• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.2.5.1. SOP Pelaksanaan PPI Infeksi dan Pencegahan infeksi

N/A
N/A
Zakiah AbdulMajid

Academic year: 2023

Membagikan "1.2.5.1. SOP Pelaksanaan PPI Infeksi dan Pencegahan infeksi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SOP PELAKSANAAN PPI

SOP

No. Dokumen : B/067/257/PKM.Sti-TU.4/I/2023 No. Revisi : 00

Tanggal terbit : 03 Januari 2023

Halaman : 9

PUSKESMAS PERAWATAN

SATUI

Riduan, A.MKg

NIP.19840926 200904 002 1. Pengertian Infeksi adalah berkembang biaknya penyakit pada hospes

disertai timbulnya respon imunologik dengan gejala klinik atau tanpa gejala klinik. Pencegahan infeksi adalah suatu usaha yang dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko penularan infeksi mikroorganisme dari lingkungan klien dan tenaga kesehatan.

2. Tujuan Sebagai acuan dalam melakukan tindakan pencegahan penularan penyakit secara langsung maupun tidak langsung dari atau kepada pasien di fasilitas kesehatan

3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas No :

B/440/105/PKM.Sti-TU.4/I/2023 tentang Pembentukan Tim PPI

4. Referensi Permenkes Nomor 27 Tahun 2017 tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasyankes

5.

Prosedur /Langkah- Langkah

1. Menjaga Kebersihan Tangan

a. Kuku harus selalu terpotong pendek, tidak boleh memakai perhiasan

perhiasan dan tidak boleh memakai kuku palsu saat merawat pasien

b. Tutup luka di tangan dengan bahan kedap air

c. Selalu bersihkan tangan pada situasi-situasi berikut.

5 momen cuci tangan/hand hygiene (WHO) : 1) Sebelum kontak dengan pasien

2) Sebelum tindakan aseptic

3) Setelah terkena cairan tubuh pasien 4) Setelah kontak dengan pasien

5) Setelah kontak dengan lingkungan sekitar d. Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien e. Sebelum memegang alat/insturumen invasif, baik

(2)

ketika mengenakan sarung tangan maupun tidak.

f. Setelah kontak dengan cairan tubuh atau eksreksi, membrane mukosa, kulit yang tidak intak, atau kasa penutup luka

g. Ketika berpindah dari satu bagian tubuh yang

terkontaminasi ke bagian tubuh lain dari pasien sama h. Setelah melepas sarung tangan (steril maupun non

steril).Jika tangan tidak terlihat kotor,gunakan pembersih berbahan dasar alkohol (alkohol-based handrub).Jika tangan tidak terlihat kotor namun pembersih yang berbahan dasar alkohol tidak

tersedia,cucilah tangan dengan sabun dan air bersih mengalir.

j. Jika tangan terlihat kotor, atau bila terkena darah/cairan tubuh, atau setelah menggunakan toilet, cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir. Cuci tangan juga dianjurkan bila dicurigai ada paparan terhadap pathogen berspora, misalnya pada wabah Clostridium diffcle.

k. Sebelum menangani obat-obatan atau menyiapkan makanan, bersihkan tangan dengan pembersih tangan berbahan dasar alcohol atau cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir

l. Bila di fasilitas kesehatan tidak tersedia keran dengan air bersih mengalir, letakkan ember berisi air bersih di tempat yang cukup tinggi dan berikan keran di dasar ember sehingga air bisa mengalir keluar untuk cuci tangan.

2. Alat Pelindung Diri

Meliputi sarung tangan, masker, kacamata pelindung, pelindung wajah,gaun,sepatu tertutup.Gunakan APD sesuai ukuran dan jenis tindakan.

a. Gunakan APD yang sesuai,bila ada kemungkinan terkontaminasi darah, cairan tubuh,sekresi,ekresi

(3)

dan bahan terkontaminasi, mucus membrane dan kulit yg tidak utuh,kulit utuh yg potensial terkontaminasi

b. Pakai sarung tangan sekali pakai saat merawat pasien

c. Pakai sarung tangan sekali pakai atau pakai ulang untuk membersihkan lingkungan

d. Lepaskan sarung tangan segera setelah

selesai,sebelum menyentuh benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi,sebelum beralih ke pasien lain

e. Jangan memakai sarung tangan yang sama untuk pasien yang berbeda

f. Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh terkontaminasi ke area bersih

g. Pakailah kaca mata goggle untuk melindungi konjungtiva,mucus membrane mata,hidung,mulut selama melaksakan prosedur dan aktifitas perawatan pasien yang beresiko terjadi cipratan atau semprotan dari darah, cairan tubuh,sekresi dan eksresi

3. Mengenakan sarung tangan

a. Gunakan sarung tangan rumah tangga saat : i. Membersihkan alat dan tempat tidur

ii. Mengelola bahan yang terkontaminasi, sampah, dan limbah

iii. Membersihkan darah dan cairan tubuh yang berceceran

b. Masker

c. Kaca mata pelindung d. Pelindung wajah e. Gaun

f. Sepatu tertutup

g. Gunakan APD sesuai ukuran dan jenis tindakan h. Gunakan APD yang sesuai,bila ada kemungkinan

terkontaminasi darah, cairan tubuh,sekresi,ekresi dan bahan terkontaminasi, mucus membrane dan kulit yg tidak utuh,kulit utuh yg potensial

(4)

terkontaminasi

i. Pakai sarung tangan sekali pakai saat merawat pasien

j. Pakai sarung tangan sekali pakai atau pakai ulang untuk membersihkan lingkungan.

k. Lepaskan sarung tangan segera setelah selesai,sebelum menyentuh benda dan permukaan yang tidak terkontaminasi,sebelum beralih ke pasien lain.

l. Jangan memakai sarung tangan yang sama untuk pasien yang berbeda.

m. Gantilah sarung tangan bila tangan berpindah dari area tubuh terkontaminasi ke area bersih.

n. Pakailah kaca mata google umtuk melindungi konjungtiva,mucus membrane mata,hidung,mulut selama melaksanakan prosedur dan aktivitas perawatan pasien yang beresiko terjadi cipratan atau semprotan dari darah,cairan tubuh,sekresi dan ekresi.

o. Secara umum dapat digunakan masker bedah untuk mencegah transmisi melalui partikel besar dari droplet saat kontak erat (< 3 m) dari pasien saat batuk atau bersin,pakailah selama tindakan yang menimbulkan aerosol walaupun pada pasien tidak terduga infeksi.

p. Kenakan gaun (bersih,tidak steril) untuk melindungi kulit, mencegah baju menjadi kotor,kulit terkontaminasi selama merawat pasien yang memungkinkan terjadinya percikan atau semprotan cairan tubuh pasien

q. Bila gaun tembus cairan, perlu dilapisi apron tahan cairan mengantisipasi semprotan atau cipratan cairan infeksius

r. Pakailah sepatu boot untuk melindungi kaki dari cipratan atau semprotan dari darah, cairan tubuh,sekresi dan ekresi

4. Peralatan Perawatan Pasien

 Buatlah SPO untuk menampung, transportasi, pengelolaan peralatan yang mungkin terkontaminasi darah atau cairan tubuh.

 Lepaskan bahan organic dari peralatan dengan bahan pembersih yang sesuai sebelum di Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) atau di sterilkan.

 Tangani peralatan pasien yang terkena darah, cairan

(5)

tubuh, sekresi, ekresi, dengan benar sehingga kulit dan mucuc membrane terlindungi, cegah baju terkontaminasi, cegah transfer mikroba ke pasien lain dan lingkungan.

 Pastikan peralatan yang telah dipakai oleh pasien infeksius telah di bersihkan dan tidak dipakai oleh pasien lain.Pastikan peralatan sekali pakai dibuang dan dimusnahkan secara benar peralatan pakai ulang diproses secara benar.

 Peralatan yang terkontaminasi di desinfeksi setelah dipakai dan selanjutnya di DTT atau sterilisasi sesuai dengan kebutuhan.

 Bersihkan dan di desinfeksi dengan benar peralatan terapi pernafasan terutama setelah dipakai pasien infeksi saluran nafas, bila perlu pakai sungkup disposable

 Alat makan di cuci dengan detergen setiap setelah makan, benda disposable langsung dibuang.

5. Pengendalian lingkungan

 Fasilitas kesehatan harus membuat dan melaksanakan prosedur rutin untuk pembersihan, desinfeksi permukaan lingkungan tempat tidur,peralatan disamping tempat tidur dan pinggirannya,permukaan yang sering tersentuh dan pastikan kegiatan ini dimonitor (diawasi secara rutin dan berkala)

 Pembersihan harus mengawali desinfeksi. Benda dan permukaan tidak dapat didesinfeksi sebelum dibersihkan dari bahan organic(eksresi,sekresi pasien,kotoran).

Desinfeksi yang bisa dipakai : Na hipoklorit (pemutih), alcohol,komponen phenol,komponen

ammonium,quarternary,komponen peroxigen. Ikuti aturan pabrik cairan desinfektan, waktu kontak dan cara

pengencerannya.

Pembersihan area sekitar pasien :

 Pembersihan permukaan horizontal sekitar pasien harus dillakukan secara rutin setiap hari dan lebih teliti setiap pasien pulang

 Untuk mencegah aerosolisasi pathogen i9nfksi

(6)

saluran nafas, hindari sapu,tp gunakan cara basah (kain basah)

 Ganti cairan pembersih, lap kain,kepala mop setelah dipakai ( terkontaminasi

 Peralatan pembersih harus dibersihkan,dikeringkan tiap kali setelah pakai.Mop dicuci,dikeringkan tiap harisebelum disimpan dan dipakai kembali

 Untuk mempermudah pembersihan bebaskan area pasien dari benda- benda atau peralatan yang tidak perlu

 Jangan lakukan fogging dengan disinfektan ,tidak terbukti mengendalikan infeksi dan bisa berbahaya 6. Penatalaksanaan Linen

 Letakkan linen kedalam kantong linen,hindari menyortir linen diruang rawat pasien..

 Cuci linen dengan air panas 70 ˚c,minimal 25 menit,bila dipakai suhu< 70 ˚c pilih zat kimia yang sesuai.

 Petugas yang menangani linen harus mengenakan APD yang sesuai

7. Kesehatan Karyawan

 Setiap petugas harus waspada dalam bekerja,untuk mencegah luka atau cedera saat melakukan tindakan menggunakan jarum,scalpel dan alat tajam lain,saat melakukan prosedur,saat membersihkan instrument dan saat membuang jarum

 Jangan tutup / recap jarum yang telah dipakai,memanipulasi jarum dengan tangan,menekuk arum,mematahkan,melepaskan jarum dari spuit.Buang jarum,spuit,pisau scalpel dan perlatan tajam habis pakai kedalam wadah tahan tusukan/safety box sebelum dibuang ke dalam incinerator.

 Pakai mouthpiece ,resusitasi bag atau peralatan ventilasi lain pengganti metode resusitasi mulut ke mulut

 Jangan mengarahkan bagian tajam jarum kebagian

(7)

tubuh selain akan menyuntik 8. Penempatan Pasien

 Tempatkan pasien yang potensial

mengkontaminasi lingkungan atau yang tidak dapat diharapkan menjaga kebersihan kedalam ruang rawat yang terpisah

 Bila ruang isolasi tidak memungkinkan, upayakan agar prinsip pemisahan tetap terjadi

 Cara penempatan sesuai jenis kewaspadaan terhadap transmisi infeksi.

9. Hygiene respirasi / Etika Batuk

Pasien,petugas ,pengunjung dengan gejala infeksi saluran nafas harus :

 Menutup mulut dan hidung dengan lengan atas saat batuk atau bersin

 Pakai tisu,saputangan,masker kain/medis bila tersedia ,buang ke tempat sampah (yang terlebih dahulu dilapisi kantong plastic )tertutup

 Lakukan cuci tangan sesuai standar.

Manajemen fasilitas kesehatan harus promosi hygiene respirasi atau etika batuk :

 Promosi kepada semua petugas ,pasien,keluarga dengan infeksi saluran nafas dengan demam

 Edukasi petugas,pasien,keluarga,pengunjung akan pentingnya kandungan aerosol dan sekresi dari saluran nafas dalam mencegah transmisi penyakit saluran nafas

 Menyediakan sarana untuk kebersihan tangan (alcohol handrub , wastafel–antiseptic, tissue towel, terutama area tunggu harus diprioritaskan 10. Praktek menyuntik yang Aman

Pakai jarum yang steril, sekali pakai tiap kali penyuntikan untuk mencegah kontaminasi pada peralatan injeksi dan terapi. Bila memungkinkan

(8)

gunakan juga vial sekali pakai walaupun

multidose.Jarum atau spuit yang dipakai ulang untuk mengambil obat dalam vial multidose dapat

menimbulkan kontaminasi mikroba yang dapat menyebar saat obat dipakai untuk pasien lain 11. Pengelolaan Limbah

Limbah infeksius dimusnahkan dengan insenerator, limbah non infeksius dibawa ke TPA, limbah benda tajam dimusnahkan dengan insenerator, limbah feses, urine, darah dibuang ke tempat pembuangan/pojok limbah (spoelhoek).

6. Bagan Alir

7. Unit terkait 1. Kepala Puskesmas 2. Tim PPI

3. Pelaksana Program dan Pelayanan 8. Rekaman

Historis Perubahan

No. Isi perubahan Tanggal di berlakukan Menjaga Kebersihan Tangan

Alat Pelindung Diri

Dekontaminasi Peralatan Perawatan Pengendalian Lingkungan Penatalaksanaan Linen

Kesehatan Karyawan Penempatan Pasien

Higiene Respirasi/Etika Batuk

Praktek Menyuntik yang Aman

Pengelolaan Limbah

Referensi

Dokumen terkait