekurangkalsiumdalamdarah)danhiponatremia(kekurangn atriumdalamdarah)yangdapatmengakibatkangejalalemas,hi perurisemia (peningkatanasamuratdalamdarah)dan gangguanlainnyasepertikelemahanotot,muntahdanpusing.
(2) PenghambatSimpatetik
Golonganobatinibekerjadenganmenghambataktivitas sarafsimpatis(sarafyangbekerjapadasaatkitaberaktivitas).
Contohobatyangtermasukdalamgolonganpenghambat simpatetikadalah:Metildopa,KlonidindanReserpin.
Efeksampingyangdijumpaiadalah:anemiahemolitik (kekuranganseldarahmerahkarenapecahnyaseldarah merah),gangguanfungsihatidankadang-kadangdapat menimbulkanHepatitis.
(3) Betabloker
Mekanismekerjaanti-hipertensiobatiniadalahmelalui penurunandayapompajantung.Jenisbetablokertidak dianjurkanpadapenderitayangtelahdiketahuimengidap gangguanpernapasansepertiasmabronkial.
Contohobat-obatanyang termasukdalamgolongan betablokeradalah:Metoprolol,PropranololdanAtenolol.
Padapenderitadiabetesmelitusharushati-hati,karena dapatmenutupigejalahipoglikemia(kondisidimanakadargul a dalamdarahturunmenjadisangatrendahyangbisaberakibat bahayabagipenderitanya).Padaorangtuaterdapatgejala bronkospasme(penyempitansaluranpernapasan)sehingga pemberianobatharushati-hati.
(4) Vasodilator
Obatgolonganinibekerjalangsungpadapembuluhdarah denganrelaksasiototpolos(ototpembuluhdarah).
Contohobat–obatanyangtermasukdalamgolonganini adalah:Prasosin,Hidralasin.
Efeksampingyangkemungkinanakanterjadidari pemberianobatiniadalah:sakitkepaladanpusing.
(5) PenghambatensimkonversiAngiotensin
Carakerjaobatgolonganiniadalahmenghambatpembentukan zatAngiotensinII(zatyangdapatmenyebabkan
peningkatantekanandarah).
Contohobatyangtermasukgolonganiniadalah Kaptopril.
Efeksampingyangmungkintimbuladalah: batuk kering, pusing,sakitkepaladanlemas.
(6) Antagoniskalsium
Golonganobatinimenurunkandayapompajantungdengancar amenghambatkontraksijantung(kontraktilitas).
Contohobatyangtermasukgolonganobatiniadalah:Nifedipin ,DiltiasemdanVerapamil.
Efeksampingyangmungkintimbuladalah:sembelit, pusing,sakitkepaladanmuntah.
(7) PenghambatReseptorAngiotensinII
Cara kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelanzatAngiotensinIIpadareseptornyayang mengakibatkanringannyadayapompajantung.
Obat-obatan yang termasuk dalam golongan ini adalah Valsartan (Diovan).
Efeksampingyangmungkintimbuladalah:sakitkepala, pusing,lemasdanmual.
5. Hubungan lama penggunaan kontrasepsi hormonal (suntik) dengan kejadian hipertensi.
Tekanandarahtinggiatauhipertensiadalahkondisimedisdimanaterja di peningkatantekanandarahsecarakronis(dalamjangkawaktulama)terjadi padatekanandarah140/90mmHgataukeatas,diukurdikedualengantiga kalidalamjangkabeberapaminggu
(Wikipedia 2007 dalam Jurnal Pramono 2008)
Idealnyaorangsehatmempunyaitekanandarahberkisarantara sistolik<130dandiastolik<85atausistolikantara130–139dandiastolik antara85–89.Hipertensimerupakankelainanyangsulitdiketahuiolehtubuh kitasendiri.Satu-satunyacarauntukmengetahuihipertensiadalahdengan mengukurtekanandarahkitasecarateratur.Diketahui9dari10orangyang menderitahipertensitidakdapatdiidentifikasipenyebabpenyakitnya.
Hipertensisebenarnyadapatditurunkandariorangtuakepadaanaknya.Jika salahsatuorangtuaterkenahipertensi,makakecenderungananakuntuk menderitahipertensiadalahlebihbesardibandingkandenganmerekayang tidakmemilikiorangtuamenderitahipertensi.Selainhaldiatas,adafaktor- faktorlainyangjugaberperandalammunculnyapenyakithipertensiantara lain:usia,stress, profil lipid,diet,obesitas,faktorhormonal,pemakaian kontrasepsihormonal,penyakitginjal,obat–obatandanpenyebab lainnya (Jurnal Pramono, 2008).
Diatasdisebutkansalahsatufaktorpencetushipertensiadalah penggunaanalatkontrasepsihormonal.Efekhormonmaupunresiko hipertensipadapenggunaankontrasepsihormonaliniberhubungandengan
ras,sejarahkeluarga,kegemukan,makanan,merokok,danlamapemakaian kontrasepsihormonal
(Jurnal Pramono, 2008).
B. Teori Manajemen Kebidanan Varney
Manajemen kebidanan adalah bentuk pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis mulai dari pengkajian, analisis data, diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Nurhayati dkk, 2012).
1. Langkah I : Pengkajian
Menurut Sari (2012), pada langkah ini data/fakta yang dikumpulkan adalah data subjektif dan/atau data objektif dari pasien. Bidan dapat mencatat hasil penemuan data dalam catatan harian sebelum didokumentasikan.
a. Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian, data tersebuttidak dapat ditentukan oleh tenaga kesehatan secara independen tetapi melalui suatu system interaksi atau komunikasi (Nursalam, 2013).
1) Data Subyektif a) Nama
Mengetahui nama klien dan suami berguna untuk memperlancar komunikasi dalam asuhan sehingga tidak terlihat kaku dan lebih akrab (Astuti, 2012).
b) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari 20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum siap (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Bertambahnya usia setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah
(Wikipedia 2007 dalam Jurnal Pramono 2008) c) Agama
Mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
d) Suku Bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
e) Pendidikan terakhir
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
f) Pekerjaan
Gunanya untuk mengetahui dan mengukur tingkat social ekonominya (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
g) Alamat
Untuk mempermudah kunjungan rumah bila diperlukan (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
2) Keluhan Utama
Keluhan utama ditanyakan untuk mengetahui alasan pasien datang ke fasilitas pelayanan kesehatan (Sulistyawati, 2009).
Pada kasus akseptor KB suntik 3 bulan ini ibu mengatakan kepalanya pusing
(Apotik Mitra Farma 2007 dalam Pramono 2008) 3) Riwayat Perkawinan
Yang perlu dikaji adalah beberapa kali menikah, status menikah syah atau tidak (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
4) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui menarche, siklus, lama menstruasi, banyaknya ganti pembalut dalam sehari, teratur atau tidak, sifat darah dan keluhan-keluhan yang dirasakan pada waktu menstruasi (Sulistyawati, 2009).
5) Riwayat Kehamilan dan Nifas yang lalu
Untuk mengetahui berapa kali ibu hamil, apakah pernah abortu, jumlah anak, cara persalinan yang lalu, penolong persalinan, keadaan nifas yang lalu
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
6) Riwayat Keluarga Berencana
Untuk mengetahui apakah pasien pernah ikut KB dengan kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama menggunakan kontrasepsi (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
7) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Sekarang
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit yang diderita
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
b) Riwayat Kesehatan Sistemik
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya penyakit atau penyakit akut, kronis seperti : Jantung, DM, Hipertensi, Asma (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Riwayat hipeertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan hipertensi esensial lebih besar (Apotik Mitra Farma dalam Pramono 2008).
c) Riwayat Kesehatan Keluarga
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
8) Pola kebiasan sehari-hari a) Pola Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan (Ambarwati dan Astuti, 2010).Pada akeptor KB Suntik 3 bulan dengan hipertensi diperlukan mengurangi asupan garam ke dalam tubuh sebagai pengobatan non famakologis
(Apotik Mitra Farma 2007 dalam jurnal Pramono 2008).
b) Pola Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah (Ambarwati dan Astuti, 2010).Pada akseptor KB Suntik 3 bulan dengan hipertensi buang air kecil lebih banyak, volume darah di sirkulasi berkurang, dan tekanan darah menurun (Palmer dan Williams, 2005)
c) Pola Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur (Ambarwati dan Astuti, 2010).Pada akseptor KB Suntik 3 bulan dengan hipertensi tekanan darah dapat turun selama tidur
(Gray dkk, 2005) d) Pola Seksual
Walaupun hal ini adalah hal yang cukup privasi bagi pasien, namun bidan harus menggali data dari kebiasaan ini, karena terjadi beberapa kasus keluhan dalam aktifitas seksual yang cukup mengganggu pasien namun ia tidak tahu kemana harus berkonsultasi(Sulistyawati, 2009).
e) Personal Hygiene
Di kaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia (Ambarwati dan Astuti, 2010).
f) Aktifitas
Menggambarkan pola aktifitas pasien sehari-hari. Pada pola ini perlu dikaji pengaruh aktifitas terhadap kesehatannya (Ambarwati dan Astuti, 2010).
9) Psikososial budaya
Untuk mengetahui pasien dan keluarga yang menganut adat istiadat yang akan menggantungkan atau merugikan pasien khususnya pada masa kehamilan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
b. Data Objektif
Data Obyektif yaitu data yang telah terkumpul diolah, disesuaikan dengan kebutuhan pasien kemudian dilakukan pengolahan data, yaitu menggabungkan danmenghubungkan data satu dengan lainnya sehinggamenunjukkan fakta (Sari, 2012).
1) Pemeriksaan Umum a) Keadaan Umum
Untuk mengetahui data ini kita cukup dengan mengamati keadaan pasien scara keseluruhan. Hasil pengamatan dapat di kriteriakan keadaan pasien baik (respon pasien baik) atau lemah (respon pasien kurang baik)
(Sulistyawati, 2009).
Pada kasus keadaan umumnya baik.
b) Kesadaran
Tingkat kesadaran adalah ukuran dari kesadaran dan respon seseorang terhadap rangsangan dari lingkungan.
Tingkat kesadaran yaitu composmentis (normal), apatis (acuh tak acuh), delirium (gelisah), somnolen (kesadaran
menurun), stupor (keadaan seperti tidur lelap), coma (tidak ada respon) (Astuti, 2012).
Pada kasus keadaannya composmentis.
c) Pemeriksaan tanda vital (1) Tekanan darah (vital sign)
Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan kondisi yang dialaminya (Ambarwati dan Astuti, 2010). Menurut Palmer dan Williams (2005) dikatakan hipertensi jika tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmhg.
(2) Pengukuran suhu
Suhu badan normal adalah 36,50C sampai 37,5 0C.
Bila suhu lebih tinggi dari 37,50C kemungkinan ada infeksi (Walyani, 2015).
(3) Nadi
Nadi normal adalah 60 sampai 100 menit. Bila abnormal mungkin ada kelainan paru-paru atau jantung (Walyani, 2015).
(4) Pernafasan
Pernafasan harus berada dalam rentang yang normal, yaitu sekitar 20-30x/menit
(Ambarwati dan Wulandari, 2008).
d) Berat Badan
Berat badan yang bertambah terlalu besar atau kurang, perlu mendapatkan perhatian khusus karena kemungkinan terjadi penyulit kehamilan (Walyani, 2015).
e) Tinggi Badan
Diukur dalam cm, tanpa sepatu. Tinggi badan kurang dari 145 cm ada kemungkinan terjadi Cepalo Pelvic Disroposion (CPD) (Walyani, 2015).
2) Pemeriksaan Sistematis a) Kepala
(1) Rambut : Untuk mengetahui ada tidak nya kerontokan rambut, ada atau tidak nya ketombe, ada atau tidak nya infeksi pada kulit kepala (Varney, 2007).
(2) Muka : Keadaan muka pucat atau tidak adakah kelainan, oedema, cloasma (Astuti, 2012).
(3) Mata : Periksa konjungtiva dan sclera untuk memperkirakan anemia dan ikterus (Walyani, 2015).
(4) Hidung : Untuk mengetahui ada secret dan polip (Astuti, 2012).
(5) Telinga : Bagaimana keadaan telinga, ada tidaknya serumen dan kesimetrisan (Astuti, 2012).
(6) Mulut : Periksa adanya karies, tonsillitis, atau faringitis. Hal tersebut merupakan sumber infeksi (Walyani, 2015).
b) Leher
Apakah ada pembesaran kelenjar limfe atau pembesaran kelenjar tyroid dan bendungan vena atau tumor
(Astuti, 2012).
c) Dada dan Axilla
Apakah ada benjolan payudara atau tidak, dan apakah simetris kanan kiri (Walyani, 2015).
d) Abdomen
Untuk mengetahui luka bekas operasi, pembesaran perut, pembesaran perut,ada linea nigra atau tidak, ada strie gravidarum atau tidak (Astuti, 2012).
e) Genetalia
Untuk mengetahui keadaan vulva adalah adanya oedema, varices, keputihan, perdarahan, luka cairan yang keluar.
f) Ekstremitas
Apakah terdapat varices, oedemaa kuku jari dan reflek patella.
3) Pemeriksaan Laboratorium
Untuk dikaji ekstremitas atas dan bawah, ekstremitas atas dikaji gangguan/kelainan, bentuk. Ekstremitas bawah dikaji bentuk, ada tidaknya oedema, ada tidaknya varices (Sulistyawati, 2009).
2. Langkah II : Interpretasi Data
Langkah ini dilakukan dengan mengidentifikasi data secara benar terhadap diagnosa atau masalah kebutuhan pasien. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik (Sari, 2012).
a. Diagnosa
Diagnosa Kebidanan adalah diagnose yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkup praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnose kebidanan
(Yulifah dan Surachmindari, 2013)
Ny.X Umur...Tahun P...A... Akseptor KB Suntik 3 bulan dengan Hipertensi.
Data Dasar Data Subyektif :
1) Ibu mengatakan memakai KB suntik 3 bulan 2) Ibu mengatakan kepalanya pusing
Data Obyektif
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis 3) Tanda vital
a) Tekanan darah : 140/90 mmHg b) Nadi : 60-100 x/menit c) Respirasi : 20-30 x/menit d) Suhu :36,5-37,5 oC
(Sulistyawati, 2009; Astuti, 2012; Palmer dan Williams, 2005) b. Masalah
Masalah adalah kesenjangan yang diharapkan dengan fakta atau kenyataan. Analisis adalah proses pertimbangan tentang nilai sesuatu yang dibandingkan dengan standar. Standar adalah aturan atau ukuran yang telah diterima secara umum dan digunakan sebagai dasar perbandingan dalam kategori yang sama (Nurhayati dkk, 2012).Pada kasus akseptor KB suntik 3 bulan ini ibu mengatakan kepalanya pusing
(Apotik Mitra Farma 2007 dalam Pramono 2008) c. Kebutuhan
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masalahnya (Sulistyawati, 2009).
Diberikan dukungan moril dan KIE tentang Hipertensi.
3. Langkah III : Diagnosa Potensial
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi masalah potensial, tidak hanya merumuskan masalah potensial yang akan terjadi juga merumuskan tindakan antisipasi agar masalah atau diagnosa potensial tidak terjadi (Estiwidani dkk, 2008)
Dalam kasus akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi, diagnosa potensial menjadi stroke, serangan jantung, gagal ginjal dan gagal jantung (Redaksi Agromedia, 2009)
4. Langkah IV : Antisipasi/Tindakan Segera
Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien (Estiwidani dkk, 2008).
Menurut Pramono (2008), penanganan dan pengobatan pada penderita dengan tekanan darah yang tinggi dapat diberikan obat anti hipertensi dan dianjurkan untuk diet rendah garam. Apabila cara ini tidak berhasil maka dianjurkan untuk mengganti cara kontrasepsi.
5. Langkah V : Merencanakan Asuhan Menyeluruh
Langkah kelima adalah perencanaan asuhan yang menyeluruh.
Langkah ini merupakan kelanjutan managemen kebidanan terhadap diagnosis atau masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini, informasi/data dasar dilengkapi apabila belum lengkap.
Suatu rencana asuhan harus disetujui oleh bidan maupun klien agar menjadi efektif, karena pada akhirnya wanita itulah yang akan melaksanakan rencana tersebut (Nurhayati dkk, 2012).
Rencana tindakan yang dapat dilakukan pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi adalah :
(1) Lakukan pemeriksaan terhadap ibu
(2) Jelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan.
(3) Beri penjelasan kepada ibu tentang efek samping penggunaan KB suntik 3 bulan.
(4) Beritahu kepada ibu tentang faktor yang mempengaruhi hipertensi.
(5) Beritahu ibu untuk mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
(6) Beri terapi pada ibu obat anti hipertensi.
(7) Anjurkan mengganti kontrasepsi bila tidak berhasil.
(Jurnal Pramono, 2008)
6. Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ini rencana asuhan yang komprehensif yang telah dibuat dapat dilaksanakan secara efisien seluruhnya oleh bidan atau dokter atau tim kesehatan lain (Wahyuni, 2015). Pelaksanaan yang dapat dilakukan pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan hipertensi adalah : (1) Melakukan pemeriksaan terhadap ibu.
(2) Menjelaskan pada ibu tentang hasil pemeriksaan.
(3) Memberi penjelasan kepada ibu tentang efek samping penggunaan KB suntik 3 bulan tentang hipertensi.
(4) Memberitahu kepada ibu tentang faktor yang mempengaruhi hipertensi.
(5) Memberitahu ibu untuk mengurangi asupan garam ke dalam tubuh.
(6) Memberi terapi pada ibu obat anti hipertensi.
(7) Menganjurkan mengganti kontrasepsi bila tidak berhasil.
(Jurnal Pramono, 2008) 7. Langkah VII : Evaluasi
Dalam melakukan evaluasi seberapa efektif tindakan dan asuhan yang sudah diberikan kepada pasien, mengkaji respons pasien dan peningkatan kondisi yang ditargetkan pada saat penyusunan perencanaan. Hasil pengkajian ini dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan asuhan berikutnya (Sulistyawati, 2009). Hasil yang diharapkan setelah melakukan asuhan kebidanan keluarga berencana dengan hipertensi adalah tekanan darah ibu turun dan normal.
DATA PERKEMBANGAN
Menurut Yulifah dan Surachmindari (2013) data perkembangan di dokumentasikan dalam bentuk SOAP
S : Subjektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesis.
O : Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan uji diagnosis lain yan dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung asuhan.
A : Asessment/Pengkajian
Mengambarkan pendokumentasian hasil analisis dan interpretasi data subjektif dan objektif dalam suatu tindakan.
P : Plan
Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan evaluasi perencanaan berdasarkan assessment
C. Landasan Hukum
Kewenangan Bidan pengelolaan oleh bidan sesuai dengan kompetensi bidan di Indonesia, dalam kasus Depo Progestin dengan hipertensi bidan memiliki kemandirian untuk melakukan asuhannya pada Permenkes RI No.1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan penyelenggaraan praktik bidan.
1. Pasal 9C
Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana.
2. Pasal 12A
Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 berwenang untuk memberikan pelayanan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana.
3. Pasal 13A
Bidan yang menjalankan program Pemerintah berwenang melakukan pelayanan kesehatan meliputi, pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit.
46 A. Jenis Studi Kasus
Jenis studi kasus dengan metode deskriptif yaitu prosedur pemecahan masalah dengan menggambarkan keadaan objek pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta sebagaimana adanya, kemudian dianalisis dan diinterpretasikan. Bentuknya berupa survai, studi kolerasi dan studi perkembangan (Nasir dkk, 2011). Studi kasus ini dilakukan pada akseptor KB suntik 3 bulan Ny.R dengan Hipertensi menggunakan manajemen kebidanan varney.
B. Lokasi Studi Kasus
Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut dilakukan. Lokasi penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Lokasi studi kasus ini telah dilakukan di Klinik Pratama Rawat Inap An-Nuur Karanganyar.
C. Subyek Studi Kasus
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.
Jika kita bicara tentang subjek penelitian, sebetulnya kita berbicara tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran peneliti (Arikunto, 2013). Subjek studi kasus ini telah dilakukan pada Ny.R akseptor KB suntik 3 bulan dengan Hipertensi.
Waktustudikasusadalahjangkawaktuyangdibutuhkanpenulis
untukmemperolehdatastudikasusyangdilaksanakan (Nursalam, 2013).Studikasusinitelah dilakukanpadabulanDesember2015 –Mei 2016.
E. Instrument Studi Kasus
Instrument studi kasus merupakan alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmodjo, 2012). Instrumentyang digunakanuntukmendapatkandataadalahdengancaramelakukan
wawancaradenganformatasuhankebidananpadaKeluargaBerencanadan data perkembangandengan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada klien adalah dengan cara mengambil data primer dan data sekunder :
1. Data primer
Data primer diperoleh langsung dari subyek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambil data, langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari (Saryono, 2011).
Data primer diperoleh dengan cara : a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dalam pengkajian digunakan untuk memperoleh data objektif dari klien. Tujuan dari pemeriksaaan fisik ini adalah untuk menentukan status kesehatan klien, mengidentifikasi masalah kesehatan, dan memperoleh data dasar guna menyusun rencana asuhan (Nursalam, 2013).
auskultasi. Auskultasi merupakan metode pengkajian yang menggunakan stetoskop untuk memperjelas pendengaran (Priharjo,2007). Pada pengambilan kasus akseptor kb suntik 3 bulan dengan hipertensi penulis melakukan pemeriksaan auskultasi untuk mendeteksi tekanan darah.
b. Wawancara
Pengumpulan data dilakukan dengan tanya jawab (dialog) langsung antara pewawancara dengan responden (Saryono, 2011).
Wawancara dilakukan pada Ny.R.
c. Observasi
Observasi merupakan kegiatan mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh data tentang masalah kesehatan klien (Nursalam, 2013). Pada kasus ini penulis mengobservasi tekanan darah dengan mengukur berulang (Gray dkk, 2005).
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitinya. Biasanya berupa data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia (Saryono, 2011).
a. Studi dokumentasi
Studi kepustakaan merupakan kegiatan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dalam rangka mencari landasan teoretis dari
merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya publikasi dan nonpublikasi, sehingga peneliti bisa memastikan bahwa tidak ada variabel penting di masa lalu yang ditemukan berulang kali mempunyai pengaruh atas masalah yang terlewatkan.
Studi kepustakaan yang baik akan menyediakan dasar untuk menyusun kerangka teoretis yang komprehensif yakni hipotesis dapat dibuat untuk diuji (Sekaran dalam Hidayat, 2010).
b. Kepustakaan
Untuk memperoleh data dasar klien yang komprehensif, tenagaa kesehatan dapat membaca literatur berhubungan dengan masalah klien. Membaca literatur sangat membantu dalam memberikan asuhan yang benar dan tepat (Nursalam, 2013).
Literatur dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2015.
G. Alat-alat Yang Dibutuhkan
Alat dan bahanyangdibutuhkan dalam pengambilan data antaralain:
a. Alat dan bahandalam pengambilan data 1) Format pengkajianpada akseptorKB 2) Buku tulis
3) Bollpoint
b. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi 1) Timbangan berat badan
2) Alat pengukurtinggi badan
4) Stetoskop 5) Termometer 6) Jam tangan
c. Alat untuk pendokumentasian adalah menggunakan lembar observasi.
H. Jadwal Penelitian
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun studi kasus, sampai dengan penulisan laporan studi kasus, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Jadwal penelitian ini terlampir.
51 A. TINJAUAN KASUS
I. Pengkajian
Tanggal : 25 Mei 2016 Pukul: 15.00 WIB
a. Identitas Pasien Identitas Suami
1) Nama : Ny. R Nama : Tn. J
2) Umur : 36 Tahun Umur : 37 Tahun
3) Agama : Islam Agama : Islam
4) Suku Bangsa : Jawa Suku Bangsa : Jawa
Indonesia Indonesia
5) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA 6) Pekerjaan :IRT Pekerjaan : Swasta 7) Alamat :Baturan RT02/RW08 Colomadu,
Karanganyar b. Anamnesa (Data Subjektif)
Tanggal : 25 Maret 2016 Pukul : 09.55 WIB 1) Alasan utama masuk
Ibu mengatakan ingin KB suntik 3 bulan ulang.
2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan kepalanya terasa pusing dan tegang pada lehernya sudah 3 hari.
a) Menarche : Ibu mengatakan umur 12 tahun.
b) Siklus : Ibu mengatakan siklusnya 28 hari.
c) Lama : Ibu mengatakan lamanya 5 hari.
d) Banyaknya :Ibu mengatakan 2 kali ganti pembalut per hari.
e) Teratur/tidak :Ibu mengatakan menstruasinya teratur.
f) Sifat darah : Ibu mengatakan darahnya encer, warnanya merah segar.
g) Dismenorea :Ibu mengatakan nyeri haid pada hari pertama.
4) Riwayat Perkawinan
Status perkawinan sah, kawin satu kali umur 25 tahun dengan suami umur 26 tahun lamanya 11 tahun dengan anak 3 orang.
5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
No
Tahun Partus
Tempat Partus
UKM
Jenis Partus
Penolong JK BB
PB (CM)
Nifas Kead
Laktasi
Keadaan anak 1 2006 BPM 39 Normal Bidan P 3200 50 Baik Baik Hidup 2 2010 BPM 39 Normal Bidan L 3000 49 Baik Baik Hidup 3 2015 BPM 39 Normal Bidan L 3300 51 Baik Baik Hidup
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB IUD sebanyak 2 kali.
Pertama tahun 2006 selama ± 3 tahun dan tidak ada keluhan berhenti karena ingin mempunyai anak. Kedua pada tahun 2010 selama ± 4 tahun dengan keluhan darah menstruasinya banyak ibu berhenti ingin mempunyai anak lagi. Kemudian ibu menggunakan KB suntik 3 bulan selama 9 bulan sekarang ibu mengatakan kepalanya pusing dan tegang di bagian leher.
7) Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan kepalanya pusing dan tegang di bagian leher.
b) Riwayat penyakit sistemik
(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan jantung berdebar kencang, tidak mudah capek, dan tidak pernah berkeringat dingin pada telapak tangan.
(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit pada punggung bagian bawah, tidak pernah sakit saat buang air kecil.
(3) Asma : Ibu mengatakan tidak pernah tiba-tiba sesak nafas atau nafas megap megap.
berkepanjangan ± 3 bulan disertai keluar keringat dingin dari telapak tangannya.
(5) Hepatitis : Ibu mengatakan selama ini tidak pernah terlihat kuning pada sclera mata dan ujung kuku.
(6) DM : Ibu mengatakan tidak pernah sering makan dan minum banyak, dan sering buang air kecil pada malam hari ± 6-7 hari.
(7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai keluar busa dari mulutnya.
(8) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit apapun.
c) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan baik dari pihak istri maupun suami tidak ada riwayat penyakit menurun seperti hipertensi, DM dan riwayat penyakit menular seperti hepatitis dan epilepsi.
d) Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan baik dari keluarganya maupun suaminya tidak memiliki riwayat keturunan kembar.
e) Riwayat Operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi.