• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Annisa Sekar Kinasih (H0919016) 2. Aziza Jasmine

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "1. Annisa Sekar Kinasih (H0919016) 2. Aziza Jasmine"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

DISKUSI KELOMPOK 1 (PERTEMUAN KE-13)

KELAS : B

KELOMPOK : 2

NAMA (NIM) : 1. Annisa Sekar Kinasih (H0919016) 2. Aziza Jasmine (H0919023) 3. Brainindya Santya Adiadma (H0919028) 4. Indriani Puji Lestari (H0919053) 5. Melisa Dwi Wulandari (H0919064) 6. Nabilatus Sa’diyah (H0919069)

RESUME APLIKASI PENGAWETAN DENGAN BAHAN ALAMI

KETERANGAN MAHASISWA 1 MAHASISWA 2 MAHASISWA 3 MAHASISWA 4 MAHASISWA 5 MAHASISWA 6 Bahan alami Air kelapa Garam Ekstrak daun

mangga

Ekstrak daun gambir

Daun Katuk (Sauropus

Androgunus L.

Merr)

Buah mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa)

Mekanisme pengawetan dari bahan alami

Bakteri asam laktat selama proses fermentasi air kelapa tua akan memecah glukosa dari air kelapa tua menjadi asam laktat maupun

Garam membantu dalam proses pengeluaran air selama osmosis.

Selain pengaruh konsentrasi garam, pelepasan air dari bahan juga

Daun mangga memiliki

kandungan zat yang bersifat anti bakteri. Ekstrak daun mangga diketahui memiliki

Ekstrak gambir mengandung polifenol atau katekin yang bekerja sebagai antioksidan dan antimikroba.

Aktivitas

Senyawa

flavonoid pada daun katuk memiliki

kemampuan untuk mengikat adhesin, membentuk

kompleks dengan

Ekstrak buah mahkota dewa mengandung zat antimikroba (flavonoid,

saponin, dan tannin) yang dapat

(2)

gula-gula lainnya seperti laktosa, galaktosa,

fruktosa, maltosa, dan sukrosa, sehingga gula dari air kelapa tua dapat

dimanfaatkan dengan baik oleh bakteri asam laktat sumber karbon.

Adanya produk asam laktat yang berasal dari fermentasi air kelapa tua diduga mempunyai fungsi sebagai bahan pengawet alami.

dipengaruhi oleh suhu udara pengering yang digunakan dam lama proses pengeringan. Inti dari proses ini adalah

mengurangi kadar air dalam bahan sehingga bahan pangan memiliki waktu simpan yang lebih lama.

kandungan

senyawa alkaloid, fitosterol, resin, fenol, tanin, flavonoid, saponin dan terkandung juga senyawa mangiferin yaitu golongan xanton yang dapat digunakan sebagai senyawa

antimikroba.

antimikroba tersebut pada ekstrak gambir bekerja dengan cara meningkatkan total fenolik pada produk pangan sehingga dapat menghambat reaksi oksidasi dan menangkap

radikal bebas.

protein ekstraseluler, membentuk

kompleks dengan dinding sel bakteri, serta sifat lipofilik flavonoid juga mungkin dapat merusak membran

mikroba.

memberikan efek penghambatan terhadap pertumbuhan mikroba. Senyawa antimikroba tersebut dapat merusak membran sitoplasma dengan menyebabkan kebocoran pada membran sel. Hal

ini akan

menghambat laju metabolisme mikroba sehingga menurunkan jumlah mikroba perusak dan memperpanjang

(3)

umur simpan produk

Metode aplikasi bahan alami

Perendaman sampel tahu selama 15 menit dengan

konsentrasi 0%, 25%, 50%, dan 75% ke dalam air kelapa yang telah difermentasi dengan

Saccharomyces cerevisiae

sebanyak 1 ml dan Lactobacillus casei sebanyak 1 ml selama 1 - 2 hari.

Ikan terbang disiangi dengan air mengalir dan dibuang isi perutnya,

kemudian tiriskan ikan. Ikan diberi penambahan garam 27%, 34%, dan 41% secara merata. Kemudian ikan direndam selama 3 jam, 6 jam, dan 24 jam, serta bilas ikan dengan air mengalir untuk menghilangkan kristal garam.

Ikan yang

didapatkan dari nelayan secara langsung

kemudian

dibersihkan dan dihilangkan

kepala, ekor dan kotoran kecuali

ikan yang

digunakan penelitian

organoleptik tidak perlu

menghilangkan kepala ekor dan kotoran. kemudian timbang 100 g per

Penambahan endapan kering dari katekin ekstrak gambir pada mie basah

Perendaman daging sapi dengan ekstrak daun katuk.

Mencampurkan ekstrak tepung mahkota dewa ke dalam campuran bahan cuko pempek

(4)

Setelah itu ikan dikeringkan di dalam room drying dengan suhu 30 C sampai 55 C selama 3-5 hari.

masing masing dosis yang akan digunakan yaitu dengan dosis 0%, 10%, 20%, 30%.

Rendam ikan dengan larutan aquades 100 ml dan ekstrak daun mangga sesuai dosis selama 30 menit kemudian simpan di suhu rendah yaitu di showcase.

Produk yang diawetkan

Tahu Ikan terbang Ikan Lemuru Mie basah Daging sapi Cuko pempek

(5)

Penyebab kerusakan

produk yang diawetkan

Kadar air yang tinggi

Ikan memiliki kekurangan

mudah rusak, dan memiliki daya tahan

penyimpanan yang tidak lama pada suhu ruang.

Ikan yang berasal dari perairan tawar maupun asin, tergolong bahan yang mudah mengalami

kerusakan (high perishable

product), dengan kandungan gizi yang tinggi akan memperbesar resiko kerusakan bahan. Kerusakan ini disebabkan oleh proses kimia maupun oleh aktivitas

mikrobiologi.

Kadar air yang tinggi dan masa umur simpannya yang rendah

Tingginya kandungan

protein, lemak, mineral, dan zat lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk

pertumbuhan mikroorganisme.

Aktivitas mikroba perusak dalam bahan pangan

(6)

Proses

terbaik/terpilih untuk

pengawetan produk

Proses

perendaman tahu dalam air kelapa hasil fermentasi dengan

konsentrasi 75%.

Penambahan garam dengan konsentrasi 34%

selama 6 jam dan penambahan garam 27% selama 3 jam

Penggunaan ekstrak daun mangga dengan konsentrasi 20%

pada ikan lemuru selama

penyimpanan suhu rendah.

Pada perlakuan dengan

konsentrasi

ekstrak gambir 0,2%.

Perendaman daging sapi dengan

penambahan 30 ml ekstrak daun katuk.

Penambahan ekstrak buah mahkota sebanyak 25ml/500 ml cuko pempek

Alasan pemilihan proses

terbaik/terpilih

Konsentrasi air kelapa hasil fermentasi 75%

mampu menghambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli dan Salmonella sp.

pada penyimpanan 24-72 jam pada suhu ruang.

Penambahan garam dengan konsentrasi 34%

selama 6 jam membuat

kenampakan, bau, dan tektur menjadi paling baik.

Penambahan garam 27% selama 43 jam memiliki rasa yang terbaik.

Karena pada perlakuan tersebut menghasilkan masa simpan yang paling lama yaitu hingga dua hari dengan nilai total bakteri 8,4 × 10^3 cfu/g, derajat keasaman 6,32 kadar protein 17,28%, kadar air 73,31% dan

Konsentrasi

ekstrak gambir

0,2% akan

menghambat pertumbuhan mikroba sampai hari ke-4 dan memberikan hasil yang optimum

pada uji

organoleptik meliputi rasa, aroma, dan tekstur.

Penambahan 30 ml ekstrak daun katuk dapat menurunkan angka pH, kadar air, total koloni bakteri, dan meningkatkan umur simpan pada daging sapi selama 19,33 jam.

Karena setelah penyimpanan 25 hari memberikan nilai TPC terendah (0,83 x 102 sel/g).

Selain itu, perlakuan D5 memberikan nilai pH tertinggi dan rerata total asam terendah yang menunjukkan penghambatan

(7)

histamine 30,11 ppm.

terhadap pertumbuhan mikroba sehingga

asam yang

dihasilkan rendah serta tidak ada perbedaan yang nyata terhadap aroma dan rasa cuko pempek.

Link sumber referensi

https://ojs.unm.ac.

id/ptp/article/view /12522/8669

https://ojs.unm.ac.

id/ptp/article/view 9625

https://ejournal.u mm.ac.id/index.ph p/fths/article/view /16654

http://ejournal.ke menperin.go.id/jli/

article/view/6526/

pdf_87

http://ejournal.uin- suska.ac.id/index.

php/peternakan/art icle/download/261 /246

https://jurnal.um- palembang.ac.id/e dible/article/view/

3642/2467

(8)

LAMPIRAN

Keterangan: Nama Annisa Sekar Kinasih tidak terlihat karena yang menscreenshot.

Referensi

Dokumen terkait