POLICY BRIEF
PROGRAM CEK KESEHATAN
GRATIS (CKG)
MENUJU NTB EMAS
278242009 Eksekusi Program Nasional di Daerah
FARADINA SELSA PUTRI
MAGISTER
KEBIJAKAN PUBLIK
RINGKASAN EKSEKUTIF
Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) merupakan salah satu program
nasional yang dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia pada 10 Februari 2025, termasuk di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). CKG
bertujuan meningkatkan akses dan kesadaran masyarakat terhadap layanan kesehatan preventif dengan pemeriksaan gratis memanfaatkan aplikasi
SatuSehat sebagai hadiah di hari ulang tahun mereka. Filosofis CKG ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam menghormati hak asasi warga
dan menyelenggarakan pelayanan publik dengan adil dan merata secara efisien menggunakan teknologi. Secara teoritis, CKG menjawab permasalahan rendahnya kesadaran deteksi dini penyakit dan belum
meratanya akses layanan kesehatan preventif, terutama di wilayah terpencil.
Di Provinsi NTB, program ini dilaksanakan melalui 177 puskesmas yang tersebar di seluruh provinsi dan telah dimaanfaatkan oleh 8.500 warga per
April 2025 dari berbagai kelompok usia. Namun Pemerintah Provinsi NTB menghadapi beberapa tantangan seperti kesenjangan digital, partisipasi
masyarakat masih rendah, dan sumber daya yang belum merata.
Policy Brief ini merekomendasikan agar Pemerintah Provinsi NTB meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada warga di seluruh wilayah, menguatkan kapasitas dan memastikan ketersediaan tenaga kesehatan di
seluruh puskesmas, dan melakukan pemantauan serta evaluasi berkala
untuk mengoptimalkan dampak program.
Salah satu strategi paling efektif dalam mengendalikan penyakit di atas adalah
melalui deteksi dini (skrining) dan pemantauan faktor risiko secara berkala
yang memungkinkan identifikasi awal masalah kesehatan, sehingga membuka peluang intervensi dini untuk mencegah perkembangan penyakit hingga dapat
menurunkan angka kematian dini
Latar Belakang
Kesehatan merupakan hak asasi fundamental dan sekaligus investasi krusial bagi kemajuan negara. Dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia menghadapi tantangan kesehatan yang semakin
kompleks akibat transisi epidemiologi dimana pergeseran penyakit dari penyakit menular ke arah peningkatan signifikan Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung
koroner, stroke, dan kanker.
PTM menjadi penyebab utama kesakitan (morbiditas) dan kematian (mortalitas) serta
menimbulkan beban ekonomi yang sangat besar, baik bagi individu maupun negara.
Namun, akses masyarakat terhadap layanan pemeriksaan kesehatan rutin masih dianggap ‘berat’ karena faktor biaya dan sebagian kurang kesadaran akan pentingnya pemeriksaan berkala.
Menyikapi kondisi ini, Pemerinta merilis program Cek Kesehatan Gratis (CGK) dimana masyarakat mendapat hadiah
pemeriksaan gratis melalui aplikasi SatuSehat di hari ulang tahun yang mulai
dilaksanakan pada 10 Februari 2025 di seluruh Indonesia.
Dalam rangka mendukung program nasional, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) juga mengimplementasikan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) mulai Februari lalu. Pemerintah memastikan CKG berjalan di Pulau Lombok dan Sumbawa. Alasan di balik ini antara lain
Selama 3 tahun terakhir (2022-2025), kasus PTM di NTB meningkat signifikan dengan rincian :
Hipertensi meningkat menjadi sekitar 105.000 kasus dari 98.000 kasus pada 2022.
Diabetes Melitus menjadi sekitar 25.000 kasus pada 2025.
Penyakit Jantung mencapai sekitar 8.500 pada 2025.
Kanker yang terdeteksi meningkat menjadi sekitar 1.900 kasus.
Provinsi NTB terdiri dari Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, beberapa daerah terpencil memiliki akses terbatas ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
program ini sejalan dengan visi besar NTB Emas 2045, yaitu visi untuk mewujudkan masyarakat NTB yang maju, mandiri, sejahtera, dan berdaya saing tinggi pada tahun 2045. Salah satu pilar utama visi NTB Emas 2045 adalah pembangunan sumber daya manusia unggul, di mana kesehatan menjadi fondasi utama. Dengan masyarakat yang sehat, NTB dapat menghasilkan generasi yang produktif dan siap bersaing di tingkat nasional maupun global, serta berkontribusi optimal dalam pembangunan daerah.
Peningkatan Kasus PTM
Hambatan Geografis NTB Emas 2045
Deskripsi Masalah
Dalam implementasi CKG,Pemerintah Provinsi NTB menghadapi beberapa tantangan seperti kesenjangan digital dimana tidak semua warga mampu mengakses aplikasi SatuSehat
mengingat sebagian warga masih ‘gaptek’
partisipasi masyarakat masih tergolong rendah, terjadi karena ketidaktahuan warga
sumber daya yang belum merata, jumlah tenaga kesehatan belum merata di setiap puskesmas, mengingat jumlah warga
Filosofis CKG
Cloete
menggarisbawahi bahwa pelayanan publik harus bebas dari diskriminasi dan
bias, serta harus sensitif dan responsif
terhadap kebutuhan masyarakat yang
beragam.
Dalam konteks Program CKG, prinsip
Cloete ini tercermin dalam upaya pemerataan akses layanan kesehatan tanpa memandang status sosial dan
wilayah.
J.J.N. Cloete Woodrow Wilson
Dwight Waldo
profesionalisme, netralitas, dan keadilan sosial
nilai-nilai demokrasi, keadilan sosial, dan
akuntabilitas pemisahan politik dan
administrasi serta profesionalisme
Wilson berargumen bahwa administrasi
publik harus dijalankan secara efisien, profesional,
dan non-partisan.
Program CKG yang dijalankan melalui
puskesmas dan aplikasi SatuSehat
mencerminkan penerapan prinsip
Wilson tentang pelayanan publik yang
profesional dan efisien.
Waldo untuk menegaskan bahwa
birokrasi harus menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi
dan social equity.
Program CKG yang mengutamakan pemerataan akses
kesehatan dan penghormatan hak
asasi warga sesuai dengan prinsip Waldo.
Argumentasi Rasional CKG
Program CKG menggunakan 177 puskesmas sebagai titik layanan, memanfaatkan aplikasi SatuSehat untuk pendaftaran dan pendataan, serta menyediakan pemeriksaan lengkap.
Investasi pada deteksi dini terbukti lebih efisien dibandingkan biaya pengobatan penyakit stadium lanjut. Jumlah pengguna pemanfaatan CKG dari total 4,6 juta warga di seluruh NTB per 30 April 2025, tercatat 8.500 orang dan meningkat dari 4.000 orang per 19 Maret 2025 telah memanfaatkan. Namun masih berlanjut.
Pemeriksaan paling banyak dimanfaatkan oleh kelompok usia produktif (19-59 tahun) dan lansia, terutama untuk deteksi dini penyakit tidak menular.
Sebaran pengguna terbanyak berasal dari Kota Mataram, Lombok Barat, dan Sumbawa.
Usia 0-5 tahun: 1.200 anak (pemeriksaan tumbuh kembang, imunisasi, skrining gizi)
Usia 19-59 tahun: 4.300 dewasa (deteksi dini
hipertensi, diabetes, kanker, kesehatan reproduksi)
Usia 6-18 tahun: 1.350 remaja (cek kesehatan umum, skrining anemia, kesehatan gigi)
Usia 60 tahun ke atas: 1.650 lansia (skrining penyakit degeneratif, pemeriksaan mata, telinga, dan gigi)
02
05
Data untuk Perencanaan
Argumentasi Rasional CKG
01 03
04
Lebih rasional dan hemat biaya untuk mendeteksi penyakit (terutama PTM seperti hipertensi atau diabetes) sejak dini melalui cek gratis daripada mengobati komplikasi yang mahal di kemudian hari. Ini menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Program ini menjamin akses layanan skrining dasar bagi masyarakat kurang mampu atau di daerah terpencil, mengurangi
kesenjangan
kesehatan antar kelompok sosial ekonomi.
Investasi pada cek gratis dapat mengurangi beban biaya pengobatan penyakit kronis jangka panjang yang sangat tinggi, sekaligus meningkatkan
produktivitas masyarakat yang lebih sehat.
Mendorong
masyarakat untuk rutin memeriksakan kesehatan dan meningkatkan
kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat serta deteksi dini penyakit.
Pencegahan &
Deteksi Dini
Keadilan &
Akses
Efisiensi Ekonomi
Meningkatkan Kesadaran
Menghasilkan data epidemiologi penting mengenai kondisi kesehatan riil masyarakat NTB, membantu pemerintah merencanakan program dan alokasi sumber daya kesehatan yang lebih efektif.
REKOMENDASI DAN KESIMPULAN
Program Cek Kesehatan Gratis di NTB adalah kebijakan inovatif yang efektif meningkatkan akses dan kesadaran masyarakat terhadap pemeriksaan kesehatan dini. Dari sisi filosofis, kebijakan ini mencerminkan komitmen pemerintah dalam menghormati hak asasi warga dan menyelenggarakan pelayanan publik dengan adil dan merata secara efisien menggunakan teknologi sebagai fondasi pembangunan manusia unggul menuju NTB Emas 2045.
Secara empiris, data menunjukkan bahwa program ini telah direspons positif oleh masyarakat melihat jumlah pengguna yang meningkat dari 4.000 menjadi 8500 pengguna sejak program berjalan. Namun, jumlah tersebut masih rendah.
Beberapa tantangan dalam implementasi CKG antara lain kesenjangan digital, partisipasi masyarakat rendah, dan sumber daya yang belum merata. Melihat kondisi tersebut, policy brief ini merekomendasikan agar Pemerintah Provinsi NTB meningkatkan sosialisasi dan edukasi kepada warga di seluruh wilayah, menguatkan kapasitas dan memastikan ketersediaan tenaga kesehatan di seluruh puskesmas, dan melakukan pemantauan serta evaluasi berkala untuk mengoptimalkan dampak program.
ANTARA News. (2025, Maret 19). Sebanyak 4.000 orang manfaatkan Cek Kesehatan Gratis di NTB.
ANTARA News. (2025, Januari 22). 177 puskesmas di NTB siap melayani pemeriksaan kesehatan
gratis.
Detikcom. (2025, Februari 10). 177 Puskesmas di NTB Layani Cek Kesehatan Gratis.
Dinas Kesehatan Provinsi NTB, Profil Kesehatan Provinsi NTB 2025 (laporan sementara, Mei 2025).
Dinas Kesehatan Provinsi NTB. (2025, April 30).
Laporan Bulanan Program Cek Kesehatan Gratis NTB.
Kementerian Kesehatan RI. (2024). Pedoman Pelaksanaan Program Deteksi Dini Penyakit Tidak Menular.