Audit secara umum dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: . audit operasional, audit kepatuhan, dan audit laporan keuangan. Pemeriksaan laporan keuangan merupakan evaluasi terhadap kewajaran laporan keuangan yang disajikan manajemen secara keseluruhan dibandingkan dengan. Risiko audit merupakan risiko kesalahan auditor dalam memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan yang mengandung salah saji material.
Akuntan memberikan opini tidak wajar jika pelaporan keuangan klien tidak mencerminkan pelaporan keuangan secara jujur. Pelaporan keuangan belum disusun berdasarkan standar pelaporan keuangan. Jumlah dan pengungkapan yang disajikan dalam akun tahunan dicatat, diringkas, diklasifikasikan dan disusun. Bukti audit kompeten yang cukup telah dikumpulkan untuk memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan opini atas laporan keuangan auditan.
Oleh karena itu, masyarakat menginginkan laporan keuangan yang disampaikan kepada mereka direview terlebih dahulu oleh auditor independen. Keduanya memperhatikan terjadinya dan dampak kesalahan dan salah saji yang mempengaruhi laporan keuangan;
KONSEP PENGENDALIAN INTERNAL
Pengendalian internal yang baik memberikan jaminan yang kuat bahwa catatan pelanggan dapat diandalkan dan aset mereka dilindungi. Pengertian pengendalian internal menurut Krismiaji dalam bukunya Sistem Informasi Akuntansi adalah sebagai berikut: “Rencana dan metode organisasi yang digunakan untuk menjaga atau melindungi aset, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat diandalkan, meningkatkan efisiensi, dan mendorong upaya untuk memastikan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen. " Pengendalian internal yang dilaksanakan oleh perusahaan bertujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Dalam buku Zaki Akuntansi Keuangan, dalam menerapkan unsur-unsur sistem pengendalian internal pada suatu perusahaan harus memperhitungkan biaya dan manfaat.Setiap perusahaan mempunyai ciri khusus yang berbeda-beda, sehingga pengendalian internal yang baik pada suatu perusahaan belum tentu baik pada perusahaan lain. . Oleh karena itu, untuk menciptakan pengendalian internal harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Agar tujuan pelaksanaan pengendalian internal dapat tercapai, pengendalian internal harus mempunyai komponen-komponen tertentu yang berkaitan langsung dengan tujuan pengendalian internal. Lima komponen pengendalian internal menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam bukunya Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) (2001) adalah sebagai berikut: .. 3) Kegiatan pengendalian, 4) Informasi dan komunikasi. Lingkungan pengendalian adalah landasan bagi semua komponen pengendalian internal lainnya, yang menyediakan disiplin dan struktur.
Ketika memperoleh pemahaman tentang lingkungan pengendalian, auditor mempertimbangkan dampak kolektif dari kekuatan dan kelemahan berbagai faktor lingkungan pengendalian dalam lingkungan pengendalian yang mungkin mempunyai dampak pervasif terhadap pengendalian internal. Komunikasi melibatkan pemahaman peran dan tanggung jawab individu mengenai pengendalian internal atas pelaporan keuangan. Pemantauan adalah proses menentukan kualitas kinerja pengendalian internal dari waktu ke waktu, yang mencakup penentuan desain dan pengoperasian pengendalian dari waktu ke waktu dan pengambilan tindakan perbaikan.
Hal ini memerlukan adanya “alat” untuk mencegah kesalahan atau kecurangan yang mungkin terjadi, yaitu pengendalian internal kas. Pengendalian likuiditas internal bertujuan untuk memastikan bahwa perbedaan kas dapat diidentifikasi dan penyalahgunaan dana dapat diungkapkan. Secara umum pengendalian internal kas berbeda-beda karena belum adanya standar pengendalian yang dapat diterapkan pada semua jenis usaha.
KONSEP AUDIT INTERNAL
Audit internal merupakan kegiatan penilaian independen dalam suatu organisasi untuk meninjau tindakan secara kritis. Fokus utama audit internal adalah membantu unit kerja operasional mengelola risiko dengan mengidentifikasi permasalahan dan. Pengertian tanggung jawab audit internal menurut Mulyadi dalam bukunya Revisi adalah sebagai berikut: “Pemantauan kinerja pengendalian internal perusahaan”.
Pada dasarnya tujuan utama audit internal dalam suatu organisasi adalah untuk membantu organisasi mencapai tujuannya. Ruang lingkup audit internal harus mencakup pengujian dan evaluasi kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal organisasi dan kualitas kinerja dalam melaksanakan tanggung jawab tertentu. Independensi auditor internal akan dipengaruhi oleh pertimbangan sejauh mana hasil audit internal akan berdampak terhadap kelangsungan pekerjaannya sebagai pegawai.
Namun intervensi ini dapat mempengaruhi “kinerja” audit internal, termasuk mempengaruhi auditor internal untuk menentukan ruang lingkup dan metodologi auditnya. Cerminan independensi yang paling terlihat adalah status organisasi atau kedudukan audit internal dalam struktur organisasi. Oleh karena itu, komitmen manajemen puncak terhadap kedudukan audit internal dalam struktur organisasi perusahaan harus didukung dengan pernyataan tertulis mengenai kewenangan dan independensi auditor internal.
Komitmen auditor internal terhadap independensi harus dituangkan dalam kode etik audit internal perusahaan dan dilaksanakan secara konsisten. Kebebasan dan sikap mental auditor internal akan tercermin dalam laporan audit internal yang lengkap, obyektif dan berdasarkan analisis yang cermat dan tidak memihak. Audit internal harus melaporkan kepada manajemen jika terdapat penyimpangan atau penyimpangan yang terjadi di dalamnya.
Laporan audit internal harus memberikan layanan yang protektif dan konstruktif dari auditor hingga manajemen. Pendekatan audit berbasis risiko bukan berarti menggantikan pendekatan audit konvensional yang diterapkan oleh lembaga audit internal yang selama ini berlangsung. Pendekatan audit berbasis risiko tidak dimaksudkan untuk menggantikan pendekatan audit konvensional yang diterapkan oleh lembaga audit internal yang telah digunakan selama beberapa waktu.
MANAJEMEN RISIKO
Jika diinginkan, audit internal dapat secara proaktif membantu manajemen dalam menetapkan struktur manajemen risiko. Aktivitas audit internal mempunyai mandat yang luas untuk mencakup risiko keuangan, operasional, teknologi informasi, hukum/peraturan, dan strategis. Kombinasi berbagai faktor ini menciptakan tingkat risiko yang tinggi terhadap aktivitas audit internal yang bersangkutan.
Ketidakmampuan merancang prosedur audit internal yang efektif untuk menguji risiko aktual dan pengendalian terkait yang tepat. Dalam mengurangi risiko kegagalan audit, keterlibatan manajemen audit internal dalam proses audit internal (yaitu sebelum penyusunan rancangan laporan) memegang peranan penting. Dengan melibatkan lebih awal pengelolaan aktivitas audit internal dalam proses audit internal, maka potensi masalah dalam transaksi dapat diidentifikasi dan dinilai lebih dini.
Misalnya, aktivitas audit internal diminta oleh unit bisnis untuk menyediakan auditor guna membantu penerapan sistem komputer baru perusahaan. Secara proaktif mengomunikasikan peran dan mandat aktivitas audit internal kepada komite audit, manajemen senior, dan pemangku kepentingan utama lainnya. Kegiatan audit internal yang dipandang dengan tinggi akan mampu menarik para profesional terbaik dan akan dihargai tinggi oleh organisasinya.
Mempertahankan merek yang kuat sangat penting bagi keberhasilan kegiatan audit internal dan kemampuan berkontribusi secara optimal. Sehingga sangat penting bagi kegiatan audit internal untuk selalu mempertimbangkan risiko-risiko yang dapat mempengaruhi reputasi tersebut dan mengembangkan strategi mitigasi untuk mengatasi risiko-risiko tersebut. Lakukan penilaian risiko secara berkala untuk aktivitas audit internal Anda guna mengidentifikasi potensi risiko terhadap merek.
Memastikan aktivitas audit internal mematuhi seluruh kebijakan dan peraturan yang berlaku di organisasi.
KONSEP KECURANGAN (FRAUD)
Bologna (1993) dalam Amrizal (2004) mendefinisikan kecurangan “Penipuan adalah penipuan kriminal yang bertujuan untuk menguntungkan penipu secara finansial.” Artinya, penipuan adalah penipuan kriminal yang dimaksudkan untuk memberikan keuntungan finansial kepada pelaku penipuan. Jadi, berdasarkan pengertian penipuan yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penipuan mencakup segala sesuatu yang dipikirkan oleh orang-orang, yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain, dengan nasehat yang salah atau paksaan terhadap kebenaran, dan mencakup segala hal. cara-cara yang tidak dapat diduga, licik atau tersembunyi, dan segala cara yang tidak masuk akal sehingga menyebabkan orang lain tertipu atau menderita kerugian. Merupakan bentuk penipuan yang paling mudah dideteksi karena berwujud atau dapat diukur/dihitung (nilai pasti). 3) Korupsi.
Faktor keserakahan dan kebutuhan merupakan faktor yang berkaitan dengan pelaku penipuan atau disebut faktor individu. Peran utama auditor internal sejalan dengan fungsi pencegahan kecurangannya adalah berusaha menghilangkan atau menghilangkan penyebab terjadinya kecurangan. Meskipun auditor internal tidak dapat menjamin bahwa penipuan tidak akan terjadi, ia harus menggunakan keterampilan posisinya dengan hati-hati. sehingga diharapkan mampu mendeteksi kecurangan dan memberikan saran yang berguna kepada manajemen untuk mencegah terjadinya kecurangan.
Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh manajemen agar fungsi audit internal dapat secara efektif membantu manajemen dalam melaksanakan tanggung jawabnya dengan memberikan analisis, penilaian, saran dan komentar mengenai kegiatan yang diperiksanya adalah:. Untuk menciptakan struktur pembelajaran yang masuk akal dan sesuai. h) Diselenggarakannya rotasi dan kewajiban pegawai untuk mengambil hari libur. i) Memberikan hukuman yang berat kepada yang melakukan penipuan dan memberikan penghargaan kepada yang berprestasi. j) Membuat program dukungan bagi pegawai yang mengalami kesulitan baik finansial maupun non finansial. k) Penetapan kebijakan perusahaan mengenai hadiah eksternal harus diinformasikan dan dijelaskan kepada masyarakat. orang-orang yang dianggap perlu untuk memperjelas apa itu hadiah, apa itu suap, dan apa yang resmi. l) Penyediaan sumber-sumber tertentu untuk mendeteksi kecurangan karena kecurangan sulit dideteksi dengan penyelidikan biasa. m) Penyediaan saluran pelaporan kecurangan yang terjadi hendaknya diketahui oleh staf sehingga dapat ditangani dengan cara yang benar. Adanya risiko ini mengharuskan auditor internal untuk mengembangkan langkah-langkah preventif untuk mencegah terjadinya kecurangan seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya.
Namun upaya preventif saja tidak cukup, auditor internal juga harus memahami cara mendeteksi kecurangan sejak dini. Setiap jenis kecurangan mempunyai karakteristiknya masing-masing, sehingga untuk mendeteksi kecurangan perlu adanya pemahaman yang baik mengenai jenis-jenis kecurangan yang dapat terjadi pada perusahaan. Sebagian besar penipuan ini dapat dideteksi melalui keluhan dari rekan kerja yang jujur, laporan dari rekan kerja, atau pemasok yang tidak puas yang mengajukan keluhan kepada perusahaan.
Penipuan dapat dikatakan mencakup segala bentuk yang dapat dipikirkan manusia, yang dilakukan oleh siapa pun untuk mendapatkan keuntungan dari orang lain, dengan cara yang salah atau paksaan terhadap kebenaran, dan mencakup semua cara dan cara apa pun yang tidak terduga, licik, atau terselubung. yaitu perbuatan yang tidak wajar sehingga menyebabkan orang lain tertipu atau menderita kerugian.
KONSEP AUDIT INVESTIGATIF
Audit investigatif merupakan suatu kegiatan yang sistematik dan terukur untuk mendeteksi kecurangan sejak suatu peristiwa atau peristiwa atau transaksi diketahui atau diperlihatkan yang dapat memberikan keyakinan yang cukup dan dapat dijadikan bukti yang memenuhi kepastian suatu kebenaran dalam menjelaskan peristiwa yang terjadi sebelumnya. . seharusnya mencapai keadilan (Pusdiklatwas, 2008). Audit investigatif adalah proses pengumpulan dan pengujian bukti-bukti terkait kasus-kasus penyimpangan yang terbukti merugikan keuangan negara dan/atau perekonomian negara, untuk memperoleh kesimpulan yang mendukung tindakan litigasi dan/atau perbaikan manajemen. Pemeriksaan investigatif meliputi pemeriksaan penghitungan kerugian keuangan negara, pemeriksaan hambatan pembangunan normal, pemeriksaan peningkatan kerusakan.